telesinyal sebagai monitoring · web viewperancangan pintu otomatis diperlihatkan pada gambar 3.2....

10
Makalah Penelitian Proyek Due Like Batch III SISTEM PENGENDALIAN TERPADU PADA RUMAH CERDAS Achmad Hidayatno, ST, MT, Sumardi, ST, MT dan Budi Setiyono, ST, MT, Staf Pengajar TE UNDIP Abstrak Rumah sebagai tempat tinggal merupakan satu diantara banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu. Kondisi rumah yang nyaman dan aman merupakan idaman bagi setiap keluarga. Pengembangan rumah modern yang cerdas mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Sistem pintu otomatis yang menggunakan bar code tidak akan memberikan kesempatan bagi pembobol rumah untuk mampu masuk ke dalamnya di samping sistem detektor gerakan serta adanya kamera pengawas yang sangat sulit ditembus oleh pembobol rumah. Sistem pengaturan pencahayaan mampu memberikan kenyamanan dengan penerangan yang sesuai untuk masing-masing kondisi ruangan yang ada. Rumah cerdas dengan sistem pengendalian terpadu pada keamanan dan kenyamanannya merupakan sebuah rumah idaman bagi setiap keluarga. I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk mewujudkan sebuah rumah yang aman dan nyaman maka diperlukan sistem keamanan yang mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pemiliknya baik saat berada di rumah maupun di luar rumah. Sistem keamanan terpadu yang diterapkan pada rumah tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh pemilik rumah, seperti pencurian dan sebagainya, secara efektif dan efisien. Mikrokontroler merupakan sebuah sistem minimum dari mikrokomputer, yang terdiri atas sebuah mikroprosesor, memori dan unit masukan keluaran. Pemakaian mikroprosesor telah meluas ke berbagai bidang kehidupan manusia, dan dalam penerapannya telah menimbulkan perubahan yang sangat berarti dalam perancangan alat maupun fungsi alat tersebut. Fungsi utama mikroprosesor adalah sebagai alat pengontrol (controller) dan pengolah data (computer). Dalam penerapannya kedua fungsi tersebut dipakai sekaligus untuk melaksanakan fungsi sistem. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dalam penelitian ini, digunakan sistem pengendali berbasis mikrokontroler AT89C51 untuk pengendalian luminansi, sistem keamanan ruangan dan monitoring dalam rumah. Mikrokontroler AT89C51 ini telah banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan industri. I.2 Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini dalah: Plant yang digunakan adalah ruangan pada sebuah maket rumah yang terdiri dari ruang keluarga, ruang belajar dan kamar tidur. Pengendalian luminansi pada ruangan dilakukan dengan menggunakan fuzzy logic controller. Simulasi sistem keamanan rumah berupa otomatisasi pintu dengan menggunakan modul sensor kartu, kunci elektrik dan motor penggerak, dan pendeteksi gerakan dalam ruangan. Diasumsikan bahwa temperatur ruangan relatif stabil, gerakan udara relatif tenang dan tidak ada sumber energi atau panas dalam ruangan tersebut. Monitoring ruangan menggunakan komputer dengan tiga kamera. II. DASAR TEORI 2.1 Luminansi Suatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk mengenali suatu obyek 1

Upload: others

Post on 05-Aug-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

Makalah Penelitian Proyek Due Like Batch III

SISTEM PENGENDALIAN TERPADU PADA RUMAH CERDAS

Achmad Hidayatno, ST, MT, Sumardi, ST, MT dan Budi Setiyono, ST, MT, Staf Pengajar TE UNDIP

Abstrak — Rumah sebagai tempat tinggal merupakan satu diantara banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu. Kondisi rumah yang nyaman dan aman merupakan idaman bagi setiap keluarga. Pengembangan rumah modern yang cerdas mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pemiliknya. Sistem pintu otomatis yang menggunakan bar code tidak akan memberikan kesempatan bagi pembobol rumah untuk mampu masuk ke dalamnya di samping sistem detektor gerakan serta adanya kamera pengawas yang sangat sulit ditembus oleh pembobol rumah. Sistem pengaturan pencahayaan mampu memberikan kenyamanan dengan penerangan yang sesuai untuk masing-masing kondisi ruangan yang ada. Rumah cerdas dengan sistem pengendalian terpadu pada keamanan dan kenyamanannya merupakan sebuah rumah idaman bagi setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangUntuk mewujudkan sebuah rumah yang aman dan

nyaman maka diperlukan sistem keamanan yang mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pemiliknya baik saat berada di rumah maupun di luar rumah. Sistem keamanan terpadu yang diterapkan pada rumah tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan oleh pemilik rumah, seperti pencurian dan sebagainya, secara efektif dan efisien.

