tata tulis karya ilmiah

9
BAB I SYARAT DAN JENIS KARYAILMIAH Tujuan : mahasiswa mampu menguraikan syarzrtyang harus dipenuhi bagi sebuah karya tulis ilmiah dan mampu membedakan berbagai jenis karya ilmiah. Sasaran : (1) Mahasiswa dapat menyadari pentingnya kemampuan menuliskarya ilmiah dalampenyebarluasan ilmu, teknologi,dan seni(ilteks). (Z) Mahasiswa dapat menguasai danmenerapkan syarat isi dalamsebuah karya tulis ilmiah. (3) Mahasiswadapatmenerapkan syaratkebahasaan dalam penyusunan karya tulis ilmiah. (4) Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis karya ilmiah baik berdasarkan capaianakademis maupun forum yang digunakan' I 1.1 Pentingnya Tata Tulis Karya Ilmiah Kemajuan umat manusiatidak akan terjadi tanpa kemajuan ilmu pengetahuan. Temuan demi temuantelah menuntunperjalananperadaban manusiadari serbaalami sampai pada peradaban serba ilmiah. Artinya manusia yang semula hidup semata-mata bergantung padakehendakalam, berkat kemajuan ilmu pengetahuaffnya, berangsur- angsurmenjadi hidup menurut kehendaknya sendiri dengancaramengendalikan kehendakalam itu. Kemajuan kemampuan mengendalikanataumemanfaatkan alam itu terjadi disebabkan setiaptemuan digunakanpijakan untuk penemuan berikutrya. Semua temuan beserta prosesnya hanyamungkin bisa dimanfaatkan oleh generasi penerus jika adadokumennya. Salah satu benhrkdokumen ilmiah yang sangat penting adalah karya tulis ilmiah. Di samping itu, karya tulis ilmiah tidak kalahpentingnya sebagai sarana komunikasiilmiah yang sangat efektif bagi masyarakat padazamanrrya yang dimaksud dengan tata tulis karya ilmiah adalahcara menyusuntulisan tentang perencanaan, pelaksanaan, danhasil suatu kajian ilmiah. Caramenyusun tulisantersebut meliputi pengggnaan bahasa, pengurutan materi tulisan,dan bagaimana cara naskah itu ditampilkan. Perencanaan kegiatanmaksudnyamenentukan dan menyusun langkah-langkah yang akandilakukan beserta objek-objeknya, sedangkan pelaksanaan kegiatan adalahbagaimana caranyakegiatan itu dilakukan tahap demi tahap, danyang dimaksud dengan hasil kegiatan adalah segala yang telah dicapaioleh keeiatan itu.

Upload: ryan-agung-wibowo

Post on 04-Oct-2015

401 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

cara-cara penulisan tata tulis karya

TRANSCRIPT

  • BAB I

    SYARAT DAN JENIS KARYAILMIAH

    Tujuan : mahasiswa mampu menguraikan syarzrtyang harus dipenuhi bagi sebuah

    karya tulis ilmiah dan mampu membedakan berbagai jenis karya ilmiah.

    Sasaran :

    (1) Mahasiswa dapat menyadari pentingnya kemampuan menulis karya ilmiah

    dalam penyebarluasan ilmu, teknologi, dan seni (ilteks).

    (Z) Mahasiswa dapat menguasai dan menerapkan syarat isi dalam sebuah karya

    tulis ilmiah.

    (3) Mahasiswa dapat menerapkan syarat kebahasaan dalam penyusunan karya

    tulis ilmiah.

    (4) Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis karya ilmiah baik

    berdasarkan capaian akademis maupun forum yang digunakan'

    I

    1.1 Pentingnya Tata Tulis Karya Ilmiah

    Kemajuan umat manusia tidak akan terjadi tanpa kemajuan ilmu pengetahuan.

    Temuan demi temuan telah menuntun perjalanan peradaban manusia dari serba alami

    sampai pada peradaban serba ilmiah. Artinya manusia yang semula hidup semata-mata

    bergantung pada kehendak alam, berkat kemajuan ilmu pengetahuaffnya, berangsur-

    angsur menjadi hidup menurut kehendaknya sendiri dengan cara mengendalikan

    kehendak alam itu. Kemajuan kemampuan mengendalikan atau memanfaatkan alam itu

    terjadi disebabkan setiap temuan digunakan pijakan untuk penemuan berikutrya.

