tatalaksana pud berdasarkan etiologi

4
Tatalaksana PUD Berdasarkan Etiologi Penatalaksanaan perdarahan uterus disfungsional menurut Raharja (2010): 1. PUD pada Siklus Anovulasi Prinsip Dasar: Perdarahan dengan perdarahan interval abnormal, dengan intensitas perdarahan, normal, banyak, atau sedikit . Bisa amenorea sampai ke polimenorea, atau hipomenorea sampai hipermenorea. Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum. Penyebab belum di ketahui secara pasti. Analisa hormonal umumnya normal. Diduga terjad gangguan sentral (disregulasi), akibat gangguan psikis. Diagnosa Anovulasi : Suhu basal badan, sitologi vagina, serum progesteron (bila mungkin). Manajemen : Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akut; dilanjutkan dengan pengaturan siklus haid, sampai terjadi ovulasi spontan, dan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai. Perdarahan akut – Hb < 8 gr%. Perbaiki keadaan umum (transfusi darah). Berikan sediaan estrogen-progesteron kombinasi. 17 beta estradiol 2 x2 mg, atau estrogen equin konjugasi 2 x 1,25 mg , atau estropipate 1x1,25 mg , dengan noretisteron 2x 5 mg, didrogesteron 2x10mg atau MPA 2x10 mg.

Upload: sabatinawindyas

Post on 28-Sep-2015

21 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hjbfndjsknskjncsjnjnj

TRANSCRIPT

Tatalaksana PUD Berdasarkan EtiologiPenatalaksanaan perdarahan uterus disfungsional menurut Raharja (2010):1. PUD pada Siklus AnovulasiPrinsip Dasar: Perdarahan dengan perdarahan interval abnormal, dengan intensitas perdarahan, normal, banyak, atau sedikit . Bisa amenorea sampai ke polimenorea, atau hipomenorea sampai hipermenorea. Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum. Penyebab belum di ketahui secara pasti. Analisa hormonal umumnya normal. Diduga terjad gangguan sentral (disregulasi), akibat gangguan psikis.Diagnosa Anovulasi : Suhu basal badan, sitologi vagina, serum progesteron (bila mungkin).Manajemen : Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akut; dilanjutkan dengan pengaturan siklus haid, sampai terjadi ovulasi spontan, dan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai. Perdarahan akut Hb < 8 gr%. Perbaiki keadaan umum (transfusi darah). Berikan sediaan estrogen-progesteron kombinasi. 17 beta estradiol 2 x2 mg, atau estrogen equin konjugasi 2 x 1,25 mg , atau estropipate 1x1,25 mg , dengan noretisteron 2x 5 mg, didrogesteron 2x10mg atau MPA 2x10 mg. Pemberian cukup 3 hari saja. Yang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi, juga 3 hari saja. Bila perdarahan benar disfungsional, maka perdarahan akan berhenti, atau berkurang, dan 3 - 4 hari setelah penghentian pengobatan akan terjadi perdarahan lucut. Pada wanita yang di jumpai gangguan psikis, pengobatan serupa dapat diteruskan selama 18 hari lagi. Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi di atas, kemungkinan besar wanita tersebut memiliki kelainan organik, selanjutnya dicari factor penyebabnya. Setelah perdarahan akut dapat diatasi, maka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus - cukup pemberian progesteron, 1 x 10 mg (MPA, didrogesteron), atau 1 x 5 mg (noretisteron) dari hari ke 16 sampai hari ke 25, selama 3 bulan. Dapat juga di berikan pil kontrasepsi kombinasi. Selesai pengobatan 3 bulan, perlu di cari penyebab anovulasi. Selama siklus belum berovulasi, PUD akan kembali lagi. Wanita dengan faktor resiko keganasan (obesitas, DM, hipertensi) perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi.2. PUD pada Siklus OvulasiDiagnosa Ovulasi: SBB, sitologi vagina, analisa hormonal FSH, LH, PRL, E2 dan P (bila mungkin).Manajemen : Pada pertengahan siklus - berikan 17 beta eastradiol 1x 2 mg, atau estrogen konjugasi 1x1,25 mg, atau estropipate 1,25 mg, hari ke 10 15 siklus. Pada premenstrual spotting - berikan MPA , atau noretisteron 1x5 mg, atau didiogesteron 1x10 mg hari ke 16 - 25 siklus. Pada postmenstrual spotting - berikan 17 beta estradiol 1x 2 mg, atau estrogen equin konjugasi, atau estropipate, 1x 1,25 mg, hari ke 2 - ke 8 siklus. Pada keadaan sulit mendapatkan tablet Estrogen dan Progesteron, dapat diberikan pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus.3. PUD pada Usia Perimenarche PUD pada usia ini umumnya terjadi pada siklus anovulatorik, yaitu sebanyak 95-98% Diagnosis anovulasi, dan analisa hormonal tidak perlu di lakukan. Selama perdarahan yang terjadi tidak berbahaya atau tidak mengganggu keadaan pasien, maka tidak perlu dilakukan tindakan apapun. Namun andaikata terpaksa dan perlu diobati, misalnya terjadi gangguan psikis, atau permintaan pasien, maka dapat diberikan antiprostaglandin, antiinflamasi nonsteroid, atau asam traneksamat. Pemberian E+P, kontrasepsi hormonal, Gn-RH analog (agonis/antagonis) hanya bila dengan obat-obat di atas tidak memberikan hasil. Pada PUD perimenars akut, maka penanganannya seperti pada PUD usia reproduksi, dan pengaturan siklus juga seperti pada PUD usia reproduksi. Selama siklus haidnya masih belum berovulasi, kemungkinan terjadi perdarahan akut berulang tetap ada. Tidak dianjurkan pemberian induksi ovulasi. Tindakan dilatasi dan kuretase (D&K) hanya merupakan pilihan terakhir.4. PUD pada Perimenopause (di makalah sebelumya)Raharja, B.B. 2010. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.