tb. lapter

Upload: mawar99

Post on 06-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    1/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Sistem Bandar Udara

    Sebuah Bandar udara melingkupi kegiatan luas yang mempunyai kebutuhan

    yang berbeda. Bahkan kadang-kadang berlawanan, seperti kegiatan keamanan,

    membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara land side dan air side,

    sedangkan kegiatan pelayanan perlu sebanyak mungkin pintu tebuka dari land side

    ke air side agar pelayanan berjalan lancar.

    Sistem lapangan terbang dibagi 2 (dua), yaitu :

    a. Land side.b. Air side.

    1.2. Rancangan Induk Bandar Udara

    Definisi rancangan induk adalah konsep pengembangan Bandar udara ultimate

    pengertian pengembangan bukan saja di dalam lingkungan Bandar udara, tetapi

    seluruh area Bandar udara baik di dalam maupun diluar sekitar operasi

    penerbangan dan tata guna lahan sebenarnya.

    Rancangan induk memberikan pedoman :

    1. Pengembangan fasilitas fisik sebuah Bandar udara.

    2. Tata guna tanah dan pengembangannya di dalam dan di sekitar Bandar udara.

    3. Menentukan pengaruh lingkup dari pembangunan Bandar udara dan operasi

    penerbangan.

    4. Pembangunan untuk kebutuhan jalan masuk.

    5. Pengembangan kegiatan ekonomi, kegiatan lainnya yang menghasilkan uang

    bagi pelabuhan yang biasa di kerjakan.

    6. Pembagian rase dan kegiatan prioritas yang bias dilaksanakan sesuai rencana

    induk.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    2/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 2

    1.3. Ramalan (Fore cast)

    Rancangan induk Bandar udara, direncanakan atau dikembangkan berdasarkan

    ramalan dan permintaan (fore cast and demand), ramalan itu dibagi dalam :

    a. Ramalan jangka pendek ( 5 tahun)

    b. Ramalan jangka menenggah ( 10 tahun)

    c. Ramalan jangka panjang ( 20 tahun)

    Teknik ramalan yang paling sederhana adalah meramal kecenderungan volume

    lalu lintas dimasa depan, dan ramalan yang lebih komplek atau rumit adalah

    meramal yang berhubungan dengan permintaan (demand) dengan mengindahkan

    faktor-faktor sosial, ekonomi dan faktor-faktor teknologi serta selera yang

    mempengaruhi transportasi udara.

    Hubungan antara variable ekonomi, social teknologi disatu sisi dengan

    permintaan transportasi di pihak lain disebut model permintaan (model demand).

    1.4. Pemilihan Lokasi Bandar Udara

    Seorang yang bertanggung jawab untuk menentukan pemilihan lokasi Bandar

    udara baru. Pertama tama membuat kriteria sebagai pedoman dalam menentukan

    lokasi yang seharusnya untuk pengembangan di masa yang akan datang.Kriteria di bawah ini dapat digunakan untuk pengembangan Bandar udara yang

    telah ada, dimana lokasi Bandar udara dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai

    berikut :

    a. Tipe pengembangan lingkungan sekitar.

    b. Kondisi atmosfir.

    c. Kemudahan untuk mendapatkan transportasi darat.

    d. Tersedianya tanah untuk pengembangan.

    e. Adanya lapangan terbang lain.f. Halangan sekeliling.

    g. Perhitungan ekonomis.

    h. Tersedianya utility.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    3/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 3

    1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Bandar Udara.

    Faktor yang mempengaruhi Bandar udara, ada;ah :

    a. Karakteristik dan ukuran pesawat yang direncanakan menggunakan pelabuhan

    udara.

    b. Persiapan volume penumpang.

    c. Kondisi meteorologi (angin dan temperatur).

    d. Kehilangan dari muka air laut.

    1.6. Tata Guna Lahan

    Tata guna lahan di dalam dan di luar area yang berbatasan dengan Bandar

    udara, merupakan bagian integral dari program rancangan terpadu wilayah

    pengembangan, dimana Bandar udara itu sebagai salah satu pelayanan angkutan

    udaranya.

    Penggunaannya biasa kepada hal-hal yang langsung berlangsung dengan

    penerbangan, sedangkan yang lain sebagai penunjang. Penggunaan yang langsung

    dengan penerbangan seperti landasan taxi way, apron, bangunan terminal, parkir

    kendaraan, dan fasilitas pemeliharaan. Fasilitas yang non penerbangan seperti

    ruang untuk rekreasi, aktivitas industri dan aktivitas perdagangan.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    4/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 4

    BAB II

    FORE CASTING LALU LINTAS PENUMPANG

    Fore casting merupakan suatu cara untuk memperkirakan kondisi fisik Bandar udara

    pada waktu yang akan datang. Fore casting lalu lintas penumpang bertujuan untuk

    merencanakan sebuah system yang mampu melayani pertumbuhan lalu lintas untuk jangka

    pendek maupun jangka panjang.

    Pendekatan yang dipakai sehubungan dengan perkembangan lalu lintas udara pada

    suatu daerah tidak terlepas dari lalu lintas udara nasional, karena merupakan suatu sistem

    yang mempengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, politik, sosial dan budaya.

    Data statistik jumlah penduduk Nasional dan Regional

    Tahun

    Nasional Regional

    Jumlah

    Penduduk

    x 1000

    Penduduk

    Datang dan

    berangkat

    Jumlah

    Penduduk

    x 1000

    Penduduk

    Datang dan

    berangkat

    2000 157.351,50 9.624.346 2.131 3.169.658

    2001 160.499,00 11.193.115 2.242 3.729.993

    2002 163.251,00 13.017.592 2.358 4.568.724

    2003 166.982,60 15.139.460 2.423 5.366.592

    2004 170.322,30 17.607.192 2.610 6.437.1532005 173.728,70 20.521.835 2.746 7.721.276

    2006 178.821,20 23.814.842 3.089 10.061.265

    Data jumlah penduduk untuk Nasional

    Tahun

    Nasional

    Jumlah penduduk

    X 1000

    Penumpang datang dan berangkat

    Jumlah Per 1000 penduduk

    2000 157.351,50 9.624.346 61,165

    2001 160.499,00 11.193.115 69,739

    2002 163.251,00 13.017.592 79,740

    2003 166.982,60 15.139.460 90,665

    2004 170.322,30 17.607.192 103,376

    2005 173.728,70 20.521.835 118,126

    2006 178.821,20 23.814.842 133,177

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    5/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 5

    Data jumlah penduduk untuk Regional

    Tahun

    Regional

    Jumlah penduduk

    X 1000

    Penumpang datang dan berangkat

    Jumlah Per 1000 penduduk

    2000 2.131 3.169.658 1.487,404

    2001 2.242 3.729.993 1.663,690

    2002 2.358 4.568.724 1.937,542

    2003 2.423 5.366.592 2.214,854

    2004 2.610 6.437.153 2.466,342

    2005 2.746 7.721.276 2.811,827

    2006 3.089 10.061.265 3.257,127

    2.1Metode Indeks Perbandingan

    Yaitu dengan membandingkan dengan kondisi lalu lintas setempat terhadap kondisi

    lalu lintas udara nasional

    Tabel indeks perbandingan

    Tahun

    Penumpang datang & berangkat

    Per 1000 jumlah pendudukIndeks

    ( % )Nasional Regional

    2000 61,165 1.487,404 2.431,789

    2001 69,739 1.663,690 2.385,595

    2002 79,740 1.937,542 2.429,894

    2003 90,665 2.214,854 2.442,899

    2004 103,376 2.466,342 2.385,787

    2005 118,126 2.811,827 2.380,362

    2006 133,177 3.257,127 2.445,713

    Indeks perbandingan 16.901,969

    Indeks perbandingan rata rata = 16.901,969 / 7 2.414,567

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    6/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 6

