tata ruang jawa timur

Upload: iki-hendro

Post on 10-Mar-2016

69 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

  • BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

    PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

    PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

    Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

    (RTRWP) Jawa Timur

    terkait dengan Penataan Ruang

    di Kabupaten Jember

    1

  • 2 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 2

    OUTLINE/DAFTAR ISI

    1. Implikasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    Berdasarkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007

    Penyusunan RTRW Kabupaten Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

    2. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Peran/Posisi Kabupaten Jember Bagi Jawa Timur

    3. Arahan Pengembangan Kabupaten Jember Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Progress/Status RTRW Kabupaten Jember Arahan Rencana Struktur Ruang Arahan Rencana Pola Ruang Arahan Rencana Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Tindak Lanjut setelah RTRW Kabupaten Jember

    telah di perdakan

  • 3 3 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember

  • 4 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 4

    KEDUDUKAN RTRWN, RTRWP, DAN RTRW KAB/KOTA

    Muatan RTRWN, RTRWP, dan RTRWK tidak saling tumpang tindih

    Ketiga produk rencana tersebut bersifat saling melengkapi, sehingga

    apabila disatukan akan membentuk rencana tata ruang yang serasi

    dan selaras antar tingkatan wilayah administrasi

    Substansi yang telah diatur dalam rencana tata ruang

    wilayah administrasi yang lebih tinggi tidak diatur berbeda dalam rencana tata ruang

    wilayah administrasi di bawahnya

    Substansi yang telah diatur dalam RTRWN harus diacu dalam

    RTRWP

    RTRWN dan RTRWP harus diacu dalam RTRW Kab/Kota

  • 5 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 5

    PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN BERDASARKAN UU 26/2007

    RTRW Kab.

    disusun dengan

    memperhatikan

    perkembangan permasalahan provinsi & hasil pengkajian implikasi penataan ruang

    kabupaten

    upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi kabupaten;

    keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten

    daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

    RPJPD RTRWK yang berbatasan RTR kawasan strategis kabupaten

    tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah kabupaten

    rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di

    wilayahnya yang terkait dengan kawasan

    perdesaan & sistem jaringan prasarana

    wilayah kabupaten

    rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten

    & kawasan budi daya kabupaten

    penetapan kawasan strategis kabupaten arahan pemanfaatan ruang wilayah

    kabupaten yang berisi indikasi program

    utama jangka menengah lima tahunan

    ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi

    ketentuan umum peraturan zonasi,

    ketentuan perizinan, ketentuan insentif &

    disinsentif, serta arahan sanksi.

    penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang &

    pengendalian pemanfaatan

    ruang di wilayah kabupaten

    mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan

    antarsektor

    penetapan lokasi & fungsi ruang untuk investasi

    penataan ruang kawasan strategis kabupaten

    20 tahun

    Ditinjau kembali 1 kali

    dalam 5 tahun

    Ditinjau kembali lebih dari 1 kali

    dalam 5 tahun, dalam hal:

    perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan

    dengan bencana alam skala

    besar; dan/atau

    perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab.

    Peraturan Daerah Kabupaten

    Ditetapkan

    dengan

    RTRWN & RTRWP; pedoman & petunjuk

    pelaksanaan bidang

    penataan ruang; dan

    RPJPD

    Dasar penerbitan

    perizinan lokasi

    pembangunan &

    administrasi

    pertanahan

  • 6 6 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember

  • 7 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 7

    PERAN JAWA TIMUR DALAM KONSTELASI NASIONAL

    No Provinsi 2011 2012

    1. DKI Jakarta 17,84% 16,17%

    2. Jawa Timur 14,68% 14,80%

    3. Jawa Barat 14, 54% 14,16%

    4. Jawa Tengah 8,52% 8,40%

    Sumber : BPS, 2012

    Banda Aceh

    Medan

    Pekanbaru

    Padang

    Bengkulu

    Palembang

    Bandar Lampung

    Serang Jakarta

    Bandung

    Semarang

    Surabaya

    Yogyakarta

    Denpasar

    Mataram

    Kupang

    Makassar

    Mamuju

    Kendari

    Palu

    Gorontalo

    Manado

    Banjarmasin

    Palangkaraya

    Pontianak Samarinda Sofifi

    Ambon

    Manokwari

    Jayapura

    Jambi

    Tanjung Pinang

    Pangkal Pinang

    Pusat Ekonomi Utama

    Pusat Ekonomi

    Kesatuan Ekonomi Wil Sumber: MP3EI, 2011

    Jangka Pendek Dekonsentrasi Ekonomi

    Jangka Panjang Desentralisasi Ekonomi

    Triwulan II 2012

  • 8 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 8

    PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA (DI LUAR DKI JAKARTA)

