tata cara pendirian apotek

Upload: poul-sutjiawan

Post on 07-Feb-2018

613 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    1/26

    2. TATA CARA PENDIRIAN APOTEK BARU DAN STUDI KELAYAKAN

    2.3 Persyaratan Apotek

    Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang Apoteker dalam mendirikann sebuah Apotek baru

    antara lain: menentukan lokasi yang dipilih, ruangan dan penataan apotek. sarana dan prasarana yang

    barus disediakan untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan pelayanan kefarmasian, perlengkapan-

    perlengkapan yang menunjang pelayanan kefarmasian, perbekalan farmasi, serta sumber daya manusia

    yang bertugas di Apotek.

    2.3.1 Lokasi

    Pemilihan lokasi apotek sangat penting karena dengan memilih lokasi yang tepat akan berpengaruh

    pada kelancaran usaha apotek tersebut. Dalam menentukan lokasi apotek, menurut keputusan Menteri

    Kesehatan RI Nomor 1332/MenKeslSKJX/2002 mengenai regulasi tentang persyaratan mengenai jarak

    dan ijin lokasi apotek tidak lagi diatur.

    Dalam penentuan lokasi pendirian apotek, hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:

    1. Dekat dengan pusat-pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, poliklinik, praktekbersama dengan dokter. Apotek yang didirikan berada di dekat atau disekitar pusat

    pelayanan kesehatan akan memudahkan pasien untuk menebus obat.

    2. Berada di jalan utama.3. Di pusat kota atau berada disekitar perumahan terutama di perumahan baru.4. Arus lalu-lintas yang mendukung kelancaran mobilitas ke apotek, mudah atau tidaknya

    pasien menjangkau apotek, kemudahan dalam memarkirkan kendaraannya.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    2/26

    5. Jumlah dan jarak apotek dan toko obat yang berada disekitar lokasi, karena semakinbanyak apotek dan jarak yang terlalu dekat maka semakin tinggi persaingan antar apotek.

    6. Keadaan sosial ekonomi masyarakat disekitar. Makin tinggi tingkat pendidikanmasyarakat, kesadaran hidup untuk sehat akan semakin besar, sehingga kemauan untuk

    berobat lebih tinggi.

    7. Jumlah penduduk sekitar apotek. Semakin padat penduduknya, maka kemungkinanpenduduk yang berobat semakin banyak.

    8. Tersedianya sarana penunjang seperti listrik, telepon, air yang memadai di lokasisehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan di apotek.

    2.3.2 Ruangan dan Penataan Apotek

    Penataan ruang apotek yang baik akan menjamin alur kerja apotek yang dapat mempengaruhi

    pelayanan obat. Hal ini dikarenakan dapat memberikan rasa nyaman, mempermudah dan mempercepat

    pelayananan kepada konsumen sehingga konsumen merasa puas atas layanan yang diberikan apotek

    sehingga dapat menambah citra yang baik terhadap apotek tersebut. Susunan ruangan di apotek

    tergantung pada kebijakan dan kebutuhan dari apotek yang bersangkutan. Ruangan apotek harus diatur

    agar memudahkan pelayanan, tidak membatasi ruang gerak sehingga pelaksanaan kegiatan di apotek

    dapat berjalan dengan lancer. Ruangan dan penataan apotek dimaksudkan untuk memperlancar arus

    kerja dengan cara memberi kenyamanan petugas dalam melayani resep, waktu pelayanan resep dimana

    secara keseluruhan mempengaruhi kemajuan apotek tersebut. Ruangan yang ada di apotek terdiri dari:

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    3/26

    1. Ruang tungguRuangan tunggu sebaiknya dekat dengan ruang penyerahan obat, luas, bersih, dan

    tersedia tempat duduk dalam jumlah yang cukup supaya pasien dapat menunggu dengan

    nyaman sebelum dipanggil untuk mendapatkan obatnya.

    2. Ruang penerimaan resep dan penyerahan obatRuang penerimaan resep sebaiknya terpisah dengan ruang penyerahan obat. Tujuannya

    adalah untuk memudahkan pelaksanaan KIE sehingga informasi obat yang akan

    disampaikan ke pasien mengenai obat yang diterimanya dapat diterima dan dipahami

    dengan baik dan juga tidak mengganggu pasien lainnya yang ingin menyerahkan resep.

    3. Ruang peracikan obatRuang peracikan harus selalu bersih, rapi, serta ada tempat (space) yang cukup untuk

    bergerak sehingga memudahkan juru resep dalam mengambil bahan-bahan obat yang

    diperlukan dan meracik obat.

    4. Ruang penyimpanan obatRuang pencucian alat harus bersih, memiliki suhu dan kelembaban yang sesuai, tidak

    terkena cahaya matahari langsung agar dapat menjamin kestabilan obat.