    Rumus yang digunakan untuk mencari angka pertumbuhan penduduk Nasional :

    Pn = Po ( 1 + I )n

    I = (Pn : Po )1/n 1

    Dimana : Pn = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun 1-n

    Po = Jumlah penumpang datang dan berangkat pada tahun n - 1

    i = Pertumbuhan penduduk

    n = Tahun pengamatan

    i1 = (160.499,00 / 157.351,50)1/ 1 1 = 0,020

    i2 = (163.251,00 / 160.499,00)1/ 1 1 = 0,017

    i3 = (166.982,60 / 163.251,00)1/ 1 1 = 0,023

    i4 = (170.322,30 / 166.982,60)1/ 1 1 = 0,020

    i5 = (173.728,70 / 170.322,30)1/ 1 1 = 0,020

    i6 = (178.821,20 / 173.728,70)1/ 1 1 = 0,029

    Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,129 / 6 ) = 0.0198

    Mencari angka pertumbuhan penumpang datang dan berangkat Nasional

    i1 = (11.193.115 / 9.624.346)1/ 1 1 = 0.163

    i2 = (13.017.592 / 11.193.115)1/ 1 1 = 0,163

    i3 = (15.139.460 / 13.017.592)1/ 1 1 = 0,163

    i4 = (17.607.192 / 15.139.460)1/ 1 1 = 0,163

    i5 = (20.521.835 / 17.607.192)1/ 1 1 = 0,166

    i6 = (23.814.942 / 30.521.835)1/ 1 1 = 0,160

    Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,978 / 6 ) = 0.163

    Mencari angka pertumbuhan penduduk Regional

    i1 = (2.242 / 2.131)1/ 1 1 = 0,052

    i2 = (2.358 / 2.242)1/ 1 1 = 0,052

    i3 = (2.423 / 2.358)1/ 1

    1 = 0,028i4 = (2.610 / 2.423)

    1/ 1 1 = 0,077

    i5 = (2.746 / 2.610)1/ 1 1 = 0,052

    i6 = (3.089 / 2.746)1/ 1 1 = 0,126

    Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 0,387 / 6 ) = 0.065

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    7/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 7

    Mencari angka pertumbuhan penduduk datang dan berangkat Regional

    i1 = (3.729.993 / 3.169.658)1/ 1 1 = 0,177

    i2 = (4.568.724 / 3.729.993)1/ 1 1 = 0,225

    i3 = (5.366.592 / 4.568.724)1/ 1 1 = 0,175

    i4 = (6.437.153 / 5.366.592)1/ 1 1 = 0,199

    i5 = (7.721.276 / 6.437.153)1/ 1 1 = 0,199

    i6 = (10.061.265 / 7.721.276)1/ 1 1 = 0,303

    Jadi ; I = ( i / 6 ) = ( 1,278 / 6 ) = 0,213

    Jadi untuk perkiraan jumlah penduduk Nasional :

    Pn = Po ( 1 + 0.022 )n

    Untuk perkiraan jumlah penduduk Regional :

    Pn = Po ( 1 + 0.065 )n

    Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Nasional) :

    Pn = Po ( 1 + 0.163 )n

    Untuk perkiraan jumlah penumpang yang datang dan berangkat (Rasional) :

    Pn = Po ( 1 + 0.213 )n

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    8/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 8

    2.2Metode Aritmatik

    Bentuk persamaan umum : Pn = Po + (n .x )

    Dimana :

    Pn = Jumlah penumpang yang diprediksi

    Po = Jumlah penumpang awal pengamatan

    N = Jumlah tahun pengamatan

    X = Perkembangan pertahun

    X = rata-rata perkembangan pertahun

    NASIONAL

    No TAHUN

    JUMLAH PENUMPANG

    X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . XDATANG DAN BERANGKAT

    1 2000 9.624.346 - 0

    2 2001 11.193.115 1.568.769 1

    3 2002 13.017.592 1.824.477 2

    4 2003 15.139.460 2.121.868 3

    5 2004 17.607.192 2.467.732 4

    6 2005 20.521.835 2.905.643 5

    7 2006 23.814.942 3.302.007 6

    8 2007 1 26.180.025

    9 2008 2 28.545.108

    10 2009 3 30.910.191

    11 2010 4 33.275.274

    12 2011 5 35.640.35713 2012 6 38.005.544

    14 2013 7 40.370.523

    15 2014 8 42.725.606

    16 2015 9 45.090.689

    17 2016 10 47.455.772

    X = 14.190.496 / 6 =2.365.083

    14.190.496

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    9/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 9

    REGIONAL

    No TAHUN

    JUMLAH PENUMPANG

    X = (Pn - Po)/n N(n-1) Pn = Po + N . XDATANG DAN BERANGKAT

    1 2000 3.169.658 - 0

    2 2001 3.729.993 560.000 1

    3 2002 4.568.724 839.066 2

    4 2003 5.366.592 797.868 3

    5 2004 6.437.153 1.070.561 4

    6 2005 7.721.276 1.284.123 5

    7 2006 10.061.265 2.339.989 6

    8 2007 1 11.209.866

    9 2008 2 12.358.467

    10 2009 3 13.507.068

    11 2010 4 14.655.669

    12 2011 5 15.804.27013 2012 6 16.942.871

    14 2013 7 18.101472

    15 2014 8 19.250.073

    16 2015 9 20.398.674

    17 2016 10 21.547.275

    X = 6.891.606 / 6 =1.148.601

    6.891.606

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    10/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 10

    2.3Metode Geometrik

    Bentuk persamaan umum :

    Pn = Po ( 1 + x )n

    X = {(Pn / Po)1/n 1

    NASIONAL

    No. TAHUNJUMLAH PENUMPANG

    DATANG DAN BERANGKATX = ((Pn /Po)

    1/n)-1 N(n-1) Pn = Po(1 + X)

    n

    1 2000 9.624.346 - 0

    2 2001 11.193.115 0,163 1

    3 2002 13.017.592 0.163 2

    4 2003 15.139.460 0,163 3

    5 2004 17.607.192 0,163 4

    6 2005 20.521.835 0,166 57 2006 23.814.942 0,160 6

    8 2007 1 27.696.777,55

    9 2008 2 32.211.352,28

    10 2009 3 37.461.802,70

    11 2010 4 43.568.076,55

    12 2011 5 50.669.673,03

    13 2012 6 58.928.829,73

    14 2013 7 68.534.558,98

    15 2014 8 79.705.308.30

    16 2015 9 92.697.273.55

    17 2016 10 107.806.929,10

    X = 0,978 / 6 =0.163

    0.978

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    11/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 11

    REGIONAL

    No. TAHUNJUMLAH PENUMPANG

    DATANG DAN BERANGKATX = ((Pn /Po)

