teknik eksplorasi

22
Teknik Eksplorasi Mc. Kinstry H . E : Suatu kegiatan yg meliputi keseluruhan urutan pekerjaan mulai dari pencarian suatu prospek ( reconnaissance ) sampai evaluasi dari prospek tsb dan memperluas lokasi lain di sekitar daerah yg telah dilakukan kegiatan penambangan. Alan M. Bateman ; suatu kegiatan yg bertujuan akhirnya adalah penemuan geologis berupa endapan mineral yg bernilai ekonomis. Eksplorasi yg tdk memasukkan pekerjaan prospeksi dikemukakan oleh : Peel dan W. C. Petters: Eksplorasi merupakan kegiatan yg dilakukan setelah prospeksi atau setelah endapan bahan galian tsb ditemukan dan bertujuan utk mengetahui ukuran , bentuk kedudukan , sifat dan nilai dari EBG tsb. Berdasarkan posisi melakukan prospeksi baik pendahuluan maupun detil dpt dibagi mjd 3 yaitu ; 1. Air bone : terlebih dahulu dilakukan recoqnition flight, kemudian pengukuran dgn magnometer , dgn radiometer atau dgn pengukuran dgn gel . elektromagnetis.Berdasarkan ketinggian terbang maka dibagi mjd 2 yaitu ; Highlevel flight ( liputan lebih luas ) low level flight ( liputannya sempit ). 2. Carborne : Prinsipnya sama dgn diatas , dedektor yg digunakan bisa lebih berat / lebih sensitif , dedektor dipasang pd kendaraan dan sejajar dgn gerak kendaraan.

Upload: jemz-j-panjaitan

Post on 06-Aug-2015

76 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Eksplorasi

Teknik Eksplorasi

Mc. Kinstry H . E : Suatu kegiatan yg meliputi keseluruhan urutan pekerjaan mulai

dari pencarian suatu prospek ( reconnaissance ) sampai evaluasi dari prospek tsb dan

memperluas lokasi lain di sekitar daerah yg telah dilakukan kegiatan penambangan.

Alan M. Bateman ; suatu kegiatan yg bertujuan akhirnya adalah penemuan geologis

berupa endapan mineral yg bernilai ekonomis.

Eksplorasi yg tdk memasukkan pekerjaan prospeksi dikemukakan oleh : Peel dan

W. C. Petters: Eksplorasi merupakan kegiatan yg dilakukan setelah prospeksi atau

setelah endapan bahan galian tsb ditemukan dan bertujuan utk mengetahui ukuran ,

bentuk kedudukan , sifat dan nilai dari EBG tsb.

Berdasarkan posisi melakukan prospeksi baik pendahuluan maupun detil dpt

dibagi mjd 3 yaitu ;

1. Air bone : terlebih dahulu dilakukan recoqnition flight, kemudian pengukuran dgn

magnometer , dgn radiometer atau dgn pengukuran dgn gel .

elektromagnetis.Berdasarkan ketinggian terbang maka dibagi mjd 2 yaitu ; Highlevel

flight ( liputan lebih luas ) low level flight ( liputannya sempit ).

2. Carborne : Prinsipnya sama dgn diatas , dedektor yg digunakan bisa lebih berat /

lebih sensitif , dedektor dipasang pd kendaraan dan sejajar dgn gerak kendaraan.

3. Manual : Lebih sering digunakan , dilakukan dengan :

Penyelidikan singkapan ( Out Crop ) : Dilakukan dgn cara mencari singkapan –

singkapan vein , badan bijih atau bat. Pembawa bijih yg berada di lembah sungai

sampai pd bukit.

Penjajakan float ( tracing Float ). : Potongan bijih dari penghancuran singkapan

akan tertransportasi ketempat yg lebih rendah, penyelidikan dilakukan dgn jalan

kaki dari hilir ke hulu, bentuk ukuran float dapat dlm memperkirakan jarak

tempuh float tsb.

Tracing dgn panning : Utk ukuran yg halus dapat dilakukan dengan panning

( pendulangan ).

Pembuatan parit : Hanya bermanfaat pd tanah penutup yg relatif tipis ( kurang

dari 2m ) Dibuat tegak lurus dgn strike badan bijih.

Page 2: Teknik Eksplorasi

Pembuatan sumur uji ( Test Pitting ) : Bila pembuatan parit tidak sampai badan

bijih mk dibuat sumur uji, sumur uji ini dibuat searah dgn parit / tegak lurus

( strike badan bijih ),

Eks. Pendahuluan hanya meliputi kegiatan evaluasi hasil prospeksi utk dpat

memperkirakan nilai ekonomis dari EBG, eks . detail Menggunakan peta skala 1 :

1000 / 1 : 200 yg dpt digunakan utk pemetaan bawah permukaan.

