teknik untuk menurunkan perilaku

12
TEKNIK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU 1. SATIATION Memberikan stimulus yang memperkuat perilaku bermasalah dalam jumlah yang besar sehingga menimbulkan pengaruh menolak pada individu yang menerimanya (menimbulkan kejenuhan) dan berkurangnya perilaku bermasalah 2. NEGATIVE PRACTICE Indivu yang menampilkan perilaku bermasalah (maladaptif) diminta untuk mengulangi perilaku tersebut secara terus menerus sehingga individu tersebut merasa kelelahan dan perilaku tersebut dirasa menyakitkan sehingga individu tersebut dapat mengontrol perilakunya. Teknik ini dapat digunakan untuk mengurangi perilaku latah, menggigiti kuku, menghisap jari

Upload: annissa-ilmia-paramitha-siregar

Post on 02-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

  • TEKNIK UNTUK MENURUNKAN PERILAKUSATIATION Memberikan stimulus yang memperkuat perilaku bermasalah dalam jumlah yang besar sehingga menimbulkan pengaruh menolak pada individu yang menerimanya (menimbulkan kejenuhan) dan berkurangnya perilaku bermasalah

    NEGATIVE PRACTICE Indivu yang menampilkan perilaku bermasalah (maladaptif) diminta untuk mengulangi perilaku tersebut secara terus menerus sehingga individu tersebut merasa kelelahan dan perilaku tersebut dirasa menyakitkan sehingga individu tersebut dapat mengontrol perilakunya. Teknik ini dapat digunakan untuk mengurangi perilaku latah, menggigiti kuku, menghisap jari

  • 3. POSITIVE PUNISHMENT

    memberikan stimulus yang tidak diinginkan oleh individu yang menampilkan perilaku bermasalah sehingga individu tersebut tidak lagi ingin menampilan perilaku tersebut

    4. NEGATIVE PUNISHMENT (RESPONSE COST). Merupakan upaya untuk mengurangi perilaku bermasalah dengan cara menghindarkan stimulus positif atau stimulus yang diinginkan oleh individu tersebut. Response cost dapat digunakan melalui dua cara: - secara langsung, misal mencabut hak indivudu - melalui token, misal dengan ancaman

  • 5. TIME OUT

    Merupakan bentuk lain dari response cost dan teknik ini lebih cocok digunakan untuk anak-anak.

    Caranya adalah menghindarkan anak dari situasi terjadinya perilaku bermasalah dan terjadinya penguatan terhadap perilaku tersebut. Misal memasukkan anak diruangan yang kosong atau tidak disukai anak

    Teknik ini dapat efektif apabila dilakukan dengan tegas dan konsisten namun tidak sewenang-wenang, penentuan batas waktu yang jelas dan anak harus diberi penjelasan bahwa tindakan ini merupakan konsekuensi dari perilaku anak yang tidak dapat ditolerensi

  • 6. OPERANT EXTINCTION

    Memutuskan hubungan antara penguat dengan penampilan perilaku bermasalah sehingga perilaku tersebut tidak lagi ditampilkan.

    Asumsinya adalah bahwa perilaku yang biasanya mendapat penguat apabila diulang namun tidak mendapatkan penguat maka perilaku tersebut lama-lama akan berkurang

    Extinction baik digunakan untuk perilaku yang diperkuat oleh penguat sosial, misal perhatian orang lain. Bentuk extinction adalah tidak berinteraksi dengan individu yang memiliki perilaku bermasalah, tidak mengajak bermain atau tidak memberikan perhatian

  • 7. SYSTEMATIC DESENSITIZATION

    Teknik pengubahan perilaku ini yang paling banyak digunakan di seting klinis untuk mengatasi masalah emosional yang maladaptif seperti cemas dan takut. Teknik ini pada dasarnya menggunakan counterconditioning. Dalam prosesnya ada 5 langkah, yaitu: a. asesmen upaya untuk mendapatkan informasi tentang riwayat perilaku bermasalah dan hubungannya dengan penampilan perilaku saat ini (misal: situasi apa yang menimbulkan reaksi emosional negatif seperti takut atau cemas)

