template koran si -#1 · ngimplementasikan agropan-casila agar terwujudnya...

1
Komunikasi yang har mo n is antara pe merintah pusat dan daerah akan me mu l us kan sel uruh pro gram pem ba ngun a n yang direncanakan, baik oleh pusat, daerah, ataupun ber sama. akarta merayakan hari ulang tahun ke-493 di tengah masa PSBB transisi untuk bersiap me- masuki normal ba- ru. Di era normal baru, persoalan Jakarta sebe- narnya tetap saja pada dua persoalan utama, yakni meng- atasi banjir dan mengurai kema- cetan lalu lintas, di samping tetap fokus mengatasi pandemi Covid-19. Penanganan banjir dan ke- macetan lalu lintas yang baik dan benar mensyaratkan harus bisa diterapkan secara teknis, layak secara ekonomi dan pem- biayaan, menguntungkan se- cara politis, serta operasional secara administratif. Kom- pleksitas kebijakan publik ka- rena tidak ada persoalan publik yang monosektoral dan mono- regional. Penanganan masalah banjir dan macet harus dilihat secara komprehesif dari segi rencana tata ruang wilayah, teknik sipil, manajemen trans- portasi, adminstrasi dan kebi- jakan publik, peraturan hukum, sosiologi masyarakat, hingga perekonomian. Untuk itu, perlu didorong dan dibangun kerja sama antardaerah. Kerjasamaantardaerahmen- syaratkan kejelasan batas admi- nistrasiwilayahuntukmenentu- kan siapa yang tepat layak ber- partisipasidalamkerjasama.Ba- tasan ruang lingkup kerja sama memberikan spesifikasi rentang persoalan yang akan diselesai- kan oleh para aktor/pemangku kepentingan/pengambil ke- putusan/kepala daerah. Peran setiap posisi sebagai posisi yang akan dipegang dan diemban oleh para aktor yang tepat. Batas kewenangan dan prosedur memberikan preskrip- si tindakan apa yang akan di- ambil oleh pemegang posisi se- cara khusus. Aturan aliran in- formasi menyangkut tentang informasi yang oleh para aktor boleh dan harus disampaikan kepada pihak lain. Prosedur pe- ngambilan keputusan berkaitan dengan preskripsi cara-cara ke- putusan kolektif yang akan di- ambil, misal voting dengan suara mayoritas atau arbitrasi. Teknik pendanaan menunjuk pada biaya dan manfaat yang harus didistribusikan sebagai hasil dari sebuah keputusan. Kejelasan kewenangan pe- merintah pusat dan daerah mencakup paradigma pemba- ngunan inklusif dari bawah, se- mangat otonomi daerah, dan prinsip desentralisasi yang se- hat. Komunikasi yang harmonis antara pe- merintah pusat dan daerah akan me- mulus - kan seluruh program pembangun- an yang direncanakan, baik oleh pusat, daerah, ataupun ber- sama. Selain itu, harus dihindari kesalahan yang sering kali ter- jadi dalam proses pengambilan keputusan, yakni pengambil ke- bijakan menolak sesuatu yang benar, menerima sesuatu yang salah, serta memecahkan masa- lah yang salah. Populisme dan politisasi kebijakan publik se- ring kali muncul dalam meng- atasi persoalan kota. Untuk itu, kepala daerah harus menghin- dari respons yang konfrontatif dan politis, tidak terjebak eks- klusivitas populisme, eksekusi kebijakan tidak boleh lemah, harus ada capaian kebija- kanyangmenon- jol, serta mem- buang sikap ego sektoral. Kepala dae- rah dituntut mampu mela- kukan koordi- nasi antarregional melalui kerja sama antardaerah, menguatkan hubungan antara pusat dan daerah, menyadarkan warga, menata ruang kota dan wilayah, menyusun peta jalan pena- nganan masalah kota, serta berpikir rasional dalam setiap proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah kota. Cakupan bidang kerja sama antardaerah fokus pada penanganan banjir dan macet. Pemerintah DKI Jakarta harus menata bantaran 13 su- ngai utama dengan memadu- kan normalisasi dan naturali- sasi secara harmonis. Targetkan penataan tiga kali per tahun sehingga pada tahun kelima se- mua kali tuntas dibenahi. Per- mukiman di bantaran kali dire- lokasi agar kali bisa diperlebar dan diperdalam sehingga kapa- sitas daya tampung air optimal. Revitalisasi situ, danau, em- bung, dan waduk (SDEW) (109), ditargetkan 20 SDEW per tahun sehingga tahun kelima SDEW tuntas dibenahi. Badan SDEW diperlebar, dikeruk, dan diperdalam untuk meningkat- kan kapasitas daya tampung air hujan. Saluran mikro/ter- sier/lingkungan, meso/sekun- der/kawasan, dan makro/pri- mer/kota harus bebas sampah, limbah, lumpur, serta bangun- an. Rehabilitasi saluran air terintegrasi dengan revitalisasi trotoar dan penataan jaringan utilitas bawah tanah secara terpadu. Menambah luas RTH Ja- karta dari 9,98 persen (2020) menjadi 30 persen (2030). Semakin luas RTH semakin besar kemampuan daya serap air tanah meredam banjir. Ta- man, hutan kota, pemakaman, menghijaukan median jalan, bantaran kali, tepi rel kereta api, kolong layang, dan bawah sa- luran udara tegangan tinggi, ha- rus lebih banyak