Penggolongan Bahan Galian :

1. UU no. 11th 1967 ttng ketentuan pokok pertambangan ( pada bab II mengenai

Penggolongan dan Pelaksanaan penguasaan Bahan galian dibagi mjd 3 Yaitu ;( Gol.

Bhn galian strategis / A , Vital / B, Tdk masuk Gol Adan B. penggolongan ini

didasarkan pd pentingnya bahan galian tsb bagi negara.

2. Peratur. Pemerintah No. 27 th 1980 , penggolongan ini didasarkan pd : - Nilai

strategis / ekonomis bahan galian thd negara, - Terdapatnya Bhn Gal. Dalam alam

( genesa ), - Penggunaan bhn gal. Thd industri, - Pengaruh thd kehidupan rakyat

banyak,- Pemberian kesempatran pengembangan pengusahaan ,- Penyebaran

pembangunan di daerah. Penggolongan ini dibagi mjd 3 yaitu :

a. Gol . Bhn Galian strategis ( A ) : Minyak bumi, lilin bumi, bitumen, gas alam.

Bitumen padat , aspal, antrasit, batubara, uranium, rhadium,nikelt, kobalt,timah.

b. Gol. Bhn galian Vital ( B ) ; Besi, mangan, bauksit ,tembaga, emas, platina, perak

, arsen, antimon, bismut, yurium, kriolit,barit, yodium, brom,belerang.

c. Gol. Bhn. Galian Tdk Adan B : Nitrat- nitrat, asbes, talk,mika, grafit, yarosit,

leusit , tawas,oker., batu permata, kaolin, kwarsa

Klasifikasi endapan bahan Galian :

diperlukan utk menentukan perhitungan cadangan, klasifikasi ini menyangkut

homogenitas endapan, penyebaran kadar dan bentuk geometrinya, dikategorikan mjd :

1. End. Bhn Galian A / Simplex Geometri : EBG dgn koefisien variaasi yg rendah ,

dpt dibedakan mjd 2 yaitu ;

Simple Geometri

Simple grade Distribution ( End. Batubara, besi, bauksit, nikel, tembaga),

Simple Geometri

Complex Grade Distribution ( Tembaga disseminated, emas stockwork ).

2. End. Bhn. Galian B ( Complex Geometri – Simple Grade distribution ) :EBG dgn

koefisien variasi rendah , mis ; endapan logam dasar , Ciri – cirinya :

Page 3: Teknik Eksplorasi

Kadar homogen

faktor geometri kompleks

kadar pada batas endap[an sangat bervariasi

analisis variografi perlu dilakukan lebih rinci, sebelum dilanjutkan dgn

perhitungan scr geostatik

Cadangan hasil perhitungan umumnya memberikan hasil yg berbeda stl

ditambang

interprestasi geologi sangat penting dlm penentuan batas cadangan.,- kadar yg

tinggi perlu dikelola sendiri.

3. EBG C ( Complex Geometri – Complex grade Distribution ) : EBG dgn koefisien

variasi Tinggi., Ciri – cirinya :

Bentuk geometri komplek

Kadar pada batas endapan sangat bervariasi

kadar pad tubuh bijihnya sendiri juga sangat bervariasi

Pengambilan contoh dan interprestasi geologi merupakan hal yg sangat penting

asumsi – asumsi subjektif dari geolog memegang peranan yg sangat penting

Umumnya metode perhitungan cadangan bijih klasik merupakan metode yg tepat.

Mining faktor biasanya tdk memuaskan

Estimasi lokal umumnya merupakan persoalan , hal ini trgantung dari grid

pengambilan contoh.

Tahapan Pekerjaan Eksplorasi :

1. Tahap persiapan : Meliputi :

a. Penentuan Tujuan ( yg perlu dicantumkan : Eksploprasi pendahuluan /detil,- ebg

atau end. Bijih.)

b. Meneliti literatur , meliputi :

Petadan citra yg tersedia, peta dasar , peta geologi, peta topografi, foto udara

analisis regional dlm bentuk sejarah, strukturdan morfologi

lap. Penyelidikan terdahulu, teori dan metoda – metoda lapangan yg ada

sosial budaya

hukum.

c. Pemilihan metode : metode langsung dan tdk lansung: ( - langsung ; -

permukaan : pemetaan langsung , penyelidikan singkapan , penjajakan

Page 4: Teknik Eksplorasi

float,pembuatan parit uji, pembuatan sumur uji, - Bawah tanah : Pemboran inti,

adith test, tdk langsung : - foto udara dan citra satelit , geofisika , geokimia. )

d. Peralatan : pemilihan alat tergantung pd metode yg digunakan.

e. Anggota tim: Geologis, eksploler.

f. Biaya

g. Waktu ( kapan, dimana, bagaiman dll )

h. perbekalan : Peta dasar, alat ukur , surveying, alat tulus

i. Jalur eksplorasi

j. Perijinan.