    1/n)-1 N(n-1) Pn = Po(1 + X)

    n

    1 2000 3.169.658 - 0

    2 2001 3.729.993 0,177 1

    3 2002 4.568.724 0,225 2

    4 2003 5.366.592 0,175 3

    5 2004 6.437.153 0,199 4

    6 2005 7.721.276 0,199 5

    7 2006 10.061.265 0,303 6

    8 2007 1 12.204.314,44

    9 2008 2 14.803.833,42

    10 2009 3 17.957.049,94

    11 2010 4 21.781.901,57

    12 2011 5 26.421.446,61

    13 2012 6 32.049.214,74

    14 2013 7 38.875.697,48

    15 2014 8 47.156.221,04

    16 2015 9 57.200.496,12

    17 2016 10 69.384.201,80

    X = 1,278 / 6 =0,213

    1,278

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    12/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 12

    2.5 Analisa Grafik

    Untuk mendapatkan atau memaparkan hasil fore casting dengan memflotkan dari

    hasil perhitungan dengan menggunakan 4 metode (indek perbandingan, aritmatik,

    geometri dan least square) ke dalam bentuk grafik.

    a. Regional

    Untuk penumpang regional terlihat bahwa pada metode aritmatika dan least

    square hasil fore cast yang didapat tidak jauh berbeda, begitu pula dengan

    metode geometrik dan indeks perbandingan. Disini diambil jumlah penumpang

    pada tahun 2016 untuk regional adalah 21.547.275 penumpang (metode

    aritmatika).

    b. Nasional

    Untuk jumlah penumpang nasional terlihat bahwa pada pada metode aritmatika

    dan least square memiliki hasil fore cast yang tidak jauh berbeda, sedangkan

    pada metode geomatrik dan indeks perbandingan memiliki hasil fore cast yang

    mendekati, tetapi dilihat dari dari segi grafik jumlah penumpang terlalu

    melonjak tinggi. sama halnya dengan data jumlah penumpang regional sehingga

    untuk jumlah penumpang nasional yang diambil adalah 47.455.772 penumpang

    (metode aritmatika).

    Alasan tidak memakai data penumpang (Nasional & Regional) pada metode indeks

    perbandingan dan geometriks adalah sebagi berikut :

    1. Sosial Ekonomi.

    Pertumbuhan penduduk yang tinggi belum tentu diimbangi oleh pertumbuhan

    ekonomi yang tinggi pula. Hal ini di lihat dari pendapatan penduduk yang

    terdefaluasi dan sebagainya sehingga menjadi pertimbangan bagi orang dalam

    bepergian dengan menggunakan fasilitas pesawat terbang.

    2. Persaingan antar mode.

    Dengan adanya perkembangan mode transportasi yang lain, menyebabkanterjadinya persaingan antas mode. Misalnya suatu daerah yang dulu hanya bisa

    dicapai dengan menggunakan pesawat terbang, dengan dibukanya jalan darat

    atau laut ke daerah tersebut maka berpengaruh dalam pemberian alternatif

    transportasi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

    bepergian.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    13/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 13

    Dari grafik dapat diambil kesimpulan jumlah penumpang pada tahun 2016 adalah

    sebagai berikut :

    - Regional = 21.547.275

    - Nasional = 47.455.772

    direncanakan untuk fore cast transit sebesar 25% dari jumlah penumpang tahun

    2016, yaitu :

    - Regional = 25 % x 21.547.275 = 5.386.818,75 orang

    - Nasional = 25 % x 47.455.772 = 11.863.943 orang

    Sehingga total jumlah penumpang adalah :

    - Regional = 21.247.275 + 5.386.818,75 = 26.934.093 orang

    - Nasional = 47.455.772 + 11.863.943 = 59.319.715 orang

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    14/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 14

    Perbandingan hasil perhitungan dengan empat (4) metode

    Tahun

    Penumpang datang dan berangkat NASIONAL

    METODE

    Aritmatika Least square Geometrik Indeks perbandingan

    2000 9.624.346 9.624.346 9.624.346 9.624.346

    2001 11.193.115 11.193.115 11.193.115 11.193.115

    2002 13.017.592 13.017.592 13.017.592 13.017.592

    2003 15.139.460 15.139.460 15.139.460 15.139.460

    2004 17.607.192 17.607.192 17.607.192 17.607.192

    2005 20.521.835 20.521.835 20.521.835 20.521.835

    2006 23.814.942 23.814.942 23.814.942 23.814.942

    2007 26.180.025 26.198.371,42 27.696.777,55 27.696.777,55

    2008 28.545.108 29.256.335,42 32.211.352,28 32.211.352,29

    2009 30.910.191 32.114.299,42 37.461.802,70 37.461.802,71

    2010 33.275.274 35.072.263,42 43.568.076,55 43.568.076,55

    2011 35.640.357 38.030.227,42 50.669.673,03 50.669.673,03

    2012 38.005.544 40.988.191,42 58.928.829,73 58.928.829,73

    2013 40.370.523 43.946.155,42 68.534.558,98 68.534.228,98

    2014 42.725.606 46.904.119,42 79.705.308,30 79.705.308,302015 45.090.689 49.862.083,42 92.697.273,55 92.697.273,55

    2016 47.455.772 52.820.047,42 107.806.92910 107.806.929,10

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    15/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 15

    Perbandingan hasil perhitungan dengan empat (4) metode

    Tahun

    Penumpang datang dan berangkat REGIONAL

    METODE

    Aritmatika Least square Geometrik Indeks perbandingan

    2000 3.169.658 3.169.658 3.169.658 3.169.658

    2001 3.729.993 3.729.993 3.729.993 3.729.993

    2002 4.568.724 4.568.724 4.568.724 4.568.724

    2003 5.366.592 5.366.592 5.366.592 5.366.592

    2004 6.437.153 6.437.153 6.437.153 6.437.153

    2005 7.721.276 7.721.276 7.721.276 7.721.276

    2006 10.061.265 10.061.265 10.061.265 10.061.265

    2007 11.209.866 10.738.682,89 12.204.314,44 12.038.249,26

    2008 12.358.467 12.118.920,41 14.803.833,42 14.589.641,26

    2009 13.507.068 13.499.157,93 17.957.049,94 17.681.377,71

    2010 14.655.669 14.879.395,45 21.781.901,57 21.429.011,07

    2011 15.804.270 16.259.632,27 26.421.446,61 25.970.759,85

    2012 16.942.871 17.639.870,43 32.049.214,74 31.474.081,54

    2013 18.101472 19.020.107,95 38.875.697,48 38.144.498,04

    2014 19.250.073 20.400.345,46 47.156.221,04 46.229.049,522015 20.398.674 21.780.582,98 57.200.496,12 56.026.503,13

    2016 21.547.275 23.160.820,49 69.384201,80 67.900.487,62

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    16/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035

    NASIONAL

    0

    20.000.000

    40.000.000

    60.000.000

    80.000.000

    100.000.000

    120.000.000

    2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 201

    TAHUN

    PENUMPANGD

    ATANG

    DAN

    BERANGKA

    ARITMATIKA GEOMETRIK LEAST SQUARE I.PERBANDINGAN

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    17/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035

    REGIONAL

    0

    10.000.000

    20.000.000

    30.000.000

    40.000.000

    50.000.000

    60.000.000

    70.000.000

    80.000.000

    2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 201TAHUN

    PENUMPANG

    DATAN

    G

    DAN

    BERANGKA

    ARITMATIKA GEOMETRIK LEAST SQUARE I.PERBANDINGAN

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    18/53

    BAB III

    ANALISA ARAH ANGIN

    Berdasarkan fore casting pada tahun 2007 direncanakan untuk regional sebesar

    26.934.093 penumpang, dimana jumlah penumpang datang dan berangkat di bagi 2 :

    = 26.934.093 / 2 = 13.467.046,5 penumpang

    Data penumpang setiap pesawat tersebut adalah : 190 pax / air craft

    lalu lintas pada jam-jam tertentu ditentukan oleh fore casting pergerakan pesawat

    pada jam tersibuk. Dalam hal ini dianggap bahwa jumlah penumpang yang datang selama

    jam tersebut sama dengan jumlah penumpang yang berangkat.

