teknologi pembakaran pada pltu batubara « belajar memaknai

23
3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 1/23 B elajar Memaknai Urip Mung Mampir Ngombe Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara Posted by imambudiraharjo on March 6, 2009 Pendahuluan Klasifikasi kualitas batubara secara umum terbagi 2, yaitu pembagian secara ilmiah dalam hal ini berdasarkan tingkat pembatubaraaan, dan pembagian berdasarkan tujuan penggunaannya. Berdasarkan urutan pembatubaraannya, batubara terbagi menjadi batubara muda (brown coal atau lignite), sub bituminus, bituminus, dan antrasit. Sedangkan berdasarkan tujuan penggunaannya, batubara terbagi menjadi batubara uap (steam coal ), batubara kokas (coking coal atau metallurgical coal ), dan antrasit. Batubara uap merupakan batubara yang skala penggunaannya paling luas. Berdasarkan metodenya, pemanfataan batubara uap terdiri dari pemanfaatan secara langsung yaitu batubara yang telah memenuhi spesifikasi tertentu langsung digunakan setelah melalui proses peremukan (crushing/milling) terlebih dulu seperti pada PLTU batubara, kemudian pemanfaatan dengan memproses terlebih dulu untuk memudahkan penanganan (handling) seperti CWM (Coal Water Slurry), COM (Coal Oil Mixture), dan CCS (Coal Cartridge System), dan selanjutnya pemanfataan melalui proses konversi seperti gasifikasi dan pencairan batubara Pada PLTU batubara, bahan bakar yang digunakan adalah batubara uap yang terdiri dari kelas sub bituminus dan bituminus. Lignit juga mulai mendapat tempat sebagai bahan bakar pada PLTU belakangan ini, seiring dengan perkembangan teknologi pembangkitan yang mampu mengakomodasi batubara berkualitas rendah.

Upload: wisnu-nugraha

Post on 26-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

teknologi pada PLTU

TRANSCRIPT

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 1/23

Belajar Memaknai

Urip Mung Mampir Ngombe

Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara

Posted by imambudiraharjo on March 6, 2009

Pendahuluan

Klasifikasi kualitas batubara secara umum terbagi 2, yaitu pembagian secara ilmiah dalam halini berdasarkan tingkat pembatubaraaan, dan pembagian berdasarkan tujuan penggunaannya.Berdasarkan urutan pembatubaraannya, batubara terbagi menjadi batubara muda (brown coalatau lignite), sub bituminus, bituminus, dan antrasit. Sedangkan berdasarkan tujuanpenggunaannya, batubara terbagi menjadi batubara uap (steam coal), batubara kokas (cokingcoal atau metallurgical coal), dan antrasit.

Batubara uap merupakan batubara yang skala penggunaannya paling luas. Berdasarkanmetodenya, pemanfataan batubara uap terdiri dari pemanfaatan secara langsung yaitu batubarayang telah memenuhi spesifikasi tertentu langsung digunakan setelah melalui proses peremukan(crushing/milling) terlebih dulu seperti pada PLTU batubara, kemudian pemanfaatan denganmemproses terlebih dulu untuk memudahkan penanganan (handling) seperti CWM (Coal WaterSlurry), COM (Coal Oil Mixture), dan CCS (Coal Cartridge System), dan selanjutnyapemanfataan melalui proses konversi seperti gasifikasi dan pencairan batubara

Pada PLTU batubara, bahan bakar yang digunakan adalah batubara uap yang terdiri dari kelassub bituminus dan bituminus. Lignit juga mulai mendapat tempat sebagai bahan bakar padaPLTU belakangan ini, seiring dengan perkembangan teknologi pembangkitan yang mampumengakomodasi batubara berkualitas rendah.

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 2/23

Gambar 1. Skema pembangkitan listrik pada PLTU batubara

(Sumber: The Coal Resource, 2004)

Pada PLTU, batubara dibakar di boiler menghasilkan panas yang digunakan untuk mengubahair dalam pipa yang dilewatkan di boiler tersebut menjadi uap, yang selanjutnya digunakanuntuk menggerakkan turbin dan memutar generator. Kinerja pembangkitan listrik pada PLTUsangat ditentukan oleh efisiensi panas pada proses pembakaran batubara tersebut, karena selainberpengaruh pada efisiensi pembangkitan, juga dapat menurunkan biaya pembangkitan.Kemudian dari segi lingkungan, diketahui bahwa jumlah emisi CO2 per satuan kalori dari

batubara adalah yang terbanyak bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, denganperbandingan untuk batubara, minyak, dan gas adalah 5:4:3. Sehingga berdasarkan uji cobayang mendapatkan hasil bahwa kenaikan efisiensi panas sebesar 1% akan dapat menurunkanemisi CO2 sebesar 2,5%, maka efisiensi panas yang meningkat akan dapat mengurangi beban

lingkungan secara signifikan akibat pembakaran batubara. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa teknologi pembakaran (combustion technology) merupakan tema utama pada upayapeningkatan efisiensi pemanfaatan batubara secara langsung sekaligus upaya antisipasi isulingkungan ke depannya.

Pada dasarnya metode pembakaran pada PLTU terbagi 3, yaitu pembakaran lapisan tetap(fixed bed combustion), pembakaran batubara serbuk (pulverized coal combustion /PCC), danpembakaran lapisan mengambang (fluidized bed combustion / FBC). Gambar 3 di bawah inimenampilkan jenis – jenis boiler yang digunakan untuk masing – masing metode pembakaran.

Gambar 2. Tipikal boiler berdasarkan metode pembakaran

(Sumber: Idemitsu Kosan Co., Ltd)

Pembakaran Lapisan Tetap

Metode lapisan tetap menggunakan stoker boiler untuk proses pembakarannya. Sebagai bahanbakarnya adalah batubara dengan kadar abu yang tidak terlalu rendah dan berukuranmaksimum sekitar 30mm. Selain itu, karena adanya pembatasan sebaran ukuran butiranbatubara yang digunakan, maka perlu dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikuttercampur ke dalam batubara tersebut. Alasan tidak digunakannya batubara dengan kadar abuyang terlalu rendah adalah karena pada metode pembakaran ini, batubara dibakar di ataslapisan abu tebal yang terbentuk di atas kisi api (traveling fire grate) pada stoker boiler. Bilakadar abunya sangat sedikit, lapisan abu tidak akan terbentuk di atas kisi tersebut sehingga

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 3/23

pembakaran akan langsung terjadi pada kisi, yang dapat menyebabkan kerusakan yang parahpada bagian tersebut. Oleh karena itu, kadar abu batubara yang disukai untuk tipe boiler iniadalah sekitar 10 – 15%. Adapun tebal minimum lapisan abu yang diperlukan untukpembakaran adalah 5cm.