    5. Ruangan pencucian alatRuang pencucian alat harus bersih dan tersedia cukup air bersih yang mengalir sehingga

    dapat menjamin alat-alat dapat dicuci dengan air bersih dan tidak terkontaminasi.

    6. Ruangan administrasiRuang administrasi harus tertata rapi untuk memudahkan dokumentasi dan

    pelacakan/penelusuran kembali rekam medik pasien.

    7. Ruangan kerja Apoteker

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    4/26

    Ruangan kerja Apoteker dapat sekaligus digunakan untuk konseling bagi pasien sehingga

    ruangan sebaiknya tertutup untuk menjaga privasi pasien agar tidak terdengar oleh orang

    lain, yang dilengkapi dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan

    medikasi pasien.

    8. Kamar kecil (W.C)Letak kamar kecil sebaiknya jauh dari ruang peracikan obat, tapi dapat dijangkau oleh

    pasien dengan mudah tanpa harus memasuki ruang peracikan obat terlebih dahulu.

    Tempat yang jauh dari ruang peracikan akan memperkecil kontaminasi bakteri sehingga

    mutu obat dapat terjaga.

    9. GudangLuas gudang dapat disesuaikan dengan kebutuhan apotek. Biasanya apotek yang berada di kota

    besar dan distributornya dapat mengirim cepat, tidak memerlukan ruangan yang terlalu besar.

    Gudang juga harus mudah dijangkau, agar karyawan tidak kesulitan dan cepat mengambil obat

    jika obat habis.

    Penataan produk dapat mempengaruhi persentase penjualan produk. Oleh karena itu,

    penataannya harus disesuaikan status perbekalan farmasi yang terjual. Misalnya dapat dilakukan

    dengan cara:

    1. Obat bebas dan obat bebas terbatas serta perbekalan farmasi lain dengan merek yangterkenal dan laris ditata di tempat yang paling mencolok.

    2. Untuk alat kesehatan (alkes) dan obat keras disusun berdasarkan alfabetis atauberdasarkan kelas farmakoterapinya.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    5/26

    3. Untuk obat yang berbentuk semisolid dan likuid (cair) diletakkan di lemari tersendiri.4. Untuk obat yang membutuhkan suhu khusus dalam penyimpanannya diletakkan di tempat

    terpisah, seperti suppositoria disimpan dalam lemari pendingin.

    5. Posisi penataan barang (obat maupun alkes) yang sejajar dengan mata dapat sangatmempengaruhi penjualan. Dengan memindahkan barang dari rak di bawah ke rak yang

    sejajar dengan mata dapat meningkatkan penjualan sekitar 50% atau lebih (Seto, 2004).

    2.3.3 Sarana dan Prasarana

    Sarana adalah tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, sedangkan

    prasarana apotek meliputi perlengkapan, peralatan dan fasilitas apotek yang memadai untuk

    mendukung pelayanan kefarmasian yang berkualitas (Kepmenkes 1027 th. 2004).

    Dalam upaya mendukung operasional pelayanan kefarmasian di apotek, diperlukan sarana dan

    prasarana yang memadai untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien, mulai dari tempat,

    peralatan, sampai dengan kelengkapan administrasi yang berhubungan dengan pengobatan. Sarana dan

    prasarana tersebut dirancang dan diatur untuk menjamin keselamatan dan efisiensi kerja serta

    menghindarkan terjadinya kerusakan pada sediaan farmasi. Sarana dan prasarana disesuaikan dengan

    kebutuhan masing-masing apotek dengan memperhatikan luas bangunan, optimalisasi penggunaan

    ruangan, efisiensi kerja, jumlah karyawan, pelayanan yang dilakukan, dan kepuasan pasien. (Kepmenkes

    1027 th. 2004).

    Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh apotek untuk meningkatkan kualitas pelayanan

    adalah (Kepmenkes 1027 th. 2004):

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    6/26

    1. Papan nama apotek yang dapat terlihat dengan jelas, terbuat dari bahan yang memadaidan memuat nama apotek, nama apoteker pengelola apotek, nomor izin apotek dan

    alamat apotek.

    2. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien yaitu bersih, ventilasi yang memadai cahayayang cukup, tersedia tempat duduk dan ada tempat sampah.

    3. Tersedianya tempat untuk mendisplai obat bebas dan obat bebas terbatas serta informasibagi pasien berupa brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan yang berisi informasi

    terutama untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku pasien.

    4.

    Ruang untuk memberikan konseling bagi pasien.

