tata bahasa indonesia

19
TATA BAHASA INDONESIA A. PENGERTIAN BAHASA Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang.Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli  bahasa disusun secar a alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelas an artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata- kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman  berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa. Sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci tentang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan etimologi.  Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa.  Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsur- unsur dan bentuk-bentuk kata.  Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya.  Semantik ialah bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata.  Etimologi ialah ilmu yang membahas asal-usul bentuk kata.

Upload: nazmy-el-candery

Post on 31-Oct-2015

143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 1/19

TATA BAHASA INDONESIA

A. PENGERTIAN BAHASA

Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang.Bahasa adalah alat

komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap

manusia.Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang

dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli

 bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan

kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau

menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan

mengikuti aturan yang ada.

Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-

kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat

aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman

 berbahasa inilah yangdisebut tata bahasa.

Sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci tentang

fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan etimologi.

  Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau mempelajari bunyi bahasa.

  Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal beserta unsur-

unsur dan bentuk-bentuk kata.

  Sintaksis membicarakan komponen-komponen kalimat dan proses pembentukannya.

  Semantik ialah bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna

kata.

  Etimologi ialah ilmu yang membahas asal-usul bentuk kata.

Page 2: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 2/19

 

B. FUNGSI BAHASA

Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana

untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih

dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan,

atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi untuk tujuan praktis mengadakan hubungan

dalam pergaulan sehari-hari.

untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah

manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri

(tujuan filologis).

Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita

membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban.

Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan

melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing.

Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan

merencanakan masa depan. Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi

itu benar.

Kita ambil contoh, misalnya mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan

dengan bidang studinya agar lulus dalam setiap ujian dan sukses meraih gelar atau tujuan

yang diinginkan.

Seorang dokter ataupun perawat juga sama. Ia memerlukan informasi tentang kondisi

fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.

Page 3: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 3/19

 

C.  PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Kata Indoesia berasal dari gabungan kata Yunani, Indus, India dan nesos yang

 berarti pulau atau kepulauan. Jadi secara etimologis berarti kepulauan yang telah

dipengaruhi oleh kebudayaan India, atau hanya kepulauan India.

Pencipta kata tersebut ialah George Samuel Windsor Earl, sarjana Inggris yang menulis

dan memakai kata itu dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, Ia

menggunakan kata “Indonesians” dalam majalah itu.

Sedangkan, orang yangmemopulerkan kata “lndonesien” adalah ahli etnologi Jerman,

Adolf Bastian, yang memakainya dalam buku yang ditulisnya sejak tahun 1884. Buku ini

diberi judul “Indonesien order die Inseln des Malayischen Archipel”.

Bahasa Indonesia yang sekarang itu ialah bahasa Melayu Kuno, yang dahulu

digunakan orang Melayu di Riau, Johor. dan Lingga, yang telah mengalami

 perkembangan berabad-abad lamanya Dalam keputusan Seksi A No. 8.

Hasil Kongres Bahasa Indonesia 11 di Medan, 1954 dikatakan bahwa dasar bahasa

Indonesia ialah bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhan dalam masyarakat

dan kebudayaan Indonesia sekarang.

Sehubungan dengan perkembangan bahasa Indonesia, ada beberapa masa dan

tahun bersejarah yang penting, yakni:

1.  Masa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7. Pada waktu itu Bahasa Indonesia yang

masih bernama bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca atau bahasa

 penghubung, bahasa pengantar.

Bukti historis dari masa ini antara lain prasasti atau batu bertulis yang ditemukan di

Kedukan Bukit, Kota Kapur, Talang Tuwo. Karang Brahi yang berkerangka tahun

680 Masehi. Selain ini dapat disebutkan bahwa data bahasa Melayu paling tua justru

dalam prasasti yang ditemukan di Sojomerta dekat Pekalongan, Jawa Tengah.

2.  Masa Kerajaan Malaka, sekitar abad ke-15. Pada masa ini peran bahasa Melayu

sebagai alatkomunikasi semakin penting.

