teodas plastik

6
II.TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pengemasan Pengemasan memegang peranan yang besar dan penting dalam kehidupan sehari – hari manusia. Karena manusia hampir selalu menggunakan produk – produk yang dikemas, seperti makanan & minuman, kosmetik, obat-obatan ataupun produk – produk kebutuhan rumah tangga lainnya, maka pasti kita akan selalu “bertemu” kemasan. Oleh karena peranan yang penting itulah, maka kemasan harus dibuat dengan memenuhi standar yang tinggi dan memenuhi syarat – syarat yang sudah ditetapkan baik oleh BPOM ataupun oleh lembaga – lembaga Internasional, seperti ISO (GMP, HACCP), CE, dll. Sehingga, produk – produk yang dikemas tersebut bisa dikonsumsi dengan baik, sehat dan aman Secara global ada 4 (empat) sektor indusri pengguna kemasan. Sektor industri makanan & minuman adalah sektor industri terbesar pengguna kemasan. Sektor ini menguasai sekitar 51% penggunaan kemasan, diikuti sektor industri rumah tangga 25%, sektor industri lain 15%, dan yang terakhir sektor industri farmasi dan kecantikan 9%. Sedangkan dari segi jenis kemasan yang digunakan, sebagian besar didominasi oleh penggunaan kaleng, gelas, keramik, logam dan aluminium sebesar 30%, kemudian diikuti oleh kotak karton gelombang 20%, plastik

Upload: wildros4

Post on 09-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori dasar plastik

TRANSCRIPT

Page 1: Teodas Plastik

II.TEORI DASAR

2.1 Pengertian Pengemasan

Pengemasan memegang peranan yang besar dan penting dalam kehidupan

sehari – hari manusia. Karena manusia hampir selalu menggunakan produk – produk

yang dikemas, seperti makanan & minuman, kosmetik, obat-obatan ataupun produk –

produk kebutuhan rumah tangga lainnya, maka pasti kita akan selalu “bertemu”

kemasan. Oleh karena peranan yang penting itulah, maka kemasan harus dibuat

dengan memenuhi standar yang tinggi dan memenuhi syarat – syarat yang sudah

ditetapkan baik oleh BPOM ataupun oleh lembaga – lembaga Internasional, seperti

ISO (GMP, HACCP), CE, dll. Sehingga, produk – produk yang dikemas tersebut bisa

dikonsumsi dengan baik, sehat dan aman

Secara global ada 4 (empat) sektor indusri pengguna kemasan. Sektor industri

makanan & minuman adalah sektor industri terbesar pengguna kemasan. Sektor ini

menguasai sekitar 51% penggunaan kemasan, diikuti  sektor industri rumah tangga

25%, sektor industri lain 15%, dan yang terakhir sektor industri farmasi dan

kecantikan 9%.

Sedangkan dari segi jenis kemasan yang digunakan, sebagian besar

didominasi oleh penggunaan kaleng, gelas, keramik, logam dan aluminium sebesar

30%, kemudian diikuti oleh kotak karton gelombang 20%, plastik rigid/semi rigid

14%, flexible pack/laminating 15%, kotak karton lipat 12% dan yang terakhir adalah

kertas/label sebesar 9%.

Ada beberapa Fungsi Kemasan yang harus diketahui baik oleh pembuat

maupun pengguna kemasan :

1.      Kemasan sebagai PELINDUNG.

Kemasan harus dapat melindungi produk, baik  dari pengaruh luar maupun

dari dalam, seperti sinar ultra violet, kelembaban, pengaruh O2 serta harus dapat

melindungi dari pengaruh Handling yang tidak benar. Penggunaan bahan baku yang

berkualitas dan Handling yang benar merupakan upaya melindungi produk mulai dari

Page 2: Teodas Plastik

saat dikemas, dikonsumsi, hingga tanggal kadaluarsa atau saat digunakan oleh

konsumen.

2.      Kemasan sebagai DAYA TARIK/AKTRAKTIF.

Diperlukan keahlian dalam memadukan peran desain, proses cetak dan

finishing serta proses pembuatan di mesin pengemasan. Bentuk, ukuran, warna serta

jelas dan lengkapnya informasi yang dicetakkan harus dapat menimbulkan suatu daya

tarik yang luar biasa kuat. Penampilan gambar atau ilustrasi ini sangat mempengaruhi

75% keputusan konsumen  untuk membeli suatu produk.  Jadi, kemasan sangat

menentukan ketertarikan konsumen terhadap suatu produk. Jika kemasannya bagus

dan menarik, konsumen akan mengamati lebih detail produk yang ditawarkan

tersebut. Selanjutnya,  penentuan keputusan pemilihan produk yang akan dibeli hanya

berlangsung  3 (tiga) detik sebelum konsumen  meninggalkan tempat tersebut. Bentuk

kemasan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus selalu merupakan

produk kreatif dan inovatif serta  mengikuti tren yang sedang berkembang, sehingga

dapat tampil beda atau selangkah lebih maju dari kemasan – kemasan sejenis yang

ada.