Mikrokontroler merupakan sebuah sistem minimum dari mikrokomputer, yang terdiri atas sebuah mikroprosesor, memori dan unit masukan keluaran. Pemakaian mikroprosesor telah meluas ke berbagai bidang kehidupan manusia, dan dalam penerapannya telah menimbulkan perubahan yang sangat berarti dalam perancangan alat maupun fungsi alat tersebut. Fungsi utama mikroprosesor adalah sebagai alat pengontrol (controller) dan pengolah data (computer). Dalam penerapannya kedua fungsi tersebut dipakai sekaligus untuk melaksanakan fungsi sistem.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dalam penelitian ini, digunakan sistem pengendali berbasis mikrokontroler AT89C51 untuk pengendalian luminansi, sistem keamanan ruangan dan monitoring dalam rumah. Mikrokontroler AT89C51 ini telah banyak digunakan dalam dunia pendidikan dan industri.

I.2 Pembatasan MasalahBatasan masalah dalam penelitian ini dalah:

Plant yang digunakan adalah ruangan pada sebuah maket rumah yang terdiri dari ruang keluarga, ruang belajar dan kamar tidur.

Pengendalian luminansi pada ruangan dilakukan dengan menggunakan fuzzy logic controller.

Simulasi sistem keamanan rumah berupa otomatisasi pintu dengan menggunakan modul sensor kartu, kunci elektrik dan motor penggerak, dan pendeteksi gerakan dalam ruangan.

Diasumsikan bahwa temperatur ruangan relatif stabil, gerakan udara relatif tenang dan tidak ada sumber energi atau panas dalam ruangan tersebut.

Monitoring ruangan menggunakan komputer dengan tiga kamera.

II. DASAR TEORI

2.1 LuminansiSuatu penerangan diperlukan oleh manusia untuk

mengenali suatu obyek secara visual. Organ tubuh yang mempengaruhi penglihatan, yaitu mata syaraf, dan pusat syaraf penglihatan di otak. Untuk memperoleh kualitas penerangan yang optimal IES (Illumination Engineering Society) menetapkan standar kuat penerangan untuk ruangan

Luminansi (L) merupakan besaran penerangan yang kaitannya erat dengan kuat penerangan (E). Luminansi adalah pernyataan kuantitatif jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan pada suatu arah. Satuan dari luminansi sama dengan satuan kuat penerangan adalah (cd/m2) atau lux. Kuat penerangan akan menhasilkan luminansi karena pengaruh faktor pantulan dinding maupun lantai ruangan.

2.2 Sensor InframerahRadiasi inframerah tidak dapat dilihat tetapi dapat

dideteksi. Obyek-obyek yang menghasilkan panas juga menghasilkan radiasi inframerah dan obyek-obyek tersebut meliputi antara lain hewan dan tubuh manusia.

Sensor inframerah mendeteksi beda energi yang dipancarkan tubuh dengan lingkungan. Keluaran sensor akan diolah oleh pengkondisi sinyal sehingga dapat diterima oleh pengontrol setelah terlebih dahulu melalui pengubah sinyal analog ke sinyal digital. Hasil olah data oleh pengontrol dipakai untuk mengendalikan alarm.

2.3 Sistem Kontrol ON-OFFPada sistem kontrol ON-OFF, elemen pembangkit

hanya memiliki dua posisi tertentu yaitu ON dan OFF. Kontrol ON-OFF memiliki karakteristik sinyal keluaran dari kontroler u(t) tetap pada salah satu nilai maksimum atau minimum tergatung apakan sinyal pembangkit kesalahan positif atau negatif. Gambar 2.1 menunjukkan blok kontroler ON-OFF dengan masukan e(t) dan keluaran u(t).

U1

U2

r(t) u(t)

Gambar 2.1 Diagram blok kontroler ON-OFF.