Gambar 3. Stoker Boiler

(Sumber: Idemitsu Kosan Co., Ltd)

Pada pembakaran dengan stoker ini, abu hasil pembakaran berupa fly ash jumlahnya sedikit,hanya sekitar 30% dari keseluruhan. Kemudian dengan upaya seperti pembakaran NOx duatingkat, kadar NOx dapat diturunkan hingga sekitar 250 – 300 ppm. Sedangkan untukmenurunkan SOx, masih diperlukan tambahan fasilitas berupa alat desulfurisasi gas buang.

Pembakaran Batubara Serbuk (Pulverized Coal Combustion/PCC)

Saat ini, kebanyakan PLTU terutama yang berkapasitas besar masih menggunakan metodePCC pada pembakaran bahan bakarnya. Hal ini karena sistem PCC merupakan teknologi yangsudah terbukti dan memiliki tingkat kehandalan yang tinggi. Upaya perbaikan kinerja PLTU initerutama dilakukan dengan meningkatkan suhu dan tekanan dari uap yang dihasilkan selamaproses pembakaran. Perkembangannya dimulai dari sub critical steam, kemudian super criticalsteam, serta ultra super critical steam (USC). Sebagai contoh PLTU yang menggunakanteknologi USC adalah pembangkit no. 1 dan 2 milik J-Power di teluk Tachibana, Jepang, yangboilernya masing – masing berkapasitas 1050 MW buatan Babcock Hitachi. Tekanan uap yang

dihasilkan adalah sebesar 25 MPa (254.93 kgf/cm2) dan suhunya mencapai 600℃/610℃ (1 stagereheat cycle). Perkembangan kondisi uap dan grafik peningkatan efisiensi pembangkitan padaPCC ditunjukkan pada gambar 4 di di bawah ini.

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 4/23

Gambar 4. Perkembangan kondisi uap PLTU

(Sumber: Clean Coal Technologies in Japan, 2005)

Pada PCC, batubara diremuk dulu dengan menggunakan coal pulverizer (coal mill) sampaiberukuran 200 mesh (diameter 74µm), kemudian bersama – sama dengan udara pembakarandisemprotkan ke boiler untuk dibakar. Pembakaran metode ini sensitif terhadap kualitasbatubara yang digunakan, terutama sifat ketergerusan (grindability), sifat slagging, sifat fauling,dan kadar air (moisture content). Batubara yang disukai untuk boiler PCC adalah yang memilikisifat ketergerusan dengan HGI (Hardgrove Grindability Index) di atas 40 dan kadar air kurangdari 30%, serta rasio bahan bakar (fuel ratio) kurang dari 2. Pembakaran dengan metode PCCini akan menghasilkan abu yang terdiri diri dari clinker ash sebanyak 15% dan sisanya berupafly ash.

Gambar 5. PCC Boiler

(Sumber: Idemitsu Kosan Co., Ltd)

Ketika dilakukan pembakaran, senyawa Nitrogen yang ada di dalam batubara akan beroksidasimembentuk NOx yang disebut dengan fuel NOx, sedangkan Nitrogen pada udara pembakaranakan mengalami oksidasi suhu tinggi membentuk NOx pula yang disebut dengan thermal NOx.

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 5/23

Pada total emisi NOx dalam gas buang, kandungan fuel NOx mencapai 80 – 90%. Untukmengatasi NOx ini, dilakukan tindakan denitrasi (de-NOx) di boiler saat proses pembakaranberlangsung, dengan memanfaatkan sifat reduksi NOx dalam batubara.

Gambar 6. Proses denitrasi pada boiler PCC

(Sumber: Coal Science Handbook, 2005)

Pada proses pembakaran tersebut, kecepatan injeksi campuran batubara serbuk dan udara kedalam boiler dikurangi sehingga pengapian bahan bakar dan pembakaran juga melambat. Halini dapat menurunkan suhu pembakaran, yang berakibat pada menurunnya kadar thermalNOx.

Selain itu, sebagaimana terlihat pada gambar 6 di atas, bahan bakar tidak semuanyadimasukkan ke zona pembakaran utama, tapi sebagian dimasukkan ke bagian di sebelah atasburner utama. NOx yang dihasilkan dari pembakara utama selanjutnya dibakar melalui 2tingkat. Di zona reduksi yang merupakan pembakaran tingkat pertama atau disebut pulapembakaran reduksi (reducing combustion), kandungan Nitrogen dalam bahan bakar akandiubah menjadi N2. Selanjutnya, dilakukan pembakaran tingkat kedua atau pembakaran

oksidasi (oxidizing combustion), berupa pembakaran sempurna di zona pembakaran sempurna.Dengan tindakan ini, NOx dalam gas buang dapat ditekan hingga mencapai 150 – 200 ppm.Sedangkan untuk desulfurisasi masih memerlukan peralatan tambahan yaitu alat desulfurisasigas buang.

Pembakaran Lapisan Mengambang (Fluidized Bed Combustion/FBC)

Pada pembakaran dengan metode FBC, batubara diremuk terlebih dulu dengan menggunakancrusher sampai berukuran maksimum 25mm. Tidak seperti pembakaran menggunakan stokeryang menempatkan batubara di atas kisi api selama pembakaran atau metode PCC yangmenyemprotkan campuran batubara dan udara pada saat pembakaran, butiran batubara dijagaagar dalam posisi mengambang, dengan cara melewatkan angin berkecepatan tertentu daribagian bawah boiler. Keseimbangan antara gaya dorong ke atas dari angin dan gaya gravitasiakan menjaga butiran batubara tetap dalam posisi mengambang sehingga membentuk lapisan

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 6/23

seperti fluida yang selalu bergerak. Kondisi ini akan menyebabkan pembakaran bahan bakaryang lebih sempurna karena posisi batubara selalu berubah sehingga sirkulasi udara dapatberjalan dengan baik dan mencukupi untuk proses pembakaran.

