teknik radiografi

40
MCU Pengertian Pemeriksaan radiograf untuk menilaian lower urinary tract atau untuk melihat adanya refluks vesicoureterie dengan menggunakan kontras media positif. Tindakan tidak mengenakkan anak karena untuk memasukkan kontras urographik secara retrograd ke dalam bull dilakukan dengan bantuan kateter; selain itu perlu penanganan yang terjamin sterilitasnya karena tindakan ini bisa mengakibatkan komplikasi infeksi dan atau luka traumatis.Pada kasus infantdan anak yang tidak kooperatif harus dilakukan di bawah kontrol fluoroskopi, sebab foto harus dibuatsaat miksi, dan selain itu saat buli-buli penuh dan post voiding. Indikasi Kelaianan refluks vesicoureterie Infeksi traktus urinarius Fistula uretrokutan Striktur uretra rekuren,adalah sumbatan saluran uretra : akibat dari robeknya dari jaringan intra uretra dan mengering mengakibatkan melengket dan membentuk sumbatan pada uretra. Diagnosis Diagnosis pertama kali ditegakkan ketika pemasangan kateter melalui uretra tidak dapat dilakukan.Striktur dapat juga dicurigai berdasarkan gejala dan riwayat medik seseorang.Diagnosis pasti dibuat dengan pemeriksaan yang dikenal dengan uretrografi retrograde atau urethrocystography.Diagnosis pasti pada wanita adalah dengan bougie a boule, dengan tanda khas berupa hambatan pada waktu lepas. Diagnosa Banding Ruptura Uretra Gambaran ekstravasasi kontras Persiapan 1. Persiapan Pasien : Rektum dikosongkan kecuali pada keadaan akut. Buli-buli dikosongkan Pasien melepas pakaian yang mengganggu pemeriksaan). 2. Persiapan alat dan bahan:

Upload: hadiputra

Post on 17-Sep-2015

271 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

teknik teknik radiologi

TRANSCRIPT

MCU

Pengertian

Pemeriksaan radiograf untuk menilaianlower urinary tractatauuntuk melihat adanya refluks vesicoureterie dengan menggunakan kontras media positif. Tindakan tidak mengenakkan anak karena untuk memasukkan kontras urographik secara retrograd ke dalam bulldilakukan dengan bantuan kateter; selain itu perlu penangananyang terjamin sterilitasnya karena tindakan ini bisa mengakibatkankomplikasi infeksi dan atau luka traumatis.Pada kasusinfantdan anak yang tidak kooperatif harusdilakukan di bawah kontrol fluoroskopi, sebab foto harus dibuatsaat miksi, dan selain itu saat buli-buli penuh danpost voiding.IndikasiKelaiananrefluks vesicoureterieInfeksi traktus urinariusFistula uretrokutanStriktur uretra rekuren,adalah sumbatan saluran uretra : akibat dari robeknya dari jaringan intra uretra dan mengering mengakibatkan melengket dan membentuk sumbatan pada uretra.Diagnosis

Diagnosis pertama kali ditegakkan ketika pemasangan kateter melalui uretra tidak dapat dilakukan.Striktur dapat juga dicurigai berdasarkan gejala dan riwayat medik seseorang.Diagnosis pasti dibuat dengan pemeriksaan yang dikenal dengan uretrografi retrograde atau urethrocystography.Diagnosis pasti pada wanita adalah dengan bougie a boule, dengan tanda khas berupa hambatan pada waktu lepas.Diagnosa BandingRuptura UretraGambaran ekstravasasi kontrasPersiapan1.Persiapan Pasien :Rektum dikosongkan kecuali pada keadaan akut.Buli-buli dikosongkanPasien melepas pakaian yang mengganggu pemeriksaan).2.Persiapan alat dan bahan:a)blass spuitb)bengkokc)kontras media 15% - 20 %d)aquadese)sarung tanganf)film dan kasetg)jellyh)lysolmi)apronPenatalaksanaan

Pada pasien yang datang dengan retensio urin harus dilakukan sistostomi kemudian baru dilakukan pemeriksaan uretrografi untuk mengetahui adanya striktur uretra. Pada pasien dengan infiltrat urin atau abses dilakukan insisi, sistostomi, baru kemudian dilakukan uretrografi.

Bila panjang striktur uretra lebih dari 2 cm atau terdapat fistula uretrokutan, atau residif, dapat dilakukan uretroplasty. Bila panjang striktur kurang dari 2 cm dan tidak ada fistal maka dilakukan bedah endoskopi dengan alat SachseTeknik Pemeriksaan

AP

PP : Supine di meja pemeriksaan

PO : SIAS kanan dan kiri sama tinggi

CR : Vertikal tegak lurus dengan kaset.