    Untuk melaksanakan konseling, perlu disediakan fasilitas maupun sarana dan prasarana

    yang memadai sehingga memudahkan apoteker untuk memberikan informasi dan

    menjaga kerahasiaan pasien. Diperlukan juga lemari untuk menyimpan catatan

    pengobatan pasien. Ada sumber informasi dan literatur yang memadai dan up to date

    seperti:

    - Farmakope Indonesia edisi terakhir- Informasi Spesialite Obat (ISO) dan Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI)- Martindale The Extra Pharmacopeae- American Hospital Formulary Service Drug Information (AHFS Drug

    Information)

    - United State Pharmacopeae Drug Information (USPDI), British NationalFormulary (BNF )

    - MIMS/IIMS (Indonesia Index of Medical Spesialit)- Artikel dan jurnal ilmiah

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    7/26

    - Internet5. Ruang peracikan

    Tersedianya ruang/tempat dilakukannya peracikan obat yang memadai serta dilengkapi

    peralatan peracikan yang sesuai dengan peraturan dan kebutuhan.

    6. Ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya.Di tempat ini terdapat serangkaian kegiatan yang meliputi: penerimaan, penyimpanan,

    pengawasan, pengendalian persediaan dan pengeluaran obat. Faktor-faktor yang harus

    dipertimbangkan untuk mendukung kegiatan tersebut adalah:

    -

    Kemudahan dan efisiensi gerakan manusia dan sediaan farmasi, termasuk aturan

    penyimpanan.

    - Sistematika penyusunan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya,sehingga dibutuhkan rak-rak penyimpanan yang sesuai dan memudahkan keluar

    masuk sediaan farmasi.

    - Tempat penyimpanan khusus seperti lemari es (untuk supositoria, vaksin) danpenyimpanan obat tertentu seperti psikotropika.

    - Tempat penyimpanan narkotika dalam lemari terkunci dengan ukuran minimal 40x 80 x 100 cm3.

    - Sirkulasi udara, temperatur ruangan dan pencahayaan- Pemeliharaan kebersihan dan keamanan- Sanitasi ruangan

    Apoteker harus memastikan bahwa kondisi penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan

    kesehatan lainnya sesuai dengan persyaratan masing-masing produk disertai dengan label

    yang jelas. Selain itu perlu didukung dengan catatan penyimpanan yang akurat untuk

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    8/26

    mengontrol sediaan farmasi baik secara manual (misalnya dengan menyediakan kartu

    stok untuk masing-masing barang) maupun komputerisasi sehingga efektivitas rotasi

    persediaan dan pengawasan tanggal kadaluarsa berjalan dengan baik. Pada kondisi

    tertentu, tempat peracikan dan tempat penyimpanan dapat menjadi satu ruangan.

    7. Ruang/ tempat penyerahan obatPenyerahan obat dilakukan pada tempat yang memadai, sehingga memudahkan untuk

    melakukan pelayanan informasi obat.

    8. Tempat pencucian alat9.

    Peralatan penunjang kebersihan apotek.

    Menurut Kepmenkes No. 1332/MENKES/PER/X/2002 disebutkan bahwa persyaratan bangunan

    apotek:

    1. Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan dankomoditi lainnya di luar sediaan farmasi.

    2. Bangunan Apotek sekurang-kurangnya memiliki ruangan khusus untuk:a. Ruang peracikan dan penyerahan resepb. Ruangkan administrasi dan kamar kerja Apotekerc. WC

    3. Kelengkapan bangunan calon apotek, yaitu:a. Sumber air, harus memenuhi persyaratan kesehatan.b. Penerangan, harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan tugas dan

    fungsi Apotek.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    9/26

    c. Alat pemadam kebakaran, harus berfungsi dengan baik sekurang-kurangnya 2buah.

    d. Ventilasi, yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya.e. Sanitasi, harus baik serta memenuhi persyaratan hygienelainnya.Papan nama

    a. Berukuran minimal:- Panjang: 60 cm- Lebar: 40 cm

    b.

    Dengan tulisan:

    - Hitam diatas dasar putih- Tinggi huruf minimal: 5 cm- Tebal: 5 mmBerisi tulisan: nama apotek, nama Apoteker Pengelola Apotek, Nomor SIA, alamat

    apotek serta nomor telepon.

    2.3.4 Perlengkapan Apotek

    Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 yang dimaksud

    perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan

    pelayanan kefarmasian di apotek. Persyaratan perlengkapan yang harus ada di sebuah apotek

    menurut Kepmenkes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 pada Form APT-3 tentang Berita Acara

    Pemeriksaaan Apotek, peralatan dan perlengkapan apotek yang harus tersedia di apotek adalah

    sebagai berikut:

    a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan:

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    10/26

    -Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah ditera.

    -Timbangan Gram dengan anak timbangan yang sudah ditera.

