teknik radiografi cranium

54
TEKNIK RADIOGRAFI CRANIUM PROYEKSI AP POSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi Supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada Mid Line meja pemeriksaan. Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan : MSP kepala tegak lurus pada bidang film. Orbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film. Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala Letakkan Marker yang sesuai R atau L .Lakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek. Atur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek. Atur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film. Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP. Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film KRITERIA GAMBARAN Seluruh kepala tampak pada proyeksi antero posterior, batas atas verteks, batas bawah simphysis menti, kedua sisi tidak terpotong Kepala simetris, jarak batas orbita dengan lingkar kepala sama kiri dan kanan. Tampak Sinus frontalis, maksilaris, sinus ethmoidalis, dan crista galli

Upload: elfa-rizky

Post on 22-Oct-2015

669 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

dfsf

TRANSCRIPT

TEKNIK RADIOGRAFI CRANIUM

PROYEKSI AP

POSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi Supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat

pada Mid Line meja pemeriksaan. Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan :

MSP kepala tegak lurus pada bidang film.

Orbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film.

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala

Letakkan Marker yang sesuai R atau L .Lakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.

Atur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

Atur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film.

Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi AP.

Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN Seluruh kepala tampak pada proyeksi antero posterior, batas atas verteks, batas bawah

simphysis menti, kedua sisi tidak terpotong Kepala simetris, jarak batas orbita dengan lingkar kepala sama kiri dan kanan.

Tampak Sinus frontalis, maksilaris, sinus ethmoidalis, dan crista galli

Os frontalis tampak jelas. nMarker R/L harus tervisualisasi.

PROYEKSI LATERAL

POSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi semi Prone di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh

tepat pada Mid Line meja pemeriksaan. Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :

MSP kepala sejajar pada bidang film.

Infra Orbito Meatal Line (IOML) sejajar dengan bidang film.

Inter Pupillary line (IPL) tegak lurus dengan bidang film

Letakkan Marker yang sesuai R atau L

Lakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.

Atur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

Atur Central Point tepat pada daerah 5 cm di atas Meatus Acusticus Externa (MAE), dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.

Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi Lateral.

Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN Seluruh cranium lateral batas atas vertex, batas belakang os occipital, batas depan soft

tissue hidung Sella tursica tidak berotasi

PCP & PCA , Dorsum sellae

Ramus mandibula superposisi

Mastoid superposisi

MAE superposisi

PROYEKSI PA

POSISI PASIEN Pasien tidur pada posisi Prone di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat

pada Mid Line meja pemeriksaan. Kepala diposisikan PA, dengan menempatkan :

Dahi dan hidung menempel meja pemeriksaan

MSP kepala tegak lurus pada bidang film.

Orbito Meatal Line (OML) tegak lurus dengan bidang film.

Dagu diganjal dengan spon

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala nLakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek

Atur Central Ray Tegak Lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

Atur Central Point tepat pada Glabella atau pada Nasion, dengan memposisikan glabella atau nasion tepat dipertengahan bidang film.

Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan faktor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan kepala posisi PA.

Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

KRITERIA GAMBARAN

Keseluruhan cranium dengan batas atas vertex, batas bawah simphysis menti, bagian samping kanan dan kiri kepala tidak terpotong

Sinus frontalis, maksilaris, ethmoidalis

Dorsum sellae, PCA, bagian superior sinus ethmoidalis

Crista galli

Lingkar orbita

Jarak batas lateral kepala simetris

Marker R/L tervisualisasi

TEKNIK RADIOGRAFI SINUS PARANASAL

PROYEKSI WATER'S

POSISI PASIEN

Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standar kaset dengan MSP tubuh tepat pada mid line kaset.

Kedua telapak Tangan menempel dinding

Ekstensikan kepala pada posisi yang benar.

Atur kepala dan dagu sehingga MSP tegak lurus pada bidang film.

Atur kepala sehingga OML membentuk sudut 370 dari bidang film.

KRITERIA GAMBARAN Sinus Maxillaris Fossa Nasalis

Sinus Frontalis dan Sinus Ethmoidalis(distorsi)

Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris).

Petrus Ridge terproyeksi di bawah maxillaris

Batas kolimasi sesuai dengan besarnya objek

Marker L/R harus tampak

Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek

Atur Central point tepat parieto occipital menembus acanthion.

Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan factor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan Sinus paranasal posisi waters.

Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film

PROYEKSI LATERAL

POSISI PASIEN Pasien diminta untuk berdiri menghadap bucky stand / standard kaset, posisikan

oblique Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan

MSP kepala sejajar pada bidang film.

Infra orbita meatal line (IOML), sejajar dengan bidang film.

Inter papillary line (IPL) tegak lurus dengan bidang film. ►Atur CR tegak lurus bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya objek.

Atur Central Point 2,5 cm posterior dari outer chantus, dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.

Jika sudah siap seluruhnya, lakukan eksposi dengan factor eksposi yang telah disesuaikan untuk pemotretan Sinus paranasal posisi lateral.

Selesai eksposi lanjutkan proses pencucian film.

KRITERIA GAMBARAN

Sinus frontalis, maxillaris, sphenoidalis tercakup Sella tursica terproyeksi tanpa rotasi

Cekungan orbita dan ramus mandibula superposisi

Batas kolimasi sesuai dengan besar objek

Marker R/L harus tampak

Proyeksi PA Caldwell

Sinus Frontalis tampak jelas terproyeksi di atas sutura frontonasal Sinus ethmoidalis tampak jelas, ethmoidal air cells terproyeksi di atas petrous ridge

Sinus sphenoidalis

Petrous Ridge kiri dan kanan simetris terproyeksi di Quadrant ke 3

Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris)

Kolimasi sesuai objek yang difoto

Marker R/L harus tampak di bagian tepi

TEKNIK RADIOGRAFI MASTOID AIR CELLS

PROYEKSI SCHULLER'S

POSISI PASIEN

Pasien diposisikan prone. Berikan tanda letak Mastoid yang akan diperiksa pada 2,5 cm posterior dari MAE

sebagai CP

Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :

MSP kepala sejajar dengan bidang film

IPL tegak lurus dengan bidang film

IOML sejajar dengan bidang film

Pastikan tidak terjadi pergerakan kepala dengan melakukan fiksasi

Letakkan CP agar terproyeksi dipertengahan film, pada daerah 2,5 cm posterior MAE.

