teknik

67
TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK Posted on 13/01/2009 by khofif TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK A. Memancing Apersepsi Anak Didik Sebelum saya membahas masalah bagaimana cara memancing apersepsi anak didik, saya akan membahas masalah peranan guru, Peranan guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru (Surya, 1997: 108). Guru mempunyai peranan yang amat luas, baik di sekolah, di dalam keluarga, dan di dalam masyarakat. Disekolah guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran siswa. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik , yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya). Tuntutan masyarakat khususunya siswa dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya. (Tohirin, 2005: 152). Sejauh mana bahan yang telah diterangkan dapat mereka mengerti. Sering kali cara demikian tidak mungkin terlaksana, karena memerlukan waktu cukup banyak. Namun kadang kala cara tersebut dapat sangat bermanfaat, karena itu salah satu cara memancing apersepasi anak didik.Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid atau mahasisiwa juga diberi kesempatan untuk memeriksa diri sampai di mana mereka mengerti bahan tersebut. Sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap. Itulah tadi bentuk-bentuk umpan balik yang dimaksudkan untuk melihat. Sejauh mana suatu penjelasan dapat tersampaikan secara baik. Dan dari sini kiranya saya telah mengetahui bahwa ada berbagai macam bentuk umpan balik. Pilihan tentu saja paling tergantung pada pengajar yang bersangkutan sendiri. Hal yang paling penting adalah sejauh mana uraian yang diberikan dapat diterima secara jelas oleh murid. Pada umumnya pengajar kurang memikirkan perlunya mengadakan umpan balik seperti itu. Setelah

Upload: nur-rahmania

Post on 03-Jul-2015

423 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNIK

TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK

Posted on 13/01/2009 by khofif

TEKNIK-TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIKA. Memancing Apersepsi Anak DidikSebelum saya membahas masalah bagaimana cara memancing apersepsi anak didik, saya akan membahas masalah peranan guru, Peranan guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru (Surya, 1997: 108). Guru mempunyai peranan yang amat luas, baik di sekolah, di dalam keluarga, dan di dalam masyarakat.Disekolah guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran siswa. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik , yakni sebagai guru. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya). Tuntutan masyarakat khususunya siswa dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya. (Tohirin, 2005: 152).

Sejauh mana bahan yang telah diterangkan dapat mereka mengerti. Sering kali cara demikian tidak mungkin terlaksana, karena memerlukan waktu cukup banyak. Namun kadang kala cara tersebut dapat sangat bermanfaat, karena itu salah satu cara memancing apersepasi anak didik.Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid atau mahasisiwa juga diberi kesempatan untuk memeriksa diri sampai di mana mereka mengerti bahan tersebut. Sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.Itulah tadi bentuk-bentuk umpan balik yang dimaksudkan untuk melihat. Sejauh mana suatu penjelasan dapat tersampaikan secara baik. Dan dari sini kiranya saya telah mengetahui bahwa ada berbagai macam bentuk umpan balik. Pilihan tentu saja paling tergantung pada pengajar yang bersangkutan sendiri. Hal yang paling penting adalah sejauh mana uraian yang diberikan dapat diterima secara jelas oleh murid. Pada umumnya pengajar kurang memikirkan perlunya mengadakan umpan balik seperti itu. Setelah seluruh kursus atau seluruh rangkaian pelajaran selesai diberikan. Terlihat pada waktu ujian bahwa murid belum mengerti secara baik bahan yang diajarkan. Dan itu berarti suatu keterlambatan. Sebaliknya, bilamana pengajar menyadari pentingnya umpan balik. Maka pengajaran yang ia berikan akan menjadi lebih efektif.

B. PESERTA DIDIKPeserta didik adalah Sang Anak yang merupakan milik Sang Pencipta dan milik dirinya sendiri, keberhasilannya akan sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang dia miliki. Karenanya keaktifan peserta didik dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positifSikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor

Page 2: TEKNIK

penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para peserta didiknya. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.

C. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaranBila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lainnya.Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar.D. Jenis kegiatan Pembelajaran menarik atau menyenangkan dan menantangAgar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti kegiatan atau melaksanakan tugas pemebelajaran perlu dipilih jenis kegiatan atau tugas yang sifatnya menarik atau menyenangkan bagi peserta didik di samping juga bersifat menantang. Pelaksanaan kegiatan hendaknya bervariasi, tidak selalu harus di dalam kelas, diberikan tugas yang dikerjakan di luar kelas seperti di perpustakaan, dan lain-lain. Penerapan model “belajar sambil bekerja†(learning by doing)� sangat dianjurkan, di jenjang sekolah dasar antara lain dilakukan belajar sambil bernyanyi atau belajar sambil bermain. Untuk lebih mengaktifkan peserta didik secara merata dapat diterapkan pemberian tugas pembelajaran secara individu atau kelompok belajar (group learning) yang didukung adanya fasilitas/sumber belajar yang cukup. Sekiranya tersedia dianjurkan penggunaan media pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih efektif. Penilaian hasil belajar dilakukan serius, obyektif, teliti dan terbuka.Penilaian hasil belajar yang tidak serius akan sangat mengecewakan peserta didik, dan hal itu akan memperlemah semangat belajar. Karena itu, agar kegiatan penilaian ini dapat membangun semangat belajar para peserta didik maka hendaknya dilakukan serius, sesuai dengan ketentuannya, jangan sampai terjadi manipulasi, sehingga hasilnya dapat obyektif. Hasil penilaiannya diumumkan secara terbuka atau yang lebih baik dibuatkan daftar kemajuan hasil belajar yang ditempel di kelas. Dari daftar kemajuan belajar tersebut setiap peserta didik dapat

Page 3: TEKNIK

melihat prestasi mereka masing-masing tahap per tahap.Jika siswa belum biasa bekerja efektif dalam kelompok, maka guru boleh menetapkan tugas masing-masing anggota kelompok dengan mempertim-bangkan beberapa hal seperti;kelompok itu kecil (dua sampai tiga siswa) dan guru menetapkan anggota kelompok tugas itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat saja tugas itu sederhana perintah-perintah jelas dan diberikan selangkah-demi-selangkahguru perlu menyediakan sumber belajar guru menerangkan dengan jelas peran setiap siswa di dalam kelompok penilaian bersifat informal dan guru perlu membahas dan mendiskusikan tugas itu dengan siswa Hal penting dari tugas ini adalah belajar bekerjasama. peran siswa dalam kelompok dapat beragam dan beberapa keputusan tentang peran ini dapat dibuat oleh siswa-siswa

E. Memanfaatkan Teknik Alat Bantu yang AkseptabelAda beberapa macam alat Bantu yang dapat diterima oleh siswa, agar mereka mudah memahami pelajaran diantaranya adalah:1. AUDIO VERBALCara ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan dalam sajian tayangan hidup (film). Tentu saja, cara ini lebih mudah menjadi pengalaman belajar kalau sajian tayangan mengandung unsur cerita yang berkaitan dengan pengalaman dan imajinasi siswa. Pencapaian kompetensi tentang sikap/attitude seperti pada mata pengajaran Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama, akan sangat membantu kalau dikemas dalam suatu cerita tayangan hidup yang menyentuh dimensi emosi dan perasaan. Alat audio visual dapat membantu anak-anak belajar dengan menyajikan dalam bentuk yang kongkrit. Film, film strip, model-model, dan lain memepermudah pengertian tentang konsep dan proses tertentu. Pengalaman belajar berupa eksperimen dalam laboratorium bermanfaat sekali untuk memahami ide atau pengartian yang sulit. (Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1993: 9)2. VISUALILASI VERBALTak semua murid sanggup belajar dengan cara verbal yang abstrak. Alat audio-visual diperlukan untuk membantu mereka. Akan tetapi tak semua bahan harus disampaikan secara kongkrit. Kebanyakan pelajar dapat dan harus disampaikan secara verbal akan tetapi untuk bagian-bagian tertentu alat audio-visual atau alat intruksional pada umumnya sangat berguna untuk mempermudah dan memepercepat pemahaman bagi murid-murid tertentu.apa yang dikemukakan diatas merupakan usaha uantuk mempertinggi mutu mengajar agar murid-murid dapat memahami apa yang diajarkan tanpa komunikasi yang baik antara guru dan murid proses mengajar-belajar tidak akan berjalan dengan efektif. Sekalipun terdapat komunikasi yang baik masih dapat diharapkan bahwa selalu terdapat kekurang pahaman.Guru terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk ceramah. Pada keadaan ini, siswa senantiasa diam-pasif sambil mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan atau kelemahan cara ini adalah ada sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan informasi yang diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan ini berkelanjutan, peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung. Untuk mengatasinya, guru harus mengurangi cara ini, atau kalau terpaksa perlu berceramah cukup antara 20 – 25 menit saja dan diselingi dengan kegiatan yang mendorong Lihat – Raba – Bau – Rasa. Materi yang diceramahkan pun perlu kontekstual dengan pengalaman sebagian besar siswa. ( Harlen, W. 1987: 12)Buku pelajaran, tak semua sama baiknya, hendaknya ada beberapa buku yang harus dimiliki dalam satu pelajaran karena dalam buku yang satu mungkin lebih jelas dan mudah dipahami dalam buku yang lain. Buku kerja, di samping buku pelajaran ada buku kerja untuk membantu

Page 4: TEKNIK

murid mengenang dan mengelolah buah pikiran pokok dari buku pelajaran.Media cetak, seperti buku, modul dan lain-lain. (Nazulia, 1982: 45)Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu ˜unjuk kemampuan/ mendemonstrasikan kinerja (performance). sebagai hasil belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Karena itu, dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.Dengan demikian, sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran yaitu, penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna, dan penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan unjuk-perbuatan.

Penyediaan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir dan BerproduksiAlat mengajar yang paling murah tetapi ampuh adalah bertanya. Pertanyaan dapat membuat siswa berpikir. Apa tujuan Saudara sebagai guru bertanya kepada siswa?

Tujuan bertanya Mengharap jawaban benar?

Seberapa besar kemungkinan siswa menjawab jika mereka tidak yakin jawabannya benar?

Merangsang siswa berpikir dan berbuat? Akibatnya siswa sering tak berani menjawab pertanyaan guru sekalipun jawabannya mudah

jika salah satu tujuan mengajar adalah mengembangkan potensi siswa untuk berpikir, maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada ‘merangsang siswa berpikir’. Merangsang berpikir dalam arti ˜merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam menjawabnya bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru. Kategori pertanyaan yang termasuk jenis pertanyaan ini antara lain pertanyaan produktif, terbuka, dan imajinatif. Pertanyaan ini dapat digunakan untuk tujuan merangsang siswa berpikir.