    -Perlengkapan lain disesuaikan dengan kebutuhan.

    b. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi:-Lemari dan rak untuk penyimpanan obat.

    -Lemari pendingin minimal 1 buah.

    -Lemari untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika sesuai

    kebutuhan.

    c. Wadah pengemas dan pembungkusan-Etiket dengan ukuran, jenis, dan jumlah sesuai dengan kebutuhan.

    -Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat dengan ukuran dan jumlah

    yang sesuai kebutuhan.

    d. Alat administrasi-Blanko pesanan obat

    -Blanko kartu stok obat

    -Blanko salinan resep

    -Blanko faktur dan blanko nota penjualan

    -Buku pencatatan narkotik

    -Buku pesanan obat narkotik

    -Form laporan obat narkotik

    e. Buku standar yang diwajibkan (Farmakope Indonesia edisi terbaru 1 buah)

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    11/26

    f. Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek denganjumlah sesuai dengan kebutuhan.

    2.3.5 Sumber Daya Manusia(SDM)

    Sumber darya manusia di apotek merupakan faktor penting yang menentukan kelangsungan

    apotek tersebut. Perlu perhatian khusus dalam memilih personel yang akan dipekerjakan pada apotek

    tersebut. Orang-orang yang dipilih harus memiliki pengetahuan, ketrampilan dan jiwa pelayanan yang

    tinggi. Personel di apotek terdiri dari Apoteker Pengelola Apotek (APA), Apoteker Pendamping, asisten

    apoteker, juru resep, tenaga administrasi, kasir, dan bagian umum.

    1. ApotekerApoteker harus memiliki kemampuan untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang

    baik, memberikan pelayanan kefarmasian yang profesional, mengambil keputusan yang tepat,

    berkomunikasi dengan baik, menempatkan diri sebagai pemimpin dalam situasi multidisipliner,

    kemampuan mengelola sumber daya (manusia, fisik, anggaran) dan informasi secara efektif, selalu

    belajar sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan

    pengetahuan (Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004).

    a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)Menurut Kepmenkes 1332/MENKES/SK/X/2002 yang dimaksud dengan Apoteker

    Pengelola Apotek adalah Apoteker yang telah diberi Surat Ijin Apotek. Apoteker

    adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan

    Apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    12/26

    Tugas seorang APA adalah:

    -Memimpin seluruh kegiatan apotek sesuai dengan kebijakan yang ditentukan.

    Kebijakan yang berkaitan dengan profesi sebagai Apoteker sepenuhnya berada di

    tangan APA, sedangkan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

    masih dapat dibuat bersama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA).

    -Membuat perencanaan, mengkoordinasi serta mengawasi seluruh kegiatan apotek

    baik yang bersifat manajerial maupun teknis kefarmasian.

    -Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, berupa komunikasi,

    informasi dan edukasi mengenai obat dan sediaan farmasi.

    -Mengusahakan agar apotek yang dikelolanya memberikan hasil yang optimal sesuai

    dengan rencana kerja yang ditetapkan.

    -Memperhatikan kesejahteraan pegawai apotek yang lain dan memberikan motivasi

    kepada pegawai sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dan

    bertanggungjawab.

    -Bertanggungjawab atas pelaporan narkotika dan psikotropika.

    Menurut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Bab 1 pasal 7 ayat 2 disebutkan

    bahwa Apoteker sebagai penanggungjawab dapat dibantu oleh apoteker pendamping

    dan/atau tenaga teknis kefarmasian.

    b. Apoteker PendampingApoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di apotek disamping APA

    dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek. Menurut

    Kepmenkes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002, apabila APA berhalangan

    melakukan tugasnya pada jam buka apotek, APA harus menunjuk Apoteker

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    13/26

    Pendamping. Penunjukan Apoteker Pendamping harus dilaporkan kepada Kepala

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan keada Kepala Dinas Kesehatan

    Provinsi setempat dengan menggunakan contoh Formulir Model ATP-9.

    2. Asisten ApotekerBerdasarkan Kepmenkes No. 1332/MENKES/SK/X/2002, Asisten Apoteker adalah mereka yang

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian

    sebagai asisten apoteker.

