teknologi satelit altimetri

7
Teknologi Satelit Altimetri Teknologi satelit altimetri merupakan salah satu teknologi penginderaan jauh yang digunakan untuk mengamati dinamika topograpermukaan laut yang tereferensi terhadap suatu bidang tertentu. Bidang tertentu tersebut adalah suatu bidang referensi tinggi yang dapat berupa ellipsoid, geoid, atau mean sea surface. Dalam penggunaannya bidang-bidang referensi tersebut menjadi acuan untuk menentukan kedudukan muka laut. Gelombang satelit altimetry berkembang sejak tahun 1973, saat diluncurkannya siste satelit Skylab. Beberapa jenis satelit altimetry lain yang sudah diluncurkan adalah Tujuan utama peluncuran sensor altimetry adalah untuk mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempenganes kutub dan mengamati perubahan muka laut rata-rata global. Namun demikian sensor ini juga dapat digunakan untuk mengamati arus dan eddies , tinggi gelombang, studi pasang surut di lepas pantai, studi fenomena EL Nino dan lain-lain Satelit TOPEX/Poseidon dan Jason-1 Satelit TOPEX/Poseidon yang diluncurkan pada Agustus 1992 merupakan hasil kerjasama antara badan antariksa Amerika NASA (National Aeronatics and Space Administration) dengan badan antariksa Prancis CNES (Centre National d’Etudes Spatiales). Tujuan utama dari misi TOPEX/Poseidon adalah (Benada, 1997) : 1. Mengukur tinggi muka air laut untuk tujuan studi dinamika laut yang mencakup hitungan rerata maupun variasi arus permukaan dan pasang surut lautan secara global 2. Memproses, memverifikasi, dan mendistribusikan data TOPEX/Poseidon beserta data geofisika lainnya kepada pengguna 3. Meletakkan pondasi bagi keberlanjutan program pengamatan sirkulasi laut dan variasinya dalam jangka waktu yang panjang. Karakteristik dari satelit TOPEX/Poseidon digambarkan dalam Tabel (4) berikut. Tabel 1. Karakteristik dari satelit TOPEX/Poseidon Karakteristik Utama Setengah sumbu panjang 7714.4278 km

Upload: sukmana-mlq

Post on 24-Nov-2015

101 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Teknologi altimetri

TRANSCRIPT

Teknologi Satelit AltimetriTeknologi satelit altimetri merupakan salah satu teknologi penginderaan jauh yang digunakan untuk mengamati dinamika topogra permukaan laut yang tereferensi terhadap suatu bidang tertentu. Bidang tertentu tersebut adalah suatu bidang referensi tinggi yang dapat berupa ellipsoid, geoid, atau mean sea surface. Dalam penggunaannya bidang-bidang referensi tersebut menjadi acuan untuk menentukan kedudukan muka laut. Gelombang satelit altimetry berkembang sejak tahun 1973, saat diluncurkannya siste satelit Skylab. Beberapa jenis satelit altimetry lain yang sudah diluncurkan adalah

Tujuan utama peluncuran sensor altimetry adalah untuk mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempenganes kutub dan mengamati perubahan muka laut rata-rata global. Namun demikian sensor ini juga dapat digunakan untuk mengamati arus dan eddies, tinggi gelombang, studi pasang surut di lepas pantai, studi fenomena EL Nino dan lain-lain

Satelit TOPEX/Poseidon dan Jason-1Satelit TOPEX/Poseidon yang diluncurkan pada Agustus 1992 merupakan hasil kerjasama antara badan antariksa Amerika NASA (National Aeronatics and Space Administration) dengan badan antariksa Prancis CNES (Centre National dEtudes Spatiales). Tujuan utama dari misi TOPEX/Poseidon adalah (Benada, 1997) :1. Mengukur tinggi muka air laut untuk tujuan studi dinamika laut yang mencakup hitungan rerata maupun variasi arus permukaan dan pasang surut lautan secara global2. Memproses, memverifikasi, dan mendistribusikan data TOPEX/Poseidon beserta data geofisika lainnya kepada pengguna3. Meletakkan pondasi bagi keberlanjutan program pengamatan sirkulasi laut dan variasinya dalam jangka waktu yang panjang.Karakteristik dari satelit TOPEX/Poseidon digambarkan dalam Tabel (4) berikut.Tabel 1. Karakteristik dari satelit TOPEX/Poseidon