dibangun. Prinsip dasar mengurai kema- cetan lalu lintas adalah mendo- rong warga beralih ke angkutan umum dan terbiasa berjalan kaki atau bersepeda saat beper- gian dalam jarak dekat. Maka itu, diperlukan pembatasan pergerakan kendaraan pribadi ke pusat kota, menyediakan angkutan umum yang terinte- grasi, serta trotoar dan jalur sepeda. Pemerintah DKI mengem- bangkan kawasan terpadu di sekitar titik simpul jaringan angkutan umum halte/stasi- un/terminal. Kawasan dileng- kapi hunian vertikal, fasilitas pendidikan, perkantoran, pu- sat perbelanjaan/pasar, dan ta- man. Warga berjalan kaki atau bersepeda dalam kawasan. Se- lain itu, segera memperbanyak kantong parkir dan mengin- tegrasikan angkutan massal. Dirgahayu Kota Jakarta. p eringatan hari lahir Pancasila ke-75 ta- hun ini sangat mo- numental karena dunia (termasuk Indonesia) lagi di- landa pandemi Co- vid-19 (korona). Pandemi ko- rona ternyata berhasil men- dekonstruksi dan memperta- nyakan keberlanjutan sistem kapitalis yang mendominasi dunia saat ini. Peringatan Food and Agriculture Organization (FAO) tentang ancaman krisis pangan dan bencana kelaparan 276 juta jiwa oleh World Food Programme (WFP) pasca pan- demi korona semakin memper- tegas bahwa dunia butuh sistem baru tata kelola pertanian (pa- ngan). Lalu bagaimana Indo- nesia merespons peringatan tersebut? Merajut Isu Pembangunan pertanian di Indonesia, memberikan ambi- guitas bagi para pelaku per- tanian. Potensinya besar, na- mun tidak ditopang dengan ke- berpihakan politik menyebab- kan kemiskinan dan keterting- galan masih menjadi momok yang belum terselesaikan hing- ga kini. Alhasil, di tengah pan- demi korona, negara meng- alami ketidakmampuan menja- min terpenuhinya ketersediaan pangan dengan baik. Perta- nyaannya, mengapa hal ini terjadi? Semua ini dikarenakan tidak adanya tata kelola pertanian yang komprehensif sehingga dibutuhkan pemahaman terha- dap isu strategis yang mampu mengurai sekaligus merajutnya menjadi pemahaman atau kon- sep yang kontekstual. Untuk itu, terdapat enam isu strategis yang perlu dirajut untuk me- lahirkan konsep dan pende- katan baru dalam pertanian: pertama, pertanian adalah sek- tor hajat hidup orang banyak. Awal 2009, penulis melihat fenomena keterkaitan “petani, kelaparan, dan kerusuhan”. Fenomena ini didukung FAO (2009) yang mengungkapkan kenaikan harga bahan pokok sebagai pemicu kerusuhan di negara-negara berkembang. FAO mengingatkan, apabila warga mengalami keterbatasan pangan sehingga terjadi kela- paran, maka akan terjadi tiga opsi, yakni rusuh, bermigrasi, atau mati. Kedua, liberalisme perta- nian sebagai bentuk neokolo- nialisme. Pada medio 2012, penulis merasakan hadirnya “agrokolonial” yang ditandai dengan sikap pemerintah Indo- nesia di ajang World Economic Forum (WEF) yang menyepa- kati kemitraan dengan 14 per- usahaan swasta (transnasional) pertanian. Aroma liberalisasi pangan begitu terasa yang kemudian terbukti lima tahun kemudian. Di mana kemitraan dengan perusahaan transnasio- nal tersebut tidak berdampak terhadap penurunan angka in- deks gini di perdesaan. Ketiga, politik dan kebijakan pertanian yang berpihak petani. Isu ini adalah respons penulis ataskebijakankementerianper- tanian menghadapi MEA (Ma- syarakat Ekonomi ASEAN) dan posisi penataan relasi kuasa pa- ngan yang absurd. Atas situasi ini, penulis memberikan tiga so- lusi: (1) pemerintah harus mem- persenjatai petani dengan pe- ngetahuan dan teknologi; (2) memperkuat benteng komo- ditas sesuai konteks ekologi; dan (3) menciptakan sekutu kedau- latan pangan. Ketiga solusi ter- sebut hanya bisa dilakukan apa- bila pemerintah menitikberat- kan kekuatan petani dalam kuasa pertanian dan mengajak para pihak untuk bersama- sama petani menata persoalan pertanian. Keempat, kedaulatan pa- ngan. Isu ini merupakan res- pons penulis atas “salah makna” kedaulatan pangan oleh peme- rintah. Untuk menuju kedau- latan pangan, seyogianya pe- merintah memfasilitasi konso- lidasi kaum tani melalui organi- sasi tani, memastikan keterse- diaan alat-alat produksi yang dibutuhkan kaum tani, mem- perkuat kapasitas serta kelem- bagaan (hulu-hilir) petani, membangun konsorsium seba- gai media rembuk petani-peme- rintah-pihak lainnya, dan me- revisi regulasi yang mengham- bat tumbuh dan berkembang- nya aktivitas petani. Namun de- mikian, tanpa kerja sama yang baik, dipastikan semua tidak akan terwujud. Kelima, membangun “kerja bersama petani-pemuda desa”. Penulis beranggapan bahwa jalan yang harus ditempuh pe- merintah untuk mencapai ke- daulatan pangan adalah kerja bersama petani-pemuda desa. Dalam hal ini, lima upaya yang bisa dilakukan untuk mengge- rakkan petani-pemuda desa: (1) petani-pemuda desa harus