    Menurut Kepmenkes No. 679/MENKES/SK/IV/2003 tentang registrasi dan ijin kerja asisten

    apoteker pasal 8, dinyatakan:

    a. Setiap Asisten Apoteker untuk menjalankan pekerjaan kefarmasiaan pada saranakefarmasiaan pemerintah maupun swasta harus memiliki surat ijin kerja asisten

    apoteker.

    b. Pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud adalah pembuatan termasukpengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan

    distribusi obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,

    bahan obat dan obat tradisional.

    c. Pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh Asisten Apoteker dilakukan dibawahpengawasan apoteker, tenaga kesehatan atau dilakukan secara mandiri sesuai

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Tugas-tugas asisten apoteker adalah:

    a. Membantu melayani obat dengan resep dan non resep, baik pelayanan langsungmaupun melalui telepon/faximile.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    14/26

    b. Mengatur dan mengawasi keberadaan dan kelengkapan obat-obatan. Menyediakanobat-obat yang dibutuhkan oleh masyarakat dan jika obat habis maka harus dengan

    segera dipesan.

    c. Membantu mengerjakan peracikan obat, pengemasan obat, penulisan etiket danpembuatan turunan/salinan resep.

    d. Memeriksa kembali resep-resep yang telah dilayani dan nota-nota penjualan obatbebas serta laporan-laporan obat yang harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola

    Apotek (APA).

    e.

    Membantu memelihara kebersihan ruangan apotek beserta alat-alatnya, dan penataan

    ruangan agar lingkungan apotek tetap higienis dan indah untuk dipandang.

    f. Menyusun dan merapikan obat-obatan berdasarkan penggolongannya.g. Mengatur daftar giliran dinas, pembagian tugas dan tanggung jawab.

    3. Juru resepTugas dari juru resep adalah:

    a. Membantu Asisten Apoteker dalam menyiapkan obat.b. Membantu dalam peracikan obat.

    4. Tenaga administrasiTugas dari tenaga administrasi adalah:

    a. Mencatat pembelian tunai dan kredit.b. Mencatat penjualan tunai dan kredit.c. Membukukan penagihan penjualan kredit.d. Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika, dan dokumentasi sesuai

    dengan ketentuan berlaku.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    15/26

    e. Membantu tugas Asisten Apoteker dalam pengarsipan resep.f. Pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan

    obat.

    g. Membukukan faktur pembelian dan faktur penjualan.h. Membuat pembukuan tentang perhitungan rugi dan laba.i. Membukukan faktur pajak.

    5. KasirTugas kasir adalah:

    a.

    Bertanggungjawab atas masuk keluarnya uang apotek.

    b. Mencatat jumlah pendapatan apotek setiap hari.c. Mencatat data permintaan obat dan alkes maupun retur dari pasien melalui komputer

    dan mengeprint struk harga.

    6. Bagian UmumTugas dari bagian umum adalah:

    a. Bertanggungjawab atas kebersihan dan keamanan apotek.b. Mengantarkan obat ke alamat pasien bagi apotek yang menawarkan jasa antar obat ke

    rumah pasien (Hartini YS, 2007).

    2.3.6 Perbekalan Farmasi

    Menurut Kepmenkes No. 1332/MENKES/SK/X/2002 bab I pasal 1 perbekalan farmasi adalah

    obat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat kesehatan dan kosmetika. Dari keseluruhan perbekalan

    farmasi tersebut, yang mendapat penekanan lebih lanjut adalah obat, karena sebagian besar perbekalan

    farmasi yang terdapat di apotek adalah obat.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    16/26

    Definisi obat berdasarkan Kepmenkes RI No. 189/Menkes/SK/III/2006 adalah suatu bahan atau

    paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau

    keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

    peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi.

    Pada saat pertama kali mendirikan apotek, minimal yang harus ada dalam sebuah apotek adalah

    obat-obat yang terdapat pada daftar obat esensial. Seiring waktu, macam dan jumlah obat yang dijual

    akan semakin banyak dan akan dikenal adanya obatfast movingdan slow moving. Untuk obat-obatfast

    moving, persediaan obat tersebut dalam apotek harus tetap ada dan pemesanan harus dilakukan secara

    berkelanjutan dan cukup banyak. Sebaliknya untuk obat-obat yang slow moving persediaan jangan

    terlalu banyak dan pemesanan dilakukan dalam periode yang lama.

    Apotek diperbolehkan menyimpan, mengolah dan menjual/menyalurkan obat, bahan obat, obat

    asli Indonesia, kosmetika, alat-alat kesehatan atau barang-barang lain, seperti makanan dan minuman

    ringan asalkan penyimpanan, pengolahan dan penyalurannya memenuhi persyaratan perundang-

    undangan yang berlaku. Apabila suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya yang karena sesuatu hal

    tidak dapat dipergunakan lagi atau dilarang digunakan, harus dimusnahkan dengan cara dibakar,

    ditanam, atau dengan cara lain yang diterapkan oleh Balai POM.