Page 4: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 4/19

 

Sejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri Lanang adalah peninggalan karya sastra

tertua yang ditulis pada masa ini. Sekitar tahun 1521, Antonio Pigafetta menyusun

daftar kata Italia-Melayu yang pertama. Daftar itu dibuat di Tidore dan berisi kata-

katayang dijumpai di sana.

3.  Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, sekitar abad ke-19. Fungsi bahasa Melayu

sebagai sarana pengungkap nilai-nilai estetik kian jelas. Ini dapat dilihat dari karya-

karya Abdullah seperti Hikayat Abdullah, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri

Jeddah, Syair tentang Singapura Dimakan Api, Dan Pancatanderan. Tokoh lain yang

Perlu dicatat di sini ialah Raja Ali Haji yangterkenal sebagai pengarang Gurindam

Dua Belas, Silsilah Melayu Bugis, dan Bustanul Katibin.

4.  Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan yang pertama kali oleh Prof. Ch. van

Ophuysendibantu Engku Nawawi dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan

mereka yang dikenaldengan Ejaan Van Ophuysen ditulis dalam buku yang

 berjudul“Kitab Logat Melajoe”. 

5.  Tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan Commissie de lndlandsche School en

Volkslectuur (Komisi Bacaan Sekolah Bumi Putra dan Rakyat). Lembaga ini

mempunyai andil besar dalam menyebarkan serta mengembangkan bahasa Melayu

melalui bahan-bahan bacaan Tahun 1928 tepatnya tanggal 28 Oktober, dalam Sumpah

Pemuda, bahasa Melayu diwisudamenjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia

sekaligus namanya diganti menjadi bahasa Indonesia.

  Pada tanggal 21-26 November 1983, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta,

 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV. Kongres yang dibuka oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr. Nugroho Notosusanto, berhasil

merumuskan usaha-usaha atau tindak lanjut untuk memantapkan kedudukan dan

fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara.

  Dengan tujuan yang sama, di Jakarta 1988, diselenggarakan Kongres Bahasa

Indonesia V.

Page 5: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 5/19

  Tahun 1993, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Kongres

Bahasa Indonesia berikutnya akan diselenggarakan setiap lima tahun sekali.

D. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah

Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional,

dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai

 bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik 

sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa

ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas

dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi

dalam kedudukan yang diberikan.

1.  Bahasa Nasional

Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:

1.  lambang identitas nasional,

2.  lambang kebanggaan nasional,

3.  alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial

 budaya dan bahasayang berbeda-beda, dan

4.  alat perhubungan antarbudaya dan daerah.

2.  Bahasa Negara

Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai:

1.   bahasa resmi negara,

2.   bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,

3.   bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan

 perencanaan danpelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan

4.   bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu

 pengetahuan serta teknologi.

Page 6: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 6/19

 

E. Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia yang baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan orang-orang 

terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan penggunaan bahasa yang dianggap

benar . Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat

kemantapan dinamis dan ciri kecendekiaan. Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis

ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan

mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem.

Ciri kecendekiaan bahasa baku dapat dilihat dari kemampuannya dalam

mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai bidang kehidupan dan ilmu

 pengetahuan.

Bahasa Indonesia baku dipakai dalam:

-  komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi, peraturan

 pengumuman instansi resmiatau undang-undang;

-  tulisan ilmiah, seperti laporan penelitian, makalah, skripsi, disertasi dan buku-

 buku ilmupengetahuan;

-   pembicaraan di muka umum, seperti dalam khotbah, ceramah, kuliah pidato;

-   pembicaraan dengan orang yang dihormati atau yang belum dikenal.

Page 7: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 7/19

 

II. FONOLOGI

A.  Pengertian

Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis

 bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani

 phone “ bunyi” dan logos ”tatanan kata”, atau “ilmu” disebut juga tata bunyi.

Bidang ini meliputi dua bagian.

  Fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasaatau bagaimanasuatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia.

  Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya

sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti

membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil 

 yang membedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki

disebut alofon.

Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan

huruf. Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu:

1.  udara,

2.  artikulator atau bagian alat ucap yang bergerak,

3.  titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh artikulator.

B. Vokal dan konsonan

Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa

rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar 

dengan rintangan.

Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara

keluar oleh adanya gerakanatau perubahan posisi artikulator.

C. DIFTONG

Page 8: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 8/19

Diftong adalah dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu.

Diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, dan oi.

Contoh:-   petai, lantai, pantai, santai,

-  harimau, kerbau, imbau, pulau,

-  amboi, sepoi

.

D.  Fonem

Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem

dapat dibuktikan melalui pasangan minimal.

Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras

minimal.

Contoh:

   pola & pula : membedakan /o/ dan /u/

   barang & parang : membedakan /b/ dan /p/

E. Fonem dan huruf 

Bahasa Indonesia memakai ejaan fonemis, artinya setiap huruf melambangkan

satu fonem. Namun demikian masih terdapat fonem-fonem yang dilambangkan dengan

digraf (dua huruf melambangkan satufonem) seperti ny, ng, sy, dan kh.

Di samping itu ada pula diafon (satu huruf yang melambangkan dua fonem) yakni

huruf “e” yang digunakan untuk menyatakan e pepet dan e taling.

  Huruf e melambangkan e pepet terdapat pada kata seperti:

sedap, segar, terjadi.

  Huruf e melambangkan e taling terdapat pada kata seperti:

ember, tempe, dendeng.

Page 9: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 9/19

 

III. MORFOLOGI

A. PENGERTIAN

Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses

 pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi.

Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata

 bentukan.Satuan ujaran yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut

serta dalam pembentukankata atau yang menjadi bagian dari kata disebut morfem.

Berdasarkan potensinya untuk dapat berdiri sendiri dalam suatu tuturan, morfemdibedakan atas dua macam yaitu:

1.  Morfem terikat

morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sehingga harusselalu

hadir dengan mengikatkan dirinya dengan modem bebas lewat proses morfologis,

atauproses pembentukan kata.

Seperti : me-, pe-, -an, ke--an, di-,swa-, trans-, -logi, -isme

2. 

Morfem bebasyang secara potensial mampu berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal

menduduki satu fungsi dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia morfem bebas disebut

 juga kata dasar.

Satuan ujaran seperti buku, kantor, arsip,uji, ajar, kali, pantau, dan liput merupakan

morfem bebas atau kata dasar.

Sebuah morfem, jika bergabung dengan morfem lain, sering mengalami

 perubahan. Misalnya, morfem terikat

me- dapat berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge- , dan menge-

sesuai dengan lingkungan yang dimasuki.

Variasi morfem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomorf 

.

B.  PROSES MORFOLOGIS

Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar 

menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi

(pengulangan), dan komposisi (pemajemukan). Sebelum diuraikan lebih lanjut tentang

ketiga proses morfologis di atas perlu ditegaskan terlebih dahulutiga istilah pokok dalam

 proses ini, Yaitu kata dasar, bentuk dasar, dan unsur langsung

Page 10: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 10/19

 

a. 

 perihal ber-contoh:

 persahabatan „ perihal bersahabat,

 perdagangan „perihal  berdagang,

 perkebunan „perihal berkebun‟, 

 pertemuan „perihal  bertemu

 b.  tempat untuk ber-

contoh:

 perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.

c.  apa yang di contoh: pertanyaan, perkataan.

l) Afiks serapan

Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari

 bahasa daerah danbahasa asing.

Contoh afiks serapan:

1.  dwi-

dwilingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.2.   pra-

 praduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti,

 prasetia,prawacana, prakata

3.  swa-

swalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.

4.  awa-

awagas, awabau, awaracun, awalengas.

5.  a-, ab-

asusila, amoral, ateis, abnormal.

6.  anti-

antipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptic

7.  homo-

homogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan.

8.  auto-

autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi.