    Nasional Jawa Barat Tengah Timur

    632,43 260,95 111,52 55,91 93,52

    6,50% 6,15% 5,94% 4,70% 7,30%

    632,85 265,78 112,57 57,95 95,26

    6,50% 6,56% 6,27% 6,10% 7,19%

    650,59 271,81 115,18 58,64 97,99

    6,40% 6,57% 6,20% 6,24% 7,21%

    672,27 278,57 118,69 59,51 100,37

    6,30% 6,75% 6,43% 6,41% 7,34%

    Periode

    2011 III

    2012

    I

    II

    III*

    6.50 6.50

    6.40 6.30 6.15

    6.56 6.57 6.75

    5

    6

    7

    8

    I II III IV I II* III**

    2011 2012

    Indonesia Jawa Trend-Jawa% y o y

    Perekonomian Jawa Tw III-2012 masih berada dalam tren meningkat....

    Jawa Bagian Barat Meningkat

    PHR & Industri

    Jawa Bagian Tengah meningkat

    Pertanian & Industri

    Jawa Bagian Timur Meningkat

    PHR & Industri

    41,87%

    Tw II-2012

    Tw III-2012

    Share PDRB

    22.29% 35,84%

    *) Angka proyeksi BI Rp triliun

    %, yoy

  • 9 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 9

    DISPARITAS DAYA SAING DAERAH DI JAWA TIMUR

    407

    406

    385

    374

    363

    331

    326

    318

    284

    283

    266

    265

    258

    257

    248

    228

    226

    222

    217

    211

    195

    190

    178

    176

    162

    159

    158

    152

    134

    115

    102

    83

    46

    44

    29

    13

    4

    0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

    KAB. SAMPANG

    KAB. PAMEKASAN

    KAB. PACITAN

    KAB. BONDOWOSO

    KAB. TRENGGALEK

    KAB. BANGKALAN

    KAB. NGAWI

    KAB. MADIUN

    KAB. SITUBONDO

    KAB. MAGETAN

    KAB. LAMONGAN

    KAB. PONOROGO

    KAB. BOJONEGORO

    KAB. NGANJUK

    KAB. SUMENEP

    KAB. KEDIRI

    KAB. PROBOLINGGO

    KAB. LUMAJANG

    KAB. BLITAR

    KAB. PASURUAN

    KAB. TUBAN

    KAB. JOMBANG

    KAB. MOJOKERTO

    KOTA PASURUAN

    KOTA MADIUN

    KOTA BLITAR

    KAB. TULUNGAGUNG

    KAB. JEMBER

    KAB. BANYUWANGI

    KOTA PROBOLINGGO

    KAB. MALANG

    KOTA MOJOKERTO

    KOTA MALANG

    KAB. GRESIK

    KAB. SIDOARJO

    KOTA SURABAYA

    KOTA KEDIRI

    Kabu

    paten/Ko

    ta

    Peringkat Daya Saing Daerah

    DAYA SAING DAERAH

    TINGGI

    RENDAH

  • 10 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 10

    EFISIENSI SEBAGAI SUMBER DAYA SAING DAERAH

    Indikator Input terdiri dari: Kepadatan Penduduk, Angkatan Kerja, Lulusan Perguruan Tinggi, APBD Kabupaten/Kota, Investasi Publik, Rasio Panjang Jalan, Kualitas Jaringan Jalan. Indikator Output terdiri dari: Pertumbuhan Ekonomi, PDRB per Kapita.

