tarian tradisional jambi

10
TARIAN TRADISIONAL JAMBI TARI INAI Tari Inai, adalah sebuah tarian sakral yang dilakukan pada saat pelaksanaan upacara adat pengantin etnis melayu timur yang berada di tanjung Jabung Timur yang disebut Malam Tari Inai. Tari Inai ditarikan oleh 5 atau 7 pasang penari yang tampil secara bergiliran dengan menggunakan property kembang lilin. 5 atau 7 pasang penari tersebut masing-masing menggambarkan tokoh-tokoh nenek moyang masyarakat Melayu Timur yang terdapat di Tanjung Jabung Timur, yaitu Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Lekir atau Lekiu, Hang Kasturi, Dewa Safri, Dandan Setia dan Sidang Budiman sebagai tokoh yang diwakili oleh penari pria. Sedangkan penari wanita mewakili tokoh Putri Siti Zubaidah, Putri Suri Maknikam, Putri Intan Baiduri, Putri Intan Terpilih, Putri Intan Gemale, Putri Intan Teserlah dan Putri Begubang.

Upload: uphil-philiphus

Post on 05-Dec-2015

115 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tari jambi

TRANSCRIPT

Page 1: Tarian Tradisional Jambi

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI  INAI

Tari Inai, adalah sebuah tarian sakral yang dilakukan pada saat pelaksanaan upacara adat

pengantin etnis melayu timur yang berada di tanjung Jabung Timur yang disebut Malam Tari

Inai.

Tari Inai ditarikan oleh 5 atau 7 pasang penari yang tampil secara bergiliran dengan

menggunakan property kembang lilin. 5 atau 7 pasang penari tersebut masing-masing

menggambarkan tokoh-tokoh nenek moyang masyarakat Melayu Timur yang terdapat di

Tanjung Jabung Timur, yaitu Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Lekir atau Lekiu, Hang Kasturi,

Dewa Safri, Dandan Setia dan Sidang Budiman sebagai tokoh yang diwakili oleh penari pria.

Sedangkan penari wanita mewakili tokoh Putri Siti Zubaidah, Putri Suri Maknikam, Putri

Intan Baiduri, Putri Intan Terpilih, Putri Intan Gemale, Putri Intan Teserlah dan Putri

Begubang.

Gerakan tari inai umumnya menggunakan gerakan-gerakan silat dengan iringan musik

Kelintang Perunggu, Gendang dan Gong.

Page 2: Tarian Tradisional Jambi

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI TAUH (RANTAU PANDAN)

TAUH, adalah suatu tari yang menggambarkan tentang pergaulan/hubungan muda mudi

(Bujang Gadis) pada zaman dahulu sampai sekarang yang diwariskan secara turun temurun.

Sampai sekarang masyarakat tidak mengetahui secara pasti pencipta Tari Tauh yang telah

mengakar ditengah-tengah masyarakat Rantau Pandan tempat dimana penelitian ini

dilakukan. Pada saat sekarang, Tari Tauh sangat populer di Kabupaten Bungo sebagai tari

tradisional vang. sangat disukai oleh masyarakat. Tari Tauh biasanya ditarikan ketika

menyambut Rajo, Berelek Gedang, dan ketika Beselang Gedang (gotong royong menuai

padi).

Jumlah penari Tauh adalah 8 orang (4 wanita dan 4 laki-laki) dan termasuk jenis tari tradisi

kerakyatan dengan lama pementasan tergantung kondisi sesuai panjang pantun dan

kesanggupan penari dan tidak jarang dari senja hari sampai pagi hari. Adapun musik

pengiring ialah Kelintang Kayu, Gong, Gendang dan Biola, kostum yang dipakai adalah

pakaian Melayu. Pada saat sekarang Tari Tauh sering ditampilkan pada acara resmi yang

diadakan Pemerintah kecamatan/kabupaten dan juga pada acara pernikahan. Sedangkan lagu

yang mengiringi Tari Tauh adalah Krinok dan pantun-pantun anak Muda.

