tata tempat, tata upacara, dan tata ......tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sebagai bentuk...

62
20 Agustus 2019 Ahmad Taufik

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 20 Agustus 2019

    Ahmad Taufik

  • Curriculum Vitae

    Nama Dr. Ahmad Taufik

    Tempat, Tgl. Lahir Kudus, 29 Juli 1972

    Jabatan Widyaiswara Madya Pusdiklat Kemensetneg(November 2014 s.d. Sekarang)

    Jabatan Sebelumnya Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi (April s.d. Oktober 2014)

    Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Administrasi dan Keuangan (2012-2014)

    Kabag Persuratan dan TUP Sekretariat Presiden (2005-2010)

    Pendidikan Program Doktor, Ilmu Administrasi UI (2018)Magister Sains, Ilmu Administrasi dan Kebijakan

    Publik, UI (2002) Ilmu Administrasi Negara, FISIP UNDIP (1996)

    No. Telepon/Email R. (021) 8563726 HP. 08129338872

    [email protected]

  • Pengalaman Penugasan

    Penugasan Dalam Negeri

    Sebagai Petugas Protokol Kepresidenan

    ke beberapa daerah di Indonesia

    Sebagai Widyaiswara mengajar berbagai diklat dengan spesialisasi

    Materi Manajemen Keprotokolan, Tata Cara Penulisan Efektif, Teknik

    Komunikasi dan Presentasi, Public Speaking, Kebijakan Publik,

    Manajemen Perkantoran dan Kesekretariatan, Tata Naskah Dinas,

    Rahasia Kedinasan, Diklat Manajemen Konflik, Diklat Prajabatan,

    Diklatpim IV dan III (Dinamika Kelompok, Diagnostic Reading, Proyek

    Perubahan)

    PenugasanLuar Negeri

    Sebagai Petugas Protokol Kepresidenan ke beberapa negara sahabat, seperti:

    Amerika Serikat (1999, 2001, 2006, 2009), Perancis (1999, 2009), Rusia

    (2006), Jerman (2001), Singapura (2006, 2007, 2010), Qatar (2006),

    Jepang (1999, 2003, 2006), New Zealand (2005), Laos (2004), Thailand

    (1999, 2003), Bahrain (2000), Iran (2000), Pakistan (2000), Mesir

    (2000), Bangladesh (2003), Mongolia (2003), Vietnam (2003), Meksiko

    (2002), Yunani (2002, 2011), Turki (2011), Republik Rakyat China

    (2002, 2005), Kuwait (1999), Jordania (1999), Kesultanan Oman (1999),

    Malaysia (1998)

  • Pengertian dan Tujuan Pengaturan Keprotokolan

    Landasan dan Sumber Hukum Keprotokolan

    Ruang Lingkup Keprotokolan (Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan)

  • PENGERTIAN KEPROTOKOLAN

    Keprotokolan adalah serangkaian kegiatanyang berkaitan dengan aturan dalam acarakenegaraan atau acara resmi yang meliputi TataTempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatansebagai bentuk penghormatan kepadaseseorang sesuai dengan jabatan dan/ataukedudukannya dalam negara, pemerintahan,atau masyarakat.(UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)

  • TUJUAN PENGATURAN KEPROTOKOLANPASAL 3 UU NO.9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN

    a. Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara,

    Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau

    Organisasi Internasional, serta Tokoh Masyarakat tertentu,

    dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam

    negara, pemerintahan, dan masyarakat;

    b. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara

    agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai

    dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara

    nasional maupun internasional; dan

    c. Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan

    antarbangsa.

  • LANDASAN & SUMBER HUKUM KEPROTOKOLAN

    PERSETUJUAN INTERNASIONAL

    Konvensi Wina 1815, 1961 dan 1963

    PERATURAN PERUNDANGAN

    UU Nomor 8 Tahun 1987 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan

    UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri

    UU Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan 1963

    PP Nomor 39 Tahun 2018 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 9/2010

    PP Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan

    Keppres Nomor 32 Tahun 1971 tentang Protokol Negara

    Permensesneg Nomor 13 Tahun 2009 tentang

    Juklak Keprotokolan Presiden dan Wakil Presiden

    Perpres Nomor 71 Tahun 2018 tentang Tata Pakaian

    TRADISI, ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN SETEMPAT

    AZAS TIMBAL BALIK (RESIPROSITAS)

    LOGIKA UMUM (COMMON SENSE)

  • Ruang Lingkup Keprotokolan(Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 9 Tahun 2010)

    TATA TEMPAT :

    Pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat

    Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau

    Organisasi Internasional, serta Tokoh Masyarakat tertentu

    dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.