    2.4 Studi Kelayakan Apotek

    Pada saat akan mendirikan apotek ada beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan

    antara lain produk, lokasi, keberadaan dokter praktek, pesaing, obat-obat yang harus ada yang dapat

    memenuhi keinginan konsumen, harga barang, promosi, dekat rumah sakit, puskesmas, klinik dokter,

    kemampuan manajerial, air, listrik, dan yang paling penting adalah modal. Hal-hal tersebut mendorong

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    17/26

    dilakukannya studi kelayakan. Studi kelayakan apotek adalah studi yang dilakukan untuk mengetahui

    kelayakan suatu apotek untuk dikembangkan sebagai suatu usaha yang bermanfaat dan

    menguntungkan di lingkungan masyarakat tertentu. Dengan adanya studi kelayakan maka apotek

    diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, disamping itu juga dapat

    digunakan sebagai data untuk memprediksi modal yang dibutuhkan, omzet apotek yang akan dijalankan,

    SDM yang digunakan, laba yang diperoleh, anggaran kas awal dan titik impas. Dampak dari rancangan

    bisnis ini dapat berupa dampak ekonomis maupun sosial. Maka dari itu, studi kelayakan apotek yang

    dilakukan berkaitan dengan 3 aspek berikut, yaitu:

    1. Manfaat FinansialMerupakan manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri, yang berarti

    dimana suatu apotek tersebut cukup memperoleh manfaat yang menguntungkan

    dibandingkan dengan resikonya.

    2. Manfaat Ekonomi NasionalMerupakan manfaar ekonomi dari suatu apotek terhadap suatu negara.

    3. Manfaat SosialMerupakan manfaat apotek bagi masyarakat dimana memberikan pelayanan kesehatan

    dalam hal kebutuhan obat serta penyampaian informasi. (Husnan, 2000).

    Terdapat faktor utama yang perlu diperhatikan untuk memulai studi kelayakan suatu apotek

    baru, yaitu:

    1. Lokasi

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    18/26

    Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi

    suatu usaha. Lokasi merupakan aspek yang paling penting sebab menentukan pasar dari

    suatu apotek. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi ialah:

    1. Posisi

    a. Visibility, yaitu menunjukkan apakah lokasi yang dituju mudah dilihat oleh orang-orang yang melewatinya atau tidak.

    b. Accessibility, yaitu menunjukkan apakah lokasi apotek tersebut mudah untuk diakses oleh semua jenis kendaraan, baik mobil, motor, sepeda dan kendaraan

    umum.

    c. Regional exposure, yaitu mengenai paparan lokasi secara regional, apakah lokasiterkenal dan mudah diketahui banyak orang atau tidak.

    d. High density, menunjukkan bagaimanakah tingkat populasi yang ada di daerahsekitar lokasi. Lokasi yang ideal sebaiknya berada di lingkungan yang padat

    penduduk dan tidak jauh dari pemukiman masyarakat.

    e. Growth, pada faktor ini perlu untuk mempertimbangkan mengenai potensipertumbuhan penduduk di daerah tersebut.

    f. Operational convenience, dalam hal ini perlu memperhatikan aspek kenyamanan,apakah daerah yang dituju nyaman untuk dijadikan tempat praktek dan usaha.

    g. Safety and Security, dalam hal ini perlu untuk memperhatikan aspek keamanandan keselamatannya, apakah daerah tersebut aman dan tingkat keselamatannya

    baik untuk dijadikan tempat praktek dan usaha.

    h. Adequate Parking, ini juga merupakan hal yang perlu diperhatikan, apakahpelanggan apotek dapat merasa nyaman dan leluasa untuk parkir didepan apotek.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    19/26

    2. Jenis Lalu Lintas (Traffic)

    Pada faktor ini perlu untuk memperhatikan bagaimanakah jenis lalu lintas yang ada di apotek,

    apotek sebaiknya tidak didirikan di depan jalan yang menikung dan ataupun jalan yang menanjak sebab

    akan mempersulit akses kendaraan yang akan berkunjung. Secara garis besar jenis lalu lintas dibagi

    menjadi 3, yaitu:

    a. Living trafficMerupakan jenis lalu lintas yang paling ideal untuk mempertimbangkan pendirian

    suatu bisnis apotek. Pada jenis lalu lintas ini digunakan oleh orang-orang untuk

    mencari kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pokok dan biasanya para

    pelanggan sudah tahu kemana mereka akan pergi untuk mendapatkan yang

    diperlukan. Terdapat pula orang yang berlalu lalang di jalan ini untuk mencari

    kebutuhan sehari-hari.

    b. Working trafficMerupakan jenis lalu lintas yang dilalui oleh pekerja dari rumah menuju ke

    tempat kerja mereka dan sebaliknya. Kondisi lalu lintas seperti ini kurang ideal

    dijadikan tempat bisnis, karena orang-orang yang lewat di jalan ini bukan untuk

    mencari kebutuhan sehari-hari sehingga hanya sedikit yang akan berkunjung ke

    apotek. Pergerakan di lalu lintas ini lebih lama dibandingkan dengan living traffic.