Fungsi Tari Tauh adalah untuk pergaulan antara muda mudi, dan hiburan bagi masyarakat

umum.

Page 3: Tarian Tradisional Jambi

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI NITI MAHLIGAI

Niti Mahligai, ditata oleh Epa Bramanti Putra yang diadaptasi dari sebuah upacara tradisional

masyarakat Kerinci,  Niti Naik Mahligai.

Niti Naik Mahligai  adalah sebuah upacara yang dulu dilakukan untuk memilih pemimpin di

kerajaan yang terdapat di Bukit Kaco, batas antara Kerinci dan Bungo.

Menurut penuturan Epa Bramanti Putra sebagai keturunan langsung Ratu Kerajaan Bukit

Kaco, seseorang akan diangkat sebagai apabila sang calon telah melewati beberapa tahap

seleksi yang  terdiri ;

        meniti pecahan kaca

        meniti berbagai macam duri tumbuhan

        meniti bara api

        meniti bambu runcing

        meniti/masuk ke dalam api besar

        meniti tanggu berayun

        duduk di daun nyiru/awing-awang

Prosesi inilah yang diadaptasi menjadi sebuah seni pertunjukan. Tidak heran apabila

pertunjukan tari Niti Mahligai sarat dengan nuansa magis.

Alat musik yang digunakan adalah Gendang Dap diiringi dengan lantunan ‘Nyahu’ (vocal)

Page 4: Tarian Tradisional Jambi

sang pawang, sedangkan penari bergerak mengikuti irama musik dengan gerakan tari Aseik

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI SEKATO

SEKATO, merupakan sebuah karya tari baru yang berangkat dari ragam gerak dasar tari

daerah Jambi. Kehadiran tari Sekato ini merupakan suatu jalan dalam upaya untuk

menambah perbendaharaan tari daerah Jambi.

Tari ini adalah hasil dari kegiatan pengolahan tari yang dilaksanakan pada tahun 1992.

Tari ini ditata oleh Sri Purnama Syam. Dalam penampilannya dibawakan oleh 8 penari

yang terdiri dari 4 orang penari putra dan 4 orang penari putri. Tari ini menggunakan

properti Kipas dan Payung dimana peggunaan Kipas dan Payung selain sebagai penghias

juga mengandung arti untuk senjata dan perlindungan diri. Beberapa ragam gerak yang

dominan dalam tari ini antara lain adalah gerak lenggang, langkah tigo, langkah tak jadi,

buka ayun kipas.

Tari ini telah dipentaskan di Taman Budaya Provinsi Jambi. Tari ini menggambarkan

pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih, mereka bergembira bersama dan

menari sebagai ungkapan dari rasa kebersamaan. Musik pengiring tari Sekato ditata oleh

Azhar. MJ dan Heri Suroso, menggunakan alat instrumen : gendang melayu, suling,

rebana kecil, gong, beduk, kelintang perunggu. Sedangkan untuk Kostum penari adalah

baju gunting limo, celana panjang, kain samping, desta, baju kurung, celana panjang,

teratai dan kain samping.

Page 5: Tarian Tradisional Jambi

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI LIANG ASAK

LIANG ASAK, adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Sarolangun Kabupaten

Sarolangun. Tema tari ini diangkat dari kebiasaan masyarakat setempat pada saat

menugal, menanam padi di sawah yang dilakukan oleh bujang gadis. Kebiasaan ini

dilakukan secara turun termurun dari nenek moyangnya.

Menurut masyarakat setempat, yang dimaksud dengan liang asak adalah lobang-lobang

kecil akibat ditugal sebagai tempat penaburan benih. Karena tari ini menggambarkan

proses menugal dan menanam padi, maka judulnya diangkat dari salah satu hasil proses

menugal. Tari liang asak ini ditata dan dikembangkan oleh Elmawati dan Ali Tayib.

Dipentaskan dalam bentuk berpasangan yaitu putra dan putri. Jumlah penari yang

menarikan berkisar antara tiga sampai dengan lima pasang penari.