9.  hipo-

hiponim, hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis

10.  poli-

 polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik 

Page 11: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 11/19

11. sin-

sintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium

12. tele-

telepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks

13. trans-transaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi,

transformasi,transmigrasi, transfer, transitif 

14. inter-

interaksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal

15. -isasi

modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain

2.)  REDUPLIKASI

adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada

 beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut:

1.  Kata ulang penuh,

yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar 

a.  Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga:

ibu-ibu, buku-buku,murid-murid

 b.  Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan:

ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan- persoalan

2.  Dwipurwa,

yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya:

reranting, lelaki,leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. Di antara dwipurwa ada

yang mendapat akhiran, seperti kataulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.

3.  Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi:

sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki, seluk-beluk, compang-

camping, ingar-bingar, hiruk-pikuk,ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan

lain-lain.

4.  Kata ulang berimbuhan:

 berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gemuruh, rias-merias, tulis-menulis,berbalas-

 balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan.

5.  Kata ulang semu

(bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan

ataureduplikasi): laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, Dan empek-

empek.

Page 12: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 12/19

 

Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:1.   jamak 

-  Murid-murid berkumpul di halaman sekolah.

-  Di perpustakaan terdapatbuku-buku pelajaran.

2.  intensitas kualitatif 

-  Anto menggandeng tangan Anti erat-erat.

-  Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.

3.  intensitas kuantitatif 

-  Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan.

-  Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.

4.  intensitas frekuentatif 

-  Orang itu berjalan mondar-mandir.

-  Pada akhir bulan ini ayah pergi- pergi saja.

-  Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.

5.  melemahkan

- Warna bajunya putih okehijau-hijauan.

- Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.

6. bermacam-macam

- Pepohonan menghiasi puncak bukit itu.

- Ibu membeli buah-buahan.- Sayur-mayur dijual di pasar itu.

7. menyerupai

- Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan.

- Orang-orangan dipasang di tengah sawah.

- Adik bermain mobil-mobilan.

8. resiproks (saling)

- Mereka tolong-menolong menggarap ladang.

- Kedua anak itu berpukul- pukulan setelah cekcok mulut.

9. dalam keadaan

- Dimakannya singkong itu mentah-mentah.

- Pada zaman jahiliah banyak orang dikubur hidup-hidup.

10. walaupun meskipun

- Kecil-kecil Mang Memet berani juga melawan perampok itu.

11. perihal

- Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak 

dan jahit-menjahit.

12. seenaknya, semaunya atau tidak serius

- Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di bawah pohon.

- Kerjanya hanya tidur-tiduran saja.

13. tindakan untuk bersenang-senang

Page 13: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 13/19

- Mereka makan-makan di restoran tadi malam

3.) KomposisiKomposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata

majemuk ialah gabungankata yang telah bersenyawa atau membentuk satu

kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh:

kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur 

.

Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan

makna baru disebut frasa

contoh:

sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.

Jenis kata majemuk 

1.  Kata majemuk setara,

yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh:

tua muda, lakibini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk.

2.  Kata majemuk bertingkat,

yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis katamajemuk itu

 bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi,contoh: kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.

C.  Kelas kata

Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal

maupun arti gramatikal, danyang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai

 bentuk bebas. Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses

morfologis, dan kata jadian,yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis. Yang

termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan,kata ulang, dan kata majemuk.

Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiriatas satu morfem, sedangkankata jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga

kata kompleks.

Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata

tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama

dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya: Ia tidak belajar. Ia bukan pelajar. Ia

agak tinggi.Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.Ia tidak bekerja. Ia

 bukan guru. Ia paling tinggi.

Kata belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga

kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda

Page 14: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 14/19

dari kata belajar terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak .

Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbedadari kata tinggi; terbukti bahwa kedua

kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling.

Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, Dan bekerjadikelompokkan ke dalam satu kelas verba.

  Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas nomina.

