tengger padat
TRANSCRIPT
SUKU TENGGER
Ainul Khilmiah
Alfi Aulia Abdu
KONDISI GEOGRAFIS SUKU TENGGER
Berada di sekitar Gunung Bromo Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Malang
Kondisi Geografis
Mempengaruhi
Kepercayaan
Mempengaruhi
Upacara Adat
Wilayah Adat
“Sabrang Kulon” Brang Kulon diwakili oleh Desa Tosari kecamatan Tosari kabupaten Pasuruan
“Sabrang Wetan”Brang Wetan di wakili oleh Desa Ngandisari,
Wanantara, Jetak Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo
Perwakilan oleh Desa Tosari dan tiga desa tersebut mengacu pada prosesi pembukaan
Upacara Karo
Kurniasudar
SEJARAH SUKU TENGGER
Suku Tengger berasal dari kerajaan MAJAPAHIT
Pada tahun 1364 Gajah Mada Wafat. Namun, Majapahit di bawah pemerintahan
HayamWuruk berhasil mempertahankan kejayaannya sampai ia wafat tahun 1389.
Kekuasaan Majapahit kemudian di perintah oleh Wikramawardana, menantu Hayam
Wuruk. Sejak saat itulah Majapahit mengalami kemunduran (M. Junaedi Al Anshori)
TENGGER
Roro anTENG Joko seGER
TENG GER
SEJARAH
Sekitar wafatnya hayam wuruk tahun1389, Majapahit mulai mengalami kemunduran dan penduduknya banyak melakukan migrasi ke beberapa tempat salah satunya lereng gunung bromo
Islam masuk ke pulau jawa sekitar tahun 1426 Orang hindu yang tinggal di daerah pantai (Pasuruan,
Probolinggo) terdesak dan berpindah ke lereng gunung Tengger dan membuat perkumpulan bernama tiyang tengger
Abad ke-16 datanglah hindu parsi dan suku tengger beralih ke agama hindu parsi
Suku tengger masih sulit menghilangkan kepercayaannya sehingga terjadi perpaduan.
Sekarang , penduduk suku tengger mayoritas abergama hindu dan sebagian lain beragama Islam, Kristen dan Budha
KEPERCAYAAN SUKU TENGGER
Kepercayaan Hindu Mahayana
Di kenal pada masa Kerajaan Singosari
Berkembang pada masa Kerajaan
Majapahit
Suyono menyatakan bahwa :
pada abad 16 Suku Tengger berpindah agama dari Hindu Mahayana menjadi Hindu Parsi.
KEPERCAYAAN SUKU TENGGER
Kepercayaan Nenek Moyang
Masih memegang tiga prinsip pemujaan meski ada Hindu Parsi :
Pemujaan kepada alam semesta
Pemujaan kepada leluhur
Pemujaan kepada Tuhan
Masih melakukan serangkaian upacara ritual untuk menghormati nenek moyang
KEPERCAYAAN SUKU TENGGER
Gunung Bromo sebagai tempat persembahan hewan ternak dan
hasil bumi upacara Kasada
Kepercayaan Gunung Bromo
Persembahan dilakukan untuk menghormati Raden Kusuma
Persembahan dilakukan agar Suku Tengger tidak terkena
bencana
KEPERCAYAAN SUKU TENGGER
Pengaruh Agama Islam terhadap Agama Hindu
Keterbukaan dan kesenangan dalam berdagang membuat
sebagian masyarakat menganut agama Islam
Penganut umat Islam yang dulu menganut agama Hindu masih
mempercayai ngelmu
UPACARA KASADA
Berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat mengenai legenda Roro Anteng dan Joko Seger
Upacara dilakukan pada tanggal ke-15 (bulan purnama), pada bulan ke-10
Ada tiga tempat penting dalam
prosesi perayaan kasada:
1. Rumah dukun adat
2. Pura Luhur Poten
3. Kawah Gunung Bromo
Suku tengger memberikan persembahan untuk kawah gunung bromo dalam upacara Kasada
Upacara yang dilakukan oleh suku Tengger dalam sewindu sekali menurut penanggalan
suku Tengger
Selalu ada pengorbanan dalam bentuk kerbau
Kerbau di arak dari kampung menuju sanggar utama sambil membaca doa-doa
dan mantra
UPACARA UNAN-UNAN
Prosesi pengarakan kepala kerbau telah sampai di Sanggar utama
Upacara karo dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger untuk memuliakan tradisi
leluhur.
wujud syukur masyarakat Tengger terhadap para leluhur masyarakat
Tengger.
Upacara Karo berlangsung selama 15 hari dimulai pada hari ketujuh di bulan karo
(kedua)
UPACARA KARO
RANGKAIAN UPACARA KARO
1. Selamatan ping pitu
2. Prepekan karo.
3. Penari menari untuk menghormati arwah di beberapa tempat yang di anggap penting dan
keramat
4. Warga berkunjung ke rumah kepala desa terutama oleh tetua adat, tokoh masyarakat
dan pamong desa.