CP : Pada Pertengahan antara Sympisis pubis dengan SIAS

Kondisi : kV : 70 mAS : 20

Kaset menggunakan lysolm diletakkan dibawah Pelvis.Pencegahan

Tindakan pencegahan yang paling penting adalah berhati-hati terutama dalam pemasangan kateteRCara Memasukan Bahan KontrasMenggunakan anestesi lokal (jelly)Menggunakan spuit khusus (blass spuit) untuk memasukkan kontras media ke buli-buli melalui uretra.Ujung Spuit diletakkan pada ujung uretra, pengisian dilakukan dengan perlahan,tekanan yang tetap.Pengisian 150 500 cc.Saat buli-buli sudah terasa penuh/nyeri segera dilakukan pemotretan.Posisi AP, Oblik kanan, Oblik kiri dan lateral.Vesica urinaria dan uretra setelah pengisian medium kontras dan selama miksi. Vesica urinaria diisi melalui kateter (alternatif lain melalui pungsi vesica suprapubik) dengan medium kontras yang dapat larut dalam air dan telah dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh sebanyak 150-200 ml. Vesica urinaria perlu diperiksa dari posisi anterior, lateral dan oblik untuk menemukan adanya fistula, divertikel atau ruptur.Pemasukan medium kontras diatur dengan fluoroskopi intermitten.Pada orang dewasa, vesica urinaria diisi dari botol yang diangkat setinggi 1 m di atas meja pemeriksaan dan pengisian dilanjutkan sampai penderita merasakan keinginan kuat untuk miksi. Jika mungkin, posisi miksi pada pasien pria yang paling mudah adalah posisi berdiri. Pasien wanita dapat duduk. Pengambilan foto radiografi selama miksi termasuk posisi oblik ureter distal, vesica urinaria dan uretra.OblikRPOPP : SupinePO : Pelvis bagian kiri diangkat sehingga pelvis membentuk sudut 30-60 derajat dengan meja pemeriksaan.CR : Vertikal tegak lurus dengan kasetCP : uretraKondisi kV : 73 mAS : 22Kaset menggunakan lysolm diletakkan dibawah obyek.Posisi LPOPP : SupinePO : Pelvis bagian kanan diangkat sehingga pelvis membentuk sudut 30-60 derajat dengan meja pemeriksaan.CR : Vertikal tegak lurus dengan kaset/caudat 5 derajadCP : Pertengahan antara SIAS-Sympisis pubisKondisi kV : 73 mAS : 20Kaset menggunakan lysolm diletakkan dibawah obyek.Posisi LateralPP : SupinePO : Pelvis dirotasikan sehingga pelvis membentuk sudut 90 derajat dengan meja pemeriksaan.CR : Vertikal tegak lurus dengan kasetCP : Pertengahan antara SIAS-Sympisis pubisKondisi kV : 85 mAS : 36Kaset menggunakan lysolm diletakkan dibawah obyek.Kriteria GambaranTerlihat saluran ureter , blass dan proksimal uretra terlihatTulang pubis terproyeksi dibawah blass dan proksimal uretra.Selama micturating cysto Urethrography, uretra posterior terlihat dilatasi. Kadang tidak terlihat, tetapi karakteristik uretra posterior adalah gambaran suatu balon.LARGE INTESTINE (COLON INLOOP)

anatomiMerupakan tab berongga dgnp = 1,5 m dari caecum canalis ani, diameter rata-rata 2,5 inchi semakin ke ujung semakin kecilBagian-bagian colonphisiologiDiperlukan waktu 16 20 jam untuk mencapai sekumFungsi colon1. Absorbsi air, garam dan glukosa2 Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam3. Menyimpan selulosa4. defekasiPergerakan colon : mencampur dan mendorongRadiografi Prosedur EBDEFINITIONThe radiographic study of the large intestine with contrast media to demontrate the large intestine and its components.PURPOSETo radiographically study the form and function of the large intestine to detect any abnormal conditionsIndikasi1.Colitis : Penyakit2 inflamasi pd colon2.Carsinoma3.Diverticulum:merupakan kantong yg menonjol pada dinding kolon, terdiri lapisan mukosa dan muskularis mukosa4.Polyps5.Volvulus : Penyumbatan isi usus krn terbelitnya usus ke bagian yg lain6.Invagination: melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri7.Atresi ani : tidak adanya saluran dari colon yg seharusnya ada8.Stenosis : Penyempitan saluran usus besar9.Mega colon : Suatu kelainan kongenital yg terjadi krn tidak adanya sel ganglion di pleksus mienterik & sub mukosa pada segmen colon distal menyebabkan feses sulit melewati segmen agangglionik.Kontra indikasiPerforation : terjadi krn pengisian media kontras secara mendadak dan tekanan tinggiObstruction akut / penyumbatanRefleks fagalDiare beratCara penanggulangan PATIENT :48 jam sbl pemeriksaan pasien makan makanan lunak rendah serat18 Jam sebelum pemeriksaan (jam 3 sore) minum tablet dulkolak4 Jam sebelum pemerisaan ( jam 5 pagi) pasien diberi dulkolak kapsul per anus selanjutnya dilavementSeterusnya puasa sampai pemeriksaan30 menit sbl pemeriksaan pasien diberi sulfas atrofin0,25 1 mg/oral untuk mengurangi lendir pada mukosa kolon15 menit sebelum pemeriksaan pasien diberi suntikan buskopan utk mengurangi peristaltik ususEQUIPMENT:Pesawat sinar-X + fluoroscopyKaset secukupnyaBahan kontras barium sulfat dengan perbandingan 1 : 8Irigator dengan standartnya termasuk selang dan kanulanyaKlemKantong barium disposible kalau adaMATTER:Media kontras : Barium sulfat : 70-80% W/V ( Weight/Volume), banyaknya sesuai panjang kolon 600 800 mlAir hangatVaselin/jellyMedia kontras1.Metode kontras tunggal2.Metode kontras gandaA. Kontras ganda satu tingkatB. Kontras ganda dua tingkatPosisi pasienPA / APRAOLAOLPO/RPOLATERAL RECTUMRIGHT LATERAL DECUBITUSLEFT LATERAL DECUBITUSPA POST EVACUATIONAP AXIAL / AP AXIAL OBLIQUE (LPO) ( BUTTERFLY)PA AXIAL / PA AXIAL OBLIQUE (RAO) ( BUTTERFLY)PATHOLOGY DEMONSTRATEDObstruction inluding ileus, volvulus and intussuspetion, are demontrated.Double contast media barium enema is ideal for demonstrating diverticulosis, polyps and mucosal changePada PA/APPP :Patient is prone or supine, with a pillow for headPO :Align midsagital plane to midline of tableEnsure that no body rotations existCENRAL RAY :CR is perpendicular to IRCenter CR to level of iliac crestMin SID is 100 cmItu lah sebagian teknik dan tata cara pada LARGE INTESTINE (COLON INLOOP)Teknik Radiografi Intra Venous Pyelography (IVP)

