telinga hidung tenggorok
DESCRIPTION
THTTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Rhinitis Alergika dengan Post-Epistaksis, Etmoiditis Kronis dan Septum Deviasi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter (PPPD)
Bagian Ilmu THT-KL RSUD Tugurejo Semarang
Disusun oleh :
Putri Novika Anggraeni (01.208.5748)
Pembimbing :
dr. Sukamta Yudi P, Sp.THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 33 th
Jenis kelamin: Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan (Pabrik Jamu)
Alamat : Lodang Raya, Semarang
ANAMNESA
Dilakukan pada tanggal 27 Desember 2012, jam 11.00, secara autoanamnesa.
a) RPS
1. Keluhan utama : sering mimisan
2. Onset : mendadak, sejak setahun yang lalu
3. Lokasi : hidung kanan
4. Kualitas : darah mimisan banyak, berwarna merah segar, dapat berhenti sendiri
5. Kuantitas : setiap kali mimisan lamanya 15 menit, dalam sehari 1-2 kali terjadi
mimisan
6. Keluhan lain : bersin-bersin, sakit kepala, sakit gigi geraham kanan atas.
7. Faktor memperingan : istirahat
Faktor memperberat : terkena udara dingin dan debu
8. Kronologis : pasien datang ke poliklinik THT RSUD Tugurejo dengan keluhan
mimisan, sejak setahun yang lalu. Pasien juga mempunyai riwayat rhinitis alergika
dan hipertrofi konka yang dialami sejak 2003 dan sudah menjalani operasi konka
reduksi pada tahun 2011. Tiga bulan pertama setelah operasi gejala bersin-bersin
sudah menghilang, tapi kemudian muncul lagi dan kali ini disertai mimisan. Pasien
telah meminum obat flu yang dibeli dari warung, tetapi tidak mereda. Sehingga
pasien memeriksakan diri ke RSUD Tugurejo.
b) RPD
• Gastritis
• Rhinitis alergi
• Konka hipertrofi
• Riwayat penyakit sistemik (Diabetes Mellitus, Hipertensi) disangkal
• Riwayat penyakit Tuberculosis, Bronchitis, Asthma Bronchial disangkal
c) RPK
• Riwayat penyakit yang sama disangkal
• Riwayat alergi disangkal
• Riwayat penyakit sistemik (Diabetes Mellitus, Hipertensi) disangkal
• Riwayat penyakit Tuberculosis, Bronchitis, Asthma Bronchial disangkal
d) Riwayat sosial ekonomi
• Pasien adalah seorang karyawan di pabrik jamu
• Biaya pengobatan ditanggung oleh Jamkesmas
• Kesan ekonomi kurang
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda tanda vital
Tekanan Darah : 115/60 mmHg
Nadi : 92x/menit
Frekuensi nafas : 20x/menit
Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
Jantung : tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax : tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Ekstremitas superior inferior
oedem -/- -/-
akral dingin -/- -/-
Status THT
a. Telinga
Telinga Dextra Sinistra
Preaurikula Fistel (-), Hiperemis (-) Fistel (-), Hiperemis (-)
Retroaurikula Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Aurikula Nyeri tarik (-), Hiperemis (-) Nyeri tarik (-), Hiperemis (-)
Tragus Pain (-) (-)
Mastoid Nyeri ketuk (-) Nyeri ketuk (-)
Canalis Akustikus Eksternus AD AS
Mukosa hiperemis (-) (-)
Discharge (-) (-)
Serumen (-) (-)
Granulasi (-) (-)
Massa/Tumor (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
Membran Timpani AD AS
Warna Jernih Jernih
Reflek Cahaya (+) (+)
Perforasi (-) (-)
b. Hidung (Status Lokalis)
Pemeriksaan Hidung Luar
Hidung Dextra Sinistra
Bentuk asimetris asimetris
Deformitas (+) (+)
Massa (-) (-)
Radang (-) (-)
Nyeri tekan (-) (-)
Pemeriksaan Sinus Paranasal
Sinus Sinus Etmoid Sinus Frontal Sinus Maxilla