Kategori Arti Contoh

Terbuka Pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban benar Mengapa Ibukota Indonesia Jakarta ?Apa yang akan terjadi jika di kota besar tidak ada pemulung sampah?

Produktif Pertanyaan yang hanya dapat dijawab melalui pengamatan, percobaan, atau penyelidikan. Apa perbedaan gerak bekicot di lantai licin dengan di lantai kasar?Berapa banyak biji buah pepaya ini?Imajinatif / Interpretatif Pertanyaan yang jawaban nya diluar benda / gambar / kejadian yang diamati (Diperlihatkan gambar gadis termenung di pinggir laut)Apa yang dipikirkan gadis itu?Mengapa ia berdiri di situ?(Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1993: 12)

Page 5: TEKNIK

F. Menggunakan Metode yang BervariasiDengan cara mengajar yang biasa guru tidak akan mencapai penguasaan tuntas oleh murid. Usaha guru itu harus di Bantu dengan mengunakan bantuan seperti “feedback†atau umpan �balik yang terperinci kepada guru maupun murid, sumber dan metode-metode pengajaran tamabahan di mana saja diperlukan usaha tambahan itu dimaksud untuk memperbaiki mutu pengajaran dan meningkatkan kemampuan anak memahami apa yang diajarkan dan dengan demikian mengurangi jumlah waktu untuk menguasai bahan pelajaran sepenuhnya.Feedback atau umpan balik diberikan melalui test-test formatif. Mula-mula bahan pelajaran di bagi dalam satuan-satuan pelajaran. Suatu satuan pelajaran misalnya meliputi bahan pelajaran satu baba atau buku yang dapat dikuasai dalam waktu satu atau dua minggu. Test formatif itu bersifat diagnostik dan serentak menunjukan kemajuan atau keberhasilan anak.Banyak sekali metode-metode yang dapat digunakan dalam menimbulkan feedback antara lain:1. Belajar kelompok, belajar atau saling membantu dalam pelajaran. Merid sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya, dari pada guru, biasa cara belajar yang digunakan oleh murid lebih mudah ditangkap oleh murid lain. Maka memanfaatkan batuan murid dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran.2. Bantuan tutor, yaitu orang yang dapat membantu murid secara individual. Sebaiknya orang itu jangan gurunya sendiri sehingga ia dapt memberi bantuan dengan cara yang lain dari pada guru itu. Hendaknya di usahakan agar murid selekas mungkin dapat membebaskan diri dari bantuan tutor. Jadi tutor harus mendidik anak agar dapat belajar sendiri.3. Pelajaran beprogram, ini juga merupakan bantuan agar murid menguasai bahan pelajaran melalui langkah-langkah pendek, tanpa bantuan guru pelajar akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. (Syaipul Bahri Djamarah, 2002: 25)Secara singkat dan umum, metode serimg dipahami sebagai cara atau jalan yang ditempuh seseorang dalam melakuan suatu kegiatan. Berkaitan dengan psikologi belajar, termasuk psikologi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, metode-metode tertentu untuk memgumpulkan berbagai data dan informasi penting yang bersifat psikologis dan berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, termasuk proses pembelajaran pendidikan agama Islam, sangat banyak data psikologis. Data itu bisa dikumpulkn dengan berbagai caraRiset-riset psikologi berkenaan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dapat memanfaatkan berbagai metode tertentu seperti:1. Pada prinsipnya, metode eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan eksperimenter di dalam laboratorium atau ruang tertentu lainnya. Teknik pelaksanaan metode eksperimen dengan menyesuaikan data yang akan diangkat, seperti data pendengaran siswa, penglihatan siswa dan gerak mata siswa ketika sedang membaca. Selain itu eksperimen dapat pula digunakan untuk mengukur kecepatan bereaksi seorang peserta didik terhadap stimulus tertentu dalam proses belajar.2. Penggunaan metode kuesioner dalam riset-riset pendidikan termasuk pendidikan islam dan psikologi pembelajran Pendidikan Agama Islam, relative lebih menonjol apabila dibandingkan penggunaan metode-metode lainnya.3. Metode Studi KasusRiset Psikologi Pembelajaran Pendidkan Agama Islam selain menggunakan metode studi kasus. Studi kasus (Icase study) dalam kakian psikologi merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang terperinci mengenai aspek-aspek psikologi seoarang siswa atau sekelompok siswa tertentu.4. Metode Klinis Metode klinis (clinical method) hanya digunakan oleh para ahli psikologi klinis

Page 6: TEKNIK

atau psikiater. Dalam metode ini, terdapat prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa serta cara-cara memberi perlakuan pemulihan (psychological treatment) terhadap kelainan jiwa tersebut.5. Metode Observasi NaturalistikMetode obsevasi naturalistik merupakan jenis obsevasi yang dilakukan secara alamiah. Dalam hal ini, peneliti berada di luar objek yang diteliti atau ia tidak menampakkan diri sebagai orang yang melakukan penelitian. Awalnya, metode naturalistik lebih banyak digunakan oleh para ahli ilmu hewan untuk mempelajari perilaku hewan tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya, metode observasi naturalistic digunakan oleh para psikolog perkembangan, psikolog kongnitif, an psikolog pendidikan.Seorang peneliti atau guru yang menjai asistennya dapat mengaplikasikan metode ini lewat kegiatan belajar mengajar atau belajar mengajar dalam kelas-kelas regular, yakni kelas tata dan biasa, bukan kelas yang diadakan secara khusus. Selama proses belajar mengajar berlansung, jenis perilaku siswa diteliti, (misalnya kecepatan membaca), dicatat dalam lembaran format observasi yang khusus dirancang sesuai dengan data dan informasi yang akan dihimpun. (Hamalik, 1992:15)Beberapa contoh keragaman pengalaman belajar yang mungkin dipilih guru untuk beberapa mata pelajaran meliputi antara lain;Menggubah syair lagu dan bernyanyiMelakukan PermainanBermain peranDiskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan, menyanggah)Mereka dapat diberi suatu kumpulan peralatan yang tepat dan suatu pertanyaan untuk diselidiki. Kelas dapat mendiskusikan jenis data yang perlu dikumpulkan. Kemudian, mereka merancang prosedur eksperimennya sendiri, mengumpulkan data dan selanjutnya menyusun suatu kesimpulan.Mereka dapat diberi pertanyaan penelitian eksperimen terbuka (tidak terbatas), yakni diberi hanya rincian topik yang sedang dibicarakan dan mungkin beberapa gagasan tentang beberapa aspek topik yang akan mereka selidiki. dalam kegiatan seperti itu, mereka perlu merumuskan hipotesis, merancang metode eksperimen, memilih peralatan yang tepat, mengumpulkan data, mengatur data dan menyusun suatu kesimpulan. (Soemanto Wasty, 2003: 43)

KesimpulanTeknik-teknik mendapatkan umpan balik, bagaimana memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat Bantu yang akseptabel, menggunakan metode yang bervariasi, saya dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa cara dan metode-metode untuk memancing apersepsi anak didik diantarnaya: menggunakan suatu system aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal atau prosedur tertentu, mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak berketerusan, mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat, memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka bekerja secara bebas, memberikan penghargaan dan ganjaran untuk memotivasi siswa, menggunakan kritik yang halus dalam mengomunikasikan harapan kepada siswa yang lebih pandai, menerima inisiatif siswa yang disampaikan melalui pertanyaan, bahasan, atau saran-saran.Memanfaatkan teknik alat Bantu yang akspektabel diantaranya: menggunakan alat-alat seperti audio-visual, visualisasi verbal, audio verbal, buku pelajaran, buku kerja, media cetak, dan lagi alat Bantu yang paling penting dan murah adalah pertanyaan. Dengan alat Bantu pertanyaan kita akan lebih mudah memahami apakah anak didik memang benar-benar memahami apa yang kita

Page 7: TEKNIK

ajarkan dengan baik.Menggunakan Metode yang bervariasi antara lain: dengan menggunakan metode Menggubah syair lagu dan bernyanyi, melakukan Permainan , bermain peran, diskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan, menyanggah), menggambar dan mengarang, menulis prosa, puisi, pantun, gurindam, membaca bermakna, menyimak untuk menangkap gagasan pokok, mengisi teka teki, mengajukan pertanyaan penelitian ,mengajukan pendapat dengan alasan yang logis, mengomentari, bercerita, mendengarkan cerita, mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari ciri benda, mendengarkan penjelasan sambil membuat catatan penting, membuat rangkuman/ synopsis, mendemonstrasikan hasil temuan, mencari pemecahan soal-soal Matematika, membuat soal cerita, mengukur panjang, berat, suhu, merencanakan dan melakukan percobaan, dan jika ini di hubungkan dengan pendidikan Islam, maka tentunya semuanya harus dilandasi nilai KeIslaman, yaitu dengan memberikan teladan yang baik dan menyelesaikan semua masalah dengan lemah-lembut dan bermusyawarah sesuai dengan tuntunan Agama Islam.

Daftar PustakaBrooks, J.G. & Brooks, M.G., In Search of Understanding The Case for Constructivist Classrooms. USA: ASCD, 1993.Djamarah Bahri Syaipul, Strategi Belajar mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1992Harlen, W., Primary science … taking the plunge. London: Heinemann Educational Books Ltd, 1987Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003.Nazulia, Berbagai Pendekatan dalam Proses belajar dan mengajar, Bina Aksara, Jakarta, 1982.Roijakkers, Mengajar dengan Sukses, Grafindo, Jakarta, 1993.Surya, Psikologi Pembelajaran dan pengajran, Remadja Rosda Karya, bandung, 1997.Soemanto Wasty, Psikologi Pendidkan,rineka Cipta, 2003.Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, rineka Cipta, Jakarta, 2005

← PENGGUNAAN MEDIA SUMBER   BELAJAR Makalah Perencanaan Belajar   Mengajaran → Oktober 31, 2008 · 4:45 pm ↓ Jump to Comments

TEKNIK – TEKNIK MENDAPATKAN UMPAN BALIK

PENDAHULUANTelah diketahui bahwa pola umum terjadinya interaksi belajar mengajar adalah interaksi tiga unsur yaitu guru, bahan pelajaran dan anak didik. Bahan sebagai isi dari proses belajar mengajar disampaikan guru untuk diterima oleh anak didik dan disini sebagai perantara untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dengan anak didik.Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi Kegiatan belajar-mengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Ada beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat

Page 8: TEKNIK

pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari (baca: menghafal) fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, dan belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual. Ini terjadi karena, guru belum optimal memberdayakan ‘tambang emas’ potensi masing-masing siswa yang sering kali tersembunyi.Bahan pelajaran yang perlu dikuasai oleh guru adalah bahan pokok yang sesuai dengan keahlian dan bahan penunjang diluar keahlian. Apabila salah satu dari kedua hal tersebut tidak dikuasai akan mengakibatkan :1. Kegiatan belajar mengajar kaku2. Situasi pengajaran kurang menggairahkan anak didik3. Kurang mendapatkan tanggapan dari anak didik

Dalam penyampaian bahan pelajaran pokok sebaiknya dimanfaatkan pula bahan penunjangnya sebagai upaya mendapatkan umpan balik dari anak didik.Tujuan yang harus dicapai dalam kegiatan pengajaran adalah pengusaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan guru. Agar hal tersebut dapat dicapai dan diketahui pengusaam anak didik dalam pelajaran diperlukan umpan balik yang diberikan anak dididik selama pengajaran berlangsung.Umpan balik yang diberikan anak didik selama pelajaran berlangsung bermacam-macam tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan yang beragam mendapatkan tanggapan atau umpan balik yang beragam pula.Interaksi dalam bentuk tanya jawab dilakukan karena asumsi guru bahwa kemungkinan besar sebagian anak didik belum mengerti dan belum mengusai bahan pelajaran yang baru disampaikan . Bahan pelajaran yang terlalu verbal memang cukup sulit dimengerti dan dikuasai anak didik. Penguasaan bahasa iuntuk memahami konsep konsep dari sesuatu bahan yang disampaikan merupakan penyebabnya.