Central Ray diarahkan menyudut 25 0 caudally menembus pertengahan film

KRITERIA GAMBARAN Tampak bagian os mastoid dan sebagian os petrosum dipertengahan film Mastoid air cells tampak di bagian posterior petrous ridge

TMJ tampak di bagian anterior petrous ridge

Bagian mastoid dan petrossum yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian inferior

Tampak marker R/L di tepi film

TEKNIK RADIOGRAFI OS OCCIPITAL

Proyeksi AP Axial ( Towne ) Merril’s Atlas ; PhilipW. Ballinger :

POSISI PASIEN Pasien di posisikan supine di atas meja pemeriksaan, dengan MSP tubuh tepat pada

mid line meja pemeriksaan. Kepala diposisikan AP, dengan menempatkan :

MSP kepala tegak lurus pada bidang film

Orbito Meatal line (OML) tegak lurus dengan bidang film

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala•Lakukan fiksasi bagian kepala dengan menggunakan spon dan sand bag agar tidak terjadi pergerakan objek.

Atur CR dengan penyudutan 300 Caudally menembus occipitale dengan bidang film tepat dipertengahan film, dengan menyalakan lampu kolimator dan batasi luas lapangan penyinaran

sesuai dengan besarnya objek. •Atur Central Point 7 cm superior dari glabela menembus os occipitale dengan memposisikan daerah tersebut tepat dipertengahan bidang film.

KRITERIA GAMBARAN Tampak tulang occiptal Jarak lateral batas lateral foramen magnum dengan batas lateral kepala simetris

Pyramid petrosum

Dorsum sella terproyeksi di dalam foramen magnum bagian posterior os parietale

Marker R/L tampak di tepi gambar objek

TEKNIK RADIOGRAFI ORBITA

POSISI PASIEN

Pasien diposisikan prone atau erect, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan. Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalam posisi yang nyaman

Kepala diposisikan PA, dengan menempatkan :

o •Dahi dan hidung menempel diatas kaset.

o •Atur kepala sehingga OML tegak lurus dengan bidang film

o •Pasien diberitahukan untuk menahan nafas pada saat eksposi

Atur CR 30 derajat caudally setinggi pertengahan orbita –CP pada pertengahan kedua orbita.

KRITERIA GAMBARAN Kedua orbita tampak Petrous Ridge kiri dan kanan simetris terproyeksi di bawah bayangan orbita

sinus Frontalis dan Sinus Maxilaris terproyeksi

Jarak Batas Lateral Orbita dgn batas lateral kepala kiri dan kanan sama (simetris)

Kolimasi sesuai objek yang difoto

Marker R/L harus tampak di bagian tepi

TEKNIK RADIOGRAFI FISURA ORBITALIS

FISSURA ORBITALIS INFERIOR

PROSEDUR PEMERIKSAAN Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk teknik radiografi

Fissura Orbitalis Inferior (FOI) Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 20 0 – 250 Cranially.

Kepala posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung pasien menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan

Infra Orbito Meatal Line (IOML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja pemeriksaan dengan mengganjal dahi dengan spon.

Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X

Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

Pastikan Central Ray (CR) disudutkan antara 20 0 - 250 Cranially.

Central Point (CP) menembus nasion

Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm

Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.

Tampak proyeksi Postero

HASIL GAMBARAN

Anterior masing-masing bagian dasar os orbita §FOI tampak terproyeksi diantara bayangan prosesus pterygoidea dan ramus mandibula

FOI terproyeksi dalam gambar lingkar orbita

Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

FISSURA ORBITALIS SUPERIOR

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Fissura Orbitalis Superior (FOS)

Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, sudutkan tabung sinar x 25 0 Caudally.

Letakkan kepala pada posisi prone/ postero anterior, dengan menempatkan dahi dan hidung panthom menempel pada pertengahan garis meja pemeriksaan

Orbito Meatal Line (OML) kepala diposisikan tegak lurus dengan meja §Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

Pertengahan kaset diatur tepat pada level batas bawah orbita (inferior margin).

Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

Pastikan Central Ray (CR) disudutkan 25 0 Caudally.

Central Point (CP) menembus batas bawah orbita (inferior margin)

Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm

Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.

HASIL GAMBARAN Tampak bagian superior os petrosum tepat di atas lingkar bawah (inferior margin) os

orbita. FOS tampak terproyeksi memanjang (elongasi) di medial orbita di antara gambaran

ala magna dan ala parva os sphenoidale. Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

TEKKNIK RADIOGRAFI SELLA TURCICA

PROYEKSI LATERAL

POSISI PASIEN Pasien diposisikan duduk tegak atau semi prone MSP tubuh sejajar dengan bidang film

Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :

o MSP kepala sejajar bidang film

o garis interpupilary tegak lurus bidang film

Atur kedua bahu agar berada pada bidang transversal yang sama

Atur kepala sehingga garis IOML sejajar dengan garis khayal horizontal film

Atur CR Tegak lurus bidang film

Central point 2 cm anterior dan 2 cm superior dari MAE

HASIL GAMBARAN Tampak Sella Tursica proyeksi lateral di pertengahan film Processus clinoideus anterior kiri dan kanan superposisi

Processus clinoideus posterior kiri dan kanan superposisi

Dorsum sellae dan clivus blumenbachi

TEKNIK RADIOGRAFI FORAMEN OPTICUM

PROYEKSI RHEESE

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Persiapkan Alat dan Assesories radiografi yang dibutuhkan untuk praktek radiografi Foramen Opticum

Geser tabung sinar x tepat dipertengahan meja pemeriksaan.

Atur luas lapangan penyinaran sesuai dengan besarnya obyek, tabung sinar x diatur 90derajat terhadap meja pemeriksaan.