memiliki kemampuan yang unggul, inovatif, dan berkarak- ter kewirausahaan sosial berba- sis teknologi; (2) petani-pemu- da desa harus mampu memba- ngun jejaring kerja untuk me- ngawal, mengkritisi, dan mere- komendasikan kebijakan yang memiliki semangat memak- murkan rakyat Indonesia; (3) petani-pemuda desa haru mampu membangun sistem informasi dan teknologi digital; (4) petani-pemuda desa harus memiliki kesadaran spasial; dan (5) petani-pemuda desa harus memiliki kemampuan mema- hami potensi resiliensi yang dimilikinya. Adapun isu keenam adalah tata kelola pertanian. Tata ke- lola pertanian harus disertai de- ngan tata kelola perdesaan. Untuk tata kelola pertanian, meliputi: (1) kebijakan dan pe- nguatan akses petani-pemuda desa terhadap input produksi; (2) inovasi dan pengembangan strategi riset pertanian; dan (3) penguatan kelembagaan pro- duksi dan pascaproduksi. Se- mentara untuk tata kelola per- desaan membutuhkan: (1) penataan dan perencanaan desa yang benar; (2) memba- ngun kerja sama antardesa; dan (3) mengelola aset desa dan investasi masuk desa melalui BUMDes dan sejenisnya. Tentu- nya, kedua tata kelola tersebut harus meletakkan petani dan pemuda desa sebagai subjek. Butuh Konsep Baru Pandemi korona memberi- kan pelajaran berarti bahwa sektor pertanian itu penting untuk kedaulatan bangsa. Im- por pangan tidak mungkin se- mulus sebelum pandemi ko- rona. Saat ini, negara-negara penghasil pangan melakukan pembatasan ekspor pangan- nya. Di sinilah korona membe- rikan pesan bahwa kita butuh konsep baru pertanian. Konsep baru ini yang penulis sebut de- ngan istilah Agropancasila. Ag- ropancasila adalah pertanian yang menitikberatkan pada pe- nataan sumber daya secara berkeadilan mulai dari hulu hingga hilir yang berlandas- kan semangat sila-sila Pan- casila. Agropancasila bertuju- an mewujudkan masyarakat (produsen-konsumen) yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Untuk mewujudkan tujuan agropancasila, maka ada lima nilai yang perlu dipahami. Per- tama, keadilan sosial bagi se- luruh rakyat Indonesia. Nilai ini menekankan partisipasi dan emansipasi petani-konsumen. Tidak itu saja, agropancasila membangun kesadaran diago- nal petani sejahtera-konsumen bahagia. Memperpendek value chain pangan adalah tugas ber- sama. Pembiayaan dan pe- ngembangan inovasi yang ber- pihak pada petani dan organi- sasi tani harus terwujud. Orga- nisasi tani didorong sebagai jantung produksi, pengolahan, dan pemasaran. Kedua, kerakyatan dan per- musyawaratan. Musyawarah akan tercapai apabila ada ke- adilan sosial. Oleh karena itu, agropancasila memerlukan de- mokrasi ekonomi berbasis nilai-nilai perlombaan, bukan persaingan. Untuk itu, kor - porat (“yang besar”) harus mau bekerja sama dan bermusyawa- rah dengan petani/organisasi tani (“yang kecil”) dalam pro- duksi, pengolahan, dan dis- tribusi. Ketiga, persatuan sebagai bangsa agraris. Persatuan ter- capai apabila kita memiliki ke- sepahaman bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya sum- ber daya agrarisnya. Sebanyak 73,14% dari total desa di Indo- nesia memiliki potensi perta- nian (persawahan, perkebun- an, perladangan, hortikultura, dan lain-lain). Untuk itu, bang- sa agraris ini harus bersatu menggantikan rezim perdaga- ngan menjadi rezim produksi lokal (produksi, pengolahan, distribusi). Namun perlu di- ingat, persatuan tercapai apa- bila keadilan sosial terwujud dan kemauan bekerja sama dan bermusyawarah. Keempat, adil dan beradab. Kemampuan men- cukupi kebutuhan pangan ber- beda-beda dari para pelaku ka- rena keterbatasan. Untuk itu, humanity dan humanisme da- lam produksi, pengolahan, dan distribusi harus dipertaruhkan; dan kelima, percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Bertani adalah cara belajar tentang kehidupan. Tanaman, tanah, dan air adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki unsur- unsur kehidupan. Seperti hal- nya manusia, semuanya memi- liki keterbatasan. Dalam sila ter- akhir ini, agropancasila meru- pakan pertanian ekologis yang selalu menjaga keberlanjutan kehidupan pada masa men- datang. Akhirnya, korona dapat di- jadikan momentum untuk me- ngimplementasikan agropan- casila agar terwujudnya pemba- ngunan pertanian berbasis nilai- nilai keadilan sosial, pemerata- an, dan persatuan pembangun- an di sektor pertanian! p jumat 26 juni 2020 Opini 4 edatangan gelombang pertama tenaga kerja asing (TKA) asal China diwarnai aksi demo mahasiswa di Bandara Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Ratusan mahasiswa yang mengadang keda- tangan TKA China yang akan bekerja di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) Konawe, tidak mengindahkan imbauan pihak kepolisian yang meminta