    TATA UPACARA:

    Aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara

    Kenegaraan atau Acara Resmi.

    TATA PENGHORMATAN:

    Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi

    Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan

    Negara Asing dan/atau Organisasi Internasional, dan Tokoh

    Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara

    Resmi.12

  • TATA TEMPAT (PRESEANCE)

    Adalah pengaturan tempatbagi Pejabat Negara,Pejabat Pemerintahan,perwakilan negara asingdan/atau organisasiinternasional, serta TokohMasyarakat Tertentu dalamacara kenegaraan atau acararesmi;

    Mengandung unsur tentangsiapa yang berhakdidahulukan dan siapa yang berhak mendapat prioritas.

  • ATURAN DASAR TATA TEMPAT

    1. Orang yang berhak mendapat tataurutan pertama/paling tinggi adalahmereka yang mempunyai urutanpaling depan/mendahului.

  • ATURAN DASAR TATA TEMPAT

    2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanandari orang yang mendapat urutan tatatempat paling utama, dianggap lebihtinggi/mendahului orang yang duduk disebelah kirinya.

  • Lanjutan Aturan Dasar...

    3. Jika menghadap meja, tempat utama yang menghadap ke pintu keluar dan tempatterakhir adalah tempat yang paling dekatdengan pintu keluar.

  • Lanjutan Aturan Dasar ...

    3. Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang terhormat adalah di tempat paling tengah, dan di tempat sebelah kanan luar.

  • ATURAN DASAR TATA TEMPAT (lanjutan)

    5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata urutan paling utama di pesawat terbang naik paling akhir dan turun paling dahulu.

  • ATURAN DASAR TATA TEMPAT

    6. Dalam hal kedatangan dan kepulangan, orang yang paling dihormati selalu datang paling akhir dan pulang paling dahulu.

  • PEDOMAN TATA TEMPAT

    a. Urutan Tata Tempat di Pusat:

    1) Presiden RI

    2) Wakil Presiden RI

    3) Mantan Presiden &

    Mantan Wakil Presiden RI

    4) Ketua Lembaga Negara

    (Ketua MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK dan KY)

    5) Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan

    6) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan

    Organisasi Internasional.

    8

  • 7) Wakil Ketua MPR, DPR, DPD, Gubernur BI, Ketua

    Badan Penyelenggara Pemilu, Wakil Ketua BPK,

    MA, MK dan KY.

    8) Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota DPR-

    RI, dan Anggota DPD-RI, serta Dubes LBBP-RI.

    9) Kepala Staf TNI AD, AL dan AU TNI

    10) Pemimpin Parpol yang memiliki wakil di DPR-RI

    11) Anggota BPK, Ketua Muda dan Hakim Agung MA,

    Hakim MK, dan Anggota KY Republik Indonesia.

    12) Pemimpin LN yang ditetapkan sebagai PN,

    Pemimpin LN lainnya yang ditetapkan dg UU,

    DGS dan Deputi Gubernur BI, serta Wakil Ketua

    Badan Penyelenggara Pemilu.9

  • 13) Gubernur Kepala Daerah.

    14) Pemilik Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan

    Tertentu

    15) Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian,

    Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf AD, AL, dan AU

    TNI, Wakil Kapolri, Wakil Jakgung, Wakil

    Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Pejabat Eselon I

    atau yang disetarakan.