  Sedang kata-kata yangsama dengan kata Tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas

adjektiva

  Selain ketiga kelas tersebutterdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas

1.  Kata benda (nomina)

(substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yangdiperluas dengan

frasa yang adjektiva

Misalnya :

-   bunga yang indah,

-  sekretaris yang terampil,

-  guru yang bijaksana,

-  siswa yang cendekia,

a) Kalimat aktif 

Kalimat yang subjeknya dianggap melakukan tindakan seperti yang dimaksud oleh

verbanya.

Kita dapat mengenal watak seseorang dengan jalan mengetahui dengan siapa saja dia

 bisa bergaul.

 b) Kalimat pasif 

Kalimat yang mengandung predikat verbal yang menunjukkan bahwa subjek menjadi

tujuan dan sasaranperbuatan yang dimaksud oleh verba tersebut.

Contoh: Bukunya sadah diambil.

c) Kalimat inversi (susun balik)

Kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Contoh:

-  Telah dibenahi kakak semua mainan adik.

-  Dialah pencurinya.

d) Kalimat minor 

Kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat atau inti.

- Diam!

- Sangat bahagia.- Apa?

Page 15: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 15/19

 

e) Kalimat mayor Kalimat yang mengandung lebih dari satu unsur pusat.

- Dia sudah berangkat

- Kasur kakak rusak .

f) Kalimat verbal

Kalimat yang predikatnya verba.

- Adik tidur 

-Dia tidak melamun, tetapi berpikir 

g) Kalimat nominal

Kalimat yang predikatnya bukan verba.

-  murid-murid kebanggaan.

-  Yang bersampul merah berada di meja kami.

h) Kalimat inti

Kalimat yang terdiri dari dua unsur pusat atau inti. Contoh: Adik menangis.

Ciri-ciri kalimat inti:

  hanya terdiri atas dua kata  kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek,

kata keduamenduduki jabatan predikat)

  urutannya adalah subjek mendahului predikat

  intonasinya adalah intonasi berita yang netral

Kalimat transformasiKalimat inti yang mengalami pembalikan susunan, perubahan intonasi dan, perluasan atau

 penegasian.

Resensi 

ialah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah

 buku.Resensi yang disebut juga timbangan buku (book review) sering disampaikan

kepada siding pembaca melalui surat kabar atau majalah.

Page 16: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 16/19

Tujuan resensi ialah memberi pertimbangan dan penilaian secara objektif,

sehingga masyarakat mengetahui apakah buku yang diulas tersebutpatut dibaca ataukah

tidak.

Kritik 

(dari bahasa Yunani kritikos yang berarti hakim) adalah bentuk karangan yang

 berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari

kesalahan ataucacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan

karya itu seperti adanya.

Esai 

adalah semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya, apa yang

dikemukakandalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.

D.  DiskusiDiskusi ialah percakapan yang sifatnya resmi, serius sesuai dengan aturan yang

ada. Tujuannya untuk memahami masalah atau persoalan, mencari sebab-sebab

sekaligus berusaha menemukan pemecahan atau jalan keluar bagi persoalan tersebut.

Jadi, di dalam sebuah diskusi harus ada masalah yang dibahas, ada peserta dan

 pemimpin, serta ada aturan dan disiplin. Sebuah diskusi perlu dipersiapkan. Persiapan

ini meliputi penentuan topik atau pokok permasalahan, menetapkan pemimpin yang

mempunyai pengetahuan luas, dan menentukan tempat serta waktunya.

  Seorang pemimpin diskusi yang baik harus

1. 

mengetahui langkah-langkah kegiatan,2.  memahami pokok masalah,

3.  mengenal semua peserta,

4.   berwibawa dan sabar,

5.  mampu mengembangkan dan menjaga jalannya diskusi sehingga tidak terjadi

 benturan,

6.  dapat menjaga suasana sehingga tidak berat sebelah.

  Sebaliknya, seorang peserta diskusi yang baik akan:

1.  mengadakan persiapan awal,

Page 17: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 17/19

2.  menyiapkan garis besar masalah sebelum diskusi berlangsung

3.  menjadi penyampai gagasan yang baik 

4.  menghindari kata-kata kasar yang menyinggung perasaan lawan bicara

5.   berbicara secukupnya dan yang hanya berkaitan dengan masalah,

6. 

menjadi pendengar yang baik dan menghindarkan diri dari perdebatan yangemosional.