1. Definisi

Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary) menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena.

Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus urinary, sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih.

Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal, ureter dan blass.

2.Tujuan Pemeriksaan IVP Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary, dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.

Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri) dan sakit pada daerah punggung.

Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :

batu ginjal

pembesaran prostat

Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

3. Indikasi Pemeriksaan IVP1. Renal agenesis

2. Polyuria

3. BPH (benign prostatic hyperplasia)

4. Congenital anomali :

duplication of ureter n renal pelvis

ectopia kidney

horseshoe kidney

malroration

5. Hydroneprosis

6. Pyelonepritis

7. Renal hypertention

4. Kontra Indikasi Alergi terhadap media kontras

Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung

Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung

Multi myeloma

Neonatus

Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah

Pasien yang sedang dalam keadaan kolik

Hasil ureum dan creatinin tidak normal

5. Persiapan Pemeriksaan1. Persiapan Pasien

1. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.

2. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat.

3. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.

4. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna meminimalisir udara dalam usus.

5. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan blass.

6. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.

2. Persiapan Media Kontras Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan. Persiapan Alat dan Bahan0. Peralatan Steril0. Wings needle No. 21 G (1 buah)

0. Spuit 20 cc (2 buah)

0. Kapas alcohol atau wipes

0. Tourniquet1. Peralatan Un-Steril1. Plester

1. Marker R/L dan marker waktu

1. Media kontras Iopamiro ( 40 50 cc)

1. Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)

1. Baju pasien

6. Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien

2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.

3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri.

4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.

5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.

6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras

7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.

8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia).

9. Yang terakhir lakukan fotopost voiddengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri.

7. Kriteria Gambar

1. Foto 5 menit post injeksi

Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.

2. Foto 15 menit post injeksi

Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.

3. Foto 30 menit post injeksi (full blass)

Tampak blass terisi penuh oleh kontras

4. Foto Post Mixi

Tampak blass yang telah kosong.

8. Perawatan LanjutanTidak ada perawatan khusus yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pemeriksaan BNO-IVP ini.

Catatan :KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IVP Kelebihan

1. Bersifat invasif.

2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan

3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan.

4. Radiasi relative rendah 5. relative aman

Kekurangan

1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh.

2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah3

HYPERLINK "http://www.radiologyinfo.org/en/glossary/glossary1.cfm?gid=369" mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun.

3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut.

4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.

Teknik Radiografi Pemeriksaan Usus Halus (Follow Through)

1. Anatomi Usus Halus

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara, saluran usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum ( 2,5 m), serta ileum ( 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Adapun fungsi dari usus halus yakni menyerap (absorpsi) dan mencerna khime sari-sari makanan dari lambung.

2.Pemeriksaan Usus Halus dengan Media KontrasPemeriksaan usus halus dapat dilaksanakan sebagai lanjutan pemeriksaan lambung atau dimintakan sendiri.Dalam hal terakhir dapat dilaksanakan dengan memasukkan selang karet atau plastik sampai lewat pilorus dan baru kemudian dimasukkan suspensi barium sulfat.Pada umumnya dilakukan dengan kontras tunggal saja,karena membuat pemeriksaan dengan kontras ganda(DC) sulit bila diinginkan gambaran kontras ganda (DC) untuk kseluruhan usus halua.Pemeriksaan usus halus dikenal dengan follow through,yaitu sebagai pemeriksaan yang terus dilanjutkan setelah pemeriksaan lambung.

Banyak berbagai cara untuk mengerjakan pemeriksaan follow through,salah satunya pasien diminta minum dua gelas penuh kontras barium sulfat(sama dengan yang dipakai untuk pemeriksaan lambung) sekaligus berturut-turut.Cara lain ialah meminta pasien minum sebagian dengan interval beberapa saat(menit) sampai akhirnya habis dua gelas itu.Dengan fluoroskopi sewaktu-wktu kemudian diikuti perjalanan barium sulfat dan dibutlah foto ikhtisar dari usus yang telah terisi kontras. Pemeriksaan berakhir bila ileum terminal telah dilewati dan kolon asendens mulai terisi.