Kelemahan bahasa verbal dapat membuat guru berusaha mengurangi verbalisme pada anak didik. Kecocokan pengunaan alat bantu pengajaran mempunyai arti penting untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.

Pada permasalahan ini ada salah satu teknik yang mendukung yaitu umpan balik yang mana umpan balik ini akan saya bahas, bagaiman teknik-teknik mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, dan menggunakan metode yang bervariasiMotivasi belajar berlainan menentukan adanya umpan balik yang diberikan anak didik. Guru yang mengabaikan masalah perbedaan motivasi dalam diri setiap anak cenderung akan mengalami kegagalan dalam melaksanakan tugasnya mengajar dikelas. Hal tersebut menekankan pentingnya memilih bentuk motivasi yang tepat guna membangkitkan gairah anak didik.Metode yang bervariasi sangat strategis untuk membangkitkan motivasi belajar anak didik sehingga umpan balik yang diharapkan dari anak didik terjadi dengan tepat. Kesesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar anak didik dapat menciptakan interaksi dua arah dan umpan balikpun berlangsung selama guru memberikan pelajaran kepada anak didik di dalam kelas.Umpan balik tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

Page 9: TEKNIK

Beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai mahluk individu diperlukan untuk mendapat umpan.

A. Memancing Apersepsi Anak DidikAnak didik merupakan mahluk individu dan juga mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan yang mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya.Kehidupan sosial yang beragam dapat dilihat dari aspek tingkat usia, pekerjaan, jabatan , tingkat kekayaan, pendidikan , sosiologis, geografis, profesi dan sebagainya.Pengetahuan yang dimiliki anak didik sesuai dengan yang dia peroleh dari lingkungan kehidupannya sebelum masuk sekolah. Kehidupan dipedesaan dan diperkotaan merupakan dua sisi yang berlainan yang dapat juga melahirkan karakteristik yang berbeda.Dalam mengajar , guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dan bahan pelajaran yang disampaikan . Pendekatan realisasi ini sangat ampuh untuk memudahkan pengertian dan pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang disajikan. Bahan pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya , mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi anakPengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakn bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak.Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-lkesam dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.Pengetahuan guru mengenai apersepsi dapat memancing aktivitas anak didik secara optimal. Disekolah guru berperan sebagai perancang atau perencana, pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran siswa. Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang dewasa, sebagai pengajar dan pendidik. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya). Tuntutan masyarakat khususnya siswa dari guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi daripada yang dituntut dari orang dewasa lainnya. (Tohirin, 2005: 152 )Segala hal yang ternyata belum dimengerti secara jelas oleh pihak murid. Hendaknya dicatat dan diulangi lagi pada kesempatan berikutnya. Cara lain yang lebih baik dan akan memberi keterangan lebih pasti adalah mengadakan ujian singkat. Serupa dengan yang disebut kuis, di akhir jam pelajaran. Dengan ujian singkat itu murid dipaksa menuliskan. Sejauh mana bahan yang telah diterangkan dapat mereka mengerti. Sering kali cara demikian tidak mungkin terlaksana, karena memerlukan waktu cukup banyak. Namun kadang kala cara tersebut dapat sangat bermanfaat, karena itu salah satu cara memancing apersepasi anak didik.Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya dimaksudkan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid atau mahasisiwa juga diberi kesempatan untuk memeriksa diri sampai di mana mereka mengerti bahan tersebut. Sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkapJam pelajaran atau jam kuliah selanjutnya tidak mungkin diberikan kalau pengajar tidak tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya. Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara :1. Lewat kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri2. Lewat informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan-pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran3. Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat4. Mempelajari hasil tentamen atau ujian yang diadakan pada akhir kursus (di sini murid dinilai )

Page 10: TEKNIK

Tiga hal yang pertama berhubungan dengan umpan balik yang dilakukan terhadap tiap jam pelajaran atau jam kuliah. Kita sebut hal itu sebagai umpan balik pelajaran atau kuliah. Sedangakan hal yang keempat berhubungan dengan evaluasi pada akhir kursus. Maka kita sebut penilaian kursus.Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya, oleh karena itu jelas, bahwa umpan balik tidak hanya perlu bagi guru, tetapi bagi murid. (Rooijakkers,1993: 10-12)Peserta didik adalah Sang Anak yang merupakan milik Sang Pencipta dan milik dirinya sendiri, keberhasilannya akan sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang dia miliki. Karenanya keaktifan peserta didik dalam menjalani proses belajar mengajar merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.

Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :a) Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positifSikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap anak didiknya. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutanb) Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaranBila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektifc) Tersediamya fasilitas sumber belajar,dan lingkungan yang mendukungBila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang “menarik” dan “cukup” untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajard) Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didikAgar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lainnyae) Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar

Page 11: TEKNIK

mengajarPerlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasihf) Adanya pemberian “penguatan” dalam proses belajar-mengajarPenguatan adalah pemberian respon dalam interaksi belajar-mengajar baik berupa pujian maupun sanksi. Pemberian penguatan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan keaktifan belajar dan mencegah berulangnya kesalahan dari peserta didik. Penguatan yang sifatnya positif dapat dilakukan dengan kata-kata; bagus! baik!, betul!, hebat! Namun semua itu tidak disajikan dengan cara berpura-pura tetapi harus tulus dari nurani guru. Dan sebagainya, atau dapat juga dengan gerak; acungan jempol, tepuk tangan, menepuk-nepuk bahu, menjabat tangan dan lain-lain. Ada pula dengan cara memberi hadiah seperti hadiah buku, benda kenangan atau diberi hadiah khusus berupa; boleh pulang duluan atau pemberian perlakuan menyenangkan lainnyag) Jenis kegiatan Pembelajaran menarik atau menyenangkan dan menantang.Agar peserta didik dapat tetap aktif dalam mengikuti kegiatan atau melaksanakan tugas pembelajaran perlu dipilih jenis kegiatan atau tugas yang sifatnya menarik atau menyenangkan bagi peserta didik di samping juga bersifat menantang. Pelaksanaan kegiatan hendaknya bervariasi, tidak selalu harus di dalam kelas, diberikan tugas yang dikerjakan di luar kelas seperti di perpustakaan, dan lain-lain. Penerapan model “belajar sambil bekerja” (learning by doing) sangat dianjurkan, di jenjang sekolah dasar antara lain dilakukan belajar sambil bernyanyi atau belajar sambil bermain. Untuk lebih mengaktifkan peserta didik secara merata dapat diterapkan pemberian tugas pembelajaran secara individu atau kelompok belajar (group learning) yang didukung adanya fasilitas/sumber belajar yang cukup. Sekiranya tersedia dianjurkan penggunaan media pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih efektif.h) Penilaian hasil belajar dilakukan serius, obyektif, teliti dan terbukaPenilaian hasil belajar yang tidak serius akan sangat mengecewakan peserta didik, dan hal itu akan memperlemah semangat belajar. Karena itu, agar kegiatan penilaian ini dapat membangun semangat belajar para peserta didik maka hendaknya dilakukan serius, sesuai dengan ketentuannya, jangan sampai terjadi manipulasi, sehingga hasilnya dapat obyektif. Hasil penilaiannya diumumkan secara terbuka atau yang lebih baik dibuatkan daftar kemajuan hasil belajar yang ditempel di kelas. Dari daftar kemajuan belajar tersebut setiap peserta didik dapat melihat prestasi mereka masing-masing tahap per tahap.

Jika siswa belum biasa bekerja efektif dalam kelompok, maka guru boleh menetapkan tugas masing-masing anggota kelompok dengan mempertim-bangkan beberapa hal seperti;• kelompok itu kecil (dua sampai tiga siswa) dan guru menetapkan anggota kelompok• tugas itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat saja• tugas itu sederhana• perintah-perintah jelas dan diberikan diberikan selangkah-demi-selangkah• guru perlu menyediakan sumber belajar• guru menerangkan dengan jelas peran setiap siswa di dalam kelompok• penilaian bersifat informal dan guru perlu membahas dan mendiskusikan tugas itu dengan siswa

Page 12: TEKNIK

B. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel

Dalam proses belajar mengajar , guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran tersebut bermacam-macam sifatnya dari yang mudah , sedang sampai ke yang sukar. Sifat bahan ini ditinjau setiap kali proses belajar mengajar berlangsung dan bia ada diantara anak didik yang kurang mampu memproses (mengolah) bahan ddengan baik sehingga pengertianpun sukar didapat. Inteligensi adalah faktorlain yang menyebabkannya. Penjelasan guru yang sulit dipahami juga menjadi faktor penyebab.