(2.1)

1

Page 2: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

2.4 Pengendali Logika FuzzyPengendali logika Fuzzy merupakan suatu sistem

kendali yang berdasarkan pada basis pengetahuan manusia di dalam melakukan kendali terhadap suatu proses. Karena pengendali ini tidak memerlukan model matematika dari proses yang dikendalikannya, maka teori kendali ini dapat diterapkan untuk berbagai macam proses bahkan pada proses di mana teori kendali konvensional tidak mampu lagi (tidak dapat diterapkan) karena kurangnya atau tidak adanya model matematik prosesnya.

2.5 Mikrokontroler AT89C51Mikrokontroler AT89C51 adalah sebuah sistem

mikrokontroler 8 bit dan memiliki 4 Kbyte flash Programmable and Erasable Read Only Memory (PEROM). Instruksi–instruksi maupun pin-nya kompatibel dengan standar MCS51. Dengan jenis memori flash memudahkan memori program untuk diprogram ulang sistem.

AT89C51 memiliki beberapa kelebihan antara lain: 4 Kbyte flash memory, RAM 256 byte, 32 jalur input-output, dua timer 16 bit, lima vector interupsi 2 level, port serial dua arah, rangkaian detak (clock), dan osilator internal.

2.6 Media Karakteristik utama dari media berbasis waktu

adalah bahwa pengiriman dan pengolahan data dilakukan berdasarkan waktu. Maksudnya adalah sekali pengiriman data media dimulai, ada batasan waktu yang harus dipenuhi baik dalam penerimaan data maupun saat menampilkan data media itu. Atas dasar itu, time-based media seringkali disebut juga streaming media atau media -yang datanya- mengalir.

2.6.1 Akuisisi MediaMedia stream adalah data media yang diperoleh

dari file lokal, dari jaringan, atau diambil dari kamera atau mikrofon. Media stream dapat berisi banyak kanal data yang disebut track. Misalnya, file QuickTime dapat berisi baik track audio maupun track video. Media stream yang berisi banyak track disebut multiplexed (atau complex) media stream. Demultiplexing merupakan proses untuk mengurai kembali track-track yang ada dalam multiplexed media stream.

2.6.2 Pengolahan MediaData dalam media stream diolah terlebih dulu

sebelum ditampilkan kepada user. Urutan operasi pengolahan biasanya adalah sebagai berikut:1. Jika stream adalah multiplexed, diekstrak dulu track-

track didalamnya2. Jika track terkompresi maka dilakukan decode3. Jika diperlukan track dapat diubah ke format yang lain4. Filter efek dapat diterapkan pada track jika diinginkan

Track-track kemudian dikirim ke alat output.

2.6.3 Presentasi MediaSebagian besar time-based media adalah data audio

atau video yang dapat dipresentasikan melalui alat-alat output seperti speaker atau monitor. Alat-alat tersebut umum dipakai sebagai tujuan dari output data media.

Tujuan output untuk data media seringkali disebut sebagai datasink.

2.6.4 Real-Time MediaUntuk mengirim dan menerima media atau

melakukan konferensi video melalui Internet atau Intranet, kita harus bisa melakukan transmisi dan penerimaan media stream secara real time.

2.6.5 Streaming MediaKetika media content dikirimkan secara streaming

ke client dalam real-time, client dapat memulai memainkan stream tanpa perlu menunggu hingga media stream komplet untuk didownload. Istilah streaming media digunakan untuk merujuk pada pengiriman data media melalui jaringan secara real-time dan juga isi real-time media yang dikirim.

2.6.6 Protokol Untuk Streaming MediaTransmisi data media melalui net secara real-time

memiliki pendekatan yang berbeda dengan data statik seperti file, dimana pada data statik hal yang paling penting adalah semua data sampai pada tujuan. Pada real-time media, kehilangan data lebih dapat ditoleransi daripada menunggu semua data sampai secara lengkap tetapi menimbulkan delay yang lama. Jadi, protokol yang digunakan untuk data statik tidak akan bekerja dengan baik untuk streaming media.

2.6.7 Java Media FrameworkJava Media Framework menyediakan arsitektur

terpadu dan protokol untuk mengatur akuisisi, pengolahan dan pengiriman data time-based media. JMF dirancang untuk mendukung standar content type media seperti AIFF, AU, AVI, GSM, MIDI, MPEG, QuickTime, RMF dan WAV

Dengan memanfaatkan kelebihan Java platform, JMF memungkinkan kita menggunakan media seperti video dan audio dalam program Java yang platform independent atau "Write Once, Run Anywhere".