    Semua temuan beserta prosesnya hanya mungkin bisa dimanfaatkan oleh generasi

    penerus jika ada dokumennya. Salah satu benhrk dokumen ilmiah yang sangat penting

    adalah karya tulis ilmiah. Di samping itu, karya tulis ilmiah tidak kalah pentingnya

    sebagai sarana komunikasi ilmiah yang sangat efektif bagi masyarakat padazamanrrya.

    yang dimaksud dengan tata tulis karya ilmiah adalah cara menyusun tulisan

    tentang perencanaan, pelaksanaan, dan hasil suatu kajian ilmiah. Cara menyusun

    tulisan tersebut meliputi pengggnaan bahasa, pengurutan materi tulisan, dan bagaimana

    cara naskah itu ditampilkan. Perencanaan kegiatan maksudnya menentukan dan

    menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan beserta objek-objeknya, sedangkan

    pelaksanaan kegiatan adalah bagaimana caranyakegiatan itu dilakukan tahap demi

    tahap, dan yang dimaksud dengan hasil kegiatan adalah segala yang telah dicapai oleh

    keeiatan itu.

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

  • 2

    Kegiatan ilmiah yang akan dibahas di sini hanyalah kegiatan menyusun tulisanhasil penelitian. Hal itu disebabkan kegiatan ilmiah yang lain, seperti seminar dandiskusi, materi bahasannya biasanya berdasar pada hasil penelitian.

    Pembahasan mengenai kegiatan ilmiah terdiri atas tiga aspek berikut: materikajian, cara pengkajian, dan tujuan pengkajian. Materi kajian adalah segala fenomenamasalah yang ada dalam kehidupan, sedangkan cara pengkajian adalah metode yangdigunakan untuk mengenali segala yang adadalam kehidupan itu. Tujuan pengkajianadalahmemprediksi dan atau mengendalikan berbagai fenomena dalam kehidupan itusupaya bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan ilmiahbila kegiatan itu mengkaji berbagai fenomena dalam kehidupan dengan menggunakanmetode tertentu sehingga hasilnya dapat dipakai untuk memprediksi atau mengontrolfenomena kehidupan itu.

    1.2 Syarat dan Subjek Tata Tirlis Karya ll4iahMengacu pada uraian di atas, syarat dan subjek tata tulis karya ilmiah adalah

    sebagai berikut:

    (1) menggunakan bahasa tulis ilmiah;(2) mengangkat fenomena yang terdapat dalam kehidupan;(3) menggunakan cara pengkajian tertentu;(4) menemukan sesuatu yang dapat dijadikan masukan untuk memprediksi

    atau mengontrol fenomena dalam kehidupan, dan(5) menyajikan tulisan itu dengan cara tertentu.

    Bahasa tulis ilmiah sebagai syarat pertama akan dibahas pada bab khusus.Materi bahasa tulis ini cukup banyak, yaitu ejaan,tatakata,tatakalimat, dantataistilah. Materi ejaanyangpenting adalah penggunaan huruf penulisan kata, penulisanunsur serapan, dan penggunaantandabaca. Bidang tatakatayang akan dibahasmeliputi proses pembentukan kata, arti/finrgsi pembentukan kata, danpenggunaanberbagai bentukan kata dalamkalimat yang masih sering salah.

    Pengkajian/pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara: pengkajiansecara rasional dan secara empiris. pengkajian secara rasional arilinya datayangdiperlukan untuk meneliti masalah itu diambil dari berbagai literatur. Adapunpengkajian secara empiris artinya datayangdiperlukan untuk meneliti masalah itudiambil dari kenyataan melalui teknik survei dan eksperimen. Survei dapat dilakukandengan mengadakan wawancara, angket, dan observasi. Eksperimen dapat dilakukandengan mengadakan percobaan di laboratorium atau di lapangan. observasi dapatdilakukan dengan partisipasi melalui kerja praktik di tempat tertentu yang memberikanpcluang untuk mendap atkan data yang diperlukan.