membubarkan diri dengan tertib. Ujungnya, kelompok aksi yang juga melibatkan masyarakat berakhir bentrok dengan petugas. Sekitar pukul 20.30 Wita, Selasa (23/6), rombongan TKA China yang berjumlah 152 orang mendarat dengan pesawat carteran. Demikian sepenggal drama penolakan kedatangan TKA dari Negeri Panda. Sebelumnya, rencana kedatangan TKA China sebanyak 500 orang telah memantik polemik tajam, bukan hanya menjadi isu panas di masyarakat, tetapi juga menunjukkan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah tak sejalan. Gubernur Sultra Ali Mazi bersama DPRD Sultra menolak keras kedatangan TKA meski belakangan membuka pintu lebar-lebar lagi. Memang, kedatangan TKA tersebut di tengah pandemi Corona Virus Di - sease 2019 (Covid-19) yang berawal dari Wuhan, China, menjadi salah satu alasan penolakan. Alasan lainnya bahwa kebijakan membuka pintu bagi TKA ke Indonesia di saat badai pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pekerja lokal dinilai telah melukai masyarakat. Penolakan yang keras dari pemerintah daerah membuat kedatangan TKA China sempat ditunda. Merujuk pada kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM terkait wabah virus korona, lembaga tersebut melarang orang asing masuk wilayah Indonesia sementara waktu. Persoalan kemudian bergulir dan dikabarkan sebanyak 500 TKA China segera tiba di Konawe, akhir April lalu. Pemerintah daerah dan sejumlah kalangan bereaksi keras. Sebaliknya, pemerintah pusat tetap pada pendirian bahwa menolak TKA China sama saja menghambat investasi yang sudah berjalan. Pasalnya, perusaha- an tujuan TKA sudah mengantongi surat persetujuan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang diterbitkan Ke- menterian Ketenagakerjaan pada 15 April 2020. Belakangan sikap Ali Mazi melunak. Kedatangan 500 TKA China yang sempat ditangguhkan itu mendapat lampu hijau lagi. Sikap orang nomor satu di Sultra tersebut justru balik diperta- nyakan. Namun, Ali Mazi beralasan para pekerja asing yang akan masuk di Konawe telah memenuhi persyaratan dan telah diizin- kan pemerintah pusat. Jadi, kebijakan pemerintah daerah tidak boleh bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat atas nama ketentuan undang-undang yang berlaku. Sementara itu, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh masih memberi catatan bahwa TKA China boleh masuk Konawe sepanjang benar-benar bersih dari Covid-19. Kisruh atas penolakan TKA Negeri Tirai Bambu itu ditanggapi Kedutaan Besar (Kedubes) China untuk Indonesia. Sebagaimana disampaikan Kanselor Bidang Ekonomi dan Bisnis, Kedubes China, Wang Liping bahwa para pekerja yang didatangkan ke Indo- nesia dipastikan negatif dari virus korona. Dan, perusahaan China tunduk sepenuhnya pada aturan yang berlaku di Indonesia. Para pekerja di bidang teknis dengan masa kontrak sekitar enam bulan telah dilengkapi sertifikat kesehatan. Bagi pihak China, keda- tangantenagaahli,teknisidanterampilsulitdihindariseiringterus meningkatnya kerja sama ekonomi antara China dan Indonesia. Mendatangkan pekerja, seperti diakui pihak China bahwa perusahaan mengeluarkan biaya lebih besar ketimbang mem- pekerjakan pekerja lokal. Sebagai perbandingan, upah pekerja China sekitar USD30.000 atau sekitar Rp450 juta dengan kurs Rp15.000 per tahun ditambah biaya penerbangan dan akomo- dasi. Bandingkan pekerja lokal hanya digaji sekitar 10% dari total gaji pekerja China. Kalau disuruh memilih, sudah pasti perusa- haan akan mencari pekerja lokal karena gajinya lebih murah. Na- mun, masalahnya, daerah sekitar proyek tak mampu menye- diakan cukup pekerja terampil yang dibutuhkan. Itulah salah satu alasan mendatangkan pekerja dari China meski perusahaan harus membayar mahal daripada proyek tidak jalan. Persoalan TKA memang selalu mengundang pertanyaan di tengah masyarakat. Apalagi, dalam situasi sekarang di mana jutaan masyarakat kena PHK sebagai dampak pandemi Covid- 19, justru pemerintah mendatangkan pekerja asing. Bukan sepenuhnya salah masyarakat kalau memberikan penolakan. Pemerintah harus lebih intensif menyosialisasikan ke masya- rakat aturan bagi pekerja asing. Pemerintah menetapkan peng- gunaan pekerja asing diizinkan sepanjang proyek yang diker- jasamakan menyangkut proyek strategis nasional (PSN). Nah , proyek yang dikerjakan VDNI masuk kategori PSN. Selain itu, perlu dikoreksi bahwa koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam kasus TKA di Konawe lemah sekali sehingga membuat masyarakat dalam kebingungan. p SOFYAN SJAF Tajuk K Pusat Studi Perkotaan NIRWONO JOGA P Agropancasila Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB, Kader Muhammadiyah J Mengantar Jakarta Memasuki Normal Baru Dilema TKA China dan Pekerja Lokal

