teori feature detection

6
dengan model deteksi fitur , gambar stimulus , bukannya cocok secara keseluruhan untuk template , dipecah menjadi fitur komponen . Fitur adalah bagian atau bagian dari suatu objek. idenya adalah bahwa setiap kombinasi yang berbeda dari fitur unik menentukan objek yang berbeda . huruf tegak dapat ditentukan oleh fakta bahwa ia memiliki garis horizontal pendek sebagai salah satu fitur dan dua baris lagi diagonal sebagai fitur tambahan. dapat

Upload: charolina-novia-damayanti

Post on 29-Jan-2016

442 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

asik.

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Feature Detection

dengan model deteksi fitur , gambar stimulus , bukannya cocok secara keseluruhan untuk template , dipecah menjadi fitur komponen . Fitur adalah bagian atau bagian dari suatu objek. idenya adalah bahwa setiap kombinasi yang berbeda dari fitur unik menentukan objek yang berbeda . huruf tegak dapat ditentukan oleh fakta bahwa ia memiliki garis horizontal pendek sebagai salah satu fitur dan dua baris lagi diagonal sebagai fitur tambahan. dapat dibedakan dari huruf tegak B , yang memiliki garis vertikal panjang dan dua loop pendek sebagai fitur .

Page 2: Teori Feature Detection
Page 3: Teori Feature Detection
Page 4: Teori Feature Detection

Feature detection atau sering juga disebut dengan pandemonium adalah suatu proses pengenalan

stimulus melalui rangsangan visual. Teori feature detection adalah bahwa kita mempunyai sel-sel di

dalam korteks pada penglihatan kita yang akan bekerja hanya pada respon-respon stimulus tertentu yang

kita kenali. Teori integrasi future juga mengatakan bahwa oang-orang akan mampu mendeteksi adanya

suatu fitur tanpa mengetahui fitur itu akan ditampilkan. Dengam demikian feature detection ini akan

bekerja ketika mereka menerima input saat kita melihat suatu bentuk tertentu.

Pandemonium merupakan salah satu sistem atau metode dalam rekognisi pola (pattern recognition)

yang menggunakan analisis tampang (feature analysis).Sistem ini merupakan salah satu cara untuk

menggambarkan bagaimana terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang

diindera oleh manusia.Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian hantu (demon) yang berperan

menganalisispola-pola yang diindera. Masing-masing demon memiliki tugas yang berbeda-beda

( Majorsy,2012)

Menurut Oliver Selfridge (1959) pandemonium yaitu sebuah paradigma untuk belajar untuk simposium

pada mekanisasi proses pemikiran. Dimana pemerintah pusat menghipotesis bahwa surat-surat

diidentifikasi melalui fitur fitur komponen. Pendekatan ini di kembangkan selama bertahun-tahun, tapi

kunci untuk mendukungnya kurang lengkap. Penelitian terbaru telah dimulai untuk memberikan bukti

penting yang mendukung fitur-based. Surat persepsi ini menggambarkan sifat dari fitur itu sendiri dan

waktu perjalanan proses yang terlibat. Para peneliti yang pertama kali mempelajari tentang

human pattern recognition dalam cara yang sistematis yang disebut Psikologi Gestalt dikarenakan

keyakinan mereka bahwa keseluruhan persepsi dari suatu objek (atau gestalt) adalah lebih besar

daripada jumlah dari bagian-bagian individual. Seorang psikolog kontemporer, Anne Treisman, sangat

meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana orang-orang mengenali pola-pola, bahkan hal

duniawi, seperti papan reklame yang kita lihat setiap hari di pinggir jalan.Jackson (1987) memperpanjang

Page 5: Teori Feature Detection

model Selfridge, modelnya termasuk demon yang dapat menyebabkan tindakan di dunia eksternal (di

luar kotak pandemonium) dan dapat bertindak atas demon lainnya.

Berdasarkan pada teori integrasi fitur, kita terkadang dapat memproses kesan pada papan reklame

secara otomatis, dengan semua bagian-bagian dalam layar yang diproses pada waktu yang sama. Pada

waktu yang berbeda kita memerlukan perhatian yang terfokus, dengan masing-masing item dalam layar

yang diproses satu per satu (Treisman, 1988; Treisman & Gelade, 1980). Teori integrasi fitur mencakup

dua tahap pengolahan: preattentive processing dan focused prosessing. Teori dari Treisman

memperkirakan bahwa orang-orang harus fokus pada perhatian mereka akan stimulus sebelum mereka

dapat mensintesis fitur-fitur tersebut ke dalam suatu pola. Sebuah fitur tunggal, bagaimanapun, dapat

diterima tanpa fokus tersebut. Antara lain, teori ini menyarankan bahwa untuk mendapatkan efeksivitas

yang maksimum, pengiklan seharusnya menjaga jumlah fitur yang berada pada papan reklame mereka

secara minimal.

Teori integrasi fitur menunjukkan bahwa orang-orang akan mampu mendeteksi adanya satu fitur

tanpa mengetahui dimana fitur itu akan ditampilkan. Hasil prediksi yang tidak biasa ini merupakan tahap

preattentive prosessing dari Treisman. Selama tahap focused  prosessing, ketika orang-orang mencari

suatu kombinasi dari dua atau lebih fitur yang diintegrasikan, mereka akan menyadari dimana fitur itu

berada pada layar karena mereka memprosesnya dengan perhatian penuh. Dalam contoh papan

reklame itu, fitur yang harus mereka integrasikan lebih sedikit, hanya sedikit perhatian yang mereka

butuhkan untuk mengalokasikan pada layar.

feature detection adalah operasi tingkat rendah dalam pengolahan citra.