    Maka total pergerakan adalah setengahnya pergerakan pada jam tersibuk di tetapkan

    sebagai berikut :

    F = a x b x c

    9 % x 4 % x 10 % = 3,6 x 10-4

    dimana : a = bulan tersibuk / tahunan = 9 %

    b = hari tersibuk / bulanan = 4 %

    c = jam tersibuk / harian = 10 %

    perhitungan :

    Kesimpulan :

    1. B.747-400 = 4 buah

    2. DC.10-30 = 2 buah

    3. A. 300 = 5 buah

    4. DC.10-10 = 2 buah

    5. D.1011-100 = 2 buah

    Total pesawat = 15 buah

    Jumlah Prosentase Jumlah Pax / Air

    Peaswat Annual Dept Penumpang Carft

    1 B.747-400 15% 13.467.046,5 190 3,6E-04 3,8 = 4

    2 DC.10-30 8% 13.467.046,5 190 3,6E-04 2,0 = 2

    3 A.300 20% 13.467.046,5 190 3,6E-04 5,1 = 5

    4 DC.10-10 7% 13.467.046,5 190 3,6E-04 1,8 = 2

    5 D.1011-100 8% 13.467.046,5 190 3,6E-04 2,0 = 2

    Jumlah

    Pesawatno Rasio

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    19/53

    Angka konversi adalah merupakan koefisien ketelitian alat ukur terhadap ketinggian

    alat ukur tersebut.

    Tinggi Alat Ukur(feet)

    Angka Konversi(K)

    20406080

    100120

    1.000.900.860.820.790.77

    Klasifikasi pelabuhan udara oleh A, B, C, D dan E dan bagian kelas-kelas ini

    berdasarkan panjang runway.

    Tanda atau Kode kelas Bandara Panjang RunWay (feet)

    A

    BCDE

    70005000 70003000 50002500 30002000 2500

    Kesimpulan :

    Jenis Pesawat Panjang RunWay (ft) Kelas Bandara

    1. B.747-400

    2. DC.10-30

    3. A. 300

    4. DC.10-10

    5. L.1011-100

    11.000

    11.000

    6.500

    9.000

    10.800

    A

    A

    A

    A

    A

    Kelas bandara dapat ditentukan bedanya crosswind yaitu :

    Kelas Bandara Cross Wind (knot)ABCDE

    2020171010

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    20/53

    Dalam hal ini direncanakan di ambil RunWay terpanjang yaitu untuk dimana bandara

    direncanakan kelas A.

    Cross Wind yang diizinkan (bandara kelas A) = 20

    Ketinggian alat ukur = 20 feet

    Angka konversi = 1.0

    Jalur coverage (A) = ( 2 x cross wind) / Angka konversi

    = ( 2 x 20 ) / 1.0

    = 40 KNOT x 1.15 mph = 46 mph

    3.1. Arah Runway

    Untuk menentukan arah runway di pergunakan arah angin yang bekerja pada lokasi

    rencana runway, data yang didapat adalah sebagai berikut :

    Arah AnginProsentase Angin

    4 15 mil/jam 15 - 30 mil/jam 30 45 mil/jam TOTAL

    N 4,8 1,3 0,1 6,2NNE 3,7 0,8 4,5NE 1,5 0,1 1,6

    ENE 2,3 0,3 2,6E 2,4 0,4 2,8

    ESE 5,0 1,1 6,1SE 6,4 3,2 0,1 9,7

    SSE 7,3 7,7 0,3 15,3S 4,4 2,2 0,1 6,7

    SSW 2,6 0,9 3,5

    SW 1,6 0,1 1,7WSW 3,1 0,4 3,5

    W 1,9 0,3 2,2WNW 5,8 2,6 0,2 8,6NW 4,8 2,4 0,2 7,4

    NNW 7,8 4,9 0,3 13,0CALM 0 4 mil/jam 7

    TOTAL 100,0

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    21/53

    Skala : 1mm = 1 mil

    Arah AnginProsentase Angin

    4 15 mil/jam 15 - 30 mil/jam 30 45 mil/jam TOTAL

    NNNENE

    ENEE

    ESESE

    SSES

    SSWSW

    WSWW

    WNWNW

    NNWCALM 0 4 mil/jam

    TOTAL

    Percobaan 2

    Pada arah 140o atau 320o Skala : 1mm = 1 mil

    Arah AnginProsentase Angin

    4 15 mil/jam 15 - 31 mil/jam 31 47 mil/jam TOTAL

    NNNENE

    ENEE

    ESESE

    SSES

    SSWSW

    WSWW

    WNWNW

    NNWCALM 0 4 mil/jam

    TOTAL

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    22/53

    Percobaan 1

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    23/53

    Percobaan 2

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    24/53

    Dari percobaan Wind Rose tersebut di dapat arah runway yang memenuhi usability

    yaitu 95 %, sehingga kesimpulan arah runway adalah 140o 320o

    Azimut RunWay

    3.2. Arah Operasi Pesawat

    Dalam menentukan arah operasi pesawat untuk take off and landing dapat dilihat

    dari perbedaan prosentase angin yang bertiup dari masing-masing arah kedua kode

    runway tersebut.

    Arah Angin N NNE NE ENE E ESE SE SSE CLM TOTAL

    % Angin 6,1 3,7 1,5 2,3 2,8 6,1 9,7 15,3 3,5 51

    Arah angin S SSW SW WSW W WNW NW NNW CLM TOTAL% Angin 6,6 2,6 1,6 3,1 2,2 8,6 7,4 13,0 3,5 48,6

    Untuk take off and landing pesawat harus berlawanan dengan arah anginyang

    bertiup terbesar dan penulisan kode ujung landasan di tempatkan berlawanan

    dengan azimut serta pesawat azimut disingkat menjadi zangka , maka

    kesimpulannya adalah sebagai berikut :

    Arah operasi

    pesawat

    Arah angin

    dominan

    140o

    360 o

    180o

    320o U

    S

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    25/53

    BAB IV

    DESAIN RUNWAY, TAXIWAY

    AND HOLDING APRON

    Pada sebuah Bandar udara yang termasuk komponen pokok dalam runway yang

    digunakan untuk landing and take off sebuah pesawat terbang . Sedangkan taxiway

    merupakan komponen dari Bandar udara yang digunakan untuk jalan penghubung pesawat

    yang berasal dari runway menuju tempat parkir atau apron, Karena antara ranway dengan

    taxiway secara garis besar dapat disusun sebagai berikut :

    1. Mengadakan pemisahan antara lalu lintas yang take off dan landing.

    2. Membuat susunan sedemikian rupa sehingga antara pesawat yang landing, taxiway

    dengan pesawat yang take off saling berpengaruh.

    3. Mengusahakan jarak taxiway sependek mungkin sehingga jarak ke terminal sedekat-

    dekatnya.

    4. Mengusahakan agar pesawat yang baru saja landing bisa secepat mungkin bisa

    meninggalkan landasan pacu.