Posisi Kepala prone/Postero anterior

Tempatkan orbita yang akan diperiksa dipertengahan kaset, dengan pipi, hidung dan dagu menempel meja pemeriksaan.

MSP kepala diposisikan 53 derajat terhadap meja pemeriksaan (bidang film) dengan menggunakan alat bantu penyudutan.

OML tegak lurus bidang film.

Fiksasi kepala dengan menggunakan bantal pasir dan spon agar tidak berubah posisinya.

Pertengahan kaset diatur tepat pada jatuhnya sinar X

Letakkan Marker R (kanan) atau L (kiri) sesuai posisi objek pada tepi kaset yang tercakup luas lapangan penyinaran.

Pastikan Central Ray (CR) tegak lurus dengan bidang film tepat dipertengahan film

Central Point (CP) pertengahan orbita yang dekat dengan film

Jarak pemotretan (FFD) = 90 cm

Berikan faktor eksposi (KV, mA, dan Second) sesuai dengan tebal objek kepala.

Selesai eksposi, lakukan prosesing film di Kamar Gelap

KRITERIA GAMBARAN Tampak gambaran canalis opticum (foramen) pada quadrant inferior lateral (Outer

Inferior Quadrant) Bagian batas lateral orbita, batas medial, dan batas bawah orbita.

Tampak bagian ala parva os sphenoidale

Tampak batas luas lapangan penyinaran dan marker R (kanan) atau L(kiri)

TEKNIK RADIOGRAFI BASIS CRANII

PROYEKSI SUBMENTO VERTICAL

POSISI PASIEN

Pasien Supine di atas meja pemeriksaan Mid Sagittal Plane Kepala tegak lurus dengan bidang film

IOML sejajar bidang film

Punggung pasien diberi pengganjal dengan bantal, leher full ekstensi kepala bertumpu pada vertex di atas area bidang film

Knee fleksi, lengan diposisikan nyaman disamping tubuh dan bahu sejajar bidang transversal.

Tabung sinar x tegak lurus dengan infra orbito meatal line kepala

KRITERIA GAMBARAN Tampak Petrous ridge Tulang-tulang pendengaran

Processus mastoid

Foramen spinosum

Foramen ovaleSinus sphenoidales

Mandibula arcus zygomaticum

Condilus mandibula dengan batas lateral kepala berjarak simetris kanan dan kiri

Petrosum terproyeksi simetris

Bagian anterior os frontalis superposisi dengan symphisys mandibula

Marker R/L tampak di bagian tepi gambar objek.

TEKNIK RADIOGRAFI MANDIBULA

PROYEKSI PA DAN PA AXIAL

POSISI PASIEN :

Pasien diposisikan prone atau duduk Tempatkan lengan pada posisi yang nyaman dan atur bahu, sehingga berada pada

bidang trasversal yang sama.

POSISI OBJEK : Letakan kepala dimana dahi dan hidung pasien menempel pada bidang film.Untuk

mendapatkan ramus mandibula, pusatkan ujung hidung berada pada pertengahan bidang film.

MSP kepala tegak lurus pada bidang film.

Pastikan tidak terjadi pergerakan/ perputaran pada objek kepala

CR Untuk Proyeksi PA : CR tegak lurus bidang film dengan CP di pertengahan antara kedua bibir ( general survey / ramus mandibula)

CR Untuk Proyeksi PA AXIAL : CR diarahkan 20 –25 derajat cranially dengan CP menembus ujung hidung ( untuk condylus mandibula).

KRITERIA GAMBARAN Kedua ramus dan bodi mandibula terproyeksi simetris Keseluruhan bagian mandibula terproyeksi tidak terpotong Pada proyeksi PA Axial kedua condylus mandibula terproyeksi dengan jelas Marker R/L tampak di bagian tepi film radiografi.

PROYEKSI EISLER

POSISI PASIEN : Prone , semi oblique

POSISI OBJEK : Kepala diatur true lateral, Bagian pipi pasien ditempatkan pada bagian tengah kaset

(melintang). Atur agar bagian objek 1,2 cm anterior dan 2,5 cm inferior dari MAE diletakkan

dipertengahan kaset.

Leher ekstensi dan atur agar ramus mandibula sejajar bidang film

Central Ray disudutkan 25 derajat cranially

CP : menembus angulus mandibula yang jauh dari film

KRITERIA GAMBARAN: Ramus mandibula Condilus mandibula

Angullus mandibula

Ramus mandibula kanan dan kiri tidak overlapping

TEKNIK RADIOGRAFI NASAL

PROYEKSI LATERAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Pasien diposisikan semiprone atau duduk. Kepala true lateral sehingga MSP kepala sejajar dengan bidang film

IPL tegak lurus bidang film.

Nasal bone pada pertengahan bidang film.

Atur CR tegak lurus bidang film

CP pada pertengahan dari os nasal

KRITERIA GAMBARAN

Tampak os nasal proyeksi lateral di pertengahan film, tidak terjadi perputaran struktur os nasal.

Tampak struktur soft tissue nasal

Tampak batas luas lapangan pemotretan (batas kolimasi)

Tampak tanda (marker) L/R ditepi gambar.

PROYEKSI WATER’S

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Pasien prone atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan,bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan pada posisi nyaman

Posisi obyek posisikan MSP kepala sehingga tegak lurus dengan bidang film, ekstensikan leher dan letakkan dagu pada bidang film, kepala diposisikan agar mentomeatal line tegak lurus dengan bidang film, Orbito meatal line diatur membentuk 37 0 terhadap bidang film

Central Ray tegak lurus bidang film

Central Point menembus acanthion

KRITERIA GAMBARAN Tampak cartilago septum nasi dipertengahan film tanpa perputran objek Sinus Maksilaris

Rongga orbita

Batas luas lapangan pemotretan (kolimasi)

Tampak marker R/L di tepi gambar.

TEKNIK RADIOGRAFI TMJ

PROYEKSI SEMI AXIAL TRANSCRANIAL

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Pasien diposisikan supine atau duduk tegak, dengan MSP tubuh tepat pada mid line meja pemeriksaan . Bahu bertumpu sejajar pada bidang transversal dan lengan diletakan disamping tubuh dalamposisi yang nyaman.