Karena sifat pembakaran yang demikian, maka persyaratan spesifikasi bahan bakar yang akandigunakan untuk FBC tidaklah seketat pada metode pembakaran yang lain. Secara umum,tidak ada pembatasan yang khusus untuk kadar zat terbang (volatile matter), rasio bahan bakar(fuel ratio) dan kadar abu. Bahkan semua jenis batubara termasuk peringkat rendah sekalipundapat dibakar dengan baik menggunakan metode FBC ini. Hanya saja ketika batubara akandimasukkan ke boiler, kadar air yang menempel di permukaannya (free moisture) diharapkantidak lebih dari 4%. Selain kelebihan di atas, nilai tambah dari metode FBC adalah alat peremukbatubara yang dipakai tidak terlalu rumit, serta ukuran boiler dapat diperkecil dan dibuatkompak.

Bila suhu pembakaran pada PCC adalah sekitar 1400 – 1500℃, maka pada FBC, suhupembakaran berkisar antara 850 – 900℃ saja sehingga kadar thermal NOx yang timbul dapatditekan. Selain itu, dengan mekanisme pembakaran 2 tingkat seperti pada PCC, kadar NOxtotal dapat lebih dikurangi lagi.

Kemudian, bila alat desulfurisasi masih diperlukan untuk penanganan SOx pada metodepembakaran tetap dan PCC, maka pada FBC, desulfurisasi dapat terjadi bersamaan denganproses pembakaran di boiler. Hal ini dilakukan dengan cara mencampur batu kapur (lime stone,CaCO3) dan batubara kemudian secara bersamaan dimasukkan ke boiler. SOx yang dihasilkan

selama proses pembakaran, akan bereaksi dengan kapur membentuk gipsum (kalsium sulfat).Selain untuk proses desulfurisasi, batu kapur juga berfungsi sebagai media untuk fluidized bedkarena sifatnya yang lunak sehingga pipa pemanas (heat exchanger tube) yang terpasang didalam boiler tidak mudah aus.

Gambar 7. Tipikal boiler FBC

(Sumber: Coal Science Handbook, 2005)

Berdasarkan mekanisme kerja pembakaran, metode FBC terbagi 2 yaitu Bubbling FBC danCirculating FBC (CFBC), seperti ditampilkan pada gambar 7 di atas. Dapat dikatakan bahwaBubbling FBC merupakan prinsip dasar FBC, sedangkan CFBC merupakan pengembangannya.

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 7/23

Pada CFBC, terdapat alat lain yang terpasang pada boiler yaitu cyclone suhu tinggi. Partikelmedia fluidized bed yang belum bereaksi dan batubara yang belum terbakar yang ikut terbangbersama aliran gas buang akan dipisahkan di cyclone ini untuk kemudian dialirkan kembali keboiler. Melalui proses sirkulasi ini, ketinggian fluidized bed dapat terjaga, proses denitrasi dapatberlangsung lebih optimal, dan efisiensi pembakaran yang lebih tinggi dapat tercapai. Olehkarena itu, selain batubara berkualitas rendah, material seperti biomasa, sludge, plastik bekas,dan ban bekas dapat pula digunakan sebagai bahan bakar pada CFBC. Adapun abu sisapembakaran hampir semuanya berupa fly ash yang mengalir bersama gas buang, dan akanditangkap lebih dulu dengan menggunakan Electric Precipitator sebelum gas buang keluar kecerobong asap (stack).

Gambar 8. CFBC Boiler

(Sumber: Idemitsu Kosan Co., Ltd)

Pada FBC, bila tekanan di dalam boiler sama dengan tekanan udara luar, disebut denganAtmospheric FBC (AFBC), sedangkan bila tekanannya lebih tinggi dari pada tekanan udara luar,sekitar 1 MPa, disebut dengan Pressurized FBC (PFBC).

Faktor tekanan udara pembakaran memberikan pengaruh terhadap perkembangan teknologiFBC ini. Untuk Bubbling FBC berkembang dari PFBC menjadi Advanced PFBC (A-PFBC),sedangkan untuk CFBC selanjutnya berkembang menjadi Internal CFBC (ICFBC) dankemudian Pressurized ICFBC (PICFBC).

PFBC

Pada PFBC, selain dihasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untukmemutar turbin uap, dihasilkan pula gas hasil pembakaran yang memiliki tekanan tinggi yangdapat memutar turbin gas, sehingga PLTU yang menggunakan PFBC memiliki efisiensipembangkitan yang lebih baik dibandingkan dengan AFBC karena mekanisme kombinasi(combined cycle) ini. Nilai efisiensi bruto pembangkitan (gross efficiency) dapat mencapai 43%.

Sesuai dengan prinsip pembakaran pada FBC, SOx yang dihasilkan pada PFBC dapat ditekandengan mekanisme desulfurisasi bersamaan dengan pembakaran di dalam boiler, sedangkanNOx dapat ditekan dengan pembakaran pada suhu relatif rendah (sekitar 860℃) danpembakaran 2 tingkat. Karena gas hasil pembakaran masih dimanfaatkan lagi denganmengalirkannya ke turbin gas, maka abu pembakaran yang ikut mengalir keluar bersamadengan gas tersebut perlu dihilangkan lebih dulu. Pemakaian CTF (Ceramic Tube Filter) dapat

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 8/23

menangkap abu ini secara efektif. Kondisi bertekanan yang menghasilkan pembakaran yanglebih baik ini secara otomatis akan menurunkan kadar emisi CO2 sehingga dapat mengurangi

beban lingkungan.

Gambar 9. Prinsip kerja PFBC

(Sumber: Coal Note, 2001)

Untuk lebih meningkatkan efisiensi panas, unit gasifikasi sebagian (partial gasifier) yangmenggunakan teknologi gasifikasi lapisan mengambang (fluidized bed gasification) kemudianditambahkan pada unit PFBC. Dengan kombinasi teknologi gasifikasi ini maka upayapeningkatan suhu gas pada pintu masuk (inlet) turbin gas memungkinkan untuk dilakukan.

Pada proses gasifikasi di partial gasifier tersebut, konversi karbon yang dicapai adalah sekitar85%. Nilai ini dapat ditingkatkan menjadi 100% melalui kombinasi dengan pengoksidasi(oxidizer). Pengembangan lebih lanjut dari PFBC ini dinamakan dengan Advanced PFBC (A-PFBC), yang prinsip kerjanya ditampilkan pada gambar 10 di bawah ini. Efisiensi nettopembangkitan (net efficiency) yang dihasilkan pada A-PFBC ini sangat tinggi, dapat mencapai46%.