    0.4600.469

    0.512

    0.512

    0.528

    0.533

    0.553

    0.557

    0.559

    0.560

    0.564

    0.607

    0.612

    0.623

    0.647

    0.660

    0.668

    0.668

    0.671

    0.682

    0.708

    0.708

    0.722

    0.734

    0.857

    0.922

    0.940

    0.976

    0.982

    0.997

    1.074

    1.177

    1.182

    1.253

    1.513

    2.334

    2.351

    11.946

    0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000

    Kediri

    Pasuruan

    Nganjuk

    Bangkalan

    Jombang

    Tulungagung

    Blitar

    Mojokerto

    Ponorogo

    Sampang

    Pamekasan

    Sidoarjo

    Sumenep

    Magetan

    Madiun

    Probolinggo

    Ngawi

    Jember

    Malang

    Bondowoso

    Pacitan

    Trenggalek

    Gresik

    Kota Malang

    Kota Surabaya

    Tuban

    Banyuwangi

    Kota Madiun

    Situbondo

    Lamongan

    Kota Probolinggo

    Lumajang

    Kota Mojokerto

    Kota Blitar

    Kota Pasuruan

    Kota Batu

    Bojonegoro

    Kota Kediri

    DEA SCORE: EFISIENSI

  • 11 11 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember

  • 12 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 12

    PROGRESS/STATUS PERDA RTRW KAB/KOTA

  • 13 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 13

    SINERGI VISI RTRWP DENGAN RPJPD

    Visi Pengembangan Wilayah Jatim (RTRW): Terwujudnya Ruang Wilayah Jawa Timur Berbasis Agribisnis dan Jasa Komersial yang Berdaya Saing Global dalam Pembangunan Berkelanjutan.

    Visi Pembangunan Jatim (RPJP) : Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur dan Berakhlak

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara,Penyusunan Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. RPJP & RTRW merupakan dokumen perencanaan pembangunan

    sebagai Satu-Kesatuan dokumen yang tidak terpisahkan

  • 14 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 14

    KETERKAITAN VISI-MISI & ALOKASI RUANG RPJP JATIM

    1. MENGEMBANGKAN

    PEREKONOMIAN MODERN

    BERBASIS AGRO

    2. MEWUJUDKAN SDM YANG

    HANDAL : IPM

    3. MEWUJUDKAN KEMUDAHAN

    MEMPEROLEH AKSES UNTUK

    MENINGKATKAN KUALITAS

    HIDUP

    4. MENGOPTIMALKAN

    PEMANFAATAN SUMBER DAYA

    ALAM DAN BUATAN

    5. MENGEMBANGKAN

    INFRASTRUKTUR BERNILAI

    TAMBAH TINGGI

    6. MENGEMBANGKAN TATA

    KELOLA PEMERINTAHAN

    YANG BAIK

    PUSAT AGROBISNIS TERKEMUKA,

    BERDAYA SAING GLOBAL DAN

    BERKELANJUTAN MENUJU JAWA

    TIMUR MAKMUR DAN BERAKHLAK

    Kaw Strategis Agropolitan -Reg : Wilis, Bromo, Ijen & Madura -Lokal : Masing-masing Kab/Kota

    Kaw Andalan -Tuban-Bojonegoro (industri-tambang)dll - Cluster-cluster Ekonomi Spesific

    Kaw Strategis Ekonomi - Perkotaan : GKS/MEGASUMA, KEK, KKJS - Perdesaan : Kaw. Agropolitan

    8 WP Kaw Strategis : Tertinggal - Madura (non Sumenep), Tapal Kuda

    Kaw Lindung & Budidaya - Lindung : tak beralih fungsi - Budidaya: Optimalisasi Agrobisnis, 30 % RTH, 30 % wilayah DAS Hutan - Kawasan Pengendalian Ketat

    Sistem Prasarana Wilayah - Orientasi pemenuhan infrastruktur ke wil terisolir/infrastruktur rendah Wil. Selatan - Mendukung Kaw. Agropolitan - Meningkatkan koleksi Distribusi/Ekspor

    Wilayah dg tingkat pendidikan, kesehatan, daya beli rendah

    Visi Misi Locus Prioritas Lokasi

  • 15

    SINERGI IMPLEMENTASI STRTAEGI RTRW DAN RPJM

    Pro Growth

    Pro Job

    Pro Poor

    Pro Environment

    Visi :

    Misi :

    Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan beserta prasarana secara sinergis untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan/wilayah

    Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis ekonomi

    Mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan dan juga pemerataan pelayanan agar tidak terjadi pemusatan kegiatan di suatu wilayah

    Mempercepat perkembangan dan kemajuan kawasan tertinggal di Provinsi Jawa Timur

    Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup

    Mengembangkan kawasan strategis terkait dengan pengembangan Kawasan Pengendalian Ketat (High Control Zone) untuk mempertahankan daya dukung, mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan

    Optimasi fungsi budidaya dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global.

    Pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia.

    Pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumberdaya alam dan buatan. Penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadlilan dan berhirarki, serta

    bernilai tambah tinggi. Pengembangan investasi daerah serta peningkatan kerjasama regional. Keterpaduan program pembangunan yang didukung seluruh pemangku kepentingan. Pemerataan pembangunan antarwilayah dan pertumbuhan ekonomi.

    Terwujudnya Ruang Wilayah Jawa Timur Berbasis Agribisnis dan Jasa Komersial yang Berdaya Saing Global dalam Pembangunan Berkelanjutan

  • 16 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 16

    SISTEM PUSAT PELAYANAN SISTEM PERKOTAAN

    i

    Perkotaan Gerbangkertosusila dan

    Malang sebagai PKN

    (Pusat Kegiatan Nasional)

    Kabupaten Jember Masuk dalam Wilayah Pengembangan Jember dan

    sekitarnya, Satuan Wilayah Jember-Bondowoso-Situbondo dengan

    pusat pengembangan adalah Perkotaan Jember

    Kab. Jember sebagai PKW

    Fungsi WP Jember dan sekitarnya : kawasan pertanian tanaman pangan,

    hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata

  • 17 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 17

    WP JEMBER DAN SEKITARNYA

    Wilayah Kabupaten Jember masuk dalam sistem perkotaan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

    .

    Rencana Struktur Ruang Perkotaan

    Jember

    Arahan Pengembangan Kawasan

    Rencana Struktur Kegiatan WP Jember

    Dan Sekitarnya

    Pengembangan perkotaan yang relatif tidak terlalu besar berupa permukiman dan perdagangan skala lokal terjadi di Kecamatan Puger, Tanggul dan Kencong

    Pengembangan Bandar Udara di Kecamatan Balungsari Perkembangan perkotaan yang cenderung terjadi berupa permukiman serta

    perdagangan dan jasa penunjang kegiatan pengembangan bandara Pengembangan perkebunan tembakau di Jelbuk, Sukowono serta Sumberjambe Perkembangan perkotaan cenderung berupa permukiman pedesaan yang bersifat

    mengelompok

    Wilayah Kabupaten Jember diarahkan sebagai kegiatan perkebunan, konservasi, perdagangan, pariwisata, pertanian, permukiman dan bandar udara perintis

  • 18 18 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 18

    RENCANA SISTEM TRANSPORTASI

    Terminal Arjasa

    Terminal Tawangalun

    Bandara Noto Hadinegoro

    Jalan Nasional Kolektor Primer: Glonggong Pacitan Panggul Durenan Tulungagung Blitar Kepanjen Turen Lumajang Wonorejo Jember Gentengkulon Jajag Benculuk Rogojampi Banyuwangi

    Jalan Provinsi Kolektor Primer Lumajang Kencong Kasihan

    Balung Ambulu Mangli Kasihan Puger Jember Bondowoso Situbondo Maesan Kalisat Sempolan Genteng Temuguru Wonorekso Jajag Bangorejo Pasanggaran Benculuk Grajagan; Glagahagung Tegaldimo

    Jalan Strategis Nasional Rencana Jarit Batas Jember Batas Jember Puger Puger Sumberejo

    Terminal penumpang tipe A

    berfungsi terutama untuk pelayanan angkutan antar kota antar provinsi

    Terminal Penumpang tipe B

    berfungsi terutama untuk pelayanan angkutan antar kota dalam provinsi

  • 19

    RENCANA SISTEM TRANSPORTASI-PERKERETAAPIAN

    Jalur kereta api ganda : Jalur Timur: Surabaya (Semut) Surabaya (Gubeng) Wonokromo Sidoarjo Bangil