PEMBAHASAN DAN HASIL3.Teknik Radiografi pada Pemeriksaan Usus Halus (follow through) Proyeksi AP/PAPersiapan Alat dan Bahan Pesawat X-Ray + Fluoroscopy

Baju Pasien

Gonad Shield

Kaset + film ukuran 30 x 40 cm

Grid

X-Ray marker

Tissue / Kertas pembersih

Bahan kontras Barium Sulfat

Air Masak

Sendok / Straw ( pipet )

Persiapan Pasien1. Mengubah pola makan penderita .Pasien hendaknya makan makanan yang rendah serat serat dan rendah lemak.

2. Pasien diwajibkan puasa 2 hari sebelum pemeriksaan.

3. Minum sebanyak-banyaknya.

4. Pemberian Pencahar,berikan Pasien garam inggris. Ini bertujuan untuk membersihkan usus sehingga usus kosong.

5. Beritahu juga pasien untuk tidak merokok dan banyak bicara

Posisi pasienSupine atau Prone

Posisi Obyek1. Atur pasien agar MSP berada di pertengahan grid.

2. Tidak ada rotasi pada pelvis.

3. Tangan letakkan di samping tubuh.

Central Point: Lumbal ke-2 untuk pengambilan menit ke 30 Krista Illiaka untuk pengambilan foto terakhir

Central Ray: Vertikal/Tegak lurus terhadap kaset

FFD: 40 inchi/ 100 cm

Kaset: 30 X 40 (Dengan Grid)

Eksposi dilakukan pada saat pasien ekspirasi

Pada saat pengambilan foto dilakukan 3 kali pengambilan yaitu :

1. Pada menit ke-15 setelah minum Barium

2. Pada menit ke-30 setelah minum Barium

3. Pada menit ke-60 setelah minum Barium

Struktur yang DitampakkanPada proyeksi PA atau PA menunjukkan usus halus makin terisi Barium hingga klep Illiocecal. Ketika Barium sudah mencapai daerah illiocecal, Fluoroskopi boleh dilakukan dan dipersingkat untuk mendapatka gambar. Pemeriksaan biasanya selesai ketika Barium tampak pada daerah cecum, diperkirakan dalam waktu 2 jam untuk pasien dengan kondisi usus normal

Kriteria Gambar1. Seluruh Usus halus tampak pada gambar

2. Gambar pertama menampakkan stomach

3. Tampak marker waktu

4. Tulang belakang terlihat pada gambar

5. Tidak ada rotasi pada pasien

6. Teknik eksposi dapat menunjukkan anatomi

7. Pemeriksaan selesai ketika Barium memasuki daerah Caecum

PENUTUP4. KesimpulanKesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum ( 2,5 m), serta ileum ( 3,6 m). Adapun fungsi dari usus halus yakni menyerap (absorpsi) dan mencerna khime sari-sari makanan dari lambung.

2. Teknik Radiografi pada Pemeriksaan Usus Halus (follow through) adalah Proyeksi AP/PA dengan menggunakan media kontras Barium Sulfat.

Endoscopic Retrograde Choledocopancreatography (ERCP)

Endoscopic Retrograde Choledocopancreatography (ERCP)PENGERTIANEndoscopic Retrograde Choledocopancreatography (ERCP) adalah pemeriksaan radiografi pada pankreas dan sistem billiary dengan bantuan media kontras positif dan menggunakan peralatan fiber optik endoskopi untuk menegakkan diagnosa.

INDIKASIOral dan intravena cholecystography gagal.Jaundice.Pancreatic disease.

KONTRA INDIKASISensitif terhadap media kontrasPyloric stenosis menghalangi endoskopiAcute pancreatitisGlaucomaPseudocyst

PERSIAPAN ALATPesawat sinar-x dan fluoroskopiFiber optic endoscope : satu bendel glass fibre disatukan dan xenon light illuminator ditengah alat ini ada saluran untuk masuk kateter untuk memasukkan media kontras.Kaset dan filmApronGonad shieldKateterMedia kontrasObat dan peralatan emergensi

PERSIAPAN PASIENTanyakan apakah pasien hamil atau tidak.Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma atau tidak.Pasien diminta menginformasikan tentang obat-obatan yang dikonsumsi.Pemeriksaan darah lengkap dilakukan 1-2 hari sebelumnya.Pasien puasa 5-6 jam sebelum pemeriksaan dimulai.Bila diperlukan, pasien dapat diberikan antibiotik.Penandatanganan informed consent.Plain foto abdomen.Premidikasi ameltocaine lozenge 30 mg.Media kontras : untuk panceatic duct diberikan angiografin 65% atau sejenisnya dan untuk billiary duct diberikan Conray 280 atau sejenisnya.

TEKNIK RADIOGRAFIPasien miring disisi kiri pada meja pemeriksaan.Endoskop dimasukan melalui mulut kedalam oesophagus selanjutnya melewati gaster melalui duodenum.

Endoskopi diposisikan pada bagian tengah duodenum dan papilla vateri.Poly kateter diisi media kontras (berada dipertengahan endoskopi).Biasanya pancreatic duct diisi media kontras selanjutnya billiary duct.Dibuat spot foto dipandu dengan fluoroscopy.

PERAWATAN POST PROSEDURPasien dimonitor hingga efek dari obat-obatan hilang.Setelah pemeriksaan pasien mungkin akan mengalami perasaan tidak nyaman pada tenggorokan, kembunga dan nausea (udara yang masuk).Komplikasi yang mungkin muncul seperti pancreatitis, perforasi, pendarahan ataupun reaksi alergi akibat sedative.Informasikan pada pasien untuk melaporkan apabila muncul fever, nyeri yang hebat ataupun pendarahan.