Adapun surat izin KP dirumuskan Sbb :

a. Surat Keputusan penugasan Pertambangan bentuk dari KP utk Pemerintah

b. Surat izin Pertambangan utk rakyatbagi KP utk KP rakyat

c. Surat Keputusan Kuasa Pertambangan Utk KP kpd : Perusahaan negara , Perusda,

Badan koperasi, perusahaan swasta, perorangan

d. Izin Pertambangan Daerah bagi KP utuk bhn galian Gol. C.

2. Tahap Kerja Lapangan : tahap pengukuran dan pengambilan data lapangan.,

meliputi :

a. Observasi lapangan : bertujuan utk mendapatkan gambaran praktis mengenai

kondisi dan keadaan lapangan

b. Pemetaan : Pemetaan tdk mutlak dilaksanakan tetapi disesuaikan dgn tujuan

kegiatan eksplorasi

c. Pengambilan conto : conto disesuaikan dgn tujan eksplorasi

d. pengambilan data geologi : didapatkan dari studi literatur.

3. Tahap Pengolahan Data : Data hasil pengukuran dpt segera dilakukan

pengolahan di lapangan atau langsung dikirim kekantor.Macam – macam lab . yg

digunakan adalah : Lab. Krismin,petrologi, mektan,mekbat, PBG,Kimia, Batubara,

X- ray fluorescence, X- ray diffraction.Studio yg digunakan :- Penginderaan jauh,

pemetaan , geofisika.

4. Tahap Pelaporan : Pembuatan laporan setelah pengolahan data dan analisis

selesai dilaksanakan.,tahap ini menurut surat kep. Dirjen pertambangan umujm no

667. K/201/040000/1986 tgl 11nop 1986 ttng tata cara pengajuan dan penilaian

permohonan KP/ Perpanjangan KP :

KataPengantar

Page 5: Teknik Eksplorasi

Daftar isi

Daftar Tabel

Daftar gambar

Daftar Peta

Daftar Lampiran

Isi laporan

Bab I Pendahuluan ( Maksud/tujuan penelitian,Anggota tim penyelidikan,jadwal

penyelidikan , penyelidikan yg pernah dilakukansebelumnya)

Bab II Keadaan Umum Daerah Penyelidikan ( Kesampaian dan sarana hubungan,

masalah lingkungan daerah penyelidikan (Penduduk , iklim, topografi,

vegetasi ) ,Geologi )

Bab III Kegiatan Penyelidikan : Cara Penyelidikan, Tahapan penyelidikan

( Pemetaan , Pemboran/sumur uji, parit uji, Pengambilan contoh, analisa contoh )

Bab IV. Hasil Penyelidikan : Pengukuran , Pengeboran sederhana/sumur uji/ parit

uji, kadar kualitasdan penyebaran, Daerah prospek

Bab V. Kesimpulan dan saran : Keadaan geologi yg penting,Keadaan endapan

Bhn galian,Daerah yg memiliki prospek.

Sedangkan bentuk kerangka eksplorasiYaitu : Sama diatas sampai Isi laporan :

Bab I . Pendahuluan ; Maksud/ tujuan penyelidikan,Keadaan endapan dan lokasi

daerah penyelidikan,penyelidikan yg perbnah dilakukan sebelumnya( yg

melaksanakan waktu dan cara penyelidikan, Kesimpulan utama penyelidikan ),

Penyelidikan yg dilakukan kini,hal – hal yg dilakukan dlm laporan

Bab II Geografi dan Keadaan Geologi : Geografi daerah penyelidikan

( Lokasidan kesampaian daerah, keadaan daerah penyelidikan, morfologi daerah

penyelidikan ), Geologi daerah penyelidikan ( Geologi umum, geologi lokal,

keadaan endapan ).

Bab III Kegiatan Eksplorasi/ Penyelidikan : Metode Penyelidikan, Tahapan

penyelidikan, Uraikan Pekerjaa ( Pengukuran, pemetaan,Pemboran,Parit uji/

sumur uji,Pengambilan contoh, analisa contoh. )

Bab IV . Hasil Penyelidikan : Hasil Bor, Hasil pengukuran,hasil sumur uji/ parit

uji,kadar bahan galian dan penyebarannya,Perhitungan cadangfan( dasar / cara

perhitunganklasifikasi cadangan, besarnya cadanhgan.. ).