Gambar 10. Prinsip kerja A-PFBC

(Sumber: Coal Science Handbook, 2005)

ICFBC

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 9/23

Penampang boiler ICFBC ditampilkan pada gambar 11 di bawah ini.

Gambar 11. Penampang boiler ICFBC

(Sumber: Coal Note, 2001)

Seperti terlihat pada gambar, ruang pembakaran utama (primary combustion chamber) danruang pengambilan panas (heat recovery chamber) dipisahkan oleh dinding penghalang yangterpasang miring. Kemudian, karena pipa pemanas (heat exchange tube) tidak terpasanglangsung pada ruang pembakaran utama, maka tidak ada kekhawatiran terhadap keausan pipasehingga pasir silika digunakan sebagai pengganti batu kapur untuk media FBC. Batu kapurmasih tetap digunakan sebagai bahan pereduksi SOx, hanya jumlahnya ditekan sesuai dengankeperluan saja.

Di bagian bawah ruang pembakaran utama terpasang windbox untuk mengalirkan angin keboiler, dimana angin bervolume kecil dialirkan melalui bagian tengah untuk menciptakanlapisan bergerak (moving bed) yang lemah, dan angin bervolume besar dialirkan melewati keduasisi windbox tersebut untuk menimbulkan lapisan bergerak yang kuat. Dengan demikian makapada bagian tengah ruang pembakaran utama akan terbentuk lapisan bergerak yang turunsecara perlahan, sedangkan pada kedua sisi ruang tersebut, media FBC akan terangkat kuat keatas menuju ke bagian tengah ruang pembakaran utama dan kemudian turun perlahan – lahan,dan kemudian terangkat lagi oleh angin bervolume besar dari windbox. Proses ini akanmenciptakan aliran berbentuk spiral (spiral flow) yang terjadi secara kontinyu pada ruangpembakaran utama. Mekanisme aliran spiral dari media FBC ini dapat menjaga suhu lapisanmengambang supaya seragam. Selain itu, karena aliran tersebut bergerak dengan sangatdinamis, maka pembuangan material yang tidak terbakar juga lebih mudah.

Kemudian, ketika media FBC yang terangkat kuat tersebut sampai di bagian atas dindingpenghalang, sebagian akan berbalik menuju ke ruang pengambilan panas. Karena pada ruangpengambilan panas tersebut juga dialirkan angin dari bagian bawah, maka pada ruang tersebutakan terbentuk lapisan bergerak yang turun perlahan juga. Akibatnya, media FBC akanmengalir dari ruang pembakaran utama menuju ke ruang pengambilan panas kemudiankembali lagi ke ruang pembakaran utama, membentuk aliran sirkulasi (circulating flow) diantara kedua ruang tersebut. Menggunakan pipa pemanas yang terpasang pada ruangpengambilan panas, panas dari ruang pembakaran utama diambil melalui mekanisme aliransirkulasi tadi.

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 10/23

Secara umum, perubahan volume angin yang dialirkan ke ruang pengambilan panasberbanding lurus dengan koefisien hantar panas secara keseluruhan. Dengan demikian makahanya dengan mengatur volume angin tersebut, tingkat keterambilan panas serta suhu padalapisan mengambang dapat dikontrol dengan baik, sehingga pengaturan beban dapatdilakukan dengan mudah pula.

Untuk lebih meningkatkan kinerja pembangkitan, proses pada ICFBC kemudian diberi tekanandengan cara memasukkan unit ICFBC ke dalam wadah bertekanan (pressurized vessel), yangselanjutnya disebut dengan Pressurized ICFBC (PICFBC). Dengan mekanisme ini maka selainuap air, akan dihasilkan pula gas hasil pembakaran bertekanan tinggi yang dapat digunakanuntuk memutar turbin gas sehingga pembangkitan secara kombinasi (combined cycle) dapatdiwujudkan.

Pembangkitan Kombinasi Dengan Gasifikasi Batubara

Peningkatan efisiensi pembangkitan dengan mekanisme kombinasi melalui pemanfaatan gassintetis hasil proses gasifikasi seperti pada A-PFBC, selanjutnya mengarahkan teknologipembangkitan untuk lebih mengintensifkan penggunaan teknologi gasifikasi batubara ke dalamsistem pembangkitan. Upaya ini akhirnya menghasilkan sistem pembangkitan yang disebutdengan Integrated Coal Gasification Combined Cycle (IGCC).

Karena tulisan ini hanya membahas perkembangan teknologi pembangkitan listrik, makapenjelasan tentang bagaimana proses gasifikasi batubara berlangsung tidak akan diterangkandisini.

IGCC

Garis besar diagram alir pembangkit listrik sistem IGCC ditampilkan pada gambar 12 di bawahini.

Gambar 12. Tipikal IGCC

(Sumber: Clean Coal Technologies in Japan, 2005)

Seperti terlihat pada gambar, pada sistem ini terdapat alat gasifikasi (gasifier) yang digunakanuntuk menghasilkan gas, umumnya bertipe entrained flow. Yang tersedia di pasaran saat iniuntuk tipe tersebut misalnya Chevron Texaco (lisensinya sekarang dimiliki GE Energy), E-Gas(lisensinya dulu dimiliki Dow, kemudian Destec, dan terakhir Conoco Phillips ), dan Shell.Prinsip kerja ketiga alat tersebut adalah sama, yaitu batubara dan oksigen berkadar tinggidimasukkan kedalamnya kemudian dilakukan reaksi berupa oksidasi sebagian (partial

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 11/23

oxidation) untuk menghasilkan gas sintetis (syngas), yang 85% lebih komposisinya terdiri dari H2dan CO. Karena reaksi berlangsung pada suhu tinggi, abu pada batubara akan melebur danmembentuk slag dalam kondisi meleleh (glassy slag). Adapun panas yang ditimbulkan olehproses gasifikasi dapat digunakan untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi, yang selanjutnyadialirkan ke turbin uap.

Oksigen yang digunakan untuk proses gasifikasi dihasilkan dari fasilitas Air Separation Unit(ASU). Unit ini berfungsi untuk memisahkan oksigen dari udara melalui mekanisme cryogenicseparation, menghasilkan oksigen berkadar sekitar 95%. Selain oksigen, pada ASU jugadihasilkan nitrogen yang digunakan sebagai media inert untuk feeding batubara ke gasifier,selain dapat pula digunakan untuk menurunkan suhu pada combustor sehingga emisi NOxdapat terkontrol.

