tata cara wasdal dikanreg bkn

8
MENGOPTIMALKAN FUNGSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KANTOR REGIONAL BKN DIBIDANG KEPEGAWAIAN Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian di Bidang Kepegawaian disebutkan Pengawasan dan Pengendalian adalah seluruh proses kegiatan preventif dan represif dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. Pengawasan dan pengendalian dimaksudkan untuk menegakkan norma, standar, prosedur dan pedoman atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian guna menjamin terselenggaranya manajemen pegawai negeri sipil yang baik, serta mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma, standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Pelanggaran adalah : a. Setiap keputusan/tindakan pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain yang diberi wewenang dan Gubernur selaku wakil pemerintah, yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. b. Setiap tindakan Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah yang tidak mengambil tindakan/keputusan di Bidang Kepegawaian, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya. Jenis pengawasan dan pengendalian dibidang kepegawaian dibedakan menjadi : a. Preventif

Upload: thomas-morgan

Post on 05-Aug-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Cara Wasdal Dikanreg Bkn

MENGOPTIMALKAN FUNGSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KANTOR

REGIONAL BKN DIBIDANG KEPEGAWAIAN

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 15

Tahun 2003 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan dan Pengendalian di Bidang

Kepegawaian disebutkan Pengawasan dan Pengendalian adalah seluruh proses

kegiatan preventif dan represif dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-

undangan di bidang kepegawaian. Pengawasan dan pengendalian dimaksudkan

untuk menegakkan norma, standar, prosedur dan pedoman atas pelaksanaan

peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian guna menjamin

terselenggaranya manajemen pegawai negeri sipil yang baik, serta mencegah

terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap norma, standar dan prosedur yang

telah ditetapkan.

Pelanggaran adalah :

a. Setiap keputusan/tindakan pejabat pembina kepegawaian atau pejabat

lain yang diberi wewenang dan Gubernur selaku wakil pemerintah, yang

tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang

kepegawaian.

b. Setiap tindakan Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku

wakil pemerintah yang tidak mengambil tindakan/keputusan di Bidang

Kepegawaian, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya.

Jenis pengawasan dan pengendalian dibidang kepegawaian dibedakan

menjadi :

a. Preventif

Pengawasan dan pengendalian preventif merupakan tindakan

pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.

b. Represif

Pengawasan dan pengendalian represif merupakan tindakan administratif

yang dilakukan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara terhadap : :

1) Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil

pemerintah tentang pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil yang melanggar peraturan perundang-undangan

di bidang kepegawaian.

Page 2: Tata Cara Wasdal Dikanreg Bkn

2) Keputusan pejabat pembina kepegawaian atau gubernur selaku wakil

pemerintah selain pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian

Pegawai Negeri Sipil yang melanggar peraturan perundang-undangan

di bidang kepegawaian.

3) Pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian atau

Gubernur selaku wakil pemerintah karena tidak mengambil

keputusan/tindakan yang menurut peraturan perundang-undangan di

bidang kepegawaian menjadi kewajibannya.

Tindakan administratif terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud

dalam angka 1) adalah peringatan, teguran, dan/atau pencabutan.

Tindakan administratif terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud

dalam angka 2) dan 3) adalah peringatan dan/atau teguran.

TATA CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN REPRESIF

1. Pejabat pembina kepegawaian atau Gubernur selaku wakil

pemerintah wajib menyampaikan setiap jenis mutasi kepegawaian

Kepala Badan Kepegawaian Negara, dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Penyampaian mutasi kepegawaian sebagaimana tersebut

diatas wajib disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian

Negara selambat-lambatnya dalam waktu 25 (dua puluh lima)

hari kerja sejak tanggal ditetapkan.

b. Kepala Badan Kepegawaian Negara selambat-lambatnya dalam

waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak tanggal diterimanya

data mutasi kepegawaian harus melakukan pemeriksaan.

c. Apabila ditemukan pelanggaran dalam penetapan mutasi

kepegawaian, Kepala Badan Kepegawaian Negara selambat-

lambatnya dalam waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja

menyampaikan tindakan administratif berupa peringatan.

d. Apabila dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) kerja setelah

tanggal diterimanya surat peringatan, pejabat pembina

kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah tidak

menindak lanjuti surat peringatan tersebut, maka Kepala Badan

Kepegawaian Negara atau Pejabat yang ditunjuk mengambil

tindakan administratif berupa teguran.

Page 3: Tata Cara Wasdal Dikanreg Bkn

e. Apabila dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja

setelah tanggal diterimanya surat teguran, Pejabat Pembina

Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah tidak

menindaklanjuti surat saran tersebut, maka Kepala Badan

Kepegawaian Negara atau Pejabat yang ditunjuk mengambil

tindakan administratif berupa pencabutan Surat Keputusan.

f. Dalam hal tertentu Kepala Badan Kepegawaian Negara dapat

mengambil tindakan administratif berupa pencabutan surat

keputusan tanpa melalui peringatan dan/atau teguran terlebih

dahulu.

2. Dalam hal tertentu apabila diperlukan Kepala Badan Kepegawaian

Negara dapat melakukan pemeriksaan dengan peninjauan

langsung ke instansi pusat dan daerah.