2.7 Deteksi GerakanDeteksi gerakan dilakukan dengan menghitung

perbedaan antara dua frame yang berturutan. Untuk itu yang harus kita lakukan: menyimpan frame dari video stream untuk

perbandingan dengan frame yang baru membandingkan dua frame berturutan untuk

mendeteksi gerakan memberitahu pengguna sistem jika ada gerakan

yang terdeteksi.

III. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK

3.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)Blok diagram sistem secara keseluruhan pada

perancangan alat ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

2

Page 3: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

Gambar 3.1 Diagram sistem keamanan dan penerangan secara terpadu

3.1.1 Perancangan Pintu OtomatisPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada

Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu otomatis ini digerakkan oleh motor dc yang berputar dalam dua arah, yaitu arah putar ke kiri untuk membuka pintu, sedangkan ke kanan untuk menutupnya. Limit switch digunakan untuk menghentikan motor dc sesuai dengan pergeseran pintu.

Gambar 3.2 Perancangan pintu otomatis dilihat dari dalam rumah

3.1.2 Modul Sensor KartuModul sensor kartu terdiri dari 8 sensor fotodioda

yang digabungkan menjadi satu sebagai pembaca kode kartu, dan satu sensor fotodioda sebagai saklar otomatis untuk menyalakan LED pada rangkaian pembaca kode kartu. Modul ini memiliki 8 keluaran sehingga memiliki 28 konfigurasi yang dapat digunakan sebagai kode.

Gambar 3.3 Desain modul sensor kartu.

3.1.3 Liquid Crystal Display (LCD)Aplikasi berikut ini adalah antarmuka AT89C51

dengan LCD matrix 2x20. Potensio 10 k berfungsi untuk mengatur tegangan pada kaki VLCD. Besarnya tegangan pada kaki tersebut akan mempengaruhi ketajaman karakter yang tampak pada LCD. Antarmuka ini menggunakan mode antarmuka 4 bit. Mode ini selain lebih menghemat I/O juga mempermudah proses pembuatan PCB yang lebih ringkas.

Gambar 3.4 Antarmuka LCD matrix 2x20

3.1.4 Sensor Inframerah PyroelectricPada perancangan penelitian ini, digunakan

detektor untuk mendeteksi gearakan tubuh manusia, yaitu sensor inframerah pasif pyroelectric.

Sensor ini memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah tidak mengeluarkan cahaya, sehingga dalam operasinya tidak diketahui oleh orang yang terdeteksi, harga sensor relatif rendah, konsumsi daya rendah.

3.1.5 Dimmer

Gambar 3.5 Rangkaian Saklar Lampu

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah jika keluaran mikrokontroler adalah high (+5 V) maka tidak terjadi pensaklaran atau dioda tidak menyala, tetapi jika keluaran mikrokontroler adalah low maka terjadi pensaklaran sehingga ada arus yang mengalir dan menghidupkan beban yang berupa lampu.

3.1.6 Analog To Digital Converter (ADC)

Gambar 3.6 Rangkaian ADC0804

ADC0804 memerlukan sinyal denyut untuk bekerja, sinyal denyut ini bisa diumpan dari luar ADC0804, tapi bisa bisa pula dibangkitkan sendiri oleh ADC0804.

LED & Fotodioda saklar otomatisLED & Fotodioda pembaca kartu

Kartu

3

Page 4: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

Dalam Gambar 3.6 rangkaian denyut tersebut dibangkitkan lewat bantuan resistor R1 (terhubung pada kaki 19 dan 4) dan kapasitor C4 (terhubung antara kaki 19 dan ground). Waktu konversi tegangan analog menjadi besaran digital, sekitar 64 periode dari sinyal denyut di atas.

3.1.7 Zero Crossing DetectorZero crossing detector ini digunakan untuk

mendeteksi seberangan nol (zero crossing) pada gelombang sinus AC 220 Volt dan diperoleh frekuensi sebesar dua kali frekuensi dari gelombang sinus sumber.

Gambar 3.7 Sinyal keluaran rangkaian zero crossing detector

3.1.8 Sensor LDRSensor kuat penerangan yang digunakan adalah

dengan menggunakan LDR (Light Dependent Resistor). Rangkaian sensor LDR sebagaimana pada gambar 3.8 berikut.