    Fungsi Taxiway.

    Fungsi nya adalah untuk memberikan jalan pada pesawat, yaitu :

    a. Dari Runway ke Apron.

    b. Dari Apron ke Ranway.

    c. Dari Apron ke Hanggar.

    Pada pelabuhan udara yang ramai kita harapkan pada suatu saat, beberapa pesawat

    melakukan kegiatan masing-masing secara simultan, maka dibuatlah oneway, taxiway

    yang maksudnya adalah pada taxi tersebut hanya satu jurusan saja sehingga pesawat

    dengan cepat bergerak dan keadaan landasan tidak padat. Dengan oneway taxi ini dengan

    sendirinya ada beberapa buah taxiway untuk mengatur pesawat-pesawat itu dimana paling

    tidak terdapat dua buah taxiway yaitu untuk masuk keluar masing-masing taxiway.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    26/53

    4.1. Exitway

    Adalah taxiway yang dipakai untuk belokkan pesawat dari runway ke exitway,

    sudutnya 90 0 terhadap runway. Hal ini berarti jarak taxiway dapat lebih pendek

    tetapi kerugiannya adalah bahwa pesawat baru bisa membelok bila kecepatannya

    relatif kecil, padahal yang diharapkan pesawat yang baru saja landing bisa

    secepatnya meninggalkan landasan pacu untuk itu sudut belokkan dibuat

    menyerang dengan sudut ideal 25 0 terhadap runway. Dengan demikian dapat di

    pakai untuk pesawat dengan kecepatan tinggi yaitu dengan kecepatan 60 65 mile

    / hours.

    Dengan demikian pula pesawat dari taxiway begitu masuk runway bisa langsung

    take off. Bila sudah tidak dibuat menyerang maka bagi pesawat-pesawat yang

    termasuk jenis besar (kecepatan tinggi) akan terasa sekali pengaruhnya pada

    pergerakan di saat membelok.

    Runway

    Taxiway

    Exiway

    250

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    27/53

    4.2. Holding Apron

    Pada ujung runway dari suatu sistem Bandar udara tergantung dari pada jenis

    pesawat yang mendarat atau beroperasi pada airport tersebut. Makin panjang

    runway suatu bandara udara, maka makin besar pula kemampuan menampung

    marcilen atau jenis pesawat. Dalam karasteristik pesawat terbang, telah tercantum

    panjang runway tersebut hanya untuk jenis standar.

    Menurut ICAO (annex 14 ), apabila suatu Bandar udara dimana kondisi elevasi,

    temperatur, gradient, dan sebagainya tidak sesuai dengan kondisi standar, dimana

    diadakan koreksi untuk perencanaan runway.

    Data :

    - Ketinggian atau elevasi = 200 m

    - Gradient = 10 %

    - Temperatur reference = 30 0

    - Kenaikan temperatur = 1,2 0 c

    Basic length masing masing pesawat

    a. B.747-400 = 11.000 feet = 3.352,8 m

    b. DC.10-30 = 11.000 feet = 3.352,8 m

    c. A. 300 = 6.500 feet = 1.981,2 m

    d. DC.10-10 = 9.000 feet = 2.743,2 m

    e. L.1011-100 = 10.800 feet = 3.29,8 m

    untuk merencanakan panjang ranway digunakan panjang runway maksimum dari

    rencana pesawat yaitu B. 747 dengan LD = 3.352,80 m.

    Koreksi Elevasi

    L1 = LD (1+0.07 x (E / 300 ))

    = 3352,8 (1+0.07 x (200 / 300 ))

    = 3509,264 m

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    28/53

    Koreksi Temperatur

    L2 = L1 ( 1 + 0,01 To )

    = 3509,264 . ( 1 + 0.01. 1,2 )

    = 3.551,375 m

    Koreksi Gradient

    L3 = L2 ( 1 + 0,1 )

    = 3.551,375 ( 1 + 0,1.2 )

    = 4.261,65 m

    4.3. Stop Way.

    Adalah suatu landasan yang masih terletak di atas runway yang lebarnya tidak

    kurang dari lebar runway dan letaknya pada perpanjangan ujung-ujung runway .

    stopway disediakan untuk memungkinkan pesawat yang mengalami kegagalan

    sewaktu take off dan mengadakan perlambatan sampai berhenti, panjang stopway

    minimal 60 m diambil panjang stop way (L5) = 75 m.

    4.4. Clear Way.

    Adalah suatu bidang yang letaknya masih di atas runway yang lebarnya minimum

    150 m dengan sumbu utamanya = sumbu taxiway, kemiringan (stape) memanjang

    clarway.

    Kelas Bandara Slope (%)ABCDE

    1,251,301,50

    --

    Panjang minimum clearway = 90 m diambil 100 m

    Jadi panjang runway sebenarnya :Lt = L3 + 2 Ls

    = 4.261,65 + 2 . 75

    = 4.412 m

    Dari panjang runway 4.412 m dapat ditentukan kelas bandara berdasarkan annex

    14.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    29/53

    Kode P/ W Panjang R / W (m)

    A

    B

    C

    D

    E

    2.100

    1.500 < l > 2.100

    900 < l > 1.500

    750 < l > 900

    600 < l > 750

    Sehingga diambil kesimpulan bahwa bandara direncanakan tergolong pada bandara

    kelas A.

    Lebar runway untuk bandara kelas A , dari tabel annex 14 di dapat lebar runwaysebesar 45 m (150 feet)

    Stopway

    Clearway

    4.412 m

    100 m

    75 m 75 m

    75 m

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    30/53

    4.5. Perencanaan Exit Taxiway.

    Lokasi exit taxiway ditentukan oleh titik sentuh pesawat waktu mendarat pada

    landasan dan kekakuan pesawat waktu mendarat.letaknya adalah jarak dari thres

    hold kalibrasi sampai perlambatan terakhir pesawat udara atau turn off.

    D = ( S12 S22 ) / 2 .a

    Dimana ; D = Jarak touch down ketitik perpotongan garis singgung

    antara landasan dari taxiway (m).

    S1 = Kecepatan touch down (m / detik)

    S2 = Kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (M /

    detik ).

    A = Perlambatan ( m / detik2 ).

    Panjang D merupakan panjang standar, maka perlu di koreksi lapangan tersebut

    terhadap elevasi, temperatur dan gradient.

    Untuk pesawat rencana B-747 digunakan desain group II dengan kecepatan

    pesawat pada waktu touch down dianggap rata rata 1,3 kali kecepatan stall.

    Pada konfigurasi pendaratan dengan rata rata berat pendaratan kotor adalah 85 %

    dari maksimum. Kecepatan stall adalah kehilangan kecepatan yang dibutuhkan

    untuk mempertahankan ketinggian.

    (sumber : merancang, merencana lapangan terbang oleh Ir. Heru Basuki , hal 119).