Page 6: Teknik Eksplorasi

Bab. V. Kesimpulan dan Saran : Keadaan geologi yg penting, hasil penyelidikan,

Kemungkinan penambangan dan pengembangan.Daftar bacaan / Pustaka.

Penentuan Daerah Eksplorasi :

1. Petunjuk Regional : Meliputi :

Petunjuk Mineralogis : kesatuan kandungan mineralukuran metallogenic

provincedari suatu distrik tertetu sampai daerah yg membentang dari ratusan

sampai ribuan km , berdasarkan distribusi mineral yg ditemukan,tempat

penemuan struktur, umur batuan dapat berupa jalur mineralisasi , meliputi :

- Jalur Nias : Dari asia, P. Simelue, P. Enggano dan selatan jawa Berur kapur

sampai tersier awal dengan kemungkinan endapan Mn

- Jalur Bengkulu : Kep. Banyak, Selatan jawa, nusa tenggara,, batuannya

Volkanik dan pluto, berumur kapur sampai tersier akhir ( bag luar Fe, bag

tengah, au,Ag, dan Cubag, dalam Cu ,Zn, Hgdan Mn

- Jalur Barisan – Bobaris : Aceh, peg bukit barisan,lampung , bobari s ,

kandungan mineralnya : Sumatra : as. Intermediet Ag,Au,Pb,Zn , Kalimantan

Ultrabasa : AU,Ag.Pt

- Jalur Bangka : Malaysia barat ,Riau, pulau Lingga ,singkep. P. banka, P.

Belitung Batuanya berumur Paleozoikakir sampai mesozik awal Mineralnya

Sn, Wo, Monasit dan Zircon

- Jalur serawak – Sulu : Serawak Utara, tarakan , sabah, sampai Ke kep. Sulu

Berumur kapur sampai tersier awal . Mineralnya Au, Ag, Hgdan Mn

- Jalur Barat Sulawesi : Kep. Sangihe, Sulut, Sulsel, P. Selayar , mineralisasi

pada tersier awal sampai pliosin Mineral Au,Ag,U, Pb, Zn, Mc. g.

- Jalur Sulawesi tenggara :Kep . Talaud sampai Sul. Tenggara> Batuan Ultra

basa Pd mezoik tengah Mineral Ni- Fe laterit, Cr dan mg.

- Jalur Waigeo : Halmahera Timur, Kepala Burung utara , sampai Irian bag,

Utara , Bat. Ultrabasa, asam, intermediet tjd pd tersier akhir Assosiasi

mineralnya : Cr, Co, ni, Fe laterit Au.

- Jalur Timor : Berasal dari Endapan australia , p. Timor Kala mezoik,

asosiasi : Cu, Mn

- Jalur Jaya Wijaya : Peg. Jaya Wijaya , Irian bag. Tengah .

Page 7: Teknik Eksplorasi

- Jalur Sula : Kep. Sula , Banggai , Misool ,australia utara Mineral Audan

mn.

Metallogenic Province ; Kesatuan kandungan Mineral yg dicirikan dgn adanya

komposisi mineral, bentuk dan intensitas mineralisasi ( Petroscheck, 1965 ) ,

Menurut Bateman ( 1950 ) : Satuan wilayah yg dicirikan dgn adanya mineralisasi

yg relatif banyak dgn satu tipe yg dominan.

2. Petunjuk Fisiografis : Menurut Westerveld( 1949 ) End. Bhn Galian di

Indonesia dpt dikelompokkan berdasarkan teori orogen, tektonik, magnetik purba,

jenis batuan :Indonesia dibagi mjd 5 Orogen ;

- Orogen Malaya : P. di daerah timur Sumatra , dan Kalbar yg berumur Yura bhn

galian : timah putih, bauksit , emas , tembaga dan Mo.- Orogen Sumatra : P.

sumatra, kalimantan selatan bag. Timur yg berumur kapur bhn galian Fe, Zn, Cu

Au, Ag, Intan dan Ni. – Orogen Sunda : Pantai barat sumatra , jawa, Nusa

tenggara , sulawesi dan sulawesi utaraberumur miosen tengah batuannya Au, Ag

dan mn.- Orogen maluku : Bag. Barat sumatra, timor maluku, dan Sulawesi bag.