Kepala diposisikan Lateral, dengan menempatkan :

o MSP kepala sejajar pada bidang film.

o Interpupillary Line (IPL) tegak lurus bidang film.

Pastikan tidak terjadi perputaran pada objek kepala.

Atur CR dengan penyudutan 25 – 30 derajat caudally menuju titik tengah dari TMJ.

Atur Central Point pada daerah 2,5 cm anterior dan 5 cm superior MAE yang jauh dari film

HASIL GAMBAR

TMJ yang diperiksa terlihat di anterior dari MAE dipertengahan film Condilus mandibula terlihat berada pada fosa mandibula.

TMJ yang tidak diperiksa terproyeksi di bagian anterior dan superior TMJ yang diperiksa.

Tampak batas luas lapangan penyinaran sesuai dengan objek yang difoto

Tampak Marker R/L di tepi objek yang difoto

TEKNIK RADIOGRAFI NASAL BONE

Pendahuluan

Teknik radiografi soft tissue dapat diaplikasikan pada seluruh tubuh termasuk jaringan superficial, kecuali pada tulang. Teknik ini membutuhkan eksposi yang berbeda dari teknik radiografi biasa dilaksanakan pada umumnya. Teknik ini akan menghasilkan densitas dan kontras jaringan yang rendah dengan berbagai perubahan yang terjadi Pemilihan kVp dalam teknik radiografi soft tissue sebaiknya bervariasi dalam kondisi penyinaran yang rendah. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan perbedaan kontras jaringan dari yang rendah sampai yang tinggi seperti tulang, udara yang memiliki berbagai tingkatan. Eksposi yang mencukupi merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa struktur organ yang diperiksa dapat direkam dengan kontras yang baik

Persiapan Pemeriksaan Tulang HidungPersiapan pada pemeriksaan tulang hidung dibagi menjadi dua macam yaitu : 

A. Persiapan Pasien Dalam pemeriksaan radiografi tulang hidung tidak memerlukan persiapan khusus, cuma membebaskan semua logam, plastik dan semua objek lain dipindahkan dari kepala (Bontrager, 2001).

B. Persiapan alat dan bahan Pesawat sinar-X siap pakai dengan bucky table  Kaset yang dilengkapi screen ukuran 18 x 24 cm 

Marker R / L 

Prosesing film 

Film occlusal ukuran 6x7 cm (Ballinger 1995). 

Proyeksi Radiograf Tulang Hidung 

A. Proyeksi Lateral  Pasien semi prone diatas meja pemeriksaan dengan kepala dan kaki diatur dalam

posisi yang nyaman. 

Tempelkan bagian lateral dari kepala pada meja pemeriksaan, pastikan objek yang diperiksa masuk pada kaset.

Posisikan tulang hidung di tengah kaset, pastikan kepala dalam posisi true lateral serta untuk kenyamanan posisikan tubuh dalam posisi oblik. Bila perlu letakkan soft bag di bawah dagu, pastikan MSP (Mid Sagital Plane) paralel dengan meja pemeriksaan. Interpupilary line tegak lurus dengan memposisikan infra orbita meatal line tegak lurus di depan kaset. 

Arah sinar tegak lurus terhadap kaset. 

Titik bidik ½ inchi (1,25 cm) di bawah nasion. 

Jarak focus ke film 100 cm, eksposi saat diam. 

Kriteria : tampak bayangan dengan struktur soft tissue, tampak sutura nasofrontal dan tampak anterior nasal spine 

B. Proyeksi Parietoacanthial (Metode Waters) Pasien prone diatas meja pemeriksaan dengan kepala dan kaki diatur dalam posisi

yang nyaman. Ekstensikan kepala, posisikan dagu dan hidung menempel pada meja pemeriksaan. 

Posisikan kepala sampai lips-meatal line (LML) tegak lurus, orbito meatal line (OML) membentuk sudut 55º dengan image reseptor. Posisikan Mid sagital Plane (MSP) tegak lurus pada pertengahan grid atau meja pemeriksaan, pastikan tidak ada rotasi atau kemiringan dari kepala. 

Arah sinar tegak lurus dipusatkan keluar pada acantion. 

Jarak focus ke film 100 cm. kolimasikan 1 inchi (2,5 cm) pada tulang wajah. 

Kriteria : proyeksi parietoacanthial (waters method) dapat menampakkan bony nasal septum, tulang petrom. 

C. Proyeksi Superoinferior Tangential (Axial)  Posisi pasien duduk tegak diatas kursi dan bersandar di atas meja pemeriksaan atau

tidur prone diatas meja pemeriksaan. Letakkan dagu diatas kaset dan atur sudut kaset yang tepat di bawah dagu. 

Pastikan kaset tegak lurus dengan Glabella Alveolar Line (GAL). Mid Sagital Plane (MSP) kepala tegak lurus terhadap arah sinar dan garis tengah kaset. 

Arah sinar dipusatkan pada hidung dan sudutkan dengan tepat agar paralel dengan Glabella Alveolar Line (GAL). Titik bidik menuju glabela menuju gigi atas bagian depan. 

Jarak fokus ke film 100 cm. 

Kriteria : tampak tulang nasal bagian tengah dan distal dalam posisi tangensial (tampak sedikit superposisi dengan glabela atau alveolar ridge) dan tampak soft tissue hidung.

D. Proyeksi Lateral Dengan Film Occlusal  Penderita semi prone diatas meja pemeriksaan dengan tangan dan kaki diatur dalam

posisi yang nyaman. Kepala penderita diatur sehingga Mid Sagital Plane kepala

paralel terhadap meja pemeriksaan dan interpupilary line tegak lurus terhadap meja pemeriksaan. 

Mengatur film occlusal diatas spon diletakkan di sudut bawah supra orbital. Sudut-sudut film dibuat tidak tajam, sehingga dapat diletakkan tanpa mengganggu kenyamanan penderita. Sudut pinggir film diletakkan pada sisi hidung pada inner canthus dan tekan bagian atas film sehingga paralel terhadap Mid Sagital Plane (MSP) kepala. 