    Pasuruan Probolinggo Jember Banyuwangi

    Stasiun Kereta Api

    Stasiun Jember

    Konservasi Rel Kereta Api Mati: Lumajang Gumukmas Balung Rambipuji

    Panarukan Situbondo Bondowoso Kalisat Jember

    DRY PORT Rambipuji

    Pengembangan jalur perkeretaapian ganda bertujuan untuk menfasilitasi perkembangan layanan perkeretaapian, yang dipicu oleh pertumbuhan permintaan akan angkutan penumpang perkeretaapian

  • 20

    RENCANA SISTEM JARINGAN ENERGI

    PLTU Singosari

    PLTU Paiton PLTG Lekok

    PLTU Tg. Awar-Awar

    rencana pengembangan energi alternatif : Energi Air Energi Angin Energi Panas Bumi Energi Gelombang Laut Energi Biomassa dan Biogas

    Pengembangan sistem jaringan kelistrikan yaitu pembangunan gardu induk 150/20

    Sumur Gas

    Sumur MR/S

    PLTU

    PLTG

    Jaringan Listrik Tenaga

    Ekstra Tinggi (SUTET) 500KV

    Jaringan Listrik

    Gardu Induk

    PLTU Ngadirejo

  • 21

    RENCANA SISTEM JARINGAN AIR BERSIH

    Rencana pengembangan

    jaringan irigasi di wilayah

    sungai bondoyudo bedadung

    yaitu Waduk Atrogan

    Pengembangan jaringan sumber daya air lintas provinsi dan lintas kabupaten/kota untuk mendukung air baku pertanian dilakukan dengan prinsip keberlanjutan dan kesamaan hak antarwilayah.

  • 22 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 22

    RENCANA POLA RUANG

    Kawasan Suaka

    Alam, Pelestarian

    Alam dan Cagar

    Budaya: lebih dari

    233.828,50 Ha

    Kawasan Peruntukan Pertanian

    Kawasan Pertanian Lahan Basah direncanakan sebesar 957.239 Ha dan kurang lebih 802,357.90 Ha (8.639,00 Ha di Jember) ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan

    berkelanjutan

    Kawasan pertanian Lahan Kering direncanakan sebesar 849.033 Ha dan kurang lebih 215.191,83 Ha (4.146,00 Ha di Jember) ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan

    berkelanjutan

    Kawasan Peruntukan

    Permukiman

    Kawasan Peruntukan

    Industri

    Kawasan Hutan

    Lindung =

    344.742 Ha

    (Kab. Jember 17.620 Ha)

    Rawan Bencana Tanah Longsor

    Rawan Bencana

    Letusan Gunung

    Berapi

    Kawasan Hutan Produksi = 782.772 Ha

    Kabupaten Jember 44.169 Ha)

    Kawasan

    Pertambakan

    Kawasan

    Hutan

    Rakyat

    Lahan Basah Lahan Kering

  • 23

    RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

    meliputi: 1. Kabupaten Bangkalan; 2. Kabupaten Bojonegoro; 3. Kabupaten Gresik; 4. Kabupaten Jember; 5. Kabupaten Jombang; 6. Kabupaten Lamongan; 7. Kabupaten Madiun; 8. Kabupaten Malang; 9. Kabupaten Mojokerto; 10. Kabupaten Nganjuk; 11. Kabupaten Ngawi; 12. Kabupaten Pasuruan; 13. Kabupaten Probolinggo; 14. Kabupaten Sidoarjo; 15. Kabupaten Situbondo; 16. Kabupaten Tuban; 17. Kota Kediri; 18. Kota Madiun; dan 19. Kota Surabaya.

    C. Sentra industri direncanakan di seluruh kabupaten/kota

    B. Kawasan Peruntukan Industri di Luar Kawasan Industri

  • 24 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 24

    KAWASAN ANDALAN Berdasarkan PP 26/2008

    Kawasan Andalan Darat Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember dengan sektor unggulan perkebunan, pertanian, industri, pariwisata, dan perikanan laut;

  • 25 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 25

    RENCANA KAWASAN STRATEGIS PROVINSI (KEPENTINGAN EKONOMI)

    Kawasan Koridor Metropolitan Kaki Suramadu Bangkalan Kaki Suramadu Surabaya CBD Surabaya CBD Kota Malang Perkotaan Lawang

    High Tech Industrial Park (HTIP) SIER dan Sekitarnya

    Agropolitan Wilis Agropolitan Bromo Tengger

    Semeru Regional

    Agropolitan Ijen Regional

    Agropolitan Madura Regional

    KEU Gemopolis

    KEU LIS (Lamongan Integrated Shorebase)

    Kab. Madiun, Kab.Magetan, Kab. Ngawi,

    Kab. Ponorogo, Kab.Trenggalek, dan Kab.