  • Samb.. b. merumuskan hierarki kecemasan menentukan situasi yang menimbulkan tigkat kecemasan paling rendah sampai dengan kecemasan yang tinggi c. pelatihan relaksasi relaksasi adalah merupakan respon yang paling umum untuk mengatasi kecemasan d. implementasi individu diminta untuk mengkondisikan dirinya dalam keadaan relaks kemudian diminta untuk membayangkan situasi yang menimbulkan kecemasan dimulai dari tingkatan yang paling ringan dan secara bertahap meningkat ketingkat yang lebih tinggi.

  • Samb. Apbila individu merasa cemas dalam membayangkan situasi tersebut maka dirinya diminta untuk mengangkat tangannya sebagai tanda, kemudian pekerja sosial akan membimbing individu tersebut untuk kembali relaks. Setelah individu merasa relaks maka latihan membayangkan situasi mencemaskan dimulai lagi dari awal sampi individu mampu mengendalikan dirinya ketika membayangkan situasi yang mencemaskan

  • 8. AVERSIVE COUNTERCONDITIONING

    Prinsipnya sama dengan counterconditioning tetapi dilakukan dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara mengkondisikan respon negatif atau menolak kepada stimulus yang menimbulkan respon positif atau mendekat.

    Stimulus yang tidak menyenangkan yang kuat pengaruhnya dapat digunakan dalam teknik ini.

    Teknik ini digunakan untuk mengubah perilaku yang paling sulit yang hampir tidak mungkin diubah dengan teknik lain

  • 9. COVERT SENSITIZATION

    Teknik ini merupakan variasi dari aversive counterconditioning dengan menggunakan skenario yang dibayangkan sebagai peristiwa penolakan.

    Teknik ini dignakan untuk menghindari efek samping dari stimulus eksternal, misal individu yang overeating diminta membayangkan bahwa dirinya menjadi gemuk dan tidak ada lawan jenis yang tertarik padanya, sehingga individu dapat mengendalikan dirinya untuk mengurangi frekuensi makannya

  • 10. IMPLOSION

    Terapi ini dikembangkan oleh STAMPFL dengan tujuan untuk menghilangkan emosi yang maladaptif seperti cemas dan takut.

    Caranya adalah individu diminta membayangkan peristiwa- peristiwa yang menimbulkan rasa cemas tanpa disertai dengan relaksasi. Teknik ini tidak banyak disukai karena justru dapat meningkatkan rasa cemas

  • 11. CONTACT DESENSITIZATION Teknik ini dikembangkan oleh Ritter yang merupakan kombinasi dari modeling dan desensitization. Dalam prakteknya pekerja sosial bertindak sebagi model sosial, ada 3 langkah dalam menerapkan model ini, yaitu: a. pekerja sosial menampilkan model yang diinginkan b. pekerja sosial membantu individu untuk mengulangi perilaku yang dimodelkan, misal pekerja sosial memegang tangan klien pada saat menyentuh obyek yang ditakuti c. secara bertahap dukungan pekerja sosial dihilangkan sehingga individu berani mendekati obyek yang ditakuti tanpa orang lain

  • 12. THOUGHT STOPPINGMerupakan teknik self-control yang kompleks yang digunakan untuk mengurangi pemikiran yang obsesif, halusinasi, perilaku kompulsif.

    Teknik ini dimulai dengan meminta individu untuk membayangkan hal-hal yang mengganggu dan meminta indivu tersebut untuk mengangkat tangannya ketika merasa cemas kemudian pekerja sosial meneriakkan kata-kata stop untuk mengacaukan konsentrasi individu terhadap pemikiran yang mengganggu dan kemudian meminta individu untuk mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain yang ada disekitarnya. Pekerja sosial kemudian memberi penjelasan kepada individu tersebut bahwa sebenarnya pemikiran mengganggu dapat dihentikan