Timur berumur pliosen Bahn galian Ni, Fe, cr dan Cu. – Orogen Halmahera –

irian ; Halmahera dan Irian Batuannya : Au, Ni, Cu.

3. Petunjuk Geomorfologi : Petunjuk berdasarkan kenampakan morfologi

dabnbn pola pengaliran :- air terjun menunjukkan adanya batuan yg resisten

atau sesar, - Bukit memanjang menunjukkan adanya vein / urat, - Dataran

Alluvial dan teras sungai menunjukkan endapan bijih placer,- Tanggul pantai

beraasosiasi dgn pasir besi,- Bukit berbentuk kerucut menunjukkan

batukapur.

4. Petunjuk litologi : Mengkaitkan hubungan antara jenis batuan dgn endapan

mineral :- Emas umumnya pd batuan ultrabasa, - Batubara pd batuan sedimen

klastik. a. Batuan asam assosiasinya , mineral – mineral sulfida yg

mengandung min. logam – logam ( Au, CU,Pb,Pb,Zn ) , mineral – mineral

oksida : Timah ( Sn 0 , Min. hidrok sida : Alumunium ( Al ) , Min.

radioaktif.b. Batuan intermediate umumnya mengandsung emas ( Au ) ,

perak ( ag ) c. bat. Basa dan ultra basa memberikan lingkungan pengendapan

bvaik utk intan, Nikel, kobal,platina. D. Bat. Metamorf berasosiasi dgn

Marmer , asbesdan batu permata.e. Bat. Sedimen berasosiasi deng karbonat

gamping.

Page 8: Teknik Eksplorasi

5. Petunjuk Stratigrafi : Petunjuk yg mengkaitkan formasi batuan yg mengan

dung mineral.

6. Petunjuk struktur : Petunjuk yg mengkaitkan kontrol struktur geologi dgn

terdapatnya mineral.

7. Petunjuk iklim dan Topografi

Pembatasan daerah Eksplorasi Meliputi :

1. Prospeksi :Kreiter membagi 3 tahap : reconnaissancedgn menggunakan peta

geologi skala 1: 1000000atau 1: 500000, tahap preliminary dengan skala 1 :

200000 atau 1 : 100000, tahap detailled skala 1 : 50000.

2. Eksplorasi Pendahuluan : peta yg digunakan skala 1 : 10000atau 1 ; 5000,

batas luasan yg ditentukan peta skala 1 : 10000adalah berkisar antara 10 –

100 km, sedangkan luasan utk peta skala 1 : 5000adalah berkisar antara 5- 25

km

3. Eksplorasi detil : Pd Eksplorasi detil yg digunakan adalah skala 1 : 2000

atau peta skala 1 : 1000 , batas luasan yg ditentukan utk peta skala 1 : 2000

adalah berkisar 1-3 km sedangkan batas luasan utk peta skala 1: 1000adalah 1

km

4. Eksplorasi Lanjut : Peta yg digunakan adalah skala 1 : 200 atau peta skala 1

:100 , batasan luasan ini tdk ditentukan.

Pengambilan Conto: Suatu proses pengambilan sejumlah kecil dari populasi

( gas, cairan,padatan,tumbuhan) yg mewakili sifat fisik dan sifat kimia scr

keseluruhan polasi tsb.

Tujuan : Utk menentukan ada atau tdknya endapan bahan galian ( Prospeksi )

atau menentukan bentuk, kadar dan kedudukannya dipermukaan bumi( eksplorasi

).

Komponen Utama menurut Spero Carras ada 4 yaitu :- Komponen Statistik:

Berhub. Dgn angka dari suatu pengambilan conto dan individu massanya .-

Komponen Geologi : Berhub. Dgn orientasi dan jlh pengambilan conto.-

Komponen fisik , melibatkan 2 conto : proses fisik pd pengambilan conto, sifat

fisik dari populasi yg diambil contonya.- Komponen kimia : Berhub. Dgn proses

kimia pd pengujian akhir suatu conto.

Metoda pengambilan conto :

Page 9: Teknik Eksplorasi

1. Channel sampling : Cara konvensional yg dilakukan pd sumur

uji ,drits,cross cut, rise, shaft . pengambilan conto metoda ini membuat

saluran selebar 75-100mm dalamnya 12 mm memotong bijih atau bat.

Samping, pengambilan contoyg ideal harus konstan panjangnya, lebarnya,dan

kedalamanya , utk mengurangi kemungkinan tjd kesalahan dlm

memperkirakan pengambilan conto.

2. Chip sampling : Proses pengambilan conto pda bat, yg tersingkap, biasanya

diterapkan pd penyelidikan dgn pola teratur dlm kemajuan penambangan.

