telaah kualitas air di tambak slamaran
TRANSCRIPT
Telaah Kualitas Air di Tambak Slamaran,
Kota Pekalongan
PAPER
Disusun Oleh :
Ninda Rizkiyani (1005560321)
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan
Universitas Pekalongan
Pekalongan
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat
untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.Tambak
dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air
dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).Hewan yang
dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang.
Kota Pekalongan masuk dalam wilayah pesisir pantura. Wilayahnya sebagian
didominasi oleh lokasi tambakan dan menjadi salah satu mata pencaharian utama
penduduk . Salah satu wilayah tambak di kota Pekalongan adalah tambak
slamaran. Wilayah tersebut pada awalnya tambak yang masih aktif dan produktif
sebagai lahan budidaya. Akan tetapi, lama kelamaan karena masalah sosial dan
lingkungan disekitar pemukiman tambak akhirnya sungai yang menjadi sumber
air bagi tambak ditutup dan menjadi sungai mati. Akibat sumber air tambak yang
berasal dari sungai mati mengakibatkan beberapa dampak yang negatif bagi
lingkungan tambak maupun ekosistem disekitarnya. Salahsatu hal yang paling
berdampak adalah kondisi kualitas air di wilayah tambak slamaran yang kurang
baik untuk kegiatan budidaya ikan.
Karena latar belakang diatas mahasiswa perikanan Universitas Pekalongan
melakukan peneraan kualitas air ditambak slamaran selama 2 hari. Parameter
yang diamati diantaranya adalah temperatur, salinitas, DO, pH, kecerahan dan
NH3. Berdasarkan hasil peneraan diharapkan dapat diketahui keadaan kulaitas air
di tambak slamaran dan pada akhirnya dapat ditemukan solusi untuk pengelolaan
tambak slamaran.
2
BAB II
ISI
2.1 Kualitas Air
2.1.1 Temperature
Hasil pengukuran suhu menunjukkan terjadi kenaikkan suhu mulai dari
jam 05.00 – 13.00 dan turun pada jam 17.00. Peningkatan suhu juga
menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya O2, CO2, N2,
CH4, dan sebagainya (Haslam, 1995). Selain itu juga peningkatan suhu
menyebabkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air dan
selanjutnya mengakibatkan penurunan oksigen terlarut. Data DO
menunjukkan pada kondisi 05.00 nilainya 1 ppm sedangkan suhu 30oC.
DO semakin siang semakin naik, dari 1 – 2 ppm. Jika dikaitkan antara
landasan teori yang menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan suhu maka
DO akan menurun akan tetapi dalam prakteknya, kenaikan suhu terjadi
kenaikan DO. Pada kenaikan suhu, DO masih relatif stabil atau
mengalami kenaikan dikarenakan pada siang hari terdapat fitoplankton
yang melakukan fotosintesa dan menghasilkan oksigen sehingga kenaikan
suhu kurang berpengaruh terhadap penurunan DO.
2.1.2 Salinitas
Data salinitas menunjukkan kurva sigmoid dimana terjadi kenaikan sedikit
demi sedikit kemudian mengalami penurunan. Range salinitas yang
didapat dari hasil praktikum adalah 9 – 12 ppt. Sebaran salinitas diperairan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah penguapan, curah
hujan dan banyaknya air yang masuk ke badan tambak
(http://aldriyanus.blogspot.com/). Pada siang hari salinitas cukup tinggi
karena proses evaporasi dan kondisi dilapangan cukup terik sehingga
salinitas naik. Pada sore hari terjadi penurunan salinitas, hal ini disebabkan
karena ada pembuangan limbah air dari pemukiman disekitar tambak ke
sungai. Sungai tersebut menjadi air pemasukkan ditambak dan pada sore
hari ketika air dari sungai naik, sebagian air merembas dan masuk ke
badan tambak. Hal ini yang menyebabkan terjadi penurunan salinitas.
3
2.1.3 Oksigen Terlarut (DO)
Nilai oksigen terlarut yang didapatkan dari hasil praktikum cukup kecil
yaitu antara 1-3 ppm. Nilai ini sangat kecil jika dibandingkan batas
optimal DO yaitu 5-7 ppm. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air
semakin baik.kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang
mungkin saja terjadi. Dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan
organik dapat mengurangi kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol.
(Brown dalam Effendi, 2003). Hasil praktikum menunjukkan bahwa pada
keadaan suhu 30oC kadar DO nya berkisar 2 ppm, kondisi ini tidak sesuai
dengan pendapat cole (1983) yang menyatakan bahwa pada suhu 30oC
kadar oksigen terlarut (mg/l) adalah 7,56. Ketimpangan ini mungkkin
diakibatkan karena dekomposisi mikroba sehingga kadar oksigen menjadi
berkurang drastis.