    Perhitungan Panjang Exitway

    Pesawat B. 747 dengan data sebagai berikut :

    - Jarak tuch down (Do) = 450 m

    - kecepatan awal ketika meninggalkan landasan (S2) = 27 m/detik

    - kecepatan touch down (S1) = 67 m/detik- Perlambatan (a) = 1,5 m/detik

    D = ( S12 S22 ) / 2 .a = ( 672 272 ) / 2 . 1,5

    D = 1253,33 m

    = Panjang D sebesar 1253,55 m dimulai dari pesawat B-747 touch

    down dihitung berdasarkan kondisi icon standar.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    31/53

    Koreksi terhadap ketinggian atau elevasi

    E = 200 m

    D1 = D 1 + 0.07 ( E / 300 )

    = 1253,33 1 + 0.07 (200 / 300 )

    = 1311,82 m

    Koreksi terhadap temperatur

    T = 1,2 o C

    D2 = D1 1 + 0.01 To

    = 1311,82

    1 + 0.01. 1,2

    = 1327,561 m

    Koreksi terhadap Gradient

    = 2 %

    D3 = D2 ( 1 + 0,1 )

    = 1327,561 ( 1 + 0,1 . 2% )

    = 1330,212 m

    D total = Do + D3

    = 450 + 1330,212 = 1780,212m

    = 1800 m

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    32/53

    4.6. Perhitungan Luas Apron

    Ukuran Apron tergantung pada :

    a. Ukuran daerah yang di perlukan untuk menempatkan bagi setiap pesawat

    yang disebut gate position

    b. Jumlah gate position

    c. Cara parkir pesawat .

    Ukuran Gate Position di pengaruhi oleh :

    a. Ukuran pesawat dan besarnya jari- jari perputaran pesawat (minimum turning

    radius )

    b. Cara pesawat masuk dan keluar gate position apabila dengan tenaga sendiri

    atau didorong.

    c. Kedudukkan parkir pesawat yang dalam hal ini meliputi ukuran jarak line

    antara pesawat dengan pesawat dan antara pesawat dengan tepi apron.

    d. Dalam merencanakan luas apron adalah dengan menganalisa karakteristik

    pesawat sebagai berikut :

    No AIRCRAFTWINGSPAN

    (m)

    CLEARANCE

    (m)

    LENGTH

    (m)

    T

    (Menit)

    1

    2

    3

    4

    5

    B.747-400

    DC.10-30

    A. 300

    DC.10-10

    L.1011-100

    59,66

    49,17

    44,83

    47,35

    47,35

    7,5

    7,5

    7,5

    7,5

    7,5

    47,24

    55,24

    53,62

    55,55

    59,35

    20

    20

    20

    20

    20

    (** Sumber : Tabel 3.1. Karasteristik Pesawat Terbang Transport Utama)

    Keterangan :

    - Clearance pada apron (ruang beban pada apron) ditentukan,

    umumnya jarak dari Wing pesawat yang satu keujung pesawat

    yang lain dan letaknya berdekatan.

    - Wingspan = lebar bentangan pesawat.- Length = panjang pesawat.

    - T gate accopancy time (waktu pemakaian pintu apron).

    - Ukuran gate position bentuk luasan (lingkaran ) dengan turning

    radius (jari-jari antar pesawat).

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    33/53

    - Luas apron ditentukan oleh = jumlah dan ukuran gate position,

    clearance antara pesawat dengan pesawat.

    Luas apron ditentukan oleh :

    - Jumlah garis postion :

    Rumus : G = ( V x T ) / U

    Dimana :

    V = volume jumlah pesawat datang dan berangkat (penerbangan/jam)

    T = Gate occupancy time (jam)

    U = Faktor penggunaan (0,6 0,9)

    Data :

    V = 15 pesawat

    U = diambil 0,75

    T = 20 menit

    T = 20 / 60 jam

    Maka G = ( V x T ) / U = 15 x (20/60) / 0.75 = 6,667 = 7 pesawat

    Dimensi Gate Position

    - Dimensi atau ukuran dari gate position ditentukan oleh turning radius.

    - Sebagai patokan dalam perhitungan di ambil 1 jenis pesawat yang

    mempunyai turning radius terbesar.

    Aircraft Turning Radius (m)

    B.747-400

    DC.10-30

    A. 300DC.10-10

    D.1011-100

    46,02

    35,99

    32,9734,29

    36,96

    Sebagai patokan menghitung gate position dipakai pesawat B. 747-400

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    34/53

    Untuk merencanakan agar lebih ekonomis, pada pesawat yang akan di

    parkir di apron diambil turning radius masing masing pesawat dengan luas

    apron yang diperlukan tidak terlalu besar.

    Pesawat yang akan di apron ada 7 buah :

    1. B.747-400 = 2 buah

    2. DC.10-30 = 1 buah

    3. A. 300 = 2 buah

    4. DC.10-10 = 1 buah

    5. D.1011-100 = 1 buah

    Total pesawat = 7 buah

    Bentang sayap pesawat Jarak bebas

    meter feet meter feet

    < 15

    15 24

    24 36

    36 52

    52 - > 60

    < 49

    49 79

    79 118

    119 171

    171 - > 197

    2,0

    3,0

    4,5

    7,5

    7,5

    10

    10

    15

    25

    25

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    35/53

    L.1011-100

    DC.10-10DC.10-30

    L.1011-100

    B.747-400

    A.300

    B.747-400

    10 m7.5 m69.85 m 7.5 m10 m 69.85 m 69.85 m

    10 m

    69.85 m

    69.85 m

    69.85 m

    30 m

    7.5 m

    7.5 m

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    36/53

    BAB VPAVEMENT ATAU PERKERASAN

    5.1. Annual Departure of Design Aircraft

    Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan perkerasan

    dan daya dukung yang berlainan.

    Perkerasan berfungsi sebagai tumpuan rata-rata pesawat. Permukaan yang rata

    menghasilkan jalan pesawat yang compart, dari fungsinya maka harus dijamin

    bahwa tiap tiap lapisan dari atas ke bawah cukup kekerasan dan ketebalannya

    sehingga tidak mengalami Distress (percobaan karena tidak mampu menahan

    beban).

    Maka dari itu dalam rancangan lalu lintas pesawat, perkerasan harus dapat

    melayani berbagai macam jenis pesawat yang melaluinya dengan berbagai tipe roda

    pendaratan yang berbeda-beda dan berlainan beratnya. Pengaruh dari semua jenis

    model lalu lintas dikonversikan kedalam pesawat rencana dengan equivalen AnnualDeparture dari bermacam jenis pesawat tersebut.

    Rumus konversi yang dipakai :

    Log R1 = Log R2 (W2 / W1 ) 1/2

    Dimana :

    R1 = Equivalent Annual Departure pesawat rencana.

    R2 = Annual Departure pesawat pesawat campuran dinyatakan dalam roda

    pendaratan pada pesawat rencana.