3. Broken Ore sampling : Pengambilan conto pd sekumpulan batuan yg telah

dipisahkan dari bat. Imduknya, baik scr manual maupun scr mekanis.

4. Grab sampling : Seperti broken ore sampling tetapi dilakukan apabila

broken ore telah diluar stope atau sudah diatas alat angkut.

5. Bulk sampling : Pengambilan conto dari conto yg sudah ada.

6. Core sampling dan Cutting : sangat penting dlm penyediaan conto utk

evaluasi dan kelengkapan data utk memperluas cadangan bijih pd operasi

tambang.

Berdasarmateri conto yg diambil maka pengambilan conto dpt dibagi ;

1. Rock sampling : Pengfambilan conto pd batuan dpt berupa singkapan dan

badan bijih.

2. Soil Sampling : Pengambilan conto tanah menguntungkan pda daerah yg tdk

terlihat adanya singkapan.

3. Stream sedimen Sampling : Aliran sedimen merupakan tempat pengendapat

material.

4. Placer Sampling ; Pengambilan dgn peralatan auger drill, banka bor empire

drill dan jet drill.

5. Water sampling : Dimungkinkan tdk stabil ditempat penampungan yg tk

terlalu lama.

6. Vegetasi sampling : Pengambilan conto hampir sama dgn conto tanah dan

conto air.

7. Vapor sampling : efektif utk pengambilan conto vapor mercury.

Berdasarkan standard Nasional Indonesia , dibagi ;

-. Pengambilan conto dari aliran batubara, - pengambilan conto batubara dari

gerbong, conto batubara dari kapal laut, - batubara dari tumpukan,- pda

permukaan kerja batubara.

Page 10: Teknik Eksplorasi

Untuk Eksplorasi lanjut utk Pengambilan conto di permukaan dpt dilakukan dgn

2 cara :- Cara Pillar : Dilakukan menurut tahapan kerja sbb : mengambil conto

blok batubara berbentuk 4 pewrsegi panjang dgn lebar 30-45cm dan luas 450

cm , diteruskan bidang perlapisan atas dan bawah , yg menandakan batas selang

pengambilan conto, conto diambil scr berkesinambungan dari atap ke lantai. –

Cara strip / channel : menggali sebuah channel atau grove ke dlm permukaan

batubara dgn luas palingsedikit 100 cm , kumpulan semua bongkaran hasil diatas

lembaran plastik bersih kemudian mengambil batubara sebanyak 15 kg/mdari

ketebalan batubara.

Pola pengambilan conto : utk material lepas dan batuan : - bujur sangkar, - 4

persegi panjang, - segitiga, - Rhomboid.

Interprestasi menurut obyek yg di interprestasi dpt dibagi mjd 3 : - Interpretasi

Analitik: dilakukan dgn 2 pedoman : Pedoman perubahan bertahap : dilakukan

dgn prosedur matematik dan prosedur grafis, sama – sama menggunakan fungsi

linear , scr numerik dianggap sama sepanjang garis lurus vyg menghubungkan 2

ttk pengamatan, Pedoman titik terdekat : Nilai ttk diantara 2 titik pengamatan

dipertimbangkan tetap / sama dgn ttk didekatnya.- Interpretasi Natural/Intrinsic :

Interpretyasi yg dilakukan thd kriteria geologi,teknologi, maupun ekonomi, -

Interpretasi Empirik : Interpretasi yg berpedoman Pd hasil – hasil penelitian atau

pengamatan sebelumya dan dianggap sama dgn lokasi yg diteliti.

Peralatan Pengambilan Conto :1. Rotary Drilling : melibatkan semua metode

pemboran dlm kegiatan pengambilan conto dgn menghindari pemukulan dan

penghancuran , digunakan utk material yg luank sampai setengah kasar, termasuk

: - Auger drilling : cocok utk kondisi lunak dan dangkal , memuaskan dlm

kondisi kering dan tdk memuaskan utk kondisi basah ,- Conventional auger

Drilling : Biasanya dikaitkan dgn truk/ traktor , kedalaman rata – rat dpt

mencapai 50 m, conto dikeluarkan dlm auger flighdan conicol mount yg

berputar,- Dry stick Auger Drilling : Variasi dari Convensional auger drilling,

conto ditarikb scr manual utk memperkecil kontaminasi.,- Hallow auger Drilling :

Bentuk khusus dari auger drilling, rongga auger membiarkan core barel masuk

tepat melalui pusat augeryaitu sbg tempat pengumpul conto.,-Conventional rotary

drilling : Pengambilan conto utk batuan keras mis : oksida dan sulfida.2 . Bucket