2.1.4 Derajat Keasaman (pH)
pH adalah tingkatan yang menunjukan asam atau basanya suatu larutan
yang di ukur pada skala 0 – 14. Dari hasil praktikum terlihat bahwa pH
berkisar 7-8. (maaf pak saya bingung mau bahas apa). 2.1.5 Kecerahan
Hasil pengukuran kecerahan menunjukkan hasil yang dapat digambarkan
berbentuk kurva sigmoid. Cahaya yang jatuh pada permukaan air sebagian
akan dipantulkan dan sebagian lagi masuk kedalam air. Cahaya yang
masuk inilah yang akan menentukan kecerahan suatu perairan. Cahaya
matahari pada posisi titik kulminasi (jam 12:00 siang) hanya dapat
menembus kedalaman air jernih sampai 100
m(http://aldriyanus.blogspot.com/). Dari hasil praktikum titik kulminasi
menunjukkan pada jam 05.00 dengan tingkat kecerahan tertinggi, hal ini
tidak sesuai dengan teori yang ada. Ketimpangan ini terjadi karena pada
sore hari air yang berasal dari sungai mati sebagian masuk ke badan
tambak yang menyebabkan pengadukan, lama-kelamaan air yang masuk
4
dan partikel mengendap sehingga kecerahan ditambak pada pagi hari
cukup tinggi setelah terjadi pengendapan partikel.
2.1.6 NH3
Nitrat berasal dari ammonium yang masuk ke dalam badan tambak
slamaran terutama melalui limbah domestic. Konsentrasi nitrat di tambak
salamaran cukup tinggi karena dekat dengan titik pembuangan sehingga
aktivitas mikroorganisme cukup tinggi seperti bakteri Nitrosomonas.
Mikroorganisme tersebut akan mengoksidasi ammonium menjadi nitrit
dan akhirnya menjadi nitrat oleh bakteri. Proses oksidasi tersebut akan
menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut di perairan semakin berkurang.
Pada praktikum yang telah dilakukan, konsentrasi NH3 di tambakberkisar
1- 2 ppm. Kadar amonium tersebut melebihi ambang batasnya yaitu 0,5
mg/l. Kadar nitrat dan nitrit di dalam air tambak yang melebihi ambang
batas tersebut akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup hewan yang dipelihara.
Kadar amonium juga berpengaruh terhadap kelarutan oksigen di tambak.
2.2 Pengelolaan Kualitas Air Tambak Slamaran
Untuk mengelola kualitas air tambak slamaran ada beberapa hal yang bisa
dilakukan dari segi internal dan eksternal tambak. Dari segi internal hal yang
dapat dilakukan diantaranya adalah :
a. Perbaikan konstruksi tambak, dari segi kedalaman, pematang dan dinding-
dinding tambak. Jika terjadi kebocoran atau indikasi rembesan air dari luar
tambak bisa masuk kedalam tambak lakukan penambalan/perbaikan.
b. Pembuatan petakan filter dan petakan pengendapan. Petakan tambak tersebut
dimaksudkan untuk menyaring dan mengendapkan air yang masuk kedalam
badan tambak sehingga kualitas air budidaya dapat terjaga.
c. Pengurangan lumpu didasar berkala serta pemopokan dinding tambak
berkala.
5
d. Membuat filter biologis pada pintu pemasukan air/inlet, bisa juga
filter/penyaring terbuat dari saringan/jaring sehingga sampah yang terbawa
bersama air tidak dapat masuk kedalam tambak.
e. Pengalihan sumber air, dari sumber air sungai mati disebelah selatan tambak
unikal menjadi sungai yang bersumber dari sungai kalibanger.
Perbaikan dari segi eksternal yang dapat dilakukan adalah :
a. Pengelolaan berkala jalannya sumber air yang akan masuk ke tambak, hal ini
dimaskudkan untuk mengurangi sampah-sampah yang mungkin terbawa
bersama air.
b. Penanaman pohon bakau di sekitar wilayah tambak untuk membantu
kemudahan difusi oksigen masuk ke air tambak serta sebagai pohon
peneduh.
c. Pengecekan kualitas air berkala setiap 1 minggu sekali untuk mengetahui
fluktuasi parameter kualitas air di Tambak.
BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Dari hasil telaah kualitas air yang dilakukan di tambak Slamaran, Kota
Pekalongan dapat disimpulkan bahwa :
a. Kondisi tambak salamaran kota pekalongan masuk dalam perairan yang
kurang baik bila dilihat dari beberapa parameter airnya seperti DO, amonia,
dan suhu.
b. Perlu dilakukan perbaikan dalam pengelolaan kualitas air agar kualitas air di
tambak Slamaran dapat terjaga.
6