    I

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

    PramusantoHighlight

  • 3

    Hasil karya ilmiah selayaknya memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi

    oleh umat manusia. Misalnya, manusia menghadapi masalah kerawanan pangan di

    suatu daerah. Dengan menggunakan salah satu cara atav gabungan dad' caralmetode di

    atas, manusia berusaha menemukan sebab-sebab terjadinya kerawanan pangan itu

    dengan ditemukannya sebab-sebab itu, tentu manusia akan berusaha pula untuk

    menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Jalan keluar itulah tujuan akhir suatu

    penelitian. Jalan keluar tersebut merupakan suatu rekomendasi/saran yang disimpulkan

    dari hasil penelitian itu.

    Tulisan mengenai hasil penelitian di atas, walaupun menggunakan bahasa

    ilmiah, belum bisa diterima sebagai karya tulis ilmiah yang formal bila penyajiannya

    tidak menurut tata tulis yang telah disepakati oleh kalangan akademisi (yang

    berkecimpung di dunia ilmu pengetahuan). Karena kony-ensi tata tulis tersebut

    memerlukan uraian yang terperinci, penjelasannya disajikan pada bab khusus.

    1.3 Ciri Bahasa Ilteks dalam Karya Ilmiah

    Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah adalah bahasa ragam

    ilmiah. Bahasa ragamilmiah berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya

    dalam bidang kegiatan. Sesuai dengan sifat keilmuan, bahasa Indonesia ragam ilmiah

    harus memenuhi syarat di antaranya sesuai dengan kaidah bahasa baku, logis,

    kuantitatif, denotatif, dan tePat.

    Pada bahasa Indonesia ragam ilmiah, bahasa sebagai bentuk luar dan ide yarrg

    disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam tidak dapat dipisahkan. Hal ini

    terlihat pada ciri bahasa ilmiah yang disebut juga sebagai bahasa ilteks. Ciri itu sebagai

    berikut.

    (1) Bahasa Baku

    Berbicara tentang bahasa baku berarti kita berada pada situasi formal, baik lisan

    maupun tulis. Situasi formal yang paling mendukung pemakaian dan pembinaan

    bahasa adalahdalam pendidikan. Kaidah bahasa baku itu paling lengkap diperikan bila

    dibandingkan dengan ragambahasa yang lain. Ragam bahasa baku adalah tagamyang

    dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa

    resmi dan sebagai kerangka rujukan penggunaan bahasa. Ragam baku mempunyai sifat

    sebasai berikut.

  • (a) Kemantapan Dinamis

    Ragam bahasa baku mempunyai kemantapan dinamis berupa kaidah

    dan aturan yang tetap berarti tidak dapat berubah setiap saat. Kaidahpembentukan kata yang memunculkan bent'tk perasa, petani, pesuruh,

    perumus, dan sebagainya dengan taat asas harus dapat menghasilkan benfukperajin, perusak, pesepak bola, bukan pengrajin, pengrusak, penyepak bola,

    dan lainlain. Kehomoniman yang timbul akibat penerapan kaidah bukan

    alasan yang cukup kuat menghalalkan penyimpangan itu. Bahasa mana pun

    tidak dapat luput dari kehomoniman itu. Kalau kita berpegang pada sifat

    mantap, kata pengrajin dan pengrusak ttdak berterima.

    Di pihak lain, kemantapan itu tidak kaku, tetapi cuhrp luwes

    sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang

    kosa kata dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragamyang diperlukan dalam kehidupan modem. Misalnya, di bidang peristilahan

    muncul keperluan "untuk membedakan pelanggan orang yang

    berlanggan(an)" dan langganan pihak yang tetap menjual barang kepada

    orang lain; "hal menerima terbitan atau jasa atas pesanan secaxa teratur"

    Tokonya disebut langganan dan orang yangberlangganan itu disebutpelanggan. (TTBI)

    Demikian juga, struktur kalimat maupun pemilihan katalistilah harus

    sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perhatikan contoh kalimat berikut!

    Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga, dan lain sebagainya makaprolek itu kita terpalcsa serahkan kepada pengusaha asing.

    Pada kalimat di atas terdapat kata dan strukhr yang tidak baku yaitu

    dikarenakan, dan lain sebagainya, dan bita terpaksa serahkan.

    Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut. Karena kekurangan modal,

    tenaga, dan lain lain, pelal

  • 5

    (c) Seragam

    Ragam baku bersifat seragam. Artrnya, pembakuan adalah

    penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik

    keseragaman. Pelayan pada pesawat terbang dianjurkan untuk memakai

    istllahpramugaradanpramugari.Andalkataadaorangyangmengusulkan

    bahwa pelayan pesawat terbang disebut ste'vvard atau stewardes dan

    penyerapan itu seragam, kata itu rnenjadi ragam baku. Akan tetapi,kata

    steward dan stewqrdes sampai saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Pusat

    bahasa pernah menganjurkan untuk menggunakan kata sangkil dan mangkus

    sebagai pengganti kata efektif dan efisien, namun sampai sekarang pemakai

    bahasa tidak menggunakannya. Artinya kata itu tidak berterima bagi

    masyarakat.

    (2) Logis

    Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah, sesuai

    fakta atau dapat diterima akal sehat. Perhatikan contoh kalimat berikut!

    Orang yang senang menggunakan alat itu harus sering diserttis supaya tidak

    cepat rusak.Ide yang dikemukakan pada kalimat di atas tidak logis. Frasa harus sering

    diservis mengacu padakata "ofang" bukan pada kata "alat". Dalam hal ini, orang tidak

    mungkin diservis. Itulah sebabnva ide pada kalimat tersebut tidak logis. Perhatikan

    kalimat berikut! Alat yang sering digunakan itu harus diservis supaya tidak cepat

    rusak.

    (3) Kuantitatif

    Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti.

    perhatikan contoh kalimat berikut! (Jntuk menanam pohon itu diperlukan lubang yang

    cukup dalam.Frasayang cukup dalam tidak menunjukkan ukuran yang pasti.

    Perhatikan kalimat berikut! (Jntuk menanam pohon itu diperlukan lubang dengan

    kedalaman setengah meter

    (4) Tepat/Jelas

    Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur

    atau penulis dan mengandung satu makna. Hal ini bergantung pada ketepatan memilih

    kata dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.

    Perhatikan contoh kalimat berikut! Atap bangunqn yang sudah rusak itu dari sirap.

  • 6

    Kalimat di atas mengandung makna ganda. Frasayang sudah rusak dapat mengacu

    pada kata atap jluga mengacu pada kata bangunan. Perhatikan kalimat berikut!

    (a) Atap bangunan yang sudah rusak itu dari sirap

    (b) Atap bangunan-yang sudah rusak itu dari sirap-

    (c) Bangunan yang sudah rusak itu atapnya dari sirap.

    (5) Denotatif

    Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak

    melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif.

    Kota-kotq besar tidak pernah tiduri padat dengan pabnk-pabrik yang berjalan terus

    tanpa lelah. Kata tidur, berjalan, dan lelah tidak merujuk arti yang sebenarnya. Dalam

    bahasa ilmiah, ide pada kalimat di atas dapat diungkapkan sebagai berikut.

    Di kota-kota besari kegiatan hidup tidakpernah berhenti baiksiangmautrrunmalam.

    (Q Lugas

    Ide atau gagasan diungkapkan dengan kalimat pendelq tetapi padat isi (bernas)

    langsung menuju sasaran, pernakaian kata sesuai dengan kebutuhan.

    Perhatikan contoh kalimat berikut!

    I ,Sebailcnya letak rumah tidak dekat dengan rawa-rawa dan sedapat mtmgkin letak

    \ rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila deknt dengan tempat ramai

    kita tidak dapat beristirahat dengan baik.

    Kalimat di atas tidak ringkas karena pada kalimat itu terdapat kata yang idenya dapat

    dinyatakan dengan caralain dan pengulangan frase yang tidak perlu. Ide di atas dapat

    I diungkapkan dengan kalimat yang lebih ringkas sebagai berikut.

