teknologi isdn penerapannya, masalah dan solusinya

Upload: irfan-irawan-cbn

Post on 10-Jul-2015

1.497 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Kapita Selekta ISTN Cikini Teknik Elektro Telekomunikasi 2011-2012

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ISDN (INTEGRATED SERVICES DIGITAL NETWORK) Masalah dan Solusi Alternatif Kebutuhan Jaringan Perusahaan Dosen: Bp. A. Multi, H.Ir.Msc

Disusun oleh: Irfan Irawan: 11221718

S1 FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI ISTN CIKINI SEMESTER GANJIL 2011/2012

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................. 2 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 4 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 4 Pokok Permasalahan ........................................................................................ 4 Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 5 Ruang Lingkup Pembahasan ............................................................................ 5 Pembahasan Singkat ........................................................................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................... 6 2.1 Pengertian Umum ISDN .................................................................................. 7 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.2 2.3 Rekomendasi I.120 ITU-T (1993) ............................................................ 8 Model Referensi Akses ISDN .................................................................. 9 User Network Interface ISDN ................................................................ 10

Keuntungan ISDN ......................................................................................... 12 Tipe Akses ISDN ........................................................................................... 12 2.3.1 2.3.2 ISDN BRA (Basic Access) ..................................................................... 13 ISDN PRA (Primary Access) ................................................................. 14

2.4

Jenis Kanal ISDN ......................................................................................... 15 2.4.1 2.4.2 2.4.3 Kanal B.................................................................................................. 15 Kanal D ................................................................................................. 16 Kanal H ................................................................................................. 16

BAB 3 ANALISA PERMASALAH DAN SOLUSI .................................................... 17 3.1 Kebutuhan Perusahaan (ISDN via TDM/Softswitch) ...................................... 17 3.1.1 3.1.2 3.2 ISDN via TDM ...................................................................................... 17 ISDN via Softswitch .............................................................................. 19

Masalah yang Sering Muncul ......................................................................... 22 3.2.1 3.2.2 3.2.3 3.2.4 3.2.5 3.2.6 E1 Terditeksi Down ............................................................................... 22 Tidak Ada Nada ..................................................................................... 22 Kerusakan Fisik ..................................................................................... 22 Follow Me ............................................................................................. 23 Randomisasi Caller ID ........................................................................... 23 Sibuk di Jam Tertentu ............................................................................ 242

3.2.7 3.3

E1 Tidak Stabil ..................................................................................... 24

Solusinya ....................................................................................................... 24 3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5 3.3.6 3.3.7 Solusi E1 Teriteksi Down....................................................................... 24 Solusi Tidak Ada Nada .......................................................................... 26 Solusi Kerusakan Fisik ........................................................................... 26 Solusi Follow Me ................................................................................... 26 Solusi Randomisasi Caller ID ................................................................. 27 Solusi Sibuk di Jam Tertentu .................................................................. 27 Solusi E1 Tidak Stabil ............................................................................ 28

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 29 4.1 4.2 Kesimpulan ................................................................................................... 29 Saran ............................................................................................................. 29

3

BAB 1 PENDAHULUAN

1

1.1

Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi telekomunikasi terasa semakin cepat, terutama dengan pesatnya kemajuan teknologi komputer dan informatika. Saluran telepon, yang awalnya hanya untuk komunikasi suara, sekarang sudah banyak dimanfaatkan juga untuk komunikasi data, teks dan gambar atau grafik. Apalagi dengan munculnya jaringan komputer global yang disebut Internet, perkawinan antara teknologi informasi dan telekomunikasi ini akan menjadikan dunia berada di genggaman.

Di samping itu juga pelanggan membutuhkan kesederhanaan konfigurasi, fleksibilitas dan biaya yang murah kita dapat berkomunikasi dengan kolega yang berada di lain benua, lewat sura, teks, data, citra dan bahkan video. Untuk itulah, Telkom menawarkan solusi kepada corporate customer dengan layanan Integrated Services Digital Network (ISDN).