Arah sinar vertikal tegak lurus kaset dengan titik bidik pada pada 0,25 inchi atau 1,9 cm dari distal nasion menuju tengah film, jarak focus ke film 90 cm dan eksposi saat penderita diam.

Kriteria : tampak gambaran lateral tulang hidung dan jaringan lunak tanpa ada rotasi, tampak spina nasalis anterior dan sutura fronto hidung.

E. Tangensial Intra Oral Penderita duduk di atas meja pemeriksaan. Kepala penderita diatur sehingga Mid

Sagital Plane (MSP) dan Glabello Alveolar Line dalam posisi vertikal. Film occlusal dimasukkan dalam mulut penderita kurang lebih 1 inchi atau 2,5 cm, kemudian mengatur glabelo alveolar line tegak lurus terhadap film. 

Penderita disuruh mengatupkan bibir dan gigi sehingga film terfiksasi. 

Arah sinar horizontal tegak lurus terhadap film dengan titik bidik pada glabelo alveolar line menuju tengah film. Jarak focus ke film 100 cm , eksposi saat diam. 

Kriteria : tampak gambaran tulang hidung sedikit superposisi dengan tulang frontal dan gigi atas.

TEKNIK RADIOGRAFI OSS MANUS & OSS WRIST JOINT

ANATOMI TULANG MANUS

Tulang manus terdiri atas 27 tulang, yang dibagi menjadi:

3 (tiga) kelompok / bagian :

1. Phalanges / tulang jari tangan

Phalang mempunyai batang dan dan dua ujung

batangnya mengecil diarah ujung distal

terdapat 14 (empat belas) phalang dibentuk oleh 5(lima) bagian tulang yang berhungan dengan metacarpal, tiga pada tiap jari dan dua pada ibu jari

2. Metacarpal / tulang telapak tangan

terdapat 5 (lima) tulang metakarpal

setiap tulang mempunyai batang dan dua ujung

ujung yang bersendi dengan tulang karpal disebut ujung karpal dan membentuk sendi karpo metakarpal

pada ujung distal bersendi dengan phalang (metacarpophalangeal joint)

TUJUAN PEMERIKSAAN RADIOLOGIS TULANG MANUS :

Untuk mengetahui struktur tulang manus secara radiologi dengan proyeksi tertentu , beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah tersebut, dimana kelainan dan perintah ini dilakukan berdasarkan atas rekomendasi dokter yang berkompeten.

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OSSA MANUS

Proyeksi Postero Anterior

Film : 18 x 24 Posisi pasien: pasien duduk menyamping meja pemeriksaan

Posisi obyek : lengan dan tangan pasien diatur diatas ET, dan letakkan tangan yang diperiksa diatas kaset dengan telapak tangan menempel pada permukaan kaset. Atur

jari-jari tangan agak merenggang satu sama lain. Untuk immobilisasi lengan pasien diberi sandbag.

CR / berkas sinar vertikal tegak lurus terhadap obyek

CP / titik bidik : metacarpophalageal joint ketiga

FFD : 90 cm

Marker R atau L

Eksposi pada saat obyek tidak bergerak

Struktur gambar yang terlihat :carpal, metacarpal dan phalang (kecuali phalang 1), interartikulasi tangan, bagian distal radius dan ulna tampak pada posisi PA. untuk phalang 1 terlihat dalam keadaan oblik

Proyeksi Lateral Ekstensi

Film : 18 x 24

Posisi pasien: pasien duduk menyamping meja pemeriksaan

Posisi obyek : lengan dan tangan pasien diatur diatas ET, dan letakkan tangan yang diperiksa diatas kaset dengan telapak tangan menempel pada permukaan kaset. Atur jari-jari tangan agak merenggang satu sama lain. Untuk immobilisasi lengan pasien diberi sandbag.

CR / berkas sinar vertikal tegak lurus terhadap obyek

CP / titik bidik : metacarpophalageal joint ketiga

FFD : 90 cm

Marker R atau L

Eksposi pada saat obyek tidak bergerak

Struktur gambar yang terlihat : carpal, metacarpal dan phalanges (kecuali phalange digiti I) mengalami overlaping antara satu dengan yang lain. Bagian distal os radius

dan ulna terlihat saling superposisi. Phalange I (thumb) dalam keadaan terpisah dengan phalange lain. Posisi ini digunakan untuk melihat adanya corpus alienum.

Proyeksi Lateral Fleksi

Kaset yang digunakan berukuran 18 x 24 cm

Posisi pasien : pasien duduk menyamping meja pemeriksaan pada sisi tangan yang akan diperiksa, lengan diatas meja pemeriksaan

Posisi obyek :

tangan diletakkan diatas kaset dengan sisi ulnar menempel pada kaset. Pertengahan kaset pada metacarpophalangeal joint dan diatur sedemikian rupa sehingga tangan betul-betul dalam posisi lateral. Jari – jari diatur relaks dan fleksi. Agar tangan tidak bergerak, pada lengan palsien diganjal sandbag. Agar digiti I tidak bergerak, maka diganjal spon.

Pertengahan sinar: sinar tegak lurus menuju ke metacapophalangeal joint I.

Jarak fokus ke film 90 cm.

Struktur yang terlihat :

struktur tulang dan jaringan lunak dalam keadaan fleksi. Posisi ini digunakan untuk melihat pergerakan arah fraktur (kearah anterior atau posterior) pada daerah metacarpal.