    W1 = Beban roda dari pesawat udara rencana.W2 = Beban roda dari pesawat yang dicari.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    37/53

    Rumus Ramalan Annual departure :

    ProsentaseAnnual Dept x Jumlah Penumpang / Pax

    Dari berbagai arah tujuan diramalkan prosentase annural departure :

    Factor konversi Roda Pendaratan

    Konversi dari Ke Faktor Penggali

    Single Wheel

    Single Wheel

    Dual Wheel

    Double Dual Tandem

    Dual Tendom

    Dual Tendom

    Dual Wheel

    Double Dual Tandem

    Dual Wheel

    Dual Tandem

    Dual Tandem

    Dual Tandem

    Single Wheel

    Dual Wheel

    Single Wheel

    Dual Wheel

    0.8

    0.5

    0.6

    1.0

    2.0

    1.7

    1.3

    1.7

    ** Sumber : Merancang, merencana lapangan terbang ; Ir Heru Basuki. Hal 295

    Jumlah Prosentase Jumlah Pax / Air Ramalan

    Peaswat Annual Dept Penumpang Carft Annual departure

    1 B.747-400 15% 13.467.046,5 190 10631,88

    2 DC.10-30 8% 13.467.046,5 190 5670,34

    3 A.300 20% 13.467.046,5 190 14175,84

    4 DC.10-10 7% 13.467.046,5 190 4961,54

    5 L.1011-100 8% 13.467.046,5 190 5670,34

    no

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    38/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035

    * MTOW dipakai = 95% x MTOW

    * W2 = 1/n x MTOW dipakai

    * W1 = W2 terbesar

    * R2 = Forecat Annual Departure x Fk

    * R1 =

    Catatan : untuk MTOW bila > 300.000 dipakai 300.000

    ANALISA EQUIVALENT ANNUAL DEPARTURE

    Jumlah Forecast Type MTOW MTOW Terpakai Byk Roda W2 W1

    Peaswat Annual departure Roda (lbs) (lbs) (n)

    1 B.747-400 10631,88 DDT 775.000 300000 16 17.812,50 35.625

    2 DC.10-30 5670,34 DDT 555.000 300000 12 23.750,00 35.625

    3 A.300 14175,84 DT 302.000 300000 8 35.625,00 35.625

    4 DC.10-10 4961,54 DT 430.000 300000 8 35.625,00 35.625

    5 L.1011-100 5670,34 DT 466.000 300000 8 35.625,00 35.625

    no

    1

    22log

    10w

    wxR

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    39/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E10403539

    5.2 Flexible Pavement

    Untuk perhitungan flexible pavement diambil dari tabel perhitungan Equivalent

    Annual Departure.

    Dimana diambil pesawat yang mengakibatkan perkerasan yang paling tebal adalah

    pesawat rencana. L.1011-100 sebagai pesawat rencana.

    Pesawat Rencana L.1011-100

    Data data :

    - MTOW

    - Equivalent Annual Departure. = 26.673

    - CBR Sub grade = 7 %

    - CBR Sub base = 25 %

    Equivalent annual departure > 25.000 maka perlu dikoreksi

    Tingkat annual departure %

    50.000

    100.000

    150.000

    200.000

    104

    108

    110

    112

    Rencana Tebal perkerasan

    Digunakan rencana grafik (gambar 6.23) kurva rencana perkerasan flexible, daerah

    kritis L.1011-100

    Diperoleh :

    Untuk tebal perkerasan total :

    - MTOW

    - Annual departure = 26.673- CBR Subgrade = 7 %

    - Tebal perkerasan total = 42 inch (dari grafik 6.23)

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    40/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E10403540

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    41/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E10403541

    Untuk tebal surface + base :

    - MTOW = 466.000 lbs

    - Annual departure = 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi)

    - CBR Subbase = 25 %

    - Tebal Surface + Base = 16,5 inch (dari grafik 6.23)

    Tebal lap. Surface yaitu 5 inch .

    Tebal lap. Base coarse yaitu 16,5 5 = 11,5 inch.

    Tebal lap. Subbase = 42 16,5 = 25,5 inch.

    Diperoleh :

    Surface 5 inch

    Base 11,5 inch 42 inch

    Subbase 25,5 inch

    Subgrade

    LapisanKritis (T) Non kritis (0,9T) Pinggir (0,7T)

    inch cm inch cm inch cm

    Surface

    Base

    Subbase

    5

    11,5

    25,5

    12,70

    29,21

    64,77

    4,5

    10,35

    22,95

    11,43

    26,29

    58,29

    3,5

    8,05

    17,85

    8,89

    20,45

    45,34

    Total 42 106,68 37,8 96,01 29,4 74,68

    Ket : T = pada runway dan taxiway

    0,9T = pada exit taxiway

    0,7T = pada pinggir runway

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    42/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E10403542

    Koreksi:

    - Tebal surface + Base = 6 + 11 = 17 inch

    Tebal lap Surface yaitu 5 inch + 1 inch = 6 inch

    Tebal lap base coarse yaitu (16,5 x 101 %) 6 = 10,665 ~ 11 inch

    Tebal lap Sub base = (42 x 101 %) 17 = 25.42 ~ 25.5 inch

    Diperoleh :

    Surface 6 inch

    Base 11 inch 42.5 inch

    Subbase 25,5 inch

    Subgrade

    LapisanKritis (T) Non kritis (0,9T) Pinggir (0,7T)

    inch cm inch cm inch cm

    Surface

    Base

    Subbase

    6

    11

    25,5

    15,24

    27,94

    64,77

    5,4

    9,9

    22,95

    13,72

    25,15

    58,29

    4,2

    7,7

    17,85

    10,67

    19,56

    45,34

    Total 42,5 107,95 38,25 96,16 29,75 74,57

    Ket : T = pada runway dan taxiway

    0,9T = pada exit taxiway

    0,7T = pada pinggir runway

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    43/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E10403543

    Evaluasi Perkerasan L.1011-100

    Data data :

    - MTOW = 466.000 Lbs

    - Eguivalent Annual Departure. = 26.673 > 25.000 (perlu dikoreksi)

    - CBR Subgrade = 7 %

    - CBR Subbase = 25 %

    Dari tabel 6 5, diperoleh :

    - untuk CBR Subgrade 7 % termasuk kedalam F7

    Dari gambar 6 14 , dengan memplot kegrafik tersebut, diperoleh :

    - Total perkerasan yaitu 43 inch.

    Dari gambar 6 24 , dengan memasukan data total perkerasan : 43 Inch,

    diproleh :

    - Tebal Surface + base yaitu 16,7 inch

    Dari kedua hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil

    yang terkecil yaitu pada rencana awal.

    Diperoleh :

    Surface 6 inch

    Base 11 inch 42.5 inch

    Subbase 25,5 inch

    Subgrade

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    44/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    45/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 45

    Dari tabel dan flot grafik diperoleh data:

    - Untuk CBR Subgrade 7 % termasuk ke dalam F7

    - Total perkerasan 43 in

    - Tebal surface + base yaitu 16 in

    Kesimpulan :Dari hasil tersebut (antara rencana dan evaluasi perkerasan) maka diambil yang

    terkecil yaitu pada rencana awal.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    46/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 46

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    47/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 47

    5.3. Rigid Pavement

    Data data :

    - MTOW = 466.000 Lbs

    - Eguivalent Annual Departure. = 18.500

    - CBR Subgrade = 7 %

    Dengan menganggap bahwa subgrade baik, maka diambil harga k terbesar 300 pci.

    Menurut PCA, bila tidak ada hasil test flexural harga strength umur 30 hari

    dianjurkan memakai 110% x hasil test beton 28 hari, untuk menentukan tebal

    rencana perkerasan rigid.

    Pengalaman menunjukan bahwa bahan beton dengan flexural strength 600 psi

    sampai 700 psi pada umur 28 hari, akan menghasilkan dengan biaya ekonomis,

    diambil flexural strength 28 hari 600 psi.

    Flexural yang digunakan = 110 % X 600

    = 660 psi

    Dari tabel 6-43, dengan Eguivalent Annual Departure 18.500 , diperoleh nilai SF =

    2,0

    Maka working stress = 660 / 2 = 330 psi

    Tabel 6-43 Angka SF (Safety Faktor)

    Eguivalent Annual Departure (R1) SF

    R1 < 1200

    1200 < R1 < 3000

    3000 < R1 < 6000

    R1 > 6000

    1,75

    1,85

    1,90

    2,0

    Dari Gambar 6-44, dengan data 330 psi dan k=300 pci diperoleh yaitu slab beton18 inch.