    16) Bupati/Walikota dan Ketua DPRD

    Kabupaten/Kota; dan

    17) Pimpinan tertinggi representasi organiasi

    keagamaan tingkat nasional yang secara faktual

    diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan

    Masyarakat. 10

  • Dalam hal terdapat pejabat negara atau

    pejabat pemerintahan baru yang belum

    disebutkan dalam Undang-Undang

    Keprotokolan, urutan tata tempat dalam

    Acara Kenegaraan dan Acara Resmi

    ditetapkan oleh menteri yang

    menyelenggarakan urusan pemerintahan di

    bidang kesekretariatan negara (Pasal 6 (4)

    PP Nomor 39/2018 tentang Pelaksanaan UU

    Keprotokolan).

  • b. Urutan Tata Tempat di Provinsi:

    1) Gubernur;

    2) Wakil Gubernur;

    3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur;

    4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;

    5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di

    daerah;

    6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;

    7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi

    TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua

    Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan

    Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi.

    11

  • b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:

    8) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil

    di DPRD Provinsi;

    9) Anggota DPRD Provinsi atau nama lainnya,

    Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh

    dan Anggota Majelis Rakyat Papua;

    10) Bupati/Walikota;

    11) Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala

    Kantor Perwakilan BI di daerah, Ketua KPUD;

    12) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh

    Masyarakat Tertentu Tingkat Provinsi;

    13) Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

    11

  • b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:

    14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua

    DPRD Kabupaten/Kota;

    15) Anggota DPRD Kabupaten/Kota;

    16) Asisten Sekda Provinsi, Kepala Dinas Tingkat

    Provinsi, Kepala Kantor Instansi Vertikal di

    Provinsi, Kepala Badan Provinsi, dan Pejabat

    Eselon II; dan

    17) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Provinsi dan

    Pejabat Eselon III.

    11

  • c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:

    1) Bupati/Walikota;

    2) Wakil Bupati/Walikota;

    3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil

    Bupati/Walikota;

    4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;

    5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama

    lainnya;

    6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi

    TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua

    Pengadilan Negeri semua badan peradilan, dan

    Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;

    11

  • c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:

    7) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil

    di DPRD Kabupaten/Kota;

    8) Anggota DPRD Kabupaten/Kota atau nama

    lainnya;

    9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh

    Masyarakat Tertentu Tingkat Kabupaten/Kota;

    10) Asisten Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Badan

    Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Tingkat

    Kabupaten/Kota, dan Pejabat Eselon II, Kepala

    Kantor Perwakilan BI di Tingkat Kabupaten,

    Ketua KPU Kabupaten/Kota;

    11

  • c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:

    11) Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota,

    Kepala Unit Pelaksana Teknis Instansi Vertikal,

    Komandan Tertinggi TNI semua angkatan di

    kecamatan, dan Kepala Kepolisian di kecamatan;

    12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah

    Kabupaten/Kota, Camat, dan Pejabat Eselon III;

    13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan

    nama lain dan Pejabat Eselon IV.

    d. Istri / suami yg mendampingi Pejabat Negara/

    Pemerintah atau Tokoh Masyarakat ttt mendapat

    tempat sesuai dengan urutan tata tempat pejabat tsb11

  • e. Dlm hal Pejabat Negara/Pemerintah atau Tokoh

    Masyarakat ttt berhalangan hadir pd suatu acara,

    maka tempatnya tidak diisi oleh Pejabat yg mewakili

    (Pejabat yg mewakili mendapat tempat sesuai dg

    jabatan yang dipangkunya)

    f. Dalam hal Pejabat Negara/Pemerintahan memangku

    jabatan lebih dari satu yang berbeda tingkatannya,

    maka tata tempatnya berdasarkan urutan yang

    lebih dahulu

    g. Mantan Pejabat Negara/Pemerintah mendapat tempat

    setingkat lebih rendah dari jabatan yg pernah

    dipangku sebelumnya12

  • 13

    h. Acara resmi yang diselenggarakan oleh instansi

    pusat dan dilaksanakan di daerah, maka Menteri/

    Pimpinan LPNK yang ber tindak sebagai tuan rumah

    acara. Sedangkan tuan rumah daerah adalah

    Gubernur atau Bupati/Walikota.

    i. Pendamping Presiden RI atau Wakil Presiden RI

    pada saat menghadiri acara resmi di daerah :