Gambar 3.8 sensor LDR

Pada gambar di atas tampak bahwa rangakaian sensor dibuat sederhana, yaitu dengan menseri resistor 4k7 ohm dengan LDR. Prinsip kerjanya jika ada cahaya maka akan ada jatuh tegangan pada LDR.

3.2 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Kerja dari perangkat lunak dalam perancangan

tugas akhir ini secara garis besar adalah setelah eksekusi program maka mikrokontroler akan menginisialisasi terlebih dahulu sistem, kemudian mikrokontroler akan mengerjakan secara berurutan perintah yang diberikan

Berdasarkan gambar 3.1 di atas terlihat bahwa sistem kendali yang digunakan adalah close loop control system. Keluaran cahaya dari lampu diukur luminansinya oleh sensor cahaya, kemudian diolah oleh mikrokontroler sehingga akan mendapat nilai luminansi yang sesuai dengan nilai setpointnya.

3.2.1 Rancangan Pengendali Logika Fuzzy3.2.1.1 Fuzzifikasi

Pengendali logika fuzzy ini mempunyai dua buah peubah masukan dan satu peubah keluaran. Peubah-peubah ini yaitu error dan perubahan error untuk peubah masukan, sedangkan tundaan untuk peubah keluaran.

3.2.1.2 ErrorError didefinisikan sebagai selisih antara nilai

keluaran dengan nilai yang diinginkan (SV – Setting

Value). Jika nilai keluaran berada di atas SV, maka error dikatakan ‘Positif’ (P); jika sama dengan SV, maka ‘Zero’ (Z); sedangkan jika berada di bawahnya, maka ‘Negatif’ (N). Kemudian untuk error ‘Negatif’ dibagi atas ‘Negatif’ (N) dan ‘Negatif Sedang’ (NS). Demikian pula halnya dengan error ‘Positif’ menjadi ‘Positif’ (P) dan ‘Positif Sedang’(PS).

3.2.1.3 Perubahan ErrorPerubahan error ini diperoleh dengan

membandingkan antara nilai keluaran saat ini (current output) dengan nilai keluaran sebelumnya (previous output), atau yang merupakan laju perubahan keluarannya. Perubahan error adalah ‘Positif‘ (P), jika nilai keluarannya semakin meningkat (lebih besar dari nilai keluaran sebelumnya), sebaliknya akan menjadi ‘Negatif’ (N), jika nilai keluarannya semakin menurun; dan ‘Zero’(Z), jika tidak ada perubahanpada nilai keluaran (tetap).

3.2.1.4 KeluaranPeubah keluaran yaitu tundaan, digunakan untuk

mengatur lamanya lampu pijar aktif dengan perantaraan saklar elektronik. Tundaan ini merupakan waktu tunda yang ditetapkan oleh bagian pengambilan keputusan (inference) pengendali logika fuzzy dan digunakan untuk menentukan lamanya saklar elektronik dalam kondisi ‘on’. Waktu tunda dihitung mulai tejadinya sumber interupsi eksternal 0 yang berasal dari rangkaian zero crossing detector (saklar elektronik diaktifkan), sampai dengan terjadinya interupsi Timer/Counter 0 (saklar elektronik dinonkatifkan) dalam mikrokontroler At89C51 yang dioperasikan pada mode 1.

Peubah keluaran yang berupa tundaan terbagi atas CS (Cepat Sekali), C (Cepat), S (Sedang), L (Lama) dan LS (Lama Sekali)

3.2.2 Pengambilan Keputusan (Inference)Metode yang digunakan dalam pengambilan

keputusan adalah metode Max-Product atau Max-Dot. Hal ini disesuaikan dengan metode yang digunakan pada proses defuzzifikasi, yaitu metode Mean of Maximum, sehingga memudahkan.

3.2.3 Basis AturanBasis aturan yang digunakan adalah keseluruhan

aturan dari kombinasi dua peubah masukan yang mungkin (secara lengkap). Aturan 1 : Error Negatif dan Perubahan Error adalah Positif maka Tundaan adalah CS (Cepat Sekali).Aturan 2 : Error adalah Negatif Sedang dan Perubahan Error adalah Positif, maka Tundaan S (Sedang).Aturan 3 : Error adalah Zero dan Perubahan Error adalah Positif, maka Tundaan adalah L (Lama).Aturan 4 : Error adalah Positif Sedang dan Perubahan Error adalah Positif, maka Tundaan adalah LS (Lama Sekali) dan seterusnya.