Percutaneous Transhepatic Choledochography (PTC)

Percutaneous Transhepatic Choledochography (PTC)PENGERTIANPercutaneous Transhepatic Choledochography adalah pemeriksaan radiografi invasive pada duktus biliaris dengan menggunakan sinar-x dan bantuan media kontras positif untuk menegakkan diagnosa.Sangat berperan terutama pada membedakan obstruksi jaundice dan non obtruksi dan digunakan untuk menentukan posisi, ukuran dan penyebab obstruksi.

INDIKASI Eksplorasi kelainan system billiary seperti cholangiocarcinoma, stone, stricture, sclerosing, maligna, kista, atresia biliary dan biliary fistula Jaundice/icterus dimana nampak dilatasi dari ductal system (dengan USG/CT) namun etiologi dari obstruksi belum jelas. Ductus sukar diviasualkan dengan pemeriksaan lain (apabila oral dan IV - cholecystografi gagal). Pancreatic disease

KONTRA INDIKASI Sensitive terhadap media kontras Pyloric stenosis Acute pancreatistis Glaucoma

KOMPLIKASI Intraperitoneal Bleeding Intrapritoneal Leakage of Bile dan Peritonitis Liver Failure Septicamia Intraperitoneal Abses

PERSIAPAN ALAT Pesawat sinar-x dan fluoroskopi Kaset dan film 24 x 30 Grid/lysolm Marker Kapas alkohol atau wipes Handuk atau spon untuk bantalan lengan Gonad shield Peralatan dan obat kegawatdaruratan (tabung O2, alat suction, dan lain-lain) Desinfektan Duk sterile Skin cleanser Ampule contras media Disposible needle Needle catheter/Chiba Needle Media kontras yang digunakan Hypaque 45 % sekitar 20-60 cc disiapkan dalam spuit yang dihubungkan dengan jarum Chiba.

PERSIAPAN PASIEN Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan dimulai. Pemeriksaan darah dan urine lengkap. Pemeriksaan fungsi hati. Penandatangan Informed Consent. Buang air kecil sebelum pemeriksaan. Persiapan lokal pada tempat injeksi. Skin area diantara bagian bawah chest dan bagian atas abdomen dibersihkan dengan larutan desinfektan (iodine, pyodine atau chlorhexidine) kemudian ditutup dengan duk sterile. Anastesi lokal bagian lower intercostal space (antar costae 7,8 atau 9).

PREMEDIKASIOmnopon/scopolamine

TEKNIK RADIOGRAFI Pasien tidur supine pada meja fluoroscopy. Foto AP right side / sebelah kanan dari abd dengan batas bawah pada SIAS. Setelah dianastesi lokal, chiba needle dimasukan kedalam liver secara percutan dengan pengawasan melalui fluoroscopy.

Setelah diketahui letak bile duct, diambil cairan empedunya untuk pemeriksaan lab. Selanjutnya media kontras disuntikan sedikit untuk mengetahui posisi jarum sudah tepat apa belum. Jumlah kontras media sangat bervariasi tergantung volume dari saluran empedu. Bila terjadi kebuntuan saluran, maka needle diganti dengan cateter untuk drainase.

PA dan Oblique menggunakan serial film changer dan meja pemeriksaan dinaikan sedikit, sehingga posisi kepala lebih tinggi dari kaki. Apabila diidentifikasi adanya obstruksi pada saluran empedu selanjutnya dipersiapkan untuk laparatomi.

PERAWATAN PASIEN Temperatur, nadi dan tekanan darah dicek setiap saat (15 menit, 4 jam dan selanjutnya sampai 24 jam. Dan selanjutnya diobservasi sampai 48 jam apabila terindikasi adanya perdarahan dan kebocoran empedu.

Teknik Radiografi Oesophagogram (Barium Swallow)

1. Anatomi

Oesophagus terletak di belakang trakea, terbentang dari laringopharynx s/d lambung. Panjangnya 10 inch, diameter inc.

2. Definisi

Teknik Pemeriksaan Radiografi khusus untuk melihat oesophagus dan pharynx dengan menggunakan media kontras positif.

3. Tujuan

Mengetahui kelainan fungsi dan anatomi pada oesophagus dan pharynx.

4. Indikasi

Achalasia ( penurunan pergerakan peristaltic 2/3 distal oesophagus)

Anatomic Anomalies

Foreign Bodies ( bolus of food , metallic object, fish bone)

Carcinoma

Dysphagia

Esophagitis

Refluks

Spasme oesophagus.

5. Kontraindikasi

Jarang ditemukan karena menggunakan BaSO4

Adanya komplikasi perforasi pada oesophagus yang tidak diketahui sebelumnya

6. Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus, kecuali dilanjutkan untuk pemeriksaan Maag dan Duodenum

Berikan penjelasan pada pasien

7. Persiapan Alat& Bahan

Pesawat X-Ray + Fluoroscopy

Baju Pasien

Gonad Shield

Kaset + film ukuran 30 x 40 cm

Grid

X-Ray marker

Tissue / Kertas pembersih

Bahan kontras

Air Masak

Sendok / Straw ( pipet )

8. Teknik Pemeriksaan

Proyeksi AP/PA,Lateral, RAO dan LAO(yang paling sering digunakan proyeksi AP,Lateral dan RAO ) Proyeksi AP/PA

Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus

Faktor teknik :

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

Posisi Pasien : Recumbent / erect

Posisi Object :

MSP pada pertengahan meja / kaset

Shoulder dan hip tidak ada rotasi

Tangan kanan memegang gelas barium Tepi atas film 5 cm di atas shoulder

CR : Tegak lurus terhadap kaset

CP : pada MSP, 2,5 cm inferior angulus sternum (T5-6 ) / 7,5 cm inferior jugular notch

FFD : 100 cm

Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.

Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi barium

Posisi : Tidak ada rotasi dari pasien (Sternoclavicular joint simetris )

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus superimposed dengan th-vertebrae

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.

Proyeksi Lateral

Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus

Faktor teknik :

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik )

Posisi Objek :

Atur kedua tangan pasien di depan kepala saling superposisi, elbow flexi

Mid coronal plane pada garis tengah meja / kaset.

Shoulder dan hip diatur true lateral, lutut flexi untuk fiksasi.

Tangan kanan memegang gelas barium

Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder

CR : Tegak lurus terhadap kaset

CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5 cm inferior jugular notch

FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )

Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan straw langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.

Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi bariumterlihat diantara C.Vertebral dan jantung

Posisi :

True lateral ditunjukan dari superposisi kosta Posterior.

Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus

Oesophagus terisi media kontras.

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.

Proyeksi RAO (Right Anterior Oblique)

Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus

Faktor teknik :

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

Posisi Pasien : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik)

Posisi Objek :

Rotasi 35 40 derajat dari posisi prone dengan sisi kanan depan tubuh menempel meja / film.

Tangan kanan di belakang tubuh, tangan kiri flexi di depan kepala pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.

Lutut kiri flexi untuk tumpuan.

Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan IR / meja Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder

CR : Tegak lurus terhadap kaset

CP : pada pertengahan kaset setinggi T 5-6 / 7,5 cm inferior jugular notch

FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )

Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan sedotan langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.

Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi bariumterlihat diantara C.Vertebral dan jantung ( RAO menunjukan gambaran lebih jelas antara vertebrae dan jantung dibandingkan LAO )

Posisi :

Rotasi yang cukup akan menampakkan oesophagus diantara C. Vert. & Jantung, jika oesophagus superimposed diatas spina, rotasi perlu ditambah.

Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus

Oesophagus terisi media kontras.

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras.

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.

Proyeksi LAO (Left Anterior Oblique) Tujuan : melihat Strictura, benda asing, kelainan anatomis, tumor & struktur dari oesophagus

Faktor teknik :

Film 30 x 40 cm memanjang

Moving / Stationary Grid

Shielding : region pelvic

Barium Encer = BaSO4 : air = 1:1

Barium kental = BaSO4 : air = 3:1 atau 4 :1

PP : Recumbent / erect ( recumbent lebih disukai karena pengisian lebih baik )

Posisi Objek :

Rotasi 35 40 derajat dari posisi PA dengan sisi kiri depan tubuh menempel meja / film

Tangan kiri di belakang tubuh, tangan kanan flexi di depan kepala pasien, memegang gelas barium, dengan straw pada mulut pasien.

Lutut kanan flexi untuk tumpuan.

Pertengahan thorax diatur pada posisi obliq pd pertengahan IR / meja

Tepi atas kaset 5 cm di atas shoulder

CR : Tegak lurus terhadap kaset

CP : pada pertengahan kaset setinggi T5-6 / 7,5 cm inferior jugular notch

FFD : 100 cm ( 180 cm bila pasien berdiri )

Kollimasi : atur luas lapangan penyinaran selebar 12-15 cm

Eksposi : Pada saat tahan nafas setelah menelan barium

Catatan :

Pasien menelan 2/3 sendok barium kental kemudian diekspose

Untuk full filling digunakan barium encer. Pasien minum barium dengan sedotan langsung expose dilakukan setelah pasien menelan 3-4 tegukan.

Kriteria radiograf :

Struktur : Oesophagus terisi barium terlihat diantara sekitar hilus paru dan C.Vertebral

Posisi : Bahu pasien tidak superposisi dengan oesophagus, esophagus terisi media kontras.

Kolimasi : Seluruh Oesophagus masuk pada lap.penyinaran

Faktor eksposi :

Teknik yang digunakan mampu menampakkan oesophagus secara jelas yang terisi dengan kontras, menembus bayangan jantung.

Tepi yang tajam menunjukkan tidak ada pergerakan pasien saat eksposi.

Teknik Radiografi OMD (Oesophagus Maag Duodenum)

1. Definisi

Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras ( positif dan negative ) untuk menampakkan kelainan pada lambung.

Biasanya merupakan pemeriksaan satu paket dengan Oesophagus dan Duodenum (OMD=Oesophagus Maag Duodenum)

2. Anatomi Stomach ( Maag = Gaster = Lambung ) Stomach, terletak diantara esophagus dan usus halus. Merupakan bagian yang mengalami pelebaran / dilatasi pada alimentary canal.

Stomach terdiri dari 4 bagian besar yaitu : cariac, fundus, body atau corpus dan pylorus.

Body habitus

Tipe dari body habitus memberikan efek yang sangat besar terhadap lokasi organ pencernaan pada rongga abdomen.