5. Warga berkunjung ke rumah kepala desa sambil membawa tumpeng
6. Dukun melafalkan mantra yang di tujukan untuk tumpeng.
7. Warga berebut tumpeng gede.
8. Dukun dan pembatunya mempersiapkan acara nundung roh “memulangkan roh”.
9. Dukun melakukan perjalanan keliling desa mengunjungi setiap warga desa dengan
membawa prapen (tungku api) dan air suci.
10. Upacara penutup Sandranan
Bersumber dari Yodi kurnadi dalam bukunya “Adat Istiadat Masyarakat Jawa Timur”
TARIAN SODORAN
Tarian sodoran ini merupakan lambang
dimana dua bibit manusia bertemu. Dua bibit tersebut
adalah laki-laki dan perempuan. Yang di
maksud dengan laki-laki dan perempuan tersebut yakni Roro
Anteng dan Joko Seger
UPACARA-UPACARA LAINEntas-entas
Menyucikan arwah orang-orang yang sudah meninggal
dunia
Pujan MubengBertujuan memohon keselamatan
dusun dengan memberikan sesajen-sesajen
SesayutUpacara 7 bulanan orang hamil
Praswata garaUpacara perkawinan masyarakat
Tengger
Wujud Fisik / Artefak
Pura Luhur Poten Bromo
Berdiri pada tahun 2000
Mempunyai 3 bagian
Mandala Madya
Mandala UtamaMandala Nista
Pura di bangun menghadap ke barat
Tempat pemujaan menghadap ke arah timur
Wujud Fisik / Artefak
Tempat sesaji berisi hasil bumi, ternak peliharaan dan ayam.
Digunakan dalam Upacara Kasada
ONGKEK
Wujud Fisik / Artefak
Digunakan pada seluruh rangkaian ritual upacara
perkawinan
Boneka Petra / Pitra
Pada upacara entas-entas petra di bakar di Pendayangan
terbuat dari kembang, tanaman dan kain
3- 4 meter
Wujud Fisik / Artefak
berdiri sejajar dengan tanah.
Lebar rumah 4 – 8 m2
panjang 15-29 m2
Terbuat dari papan kayu dengan atap genting
Hanya punya dua jendela dan satu pintu
Di dalam rumah terdapat sanggar(tempat sesaji dan
senjata pusaka
Rumah Suku Tengger
DAFTAR PUSTAKA Al Anshori, M. Junaidi. 2010. Sejarah Nasional
Indonesia Masa Pra Sejarah sampai Masa
Proklamasi Kemerdekan. Jakarta:PT Mitra Aksara
Panaitan
Arie Yoenianto, 2013, Suku Tengger Rayakan
Tradisi Karo,
http://daerah.sindonews.com/read/796335/23/suku-tengger-rayakan-tradisi-karo
, di akses tanggal 24 Oktober 2014
Editor, 2013, Suku Tengger Jawa Timur,
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1078/suku-tengger-jawa-timur
, di akses pada tanggal 15 Oktober 2014
Komang Agus Rupawan, 2012, Pura Luhur Poten
Gunung Bromo-Istana Dewa di Tengah Lautan Pasir,
http://www.tribunnews.com/lifestyle/2012/10/28/pura-luhur-poten-gunung-bromo-istana-dewa-di-tengah-lautan-pasir
, di akses pada tanggal 23 Oktober 2014
Kurniasudar, 2013, Suku Tengger,
http://kurniasudiar.wordpress.com/2013/05/06/suku-tengger/
, di akses pada tanggal 23 oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA Kurniadi, Yodi. 2009. Adat Istiadat Masyakarat Jawa
Timur. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.
Raka Wiryawan, 2012, Sejarah Suku Tengger,
http://way4x.wordpress.com/cerita-tanah-leluhur/sejarah-suku-tengger/
, di akses pada tanggal 24 Oktober 2014
Simanhadi, Widyaprakosa. 1994. Masyarakat
Tengger, Latar Belakang Dareah Taman Nasional
Bromo.Yogyakarta:Kanisius
Slamet Subekti,_____, Pemaknaan Ritual Pada
Komunitas Tengger Jawa Timur,
https://www.academia.edu/3639010/PEMAKNAAN_RITUAL_KASADA_PADA_KOMUNITAS_TENGGER_JAWA_TIMUR
, di akses tanggal 24 Oktober 2014
Suyono, RP. 2009. Mistisme Suku Tengger.
Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara
Turmudi, Endang. 2008. “Pendidikan Islam Setelah
Seabad Kebangkitan Nasional”.Ilmu-ilmu Sosial
Indonesia XXXIV