Karakteristik Utama

Setengah sumbu panjang7714.4278 km

Eksentrisitas0.000095

Inklinasi bidang orbit66.04o

Argumen of perigee90o

Asensiorekta ascending116.56o

Anomali rerata253.13o

Data Tambahan

Tinggi referensi (ekuatorial)1336 km

Periode satu lintasan orbit6745.72 detik

Resolusi temporal (cycle)9.9156 hari

Jumlah revolusi dalam satu cycle127

Jarak antar lintasan pada ekuator315 km

Sudut lintasan terhadap ekuator39.5o

Kecepatan orbit7.2 km/detik

Kecepatan permukaan (ground track speed)5.8 km/detik

Satelit TOPEX/Poseidon memberikan data terakhirnya pada 4 Oktober 2005 pada cycle ke-481. Misi TOPEX/Poseidon berakhir secara resmi pada tanggal 18 Januari 2006 untuk kemudian dilanjutkan oleh satelit Jason-1. Satelit Jason-1 yang diluncurkan pada 7 Desember 2001 merupakan hasil kerjasama antara NASA dengan CNES. Satelit Jason-1 adalah misi lanjutan dari TOPEX/Poseidon dan mempunyai karakteristik serta tujuan yang sama dengan pendahulunya yaitu untuk mengamati tinggi muka air laut secara global.Berikut adalah aplikasi dari satelit Jason-1 :

Satelit altimetri Jason-1 yang diluncurkan pada tanggal 7 Desember 2001 merupakan hasil kerjasama antara NASA dengan CNES. Salah satu misi dari satelit ini adalah untuk mengamati topografi muka air laut (Sea Surface Topography)dantinggi muka laut (SSH). Satelit altimetri tidak hanya menghasilkan nilai tinggi muka air laut sesaat pada saat pengamatan, namun dari data pengamatan tersebut dapat pula dihitung nilai komponen atmosfer, tinggi satelit terhadap elipsoid referensi, nilai tinggi muka air laut rata-rata dan variasi muka laut.Sensor.Satelit altimetri Jason-1 membawa lima buah sensor yang terdiri dari dua sensor milik CNES dan tiga sensor milik NASA. Adapun sensor-sensor tersebut antara lain :1.Poseidon-2 Altimeter.Sensor ini merupakan sensor yang dimiliki CNES. Sensor ini merupakan alat utama pada satelit Jason-1. Fungsi dari sensor ini adalah untuk mengukur jarak satelit dari permukaan bumi, tinggi gelombang, dan kecepatan angin. Sensor ini bekerja dengan dua frekuensi yaitu 13,6 GHz (Ku-band) dan 5,3 GHz (C-band).2.Jason-1 Microwave Radiometer(JMR). Sensor ini dimiliki oleh NASA. Fungsi dari sensor ini adalah untuk mengukur kandungan uap air yang terdapat pada atmosfer sehingga dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap perambatan sinyal radar. Sensor ini bekerja pada tiga frekuensi, yaitu 18,7; 23,8; dan 34 GHz.3.Dual-frequency Doppler Orbitography and Radiopositioning Satellite(DORIS). Sensor ini dimiliki oleh CNES. Ada tiga fungsi utama dari sensor DORIS, yaitu :1. Untuk mengetahui posisi satelit pada orbit secarareal time(DIODE). Informasi ini sangat perlu untuk menyediakan data altimetri baik secarareal timemaupun yangnear-real time.2. Hasil dari pengukuran sensor ini dapat digunakan untuk menentukan ketepatan satelit pada orbitnya (Precise Orbit Determination(POD).3. Untuk menghitung kandungan elektron pada atmosfer. Sensor ini bekerja pada dua frekuensi, yaitu 401,25 dan 2036,25 MHz.4.Turbo Rogue Space Receiver(TRSR). Sensor ini dimiliki oleh NASA. Fungsi dari sensor ini adalah untuk membantu sistem sensor DORIS dalam menentukan ketepatan satelit pada orbitnya (POD), membantu memperbaiki model medan gaya berat, serta untuk menyediakan data posisi satelit yang lebih akurat yang didapat dari 16 satelit GPS yang beroperasi di bumi.5.Laser Retroreflector Array(LRA). LRA memancarkan sinyal dari 10-15 stasiunlaser trackingdi permukaan bumi. Fungsi dari sensor ini adalah untuk mendukung sistem penentuan lokasi pada Jason-1 (DORIS dan TRSR) agar didapatkan hasil yang lebih teliti.Orbit.Menurut AVISO dan PODAAC (2003), satelit Jason-1 mengorbit pada lintasan yang sama dengan lintasan satelit T/P.Dalam AVISOandPODAACUser Handbook(2003) dijelaskan bahwa satelit Jason-1 diluncurkan dengan tinggi orbit satelit terhadap bidang referensi sejauh 1336 km dan inklinasi 66. Dengan karakteristik tinggi orbit tersebut, maka efek atmosfer bumi dan gaya tarik bumi dapat direduksi sehingga kualitas hasil dapat ditingkatkan. Inklinasi orbit sebesar 66 berpengaruh terhadap perolehan informasi dari sebagian besar lautan global.Resolusi temporal satelit Jason-1 adalah 10 hari dengan jarak antar lintasan satelit terpisah sejauh 315 km di ekuator (AVISOandPODAAC, 2008). Sepanjang jalur pengukuran data diambil tiap detik dengan jarak antar titik pengukuran sejauh 5 km. Dalam satu periode pengukuran (cycle) terdapat 127 lintasan dengan waktu tempuh 112 menit untuk satu lintasan. Tiap lintasan terdiri dari dua fase, yaitu fase naik (ascending) dari 66 LS sampai 66 LU dan fase turun (descending) dari 66 LU sampai 66 LS.