Pengajar perlu mengetahui sejauh mana bahan yang telah dijelaskan dapat dimengerti oleh murid, karena dari sinilah tergantung apakah ia dapat melanjutkan pelajaran atau kuliahnya dengan bahan berikutnya. Bilamana murid belum mengerti bagian-bagian tertentu, pengajar haurs mengulangi lagi penjelasannya. Pada umumnya murid juga tidak tahu sejauh mana bahan yang diterangkan dapat mereka fahami. Hal ini kiranya dapat dimaklumi, karena mereka tidak mempunyai waktu untuk memikirkan pengetahuan yang baru saja mereka perolehSeorang guru yang kurang terbiasa berbicara dan kurang pandai memilih kata serta kalimat yang dapat mewakili isi pesan yang disampaikan dari setiap bahan pelajaran akan mengalami kesuilitan untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang paham atas bahan yang diajarkan.Bahan pelajaran yang rumit dan kompleks cukup sulit digambarkan melalui kata-kata dan kalimat. Daya serap anak didik terhadap kalimat guru sampaikan relatif kecil , karena anak didik hanya dapat menggunakan indera pendengarnya (audio ), bukan penglihatannya (visual ) dan juga pengusaan bahasa anak yang relatif belum banyak..Jalan pengajaran yang kondusif adalah kondisi belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak didik, hal tersebut terkuak sebagai implementasi dari luapan motovasinya. Anak yang giat tidak ada yang diam namun menuntut aturan pengajaran yang dibuat guru dan mereka belajar dengan konsentrasi tanpa mendapat gangguan yang berarti dari lingkungan. Kondisi seperti ini yang diinginkan setiap guru.Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran disampaikan sebaiknya memnfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan pelajaran.Fakta , konsep atau prinsip yang kurang dapat dijelaskan dengan kata-kata atau kalimat dapat diwakilkan kepada alat bantu untuk menjelaskannya. Alat bantu yang cocok dapat mengkonkretkan masalah yang rumit dan komplek menjadi seperti sederhana.Penjelasan yang diberikan ditambah dengan alat bantu yang baik mendukung untuk menguraikan fakta, konsep atau prinsip. Efektivitas pemahaman anak didik lebih terjamin .Aliran realisme sangat mendukung penggunaan alat bantu dalam pengajaran.Syaiful Bahri Djamarah , 1994 : 94 , menyatakan ”Belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati kenyataan. Lebih banyak sifat alat bantu yang menyerupai kenyataan , makin mudah pembelajaran terjadi. ”Cara menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan dalam sajian tayangan hidup (film). Cara ini lebih mudah menjadi pengalaman belajar kalau sajian tayangan mengandung unsur cerita yang berkaitan dengan pengalaman dan imajinasi siswa. Pencapaian kompetensi tentang sikap/attitude seperti pada mata pengajaran Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama, akan sangat membantu kalau dikemas dalam suatu cerita tayangan hidup yang menyentuh dimensi emosi dan perasaan. Alat audio visual dapat membantu anak-anak belajar dengan

Page 13: TEKNIK

menyajikan dalam bentuk yang kongkrit. Film, film strip, model-model, dan lain memepermudah pengertian tentang konsep dan proses tertentu. Pengalaman belajar berupa eksperimen dalam laboratorium bermanfaat sekali untuk memahami ide atau pengartian yang sulit. (Brooks, J.G. & Brooks, M.G. 1993: 9)Cara lainnya banyak berkaitan dengan membaca buku pelajaran, buku sumber, ensiklopedia, lembar kegiatan/lembar kerja, carta, grafik, table. Pada beberapa buku biasanya tidak hanya menyajikan uraian teks, tetapi juga dilengkapi dengan beragam ilustrasi (gambar). Dengan demikian, siswa yang memiliki daya abstraksi lemah dapat terbantu dengan keberadaan ilustrasi/gambar tersebut.Guru terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk ceramah. Pada keadaan ini, siswa senantiasa diam-pasif sambil mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan atau kelemahan cara ini adalah ada sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan informasi yang diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan ini berkelanjutan, peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung.. Materi yang diceramahkan pun perlu kontekstual dengan pengalaman sebagian besar siswa. ( Harlen, W. 1987: 12)Buku pelajaran, tak semua sama baiknya, hendaknya ada beberapa buku yang harus dimiliki dalam satu pelajaran karena dalam buku yang satu mungkin lebih jelas dan mudah dipahami dalam buku yang lain.Buku kerja, di samping buku pelajaran ada buku kerja untuk membantu murid mengenang dan mengelolah buah pikiran pokok dari buku pelajaran.Media cetak, seperti buku, modul dan lain-lain. (Nazulia, 1982: 45)Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu ‘unjuk kemampuan/ mendemonstrasikan kinerja (performance)’ sebagai hasil belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Para ahli menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai ‘pertanyaan produktif’. Karena itu, dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.

KESIMPULANTeknik-teknik mendapatkan umpan balik, bagaimana memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat Bantu yang akseptabel, menggunakan metode yang bervariasi, saya dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa cara dan metode-metode untuk memancing apersepsi anak didik diantarnaya: menggunakan suatu system aturan tertentu dalam menghadapi hal-hal atau prosedur tertentu, mencegah agar perilaku siswa yang salah tidak berketerusan, mengarahkan tindakan dengan disiplin secara tepat, memberikan tugas-tugas yang menarik minat siswa, terutama apabila mereka bekerja secara bebas, memberikan penghargaan dan ganjaran untuk memotivasi siswa, menggunakan kritik yang halus dalam mengomunikasikan harapan kepada siswa yang lebih pandai, menerima inisiatif siswa yang disampaikan melalui pertanyaan, bahasan, atau saran-saran.Memanfaatkan teknik alat Bantu yang akspektabel diantaranya: menggunakan alat-alat seperti audio-visual, visualisasi verbal, audio verbal, buku pelajaran, buku kerja, media cetak, dan lagi alat Bantu yang paling penting dan murah adalah pertanyaan. Dengan alat Bantu pertanyaan kita akan lebih mudah memahami apakah anak didik memang benar-benar memahami apa yang kita

Page 14: TEKNIK

ajarkan dengan baik.Menggunakan Metode yang bervariasi antara lain: dengan menggunakan metode Menggubah syair lagu dan bernyanyi, melakukan Permainan , bermain peran, diskusi (bertanya, menjawab, berkomentar, mendengar penjelasan, menyanggah), menggambar dan mengarang, menulis prosa, puisi, pantun, gurindam, membaca bermakna, menyimak untuk menangkap gagasan pokok, mengisi teka teki, mengajukan pertanyaan penelitian ,mengajukan pendapat dengan alasan yang logis, mengomentari, bercerita, mendengarkan cerita, mengamati persamaan dan perbedaan untuk mencari ciri benda, mendengarkan penjelasan sambil membuat catatan penting, membuat rangkuman/ synopsis, mendemonstrasikan hasil temuan, mencari pemecahan soal-soal Matematika, membuat soal cerita, mengukur panjang, berat, suhu, merencanakan dan melakukan percobaan, dan jika ini di hubungkan dengan pendidikan Islam, maka tentunya semuanya harus dilandasi nilai KeIslaman, yaitu dengan memberikan teladan yang baik dan menyelesaikan semua masalah dengan lemah-lembut dan bermusyawarah sesuai dengan tuntunan Agama Islam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, enerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta2. Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.3. Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta4. Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.5. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 20036. Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 19927. Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, rineka Cipta, Jakarta, 2005

Bimbingan Belajar

by on June 11, 2010

Bimbingan belajar? Mengapa diperlukan? Banyak para orang tua dan siswa yang merasa bahwa mereka perlu untuk mengikuti kelas bimbingan belajar. Ada banyak alasan mengapa kita memerlukan bimbingan belajar. Para sahabat pintar mengikuti bimbingan belajar ada beberapa alasan diantaranya ingin memperdalam materi lebih jauh, ada juga yang ingin mengikuti bimbingan belajar karena merasa mengalami kesulitan dalam belajar. Ada berbagai macam kategori dalam kesulitan belajar : a) learning disorder; b) learning disfunction; c) underachiever; d) slow learner; e) learning disabilities. Akibat dari kesulitan belajar ini menimbulkan berbagai perilaku yang tentu saja menghambat dalam proses pembelajaran :

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.

Page 15: TEKNIK

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah

3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.

4. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.

5. Menunjukkan perilaku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau pun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, dan sebagainya.

6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan perasaan sedih atau menyesal, dan sebagainya.

7. Sementara itu, Burton (Abin Syamsuddin. 2003) mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila :

8. Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).

9. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam under achiever.

10. Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater)

Bimbingan belajar merupakan upaya guru atau tenaga pendidik untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Secara umum, prosedur teori bimbingan belajar dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut

1. Identifikasi kasus

Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :

Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.

Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.

Page 16: TEKNIK

Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.

Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.

Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial

2. Identifikasi Masalah

Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.

3. Diagnosis

Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (b) faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.

4. Prognosis

Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus – kasus yang dihadapi.

5. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)

Page 17: TEKNIK

Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.

6. Evaluasi dan Follow Up

Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Berkenaan dengan evaluasi bimbingan, Depdiknas telah memberikan kriteria-kriteria keberhasilan layanan bimbingan belajar, yaitu :

Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh siswa berkaitan dengan masalah yang dibahas;

Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan, dan

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.

Kebanyakan secara umum bimbingan belajar yang ada sekarang, tidak melakukan prosedur-prosedur tersebut. Banyak yang langsung focus pada mata pelajaran saja tanpa menggali aspek lain yang dialami oleh para siswa. Bisa dipastikan bahwa tidak semua siswa yang mengikuti bimbingan belajar akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Beberapa jenis bimbingan belajar yang berkembang saat ini dapat kita klasifikasikan dalam beberapa kategori :

1. Bimbingan belajar untuk tingkat SD2. Bimbingan belajar untuk tingkat SMP3. Bimbingan belajar untuk tingkat SMA4. Bimbingan belajar untuk persiapan masuk perguruan tinggi

Sekarang dengan era tehnologi yang maju berkembang juga bimbingan belajar online atau bimbingan belajar jarak jauh. Untuk model bimbingan belajar ada yang yang bersifat clasikal dan ada juga bimbingan belajar yang dilakukan secara privat.

Ini ada beberapa tips untuk memilih bimbingan belajar yang kita inginkan, Faktor-faktor yang harus diperhatikan :

1. Kualitas pengajar bimbingan belajar, coba cari informasi mengenai pengajarnya serta reputasinya

Page 18: TEKNIK

2. Pilihlah bimbingan belajar yang letaknya strategis dengan tempat tinggal Anda, hal ini dilakukan untuk menghindari kejenuhan atau kebosanan, karena dalam Intensif tiap hari Anda harus bolak-balik dr rumah ke tempat les.

3. Kualitas materi, SPMB mempunyai standar tertentu. Jangan sampai bimbingan belajar yang kita pilih tidak mempunyai buku referensi yang jelas dan tidak punya patokan yang jelas, kecuali hanya menjiplak materi bimbingan belajar lainnya.

4. Pilihlah bimbingan belajar yang silabusnya pengarajarannya dan target jumlah pertemuannya mempunyai rencana yang jelas. Banyak terjadi di bimbingan belajar, SPMB sudah tiba, tetapi materi pelajaran belum semua terbahas, hanya karena program mereka tidak terencana dengan baik.