3.      Kemasan sebagai PROMOSI TERSELUBUNG.

Secara tidak langsung, perwajahan total suatu kemasan harus dapat “Menjual

dirinya”, mampu berkomunikasi dengan baik dan menjadi iklan gratis atau promosi

terselubung bila didisplai di etalase atau pada saat pendistribusiannya.

4.      Kemasan sebagai ALAT PENANDAAN.

Cetakan yang tertera di kemasan, harus tertulis, terbaca dan terlihat dengan

jelas jenis produk, nama produsen atau pengimpor dan pengedar di Indonesia,

isi/berat, ukuran, cara penggunaanya dan tanda – tanda lainnya yang diperlukan,

seperti: Nutrition Fact, No Pendaftaran (PIRT/MD/ML), Label Halal, Barcode,

Expire Date, dll.

5.      Kemasan sebagai ALAT PEMINDAHAN.

Kemasan merupakan wadah bagi produk dan sekaligus dapat berfungsi

sebagai alat yang memudahkan produk tersebut untuk dibawa   dalam proses

Page 3: Teodas Plastik

pemindahan produk dari produsen sampai ke konsumen atau dari suatu tempat ke

tempat lain dalam jumlah berat atau jumlah isi tertentu.

6.      Kemasan sebagai BRAND IMAGE.

Brand image membuat konsumen atau siapapun  yang melihat sepintas suatu

kemasan, dapat segera mengetahui produk yang dikemasnya. Hal ini dikarenakan

adanya suatu ciri unik yang mudah dikenali atau ciri khusus yang  sudah melekat di

kemasan produk tersebut  sejak lama. Ciri khusus/unik tersebut juga sangat

memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Branding sangat

mempengaruhi konsumen untuk memilih suatu produk secara emosional sebelum

dipikir secara rasional karena otak sebelah kiri yang mengontrol emosi lebih cepat

bereaksi. Aspek penggunaan warna juga sangat berperan dalam membentuk Brand

Image suatu produk. Produk yang ditujukan ke segmen wanita, selalu menggunakan

warna-warna muda, putih dan warna-warna segar lainnya. Sedangkan warna-warna

kuat digunakan untuk produk-produk yang ditujukan  untuk pria.

2.2 Kemasan Plastik

Berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2012, plastik

merupakan bahan dasar yang paling populer dipakai untuk kemasan pangan.

Ada yang dapat dilunakkan berulang dengan pemanasan (thermoplastic), adapula

yang tak dapat dibentuk kembali dengan pemanasan (thermosetting).

Jenisnyapun bermacam-macam, mulai dari PET, HDPE, PVC, LDPE, polipropilen,

polistiren, hingga polikarbonat.

1. PET atau PolyEthylene Terephthalate adalah Jenis Plastik yang hanya bisa

sekali pakai, seperti biasa Botolair Mineral dan hampir semua Botol minuman

lainnya. Jika pemakaiannya dilakukan secara berulang, terutama menampung air

panas, lapisan polimer botol meleleh mengeluarkan zat karsinogenik dan dapat

menyebabkan Kanker.

Page 4: Teodas Plastik

2. HDPE atau High Density PolyEthylene merupakan Jenis Plastik yang Aman jika

dibandingkan dengan Jenis Plastik PET karena memiliki sifat tahan terhadap suhu

tinggi. Sering dipakai untuk Botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, Botol

Galon air minum, dan lain-lain. Meski demikian, jenis plastik disarankan untuk tidak

dipakai berulang.

3. PVC atau PolyVinyl Chloride merupakan Jenis Plastikyang sulit didaur ulang,

seperti botol-botol Plastik dan Plastik Pembungkus. Jangan gunakan Plastik jenis ini

untuk membungkus makanan karena jenis plastik ini memiliki kandungan PVC atau

DEHA yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.

4. LDPE atau Low Density PolyEthylene merupakan Jenis Plastik yang bisa didaur

Ulang, baik dipakai untuk tempat minuman maupun makanan.

5. PP atau PolyPropylene juga baik digunakan untuk tempat minuman maupun

makanan. Jenis Plastiksemacam ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap

yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum bayi.

6. PS atau PolyStyrene merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat

minum atau makanan sekali pakai. Mengandung bahan bahan Styrine yang berbahaya

untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada

masalah reproduksi dan sistem saraf.