1.2

Pokok Permasalahan

Ada beberapa pokok permasalahan yang diangkat dalam pembahasan makalah ini, diantaranya: 1. Bagaimana mengetahui teknologi yang diterapkan, cara kerja ISDN yang di implementasikan di corporate customer Telkom. 2. Bagaimana menganalisa keluhan pelanggan terhadap jenis layanan yang mereka sewa (ISDN).4

3. Bagaimana men-troubleshoot keluhan pelanggan terhadap jenis layanan yang mereka sewa (ISDN).

1.3

Tujuan Pembahasan 1. Mengetahui teknologi yang diterapkan, cara kerja ISDN yang di implementasikan di corporate customer Telkom. 2. Menganalisa keluhan pelanggan terhadap jenis layanan yang mereka sewa (ISDN). 3. Bisa men-troubleshoot keluhan pelanggan terhadap jenis layanan yang mereka sewa (ISDN).

1.4

Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup pembahasan masalah dalam pembuatan makalah ini, diantaranya: 1. Membahas pengertian, cara kerja, kelebihan, dan jenis layanan ISDN yang di tawarkan Telkom. 2. Membahas Network Interface User, kanal ISDN dan perkembangan teknologi terbaru yang digunakan corporate customer di layanan ISDN. 3. Membahas analisis seputar permasalahan yang sering muncul di layanan ISDN termasuk cara penanganannya.

1.5

Pembahasan Singkat

ISDN menjadi pilihan yang menjanjikan bagi corporate customer, tentunya banyak keuntungan yang diperoleh bila komunikasi telepon, faksimil, teks, video, transmisi data, gambar dan jaringan komputer menggunakan layanan ISDN ini. Di5

antaranya adalah kecepatannya yang dapat mencapau 144 Kbps (kilobit per second) atau bahkan hingga 2 Mbps (megabit per second). ISDN dapat digambarkan sebagai jaringan telekomunikasi melalui perombakan jaringan telepon, yang dapat melayani aplikasi suara maupun non suara seperti data, teks, citra, dan video pada satu jaringan yang sama menggunakan teknik digital pada bagian transmisi dan switching-nya.

Teknologi jaringan ini diprakarsai oleh H. Shimada pada suatu pertemuan CCITT tahun 1971. Kemudian, aplikasi ISDN segera terwujud setelah CCITT merekomendasikan standar Red Book (1985) dan standar Blue Book (1988) dalam wujud Narrow Band (N-ISDN).

Tentunya teknologi yang digunakan saat ini terus berkembang, tidak hanya mengandalkan sistem konvensional melalui TDM saja, banyak viriasi konfigurasi dan ide baru dalam upaya meningkatkan kapasitas, ketersediaan layanan, dan mudahnya pembangunan sistem. Semisal implementasi softswitch, SIP, dan lain sebagainya yang tujuan akhirnya tentu adalah peningkatan kualitas pelayanan terhadap corporate customer.

6

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Umum ISDN

ISDN merupakan pengembangan dari jaringan telepon IDN (Integrated Digital Network) yang menyediakan hubungan digital dari ujung satu pelanggan ke ujung pelanggan lain secara digital untuk proses transformasi informasi dalam bentuk suara, data dan gambar. Pada umumnya berkembang dari telepon IDN yang menyediakan konektivitas dari node tujuan ke node akhir untuk mendukung berbagai layanan termasuk layanan suara dan non-suara (data dan video), yang pengguna memiliki akses dengan seperangkat terbatas pengguna tujuan standar multi jaringan.