Pada gas sintetis, selain H2 dan CO juga dihasilkan unsur lain yang tidak ramah lingkungan

seperti HCN, H2S, NH3, COS, uap air raksa, dan char. Oleh karena itu, gas harus diproses

terlebih dulu untuk menghilangkan bagian tersebut sebelum dikirim ke turbin gas. Gas buangdari turbin gas kemudian mengalir ke Heat Recovery Steam Generator (HRSG) yang berfungsimengubah panas dari gas tersebut menjadi uap air, yang selanjutnya dialirkan menuju turbinuap. Dengan mekanisme seperti ini, efisiensi netto pembangkitan yang dihasilkan juga jauhmelebihi pembangkitan pada sistem biasa (PCC) yang saat ini mendominasi. Selain efisiensi

pembangkitan, kelebihan lain IGCC adalah sangat rendahnya kadar emisi polutan yangdihasilkan, fleksibilitas bahan bakar yang dapat digunakan, penggunaan air yang 30-40% lebihrendah dibanding PLTU konvensional (PCC), tingkat penangkapan CO2 yang signifikan, slag

yang dapat dimanfaatkan untuk material pekerjaan konstruksi, dan lain – lain.

Sebagai contoh adalah Nuon IGCC yang terletak di Buggenum, Belanda, berkapasitas 250MW.Pembangkit ini menghasilkan efisiensi netto sebesar 43% (Low Heating Value), denganperformansi baku mutu lingkungan yang sangat bagus. Emisi NOx yang dihasilkan sangatrendah yaitu kurang dari 10 ppm, kemudian efisiensi pembuangan sulfur di atas 99%, tingkatemisi flyash, senyawa klorida dan logam berat mudah menguap yang bisa dibilang nol, serta airlimbah yang bisa diresirkulasi kembali sehingga tidak ada buangan air limbah ke lingkungan.

Di samping kelebihan tersebut, terdapat pula kelemahan pada sistem IGCC yang dikembangkansaat ini, misalnya, besarnya kapasitas pembangkitan yang ditentukan berdasarkan banyaknyaunit dan model turbin gas yang akan digunakan. Contohnya untuk turbin gas GE Frame 7FAyang berkapasitas 275MW. Apabila IGCC akan dioperasikan dengan kapasitas pembangkitan275MW, berarti cukup 1 unit yang dipasang. Bila 2 unit yang akan digunakan, berarti kapasitaspembangkitan menjadi 550MW, dan bila 3 unit maka akan menjadi 825MW. Kemudian bilakapasitas pembangkitan yang diinginkan adalah di bawah 200MW, maka model yang dipakaibukan lagi GE Frame 7FA, tapi GE 7FA yang berkapasitas 197MW. Demikian pula bilamenghendaki kapasitas pembangkitan yang lebih kecil lagi, maka GE 6FA yang berkapasitas85MW dapat digunakan.

Dengan kombinasi antara model dan banyaknya unit turbin gas yang akan digunakan ini,selain akan membatasi kapasitas pembangkitan pada IGCC, sebenarnya juga akanmempersempit rentang operasi. Misalnya ketika akan menurunkan beban pada saat operasipuncak, hal itu mesti dilakukan dengan menurunkan beban pada turbin gas. Penurunan bebanturbin gas ini otomatis akan menurunkan efisiensi pembangkitan dan akibat yang kurang baik

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 12/23

pada emisi polutan yang dihasilkan. Kelemahan lain yang perlu dicermati dari sistem IGCC saatini adalah ongkos pembangkitan per kW dan operation & maintenance (O & M) yang lebihmahal, serta availability factor (AF) yang lebih rendah dibanding PCC.

Sejarah IGCC dimulai pada tahun 1970 ketika perusahaan STEAG dari Jerman Baratmengembangan IGCC berkapasitas 170MW. Jauh setelahnya, proyek demonstration plant IGCCbernama Cool Water diluncurkan di AS pada tahun 1984, yang mengoperasikan IGCCberkapasitas 120MW sampai dengan tahun 1989. Sampai tulisan ini dibuat, sebenarnya belumada unit IGCC yang murni komersial. Penyebab utamanya adalah investasi pembangunannyayang besar, serta teknologi IGCC yang belum terbukti. Teknologi IGCC disini maksudnyaadalah rangkaian proses dari keseluruhan bangunan (building block) yang membentuk sistemIGCC utuh. Hal ini perlu ditekankan karena teknologi dari masing – masing unit pada IGCCmisalnya gasifier, HRSG, turbin gas, turbin uap, dan yang lainnya merupakan teknologi yangsudah terbukti. Selama perkembangan yang berlangsung sekitar 20 tahun lebih sejak proyekCool Water, unit IGCC yang beroperasi secara komersial saat ini baik di AS maupun di Eropapada awalnya berstatus demonstration plant. Contoh beberapa plant IGCC tersebut adalah

Tampa Electric Polk 250MW IGCC Power Station, terletak di Florida, AS. IGCC ini beroperasisejak September 1996 dibawah proyek Tampa, menggunakan gasifier dari Chevron Texaco(sekarang GE Energy). Bahan bakar yang digunakan adalah batubara dan petroleum coke(petcoke). Masalah yang dihadapi adalah lebih rendahnya tingkat konversi karbon dibandingkandengan nilai yang direncanakan. Pernah pula terjadi fauling pada gas cooler.

Wabash River 260MW IGCC Power Station, terletak di Indiana, AS. Beroperasi sejak September1995 dibawah proyek Wabash River, pembangkit ini menggunakan teknologi gasifikasi dariGlobal Energy (saat ini bagian dari Conoco Phillips). Sejak berakhirnya proyek dari DepartemenEnergi AS (DOE) pada tahun 2001, bahan bakar yang digunakan adalah petcoke 100%.