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    48/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 48

    Mengingat cross weight l.1011-100 > 100.000 lbs, maka mutlak haris

    memakai stabilitas subbase minimum 4 inch. Daalam hal ini diambil 6 inch.

    Maka didapat :

    - Tebal slab beton (h1) = 18 inch

    - Subbase (h2) = 6 inch

    - Modulus elastisitas subbase beton (E2) = 1.106 pci

    - h1 / h2 = 3

    - Dengan menggunakan grafik stabilitas layer effect on pavement dari harga h1 / h2

    dan E2 maka didapat r = 1,08

    - Equivalent thickskess = h1 (r)4/3

    = 18 . (1,08)4/3

    = 19,945 inch

    - Dari hasil tersebut didapat kelebihan sebesar : 19,945 18 = 1,945 inch.

    Dicoba lagi :

    - Tebal slab beton (h1) = 16,1 inch

    - Subbase (h2) = 6 inch

    - Modulus elastisitas subbase beton (E2) = 1.106 pci

    - h1 / h2 = 2,683

    - Dengan menggunakan grafik stabilitas layer effect on pavement dari harga h1 / h2

    dan E2 maka didapat r = 1,09

    - Equivalent thickskess = h1 (r)4/3

    = 16,1 . (1,09)4/3

    = 18,06 inch

    = 18 inch

    - Dari hasil tersebut didapat memenuhi harga semula (h1 awal)

    Lapisan Kritis (T) Non kritis (0,9) Pinggir(0,7T)

    Slab betonh1

    h2

    16,1

    6,0

    14,49

    5,40

    11,27

    4,2

    Total 22,1 19,89 15,47

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    49/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 49

    Perhitungan Penulangan

    Diketahui slab beton h1 = 16,1 = 40,894 cm = 41 cm

    Rumus penulangan untuk perkerasan rigid adalah :

    1. Improyed unit

    As = 3,7 L L.Hfs

    2. Matriks unit

    As = 0,64 L L.Hfs

    Dimana :

    As = Luas penampang melintang besi unutk setiap satuan panjang slab beton

    L = panjang atau lebar slab beton (ft atau m)fs = tegangan tarik besi (pci)

    h = tebal slab beton

    Maka dengan data berikut :

    L = diambil tiap 15 m = 1500 cm

    h = 41 cm = 410 mm

    fs = 1400 kg/cm2 (baja U-24) = 137,42 N/m2

    As = 0,64 (15 15 . 0,41) = 0,1732 m2 = 1732 cm2137,42

    Kontrol :

    Amin = 0,05 % dari penampang lintang beton

    = 0,05 % X 1500 X 41

    = 30,75 cm2

    Dipakai sebagai Amin desain dimana A = 30,75 cm2

    Tulangan yang diambil d= 15 mm dengan A = 1,766 cm2

    Jumlah tulangan yang diperlukan :

    n = Amin/ A = 30,75 / 1,766 = 17,412 = 18 buah

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    50/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 50

    Jarak Spasi tulangan

    S = 1500 (2 x jarak sepasi tepi)

    n= 1500 (2 x 10)

    18

    = 82,2 cm

    41 cm

    15 m

    Kontrol tegangan :

    Data :

    - MTOW = 466.000 lbs = 211.564 kg

    - Beton k-225 b = 75 kg/cm2 ; n = 24

    - Baja U-24 y = 1400 kg/cm2

    Momen yang terjadi tiap 1 m

    M = 211.564 . 1 = 211.564 kgm

    Perhitungan dengan cara N

    h = ht (ht/10)

    = 41 (41/10)

    =36,9 cm

    b = 1m

    Ca = h = 36,9 = 0,708

    n.M 18 . 21156400b . a 100 . 1400

    15 5

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    51/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 51

    O = a = 1400 = 1,037n. b 18 . 75

    Dari tabel n untuk Ca = 0,747 dan = 1,25 didapat :

    = 1,105 dan = 1,400Syarat : >

    1,105 > 1,037..OK

    Tegangan yang terjadi :

    -- b = a = 1400 = 70,387 kg/cm2n . 18 . 1,105

    b < b

    70,387 kg/cm

    2

    < 75 kg/cm

    2

    ..OK-- a = a = 1400 = 1000 kg/cm2

    1,400

    a < a

    1000 kg/cm2 < 1400 kg/cm2..OK

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    52/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    YANA AGUSTIAN H8E104035 52

    BAB VI

    FASILITAS BANDARA

    Terminal Building

    Jumlah penumpang pada jam sibuk adalah :

    (jumlah pesawat jam sibuk) X (rata-rata penumpang perpesawat)

    15 X 190 = 2850 orang

    Faktor pengali terminal building (f)

    f = 2850 / 100 = 28,5

    Tabel Estimated requirement for air craft terminal building /100 passengerSarana Besarnya

    Ticket counter line (ft)

    Ticket counter work area (sq.ft)

    Ticket loby (sq.ft)

    Baggage counter (ft)

    Baggage work area(sq.ft)

    Baggage lobby area (sq.ft)

    Waiting room area (sq.ft)Waiting room sel

    Men rest room (sq.ft)

    Women rest room and lounge area (sq.ft)

    Kitchen and storage area (sq.ft)

    Eating area (sq.ft)

    News, novelis and gift area (sq.ft)

    Telephones

    Airlines operation and employed fasilitas

    40

    350

    700

    15

    220

    220

    180045

    350

    400

    650

    1400

    200

    7

    3200

  • 8/3/2019 TB. Lapter

    53/53

    TUGAS BESAR LAP-TER

    Berdasarkan ketentuan pada tabel diatas, maka:

    - Ticket counter work area (sq.ft) = 28,5 x 350 = 9.975 ft2

    - Ticket loby (sq.ft) = 28,5 x 700 = 19.950ft2

    - Baggage work area(sq.ft) = 28,5 x 220 = 6.270 ft2

    - Baggage lobby area (sq.ft) = 28,5 x 220 = 6.270 ft2

    - Waiting room area (sq.ft) = 28,5 x 1800 = 51.300 ft2

    - Men rest room (sq.ft) = 28,5 x 350 = 9.975 ft2

    - Women rest room and lounge area (sq.ft) = 28,5 x 400 = 11.400 ft2

    - Kitchen and storage area (sq.ft) = 28,5 x 650 = 18.525 ft2

    - Eating area (sq.ft) = 28,5 x 1400 = 39.900 ft2

    - News, novelis and gift area (sq.ft) = 28,5 x 200 = 5.700 ft2

    - Airlines operation and employed fasilitas = 28,5 x 3200 = 91.200 ft2

    TOTAL = 270.465 ft2

    luas terminal building = 270.465 x 0,0929 = 25.126,2 m2

    - Ticket counter line (ft) = 28,5 x 40 = 1.140 ft2

    - Baggage counter (ft) = 28,5 x 15 = 427,5 ft2

    - Waiting room sel = 28,5 x 45 = 1.283,5 ft2

    - Telephones = 28,5 x 7 = 199,5 ft2

    Pertamina Aviation yaitu sebesar : 28,5 x 100 m2

    Fire Station = 28,5 x 50 m2

    Hanggar = 28,5 x380 m2

    Control tower = 28,5 x 10 m2

    Meteorologi dan geofisika= 28,5 x 20 m

    2

    Lapangan parkir digunakan untuk :

    penumpang pesawat