3.2.4 DefuzzifikasiProses defuzzifikasi ini menggunakan metode

Mean of Maximum (MOM), dengan pertimbangan selain lebih sederhana dan cepat dalam perhitungan, juga karena dalam hal ini tidak diperlukan hasil yang dengan ketelitian tinggi (presisi) seperti pada metode COA (Center of Area).

4

Page 5: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

IV. PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian Sistem Keamanan Dalam simulasi untuk keadaan ruangan kosong

tanpa penghuni, jika dalam ruangan dirangsang dengan gerakan yang dalam hal ini adalah gerakan melintas tangan manusia, maka alarm akan berbunyi. Setelah push button ditekan, alarm berhenti berbunyi.

Saat kartu yang sesuai dimasukkan ke dalam modul sensor kartu, kemudian dimasukkan password yang benar melalui keypad sebanyak empat digit dan diikuti dengan menekan tombol tanda bintang (*), solenoida menjadi aktif sehingga kunci pintu terbuka, kemudian motor menggerakkan pintu geser otomatis sampai pintu terbuka dan mengenai limit switch, kemudian motor mati sehingga pergeseran pintu terhenti.

Jika tombol push button ditekan, pintu motor menjadi aktif lagi tetapi dengan arah putaran yang berlawanan dengan arah putaran sebelumnya yang menyebabkan pintu tergeser sampai tertutup dan mengenai limit switch yang kedua dan pergeseran pintu terhenti, kemudian solenoida mati sehingga pintu terkunci kembali.

Sebagai simulasi untuk membuka pintu dari dalam rumah, dilakukan penekanan tombol push button. Penekanan push button menyebabkan kunci terbuaka dan pintu tergeser sampai terbuka, kemudian jika tombol tanda pagar (#) pada keypad ditekan, pintu tertutup dan terkunci kembali. Dalam keadaan ini, sensor pyroelectric tetap tidak aktif sehingga tidak mendeteksi adanya gerakan tangan yang melintas dalam ruangan. Setelah tombol tanda bintang (*) pada keypad ditekan, sensor pyroelectric menjadi aktif kembali sehingga dapat menedeteksi adanya gerakan tangan yang melintas yang dindikasikan dengan bunyi alarm.

Dari hasil pengujian tersebut, maka perancangan sistem keamanan ruangan ini dapat berjalan dengan baik.

4.2 Tanggapan Sistem Dengan Gangguan Cahaya Sinar MatahariPada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.

0

50

100

150

200

250

waktu (detik)

lum

inan

si (l

ux)

Gambar 4.1 Grafik tanggapan sistem pada setpoint 150 lux

Untuk setpoint 150 lux pada lampu 2 terlihat hasil pengaturannya stabil secara sempurna pada satu nilai yaitu nilai setpointnya. Terlihat pada grafik tersebut berosilasi sebesar kira-kira 3 lux dari nilai setpointnya.

4.3 Tanggapan Sistem Dengan Gangguan Luar Dari Cahaya Matahari Dan LampuKestabilan sistem pada setpoint 150 lux, diganggu

dengan cara menambahkan cahaya luar ke dalam ruangan yang akan diukur luminansinya. Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4.2.

Pada gambar 4.2, karena gangguan cahaya luar baik dari sinar matahari maupun karena cahaya lampu lain pada

saat t = 32 detik, keluaran sistem berangsur-angsur stabil sehingga mencapai lonjakan maksimum. Sedangkan pada gambar 5.6, untuk lampu 2, pada saat t = 32 detik menit, keluaran sistem berangsur-angsur stabil. Begitu juga untuk lampu 3.

0

50

100

150

200

250

1 6 11 16 21 26 31 36 41 47 52 57

wakyu (detik)

lum

inan

si (l

ux)

Gambar 4.2 Grafik tanggapan sistem pada setpoint 150 lux pada lampu 1 gangguan cahaya matahari dan lampu

4.4 Pengujian Video Capturer Untuk Pengawasan KeamananPengawasan dapat segera kita lakukan dengan

menekan tombol Video Capturer pada aplikasi utama. Pendeteksian, penambahan/pengurangan capture device dapat dilakukan melalui aplikasi konfigurasi JMF, JMF Registry, yang disediakan oleh JMF API. Dengan memilih capture device yang tidak sedang digunakan, aplikasi berlanjut pada jendela dialog untuk mengatur format video yang akan ditangkap oleh capture device ini.