    I Sebailcnya letak rumah jauh dari rawa dan dari tempat ramai agar penghuninya dapat

    beristirahqt dengan baik-

    iI (7) Runtun

    Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik

    aalam kalimat maupun dalam paragraf.

    Perhatikan paragraf berikut:

    Pada masa kini kemampuan masvarakst untuk memiliki kendaraan semakin

    besari seiring dengan majunya perotomotifan yang mengeluarkan produk

    kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai htalitas, mereka dapat

    memperolehnya- Sernakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak memberikan

    kemudahan untuk memelihqranya. Kerryataannya para pemilik kendaraan tidak culary

    memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan kendaraan.

  • 7

    Paragraf di atas tidak runtun. Kalimat kedua tidak runtun dengan kalimat

    pertama; demikian juga kalimat ketiga dengan kalimat kedua. Setiap kalimat

    mengungkapkan ide pokok yang berbeda. Ketidakruntunan ide yang diungkapkan pada

    paragraf itu terlihat juga pada klausa akhir kalimat pertama. Klausa akhir pada kalimat

    tersebut tidak runtun dengan klausa sebelumnya.

    Dalam pemakaian bahasa Indonesia ragam ilmiah sering dijumpai

    penyimpangan dari ciri-ciri di atas sehingga mempengaruhi kejelasan pesan ilmiah

    yang disampaikan. Dalam ragamhrlis, penyimpangan itu dijumpai pada setiap unsur

    bahasa, baik ejaan, katalistilah, maupun kalimat. Dalam ejaan, misalnya,terdapat

    kesalahan dalam pemakaian huruf, pemisahan suku kata, penulisan kata, dan

    pemakaian tandabaca. Dalam pemilihan katalistilah terdapat ketidaktepatan memilih

    kata/istilah dan pemakaian bentuk nonbaku.

    Panyimpanganlkesalahan terjadi karena berbagai hal seperti berikut:

    (1) pengaruh struktur bahasa daerah dan dialek;

    (2) pengaruh struktur bahasa asing;

    (3) mengandung makna ganda (taksa);

    (4) nirlogis;

    (5) mengandun g gejala mtbazir;

    (6) ketidaklengkapan unsur kalimat inti/nirlengkap;

    (7) kerancuan;

    (8) kalimat terlalu panjang. \

    1.4 Bahasa Indonesia yang Benar dengan Baik

    Bahasa yang benar kaidahnya belum tentu bahasa itu baik, sebab, misalnya akan

    janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakanragarnbahasa baku seperti

    bahasa seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknya,

    akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar

    menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang mengobrol di kantin. Dalam

    situasi semacam itu (resmi) tentu saja tidak digunakan kata-kata gimana, dibilang,

    dibikin, udah, ngapain, dan sejenisnya.

    Bahasa yang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan

    dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut karena

    penyampaiannya sesuai dengan situasi. Dengan kata lain, bahasa yang baik adalah

    bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud. Bahasa yang baik tidak selalu

    harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian

    bahasa itu dengan situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Bisa saja

    bahasa yang baik itu tidak benar kaidahnya.

  • 8

    Dalam struktur seperti: "Tadi telah dibilang oleh pemakalah bahwa masalah ini

    sangat kompleks ". Secara tatabahasa, penempatan kata dibilang benar, dan secara

    morfologis bentukan kata dibilang pun benar. Atas dasar kenyataan itu, dapat dikatakan

    bahwa pemakaian bahasa tersebut benar, tetapi tidak baik sebab dibilang merupakan

    kata tidak baku, sementara suasana tersebut merupakan suasana yang resmi. Dengan

    demikian, bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan

    kaidah dan situasi.