  Tugas seorang pemimpin diskusi antara lain ialah:

1.  menetapkan topik atau pokok pembicaran dengan peserta,

2.  menyiapkan garis besar atau kerangka diskusi,

3.  membuka diskusi dengan membacakan rangkuman tentang masalah dan

sasaran yang ingindicapai,

4.  memimpin jalannya diskusi dengan sabar, jujur, dan tidak berat sebelah,

5.  membuat rangkuman pembicaraan setiap peserta,

6.  mengarahkan pembicaraan agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan,

dan,

7.  menyimpulkan seluruh pembicaraan dalam diskusi.

Beberapa jenis diskusi diuraikan di bawah ini.

Diskusi kelompok yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang, dan masing-

masingkelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Tidak ada pendengar.

Diskusi panel 

ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan

 beberapapendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa

sehingga pendengardapat mengikuti jalannya diskusi dengan saksama. Setelah

 berlangsung tanya jawab antarapemimpin dan peserta, peserta dan pendengar,

 pemimpin merangkum hasil tanya-jawab ataupembicaraan, kemudian mengajak 

 pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitarseparuh dari waktu yang

tersedia.

Seminar

adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok 

mahasiswadalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di bawah

 bimbingan seorang dosenatau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan

sesuatu. Seminar dapat bersifattertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh

umum, tetapi mereka tidak ikutberdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai

 peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harusdibentuk sebuah panitia. Pembicara

Page 18: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 18/19

yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikangagasan atau topiknya dalam

 bentuk kertas kerja.

Simposium 

ialah pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan berbagai

 pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia.

Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan

 prasaran. Dan beberapaprasaran yang disampaikan dalam simposioum harus

 berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran, yang dinamakan pemrasaran,

 berkewajiban :

-  membuat makalah atau prasaran,

-  menepati waktu yang diberikan,

-  menjawab setiap pertanyaan dengan singkat dan tepat.

  Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan simposium, yaitu:

-  memilih dan merumuskan masalah,

-  menetapkan tujuan

-  menempatkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalam mencapai tujuan,-  menetapkan pemimpin,

-  menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan simposium,

waktu yangtersedia dan tata cara yang berlaku

Konferensi 

adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan resmi

sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya bertujuan menyampaikan

hasilkeputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai suatu masalah maka

hal tersebutdinamakan dengar pendapat atau jumpa pers.

E.  Pidato

Yang dimaksuddengan pidato ialah penyampaian pesan, gagasan, atau

 pengungkapan suatu maksud dengan bahasa yang tersusun baik kepada orang banyak.

  Berdasarkan sifat isinya, pidato dibedakan atas:

-   pidato pembukaan,

-   pidato sambutan,

-   pidato pengarahan,

Page 19: Tata Bahasa Indonesia

7/16/2019 Tata Bahasa Indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/tata-bahasa-indonesia 19/19

-   pidato laporan, pidato prasaran.

  Berdasarkan sifat tujuannya, pidato dibedakan atas:

-  Pidato instruktif bertujuan memberitahukan atau menyampaikan sesuatu

termasuk pengarahan;

-  Pidato persuasif bertujuan memengaruhi pendapat pendengar serta

membangkitkan tindakan

-  Pidato rekreatif bertujuan menciptakan suasana gembira, akrab dan

menyenangkan seperti dalam jamuan makan,

-  Pidato edukatif bertujuan menumbuhkan kesadaran pendengar atau untuk 

mendidik.

Catatan :

Baik dalam diskusi maupun dalam pidato, seorang pembicara dapat

memperkuat atau memperjelas pendapatnya dengan mengemukakan

contoh-contoh, ilustrasi, fakta, angka, atau perbandingan-perbandingan, di

samping tabel dan grafik.