Upload: others

Post on 27-Mar-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Template Koran SI -#1 · ngimplementasikan agropan-casila agar terwujudnya pemba-ngunanpertanianberbasisnilai-nilai keadilan sosial, pemerata-an, dan persatuan pembangun-andisektorpertanian!p

Komunikasi yanghar mo nis antara

pe merintah pusatdan daerah akan

me mu lus kan sel uruh pro gram

pem ba ngun anyang direncanakan,

baik oleh pusat,daerah, ataupun

ber sama.

akarta merayakanhari ulang tahunke-493 di tengahmasa PSBB transisiuntuk bersiap me -ma su ki normal ba -ru. Di era normal

baru, persoalan Jakarta se be -narnya tetap saja pada duapersoalan utama, yakni me ng -ata si banjir dan mengurai ke ma -cetan lalu lintas, di sampingtetap fokus mengatasi pandemiCovid-19. Penanganan banjir dan ke -

macetan lalu lintas yang baikdan benar mensyaratkan harusbisa diterapkan secara teknis,layak secara ekonomi dan pem -biayaan, menguntungkan se -cara politis, serta operasionalse cara administratif. Kom -pleksitas kebijakan publik ka -rena tidak ada persoalan publikyang monosektoral dan mo no -regional. Penanganan masalahbanjir dan macet harus dilihatsecara komprehesif dari segirencana tata ruang wilayah,teknik sipil, manajemen trans -portasi, adminstrasi dan ke bi -jakan publik, peraturan hukum,sosiologi masyarakat, hinggaperekonomian. Untuk itu, perludidorong dan dibangun kerja

sama antardaerah. Kerja sama antardaerah men -

syaratkan kejelasan batas ad mi -nistrasi wilayah untuk me nen tu -kan siapa yang tepat layak ber -partisipasi dalam kerja sama. Ba -tasan ruang lingkup kerja samamemberikan spe si fi kasi rentangpersoalan yang akan di se le sai -kan oleh para ak tor/pemangkukepen ti ng an/pe ng ambil ke -putusan/kepala daerah. Peran setiap posisi sebagai

posisi yang akan dipegang dandiemban oleh para aktor yangtepat. Batas kewenangan danprosedur memberikan pres krip -si tindakan apa yang akan di -ambil oleh pemegang posisi se -cara khusus. Aturan aliran in -formasi menyangkut tentanginformasi yang oleh para aktorboleh dan harus disampaikankepada pihak lain. Prosedur pe -ngambilan keputusan ber kaitandengan preskripsi cara-cara ke -putusan kolektif yang akan di -ambil, misal voting de ngan suaramayoritas atau ar bitrasi. Teknikpendanaan me nunjuk padabiaya dan manfaat yang harusdidistribusikan se bagai hasildari sebuah ke putusan. Kejelasan kewenangan pe -

merintah pusat dan daerah

men cakup paradigma pem ba -ngun an inklusif dari bawah, se -mangat otonomi daerah, danprin sip desentralisasi yang se -hat. Komunikasi yanghar mo nis antara pe -merintah pusat dandaerah akan me -

mu lus -kan sel uruhpro gram pem ba ngun - an yang direncanakan, baik olehpusat, daerah, ataupun ber -sama. Selain itu, harus dihindari

ke salahan yang sering kali ter -jadi dalam proses pengambilan

keputusan, yakni pengambil ke -bijakan menolak sesuatu yangbenar, menerima sesuatu yangsalah, serta memecahkan ma sa -lah yang salah. Populisme danpo litisasi kebijakan publik se -ring kali muncul dalam me ng -atasi persoalan kota. Untuk itu,kepala daerah harus meng hin -dari respons yang konfrontatifdan politis, tidak terjebak eks -klusivitas populisme, eksekusi

kebijakan tidak bolehlemah, harus adacapaian ke bi ja -kan yang me non -jol, serta mem - buang sikap egosektoral.

Kepala dae -rah dituntutmam pu me la -ku kan koor di -

nasi an tarregionalmelalui kerja sama

antardaerah, menguat kanhubungan antara pusat dandaerah, menyadarkan warga,menata ruang kota dan wilayah,menyusun peta jalan pe na -ngan an masalah kota, sertaberpikir rasional dalam setiapproses pengambilan keputusanuntuk menyelesaikan masalahkota. Cakupan bidang kerja

sama antardaerah fokus padape n anganan banjir dan macet. Pemerintah DKI Jakarta

harus menata bantaran 13 su -ngai utama dengan me ma du -kan normalisasi dan na tu ra li -sasi secara harmonis. Targetkanpenataan tiga kali per tahunsehingga pada tahun kelima se -mua kali tuntas dibenahi. Per -mukiman di bantaran kali di re -lokasi agar kali bisa diperlebardan diperdalam sehingga ka pa -sitas daya tampung air optimal. Revitalisasi situ, danau, em -

bung, dan waduk (SDEW)(109), ditargetkan 20 SDEW pertahun sehingga tahun kelimaSDEW tuntas dibenahi. BadanSDEW diperlebar, dikeruk, dandiperdalam untuk men ing kat -kan kapasitas daya tampung airhujan. Saluran mikro/ter -sier/lingkungan, meso/sekun -der/kawasan, dan ma kro/pri -mer/kota harus bebas sampah,limbah, lumpur, serta ban gun -an. Rehabilitasi saluran airterintegrasi dengan revitalisasitrotoar dan penataan jaringanutilitas bawah tanah secaraterpadu. Menambah luas RTH Ja -

karta dari 9,98 persen (2020)menjadi 30 persen (2030).