Untuk keakuratan dan konsistensi posisi dari organ pencernaan perlu diketahui karakteristik dan klasifikasi dari body habitus.

Terdapat 4 kelompok dari body habitus yaitu : hypersthenic, sthenic, hyposthenic dan asthenic

3. Indikasi dan KontraindikasiIndikasi Pemeriksaan Gastritis : radang gaster ( baik akut maupun kronik )

Divertikula : penonjolan keluar darimaag yang membentuk kantung ( banyak terjadi pada fundus )

Hematemesis : perdarahan)

Neoplasma ( tumor atau kanker )

Hernia hiatal : hingga sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang pendek.

Stenosis pylorus:penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus

Bezoat / Undigested material (biasanya berupa rambut, serat sayuran atau bahan kayu )

Ulcers : erosi dari mukosa dinding lambung (karena cairan gaster, diet, rokok, bakteri )

Ulcer/ulkus/tukak : luka terbuka pada permukaan selaput lendir lambung

Perforasi regurgitasi

Kontraindikasi Persangkaan perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4 tetapi menggunakan water soluble kontras (urografin, iopamiro )

Obstruksi usus besar

4. Persiapan Pemeriksaan1. Persiapan Pasien Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan ( kooperatif )

2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah pembentukan gas akibat fermentasi

Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan

Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat obatan yang mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi,dll.

Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan zat laxative.

Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva )

Pasien diminta mengisi informed concent.

2. Persiapan Alat dan Bahan Pesawat X-Ray + Fluoroscopy

Baju Pasien

Gonad Shield

Sarung tangan Pb

Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 30x40 cm.

Bengkok

Grid

X-Ray marker

Tissue / Kertas pembersih

Bahan kontras barium sulfat

Barium encer dengan air hangat ( BaSO4 : air = 1 :4 )

Kontras negative ( tablet efferfecent, natrium sulfas, sprite,dll)

Obat emergency : dexametason, delladryl,dll)

Air Masak Sendok / Straw ( pipet ) dan gelas

5. Prosedur Pemeriksaan1. Single Kontras Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos Abdomen

Dilakukan persiapan pemeriksaan

Dibuat foto polos abdomen / dilakukan fluoroskopi hepar, dada dan abdomen.

Pasien diberi media kontras 1 gelas

Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien recumbent pasien minum dengan sedotan

Pasien diinstruksikan minum 2 3 teguk media contrast, dilakukan manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti fluoroskopi atau dibuat foto yang diperlukan

Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium untuk melihat pengisian penuh dari duodenum.

Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dapat disudutkan sehingga seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat

2. Double Kontras Setelah minum media kontras positif, pasien diberi pil, bubuk carbonat dsb untuk menghasilkan efek gas ( teknik lama, sisi sedotan dilubangi sehingga pada saat minum media kontras sekaligus udara masuk ke lambung.

Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling guling 4 5 putaran sehingga seluruh mukosa terlapisi.

Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraksi lambung ( lambung tidak relax )

Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan sama pada teknik single kontras.

Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada daerah daerah yang diinginkan.

6. Proyeksi Pemotretan1. PA erect ( film 30 x 40 ) untuk melihat type dan posisi lambung

2. Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri

3. PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface

4. PA Obliq ( RAO ) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb

5. Right Lateral Decubitus utk melihat duodenal loop, duodenojujunal junction dan retrogastric space

6. AP Recumbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras, rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior, retrogastric portion dari jejunum dan illium

7. Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 250 300 untuk melihat hernia hiatal dan 10 15 derajat dan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.

Proyeksi PA (film 30 x40) Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pada badab dab pylorus lambung

Posisi Pasien : berdiri, prone menghadap kaset

Posisi Objek : MSP pada pertengahan meja / kaset. Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ), Batas Bawah: SIAS, diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.

CR : Tegak Lurus

CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.

Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae

Astenic : 2 inchi dibawah L2

Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum

Expose : ekspirasi dan tahan nafas.

Kriteria Radiograf :

Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum

Body dan pylorus tercover

Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum.

Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada

Proyeksi Lateral Erect (Lateral kanan) Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor, ulkus gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.

Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien

Posisi Objek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka

Central Ray : Tegak Lurus

Central Point : bulbus duodenum pada L1

Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane

Astenic : 2 inchi dibawah L1

Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1

FFD : 100 cm

Expose : ekspirasi dan tahan nafas.

Kriteria Radiograf :

Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic

Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1

Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.

Proyeksi LPO (left posterior oblique) Fungsi : bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk GASTRITIS dan ULKUS

Posisi Pasien : pasien recumbent, punggung menempel kaset.

Posisi Objek : dari posisi supine dirotasikan 30 60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang, Batas atas :proc.xyphoideus, Batas bawah : SIAS

CR : Tegak Lurus

CP : pertengahan crista iliaca

Stenik : L1

Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line

Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1

FFD : 100 cm

Expose : ekspirasi dan tahan nafas.

Kriteria Radiograf :

Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus

Fundud tampak tertempeli BaSO4

Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara

Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum

Proyeksi PA Oblique (RAO) Posisi Pasien : recumbent, prone

Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.

Central Ray : vertical tegak lurus

Central Point : daerah bulbus duodeni

Stenik : 1-2 inch dari L2

Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2

Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2

FFD : 100 cm

Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas

Kriteri radiograf :

Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C

Tampak bagian bagian dari lambung bebas superposisi

Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan

Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.