5. Motode pengajaran dan fasilitas, merupakan faktor yang sangat penting, coba lihat fasilitas yg diberikan oleh bimbingan belajar. Jangan lupa mengecek kebenaran fasilitas tersebut. Banyak bimbingan belajar yg menawarkan fasilitas hanya dr brosur aja, tanpa kepastian yang jelas. Fasilitas tersebut minimal : papan tulis (wajib ada!), ruang ber-AC, Pemeriksaan Try Out dengan komputer SPMB (OMR – OPSCAN 4U – SCANNER), OHP, ruang diskusi, ruang konsultasi, mushola, kantin, dsb, dll.

6. Kalo mau sukses, belajarlah dari orang-orang yang sukses. Pilihlah bimbingan belajar yang reputasi sudah diakui secara nasional, misalnya berapa banyak alumni lulusan bimbingan belajar tersebut yang diterima di PTN?

7. Pilihlah bimbingan belajar yang sesuai dengan keuangan Anda.8. Ada baiknya (tidak disarankan), pilihlah bimbingan belajar yang terdekat dengan kantor

pusat cabangnya, atau di pusat bimbingan belajar nya. Kualitas bimbingan belajar nya kantor pusat berbeda dengan cabangnya, terlalu jauh dari kantor pusat akan sulit dikontrol oleh pusatnya, buku boleh sama, apakah standar pengajarnya jg sama? Setelah saya menela’ah lebih jauh, bahwa ini murni bisnis. Kantor Cabang berbeda dengan Kantor Pusatnya, banyak kantor cabang yang ingin meraup keuntungan dalam bisnis ini, sehingga menomorduakan yang namanya kualitas dan kuantitas, kejahatan yg sering terjadi ialah banyak kantor cabang yang memilih pengajar yang tidak berpengalaman dan memilih pengajar yang mematok harga murah.

9. Bimbingan belajar yang mahal belum tentu bagus, tidak ada relasi antarkeduanya, bimbingan belajar yang mematok biaya yang terlalu tinggi justru menunjukkan manajemen yang tidak baik, terlalu boros dengan dana dan tidak efisien.

Sumber :

http://snmptn.wordpress.com/2008/05/01/tip-memilih-bimbingan-belajar/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/

Tagged as: bimbingan belajar

Diskusi Kelompok Dalam Kegiatan Bimbingan Klasikal

Posted on 25 April 2011 by Amandus Tena Labaketoy| Tinggalkan komentar

Page 19: TEKNIK

Diskusi kelompok merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam kegiatan bimbingan klasikal. Sumber gambar: www.google.co.id

Keberhasilan suatu kegiatan bimbingan tak selamanya bergantung pada penguasaan materi oleh konselor itu sendiri. Meskipun seorang konselor menguasai dengan baik disiplin ilmu dan materi yang akan disampaikannya, itu belumlah cukup tanpa mengetahui metode apa yang sesuai dengan kelompok siswa yang akan dilayaninya tersebut. Oleh karena itu seorang konselor hendaknya juga terampil dalam memilih metode yang akan digunakan dalam setiap kegiatan bimbingan, terutama dalam kegiatan bimbingan klasikal. Salah satu metode yang dapat digunakan seorang konselor dalam kegiatan bimbingan klasikalnya adalah metode diskusi kelompok. Metode ini pada umumnya sering digunakan oleh konselor dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal.

Metode diskusi kelompok memberikan kesempatan dan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap peserta kelompok diskusi. Sebab dalam diskusi kelompok setiap anggota memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapatnya tentang topik yang sedang disiskusikan tersebut. Melalui diskusi kelompok ini pula para siswa memperoleh jawaban atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Selain itu, masing-masing pribadi di dalam kelompok juga dapat saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kelompok/pribadi.

Pembagian kelompok hendaknya didasarkan atas kesamaan masalah yang mereka hadapi. Misalnya dalam satu kelas ada lima orang yang sedang mengalami masalah di bidang pribadi, misalnya sulit menyesuaikan diri, nah mereka ini sebaiknya satu kelompok dalam diskusi kelompok tersebut. Demikian juga dengan siswa/i lainnya. Keberhasilan seorang konselor dalam membentuk kelompok dengan mengelompokkan para siswanya sesuai dengan klasifikasi masalah yang sedang mereka hadapi, akan membuat kegiatan layanan bimbingan klasikal tersebut menjadi lancar dan tujuannya juga akan tercapai dengan baik. Namun kenyataan di lapangan masih banyak para konselor di sekolah yang belum mampu mengenal para siswanya dengan baik. Hal ini tentu kurang menguntungkan, sebab dapat berpengaruh pada kegiatan layanan yang diberikan kepada siswa. Salah satu di antaranya adalah layanan bimbingan klasikal. Ketidakmampuan konselor dalam mengklasifikasikan para siswa sesuai dengan masalah yang dihadapinya akan membuat diskusi kelompok menjadi kurang tepat untuk digunakan, karena tidak dapat membantu salah satu atau beberapa orang dalam anggota kelompoknya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Selain itu, hal tersebut juga membuat diskusi kelompok itu menjadi tidak fokus  dalam mendiskusikan suatu topik. Oleh karena itu seorang konselor hendaknya mengenal dengan baik siapa orang-orang yang akan dilayaninya, agar dapat menentukan metode yang sesuai dengan keadaan kondisi mereka.

Minggu, 08 November 2009

Pembelajaran dengan Bimbingan Individual

1. Jenis Perbedaan Individual

Page 20: TEKNIK

Sekalipun seorang guru mengajar di satu kelas, yang melakukan belajar itu sebenarnya

adalah individu-individu yang berbeda. Untuk mencapai hasil perkembangan yang

diinginkan, guru harus memperhatikan dan mengetahui tentang setiap individu seperti

minat, kemampuan, dan latar belakang peserta didik.

Jenis-jenis perbedaan individu antara lain :

a. kecerdasan (intelegensi)

b. perbedaan pengetahuan

c. perbedaan bakat

d. perbedaan kepribadian

e. perbedaan sikap

f. perbedaan keadaan jasmani

g. perbedaan tempo perkembangan

h. perbedaan penyesuaian sosial dan emosional

2. Bimbingan Individual

Bimbingan individual adalah suatu proses belajar-mengajar yang dilakukan secara individu.

Dengan metode ini, guru dapat mengajar secara intensif, karena dapat disesuaikan dengan tingkat

kesulitan yang dihadapi siswa dan kemampuan individu siswa. Prinsip yang digunakan dalam

Page 21: TEKNIK

bimbingan individual direalisasikan dengan menyediakan bahan ajaran untuk kegiatan utama,

juga disusun bahan ajar untuk kegiatan perbaikan dan pengayaan. Konsep belajar tuntas yang

dilakukan dalam bimbingan individual sangat menekankan pentingnya peranan umpan balik dari

siswa. Kemajuan belajar siswa segera dinilai, kemudian hasil penilaian tesebut menjadi umpan

balik bagi kegiatan perbaikan dan pengayaan. Perbaikan diberikan kepada siswa yang belum

menguasai bahan ajar secara tuntas, sedangkan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang

perkembangan belajarnya cepat.

Adapun keuntungan pengajaran secara individual antara lain :

1. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.

2. Memberikan peluang kepada siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan

kemampuanyang dimilikinya.

3. Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru.

4. Memberi kesempatan bagi siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat sesuatu

yang lebih baik.

5. Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap siswa yang tergolong lamban

dalam belajar.

Alhmdulillah saya dapat menyempatkan diri untuk menulis lagi setelah beberapa kesibukan kuliah saya. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Pengertian Bimbingan Kelompok yang selanjutnya akan saya bahas lagi agar kajian tentang bimbingan kelompok komplit, yaitu tentang Bentuk-bentuk Bimbingan Kelompok, Manfaat Bimbingan Kelompok serta Tahapan dalam Bimbingan Kelompok.

Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan disekolah yang merupakan bagian dari Pola 17 Plus Bimbingan Konseling. Langsung saja,

Menurut Tohirin (2007: 170) menyebutkan bahwa definisi bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa,

Page 22: TEKNIK

yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2004: 565).

Sementara itu, Dewa Ketut Sukardi (2008: 64) menyatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok yaitu:

layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/ konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan kelompok untuk memberikan bantuan kepada peserta didik/siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi anak

Pengertian Bimbingan Kelompok Mei29Joesafira

PENGERTIAN BIMBINGAN KELOMPOK

Menurut Tohirin ( 2007 : 170 ) menyebutkan bahwa definisi bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu ( siswa ) melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing - masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri ( dalam Winkel &  Sri Hastuti, 2004 : 565 ).

Sementara itu, Dewa Ketut Sukardi ( 2008 : 64 ) menyatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok yaitu :

layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama - sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu ( terutama dari pembimbing / konselor ) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan pemaparan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan kelompok untuk memberikan bantuan kepada peserta didik/siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing / konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi anak.

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/01/14/pengertian-bimbingan-kelompok

Page 23: TEKNIK

Beberapa bentuk tehnik bimbingan kelompok

Author: konselor

19 Oct

1) Home room programYaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya seperti dirumah. Dalam kesempatan ini diadakan Tanya jawab, merencanakan suatu kegiatan, menampung pendapat,dsb. Dalam contoh digambarkan guru merencanakan peninjauan keproyek jalan raya. Murid-murid diberikan kebebasan untuk berbicara, bertanya dan mengajukan usul.

2) Karyawisata (field trip)Karyawisata atau field trip selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok. Denagn berkaryawisata murid mendapat kesempatan meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang lebih baik dari objek itu. Disamping itu murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, misalnya dalam berorganisasi, kerja sama, rasa tanggungjawab, percaya pada diri sendiri. Juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita yang ada.Dalam contoh seorang anak dapat kesempatan untuk mengembangkan kesenangannya dan bakatnya dalam peninjauan keproyek jalan raya. Ia dapat menunjukkan kemampuannya kepada teman-temannya dan mengembalikan harga dirinya.

3) Diskusi kelompokDiskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akanmendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap murid dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan suaru masalah.Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggungjawab dan harga diri. Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain:- pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok- perencanaan suatu kegiatan- masalah-masalah pekerjaan- masalah belajar- masalah penggunaan waktu senggang- masalah persahabatan, keluarga dsb.

4) Kegiatan kelompokKegiatan kelompok merupakan tehnik yang baik dalam bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan

Page 24: TEKNIK

bakat-bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat menembangkan tanggungjawab. Tehnik sosiometri dapat banyak menolong dalam pembentukan kelompok.

5) KeorganisasianKeorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun dilingkungan masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah individual maupun kelompok dapa diseleseikan. Dalam organisasi murid mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehdupan social. Mengaktipkan murid dalam mengembangkan bakat kepemimpinan disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga diri.