Semakin luas RTH semakinbesar kemampuan daya serapair tanah meredam banjir. Ta -man, hutan kota, pemakaman,menghijaukan median jalan,bantaran kali, tepi rel kereta api,kolong layang, dan bawah sa -luran udara tegangan tinggi, h a -rus lebih banyak dibangun.Prinsip dasar mengurai ke ma -cetan lalu lintas adalah men do -rong warga beralih ke angkutanumum dan terbiasa berjalankaki atau bersepeda saat be per -gian dalam jarak dekat. Makaitu, diperlukan pembatasanper gerakan kendaraan pribadike pusat kota, menyediakanang kutan umum yang terin te -grasi, serta trotoar dan jalursepeda. Pemerintah DKI mengem -

bang kan kawasan terpadu disekitar titik simpul jaringanang kutan umum halte/sta si -un/terminal. Kawasan dileng -ka pi hunian vertikal, fasilitaspendidikan, perkantoran, pu -sat perbelanjaan/pasar, dan ta -man. Warga berjalan kaki ataubersepeda dalam kawasan. Se -lain itu, segera mem per banyakkantong parkir dan meng in -tegrasikan angkutan massal. Dirgahayu Kota Jakarta. p

eringatan hari lahirPancasila ke-75 ta -hun ini sangat mo -numental karenadunia (termasukIn donesia) lagi di -landa pandemi Co -

vid-19 (korona). Pandemi ko -rona ternyata berhasil men -dekonstruksi dan mem per ta -nyakan keberlanjutan sistemkapitalis yang mendominasidunia saat ini. Peringatan Foodand Agriculture Organization(FAO) tentang ancaman krisispangan dan bencana kelaparan276 juta jiwa oleh World FoodProgramme (WFP) pasca pan -de mi korona semakin mem per -tegas bahwa dunia butuh sistembaru tata kelola pertanian (pa -ngan). Lalu bagaimana In do -nesia merespons peringatantersebut?

Merajut Isu Pembangunan pertanian di

Indonesia, memberikan am bi -gui tas bagi para pelaku per -tanian. Potensinya besar, na -mun tidak ditopang dengan ke -berpihakan politik me nye bab -kan kemiskinan dan ke ter ting -galan masih menjadi momokyang belum terselesaikan hing -ga kini. Alhasil, di tengah pan -demi korona, negara meng -alami ketidakmampuan men ja -min terpenuhinya ketersediaanpangan dengan baik. Per ta -nyaannya, mengapa hal initerjadi? Semua ini dikarenakan tidak

adanya tata kelola pertanianyang komprehensif sehinggadibutuhkan pemahaman ter ha -dap isu strategis yang mampumengurai sekaligus merajutnyamenjadi pemahaman atau kon -sep yang kontekstual. Un tukitu, terdapat enam isu stra tegis

yang perlu dirajut un tuk me -lahirkan konsep dan pen de -katan baru dalam per tanian:pertama, pertanian adalah sek -tor hajat hidup orang banyak.Awal 2009, penulis melihatfenomena keterkaitan “petani,kelaparan, dan keru suh an”.Fenomena ini di du kung FAO(2009) yang me ng ungkapkankenaikan harga ba han pokoksebagai pemicu ke rusuhan dinegara-negara ber kembang.FAO mengingatkan, apabilawarga mengalami ke ter ba tasanpangan sehingga ter jadi kela -paran, maka akan ter jadi tigaopsi, yakni rusuh, ber mi grasi,atau mati.

Kedua, liberalisme per ta -nian sebagai bentuk neo ko lo -nia lisme. Pada medio 2012,penulis merasakan hadirnya“agrokolonial” yang ditandaidengan sikap pemerintah In do -nesia di ajang World EconomicForum (WEF) yang menye pa -kati kemitraan dengan 14 per -usahaan swasta (transnasional)pertanian. Aroma liberalisasipangan begitu terasa yangkemudian terbukti lima tahunkemudian. Di mana kemitraandengan perusahaan trans na sio -nal tersebut tidak berdampakterhadap penurunan angka in -deks gini di perdesaan.

Ketiga, politik dan kebijakanper tanian yang berpihak pe tani.Isu ini adalah respons pe nulisatas kebijakan ke men te rian per -ta nian menghadapi MEA (Ma -sya rakat Ekonomi ASEAN) danpo sisi penataan relasi kuasa pa -ngan yang ab surd. Atas situasiini, penulis memberikan tiga so -lusi: (1) pemerintah harus mem -per sen jatai petani dengan pe -nge ta hu an dan teknologi; (2)mem per kuat benteng ko mo -ditas sesuai konteks ekologi; dan(3) men ciptakan sekutu ke dau -lat an pa ngan. Ketiga solusi ter -se but hanya bisa dilakukan apa -bila pemerintah meni tik be rat -kan kekuatan petani dalamkua sa pertanian dan mengajakpara pi hak untuk bersama-sama pe tani menata persoalanper ta nian.

Keempat, kedaulatan pa -

ngan. Isu ini merupakan res -pons penulis atas “salah makna”kedaulatan pangan oleh pe me -rintah. Untuk menuju ke dau -lat an pangan, seyogianya pe -me rintah memfasilitasi kon so -li dasi kaum tani melalui or ga ni -sasi tani, memastikan keter se -diaan alat-alat produksi yangdibutuhkan kaum tani, mem -perkuat kapasitas serta ke lem -bagaan (hulu-hilir) petani,mem bangun konsorsium seba -gai media rembuk petani-pe me -rintah-pihak lainnya, dan me -revisi regulasi yang meng ham -bat tumbuh dan berkem bang -nya aktivitas petani. Namun de -mikian, tanpa kerja sama yangbaik, dipastikan semua tidakakan terwujud.