Gambar Ide Dasar Implementasi ISDN

7

Konsep ISDN dapat diamati dari berbagai sudut pandang tang berbeda-beda. Standar ISDN telah ditetapkan oleh ITU-T, standar tersebut menyatakan prinsip ISDN dari sudut pandang ITU-T yaitu: 1. Mendukung aplikasi suara dan non-suara dengan menggunakan rangkaian terbatas dari fasilitas-fasilitas yang sudah distandarkan. 2. Mendukung aplikasi switched dan nonswitched. 3. Ketergantungan terhadap koneksi 64-kbps. 4. Kecerdasan dalam jaringan. 5. Arsitektur protokol belapis. 6. Macam-macam Konfigurasi.

2.1.1 Rekomendasi I.120 ITU-T (1993) 1. Bentuk Utama ISDN adalah mendukung bermacam-macam aplikasi suara dan non-suara pada jaringan yang sama. Elemen kunci integrasi layanan ISDN adalah ketetapan jangkauan layanan jenis-jenis koneksi terbatas dan aturan interface pemakai-jaringan multiguna. 2. ISDN mendukung aplikasi koneksi switched dan non-swicthed mencakup koneksi circuit-switched dan packet-switched. 3. Layanan baru dapat dipraktekkan kedalam ISDN yang disesuaikan dengan koneksi digital switched-64 kbps. 4. ISDN memuat kecerdasan untuk menyediakan bentuk-bentuk layanan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi manajemen jaringan.

8

2.1.2 Model Referensi Akses ISDN Koneksi fisik antara TE dan NT membutuhkan 2 pasang kawat untuk transmisi arah forward dan backward 2 kawat untuk pasokan daya dari power supply AC atau DC lokal 2 kawat untuk distribusi daya dari NT ke TE

Gambar Model Referensi Akses ISDN

Keterangan TE2 (Terminal Equipment 2): terminal non ISDN, akses ISDN via TA TA (Terminal Adapter): penyesuai terminal non ISDN TE1 (Terminal Equipment 1): terminal yang dirancang untuk ISDN NT1 (Network Terminal 1): Melakukan fungsi layer 1 OSI NT2 (Network Terminal 2): Melakukan fungsi layer 2 OSI, contoh PBX LT (Line Termination): merupakan terminasi saluran pelanggan di sentral

9

2.1.3 User Network Interface ISDN

Gambar User Network Interface ISDN

TE1 Terminal dengan kemampuan protokol yangrelevan dengan interface pada titik referensi S & T dan dapatdihubungkan langsung ke sistem passive bus NT, contohnya adalah telepon ISDN dan video phone. TE2 Terminal yang tidak dilengkapi dengan protokol ISDN dan hanya dapat dihubungkan ke NT denganbantuan terminal adapter, contohnya adalah telepon konvensional (terminal a/b) atau kita kenal dengan Terminal X-25. NT1 Menyediakan fungsi-fungsi yang ekivalen dg fungsi layer 1 model OSI, memastikan bahwa TE secara pisik & elektrik sesuai denganjaringan akses sentralisasi pemeliharaan, contoh : titik terminasi fisik 2 kawat ke 4 kawat.

10

NT2 Menyediakan fungsi-fungsi yang ekivalen dengan layer 2 dan layer di atasnya, contohnya adalah PABX dan LAN LT Titik terminasi antara jaringan akses dengan sentral ISDN.LT dapat membentuk fungsi-fungsi seperti NT, test loop, pembangkitan sinyal dan konversi kode. ET Titik terminasi jaringan akses dengan sentral ISDN dimana sinyal kontrol diproses, dimana data informasi dan data pensinyalan diproses. Juga bertugas untuk menangani data link layer protokol DSS 1, data yang diterima diubah kedalam format lain misal SS7 sebelum dikirim keluar ET. Network Termination (NT) Merupakan perangkat terminating dari network, menangani fungsi-fungsi Layer 1 dan Layer 2 OSI. NT bisa berupa Modem atau perangkat PBX. Terminal Equipment 1 (TE1) Perangkat terminal ISDN yang tersambung ke network ISDN pelanggan, contoh telepon digital, Fax G4, video phone. Terminal Equipment 2 (TE2) Merupakan perangkat non ISDN yang tersambung ke network ISDN melalui terminal adaptor, contoh PC, FAX analog (G3), telepon analog Terminal Adapter (TA) Merupakan Perangkat interface terminal non ISDN, agar TE2 bisa mengakses ke ISDN.