1. Oseanografi. Mengamati variasi lautan global merupakan misi utama dari Jason-1. Orbit dari Jason-1, yang identik dengan TOPEX/Poseidon, dapat mencakup 90% dari seluruh lautan di dunia setiap 9.9156 hari. 2. Klimatologi dan prediksi iklim. Data altimetrik sangat dibutuhkan dalam mempelajari dan memprediksi iklim, pada fenomena-fenomena seperti El Nino. Satelit EnvisatSatelit Envisat diluncurkan pada Maret 2002 oleh European Space Agency dengan tujuan utama menyediakan data pengamatan dari atmosfer, lautan global, dan es. Envisat mempunyai karakteristik orbit sun synchronous dengan parameter sebagai berikut :Tabel 2. Karakteristik dari satelit Envisat

Karakteristik Utama

Setengah sumbu panjang7159.5 km

Inklinasi bidang orbit98.55o

Tinggi referensi rerata (ekuatorial)799.8 km

Periode satu lintasan orbit6035.4 detik

Resolusi temporal (cycle)35 hari

Kecepatan orbit7.45 km/detik

Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972, satelit ini terkenal dengan kemampuannya merekam permukaan bumi dari angkasa. Program ini dulunya disebut Earth Resources Observation Satellites Program ketika dimulai tahun 1966, namun diubah menjadi Landsat pada tahun 1975. Yang paling akhir Landsat 7, diluncurkan tanggal 15 April 1999. Landsat-7 ini dilengkapi dengan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+), yang merupakan kelanjutan dari program Thematic Mapper (TM) yang diusung sejak Landsat-5. Saluran pada satelit ini pada dasarnya adalah sama dengan 7 saluran pada TM, namun diperluas dengan saluran 8 yaitu Pankromatik. Saluran 8 ini merupakan saluran berresolusi tinggi yaitu seluas 15 meter. Berikut adalah urutan peluncuran satelit landsat : Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology Satellite 1) - diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun 1978 Landsat 2 - diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981 Landsat 3 - diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983 Landsat 4 - diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993 Landsat 5 - diluncurkan 1 Maret 1984, masih berfungsi Landsat 6 - diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit Landsat 7 - diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi

CARA KERJA SATELIT LANDSATSetiap benda atau obyek mempunyai karakteristik pantulan atau pancaran yang unik dan berbeda apabila jenis depresi atau kondisi lingkungan berbeda. Penginderaan jauh adalah suatu teknologi untuk mengidentifikasi dan memahami benda atau kondisi lingkungan melalui keunikan pantulan atau pancaran. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data penginderaan iauh dapat bersifat optik berupa foto, bersilat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik.Komputer digital bekerja dengan angka-angka presisi terhingga, sehingga hanya citra dan kelas Diskrit-Oiskrit yang dapat diolah dengan komputer yang lebih dikenal sebagai citra digital yang merupakan suatu array dua dimensi atau sebuah matriks. Pengenalan pola sering juga merupakan bagian dan pengolahan citra seperti misalnya proses klasifikasi. Karakteristik suatu obyek pada pengamatan secara spektral biasanya mempunyai pola tertentu sebagai contoh diambil citra hasil pengamatan sistem satelit sumber daya alam landsat, sedangkan teknik-teknik peningkatan citra meliputi konversi skala keabuan ( Grey Scale ) biasanya diterapkan pada keluaran citra untuk menginterprestasikan sebuah citra. Atmosfer terdiri dari berbagai partikel yang selain bersifat sebagai penghantar energi matahari dapat juga menimbulkan gangguan pada data yang direkarn, sasarannya dalam hal ini adalah suatu daerah pada permukaan bumi, pengolahan citra secara digital pada aplikasi ini baru berkembang setelah digunakan sistem satelit dalam teknik penginderaan jauh.Data penginderaan jauh diolah secara otomatis oleh komputer dan atau secara manual ditafsirkan oleh seseorang dan akhirnya dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, pertanian, kehutanan, ilmu kelautan, pemetaan, lingkungan, tata ruang kota dan lain-lain. Data penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit TM-Landsat.S oleh stasiun bumi dalam bentuk data digital High Dencity Digital Tape ( HDDT ) ditransfer ke dalam Computer Compatible Tape ( CCT ) agar dapat disimpan di dalam sebuah disket atau hardisk pada komputer PC. Data penginderaan jauh dalam tahap ini menggunakan sistem klasifikasi terawasi dengan metode minimum distance pada aplikasi pemetaan tata ruang kota khususnya Jakarta - Tangerang dengan menggunakan aplikasi dalam bahasa pemrograman Pascal.

PEMANFAATAN SATELIT LANDSATCitra satelit Landsat dan Spot yang mempunyai resolusi spasial dan spektral tinggi mampu membantu mencari faktor penyebab banjir, erosi dan tanah longsor dalam wilayah ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Peran citra satelit Landsat dan Spot yang mempunyai keunggulan dalam resolusi spasial dan spektral membantu dalam penyediaan data regional dalam penentuan lokasi Stasiun Pengamat Aliran Sungai (SPAS) untuk pemantauan banjir, sedimen, dan sampah, karena kemampuannya untuk menggambarkan kondisi karakter ekosistem DAS secara digital. Selain itu, integrasi citra satelit Landsat dan Spot dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu memetakan dan membuat tampilan menarik daerah rawan banjir dan kekeringan, gejala erosi, dan tanah longsor.

SUMBER :http://id.wikipedia.org/wiki/Program_Landsathttp://www.kapanlagi.com/h/0000073671.htmlhttp://www.geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=65:karakteristik-sensor-satelit-ikonos&catid=46:pj&Itemid=75http://library.gunadarma.ac.id/psug/module.php?appid=tesis&sub=detail&npm=61297006&jenis={jenis}Pustaka :http://www.aviso.oceanobs.com/ (akses bulan Maret 2009).http://www.podaac.jpl.nasa.gov/ (akses bulan Maret 2009).http://www.envisat.esa.int/ (akses bulan April 2009).AVISO - PO.DAAC, 2008, User Handbook : IGDR and GDR Jason Products, USA-Prancis.Benada, J.R., 1997, PODAAC MGDR-B (TOPEX/Poseidon) Users Handbook, Jet Propulsion Laboratory, NASA, USA.Chelton, D.B., B.J. Haines, J.C. Ries, L.-L.Fu, P.S. Callahan, 2001, in: Satellite Altimetry and Earth Sciences, Ed: L.-L. Fu dan A.Cazenave, International Geophysics Series, Vol. 69, pp. 1 to 128, Academic Press, San Diego.NASA CNES, 1992, Mission to Planet Earth - TOPEX/Poseidon, USA-Prancis.