    Contoh lain lagi, ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar

    Penggunaan bahasa Indonesia dalam karangan iLniah seperti makalah, skripsi, atau

    tesis dan desertasi jugapada sebagian buku, artikel masih dijumpai kesalahan baik

    ejaan, morfologi, sintaksis, ataupun paragraf. Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia

    baku dalam karangan ilmiah tsb. di antaranya dapat disebabkan terjadinya gejala

    interferensi karena penulis karangan ilmiah tersebut termasuk kelompok dwibahasawan

    atau multibahasawan. Kesalahan pemakaian bahasa akan berakibatpada kesalahan

    penafsiran dan pemahaman gagasan yang dikemukakan dalam karangan ilmiah.

    Berbagai gejala kesalahan dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan

    ilmiah ini harus diatasi. Hal tersebut tentu dapat diatasi bila ada keseimbangan antara

    pesan ilmiah yang disampaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang digunakan.

    I.5 Jenis Karya Tulis Ilmiah

    Pembagian jenis karya tulis ihniah dapat dilakukan berdasarkan beberapa

    pertimbangan berikut.

    (1) Capaian akademis

    (a) Disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar doktor (S3).

    (b) Tesis adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar magister (S2).

    (c) Skripsi/Tugas Akhir adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar sarjana

    (s l).(d) Makalah adalah karya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah tertentu.

    Isi semua karya tulis di atas berupa hasil penelitian beserta prosesnya.

    Perbedaannya terletak pada kekompleksan masalah, kecanggihan metode, dan kualitas

    penyelesaian masalah.

  • 9

    (2) Forum yang digunakan

    (a) Artikel ilmiah adalah sejenis esai yang membahas suatu masalah

    berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk dimuat pada jurnal, majalah, surat

    kabar, dan internet.

    (b) Makalah/paperlkertas kerja adalah karya tulis yang membahas suatu

    masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk disajikanpada seminar,

    simposium, lokakarya, dan diskusi. Makalah mungkin saja menjadi suatu artikel

    bila disajikan pada majalah atau surat kabar. Sebaliknya, artikel bisa saja disebut

    makalah bila disajikan pada suatu temu ilmiah.

    (c) Buku daras/buku teks/buku ajar adalahkumpulan tulisan mengenai teori

    dalil, hukum, atau kaidah mengenai suatu disiplin ilmu untuk dijadikan acuan

    mata kuliah ataumatapelajaran dalam proses belajar mengajar.

    (3) Laporan penelitian adalah suatu tulisan tentang proses dan hasil penelitian untuk

    disebarluaskan kepada masyarakat atau ilmuwan. Ciri khas laporan penelitian antata

    lain menggunakan studi literatur dan berbagai metode pengumpulan data.

    Ringkasan

    Salah satu bentuk dokumen ilmiah yang sangat penting adalah karya tulis

    ilmiah. Karya tulis ilmiah tidak kalah pentingnya sebagai sarana komunikasi ilmiah

    yang sangat efektif bagi masyarakat. Tata tulis karya ilmiah adalah cafa menyusun

    tulisan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan hasil suatu kajian ilmiah yang meliputi

    penggunaan bahasa, pengUrutan materi tulisan, dan bagaimana cara naskdh itu

    ditampilkan. Syarat dan subjek tulisan ilmiah adalah (1) menggunakan bahasa tulis

    ilmiah, (2) mengangkat fenomena dalam kehidupan, (3) menggunakan teknik kajian

    tertentu, (4) menemukan sesuatu sebagai bahan masukan, (5) penyajian tulisan dengan

    cara tertentu. Syarat kebahasaan dalam tulisan ilmiah adalah baku, logis, kuantitatif

    tepat, denotatif, ringkas, dan runtun. Jenis karya tulis ilmiah (a) berdasarkan capaian

    akademis : disertasi, tesis, skripsiltugas akhir, makalah, (b) berdasarkan forum : artikel

    ilmiah, kertas kerja, buku daras, buku ajar, monoglam, (c) laporan penelitian.

    Perlatihan

    (1) Jelaskan pentingnya karya tulis ilmiah dan apa syarat isinya!

    (2) Uraikan ciri bahasa ipteks untuk karya tulis ilmiah. Berikan contohnya!

    (3) Tuliskan jenis karya ilmiah berdasarkan capaianakademis dan forum yang

    digunakan!