11

2.2

Keuntungan ISDN A. High Speed & Quality Memungkinkan kecepatan 10 kali lebih cepat dari PSTN karena kecepatan transfer rate data sekitar lebih dari 9,6 Kbps B. Efficiency Satu saluran untuk berbagai jenis layanan (voice, data dan video) C. Flexibility Single interface untuk terminal bervariasi D. Cost Effective Biaya pengeluaran bulanan relatif rendah dikarenakan hanya membutuhkan teminal tunggal untuk audio dan video

2.3

Tipe Akses ISDN

Dikenal dua macam cara untuk akses ke ISDN yaitu Basic Access (Micro Access) dan Primary Access (Macro Access).

Gambar Konfigurasi Akses ISDN

12

Gambar Tipe kanal Akses ISDN

2.3.1 ISDN BRA (Basic Access) Basic Access memiliki dua kanal berkecepatan 64 Kbps, untuk transmisi suara, data, text, dan grafik. Kanal ini disebut sebagai D-Channel. Dengan demikian akan terdapat jaringan dengan kecepatan (64 Kbps x 2) + 16 Kbps = 144 Kbps.

13

Gambar Konfigurasi ISDN BRA

Dalam segi hardware, Basic Access mengenal dua macam interface yaitu UInterface yang terpasang di antara sentral dan transmisi jaringan (Network Termination, NT) dan S-Interface yang terpasang di antara NT dan terminal pelanggan. Basic Access masih menggunakan dua kawat tembaga sebagai kanal transmisi yang menghubungkan DLU dengan NT (bagian U-Interface).

2.3.2 ISDN PRA (Primary Access) Primary Access terdiri atas 30 atau 23 B-Channel dan sebuah D-Channel 64 Kbps/detik dan dikenal dengan PCM30/PCM23. Pelanggan PABX (Privat Automatic Branch Exchange) dapat mempergunakan Primary Access, yaitu lembaga yang memerlukan komunikasi dengan transmisi berkecepatan tinggi. Kecepatan akses data melalui Primary Access bisa mencapai (30 x 64 Kbps) + 64 Kbps = 2 Mbps untuk PCM30 atau (23 x 64 Kbps) + 64 Kbps = 1,5 Mbps untuk PCM23.

14

Gambar Konfigurasi ISDN PRA

2.4 ISDN

Jenis Kanal ISDN sebenarnya didasarkan pada dibangun dari sejumlah blok

fundamental. Dalam hal ini ada dua jenis "saluran" atau jalur komunikasi ISDN: 2.4.1 Kanal B Pembawa sinyal informasi dari user ke jarigan dalam bentuk suara, data atau video. Kecepatan 64 kbps mrpk kecepatan yangdibutuhkan untuk aplikasi data digital Dapat digunakan untuk untuk aplikasi circuit switch ISDN, paket switch atau non switch Dapat juga untuk penyaluran voice hifi dg BW 7 Khz atau 15 KHz yangdiproses menjadi 64 kbps

15

2.4.2 Kanal D Untuk membawa pesan pensinyalan dari suatu terminal ISDN ke jaringan melalui konektor pisik dan sistem pesan pensinyalan standar Selalu siap sedia beroperasi pada kecepatan 16 kbps (BRA) atau 64 kbps (PRA). Dapat juga untuk pengiriman low bitrate data seperti telemetry dan user to user information.

2.4.3 Kanal H Ho = 384 kbps, H11 = 1536 kbps, H12 = 1920 kbps

Kanal ini sendiri berfungsi sebagai sinyal informasi, mode penyambungan atau yang dikenal degan Switched (paket switch dan sirkit switch) dan Non Switch.