Nuon 250MW IGCC Power Station, terletak di Buggenum, Belanda. IGCC ini bermula dariproyek Demkolec yang dimulai pada bulan Januari 1994. Teknologi yang digunakan adalah dariShell, yang bahan bakarnya adalah batubara dicampur dengan biomassa (sludge dan sampahkayu) untuk lebih mengurangi emisi CO2. Masalah yang pernah terjadi adalah kebocoran pipa

gas cooler dan timbulnya fauling pada gas cooler ketika campuran sludge sekitar 4-5%.

gambar-131

Gambar 13. Nuon IGCC, Buggenum

(Sumber: Thomas Chhoa, Shell Gas & Power, 2005)

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 13/23

Elcogas 300MW IGCC Power Station, terletak di Puertollano, Spanyol. Pembangkit IGCC iniberoperasi sejak Juni 1996 dibawah proyek Puertollano, menggunakan teknologi gasifikasi dariPrenflow (saat ini bagian dari Shell). Bahan bakarnya berupa campuran petcoke dan batubaraberkadar abu 40% dengan perbandingan 50:50. Di bawah program dari Uni Eropa, plant inidirencanakan sebagai tempat untuk proyek pengambilan CO2 (CO2 recovery) dan produksi H2.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor diantaranya efisiensi pembangkitan yang tinggi,faktor ramah lingkungan, dan teknologi gasifikasi yang sudah terbukti, upaya untuk lebihmengurangi kelemahan IGCC sudah mulai dilakukan.

Selain dari segi biaya, dilakukan pula upaya untuk lebih meningkatkan efisiensi pembangkitan,yaitu dengan menambahkan sel bahan bakar (fuel cell) ke dalam sistem IGCC. Dengandemikian, akan terdapat 3 jenis kombinasi pembangkitan pada sistem yang baru ini yaitu turbingas, turbin uap, dan fuel cell. Metode pembangkitan ini disebut dengan Integrated CoalGasification Fuel Cell Combined Cycle (IGFC), yang diagram alirnya ditampilkan pada gambar16 di bawah ini.

Gambar 14. Tipikal IGFC

(Sumber: Clean Coal Technologies in Japan, 2005)

Pada sel bahan bakar, pembangkitan listrik dilakukan secara langsung melalui reaksielektrokimia antara hidrogen dan oksigen sehingga tingkat kerugian energinya sedikit danefisiensi pembangkitannya tinggi. Hidrogen tersebut dapat berasal dari gas alam, gas bio, ataugas hasil gasifikasi batubara. Berdasarkan material yang digunakan untuk elektrolitnya, selbahan bakar terbagi 4 yaitu Phosphoric-Acid Fuel Cell (PAFC), Molten Carbonate Fuel Cell(MCFC), Solid-Oxide Fuel Cell (SOFC), dan Proton-Exchange Membrane Fuel Cell (PEFC). Dibawah ini ditampilkan karakteristik dari keempat jenis sel bahan bakar tersebut.

Tabel 1. Karakteristik Sel Bahan Bakar

(Sumber: Clean Coal Technologies in Japan, 2005)

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 14/23

Dari tabel di atas terlihat bahwa sel bahan bakar yang sesuai untuk kombinasi pembangkitandengan turbin gas adalah SOFC, karena reaksinya menghasilkan suhu yang sangat tinggi.

Dibandingkan dengan PCC, pembangkitan dengan metode IGFC ini secara teoretis mampumengurangi emisi CO2 sebesar 30%. Kelebihan lainnya adalah tingginya efisiensi pembangkitan

yang dapat dicapai yaitu minimal 55%. Disamping kelebihan tersebut, terdapat beberapa halyang perlu diperhatikan sebelum IGFC benar – benar dapat diaplikasikan secara komersial.Yang pertama adalah urgensi pematangan teknologi IGCC, karena IGFC pada dasarnya adalahpengembangan dari IGCC. Kemudian, perlunya pengembangan sel bahan bakar yangberefisiensi tinggi tapi murah, untuk mendukung biaya pembangkitan yang kompetitif kedepannya.

Penutup

Perkembangan teknologi pembakaran pada PLTU batubara telah disajikan di atas. Secaraumum dapat dikatakan bahwa suatu teknologi yang berkembang tidak terlepas dari hal pokokyang disebut 3E, yaitu Engineering (sisi teknis), Economy (sisi ekonomis), dan Environment (sisilingkungan). Pada tahap awal, faktor Economy mungkin menjadi pertimbangan utama untukpembangunan fasilitas pembangkitan, diikuti Engineering, dan terakhir Environment. Namunseiring dengan upaya pengurangan polusi atau pencemaran lingkungan yang menyebabkanmakin ketatnya baku mutu lingkungan, terlihat bahwa urutan 3E tersebut mulai berubah.Faktor Environment secara perlahan menempati urutan pertama dalam pertimbanganpengembangan teknologi, kemudian Engineering, dan terakhir justru Economy.

Mengambil contoh IGCC, adalah wajar bila tahap awal perkembangannya pasti memerlukanbiaya yang besar. Namun seiring dengan menguatnya isu lingkungan dan matangnya teknologitersebut, biaya itu akan menurun dan pada waktu tertentu akan kompetitif terhadap teknologiyang sudah ada. Sebaliknya, teknologi pembangkitan yang ada, misalnya PCC yang saat inimendominasi, lambat laun akan semakin mahal untuk mengakomodasi standar mutulingkungan yang semakin ketat, dan pada akhirnya justru malah akan membebani dari segiekonomi. Di bawah ini ditampilkan perbandingan biaya pembangkitan antara IGCC dan PCCdi AS selama kurun 20 tahun terakhir, dan prediksinya di masa depan.

Gambar 15. Perbandingan Biaya Pembangkitan per kW IGCC dan PCC di AS

(Sumber: JCOAL Journal, vol.3, Jan. 2006)

Dari grafik di atas terlihat bahwa selama 20 tahun terakhir, biaya pembangkitan untuk PCC

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 15/23

Dari grafik di atas terlihat bahwa selama 20 tahun terakhir, biaya pembangkitan untuk PCCmeningkat sekitar 50%. Peningkatan tersebut diakibatkan oleh penambahan peralatan untukmengurangi beban lingkungan, misalnya fasilitas desulfurisasi (FGD). Sebaliknya, biayapembangkitan per kW pada IGCC justru semakin menurun, dan diharapkan pada tahun 2010,nilainya akan sama dengan pada PCC, yaitu sekitar $1200.

Referensi

Amick, Phil, Coal Gasification Flexibility for Fuels & Products, ConocoPhillips, 2005

Baardson, John A., Coal to Liquids: Shell Coal Gasification with Fischer-Tropsch Synthesis,Baardson Energy LLC, 2003.

Chhoa, Thomas, Shell Gasification Business in Action, Shell Gas & Power, 2005.

JCOAL, Coal Science Handbook, Japan Coal Energy Center, 2005.

JCOAL, JCOAL Journal Vol. 2, Nov. 2005, Japan Coal Energy Center, 2005.

JCOAL, JCOAL Journal Vol. 3, Jan. 2006, Japan Coal Energy Center, 2006.