    Biasanya situasi berbeda antara siang, malam, hari kerja dan hari libur.

    c. Long distance trafficMerupakan jenis lalu lintas yang dilalui oleh oelanggan untuk bepergian jauh atau

    keluar kota. Biasanya kendaraan yang lewat berkecepatan tinggi. Terkadang lalu

    lintas yang terlalu ramai mempersulit pula untuk pelanggan berkunjung ke apotek

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    20/26

    3. Pola Perjalanan (Trip Pattern)

    Pola perjalanan seperti bagaimana pelanggan menuju ke apotek perlu untuk dipelajari. Misalnya

    untuk mendapatkan produk-produk khusus dan untuk biasanya pelanggan rela menempuh jarak lebih

    jauh sehingga kita perlu memperhatikan jarak yang ditempuh dan bagaimana perjalanan pelanggan

    untuk mendapatkan produk kita. Hal-hal yang perlu diperhatikan misalnya, dimana sajakah lokasi

    tempat praktek dokter? Jalan mana sajakah yang akan dilewati oleh pelanggan? Bagaimanakah arus

    jalannnya, apakah banyak lampu merah? Dan sebagainya.

    2. Aspek Pasar dan PemasaranDalam studi kelayakan apotek, aspek pasar dan pemasaran merupakan evaluasi yang pertama

    dilaksanakan, karena operasi suatu apotek dapat berhasil apabila apotek tersebut dapat memasarkan

    produknya secara kompetitif dan menguntungkan. Untuk mendapatkan gambaran masa depan, selama

    studi kelayakan perlu dilakukan riset pemasaran. Selama riset pemasaran, ada dua macam data yang

    dikumpulkan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan observasi, survei

    lapangan, dan data kuisioner dari responden tertentu. Data sekunder merupakan data yang telah

    tersedia sebelum studi kelayakan apotek dilakukan, data dikumpulkan oleh pihak ketiga untuk keperluan

    lain dengan tujuan studi kelayakan (Sutojo, 2006).

    Aspek pasar dan pemasaran mencoba memperlajari tentang:

    a. Permintaan baik secara total maupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen,perusahaan besar yang memakai.

    b. Penawaran (berbagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkatharga), baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang berasal dari impor.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    21/26

    Dalam fungsi ini jika harga suatu barang meningkat, produsen akan berusaha

    meingkatkan jumlah barang yang dijualnya.

    c. Harga, dilakukan analisa harga barang-barang impor maupun produksi dalam negerilainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan bagaimana polanya.

    d. Program pemasaran, mencakup taktik pemasaran yang akan digunakan marketingmix.Identifikasi siklus kehidupan produk yang akan dipasarkan.

    e. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai apotek, market shareyang bisa dikuasai apotek(Husnan, 2005).

    3. Aspek LingkunganMencakup hal-hal seperti akses kendaraan umum, ada tidaknya terminal, stasiun, bandara di

    dekat bangunan. Apakah akses ke apotek mudah bagi pelanggan atau tidak. Perlu pula untuk

    memperhatikan ada tidaknya apotek lain dan bila ada berapa jaraknya dari apotek kita. Selain itu perlu

    dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab

    tempat-tempat tersebut juga memberi obat langsung kepada pasien.

    4. Aspek TeknologiPerlu untuk memperhatikan bagaimanakah aspek teknologi di daerah tersebut, misalnya

    telepon, internet dan listrik. Semakin tercukupinya fasilitas teknologi tentunya akan berdampak pula

    akan kemajuan pelayanan suatu apotek terhadap masyarakat.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    22/26

    5. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)Dalam suatu apotek perlu untuk memperhatikan SDM yang dibutuhkan, yaitu:

    -Apoteker

    -Tenaga Teknis Kefarmasian

    -Tenaga Teknis non Kefarmasian (kasir, reseptir, tenaga administrasi, cleaning service dan

    satpam)

    Perlu untuk mengetahui apakah lokasi yang dikehendaki memudahkan kita untuk menyediakan

    SDM yang diperlukan untuk kelangsungan suatu apotek. Bila sulit untuk mendapatkan, maka perlu untuk

    mempertimbangkan bagaimana kita untuk mencari SDM dan cara untuk mendapatkan SDM yang

    dibutuhkan. Perlu mempertimbangkan bagaimana kita melakukan seleksi dan wawancara.

    Pengembangan karyawan dapat dilakukan dengan latihan atau trainingdan pendidikan.

    6. Aspek YuridisYang perlu diperhatikan pada aspek ini ialah berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk

    membuka suatu apotek baru? Bagaimanakah syarat-syarat yang diperlukan untuk perizinan suatu

    apotek? Hal lain yang perlu diketahui ialah menyangkut peraturan daerah otonomi setempat dimana

    usaha akan didirikan.