Proyeksi AP Posisi Pasien : Supine

Posisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasi

CR : tegak lurus dengan kaset

CP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )

Stenik : L1

Asthenic : 2 inchi di bawah L1

Hiperstenic : 1 inchi di atas L1

FFD : 100 cm

Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas

Kriteria radiograf :

Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawah

Tampak bagian bagian dari lambung bebas superposisi

Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan

Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.

Catatan :

Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 25 30 derajat untuk melihat hernia hiatal.

10 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.

Teknik Pembuatan Radiograf Maag Duodenum1. Dengan Fluoroskopi Pasien disuruh berguling diikuti dengan fluoroskopi dilihat hingga BaSO4 melumuri seluruh permukaan lambung

Buat spot foto lambung posisi RAO, lateral kanan, PA, dan LPO

Spot foto dibuat sesuai dengan kelainan / posisi yang diperlukan

Setelah kontras mengisi lambung dan duodenum dibuat foto UP RIGHT AP/PA

2. Tanpa Fluoroskopi Tunggu kira kira 5 menit, setelah kontras masuk

Buat Radiograf RAO

Lihat hasilnya, bila kontras sudah memenuhi lambung, dibuat proyeksi lateral kanan, PA

LPO untuk melihat duodenum

Bila mungkin dibuat UP RIGHT AP atau PA

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :1. Puasa 4 -8 jam

2. Tidak merokok dan mengunyah permen selama periodeNPOkarena aktifitas tsb akan meningkatkan cairan lambung dan ludah yang menghalangi perlekatan barium pada mukosa.

3. Volume media kontras

4. Kv tinggi ( 100 125 )untuk menapbah penetrasi kontras barium yang tinggi

5. Seconnd (S) yang singkat untuk mengurangi peristaltic movement Bouble kontras mengurangi hingga menjadi 80 90 kv

Bipolar Voiding Cysto Uretrografi

Pemeriksaan radiologi konvensional secara umum dibagi dua bagian besar yaitu pemeriksaan tanpa menggunakan kontras dan pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras dan (pemeriksaan khusus). Dalam pemeriksaan radiologi khusus digunakan kontras media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk memberikan efek pembeda antara organ dan jaringan pada gambaran radiografi yang dilaksankan (Rasad, 2006).

Salah satu pemeriksaan khusus itu adalah pemeriksaantractus urinarius.Tractus Urinariusterdiri dari sepasang ginjal, sepasang ureter, kandung kemih dan uretra. Untuk mengetahui kelainan dari organ-organ tersebut dapat dilakukan beberapa pemeriksaan radiologi antara lain BNO-IVP (Blass Near Oversite Intra Vena Pyelografi),APG (Antegrade Pyelografi),RPG (Retrograde Pyelografi)danUrethrocystografi Bipolar.Urethrocystografi Bipolarbiasanya lebih sering dilakukan pada pria. Pengertian dariUrethrocystografiitu sendiri adalah radiografi yang digunakan untuk melihat keseluruhan uretra dengan memasukkan kontras media secararetrogrademelalui bagian distal uretra (meatus eksternus urethra).Sementara itu dikatakanUrethrocystografi Bipolarkarena teknik pemasukan kontras media melalui dua saluran, yaitu saluran uretra dan kandung kemih yang dilakukan secaracystotomi.Cystotomiadalah pembentukan lubang kedalam kandung kemih dengan cara membuat lubang pada kulit supra pubis melalui pembedahan. Pembuatan lubang ini dilakuakan dengan tujuan untuk memasangcystofixsehingga pasien dapat melakukan miksi.Cystofixadalah suatu kateter sementara yang dipasang pada daerah supra pubis dan berguna untuk mengalirkan urin dari kandung kemih. Teknik pemasukan bahan kontras secara bipolar (antegradedanretrograde)dilakukan karena adanya kelainan atau gangguan yang menghalangi urine dari kandung kemih menuju uretra, sehingga jika kontras media hanya dimasukkan melalui uretra kemungkinan besar kontras media tidak akan sampai masuk ke kandung kemih.PemeriksaanUrethrocystografi Bipolardikenal dengan istilahBipolar Voiding Urethro Cystography (BVUC).Pada pemeriksaan ini pemasukan bahan kontras media secarabipolardan eksposi dilakukan saat pasien miksi. Kontras media yang digunakan adalah jenis non ionik seperti Hypaque, Iopamiro dan lain-lain yang dicampur dengan NaCl. Posisi yang dibuat pada pemeriksaan ini adalah foto pendahuluan (plain foto)yaitu foto polos abdomen mencakup ginjal sampai dengan urethra dengan tujuan untuk melihat gambaran rongga abdomen dan pelvis secara umum, untuk mengidentifikasi adanya kelainantractus urinariusseperti bayangan batu yang radioopaque, tidak hanya pada daerah distal saja tetapi juga secara keseluruhan daerah tersebut dari ginjal sampai dengan urethra, setelah itu dibuat foto AP dan Oblique setelah pemasukan bahan kontras baik melaluiantegrademaupunretrograde.Indikasi klinis pada pemeriksaanUrethtrocystografiBipolaradalahNeurogenic Bladder, Striktura urerhra, Vesico ureter reflux, double uretra, rupture urethra Cystitis, Fistel, Urethtritis, Diverticulum.