Kelima, membangun “kerjabersama petani-pemuda desa”.Penulis beranggapan bahwajalan yang harus ditempuh pe -merintah untuk mencapai ke -daulatan pangan adalah kerjabersama petani-pemuda desa.Dalam hal ini, lima upaya yangbisa dilakukan untuk meng ge -rakkan petani-pemuda desa: (1)petani-pemuda desa harusmemiliki kemampuan yangunggul, inovatif, dan ber ka rak -ter kewirausahaan sosial ber ba -sis teknologi; (2) petani-pe mu -da desa harus mampu mem ba -ngun jejaring kerja untuk me -ngawal, mengkritisi, dan me re -komendasikan kebijakan yangmemiliki semangat memak -mur kan rakyat Indonesia; (3)petani-pemuda desa harumam pu membangun sisteminformasi dan teknologi digital;(4) petani-pemuda desa harusmemiliki kesadaran spasial; dan(5) petani-pemuda desa harusmemiliki kemampuan mema -ha mi potensi resiliensi yangdimilikinya. Adapun isu keenam adalah

ta ta kelola pertanian. Tata ke -lola pertanian harus disertai de -ngan tata kelola perdesaan.Untuk tata kelola pertanian,meliputi: (1) kebijakan dan pe -nguatan akses petani-pemudadesa terhadap input produksi;(2) inovasi dan pengembanganstrategi riset pertanian; dan (3)

penguatan kelembagaan pro -duksi dan pascaproduksi. Se -men tara untuk tata kelola per -desaan membutuhkan: (1)penataan dan perencanaandesa yang benar; (2) mem ba -ngun kerja sama antardesa; dan(3) mengelola aset desa daninvestasi masuk desa melaluiBUMDes dan sejenisnya. Ten tu -nya, kedua tata kelola ter sebutharus meletakkan petani danpemuda desa sebagai subjek.

Butuh Konsep Baru Pandemi korona mem be ri -

kan pelajaran berarti bahwasek tor pertanian itu pentingun tuk kedaulatan bangsa. Im -por pangan tidak mungkin se -mulus sebelum pandemi ko -rona. Saat ini, negara-negarapenghasil pangan melakukanpem batasan ekspor pangan -nya. Di sinilah korona mem be -rikan pesan bahwa kita butuhkon sep baru pertanian. Konsepbaru ini yang penulis sebut de -ngan istilah Agropancasila. Ag -ropancasila adalah pertanianyang menitikberatkan pada pe -nataan sumber daya secaraber keadilan mulai dari huluhing ga hilir yang berlan das -kan se ma ngat sila-sila Pan -casila. Ag ro pan casila ber tu ju -an me wu jud kan masyarakat(produsen-konsumen) yangmerdeka, ber satu, berdaulat,adil, dan makmur.Untuk mewujudkan tujuan

agropancasila, maka ada limanilai yang perlu dipahami. Per -tama, keadilan sosial bagi se -luruh rakyat Indonesia. Nilai inimenekankan partisipasi danemansipasi petani-konsumen.Tidak itu saja, agropancasilamembangun kesadaran dia go -nal petani sejahtera-kon su menbahagia. Memperpendek valuechain pangan adalah tugas ber -sama. Pembiayaan dan pe -ngembangan inovasi yang ber -pihak pada petani dan or ga ni -sasi tani harus terwujud. Or ga -nisasi tani didorong sebagaijantung produksi, pengolahan,dan pemasaran. Kedua, kerakyatan dan per -

musyawaratan. Musyawarah

akan tercapai apabila ada ke -adil an sosial. Oleh karena itu,ag ro p ancasila memerlukan de -mo krasi ekonomi berbasisnilai-nilai perlombaan, bukanper saing an. Untuk itu, kor -porat (“yang besar”) harus maube kerja sama dan bermusya wa -rah dengan petani/organisasitani (“yang kecil”) dalam pro -duksi, pengolahan, dan dis -tribusi. Ketiga, persatuan sebagai

bangsa agraris. Persatuan ter -capai apabila kita memiliki ke -sepahaman bahwa Indonesiaadalah bangsa yang kaya sum -ber daya agrarisnya. Sebanyak73,14% dari total desa di In do -nesia memiliki potensi per ta -nian (persawahan, per ke bun -an, perladangan, hortikultura,dan lain-lain). Untuk itu, bang -sa agraris ini harus bersatumeng gantikan rezim perda ga -ngan menjadi rezim produksilokal (produksi, pengolahan,dis tribusi). Namun perlu di -ingat, persatuan tercapai apa -bila keadilan sosial terwujuddan kemauan bekerja sama danbermusyawarah. Keempat, adildan beradab. Kemampuan men -cu kupi kebutuhan pangan ber -beda-beda dari para pelaku ka -rena keterbatasan. Untuk itu,humanity dan humanisme da -lam produksi, pengolahan, dandistribusi harus dipertaruhkan;dan kelima, percaya terhadapTuhan Yang Maha Esa. Bertaniadalah cara belajar tentangkehidupan. Tanaman, tanah,dan air adalah makhluk ciptaanTuhan yang memiliki unsur-unsur kehidupan. Seperti hal -nya manusia, semuanya me mi -liki keterbatasan. Dalam sila ter -akhir ini, agropancasila meru -pa kan pertanian ekologis yangsel alu menjaga keberlanjutankehidupan pada masa men -datang. Akhirnya, korona dapat di -

jadikan momentum untuk me -ngimplementasikan ag ro pan -casila agar terwujudnya pem ba -ngunan pertanian ber basis nilai-nilai keadilan sosial, pe me ra ta -an, dan persatuan pem ba ngun -an di sektor pertanian! p

jumat 26 juni 2020Opini 4

edatangan gelombang pertama tenaga kerja asing(TKA) asal China diwarnai aksi demo mahasiswa diBandara Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara(Sultra). Ratusan mahasiswa yang mengadang ke da -tangan TKA China yang akan bekerja di PT VirtueDragon Nickel Industry (VDNI) Konawe, tidakmengindahkan imbauan pihak kepolisian yang