TEKNIK RADIOGRAFI TULANG PERGELANGAN TANGAN(OSSA CARPALIA / WRIST JOINT)

Pemeriksaan rutin tulang karpal digunakan proyeksi antero posterior dan lateral. Film yang digunakan berukuran 18 x 24 cm untuk dua proyeksi. Carpalia / tulang pergelangan tangan / wrist joint terdiri atas 8 tulang yang tersusun dalam 2 (dua) baris :

a) Bagian proksimal meliputi :

o os navikular (tulang bentuk perahu)

o os lunatum (tulang berbentuk bulan sabit)

o os triquetrum (tulang berbentuk segitiga)

o os psiforme (tulang berbentuk kacang

b) Bagian Distal meliputi :

o os multangulum mayus (tulang besar bersegi banyak)

o os multangulum minus (tulang kecil segi banyak)

o os kapitatum ( tulang berkepala)

o os hamatum (tulang berkait)

Proyeksi Antero Posterior

Posisi pasien : pasien duduk ditepi meja pemeriksaan

Posisi Obyek : lengan dan tangan diatur antero posterior diatas meja pemeriksaan. Tulang tangan diatur dalam posisi AP diatas film, bagian dorsal jari-jari tangan diganjal dengan alat bantu segitiga atau bantal pasir agar tulang pergelangan tangan menempel pada film.

CR : diatur vertikal tegak lurus terhadap obyek

CP : pertengahan area tangan yang diperiksa

FFD : 90 cm

Kriteria yang tampak : tulang pergelangan tangan terproyeksi antero posterior, jarak antar-tulang metakarpal tampak lebih renggang karena dengan arah sinar dari bagian ventral celah-celah tersebut lebih paralel terhadap sinar-x yang divergen.

Proyeksi Postero Anterior

Posisi pasien : pasien duduk di tepi meja pemeriksaan

Posisi obyek : lengan dan tangan diatur antero posterior diatas meja pemeriksaan. Tulang tangan diatur dalam posisi PA diatas film, dibawah telapak tangan diberi pengganjal spon kecil agar tulang pergelangan tangan menempel pada film.

CR : diatur vertikal tegak lurus terhadap obyek

CP : pertengahan area tangan yang diperiksa

FFD : 90 cm

Kriteria yang tampak : tulang pergelangan tangan terproyeksi postero anterior tulang pergelangan tangan, bagian distal radius dan ulna.

Proyeksi Lateral

Posisi pasien : pasien duduk ditepi meja pemeriksaan. Siku diatur fleksi 90°

Posisi obyek : tulang pergelangan tangan diatur dengan lateral

CR : vertikal tegak lurus terhadap obyek menuju ke pertengahan kaset

CP : tepat mengenai pertengahan tulang pergelangan tangan yang diperiksa.

FFD : 90 cm

Kriteria yang tampak : gambar radiografi lateral tulang pergelangan tangan, ujung distal radius dan ulna saling tumpang tindih.

TEKNIK RADIOGRAFI ANTEBRAKHI & ELBOW JOINT

TEKNIK RADIOGRAFI ANTEBRAKHI

Anatomi Tulang Antebrakhi

Antebrakhi merupakan tulang lengan bawah yang panjang, yang terdiri dari 2 pipa, yaitu

1. Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai sebuah batang dan ujung. Tulang ulna berada di bagian medial dari lengan bawah dan lebih panjang dari tulang radius. Kepala ulna berada di bagian bawah. Ujung ulna kuat dan tebal, dan termasuk tulang pembentuk sendi siku (elbow joint).

2. Radius atau tulang pengumpil berada di sisi lateral lengan bawah, merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan ujung dan lebih pendek dari ulna.

Tujuan Pemeriksaan Ossa Antebrakhi

Untuk mengetahui struktur tulang antebrakhi secara radiologi dengan proyeksi tertentu, beserta kelainan yang mungkin terjadi pada daerah tersebut.

Indikasi Pemeriksaan

Fraktur Fissure

Corpus Alienum

Kelainan patologi

PROYEKSI ANTERO POSTERIOR

Kaset : 24 x 30 cm untuk 2 proyeksi PP : Pasien duduk menyamping di meja pemeriksaan, lengan bawah yang akan difoto

diletakkan full ekstensi di atas kaset.

PO : Objek yang difoto diletakkan dalam posisi true AP. Wrist dan elbow masuk dalam lapangan penyinaran. Lengan tidak rotasi.

CR : vertikal tegak lurus kaset

CP : pada pertengahan lengan bawah

FFD : 90 cm

PROYEKSI LATERAL

Kaset : 24 x 30 membujur untuk 2 proyeksi PP : Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan. Lengan bawah yang akan difoto

diletakkan di atas kaset.

PO : Objek yang akan difoto diposisikan true lateral. Elbow flexi 90 derajat. Wrist dan elbow masuk dalam lapangan penyinaran. Lengan tidak rotasi

CR : tegak lurus kaset

CP : pertengahan tulang lengan bawah

FFD : 100 cm

TEKNIK RADIOGRAFI ELBOW JOINT

Anatomi Tulang Elbow Joint

Elbow joint atau sendi siku merupakan sendi kompleks dengan 3 permukaan tulang yang bersendi dalam kapsul sendi. Sendi siku terdiri atas 3 sendi, yaitu :

1. Articulatio humero radialis2. Articulatio humero ulnaris

3. Articulatio humero proksimal

Kapsula sendi yang tipis dan longgar meliputi permukaan sendi. Kedua epycondilushumerus terletak di luar kapsul. Dalam gerakan sendi radius diangkat ke belakang dan ke depan bersama dengan ulna. Gerakan yang terjadi oada siku adalah flexi dan ekstensi.Indikasi Pemeriksaan

1. Dislokasi/luksasi2. Fraktur

3. Fissure

4. Kelainan patologi

Tujuan Pemeriksaan

Untuk mengetahui struktur tulang elbow joint secara radiologi dengan proyeksi tertentu, beserta kelainan yang mungkin terjadi pada daerah tersebut.Proyeksi Antero Posterior

Kaset : 24 x 30 cm melintang untuk 2 proyeksi PP : Duduk menyamping di tepi atau ujung meja pemeriksaan

PO : Lengan yang diperiksa diposisikan true AP dan atur elbow joint di tengah kaset. Atur lengan pasien benar-benar true AP sehingga permukaan anterior elbow parallel dengan bidang film.

CR : vertikal tegak lurus kaset

CP : pada pertengahan elbow joint

FFD : 90 cm

Struktur yang terlihat : elbow joint terproyeksi AP, distal humerus dan proksimal radius ulna tampak.