    7. Aspek FinansialBiasanya pemilik modal akan sangat memperhatikan hal ini sebab terkait dengan investasi.

    Penilaian sumber pendanaan misalnya dari perhutungan laba-rugi, penilaian analisis keuangan yang

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    23/26

    dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis (BEP, ROI, PBP), perkiraan penjualan (berdasarkan

    lokasi, kompetitor, sarana kesehatan di sekitar, pertumbuhan penduduk, kerjasama apotek dengan

    klinik/dokter praktek).

    1. IRR (Internal Rate of Return):

    Merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat

    dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila

    melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana, dan lain-lain). IRR digunakan dalam

    menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa

    investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return. Minimum acceptable

    rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh

    seorang investor.

    2. PBP (Pay Back Periode):

    PBP atau lama pengembalian modal adalah menghitung seberapa cepat waktu yang dibutuhkan

    suatu usaha untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam. Kelayakan usaha dari

    adanya PBP ini adalah jika nilai PBP lebih pendek dari waktu yang diisyaratkan. Sedangkan kalau PBP

    lebih lama dari yang disyaratkan usaha tersebut tidak layak. Metode PBP merupakan alat ukur yang

    sangat sederhana, mudah dimengerti dan berfungsi sebagai tahapan paling awal bagi penilaian suatu

    investasi. Model ini umum digunakan untuk pemilihan alternatif-alternatif usaha yang mempunyai

    resiko tinggi, karena modal yang telah ditanamkan harus segera dapat diterima kembali secepat

    mungkin.

    Rumus = Total investasi : Laba bersih

    3. ROI (Return On Investment):

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    24/26

    ROTA: Berapa besar hasil (return) yang diperoleh dari modal yang telah diinvestasikan?

    ROTA adalah penggerak ROE yang paling penting.

    Rasio-rasio yang menggerakkan ROTA:

    -Persentase marjin atas penjualan

    -Rasio penjualan terhadap total aktiva

    ROE (Return On Equity): Seberapa besar profit yang dihasilkan akan menambah ekuitas (kekayaan)

    owner (pemilik)?

    ROE merupakan penggerak nilai perusahaan yang paling penting.

    Rumus ROI= Laba : Investasi

    4. ROE (Return On Asset):

    Salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya

    yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari

    total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.

    Sebaliknya jika ROA negatif menunjukkan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan untung/rugi.

    Rumus = Laba : Asset. Perolehan atas harta

    5. BEP (Break Even Point):

    Suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami untung atau rugi (Pendapatan =

    Pengeluaran). Pemilik usaha dapat menentukan tingkat aktivitas minimum dimana perusahaannya tetap

    bisa berjalan.

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    25/26

    Langkah-langkahnya:

    -Tentukan nilai investasi:

    1. Penjualan2. HPP (Harga Pokok Penjualan)3. Pengeluaran, dan4. Laba usaha.

    -Golongkan pengeluaran ke dalam:

    1.

    Biaya tetap (fixed cost). Biaya yang tidak berubah dengan berubahnya volume penjualan.

    Contoh: Biaya sewa gedung, depresiasi, bunga pinjaman, asuransi, listrik, air, pajak,

    perawatan gedung, gaji karyawan.

    2. Biaya variable (variable cost). HPP digolongkan sebagai variable cost. Biaya yang akanberubah-ubah seiring dengan perubahan volume penjualan. Contoh: biaya bahan baku.

    -Tentukan CPS (Contribution Percentage of Sales) =( )

    Hitung pendapatan yang diinginkan (dengan nilai laba = Rp 0,-) dari persamaan: (unit

    sales x CPS =fixed cost+ laba).

    Rumusnya:

    F = Fixed cost= Biaya tetap

    V = Variable cost= Biaya variable

    P =Price= Penjualan

    6. NPV (Net Present Value):

  • 7/21/2019 Tata cara pendirian Apotek

    26/26

    Merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan

    menggunakan social opportunity cost of capitalsebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan

    arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang didiskonkan pada saat ini. Untuk menghitung

    NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan

    manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.

    Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)) yang dijumlahkan

    selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

    Rt

    (1+i)t

    Dimana: t = waktu arus kas

    i = suku bunga diskon yang digunakan

    Rt= arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

    Apabila NPV > 0 berarti investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan maka

    proyek bisa dijalankan. NPV < 0 berarti investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi

    perusahaan maka proyek ditolak, sedangkan NPV = 0 berarti investasi yang dilakukan tidak

    mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi maka kalau proyek dilaksanakan atau tidak

    dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan

    menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan. (Seto S., Nita Y.,

    dan Triana L., 2008)