meminta membubarkan diri dengan tertib. Ujungnya, kelompokaksi yang juga melibatkan masyarakat berakhir bentrok denganpetugas. Sekitar pukul 20.30 Wita, Selasa (23/6), rombonganTKA China yang berjumlah 152 orang mendarat dengan pesawatcarteran. Demikian sepenggal drama penolakan kedatanganTKA dari Negeri Panda. Sebelumnya, rencana kedatangan TKA China sebanyak 500

orang telah memantik polemik tajam, bukan hanya menjadi isupanas di masyarakat, tetapi juga menunjukkan kebijakan antarapemerintah pusat dan daerah tak sejalan. Gubernur Sultra AliMazi bersama DPRD Sultra menolak keras kedatangan TKAmeski belakangan membuka pintu lebar-lebar lagi. Memang,kedatangan TKA tersebut di tengah pandemi Corona Virus Di -sease 2019 (Covid-19) yang berawal dari Wuhan, China, menjadisalah satu alasan penolakan. Alasan lainnya bahwa kebijakanmembuka pintu bagi TKA ke Indonesia di saat badai pemutusanhubungan kerja (PHK) bagi pekerja lokal dinilai telah melukaimasyarakat. Penolakan yang keras dari pemerintah daerahmembuat kedatangan TKA China sempat ditunda. Merujuk pada kebijakan yang dikeluarkan Kementerian

Hukum dan HAM terkait wabah virus korona, lembaga tersebutmelarang orang asing masuk wilayah Indonesia sementara waktu.Persoalan kemudian bergulir dan dikabarkan sebanyak 500 TKAChina segera tiba di Konawe, akhir April lalu. Peme rintah daerahdan sejumlah kalangan bereaksi keras. Sebaliknya, pemerintahpusat tetap pada pendirian bahwa menolak TKA China sama sajamenghambat investasi yang sudah berjalan. Pasalnya, per usa ha -an tujuan TKA sudah mengantongi surat persetujuan Ren canaPeng gunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) yang diterbitkan Ke -menterian Ketenagakerjaan pada 15 April 2020. Belakangan sikap Ali Mazi melunak. Kedatangan 500 TKA

China yang sempat ditangguhkan itu mendapat lampu hijau lagi.Sikap orang nomor satu di Sultra tersebut justru balik di per ta -nyakan. Namun, Ali Mazi beralasan para pekerja asing yang akanmasuk di Konawe telah memenuhi persyaratan dan telah di izin -kan pemerintah pusat. Jadi, kebijakan pemerintah daerah tidakboleh bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat atasnama ketentuan undang-undang yang berlaku. Sementara itu,Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh masih memberi catatanbahwa TKA China boleh masuk Konawe sepanjang benar-benarbersih dari Covid-19. Kisruh atas penolakan TKA Negeri Tirai Bambu itu ditanggapi

Kedutaan Besar (Kedubes) China untuk Indonesia. Sebagaimanadi sam paikan Kanselor Bidang Ekonomi dan Bisnis, KedubesChina, Wang Liping bahwa para pekerja yang didatangkan ke Indo -nesia dipastikan negatif dari virus korona. Dan, perusahaan Chinatun duk sepenuhnya pada aturan yang berlaku di Indonesia. Parape kerja di bidang teknis dengan masa kontrak sekitar enam bulante lah dilengkapi sertifikat kesehatan. Bagi pihak China, ke da -tangan tenaga ahli, teknisi dan terampil sulit dihindari seiring terusmeningkatnya kerja sama ekonomi antara China dan Indonesia. Mendatangkan pekerja, seperti diakui pihak China bahwa

per usahaan mengeluarkan biaya lebih besar ketimbang mem -pekerjakan pekerja lokal. Sebagai perbandingan, upah pekerjaChina sekitar USD30.000 atau sekitar Rp450 juta dengan kursRp15.000 per tahun ditambah biaya penerbangan dan ako mo -dasi. Bandingkan pekerja lokal hanya digaji sekitar 10% dari totalgaji pekerja China. Kalau disuruh memilih, sudah pasti per usa -haan akan mencari pekerja lokal karena gajinya lebih mu rah. Na -mun, masalahnya, daerah sekitar proyek tak mampu me nye -diakan cukup pekerja terampil yang dibutuhkan. Itulah salahsatu alasan mendatangkan pekerja dari China meski perusahaanha rus membayar mahal daripada proyek tidak jalan. Persoalan TKA memang selalu mengundang pertanyaan di

tengah masyarakat. Apalagi, dalam situasi sekarang di manajutaan masyarakat kena PHK sebagai dampak pandemi Covid-19, justru pemerintah mendatangkan pekerja asing. Bukansepenuhnya salah masyarakat kalau memberikan penolakan.Pemerintah harus lebih intensif menyosialisasikan ke ma sya -rakat aturan bagi pekerja asing. Pemerintah menetapkan peng -gu naan pekerja asing diizinkan sepanjang proyek yang diker -jasamakan menyangkut proyek strategis nasional (PSN). Nah ,proyek yang dikerjakan VDNI masuk kategori PSN. Selain itu,perlu dikoreksi bahwa koordinasi pemerintah pusat dan daerahdalam kasus TKA di Konawe lemah sekali sehingga membuatmasyarakat dalam kebingungan. p

SOFYAN SJAF

Tajuk

K

Pusat Studi Perkotaan

NIRWONO JOGA

P

Agropancasila

Kepala Pusat Studi PembangunanPertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB,

Kader Muhammadiyah

J

Mengantar Jakarta Memasuki Normal Baru

Dilema TKA Chinadan Pekerja Lokal