Apabila dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud diatas

ditemukan pelanggaran, maka Kepala Badan Kepegawaian Negara

dapat mengambil tindakan sebagai berikut:

a. Selambat-lambatnya dalam waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja

sejak tanggal selesainya tugas pengawasan, Kepala Badan

Kepegawaian Negara atau Pejabat lain yang ditunjuk

menyampaikan hasil pengawasan dan saran tindaklanjut dari

temuan pemeriksaan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian

atau Gubernur selaku wakil pemerintah.

b. Selambat-lambatnya dalam waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja

sejak tanggal diterimanya surat saran tindak lanjut, pejabat

pembina kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah

wajib menindaklanjuti saran dimaksud.

c. Apabila dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak

tanggal diterimanya saran sebagaimana dimaksud diatas tidak

ditindaklanjuti oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau

Gubernur selaku wakil pemerintah, maka Kepala Badan

Kepegawaian Negara mengambil tindakan administratif berupa

peringatan.

d. Apabila dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak

tanggal diterimanya surat peringatan, pejabat pembina

Page 4: Tata Cara Wasdal Dikanreg Bkn

kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah tidak

menindaklanjuti surat peringatan tersebut, maka Kepala Badan

Kepegawaian Negara atau Pejabat yang ditunjuk mengambil

tindakan administratif berupa teguran.

e. Apabila dalam jangka waktu 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak

tanggal diterimanya surat teguran, Pejabat Pembina

Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil pemerintah tidak

menindaklanjuti saran tersebut, maka Kepala Badan

Kepegawaian Negara atau Pejabat yang ditunjuk mengambil

tindakan administratif berupa pencabutan Surat Keputusan.

Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur selaku wakil

pemerintah yang setelah dilakukan tindakan administratif berupa

peringatan dan/atau teguran tidak melakukan tindakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, maka Kepala Badan Kepegawaian Negara melaporkan

kepada Presiden.

BERLAKUNYA PENCABUTAN

1. Keputusan pencabutan oleh Kepala Badan Kepegawaian

Negara terhadap keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian

atau pejabat lain yang ditunjuk atau Gubernur selaku wakil

pemerintah, tidak berlaku surut dan berlaku sejak tanggal

ditetapkan keputusan pencabutan.

2. Hak-hak yang telah diterima dan perbuatan/tindakan hukum

yang dilakukan sebelum ditetapkannya keputusan

pencabutan tetap sah.

Dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah pengawasan ditambah

tindakan korektif, atau dengan kata lain bahwa pengawasan adalah pengendalian

tanpa tindakan korektif.

Pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian

Negara akan lebih optimal apabila sebagian juga didelegasikan kepada Kantor

Regional Badan Kepegawaian Negara, dalam hal ini dapat dilaksanakn oleh Bidang

BIMTEK Kantor Regional BKN. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pelayanan Badan

Kepegawaian Negara sebagaian besar dilaksanakan oleh Kantor Regional BKN, hal

ini berarti Kantor Regional BKN yang lebih banyak bersinggungan dengan instansi

Page 5: Tata Cara Wasdal Dikanreg Bkn

terkait. Untuk lebih mengoptimalkan fungsi pengawasan dan pengendalian pada

Bidang BIMTEK Kantor Regional BKN perlu ditempuh beberapa strategi yaitu :

1. Kesiapan sumber daya manusia.

Sumber daya manusia pada Bidang BIMTEK dapat ditingkatkan

kualitasnya dengan mengadakan pelatihan tentang cara mengaudit atau

melaksanakan pengawasan dan pengendalian dibidang kepegawaian.

2. Kejelasan dan kesiapan program dan anggaran yang mampu dikelola

secara akuntabel.

kita sadari bersama apabila menginginkan suatu program dapat berjalan

dengan baik, maka diperlukan anggaran yang cukup memadai serta

dikelola secara akuntabel. Selain itu suatu program kerja, harus dibuat

tidak secara asal-asalan atau serampangan, akan tetapi dibuat secara

terukur dan terarah sehingga hasilnya (out come) dapat dirasakan dan

dimanfaatkan oleh organisasi dan sumber daya manusia yang terlibat

didalamnya, bukan hanya rutinitas atau formalitas apalagi copy paste dari

tahun sebelumnya.

3. Komitmen dari Pimpinan.

Hal ini sangat penting dilakukan. Sebagus apapun sebuah program

apabila tidak didukung oleh komitmen pimpinan maka semuanya menjadi

sia-sia. Komitmen pimpinan dapat dimulai oleh Kepala Badan

Kepegawaian Negara dengan memberikan delegasi kepada Kantor

Regional BKN untuk melakukan tindakan administratif terhadap hasil

pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Kantor Regional BKN.

Kita sadari atau tidak, suatu lembaga yang memiliki fungsi sangat bagus

jika tidak didukung dengan kewenangan yang nyata, tidak akan bisa

berbuat apapun untuk melakukan perbaikan-perbaikan (tindakan korektif)

karena terkendala dengan apa yang dinamakan Kewenangan.

Jumlah pegawai negeri sipil yang tersebar diwilayah Indonesia, tidak

memungkinkan Badan Kepegawaian Negara untuk melakukan pengawasan dan

pengendalian secara optimal apabila tidak didukung oleh Kantor Regional. Jika

semua elemen (Badan Kepegawaian Negara dan Kantor Regional BKN) mampu

menjadi satu maka akan muncul pengawasan dan pengendalian (dengan tindakan

korektif) dibidang kepegawaian yang lebih optimal.