6) SosiodramaSosiodrama dipergunakan sebagai suatu tehnik didalam memecahkan masalah-masalah social dengan melalui kegiatan bermain peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu peranan tertentu dari suatu masalah social.Dalam kesempatan itu individu akan menghayati secara langsung situai masalah yang dihadapinya. Dari pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya.

7) PsikodramaJika sosiodrama merupakan tehnik memecahkan masalah social, maka psikodrama adalah tehnik untuk memecahkan masalah-masalah psychis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psyshis yang dialami individu. Kemudian murid-muri d diminta untuk memainkan dimuka kelas. Bagi murid yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan itu dapat mengurangi ketegangannya.

Remedial teachingRemedial teaching atau oengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran yang diberikan seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan belajar yang dihadapinya. Remedial ini mungkin berbentuk bermacam-macam seperti penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami murid. Tehnik remedial ini dilakukan setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang dialami murid.

45 27 B. Bimbingan Kelompok

Pada bagian ini akan diuraikan tentang pengertian bimbingan kelompok, jenis-jenis

bimbingan kelompok, tujuan layanan bimbingan kelompok, tahap- tahap layanan bimbingan

kelompok, teknik-teknik bimbingan kelompok dan materi layanan bimbingan kelompok.

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Page 25: TEKNIK

Menurut Gazda (Prayitno, 1999:309) ‘bimbingan kelompok di sekolah merupakan

kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan

keputusan yang tepat’. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan

untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial. Dari pengertian

tersebut dapat dipahami bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan

kepada beberapa individu dengan prosedur kelompok untuk memberikan informasi untuk

keperluan anggota kelompok.

Menurut Mugiarso dkk (2004:66) :

Dalam layanan bimbingan kelompok, siswa diajak bersama-sama mengemukakan pendapat tentang topik-topik yang dibicarakan dan mengembangkan bersama permasalahan yang dibicarakan pada kelompok. Sehingga terjadi komunikasi antara individu di kelompoknya kemudian siswa dapat mengembangkan sikap dan tindakan yang diinginkan dapat terungkap di kelompok.

Menurut Prayitno (1995:65) :

Bimbingan dan konseling kelompok bermaksud memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing individu-individu yang memerlukan. Media dinamika kelompok ini adalah unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup”. Dalam kegiatan bimbingan kelompok, dinamika

kelompok sengaja diciptakan dan ditumbuhkan dan dimanfatkan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling.

Sedangkan menurut Winkel (1997:543) “bimbingan kelompok mengupayakan perubahan

dalam sikap dan perilaku secara tidak langsung, melalui penyajian informasi yang menekankan

pengolahan kognitif oleh para peserta sehingga mereka dapat menerapkan sendiri”. Dengan

adanya kegiatan bimbingan kelompok, diharapkan akan terjadi suatu pengolahan kognitif tentang

Page 26: TEKNIK

informasi yang diberikan kepada anggota kelompok, sehingga akan terjadi suatu perubahan

dalam sikap dan tingkah lakunya secara tidak langsung.

“Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu

dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah

pada siswa dan mengembangkan potensi siswa” (Romlah, 2001:3).

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, dapat ditarik simpulan bahwa

layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sejumlah individu

dengan menggunakan prosedur kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam rangka

membahas topik-topik tertentu atau memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi

anggota kelompok sehingga akan terjadi suatu perubahan sikap dan perilaku pada anggota

kelompok.

29

2. Jenis-jenis Bimbingan Kelompok

Menurut Amti (1992:106) dalam penyelenggaraannya, dikenal dua jenis bimbingan kelompok yaitu

bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas.

a. Bimbingan Kelompok Bebas

Bimbingan kelompok bebas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok. Dalam

kegiatannya para anggota kelompok bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaannya dalam kelompok.

Selanjutnya, apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok.

b. Bimbingan Kelompok Tugas

Page 27: TEKNIK

Bimbingan kelompok tugas adalah salah satu bentuk penyelenggaraan bimbingan kelompok di mana

arah dan isi kegiatan kelompok itu tidak ditentukan oleh anggotanya melainkan diarahkan kepada penyelesaian

suatu tugas. Tugas yang dikerjakan kelompok itu berasal

dari pemimpin kelompok. Pemimpin

kelompok mengemukakan suatu

tugas pada kelompok untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh anggota kelompok.

3. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok Menurut Amti (1992:108), tujuan dari kegiatan bimbingan kelompok adalah30 a. Tujuan Umum Layanan Bimbingan Kelompok

Secara umum, bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu murid-murid yang mengalami masalah melalui

prosedur kelompok. Suasana kelompok yang berkembang dapat merupakan tempat bagi siswa untuk memanfaatkan semua

informasi, tanggapan dan berbagai reaksi teman-temannya untuk kepentingan pemecahan masalah.

b. Tujuan Khusus Layanan Bimbingan Kelompok Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan :

1). Melatih murid-murid untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya, yang pada gilirannya dapat

dimanfaatkan untuk ruang lingkup yang lebih besar seperti berbicara di hadapan orang banyak, di forum-forum resmi dan

sebagainya.

2). Melatih murid-murid untuk dapat bersikap terbuka di dalam kelompok.

3). Melatih murid-murid untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya, dan dengan

teman- teman lain di luar kelompok pada umumnya.

4). Melatih murid-murid untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok. 5). Melatih murid-murid untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain. 6). Melatih murid-murid untuk memperoleh keterampilan sosial. 7). Membantu murid-murid mengenali dan memahami dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Sedangkan tujuan bimbingan kelompok menurut Bennet (Romlah,

Page 28: TEKNIK

2001:14-15) adalah :

a. Memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya

yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.

b. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok dengan : 1). Mempelajari masalah-masalah manusia pada umumnya. 2). Menghilangkan ketegangan-ketegangan emosi, menambah pengertian mengenai dinamika kepribadian, dan mengarahkan 31

kembali energi yang terpakai untuk memecahkan kembali energi yang terpakai untuk memecahkan masalah-

masalah tersebut dalam suasana yang permisif.

c. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individual.

d. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif. Dengan mempelajari masalah-masalah

yang umum dialami oleh individu dan dengan meredakan atau menghilangkan hambatan- hambatan emosional

melalui kegiatan kelompok, maka pemahaman terhadap masalah individu menjadi lebih mudah.

Dari berbagai pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan bimbingan

kelompok, selain untuk memecahkan permasalahan yang dialami anggota kelompok secara bersama-sama

layanan bimbingan kelompok juga dapat sebagai tempat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh

anggota kelompok. Melalui kegiatan ini diharapkan anggota kelompok mampu merencanakan serta

Page 29: TEKNIK

mengarahkan dirinya, memiliki sikap dan pandangan hidup yang tidak sekedar meniru apa yang dilakukan oleh

orang lain serta memiliki tindakan-tindakan yang diharapkan.

32 4. Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan

kelompok dengan kelompok tugas. Dalam kelompok tugas, topik masalahnya adalah “topik tugas” yaitu topik

atau masalah yang datangnya dari pemimpin kelompok yang ditugaskan kepada para peserta untuk

membahasnya.

Menurut Prayitno (1995:40-60) tahap-tahap layanan bimbingan kelompok dalam kelompok tugas

adalah tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.

a. Tahap pembentukan.

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap pemasukan diri ke dalam

kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini, pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga

mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian

maupun seluruh anggota kelompok.

Dalam tahap pembentukan ini, pemimpin kelompok hendaknya memunculkan dirinya sehingga

tertangkap oleh para anggota sebagai orang yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota

kelompok mencapai tujuan mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembentukan ini adalah :

1). Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling. 2). Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok33

Page 30: TEKNIK

3). Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.

4). Teknik khusus.

5). Permainan penghangatan/pengakraban.

b. Tahap Peralihan

Tahap peralihan ini adalah jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga. Pada tahap ini pemimpin

kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut yaitu

inti dari keseluruhan kegiatan (tahap ketiga). Kegiatan yang dilakukan dalam tahap peralihan ini adalah :

1). Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2). Menawarkan atau mengamati apakah para anggota siap menjalani

kegiatan selanjutnya.

3). Membahas suasana yang terjadi.

4). Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.

5). Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan). c. Tahap Kegiatan

Tahap ketiga merupakan inti kegiatan kelompok, maka aspek- aspek yang menjadi isi dan

pengiringnya cukup banyak, dan masing- masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari

pemimpin kelompok. Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun keberhasilan

tahap ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya.

34

Page 31: TEKNIK

Dalam tahap ini, saling hubungan antaranggota kelompok harus tumbuh dengan baik. Saling tukar

pengalaman dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri

berlangsung dengan bebas. Dinamika kelompok dalam tahap kegiatan ini harus diperhatikan secara seksama

oleh pemimpin kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap kegiatan ini adalah :

1). Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik. Masalah yang diangkat dalam kegiatan

bimbingan kelompok ini adalah masalah yang sifatnya umum.

2). Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal- hal yang belum jelas yang menyangkut

masalah atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok.

3). Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas. Para peserta melakukan

pembahasan tanpa secara khusus menyangkut pautkan isi pembicaraannya itu kepada peserta tertentu.

4). Kegiatan selingan. d. Tahap Pengakhiran

Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga, kegiatan kelompok ini kemudian menurun

dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatannya pada saat yang tepat. Pokok perhatian utama dalam

tahap ini adalah bukan pada berapa kali kelompok itu

35 harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan.

Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada

pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan menerapkan hal-hal yang telah

mereka pelajari pada kehidupan nyata mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pengakhiran ini adalah :

Page 32: TEKNIK

1). Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. 2). Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasi-

hasil kegiatan.

3). Membahas kegiatan lanjutan.

4). Mengemukakan pesan dan harapan.

5. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok

Menurut Romlah (2001:87-124) ada beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan

bimbingan kelompok, antara lain : pemberian informasi atau ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan

masalah (problem solving), penciptaan suasana kekeluargaan (homeroom), permainan peranan, karyawisata,

dan permainan simulasi.

a. Teknik Pemberian Informasi Teknik pemberian informasi sering disebut juga dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada 36 sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.

Pada tahap perencanaan ada tiga langkah yang harus dilaksanakan, yaitu: (a) merumuskan tujuan apa

yang hendak dicapai dengan pemberian informasi itu, (b) menentukan bahan yang akan diberikan berupa fakta,

konsep atau generalisasi, dan (c) menentukan dan memilih contoh-contoh yang tepat sesuai dengan bahan yang

diberikan.

Pada tahap pelaksanan, penyajian materi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Tahap

terakhir dari pemberian informasi adalah mengadakan penilaian apakah tujuan sudah tercapai atau belum.