Video Capturer kemudian mulai melakukan penangkapan data media video, mengolahnya dan mempresentasikan pada layar monitor. Kita dapat menangkap gambar pada video yang sedang ditampilkan dengan menekan tombol SnapShot. Gambar yang dihasilkan dapat disimpan ke dalam file dengan format jpeg. Selain menangkap gambar, klip video dapat juga kita rekam dan simpan ke dalam file. Format video yang didukung dalam aplikasi ini adalah MSVIDEO atau avi dan QuickTime movie (*.mov) dilakukan dengan menekan tombol Record.

4.5 Pengujian Deteksi GerakanSuatu gerakan terdeteksi dengan membandingkan

secara terus-menerus dua buah frame video yang berurutan. Jika perbedaan tersebut melebihi nilai ambang batas tertentu, maka dapat dinyatakan suatu gerakan telah terdeteksi.

Pada jendela pengaturan visualisasi, kita dapat memilih apakah gerakan yang terdeteksi divisualisasikan di layar video. Bentuk visualisasi gerakan adalah berupa kotak persegi dengan empat macam warna yang mengikuti gerakan yang terjadi tersebut. Ukuran kotak perseginya dapat kita atur dimana ukuran kotak mengindikasikan pembagian area deteksi dari layar video.

Frame yang akan dibandingkan dibagi dalam bentuk area-area persegi yang ukurannya ditentukan dengan cara yang telah disebutkan tadi supaya tidak membebani kinerja CPU.

Ada empat tingkat nilai ambang batas yang dapat kita berikan dengan warna yang berbeda. Pendeteksi gerakan dapat mengambil langkah-langkah mekanisme pengamanan jika gerakan terdeteksi. Ada tiga mekanisme yang disediakan yaitu menangkap frame dan menyimpannya sebagai gambar, memainkan file lagu atau membunyikan alarm dan merekam klip video pada saat gerakan terdeteksi.

5

Page 6: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

Kita dapat memilih untuk mengaktifkan ataupun menonaktifkan penyimpanan gambar jika suatu gerakan terdeteksi. Pada gambar yang akan disimpan informasi tanggal dan waktu gerakan terdeteksi dapat ditambahkan. Gambar yang disimpan jika gerakan terdeteksi disimpan dengan nama file waktu dan tanggal saat gambar disimpan secara otomatis ke dalam direktori yang telah ditentukan.

Gambar 4.3 Visualisasi gerakan yang terdeteksi

Mekanisme alarm diaktifkan melalui jendela pengaturan suara. Langkah ketiga yang bisa diambil oleh pendeteksi gerakan adalah merekam klip video ke dalam file. Jika gerakan terdeteksi, pendeteksi gerakan mengambil langkah-langkah yang telah ditentukan seperti yang disebutkan sebelumnya. Kotak-kotak persegi akan ditampilkan layar video mengikuti gerakan yang terjadi sesuai dengan tingkat nilai ambang pendeteksi gerakan.

4.6 Pengujian Pengiriman dan Penerimaan VideoPengiriman dimulai dengan memilih Video

Transmitter pada jendela utama aplikasi. Ini akan membawa kita pada jendela pengirim video. Bagian atas dari jendela aplikasi pengirim video adalah informasi alamat host pengirim video. Nilai yang harus dimasukkan adalah alamat IP atau IP address dari host pengirim video dan melalui port mana data media video akan dikirimkan. Pengujian dilakukan secara lokal sehingga alamat IP yang digunakan adalah 127.0.0.1 yang merupakan alamat loopback yang didedikasikan untuk pengujian. Nilai port yang diisi di atas 1024 karena port di bawah 1024 digunakan oleh sistem.

Bagian tengah berisi informasi target pengiriman video. Informasi yang dibutuhkan adalah alamat IP host tujuan dan port tujuan tempat penerima video menerima data media video. Jumlah target pengiriman video dapat lebih dari satu.Bagian bawah adalah bagian untuk mendefinisikan sumber data media video yang akan dikirim dan kontrol transmisi.

Untuk pengujian kita mengaktifkan juga penerima video. Dari jendela aplikasi utama kita memilih Video Receiver. Informasi yang dibutuhkan penerima video adalah informasi alamat IP dirinya, dan informasi pengirim. Bagian atas jendela aplikasi penerima video terdapat kolom alamat IP penerima video.