Proyeksi AP Jika Pasien Tidak Bisa Full Ekstensi

Kaset : 24 x 30 cm untuk 2 proyeksi PP : Pasien duduk menyamping di meja pemeriksaan, elbow yang akan difoto

diletakkan di atas kaset.

PO : Elbow di[osisikan AP, humerus parallel menempel kaset. Dibawah wrist diberi pengganjal sehingga elbow membentuk sudut kurang dari 45 derajat terhadap kaset.

Lengan tidak rotasi.

CR : vertikal tegal lurus kaset

CP : 2 cm distal dari garis kedua epicondylus

FFD : 100 cm

Proyeksi AP denganForearm Paralel Film

Kaset : 24 x30 cm melintang untuk 2 proyeksi PP : berdiri menghadap meja pemeriksaan, elbow yang akan diperiksa diletakkan di

atas kaset

PO : elbow diposisikan AP di pertengahan kaset dengan forearm parallel menempel kaset. Humerus dan permukaan kaset membentuk sudut 45 derajat

CR : vertikal tegak lurus kaset

CP : 2 cm ke arah distal dari epicondylus

FFD : 100 cm

Proyeksi Lateral

Kaset : 18 x24 cm melintang untuk 2 proyeksi PP : Pasien duduk menyhamping meja pemeriksaan, elbow yang akan difoto

diletakkan flexi 90 derajat di atas kaset.

PO : Objek diletakkan di pertengahan kaset dalam posisi true lateral

CR : vertikal tegak lurus kaset

CP : 4 cm ke medial dari bagian posterior olekranon

Struktur yang terlihat : elbow joint terproyeksi lateral, distal humerus

Proyeksi Oblik Medial

Kaset : 18 x 24 cm dipasang melintang untuk 2 proyeksi PP : duduk menyamping di tepi meja pemeriksaan

PO : elbow di permukaan kaset , dari posisi AP dipronasikan sehingga telapak tangan menempel meja. Permukaan anterior elbow joint membentuk sudut 45 derajat sehingga Proc. Coronoid bebas dari superposisi dengan caput radius.

TEKNIK RADIOGRAFI SCAPULA & CLAVIKULA

PROYEKSI ANTERO POSTERIOR(AP)

Kaset : 24x30,membujur untuk satu proyeksi,grid Posisi pasien : berdiri(up right),tiduran

Posisi objek : objek yang di foto di letakkan di pertegahan kaset pada posisi true AP,Posisi lengan sesuai dengan posisi anatomi.dari posisi anatomi lengan di abduksi dan elbow fleksi’sedangkan bagian dorsal manus menempel di kepala/dahi

Cp : pada pertengahan scapula(5 cm kebawah dari processus coracoids)

Cr : tegak lurus kaset

FFD : 90-100 cm

Kriteria :Tampak gambaran scapula dengan proyeksi AP.

PROYEKSI PA OBLIQ

Kaset;24x30 Posisi pasien:berdiri atau tiduran

Posisi objek:dari posisi lateral,tubuh rotasi 45 derajat kearah anterior.Scapulohumeral joint pada pertengahan kaset.lengan pada posisi yang di periksa sedikit abduksi sehingga bagian proksimal humerus tidak super posisi dengan ribs.lengan yang tidak di periksa berpegangan pada sandaran untuk mempertahankan posisi tubuh.

CP : pada pertengahan scapula(5 cm kebawah dari processus coracoids)

CR : tegak lurus kaset

FFD : 90-100 cm

Kriteria :Tampak gambaran scapula dengan proyeksi PA oblik.Acromioclavikular joint, Clavikula,Acromion , Coracoids processus,Humeral head,body scapula,inferior angulus scapula.

PROYEKSI SCAPULA “Y’’ LATERAL

Kaset :24x30

Posisi pasien: pasien berdiri dengan sisi yang di priksa menempel kaset.posisi pasien obliq dengan bagian depan tubuh menempel kaset.

Posisi objek: rotasi obliq tubuh pasien 45-60 derajat dari sisi anterior dengan permukaan kaset.raba scapula pasien sehingga scapula benar-benar true lateral. Scapulohumeral joint pada pertengahan kaset.lengan pada posisi yang di periksa sedikit abduksi sehingga bagian proksimal humerus tidak super posisi dengan ribs.lengan yang tidak di periksa berpegangan pada sandaran untuk mempertahankan posisi tubuh.

CR: tegak lurus .kaset

CP: pada pertengahan scapulohumeral joint

FFD: 90-100 cm

Kriteria :Tampak gambaran scapula dengan proyeksi scapula ‘y’ lateral.

TEKNIK RADIOGRAFI CLAVIKULA

PROYEKSI ANTERO POSTERIOR (AP)

Posisi pasien: pasien berdiri tegak atau tiduran.bagian belakang shoulder yang di periksa menempel kaset.

Posisi objek: posisikan clavikula yang di periksa di pertengahan kaset.kedua bahu pasien sejajar dan tidak rotasi.

CR : tegak lurus kaset.

Cp: pada pertengahan clavikula.

FFD: 90-100 cm

KRITERIA :Tampak gambaran clavikula dengan proyeksi AP.

PROYEKSI AP AXIAL

Tujuan: agar clavikula tidak superposisi dengam ribs.

Kaset: 24x30 cm Posisi Pasien: pasien berdiri tegak atau tiduran.bagian belakang shoulder yang di

periksa menempel kaset.

Posisi Objek: posisikan clavikula yang di periksa di pertengahan kaset.kedua bahu pasien sejajar dan tidak rotasi.