JCOAL, JCOAL Journal Vol. 4, Mar. 2006, Japan Coal Energy Center, 2006.

Material Presentasi, Idemitsu Kosan Co., Ltd, 2003.

Sekitan no Kiso Chishiki, Sekitan Shigen Kaihatsu Kabushiki Kaisha.

0. Shigen Enerugi- Chou Shigen Nenryou Bu, Ko-ru No-to 2001 Nen Ban, Shigen SangyouShinbunsha, 2001.

1. Sema, Tohru, Karyoku Hatsuden Souron, Denki Gakkai, 2002.

2. WCI, The Coal Resource, World Coal Institute, 2004.

Samarinda, 2006.

You May Like

1. Fresh Off the Boat: NYC - Part 1 4 days ago VICE VICE Campaign(sponsored) food

2. How-To: How to Throw a Holiday Party with Julia Ziegler-Haynes 2 monthsago VICE VICE Campaign (sponsored) food

This entry was posted on March 6, 2009 at 12:51 PM and is filed under Dunia Batubara. Tagged:antrasit, ash, batubara, bituminus, boiler, coal, combustion, efisiensi, gasifikasi, GE, idemitsu,IGCC, jcoal, kokas, moisture, pembangkitan, PLTU, sulfur. You can follow any responses to this

About these ads

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 16/23

entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

26 Responses to “Teknologi Pembakaran PadaPLTU Batubara”

1. baskoro said

March 6, 2009 at 2:42 PMhmm.. thank bgt yo pak, ilmunya dah memberi pengetahuan baru buatku, yang lagi belajartentang pembangkit thermal. makasih…makasih..

Reply

2. jaswadi said

April 15, 2009 at 8:55 PMTrims pak, semoga menambah kasanah pengetahuan saya di pembangkit listrik batubara

Reply

3. ari said

May 17, 2009 at 11:03 AMWah Pak, nice post, ijin save ya. thx

Reply

4. Yogi said

June 3, 2009 at 2:48 PMpenjelasan yang bagus, sistematis dan mengasyikkan.trims pak.

Reply

5. indra jufri said

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 17/23

July 6, 2009 at 6:05 PMTerima kasih banyak atas referensinya untuk perkembangan ilmu untuk pemilihan kwalitasbatu bara terhadap ruang bakar,, semoga ada berkah.terima kasih

Reply

6. belajar boiler lagi « Setiap tempat adalah sekolah said

August 28, 2009 at 10:29 AM[...] Oleh Baskoro pada Tekno. Tinggalkan sebuah Komentar mumpung ada masternyaboiler yang lagi membagi-bagikan ilmunya tentang boiler, sekalian menambah ilmu. hmmapa yang terpikirkan jika mendengar kata boiler, -memasak air-, yup karena fungsi utamadari boiler memang untuk memasak air untuk menghasilkan uap, tapi jangan dibayangkanuntuk bentuk boiler itu seperti panci. Boiler itu tersusun atas pipa-pipa yang sebagai dindingruang bakar, Boiler terbagi atas sisi air (water wall ) dan sisi uap ( steam wall). Untukmengetahui perkembangan jenis jenis boiler batubara, mulai dari Pulverizer, CFB sampaisuper critical boiler bisa dilihat disini. [...]

Reply

imambudiraharjo said

August 30, 2009 at 8:50 AMWah, saya ini bukan apa-apa mas. Beberapa tulisan ttg tekno sebenarnya hanyaungkapan 2 hal:1. Saya ingin menertawakan diri sendiri, kenapa mau-maunya dan berani-beraninyanulis artikel seperti itu. Padahal, saya tidak berkecimpung langsung di bidang itu.2. Terus terang, dengan tulisan yang seadanya itu, saya ingin memotivasi pihak yanglebih berkompeten untuk bagi-bagi ilmunya. Entah mereka yang master, doktor,profesor, atau profesional yang kerja di industri terkait.

Semuanya bermula dari keprihatinan saya untuk belajar ttg sesuatu yang ingin sayaketahui, tapi susah mendapat artikel populer. Harapan saya bagi para pakar, mbok yajangan melulu nulis artikel yang cuma diterbitin di jurnal-jurnal yang kita orang awamini gak bisa akses. Kalau di Jepang, para profesor terkenal banyak yang komitmen bagi-bagi ilmu dengan nulis buku ilmiah populer … bahkan utk konsumsi anak SD!Sedangkan buat para profesional, mbok ya jangan mikir duit melulu. Pissss …

Reply

7. aditya said

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 18/23

November 20, 2009 at 2:46 PMijin save pakuntuk menambah pengetahuan saya yang bekerja di pembangkit listrik CFB danberkecimpung di dunia laboratorium analisa batubara

terima kasih

Reply

8. nisa said

May 9, 2010 at 2:07 PMthx ya skripsi gue menyangkut batu bara,, tapi boleh gak kirimkan sumber2 dari gambar ygBpk buat ke email saya ini….

Reply

9. dendy widyantara said

June 8, 2010 at 2:28 PMijin copas pak…buat bahan ujian akhir mata kuliah pencemaran udara hehehehehe

Reply

10. David said

October 17, 2010 at 6:36 PMTolong dibantu, untuk pertanyaan sebagai berikut :

Bagaimana penggunaan kalsium oksida / burn lime / Cao untuk menangkap SO2 dan CO2di unit atau alat yang disebut FGD (Flue Gas Desulfurization /Proses Penghilangan Sulfurpada gas Buangan)

Thanks atas bantuannya.

Reply

11. wenda said

October 29, 2010 at 4:44 PM

terima kasih paka atas pembahasannya, sangat menarik sekali. Kebetulan di tempat kerja

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 19/23

terima kasih paka atas pembahasannya, sangat menarik sekali. Kebetulan di tempat kerjasaya kami sedang mengkaji untuk pembangunan PLTU. Namun bisakah bapakmenjelaskan, kelebihan atau kekurangan teknologi cina dan jepang??? setau saya, teknologicina memang lebih murah dalam investasi dan g/kwhnya sangat tinggi. berikut informasiyang saya peroleh : Rate consumption CFPP produk China (<200 MW) lebih tinggidibandingkan CFPP buatan Jepang, Korea atau Eropa.China = 370 – 390 g/kWhJepang = 299 g/kWhKorea Selatan = 300 g/kWhItaly = 303 g/kWhterima kasih pak atas pencerahannya.