16

BAB 3 ANALISA PERMASALAH DAN SOLUSI

3.1

Kebutuhan Perusahaan (ISDN via TDM/Softswitch)

Kebutuhan perusahaan sangat beragam, seperti yang di implementasikan di pelanggan corporate di salah satu bank luar negeri di Jakarta. Mereka menyewa layanan E1 Telkom untuk kebutuhan, tentunya untuk mendukung production mereka. Salah satunya adalah kebutuhan call center, ini tentunya tidak lepas dari pengaplikasian ISDN, baik itu PRA atau BRA. Berikut adalah paparan detail dari apa yang diterapkan di sana.

3.1.1 ISDN via TDM Selama bertahun-tahun, layanan suara telepon untuk bisnis dan perusahaan telah disediakan dengan menggunakan warisan sistem PBX yang terhubung ke PSTN, menggunakan telepon analog). koneksi TDM (T1/E1, ISDN PRA/BRA atau saluran

Gambar Topologi ISDN via TDM

17

Sistem yang terbaru yang masih mengadopsi teknologi IP pada LAN internal, tetapi masih menggunakan koneksi melalui TDM (ISDN PRA / BRA dan jalur analog) untuk menghubungkan ke jaringan PSTN, seperti yang terlihat

konfigurasinya di bawah ini:

Gambar Topologi ISDN via TDM Memanfaatkan IP Phone

Secara umum TDM (Time Division Multiplexing) dapat diartikan sebagai teknologi pentransmisian sinyal secara simultan melalui jalur transmisi tunggal. Setiap sinyal yang kecepatan waktu pengirimannya lebih rendah akan di sisipkan ke transmisi berkecepatan lebih tinggi. TDM memungkinkan perusahaan telepon untuk bermigrasi dari analog ke digital pada semua batang jarak jauh mereka, dan kemudian ke loop lokal. TDM secara luas digunakan untuk menggabungkan beberapa aliran 64 Kbps ke kapasitas 1,544 Mbps dari saluran T1. Sebagai contoh, sebuah bank saluran mengkonversi 24 percakapan suara analog menjadi digital dan kemudian multiplexes mereka melalui TDM ke T1.

18

Gambar Salah Satu Vendor Perangkat TDM

3.1.2 ISDN via Softswitch Softswitch adalah perangkat yang berfungsi utamanya melakukan penyambungan (switching) dari berbagai jenis media stream dan tipe jaringan. Dari definisi itu, dapat dikatakan softswitch adalah hardware dan software yang terkoneksi dengan jaringan yang berbeda-beda dan melakukan fungsi penyambungan dengan software.

Gambar Pemanfaatan Teknologi Softswitch

19

Hardware ini memiliki switchboard yang menjadi interface ke jaringan-jaringan tersebut. Yang paling sering, softswitch digunakan untuk menginterkoneksikan jaringan berbasis IP (paket) dengan jaringan berbasis TDM (circuit switch), misalnya jaringan VoIP dengan PSTN.

Gambar Perangkat Softswitch di STO

Sebuah sistem softswitch minimal biasanya terdiri dari sebuah PC biasa ditambah card-card yang mampu menangani jaringan analog misalnya. Contohnya adalah card digium yang mampu menjadi interface ke jaringan PSTN.

20

Gambar Card Digium Softswitch

Gambar Sistem Softswitch

Interface card digium di atas misalnya, mampu menghubungkan softswitch ke jaringan TDM dengan kapasitas 4 port. Secara teori, sistem softswitch memiliki beberapa sub system.

3.1.2.1 Media Gateway (MGW) Media gateway berfungsi menghubungkan berbagai jenis media stream digital. Media gateway berfungsi sebagai media translator diantara jaringan-jaringan yang berbeda seperti PSTN, IP, ATM, dan sebagainya. Media gateway

mengkonversikan beragam jenis transmisi dan teknik coding. Fungsi media streaming seperti echo cancellation, DTMF, dan tone sender berada di media gateway.