Page 33: TEKNIK

Penilaian dapat dilakukan secara lisan dengan menanyakan pendapat siswa mengenai materi yang diterimanya,

tetapi juga dapat dilakukan secara tertulis baik dengan tes subjektif ataupun objektif.

Teknik pemberian informasi mempunyai keuntungan- keuntungan dan kelemahan-kelemahan tertentu.

Beberapa keuntungan dari teknik pemberian informasi antara lain : (a) dapat melayani banyak orang, (b) tidak

membutuhkan banyak waktu, sehingga efisien, (c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, (d) Mudah

dilaksanakan bila dibanding dengan teknik lain. Sedangkan kelemahannya adalah : (a) sering dilaksanakan

secara monolog, sehingga membosankan, (b) individu yang mendengarkan kurang aktif, (c) memerlukan

keterampilan berbicara, supaya penjelasan menjadi menar

37 b. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan

tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, di bawah pimpinan seorang

pemimpin. Di dalam melaksanakan bimbingan kelompok, diskusi kelompok tidak hanya untuk memecahkan

masalah, tetapi juga untuk mencerahkan persoalan, serta untuk mengembangkan pribadi.

Dinkmeyer dan Muro (Tatiek Romlah, 2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok

yaitu : ‘(a) untuk mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri (self), (b) untuk mengembangkan kesadaran

tentang diri, (c) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia’.

Pelaksanaan diskusi meliputi tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Pada tahap

perencanaan fasilitator/ pemimpin melaksanakan lima hal, yaitu: (a) merumuskan tujuan diskusi, (b)

Page 34: TEKNIK

menentukan jenis diskusi, (c) melihat pengalaman dan perkembangan siswa, (d) memperhitungkan waktu yang

telah tersedia, (e) mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi.

Pada tahap pelaksanaan, fasilitator memberikan tugas yang harus didiskusikan, waktu yang tersedia

untuk mendiskusikan tugas itu, dan memberi tahu cara melaporkan tugas, serta menunjuk pengamat diskusi

apabila diperlukan. Pada tahap penilaian, pemimpin kelompok/fasilitator

meminta pengamat melaporkan

hasil pengamatannya,

memberikan komentar mengenai proses diskusi dan membicarakannya dengan kelompok.

38

Dalam diskusi kelompok ada beberapa keuntungan dan kelemahan. Adapun keuntungan diskusi

kelompok adalah : (a) membuat anggota kelompok lebih aktif karena tiap anggota mendapat kesempatan untuk

berbicara, (b) anggota kelompok dapat saling bertukar pengalaman, (c) anggota kelompok belajar

mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan anggota kelompok yang lain, (d) dapat meningkatkan

pengertian terhadap diri sendiri dan orang lain, (e) memberi kesempatan pada anggota untuk belajar menjadi

pemimpin.

Selain keuntungan tersebut, diskusi kelompok juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu : (a)

dapat menjadi salah arah apabila pemimpin kelompok tidak melaksanakan fungsi kepemimpinannya dengan

baik, (b) ada kemungkinan diskusi dikuasai oleh individu- individu tertentu, (c) membutuhkan banyak waktu

dan tempat yang agak luas.

Page 35: TEKNIK

c. Teknik Pemecahan Masalah (Problem Solving Techniques)

Teknik pemecahan masalah merupakan suatu proses kreatif dimana individu menilai perubahan yang

ada pada dirinya dan lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan- keputusan atau

penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya.

39

1). Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

2). Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah.

3). Mencari alternatif pemecahan masalah.

4). Menguji masing-masing alternatif.

5). Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan.

6). Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai.

d. Permainan Peranan (Role Playing)

Menurut Bennett (Romlah, 2001:99) bahwa : ‘permainan peranan adalah suatu alat belajar yang

menggambarkan keterampilan- keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia

dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya’.

Bennett menyebutkan dua macam permainan peranan, yaitu sosiodrama dan psikodrama. 1). Sosiodrama

Sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul

dalam hubungan antar manusia. Langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama adalah sebagai berikut :

Page 36: TEKNIK

(a) Persiapan. Pemimpin kelompok/fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang akan disosiodramakan, dan

tujuan permainan.

40

(c) Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya. Kelompok penonton adalah anggota kelompok lain

yang tidak ikut menjadi pemain, tugasnya adalah untuk mengobservasi pelaksanaan permainan.

(d) Melaksanakan sosiodrama. Dalam permainan ini diharapkan terjadi identifikasi antara pemain dan penonton

dengan peran- peran yang dimainkannya.

(e) Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan permainnan

berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan penonton.

(f) Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu diadakan permainan ulang atau tidak. 2). Psikodrama

Menurut Corey (Romlah, 2001:107) bahwa : ‘psikodrama merupakan permainan yang dimaksudkan

agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat

menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-

tekanan terhadap dirinya’.

Langkah pelaksanaan psikodrama terdiri dari tiga tahap

41

saling percaya dalam kelompok. Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan dimana pemain utama dan pemain

pembantu memperagakan permainannya. Dengan bantuan pemimpin kelompok dan anggota kelompok lain.

Page 37: TEKNIK

Tahap diskusi atau tahap bertukar pendapat dan kesan, para anggota kelompok diminta untuk memberikan

tanggapan dan sumbangan pikiran terhadap permainan yang dilakukan pemain utama. Tahap diskusi ini

penting karena merupakan rangkaian proses perubahan perilaku pemeran utama kearah keseimbangan pribadi.

e. Permainan Simulasi (Simulation Games)

‘Permaianan simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang

terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan gabungan antara

teknik permainan peranan dan teknik diskusi’. (Adams dalam Romlah, 2001:118),

Cara melaksanakan permainan simulasi, langkah yang pertama adalah menentukan peserta pemain

yaitu terdiri dari fasilitator, penuli

42 5). Bermain dan berdiskusi. 6). Menyimpulkan hasil diskusi. 7). Menutup permainan dan menentukan waktu dan tempat bermain berikutnya. f. Karyawisata (Field Trip)

Karyawisata adalah kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah untuk mengunjungi objek-objek yang

ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari siswa, dan dilaksanakan untuk tujuan belajar secara khusus.

Beberapa keuntungan karyawisata adalah sebagai berikut :

1). Anak mendapat pengalman pribadi yang nyata dan langsung. 2). Anak dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan. 3). Anak dapat mengkaji pengetahan yang diperolehnya dari buk42 5). Bermain dan berdiskusi. 6). Menyimpulkan hasil diskusi. 7). Menutup permainan dan menentukan waktu dan tempat bermain berikutnya. f. Karyawisata (Field Trip)

Page 38: TEKNIK

Karyawisata adalah kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah untuk mengunjungi objek-objek yang

ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari siswa, dan dilaksanakan untuk tujuan belajar secara khusus.

Beberapa keuntungan karyawisata adalah sebagai berikut :

1). Anak mendapat pengalman pribadi yang nyata dan langsung. 2). Anak dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan. 3). Anak dapat mengkaji pengetahan yang diperolehnya dari buku dengan keadaan yang sebenarnya. g. Teknik Penciptaan Suasana Kekeluargaan (Homeroom)

Menurut Pietrofesa (Romlah, 2001:123), ‘teknik penciptaan suasana kekeluargaan adalah teknik untuk

mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan dan

dipimpin oleh guru atau konselor’. Keuntungan teknik Homeroom adalah sebagai berikut :

1). Kontinuitas dan kemajuan kegiatan bimbingan dapat direncanakan dengan baik. 43

2). Memungkinkan untuk membina kepercayaan kelompok.

3). Bila kegiatan Homeroom diorganisasikan sesuai dengan tingkat kelas, maka dapat diprogramkan kegiatan

bimbingan kelompok sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

4). Apabila struktur kegiatan Homeroom dilaksanakan diseluruh sekolah, maka program kegiatan bimbingan yang

terkoordinasi dapat dilaksanakan. (Romlah, 2001:87-125)

Beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemberian informasi, diskusi

kelompok, teknik pemecahan masalah dan teknik sosiodrama.

6. Materi Layanan Bimbingan Kelompok

Page 39: TEKNIK

Menurut Mugiarso dkk (2004:66) materi layanan bimbingan kelompok dapat dibahas berbagai hal

yang amat beragam yang berguna bagi siswa. Materi layanan bimbingan kelompok secara umum meliputi :

7. Bidang Bimbingan dan Konseling

Menurut Hendrarno (2003:44) “sebagai pelayanan yang lengkap dan menyeluruh,

pelayanan bimbingan dan konseling mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial,

bimbingan belajar, dan bimbingan karier”.

a. Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa mengenal, menemukan

dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.

b. Bidang Bimbingan Sosial

Pelayanan bimbingan sosial bertujuan membantu siswa memahami diri dalam kaitannya

dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung

jawab sosial.

c. Bidang Bimbingan Belajar

Pelayanan bimbingan belajar bertujuan membantu siswa mengenal, menumbuhkan dan

mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan, sesuai dengan program belajar di sekolah dalam rangka menyiapkannya

Page 40: TEKNIK

melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan atau berperan serta dalam kehidupan

masyarakat.

d. Bidang Bimbingan Karir

Pelayanan bimbingan karir ditujukan untuk mengenal potensi diri sebagai prasyarat dalam

mempersiapkan masa depan karir masing- masing siswa.

46 8. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok

Kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan yang dapat dijadikan

sebagai salah satu wadah penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan,

pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri dan masalah hubungan antarpribadi. Ada

beberapa teknik bimbingan kelompok yang bisa digunakan, diantaranya pemberian informasi,

diskusi kelompok, pemecahan masalah dan teknik sosiodrama.

Teknik pemberian informasi akan digunakan untuk membahas materi tentang Mengenal

Diri Sendiri dan Orang Lain, Dasar-dasar Persahabatan, Perilaku yang Membantu Bergaul

dengan Orang Lain, Cara Mengatasi Malu Yang Berlebihan dan Bagaimana Memecahkan

Konflik Secara Konstruktif. Dengan teknik ini, anggota kelompok akan mendapatkan beberapa

informasi dalam kaitannya dengan proses peningkatan hubungan interpersonal. Dan dengan

teknik ini anggota kelompok juga akan memperoleh pemahaman mengenai materi yang dibahas

baik tentang dirinya atau tentang orang lain.

Page 41: TEKNIK

Teknik pemecahan masalah digunakan untuk membahas materi tentang Dasar-dasar

Persahabatan, Cara Mengatasi Malu yang Berlebihan dan Memecahkan Konflik Secara

Konstruktif. Dengan teknik dan materi ini, individu diajarkan bagaimana memecahkan masalah

secara sistematis. Anggota kelompok bisa menilai perubahan yang ada pada dirinya dan

lingkungannya, membuat pilihan baru atau keputusan yang selaras dengan tujuan dan nilai

hidupnya.