Hiperemis (-) (-) (-)
Nyeri tekan (+) (+) (+)
Pemeriksaan Rinoskopi Anterior
Hidung Dextra Sinistra
Mukosa Livid (+) Livid (+)
Konka Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Septum Deviasi (+) Deviasi (+)
Sekret (-) (-)
Massa (-) (-)
Darah (-) (-)
c. Tenggorok
1. Faring
Orofaring
Palatum : simetris, hiperemis (-)
Uvula : deviasi (-), hiperemis (-)
Mukosa : oedem (-), hiperemis (-)
Post nasal drip : (-)
Tonsil
Tonsil Dextra Sinistra
Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Kripte Tidak melebar Tidak melebar
Permukaan Licin Licin
Detritus (-) (-)
Peritonsil Dbn Dbn
Massa (-) (-)
Laringofaring : hiperemis (-), oedem (-), granulasi (-)
Laring (Laringoskopi Indirek) : tidak dilakukan pemeriksaan
2. Kepala dan Leher
Kepala : mesocephal
Wajah : simetris, deformitas (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
Leher : pembesaran KGB (-)
3. Gigi dan Mulut
Gigi : caries dentis Molar 1 kanan atas
Mulut : sianosis (-), bibir kering (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. X-foto SPN proyeksi Waters
Hasil pemeriksaan x-foto SPN proyeksi Waters
a. Struktur tulang normal b. Tak tampak reaksi litik dan sklerotik c. Tampak kesuraman cavum nasi d. Septum deviasi ke kanan
Kesan : Suspect etmoiditis
2. X-foto Panoramic
Hasil pemeriksaan x-foto panoramic
a. Missing teeth
7 |
8 7 | 6
b. Gambaran luscent (Csries dentist)
5 | |
c. Sisa akar
| | 7
RINGKASAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Subjektif
a. Keluhan utama : sering mimisan
b. Perjalanan penyakit sekarang
Wanita, usia 33 tahun, sejak setahun terakhir mengeluh sering mimisan, bersin-bersin, terutama jika terkena udara dingin dan debu. Pasien mempunyai riwayat rhinitis alergi dan konka hipertrofi sejak tahun 2003, kemudian menjalani operasi konka reduksi tahun 2011. Pasien juga mengeluh sakit kepala dan sakit gigi geraham kanan atas.
2. Pemeriksaan Objektif
a. Hidung luar : asimetris
b. Facial pain : daerah sinus maxilla, sinus etmoid dan sinus frontal (+)
c. Rhinoskopi anterior : mukosa livid, deviasi septum
3. Pemeriksaan Penunjang • Hasil pemeriksaan x-foto SPN proyeksi Waters
Kesan : Suspect etmoiditis
• Hasil pemeriksaan x-foto panoramic
Gambaran luscent (Caries dentist) pada gigi Premolar II kanan atas.
DIAGNOSIS BANDING
• Rhinitis alergika • Rhinitis vasomotor • Epistaksis • Sinusitis maxillaris • Sinusitis frontalis • Etmoiditis
DIAGNOSIS KERJA
Rhinitis Alergika dengan Post-Epistaksis, Etmoiditis Kronis dan Septum Deviasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG USULAN
1. X-foto SPN proyeksi Caldwell
2. Laboratorium darah rutin
3. Tes Alergi (Prick test)
4. Naso-endoscopy
PENGELOLAAN
1. Antibiotik
Amoxicilin 3x 250 mg
2. Antihistamin
Loratadin 1x 5 mg
3. Dekongestan
Nalgestan 2x 1 tablet.
4. Anti inflamasi
Metyl prednisolone 3x 4mg
5. Anti fibrinolitik
Asam traneksamat 3x 250 mg
Vitamin K 3x 10 mg
6. Vitamin C 3x 100 mg
7. Rencana program CWL atas indikasi Etmoiditis Kronis
EDUKASI
a. Minum obat teratur b. Menghindari allergen c. Pengawasan perdarahan hidung (jika terus berulang segera kontrol) d. Intake cairan dan makanan cukup e. Istirahat cukup f. Kontrol ke spesialis THT secara teratur
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad sanam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsional : dubia ad bonam
• Quo ad kosmetikam : dubia ad bonam