3.1.2.2 Media Gateway Controller (MGC) Media gateway controller berfungsi mengontrol kerja dari media gateway. Fungsi utama MGC adalah melakukan call controll dan signaling. MGC berkomunikasi21

dengan media gateway dengan protocol MGCP, Megaco (H.248), SGCP, atau IPDC. MGC tertentu dapat berinteraksi dengan protokol signaling seperti SS7, H.323, dan SIP.

3.1.2.3 Signaling Gateway (SGW) Signaling gateway bertanggung jawab mentransfer signaling message. Signaling gateway kebanyakan digunakan pada hubungan SS7 to IP atau PSTN to IP.

3.2

Masalah yang Sering Muncul

3.2.1 E1 Terditeksi Down Masalah yang sering muncul diantaranya adalah sering kali status E1 nya terditeksi down, baik dari pengamatan sisi server PABX atau dari pengamatan Sentral Telkom. Ada kalanya juga tune terdengan busy padahal banyak line yang available jika dipantau dari sentral dan server PABX.

3.2.2 Tidak Ada Nada Masalah lain yang sering muncul adalah line sama sekali tidak ada nada, seperti menggantung, sinyal transmisi tidak sampai ke sisi PABX. Terutama jika teknologinya masih menggunakan TDM, permasalahannya adalah ketika terjadi gangguan Trunk Telkom, terimbas dari gangguan fisik, ini menjadi sangat rentan, baik ketersediaan layanan dan reability nya.

3.2.3 Kerusakan Fisik Bukan hanya selesai sampai di situ, bahkan teknologi terbaru Softswitch pun masih bisa terjadi hal yang sama seperti melalui TDM. Yang paling sering adalah

22

terimbas gangguan Fiber Optik yang putus, tentunya semua interface pelanggan tercatu di link tersebut akan mati total. Selain masalah kerusakan fisik perangkat juga kadang pernah terjadi, baik itu di card di Sentral, card PABX, Omux, atau bahkan kerusakan Modem, kabel E1 yang salah tapping, salah pelabelan sehingga tertukar dalam penyesuaian ke voice gateway sisi pelanggan dan masih banyak lagi.

3.2.4 Follow Me Kasus Follow me atau mengalihkan nomor tertentu ke nomor yang lain, namun ini bukan nomor individu direct PSTN, namun nomor basis ISDN follow me per E1. Sempat terjadi masalah yaitu E1 yang akan digunakan untuk tujuan Followed mendadak down, sama sekali. Tentunya ini juga menjadi issue yang hangat diperdebatkan sampai level management.

3.2.5 Randomisasi Caller ID Kasus terbaru yang ditemui adalah Randomisasi Caller ID, dimana nomor penelpon akan secara default teracak (untuk kebutuhan nomor collection), tidak fix seperti di nomor bundle ***777. Maka diharapkan yang keluar bukan akhiran 777, namun nomor lain secara acak. Hal ini tidak bisa dilakukan kareana saat itu teknologi yang digunakan untuk mencatu E1 nya masih menggunakan TDM. Itulah salah satu kelemahan dari TDM, untuk konfigurasi tertentu, masih belum support.

23

3.2.6 Sibuk di Jam Tertentu Kasus yang paling heboh adalah kejadian selalu busy ketika di jam 9.00 pagi sampai 14.00 siang, kebanyakan call masuk, namun tidak bisa diterima oleh sisi PABX. Semacam ada kesalahan atau kerusakan di salah satu perangkat yang ada, baik itu sisi STO Telkom atau site pelanggan.

