tempat wisata jawa barat
TRANSCRIPT
TEMPAT WISATA JAWA BARAT
Taman Wisata Mekarsari
Pintu gerbang Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari merupakan salah satu pusat pelestarian keanekaragaman hayati
buah-buahan tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari
seluruh daerah di Indonesia, sekaligus merupakan tempat penelitian budidaya (agronomi), pemuliaan
(breeding) dan perbanyakan bibit unggul untuk kemudian disebarluaskan kepada petani dan masyarakat
umum
Observatorium Bosscha
Kubah teleskop Zeiss
Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di
Indonesia. Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh
Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia
Belanda. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian
utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang
Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada ketinggian 1310 meter
di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari dataran tinggi Bandung. Kode
observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.
Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah.
Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 2/1992 tentang Benda
Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha
sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus diamankan. [1]
Telaga Warna
Telaga Warna
telaga Warna Puncak Bogor adalah sebuah objek
wisataalam yang terletak di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Objek wisata ini berada di dekat perkebunan Teh PTP VII Gunung Mas. Dilatar belakangi persawahan
dan perkampungan penduduk dengan gunung yang menjulang tinggi menambah keindahan panorama alam yang sudah ada. Sebelum ditetapkan sebagai kawasan taman wisata pada tahun 1972, kawasan Telaga Warna
Puncak Pass Cisarua - Bogor, merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam hutan Gunung Mega Mendung dan
hutan Gunung Hambalang.
Pintu masuk kawasan wisata Telaga
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Gunung Gede
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai peranan yang penting dalam
sejarah konservasi di Indonesia. Ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980. Dengan
luas 21.975 hektare, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan,
hanya berjarak 100 km dari Jakarta. Di dalam kawasan hutan TNGP, dapat ditemukan “si pohon
raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis
anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara
ilmiah, seperti jamur yang bercahaya. Disamping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGP juga
merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih
dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta
250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang
Jawa yang populasinya hampir mendekati punah.
Waduk Jatiluhur
Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat
(±9 km dari pusat Kota Purwakarta).Bendungan Jatiluhur adalah bendungan terbesar di
Indonesia. Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama
danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor
asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3 / tahun dan merupakan
waduk serbaguna pertama di Indonesia.
Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan
produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.
Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah
(dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir yang
dikelola oleh Perum Jasa Trita II.
Bendungan Jatiluhur
Gunung Tangkuban Parahu
Kawah Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang
terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan
rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu
mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan
pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan
kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral
yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban
Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari
dan 2 oC pada malam hari.
Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp
Atas, hutan Montane, dan Hutan
Pantai Palabuhanratu
Senja hari di pantai Palabuhanratu
Pantai Palabuhanratu, atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah
tempat wisata di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km
ke arah selatan dari Kota Sukabumi.
Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang
pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang
terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.
Karena tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, Presiden Soekarno mendirikan tempat
peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula
didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia
pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada
"Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.
Situ Gede, Bogor
Situ Gede ( 6°33′8.1″LS,106°44′46.5″BT), dengan latar belakang Hutan Penelitian Dramaga
dan di kejauhan, instalasi pengukur cuaca Stasiun Klimatologi Dramaga
Situ Gede adalah nama sebuah danau kecil (Sd., situ atau setu berarti telaga) yang terletak di
Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor.
Terletak di tepi Hutan Dramaga, yakni hutan penelitian milik Badan Litbang Kehutanan,
Departemen Kehutanan, telaga yang memiliki luas sekitar 6 hektare ini merupakan tempat
rekreasi harian bagi warga Bogor. Para pengunjung dapat berperahu, memancing, atau berjalan-
jalan di kerimbunan hutan. Danau dan hutan ini pun kerap digunakan sebagai lokasi pembuatan
film dan sinetron.
Lokasi wisata ini berada kurang lebih 10 km dari pusat Kota Bogor, atau sekitar 3 km di utara
Terminal Bubulak. Situ Gede sebetulnya berdekatan, atau berada dalam satu sistem, dengan
beberapa situ yang lain di dekatnya. Yakni Situ Leutik (kini sudah menghilang), Situ Panjang,
dan Situ Burung. Yang terakhir ini terletak di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor.