CR: 15-30 derajat kearah chepalad

CP : pada pertengahan clavikula

FFD: 90-100 cm

Kriteria :

Tampak gambaran clavikula dengan proyeksi AP axial

TEKNIK RADIOGRAFI OS. HUMERUS

Indikasi pemeriksaan :

1. Dislokasi/luksasi2. Fraktur , fissure

3. Kelainan patolog

Tujuan pemeriksaan humerus :

Untuk mengetahui struktur os humerus dengan proyeksi tertentu beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah tersebut.AP

PP : berdiri PO : Lengan bawah dan tangan diatur dalam posisi AP

CR : Horisontal tegak lurus

CP : Pertengahan obyek

FFD : 90cm

Struktur yang terlihat : keseluruhan tulang humerus ( kedua sendi harus tampak ) tampak dalam posisi AP

LATERAL

PP : Berdiri PO : Tangan diletakkan di pinggang, sehingga sendi siku membentuk sudut.

CR : Horisontal

CP : Pertengahan obyek yang diperiksa

FFD : 90cm

Struktur yang terlihat : Tampak gambaran lateral humerus, caput humerus menghadap ke posterior, tampak elbow joint.

PROYEKSI TRANSTHORACIC LATERAL( Metode Lawrence )

Digunakan apabila lengan atas tidak bisa di abduksi untuk proyeksi lateral

Film : 18 x 24cm / 24 x 30cm + grid PP : Berdiri atau duduk menyamping

PO : Lengan yang dipriksa menempel kaset. Angkat lengan yang tidak diperiksa diletakkan di atas meja.

CR : Horisontal tegak lurus kaset

CP : Pertengahan obyek yang diperiksa

FFD : 90cm

Exposi pada saat full inspirasi dan tahan napas untuk mempertahankan kontras dan menurunkan faktor eksposi

Struktur yang terlihat : Tampak ½ - 2/3 proksimal humerus dalam proyeksi lateral dan melewati thorax.

TEKNIK RADIOGRAFI SHOULDER JOINT

Indikasi pemeriksaan :

1. Dislokasi/luksasi2. Fraktur , fissure

3. Kelainan patologi

Tujuan pemeriksaan humerus :

Untuk mengetahui struktur shoulder joint dengan proyeksi tertentu beserta kelainan yang mungkin ada pada daerah tersebut.

AP

Film : 24 x 30cm + grid PP : Berdiri

PO : Atur letak kaset sehingga coracoid processus tepat dipertengahan fil/kaset. Bahu yang diperiksa juga menempel kaset.

CR : vertikal tegak lurus

CP : Pada pertengahan scapulohumeral joint ( 2cm distal dari coracoid process dan 2cm dari sisi lateral).

FFD : 100 cm

AP EKSTERNAL ROTASI

Film : 24 x 30cm + grid PP : Duduk atau berdiri

PO : Obyek yang akan di foto diletakkan di pertengahan kaset pada posisi true AP . Posisi lengan secara anatomis. Dari posisi anatomis lengan bawah dirotasi ke luar tubuh.

CR : vertikal tegak lurus

CP : Pada pertengahan scapulohumeral joint (2,5 cm distal dari coracoid process)

FFD : 100 cm

AP INTERNAL ROTASI

Film : 24 x 30cm + grid PP : Duduk atau berdiri

PO : Obyek yang akan di foto diletakkan di pertengahan kaset pada posisi true AP . Posisi lengan secara anatomis. Dari anatomis lengan bawah di rotasi dalam tubuh hingga epicondylus tegak lurus kaset

CR : Vertikal tegak lurus

CP : Pada pertengahan scapulohumeral joint ( 2,5 cm distal dari coracoid process

FFD : 100 cm

TEKNIK RADIOGRAFI PEDIS

PROYEKSI AP (DORSOPLANTAR)

Kaset : 18x24cm Posisi pasien : supine atau duduk,kaki yang diperiksa difeksikan,telapak kaki yang

diletakan diatas permukaan kaset.Kaki yang tidak diperiksa diluruskan.

Posisi objek : Kaki menapak pada permukaan kaset,pertengahan kaset diatur setinggi basis metatarsal digit III.

CR : Vertikal tegak lurus dengan kaset

CP : Pada basis metatarsal III

FFD : 90-100cm

Eksposi : Pada Saat objek tidak bergerak.

Lateral (Mediolateral)

Kaset : 24x30cm Posisi pasien : Pasien tidur miring diatas meja pemeriksaan,bertumpu pada sisi kaki

yang akan diperiksa.

Posisi objek : Pertengahan kaset diatur selevel dengan pertengahan kaki,kaki diatur sehingga permukaan plantar kaki tegak lurusfilm.

CR : Vertikal tegak lurus dengan kaset.

CP : Proximal metatarsal digit III

FFD : 90-100cm

Eksposi : pada saat objek tidak bergerak.

Lateral(lateromedial)

Kaset : 24x30cm Posisi pasien : Posisi pasien supine atau juga duduk diatas meja pemriksaan.

Posisi objek : OS.pedis true lateral,sisi medial pedis menempel pada kaset horizontal.

CR : vertikal tegak lurus dengan kaset

CP : Proximal metatarsal digit III

FFD : 90-100cm

Eksposi : pada saat pasien/objek tidak bergerak.

AP OBLIK(Medial rotation)

Kaset : 24x30cm Posisi pasien : Pasien duduk diatas meja pemeriksaan dengan knee difleksikan

Posisi objek : Dirotasikan kaki dari arah medial ke permukaan plantar pedismembentuk sudut 30° dengan bidang kaset basemetatarsal III dipertengahan kaset(Medial Rotation). Dirotasikan kaki kearah lateral sehingga permukaan plantar dari pedis membentuk sudut 30 ° dengan bidang kaset,basemetatarsal tepat pada pertengahan kaset(Lateral Rotation).

CR : Vertikal tegag lurus dengan kaset

CP : Pada basis metatarsal III

FFD : 90-100cm

Eksposi : Pada saat pasien/objek diam

PLANTODORSAL OBLIK

Kaset :18x24cm Posisi pasien :Porne atau tidur telungkup

Posisis objek :Kaki yang tidak diperiksa diangkat kemudian sisi dorsal kaki diletakkan diatas permukaan kaset.Pertengahan kaset diatur pada basis metatarsal III

CR :Vertikal tegak lurus dengan kaset

CP :Pada basis metatarsal II

FFD :90-100cm

Eksposi :Pada saat pasien/objek diam