3.2.7 E1 Tidak Stabil Baru baru ini juga terjadi di cabang Gambir, site pelanggan mengeluhkan E1 nya tidak stabil. Dalam arti terpantau sering up-down, dengan interval yang random, kadang bisa sampai lama downtime nya. Hal ini menjadi masalah yang sangat urgent karena kebetulan utilitas E1 disana sangat tinggi, jika demikian akan sangat mengganggu bisnis proses, di sub bab selanjutnya akan dibahas untuk solusinya.

3.3

Solusinya

Solusi dari permasalahan di atas bisa dirangkai dalam beberapa penjelasan di bawah ini. 3.3.1 Solusi E1 Teriteksi Down Jika permasalahannya adalah E1 terditeksi down maka kita bisa cek status E1 nya dari sisi Telkom berkordinasi dengan tim Sentral, apakah line status E1 nya AIS atau lost signal. Jika iya maka tentunya dari sisi sentral akan coba restart logik dari perangkat mereka, supaya dipastikan kanal sinyal nya tidak menggantung. Jika setelah di restart masih bermasalah, maka cek sisi E1 akses nya, dengan berkordinasi bersama rekan akses, untuk pengecekan beruntun dari STO, akses, sampai ke site pelanggan.

24

Biasanya di site pelanggan akan coba di Loop, secara fisik sebelum masuk perangkat pelanggan, jika hasil loop bisa di lihat di sisi Sentral Telkom, maka kerusakan kemungkinan ada setelah perangkat Telkom, bisa berupa card Pabx, salah kordinasi dengan vendor Pabx nya, terkait konfigurasi server Pabx nya dan lain sebagainya. Jika pelanggan masih penasaran bersikukuh sisi mereka normal, maka bisa di simulasikan dengan alat Aurora atau Mini Pabx, yang fungsinya sama seperti Pabx. Untuk serangkaian testing nya tidak bisa ditampilkan di makalah ini, berikut gambar nya.

Gambar Perangkat Aurora

25

3.3.2 Solusi Tidak Ada Nada Untuk case semacam ini, kasusnya biasanya sama dengan penjelasan sebelumnya. Namun, lebih besar kemungkinannya adalah kesalahan di sisi pelanggan, bisa karena IVR Nada Sambutan terlalu lama jedanya dengan setingan pertama kali telpon berbunyi. Bisa disolusikan untuk mengubah setingan di server Pabx,

sehingga jedanya minimal 3 detik, supaya di Sentral Telkom terditeksi line tersebut sudah di duduki atau berhasil di call. Jika kurang percaya bisa disimulasikan dengan Aurora.

3.3.3 Solusi Kerusakan Fisik Untuk case ini sudah jelas, harus diganti dengan perangkat baru. Terakhir yang terjadi adalah MSAN di Slipi rusak, karena sering mati lampu, dan UPS tidak bekerja maksimal. Kerusakan perangkat di pelanggan biasanya adalah Card Pabx nya, atau kabel salah tap, di rumah klem MDF Gedung mereka, biasanya harus di cek satu per satu untuk mendapatkan analisa yang tepat. Case salah crimping kabel ke arah voice gateway juga pernah tejadi, tentunya harus di crimping ulang.

3.3.4 Solusi Follow Me Follow me adalah case seputar swithing proses, atau sisi routing nya. Jika permasalahannya seperti ini kita tinggal kordinasi dengan pihak Sentral Telkom untuk memeriksa perutean nya apakah sudah sesuai permintaan pelanggan. Jika masih saja belum bisa, kemungkinan ada setingan di sisi Server Pabx pelanggan yang tidak mengizinkan forward nomor, tinggal kordinasi dengan pihak vendor.

26

3.3.5 Solusi Randomisasi Caller ID Seperti yang dijelaskan di subbab masalah yang sering muncul bahwa case ini hanya bisa dilakukan ISDN berbasis softswich, maka tiada kata lain, harus di migrasikan dari based TDM ke Softswitch. Tentunya kebutuhan link akses dan perangkat pelanggan harus tersedia, baru rekan akses eksekusi fisik (jika perlu) berkordinasi dengan Sentral untuk penyesuaian konfigurasinya.