    - Bila penyelenggaranya adalah instansi pusat,

    maka Menteri/Pimpinan LPNK yang mendampingi

    - Bila penyelenggaranya adalah daerah, maka

    Gubernur atau Bupati/Walikota yang bersang-

    kutan yang mendampingi

  • 14

    3. Contoh Pengaturan Tata Tempat

    a. Berdiri

    - Bila berjabat tangan :

    P

    5 4 3 2 1

    M

    1 2 3 4 5

    - Bila tidak berjabat tangan :

    5 3 1 2 4 4 2 1 3

    P = Presiden

    1 = Presiden

    M = Masyarakat

  • 15

    b. Duduk

    - Dalam rapat (meja bentuk U):

    13 12

    11 10

    9 8

    7 6

    5 3 1 2 4

    - Meja Bulat :

    1 = Pemimpin Rapat

    1

    67

    5 4

    3 2

  • 16

    - Dalam pertemuan / tatap muka (theater):

    6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

    6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

    6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

    6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

    6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

    4 2 1 3

    1 = Presiden

  • LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN

    Berhadapan : Satu Arah :

    Kursi Utama/Main Seat

    Kursi Menteri/ Rombongan

    Resmi Presiden

    Kursi Perangkat

    Kursi Muspida DaerahMeja Prasasti

    Podium

    Para Undangan lainnya

    Tombol Sirine 17

  • LAYOUT TEMPAT ACARA JAMUAN

    SANTAP MALAM KENEGARAAN

    Kursi Utama/Main Seat Para Ka. Lembaga Negara,

    Menteri dan Romb. Resmi

    Tamu Negara

    Undangan lain

    19

  • KESIMPULAN

    Aturan Dasar Tata tempat yang telahkita bahas bersama tersebut padadasarnya mengandung esensi bahwatata tempat (preseance)mengandung unsur tentang siapayang berhak didahulukan dan siapayang berhak mendapat prioritas.

  • Ahmad Taufik

    2018

  • TATA UPACARA

    JENIS UPACARA

    PEDOMAN PENYELENGGARAAN

    UPACARA

    PAKAIAN UPACARA

    Aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara

    Kenegaraan atau Acara Resmi (Pasal 1 UU Nomor 9

    Tahun 2010)

  • JENIS UPACARA

    UPACARA BENDERA

    • Kegiatan pengibaran atau penurunan bendera merah putih yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari-hari besar nasional, seperti HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari Kebagkitan Nasional, Hari Pahlawan dll.

    BUKAN UPACARA BENDERA

    • Kegiatan yang memerlukan pengaturan protokol seperti antara lain penerimaan tamu-tamu Presiden, credentials, penganugerahan tanda kehormatan, peresmian pembukaan munas/rakernas, dll.

  • Penerimaan Tamara

    Penyelenggaraan Upacara lainnya: hari besar nas, credentials dll.

    Penyelenggaraan Resepsi/Jamuan

    Pengaturan rapat/sidang/konferensi

    Perjalanan ke daerah/LN

  • PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA

    • Apa, siapa yang harus berbuat apa, dimana (tempat), bilamana (waktu)

    • Bagaimana tata caranya

    Perencanaan Upacara

    •Menyusun acara, tata ruang, pengaturan tempat, membuat rencana upacara, menetapkan jenis pakaian

    •Pengecekan kelengkapan dan perlengkapan upacara

    Persiapan Upacara • Pembukaan

    • Acara Pokok

    • Penutup

    Pelaksanaan Upacara

  • PAKAIAN UPACARANo Pejabat Sipil

    (Pria/Wanita)TNI/POLRI Wanita

    (istri pejabat)Acara

    1. PSDH/PSN PDU 2 Pakaian Nasional PSDH: Jamuan resepsi/santap resmi atau kenegaraanPSN: Acara resmi/kenegaraan di luar negeri

    2. PSL PDU 1 dan 3

    Pakaian Nasional Upacara resmi/kenegaraan, bepergian resmi ke LN, upacara pelantikan pejabat tertentu

    3. PSR PDU 4 Bebas Rapi Upacara selain upacara kenegaraan, seperti menerima tamu LN, upacara pelantikan

    4. PSH PDH Bebas Rapi Bekerja sehari-hari dan keperluan umum lainnya, spt: upacara peresmian proyek dll

    5. Batik Batik Batik Acara resmi/tidak resmi di luar jam kerja atau acara lainnya

  • Jenis Pakaian pada Acara Kenegaraan dan Resmi (Pasal 3)