Tidak berapa jauh dari danau ini terdapat Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR,
Center for International Forestry Research; dan ICRAF, The World Agroforestry Center),
Stasiun Klimatologi atau BMKG Dramaga dan Kampus IPB Dramaga.
Gunung Galunggung
Galunggung
Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas
permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya. Terdapat beberapa daya
tarik wisata yang ditawarkan antara lain obyek wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal
seluas kurang lebih 120 hektare di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Obyek yang lainnya
seluas kurang lebih 3 hektar berupa pemandian air panas (Cipanas) lengkap dengan fasilitas
kolam renang, kamar mandi dan bak rendam air panas.
Gunung Galunggung mempunyai Hutan Montane 1.200 - 1.500 meter dan Hutan Ericaceous >
1.500 meter.
Situ Bagendit
Situ Bagendit
Situ Bagendit terletak di desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut, Jawa Barat,
Indonesia. Situ Bagendit merupakan objek wisata alam berupa danau dengan batas administrasi
disebelah utara berbatasan dengan Desa Banyuresmi, disebelah selatan berbatasan dengan Desa
Cipicung, disebelah timur berbatasan dengan Desa Binakarya, dan disebelah barat berbatasan
dengan Desa Sukamukti.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Situ Bagendit ini antara lain menikmati pemandangan,
mengelilingi danau dengan menggunakan perahu atau rakit. Para pengunjung juga dapat
melakukan kegiatan rekreasi keluarga, menikmati pemandangan serta kegiatan bersepeda air.
Objek wisata ini dikelola oleh Bapak Ajan Sobari dengan status kepemilikan berada di tangan
pemerintah daerah yang kewenangannya dilimpahkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Garut dan pihak swasta yaitu Bapak Adang Kurnia. Berdasarkan perda no. 11 tahun
2001 harga masuk tiket ke kawasan ini Rp. 1.000/orang untuk dewasa dan Rp. 500/orang untuk
anak-anak.
KESENIAN JAWA BARAT
Pencak silat
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni
bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan,
dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Berkat peranan
para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk
organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang
mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat
Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei
Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi.[1]
Ada pengaruh
budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat.[1]
Biasanya setiap daerah di
Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal
dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa
Timur ada aliran Perisai Diri.[1]
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat
tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA
Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di
Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.[1]
.
Wayang golek
Wayang Golek si Cepot
Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang
terutama sangat populer di wilayah Tanah Pasundan. Pertunjukan ini mulai dipopulerkan di
Tanah Jawa oleh Sunan Kudus.
Sisingaan
Kesenian Sisingaan khas Kabupaten Subang
Sisingaan atau Gotong Singa (sebutan lainnya Odong-odong) merupakan salah satu jenis seni
pertunjukan rakyat Jawa Barat, khas Subang (di samping seni lainnya seperti Bajidoran dan
Genjring Bonyok) berupa keterampilan memainkan tandu berisi boneka singa (Sunda: sisingaan,
singa tiruan) berpenunggang.
Kuda lumping
Tarian kuda lumping saat festival di Yogyakarta.
Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa
menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang
terbuat dari bambu yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda. Anyaman kuda ini
dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan
adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan
atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan
tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun
tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap
di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia.
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat
dari anyaman bambu atau kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula
tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
Tari Topeng
Tari Topeng adalah tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di Indonesia
sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat
atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno dari para leluhur. Diyakini bahwa topeng berkaitan
erat dengan roh-roh leluhur yang dianggap sebagai interpretasi dewa-dewa. Pada beberapa suku,
topeng masih menghiasi berbagai kegiatan seni dan adat sehari-hari.
Cerita klasik Ramayana dan cerita Panji yang berkembang sejak ratusan tahun lalu menjadi
inspirasi utama dalam penciptaan topeng di Jawa. Topeng-topeng di Jawa dibuat untuk
pementasan sendratari yang menceritakan kisah-kisah klasik tersebut.