Gerak tari yang digunakan adalah langkah tak jadi, stap, zig-zag, tudung awan dan nyilau,

Gerak-gerak tersebut menggambarkan bagaimana proses menugal dan menanam padi

sambil bersendagurau bersama pasangannya. Sang putra menugal sedangkan putri menabur

benih.

Kostum yang digunakan penari putri adalah baju kurung, kain sarung dan topi penutup

kepala. Sedangkan penari putra menggunakan busana baju teluk bLango dan topi.

Alat musik yang digunakan dalam mengiringi tari liang asak adalah gendang, biola,

accordion dan gong, di samping itu juga diiringi vokal. Waktu pelaksanaan pementasan

bebas kapan saja mau dilaksanakan, begitu juga tempat pertuniukkannya. Lama

pementasan tari sekitar 5 menit.

Page 6: Tarian Tradisional Jambi

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI ELANG MENGIPEH

Tari Elang Mengipeh, adalah sebuah karya tari baru hasil dari kegiatan pengolahan

yang diangkat dari tari tradisi Klik Elang. Beberapa gerak Tari Klik Elang yang

dianggap spesifik tetap  dipertahankan. Pengembangan gerak yang dilakukan tetap

mengacu pada gerak tari daerah Jambi sebagai dasar pengolahan, sehingga pada

akhirnya terbentuk sebuah karya tari baru dengan tidak menghilangkan nilai

kedaerahan dan mana tari itu berasal.

Garapan Tari Elang Mengipeh ini adalah sebuah tari bertema yang berbentuk tari

kelompok dan dalam penampilannya didukung oleh 3 orang penari putri.  Dalam tari

Elang Mengipeh ini menggunakan property selendang dan kipas, selendang

melambangkan kepak atau sayap dari burung elang sedangkan kipas melambangkan

kuku-kuku burung tersebut. Sehingga kesan yang ingin ditampilkan adalah

kelembutan di balik keperkasaan burung elang. Sedangkan durasi penampilan adalah 7

menit. Untuk keutuhan garapan Tari Elang Mengipeh menggunakan perpindah - an pola

lantai. Hal ini diantisipasi agar tidak terjadi kemonotonan dalam garapan, sekaligus

menghadirkan nilai estetis tersendiri. Sedangkan untuk musik pengiring tarinya

menggunakan gendang, kelintang perunggu, gong, akordion, biola dan beduk.

Elang Mengipeh ditata oleh Sri Purnama Syam, sedang musik ditata oleh Syamsuri.

TARIAN TRADISIONAL JAMBI

TARI LENGGANG KIPAS LAYANG

Page 7: Tarian Tradisional Jambi

LENGGANG KIPAS LAYANG, adalah sebuah karya tari baru yang berasal dan

hasil kegiatan pengolahan tari. Tari ini berawal dari tari tradisi yang berasal dan

daerah Tk. II Merangin vaitu tari Kecimpung Ambai. Beberapa gerak tari

Kecimpung Ambai yang ada dan mempunyai nilai khas diangkat dan

dikembangkan. kemudian gerak-gerak tersebut dikemas sehingga terbentuk suatu

gerak baru yang pada akhirnya  menjadi sebuah t a r i   baru.

Tari Lenggang Kipas Layang menceritakan tentang kegembiraan muda-mudi

setelah lelah bekerja, mereka bermain, bersendagurau dengan riangnya.

Dalam penampilannya Tari Lenggang Kipas Layang di tarikan oleh 6 orang penari

putri dengan menggunakan kipas sebagai propertinya, dimana fungsi kipas itu

selain sebagai hiasan Juga berfungsi sebagai perisai diri.

Tari ini ditata oleh Sri Purnama Syam dan musik pengiringnya ditata oleh Heri

Suroso. Tari ini telah dipentaskan di Taman Budaya Provinsi Jambi pada

tanggal 6 Februari 1998 serta dipentaskan di Taman Budaya Provinsi Bengkulu.