3.3.6 Solusi Sibuk di Jam Tertentu Case ini saking urgent, sampai dalam pantauan manajemen C2Care untuk di eskalasikan perbaikannya. Bisa diselesaikan dengan simulasi di jam tidak sibuk malam hari, untuk pengetesan masing-masing E1, dan dimonitoring dalam interval tertentu, maka akan terlihat (dengan simulasi call, sembarang nomor) status E1 nya bagaimana, apakah selalu lari ke E1 tertentu. Setingan di sentral juga harus diperhatikan apakah mode CRC nya aktif, (jika iya) maka ini akan mengganggu jika ada pelemahan sinyal (akibat full tarfik) secara otomatis akan dilempar ke bundle (range) E1 lainya. Sebaiknya setingan ini di nonaktifkan.

Sebelum dilakukan pengecekan di atas, sekali lagi pengecekan fisik juga harus diperhatikan, dalam case ini, sudah di ganti DU (Card di STO), dan di tukar (Card Pabx) dan dilakukan restart fisik card nya. Masalahnya terselesaikan setalah dilakukan penyesuaian parameter Pabx dengan Sentral, termasuk aksi pengecekan fisik tadi.

27

3.3.7 Solusi E1 Tidak Stabil E1 tidak stabil pengecekannya hampir sama dengan E1 down, hanya saja perlu pengetesan lebih detail lagi, karena memang tidak down secara mutlak. Persis nya terjadi dua minggu yang lalu, setelah berkordinasi dengan rekan Sentral di STO Telkom, dapat dilihat kondisi E1 ketiga memang tidak stabil, sedangkan E1 lainnya stabil. Ini yang membuat pengecekan dari sisi Akses menjadi patokannya. Setalah di cek dari STO sampai node pelanggan, dengan menggunakan alat Aurora, memang terlihat E1 ketiga tidak stabil. Indikasi penyebabnya setelah di test di Omux Telkom selama 30 menit, kadang terlihat AIS / Singnal lost di STO.

Setelah di runut pengecekan ulang, dapat disimpulkan kemungkinan besar Omux Telkom yang bermasalah, dan tim berinisiatif mengganti dengan Omux yang baru, dan dilakukan parameter penyesuaian kambali dengan vendor Servion. Pengerjaan memakan waktu hampir satu hari full, dan berhasil semua E1 terpantau normal.

Gambar Omux (Optical Multiplexer)

28

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, bisa disimpulkan beberapa diantaranya seperti terlampir di bawah ini. 1. Layanan ISDN banyak digunakan dan diminati pelanggan corporate Telkom dikarenakan kesederhanaan konfigurasi, fleksibilitas dan biaya yang murah, dengan kemudahan berkomunikasi dengan kolega yang berada di lain benua, lewat suara, teks, data, citra dan bahkan video. 2. ISDN (Integrated Services Digital Network) memanfaatkan jaringan telekomunikasi telepon yang sudah ada, yang bisa melewatkan berbagai paket dalam satu jaringan yang sama menggunakan teknik digital pada bagian transmisi dan switching-nya (via TDM atau via Softswitch) 3. Permasalahan yang muncul biasanya adalah masalah fisik transmisi, baik itu perangkat card Pabx pelanggan hang, Trunking Telkom terimbas FO putus, switching, perangkat Telkom (Omux) rusak, dan banyak lagi perlu dilakukan pengecekan seksama mulai dari STO sampai node pelanggan.

4.2

Saran

Guna memperkecil keluhan pelanggan disarankan dilakukan monitoring stabilitas E1 tersebut dari sentral, yang kemudian bisa dibuatkan laporan bulanan performansi E1 per pelanggan corporate, sehingga semua terpantau baik kejadian, solusi dan penanganan kedepannya.

29