Drilling : Bentuk perkembangan dari pemboran dlm rangka mengetes pondasi

suatu gedung , aplikasi digunakan utk pengambilan conto emas Alluvial.3. Churn

Page 11: Teknik Eksplorasi

Drilling : Metode Pemboran yg dpt digunakan end. Emas alluvial , menggunakan

casing berdiameter 20cm, core masuk dlm casingdgn alat pemecahnya chopping

bitdan dimasukkan aliran air dgn pompa.. 4. Percussion Drilling : Pengambilan

conto dengan kedlman berkisar 150 m, relatif murah tetapi tdk begitu teliti. 5.

Diamond (core) Drilling :Pengambilan conto dlm bentuk pengambilan conto yg

akurat.6. Vacuum Drilling : Digunakan utk kedalaman sampai 50 m digunakan

utk sistem dalam kondisi bat. Yg relatif lunak.7. Banka bor : Utk eksplorasi end.

Placer didunia.8. Jet Drilling : Pemboran yg dilengkapi dgn chasing dan chisel

pointed bit, memanfaatkan tenaga perbedaan muka air.

Penyimpangan dlm pengambilan conto : - Pengambilan conto lebih dari 1

orang / lebih dari 1 prosedur,- Penggaraman conto yg terjadi karena sisa

pewngambilan conto pd peralatan tdk dibersihkan terlebih dahulu, - percampuran

conto utk kadar tinggi dan rendah yg seharuisnya dipisahkan mjd 2buah conto,-

Kecendereungan mendapatkan lokasi berkadar tinggi,- Kecenderungan

menggunakan metodemudah dan murah.,- kelemahan dari material yg diambil.

Preparasi Conto : suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperkecil berat dan

ukuran conto yang dapat mewakili seluruh material conto yang diambil.

Pengambilan Conto Pada Material Lepas -----Preparasi I (Cone and Quatering)

-----Kantong Conto----Preparasi II (Crushing and Grimding)----Screen----

Splitter-----(Uji Laboratorium 1,2,3)---Diagram alir preparasi conto

Tahap Preparasi Conto Batubara : 1. Pengeringan conto dilakukan untuk

meyakinkan bahwa terhadap conto tersebut dapat dilakukan penggerusan dan

pembagian conto dengan memakai peralatan tertentu tanpa kehilangan berat atau

terkotori; 2. Pengecilan ukuran butir dilakukan dengan cara pemecahan

bongkahan batubara sampai ukuran tertentu yang menjamin tidak akan merubah

kualitas batubara tersebut; 3. Pengadukan conto dilakukan dengan cara mengaduk

conto dengan peralatan tertentu untuk mendapatkan conto yang homogen; 4.

Pembagian conto dilakukan dengan cara mengurangi berat conto dengan alat

pembagi conto (riffle) tanpa merubah ukuran butiran, shg diperoleh conto yang

mewakili seluruh conto asal.

Penanganan bahan galian dilaboratorium kristal dan mineral meliputi

pengamatan sbb :

Bentuk : Mineral mempunyai bentuk yang dibatasi oleh bidang-bidang datar

berdasarkan hukum tertentu dan tetap; Kategori bentuk kristal berdasarkan

Page 12: Teknik Eksplorasi

porosnya : 1. Sistem reguler (tiga poros sama panjang dan saling tegak lurus), 2.

Sistem tetragonal (tiga poros saling tegak lurus dan dua diantaranya sama

panjang), 3. Sistem rombus (tiga poros saling tregak lurus tetapi tidak sama

panjang), 4. Sistem monoklin (tiga poros tidak sama panjang, satu poros tegak

lurus terhadap dua poros lainnya yang saling menyudut), 5. Sistem triklin (tiga

poros berbeda panjangnya dan ketiganya saling membentuk sudut miring), 6.

Sitem heksagonal (Mempunyai 6 poros 3 diantaranya membentuk sudut 60 yang

sama panjang dan tegak lurus terhadap satu poros lainnya yang dapat

lebipoanjang/pendek)

Warna : Berdasarkan warna yang nampak

Kilap : Berdasarkan kilapnya mineral dabagi mwnjadi 2 ; kilap logam dan bukan

logam

Cerat (streak) : Didasarkan pada warna goresan pada porselin

Belahan, Pecahan, Kekerasan, Berat jenis, Daya tahan terhadap pukulan

Pada lab Petrologi : Bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup batuan asal

endapan bahan galian tertsebut sekaligus dapat mengungkapkan tabir tentang

GBG. Pengamatan conto secara kristal optik dapat menentukan : indeks bias

kristal, sudut pemadaman, warna interferesi, orientasi kristl dan tanda optik

kristal , ortientsi mineral, sumbu optik kristal.