47

Teknik sosiodrama digunakan untuk membahas materi Cara Melakukan Komunikasi

Dengan Baik. Teknik sosiodrama ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul

dalam hubungan antar manusia. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena komunikasi

merupakan dasar bagi setiap individu dalam melakukan hubungan interpersonal. Jika individu

mengalami masalah dalam komunikasinya, maka hal itu juga akan menghambat hubungan

interpersonal mereka.

Teknik diskusi kelompok digunakan untuk membahas materi tentang Perlunya

Keterampilan Sosial dan Mengenal dan Mempercayai Orang Lain. Dalam diskusi kelompok,

masing-masing anggota kelompok dapat mengungkapkan pendapatnya dalam kaitannya dengan

informasi yang diberikan. Melalui diskusi kelompok anggota kelompok akan dilatih untuk

menguasai keterampilan sosial dan bagaimana mereka mengenal dan mempercayai orang lain.

C. Remaja di Panti Asuhan

Page 42: TEKNIK

“Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan

anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di

antara anak dan orang dewasa” (Monks, 1999:259).

“Secara global, masa remaja berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian

12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21 tahun: masa

remaja akhir” (Monks, 1999:262).

Menurut Hurlock (1997:206) “periode masa remaja sering disebut dengan istilah

Adolesence yang mempunyai arti luas mencakup kematangan intelektual, emosional, sosial, dan

fisik”.

48

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja dianggap telah

mulai ketika individu berumur dua belas tahun dan berakhir pada saat remaja berusia dua puluh

satu tahun. Masa ini diikuti dengan adanya kematangan remaja yang meliputi kematangan

intelektual, emosional, sosial, dan fisik yang membuat remaja lebih aktif menjalani proses

perkembangan dan pertumbuhan untuk menemukan identitas dan eksistensinya sebagai manusia

dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa anak ke masa dewasa.

Masa remaja ini dialami oleh setiap individu sebagai masa yang paling sulit selama rentang

kehidupan. Dengan kata lain masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri yang berjalan

untuk menemukan jati diri seperti yang diinginkan remaja untuk mempersiapkan diri menuju

dewasa.

Page 43: TEKNIK

Remaja yang hidup dan bertempat tinggal di panti asuhan, bisa dikategorikan sebagai

remaja yang tidak beruntung. Mereka kebanyakan berasal dari keluarga yang berlatar belakang

ekonomi lemah ataupun remaja yang sudah kehilangan orang tua, baik ayah, ibu, ataupun bahkan

keduanya. Kehidupan mereka sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan remaja yang pada

umumnya tinggal dengan orang tua mereka dan remaja yang semua kebutuhannya bisa

terpenuhi. Mereka harus bisa menerima keadaan dan kondisi mereka apa adanya. Bahkan,

dengan kondisi mereka yang seperti itu, untuk bisa makanpun mereka sudah sangat beruntung,

apalagi untuk bisa sekolah.

Menurut Baldwin (Tri Anni, 1994:24) : Anak yang tidak beruntung adalah anak yang

mempunyai perbedaan kultural -- suatu kondisi rasial, etnik, bahasa atau perbedaan secara phisik

dari kultur yang dominan--, sosial

49

ekonomi yang kurang -- suatu kondisi nyata yang dihubungkan dengan substandard rumah dan

pekerjaan --, letak geografis yang terisoler – merupakan kondisi yang ada secara geografis yang

ditempati oleh masyarakat pribumi .

Sedangkan pengertian anak tidak beruntung menurut Yelon (Tri Anni, 1994:24) Anak-

anak tidak beruntung adalah sebagai anak yang berasal dari keluarga dengan penghasilan yang

rendah, keluarga yang tidak mempunyai orientasi terhadap bahasa, keluarga yang terlalu sibuk

untuk mempertahankan hidup secara ekonomi mungkin untuk menunjukkan minat dalam

pendidikan.

Page 44: TEKNIK

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja atau anak-anak

yang tinggal di panti asuhan adalah remaja atau anak-anak yang kebanyakan tidak beruntung,

keadaan ekonomi keluarga mereka lemah dan orang tua mereka kurang memperhatikan

pendidikan mereka disebabkan terlalu sibuk mempertahankan hidup secara ekonomi.

Karakter remaja di panti asuhan berbeda dengan remaja pada umumnya, mereka kurang

mendapatkan perhatian dari orang tua mereka maupun dari pihak panti, hal itu disebabkan

pengasuh yang ada tidak cukup memadai untuk memperhatikan mereka secara maksimal.

Mereka mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan interpersonal dengan orang lain, hal

itu disebabkan mereka jarang berkomunikasi dengan orang lain selain di lingkungan panti

tersebut, sehingga tidak jarang dari mereka merasa minder saat berhubungan dengan orang lain.

Mereka juga merasa enggan dan malu untuk menceritakan keadaan mereka dan kesulitan-

kesulitan apa yang mereka alami baik di dalam maupun di luar panti.

d7. Bidang Bimbingan dan Konseling

Menurut Hendrarno (2003:44) “sebagai pelayanan yang lengkap dan menyeluruh,

pelayanan bimbingan dan konseling mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan

sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier”. a. Bidang Bimbingan Pribadi

Pelayanan bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa mengenal, menemukan

dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. b. Bidang Bimbingan Sosial

Page 45: TEKNIK

Pelayanan bimbingan sosial bertujuan membantu siswa memahami diri dalam kaitannya

dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan

tanggung jawab sosial. c. Bidang Bimbingan Belajar

Pelayanan bimbingan belajar bertujuan membantu siswa mengenal, menumbuhkan dan

mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai

pengetahuan dan keterampilan, sesuai dengan program belajar di sekolah dalam rangka

menyiapkannya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan atau berperan

serta dalam kehidupan masyarakat. d. Bidang Bimbingan Karir

Pelayanan bimbingan karir ditujukan untuk mengenal potensi diri sebagai prasyarat

dalam mempersiapkan masa depan karir masing- masing siswa.

8. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok

Kegiatan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan yang dapat dijadikan

sebagai salah satu wadah penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan,

pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri dan masalah hubungan antarpribadi. Ada

beberapa teknik bimbingan kelompok yang bisa digunakan, diantaranya pemberian informasi,

diskusi kelompok, pemecahan masalah dan teknik sosiodrama.

Teknik pemberian informasi akan digunakan untuk membahas materi tentang Mengenal

Diri Sendiri dan Orang Lain, Dasar-dasar Persahabatan, Perilaku yang Membantu Bergaul

dengan Orang Lain, Cara Mengatasi Malu Yang Berlebihan dan Bagaimana Memecahkan

Konflik Secara Konstruktif. Dengan teknik ini, anggota kelompok akan mendapatkan beberapa

Page 46: TEKNIK

informasi dalam kaitannya dengan proses peningkatan hubungan interpersonal. Dan dengan

teknik ini anggota kelompok juga akan memperoleh pemahaman mengenai materi yang dibahas

baik tentang dirinya atau tentang orang lain.

Teknik pemecahan masalah digunakan untuk membahas materi tentang Dasar-dasar

Persahabatan, Cara Mengatasi Malu yang Berlebihan dan Memecahkan Konflik Secara

Konstruktif. Dengan teknik dan materi ini, individu diajarkan bagaimana memecahkan masalah

secara sistematis. Anggota kelompok bisa menilai perubahan yang ada pada dirinya dan

lingkungannya, membuat pilihan baru atau keputusan yang selaras dengan tujuan dan nilai

hidupnya.

47

Teknik sosiodrama digunakan untuk membahas materi Cara Melakukan Komunikasi

Dengan Baik. Teknik sosiodrama ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul

dalam hubungan antar manusia. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena komunikasi

merupakan dasar bagi setiap individu dalam melakukan hubungan interpersonal. Jika individu

mengalami masalah dalam komunikasinya, maka hal itu juga akan menghambat hubungan

interpersonal mereka.

Teknik diskusi kelompok digunakan untuk membahas materi tentang Perlunya

Keterampilan Sosial dan Mengenal dan Mempercayai Orang Lain. Dalam diskusi kelompok,

masing-masing anggota kelompok dapat mengungkapkan pendapatnya dalam kaitannya dengan

informasi yang diberikan. Melalui diskusi kelompok anggota kelompok akan dilatih untuk

menguasai keterampilan sosial dan bagaimana mereka mengenal dan mempercayai orang lain.

Page 47: TEKNIK

C. Remaja di Panti Asuhan

“Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan

anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di

antara anak dan orang dewasa” (Monks, 1999:259).

“Secara global, masa remaja berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian

12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21 tahun: masa

remaja akhir” (Monks, 1999:262).

Menurut Hurlock (1997:206) “periode masa remaja sering disebut dengan istilah

Adolesence yang mempunyai arti luas mencakup kematangan intelektual, emosional, sosial, dan

fisik”.

48

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja dianggap telah

mulai ketika individu berumur dua belas tahun dan berakhir pada saat remaja berusia dua puluh

satu tahun. Masa ini diikuti dengan adanya kematangan remaja yang meliputi kematangan

intelektual, emosional, sosial, dan fisik yang membuat remaja lebih aktif menjalani proses

perkembangan dan pertumbuhan untuk menemukan identitas dan eksistensinya sebagai manusia

dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan atau transisi antara masa anak ke masa dewasa.

Masa remaja ini dialami oleh setiap individu sebagai masa yang paling sulit selama rentang

kehidupan. Dengan kata lain masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri yang berjalan

untuk menemukan jati diri seperti yang diinginkan remaja untuk mempersiapkan diri menuju

dewasa.

Page 48: TEKNIK

Remaja yang hidup dan bertempat tinggal di panti asuhan, bisa dikategorikan sebagai

remaja yang tidak beruntung. Mereka kebanyakan berasal dari keluarga yang berlatar belakang

ekonomi lemah ataupun remaja yang sudah kehilangan orang tua, baik ayah, ibu, ataupun bahkan

keduanya. Kehidupan mereka sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan remaja yang pada

umumnya tinggal dengan orang tua mereka dan remaja yang semua kebutuhannya bisa

terpenuhi. Mereka harus bisa menerima keadaan dan kondisi mereka apa adanya. Bahkan,

dengan kondisi mereka yang seperti itu, untuk bisa makanpun mereka sudah sangat beruntung,

apalagi untuk bisa sekolah.

Menurut Baldwin (Tri Anni, 1994:24) : Anak yang tidak beruntung adalah anak yang

mempunyai perbedaan kultural -- suatu kondisi rasial, etnik, bahasa atau perbedaan secara phisik

dari kultur yang dominan--, sosial