Pada bagian tengah jendela aplikasi, informasi yang harus diisi adalah alamat IP pengirim video, port yang dipakai pengirim video dan port yang penerima video gunakan untuk menerima data media video. Kita dapat menerima video dari banyak mesin pada port-port yang berbeda.

Kontrol yang disediakan adalah kontrol untuk memulai dan menghentikan penerimaan serta kontrol untuk memonitor paket data RTCP yang diterima.

4.4 Tampilan video yang diterima oleh penerima video

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa video yang dikirim telah berhasil diterima dengan baik. Kita dapat pula memantau paket data RTCP yang berfungsi sebagai kontrol aliran paket data video. Pada sisi pengirim, diterima paket RTCP berupa Receive Report (RR) dari sisi penerima yang mengindikasikan bahwa penerima video telah menerima paket data video yang dikirim.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Keterpaduan antara subsistem mampu berjalan

dengan baik.. 2. Untuk mencapai kestabilan tanggapan sistem

yang maksimal diperlukan metode coba-coba untuk mengubah basis aturan dan basis data pada pengendali logika fuzzy.

3. Pengendali logika fuzzy dapat bekerja dengan cukup baik pada sistem pengaturan luminansi dengan toleransi osilasi 3 lux dari setpointnya.

4. Sistem keamanan berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan

5. Pemantauan dapat menampilkan gambar yang diinginkan.

6. Komputer dapat mengambil data dari mikrokontroler untuk deteksi orang dan luminansi.

5.2 SaranDalam pembuatan penelitian ini, ada beberapa

saran yang kami sampaikan 1. Penggunaan motor dc yang memiliki rpm rendah

tetapi memiliki torsi yang besar lebih dianjurkan untuk menggeser pintu otomatis.

2. Penggunaan lampu selain lampu pijar yang memiliki efisiensi yang lebih baik sangat dianjurkan.

3. Penggunaan kamera bergerak akan lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan kamera tetap.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adi Susanto, Data Akuisisi Untuk Proses Perpindahan Panas, Pusat Antar Universitas – Ilmu Teknik UGM, 1988/1989.

[2] Fitzgeral A.E., dkk, Dasar-dasar Elektronika, diterjemahkan oleh: Pantur Silaban, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.

[3] Garland, Harry, alih bahasa Barmawi dan Tjia M.O,

6

Page 7: TELESINYAL SEBAGAI MONITORING · Web viewPerancangan pintu otomatis diperlihatkan pada Gambar 3.2. Solenoida seperti terlihat pada gambar digunakan sebagai kunci elektronik. Pintu

Pengantar Mikriprosesor, Penerbit Erlangga, 1994.[4] Malvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronika, Edisi

Kedua, Erlangga Jakarta,1994.[5] Moh. Ibnu Malik, Anistardi, Bereksperimen dengan

Mikrokontroler 8031, Elek Media Komputindo, Jakarta, 1997.

[6] Ogata, Katsuhiko, Teknik Kontrol Automatik, alih bahasa Edi Laksono, Erlangga, Jakarta, 1997.

[7] Paulus Andi Nalwan, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003.

[8] Putra, Agfianto Eko, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi), Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2002.

[9] Rio S.R., Iida M., Fisika dan Teknologi Semikonduktor, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 1982. Rio S.R., Iida M., Fisika dan Teknologi Semikonduktor, P.T. Pradnya Paramita, Jakarta, 1982.

[10] Slamet MB, Robot Dengan Kemampuan Mencari Jalur Tujuan dan Mengingat Jalur yang Menjejakinya, Tugas Akhir, Teknik Elektro Undip, 2003.

[11] Tocci, Ronald J., Digital System Principle and Aplication, Prentice Hall international, Inc., United States of America, 1977.

[12] Zulkifli Faisal, Soft Braking System pada Roda Prototip Kereta Api dengan Menggunakan Fuzzy Logic Controller, Tugas Akhir, Teknik Elektro Undip, 2003.

[13] www.atmel.com/8051/at89c51[14] www.caltron.co.id[15] _________, Atmel Microcontroller Data Book, Atmel

Corporation, California, 1995.[16] _________, Infrared Parts Manual, URL:

http://www.glolab.com, Glolab Corporation, 2002.

7