Pada lab mektan ; Pengujian conto yang dilakukan adalah : 1. Kadar air (%)

(merupaskan perbandingasn antara berat air yang terkandung dalam tanah dg

berat kering tanah), 2. Berat jenis tanah (Perbandingan antara berat butir-butir

dengan berat air destilasi di udara dg volume yang sama dan temperatur tertentu),

3. Batas cair tanah (Kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara

cair dan keadaan plastis tanah ), 4. Batas plastis dan index plastisitas (Kadaer air

minimum (%) bagi tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis). 5. Batas

susut (kadar air max dari pengurangan kadar air yang tidak menyebabkan

berkurangnya volume tanah). 6. Distribusi ukuran butir tanah (pengertian tanah

yang tdk mengendung butir apabila tertahan saringan no. 10). 7. Pemadatan

tanah (Hub antara kadar air dan kepadatan tnh apabila didapatkan dg tenaga

pemedatan tertentu), 8. Penilaian CBR, 9. Kecepatan konsolidasi (besarnya

penurunan tanah apabila tanah mendapatkan beban), 10. Kuat tekan-bebas tanah

kohesif, 11. Geser langsung, 12. Triaxsial (Penentuan parameter geser tanah dg

alat triaxsial pada kondisi consolidated-undraided tanpa pembacan pengukuran

Page 13: Teknik Eksplorasi

tekanan pori, 13. Kepadatan tanah lapang, 14. Geser putar “undrained”, 15.

Koefisien permeabilitas.

Pada lab mekbat : uji sifaty fisik batuan, uji kuat tekan uniaxsial, uji triaksial,

uji geser langsung, uji kec rambat gel ultrasonik, uji kuat tarik tdk langsung, uji

schimidt hammer, uji beban titik.

Pada lab pbg : 1. Cuminution dan sizing (tahap : a. Tahap primary crusing,alat

jaw crusher dan gyratory crusher; b. Tahap secondary crushing, alat sda, disk

crusher, hammer mill, roll crusher; c. Tahap fine crushing) , 2. Faktor konkresi,

3. Derajat kemagnetan (perbandingan antara material yang tertarik magnet dg

juml;ah material kesseluruhan dlm %)

Hal yang diperhatikan dlm comminution

Umpan terbesar; Nip angle (sudut efektif yang dapat menjepit umpan); Reduction

ratio (perbandingan umpan dan produk); derajat liberasi (prosentase terpisah nya

butir mineral terhdap butir min keseluruhannya)

Pada lab kimia : 1. Metode volumetri (menggunaskan zat tertentu); 2. Metode

gravimetri (mengendapkan zat yanfg telah diketahui kemudian menetapkan

kadarnya dengan cara menimbang); 3. M kompleksometri (menggunakan EDTA

dg membandingkan dg kurva standar); 4. M. Spektofotometri (menentukan

panjang gel max serapan komplek dg alat spektronik); 5. M. X-ray.

Perataan kadar dapat dibagi mjd 3 : 1. Satu dimensi (pd sumur uji, conto inti

bor, conto saluran yg diambil pd terowongan dan conto cuting pemboran); 2. Dua

dimensi (sda); 3. Tiga dimensi; 4. Berat; 5. Core dan sludge.

Pengenalan obyek foto udara dan citra satelit dapat dilakukn melalui unsur-

unsur interprestasi :

1. Rona dan warna, 2. Textur, 3. Pola, 4. Bentuk, 5. Ukuran, 6. Bayangan, 7.

Hub dg keadsn sekitarnya.

Penguk uran: 1. Skala citra (membandingkan jarak fokus thd ketinggian terbang

. skala = f/H; f= fokus, H = tinggi terbang. Cara lain membandingkan jarak pada

citra dan jarak sebenarnya di lapangan. Skala = d/D), 2. Pengukuran beda tinggi

(menggunakan paralaks Bar, dh = (dp . H) /( b + dp) ; b = (d1 + b2) /2, ket : dh=

beda tinggi , h = tinggi terbang, dp= beda paralaks A dan B, b= jarak titik pusat

sebenarnya dg titik piundahan).

Page 14: Teknik Eksplorasi

Penentuan luas dan volum ; Pengukuran luasd penyebaran EBG dpt dihitung

diatas lembar citra :

Metode persegi empat, M. segitiga, M. strip, M. planimetri.