Reply

bayuputra19 said

January 21, 2013 at 8:33 AMteknologi cina tu bagus di teknologinya pak bila dibanding jepang, jauh lebih moderndan interface juga sangat2 mudah dimengerti akan tetapi peralatan mutunya berbandingterbalik dengan teknologinya. masalah performance udah gak pelu diragukan lagibuktinya kita disini selalu mencapai EAF >80%, SDOF 3,5

Reply

12. rinaldirusli said

November 29, 2010 at 11:29 AMterima kasih Pak sangat bermanfaat

Reply

13. arif said

March 20, 2011 at 1:33 PMTrmks, dapat menambah wawasan.

Reply

14. Primana said

May 31, 2011 at 4:20 PM

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 20/23

sangat membantu tgas matkul batubara saya…makasih ya pak………..

Reply

15. krisna said

August 12, 2011 at 3:20 PMmaaf pak saya mau tanya..apakah bapak ada ide untuk inovasi d boiler batubara??saya butuh ide ataupun kaload softcopy sayapun sangat berterima kasih! saya sedangmembuat laporan OJT tentang boiler batubara!

sekali lagi,,jikalau anda pnya ide inovasi atau perbaikan sistem d boiler batubara tlg share kesaya pak…berupa ide ya pak andaikan ad yang sudah jadi saya sangat berterima kasih…sent ke email saya pak: [email protected] atas waktunya

Reply

16. Nur Ali Said said

December 19, 2011 at 7:46 PMAssalamualaykum.. trima kasih banyak mas ilmunya… saya bisa ndak mas minta softcopy-nya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Boiler atau PLTU, kebetulan saya foreman nya boilerdi CFK tanjung batu jadi perlu banyak-banyak membaca sebagai tambahan wawasan…,sent ke email saya mas : [email protected]….. suwun mas

Reply

17. Long-Beach Ssc said

December 19, 2012 at 9:56 AMPenjelasan yg cukup bagus, thanks ilmunya. Sukses SelaluLayak untuk di BOOKMARKS

Reply

18. yanto said

January 7, 2013 at 2:04 PMcara menyalakan boiler batu bara

Reply

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 21/23

19. Jeanne said

April 21, 2013 at 12:08 PMHowdy admin, I just wanted to give you a brief heads upthat your current URL: http://imambudiraharjo.wordpress.

com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ is being flagged as a potentiallyharmful blog in my browser opera.

I’d highly recommend having someone look into it. You could possibly lose a lot of visitorsdue to this problem. Best of Luck.

Reply

20. Eko Yulianto said

May 14, 2013 at 10:28 AMDengan hormat

Dalam kesempatan ini,

Perkenankan saya untuk dapat memperkenalkan perusahaan kami di bidang thermal spraycoating di wall tube boiler.

Didirikan pada tahun 1996 di Singapore dengan nama Frontken Pte Ltd,

Dan memiliki cabang di beberapa Negara seperti : Singapore, Malaysia, Indonesia, Thailand,Philippines, Hongkong, Taiwan,China

Kami bergerak di bidang service engineering dari awal proses sampai akhir

Dan Thermal spray coating kami pergunakan untuk melapisi permukaan metal ataupununtuk memperbaiki shaft yang sudah aus ( tambah daging) dengan hampir semua materialyang ada

Mulai dari Tungsten carbide, Chrome carbide, Stainless Steel, Alloy steel, Ceramic dansebagainya

Kelebihan dari thermal spray coating di bandingkan welding adalah : tidak terikat denganbase metal dan deformasi yang di timbulkan sangat sedikit, sehingga kita bisa melakukancoating di hampir semua permukaan logam.

Pada tahun 2008, PT Frontken Indonesia di dirikan

Dan pada tahun 2011 kami sudah memiliki workshop sendiri seluas 5500 Meter persegi

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 22/23

Dengan fasilitas dan man power berpengalaman yang kami miliki, maka kami bergerak dibidang on site thermal spray coating di wall tube boiler,

Kenapa wall tube boiler harus di coating ?

Di dalam FBC/CFBC,

Batubara yang sudah di perkecil ukuranya, dimasukkan dan di letakkan di atas bed boileryang biasanya bercampur dengan debu batubara, limestone, dan biasanya di campurdengan pasir silica.

Material bahan bakar yang berada di bed batubara, kemudian di campur (Turbolensi)dandidorong ke atas oleh angin yang bertekanan tinggi, sehingga memudahkan pembakaranbatu bara karena adanya gesekan antara limestone, pasir dan batu bara.

Proses pembakaran di dalam FBC/CFBC coal fired boiler di sertai dengan proses turbolensibahan bakar pada temperatur 9000C, sebagai efek samping dari proses ini adalah terjadinyaabrasi dan erosi pada wall tube boiler .

Jika proses abrasi ini di biarkan maka wall tube boiler akan mengalami penipisan yang padaakhirnya menyebakan kebocoran pada wall tube.

Hormat saya

Eko Yulianto,ST

Sales and marketing

Executive Engineer

PT Frontken Indonesia

Jl. Raya Serang Km 13, Sukadamai, Cikupa – Tangerang Indonesia 15710

Phone : +62 21 5940 5390; +62 21 5940 5391

Facsimile : +62 21 5940 5392

Cell Phone : +62 81 281 837 577

Email : [email protected]

Web Site : http://www.frontken.com

Reply

21. fat loss factor review said

June 3, 2013 at 9:56 PM

I’m now not positive the place you’re getting your info, however good topic.

3/1/2014 Teknologi Pembakaran Pada PLTU Batubara « Belajar Memaknai

http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/teknologi-pembakaran-pada-pltu-batubara/ 23/23

I’m now not positive the place you’re getting your info, however good topic.I needs to spend some time studying more or figuring out more.Thank you for fantastic info I was looking for this informationfor my mission.

Reply

22. eko yulianto said

August 15, 2013 at 8:37 PMmaaf pak saya ijin sedikit copasnya buat bikin blog terimakasih

Reply

23. arifin said

January 6, 2014 at 10:09 AMTambah ilmu tentang boiler

Reply

24. Sri Elfida said

February 14, 2014 at 5:25 PMMohon diberikan Daftar Pembangkit di Indonesia yang menggunakan CFB Boiler

Reply

« Insinyur Mie Cap Gajah DudukSulfur Dalam Batubara »

Blog at WordPress.com. | The Andreas09 Theme.

Follow

Follow “Belajar Memaknai”

Powered by WordPress.com