    Pacitan

    Kab. Malang, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang

    Kab. Jember, Kab.Situbondo, Kab. Bondowoso, Kab. Banyuwangi

    Kawasan Agroindustri Gelang Utara

    KEU Sendang Biru

    KEU Tg Bulu Pandan

    Kab Bangkalan Kab Sampang Kab Pamekasan Kab Sumenep

    KSN GKS

    Kawasan Agropolitan Regional IJEN (Kab Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, dan Kab

    Situbondo)

  • 26 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 26

    2. Pulau Panekan : Wilayah Administrasi : Kec Munjungan Kabupaten

    Trenggalek

    Luas : 15.460 ha

    Tidak berpenghuni dan tidak ada sumber air tawar

    Potensi SDA : sarang walet (kondisi menurun), terumbu karang, ikan karang (kerapu, kakap dan lobster)

    Dapat dikembangkan untuk usaha perikanan berkelanjutan dan budidaya sarang burung walet

    1 . Pulau Sekel :

    Wilayah Administrasi : Kec Watulimo, Kab Trenggalek

    Luas : 300 m2

    Tidak berpenghuni dan dan hanya berupa pulau karang kecil (tidak ada habitat darat)

    3. Pulau Nusa Barung Wilayah Administrasi : Desa puger

    kulon, Kec puger, kabupaten Jember

    Luas : 6100 Ha

    Merupakan kawasan konservasi cagar alam, pengelolaan dibawsah Sub Balai KSDA -Dep HUT

    Sudah ada perangkat hukum sebagai acuan Pengelolaannya

    Potensi Sumberdaya : a. Tidak berpenghuni b. Penyu hijau, walet, terumbu

    karang (18 jenis, 93 Ha) c. Pemanfaatan perikanan

    berkelanjutan diperbolehkan diluar 500 m dari pantai Nusabarong

    d. Bisa dikembangkan untuk untuk pengembangan wisata bahari berbasis lingkungan (ecotourism)

    1

    2

    3

    26

    2

  • 27 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 27

    MUATAN STRATEGIS PROVINSI DALAM RTRW KAB/KOTA

    1 Rencana Kawasan Hutan

    2 Rencana Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

    3 Mengakomodasi Pelaksanaan Sistem Informasi Tata Ruang

    4 Pengalokasian Kawasan Peruntukan Sektor Informal

    5 Pengalokasian RTH Pada Kota dan Kawasan Perkotaan

    6 Pengalokasian TPA Terpadu (Skala Regional)

    7 Pencadangan Lahan (Land Banking)

  • 28 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 28

    SINKRONSASI SISTEM INFORMASI TATA RUANG (SITR)

    Provinsi Jawa Timur merencanakan untuk mengintegrasikan SITR Jawa Timur dengan SITR Kabupaten/Kota agar informasi tentang rencana tata ruang bisa saling terintegrasi

  • 29 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 29

    MUATAN STRATEGIS PROVINSI JAWA TIMUR

    Sektor Informal adalah salah satu penggerak perkembangan ekonomi wilayah

    Kawasan perdagangan dan jasa di wilayah perkotaan harus menyediakan alokasi ruang untuk sektor informal

    Pengalokasian Kawasan Peruntukan Sektor Informal Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur

    Kualitas dan Kuantitas RTH mengalami penurunan yang sangat signifikan dan mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup perkotaan yang berdampak keberbagai aspek kehidupan perkotaan antara lain sering terjadinya banjir, peningkatan pencemaran udara, dan menurunnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial

    Pengalokasian RTH Pada Kota dan Kawasan Perkotaan Provinsi Jawa Timur

    Ketersediaan lahan kosong pada kawasan perkotaan semakin kecil, lahan yang ada untuk memenuhi kebutuhan perkembangan wilayah (permukiman, kawasan perdagangan, industri, dsb) tidak tersedia alokasi lahan untuk TPA di kawasan Perkotaan (Arahan TPA Terpadu Kabupaten/Kota)