    Acara Kenegaraan Acara Resmi Keterangan

    1. Pakaian Sipil Lengkap

    (PSL)

    1. Pakaian Sipil Lengkap

    (PSL)

    PSL untuk laki-laki berupa jas berwarna gelap, kemeja lengan

    panjang putih, celana panjang yang berwarna sama dengan jas,

    dasi, dan sepatu hitam

    PSL untuk perempuan berupa jas berwarna gelap, kemeja putih,

    rok atau celana panjang yang berwarna sama dengan jas, dan

    sepatu hitam

    2. Pakaian Dinas 2. Pakaian Dinas Pakaian Dinas Upacara (PDU) bagi TNI dan Polri serta Pakaian Dinas

    yang ditetapkan Kementerian/Lembaga Negara

    3. Pakaian Kebesaran 3. Pakaian Kebesaran Pakaian Khusus yang digunakan pada upacara resmi, kenegaraan,

    atau adat

    4. Pakaian Nasional 4. Pakaian Nasional Pakaian yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dapat

    digunakan pada Acara Kenegaraan dan Acara Resmi sesuai dengan

    ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia Negara/Kesekretariatan

    Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara

    5. Pakain Sipil Harian (PSH)

    atau Seragam Resmi

    Ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga

  • Pakaian Sipil Lengkap (PSL)

  • Pakaian Dinas Upacara (TNI dan Polri)

  • Permendagri Nomor 6 Tahun 2016(Pakaian Dinas PNS Di Lingkungan Kemendagri dan Pemda)

    Senin dan Selasa

    PDH Warna Khaki

    RabuPDH Kemeja Warna Putih,

    celana/rok hitam atau gelap

    Kamis dan

    JumatPDH

    Batik/Tenun/Pakaia

    n Khas Daerah

    Pakaian

    Linmas (pada saat hari Linmas

    dan/atau sesuai

    ketentuan acara

  • Pakaian Kebesaran

    Gelar dari Istana Maimun

    Masyarakat Adat

    Ogie Bugis

    menyematkan

    gelar adat

    Kapiten Lou

    Pulau kepada

    Presiden Jokowi

  • Pakaian Nasional

  • Place your screenshot here

    Pasal 5,

    Perpres

    71/2018

    Jenis pakaian lain yang

    dapat digunakan dalam

    Acara Kenegaraan dan

    Acara Resmi yaitu Pakaian

    Sipil Nasional (PSN),

    berupa:

    Jas beskap tertutup dan

    memakai saku

    Celana panjang

    berwarna sama dengan

    jas, sarung fantasi,

    Peci nasional

  • TATA PENGHORMATAN DALAM KEPROTOKOLAN

  • DASAR

    • Pasal 31 UU No. 9 Tahun 2010, “Pejabat Negara, PejabatPemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atauorganisasi internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentumendapat penghormatan.

    • Yang dimaksud dengan penghormatan dan perlakuansesuai dengan kedudukannya dan martabatnya adalahsikap perlakuan yang bersifat protokol yang harusdiberikan kepada seseorang dalam acara kenegaraan atauacara resmi sesuai dengan jabatan dan/ataukedudukannya dalam negara, pemerintahan ataumasyarakat.

  • BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN

    • Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk preseance

    • Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk rotation

    Rotation

    Urutan Sambutan

    Jajar kehormatan

    Naik kendaraan

    Kedatangan dan

    kepulangan

  • LANJUTAN BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN

    • Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk perlakuan

    • Penghormatan terhadap sesorang dengan menggunakan Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih

    • Penghormatan terhadap seseorang dengan menggunakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

    • Penghormatan Jenazah

  • Lambang-

    Lambang

    Kehormatan

    NKRI

    55

  • Presiden Joko Widodo (kanan) memukul beduk disaksikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj sebagai simbolis pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).

  • Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla melaksanakan pertemuan konsultasi dengan Pimpinan Lembaga Negara di Istana Bogor, Rabu (05/8).