    Pengalokasian TPA Terpadu (TPA skala regional lintas kab/kota) Provinsi Jawa Timur

    Pencadangan lahan diperlukan dalam rangka mengantisipasi kebutuhan lahan untuk mendukung perwujudan Rencana Tata Ruang dan mendukung investasi kegiatan ekonomi di Wilayah Provinsi dan setiap Kabupaten/Kota

    Pencadangan Lahan Provinsi Jawa Timur

  • 30 30 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember

  • 31 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 31

    TINDAK LANJUT SETELAH DIPERDAKANNYA RTRW KAB JEMBER

    Rencana Detail Tata Ruang

    Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi

    Berdasarkan pasal 59 ayat 4 PP 15 Tahun 2010: Rencana Detail Tata Ruang harus sudah ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

    Berdasarkan Permen PU 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ

    RTRW KAB JEMBER

    Telah Diperdakan

    Rencana Rinci Tata Ruang

    Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Jember

    RDTR dan PZ

    RDTR Perkotaan (1:5000) Kawasan Strategis

  • 32 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember 32

    PROGRESS/STATUS PERDA RTRW KAB/KOTA

    Pendetailan Lokasi LP2B

    Berdasarkan Pasal 20, UU 41 penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan dalam bentuk Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuang peraturan perundang undangan serta menjadi dasar bagi penyusunan peraturan zonasi.

    Berdasarkan Ketentuan Peralihan yang tertuang dalam Pasal 75, UU 41 Tahun 2009 yang mengamanatkan bahwa : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang

    belum menetapkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan disesuaikan paling lama dalam waktu 2 (dua) Tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.

    Pada saat Undang-Undang ini berlaku, sedangkan

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sudah ditetapkan, penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan oleh bupati/walikota sampai diadakan perubahan atas Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

    Kabupaten Jember segera melaksanakan pendataan, pemetaan dan penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

    Berdasarkan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B

    Luasan Total LP2B Provinsi Jawa Timur Sebesar 1.017.549,73 Ha dengan rincian LP2B Irigasi = 802.357,90 Ha LP2B Non Irigasi = 215.191,83 Ha

    Luasan Total LP2B Kabupaten Jember Sebesar 104 Ha dengan rincian Sawah irigasi Eksisting= 504 Ha LP2B Irigasi = 104 Ha Sawah Non Irigasi = 45 Ha LP2B Non Irigasi = 0 Ha

  • 33 Kunjungan DPRD Kabupaten Jember

    PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

    33

    Perencanaan

    Menyusun RTRW Kab/Kota dengan SPM:

    Pelibatan masyarakat minimal 2 (dua) kali pada tahap penentuan kebijakan dan penentuan pola dan struktur pemanfaatan ruang

    Sosialisasi RTRW Kab/Kota dengan SPM:

    Setiap kecamatan memiliki papan informasi tata ruang wilayah berupa peta dan papan pengumuman

    Penyediaan akses yang mudah untuk mendapatkan dokumen RTRW

    Pemanfaatan

    Menyusun program dan anggaran pembangunan sesuai dengan RTRW Kab/Kota yang sudah diperdakan dengan SPM:

    Pelibatan masyarakat dalam penyusunan program dan anggaran dengan tim penyusun (Bappeda)

    Sosialisasi NSPM bidang penataan ruang Kab/Kota dengan SPM:

    Penyediaan akses setiap saay untuk mendapatkan informasi bidang penataan ruang (pemanfaatan ruang)

    Pengendalian

    Menyusun laporan hasil pemantauan dan evaluasi pemanfaatan ruang kab/kota dengan SPM:

    Penyebaran informasi hasil pemantauan evaluasi kepada masuarakat minimal 2 (dua) kali dalam setahun

    Pemberian pelayanan keoada masyarakat atas pengaduan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang

    Melakukan penertiban dengan mengenaan sanksi bagi pelanggar pemanfaatan ruang dengan SPM:

    Disetiap kecamatan terdapat unit untuk menerima pengaduan

    Pemberian sanksi atas pelanggaran tata ruang

    Permen PU 14 Tahun 2010 tentang SPM Bidang PU dan Penataan Ruang

  • TERIMA KASIH