tari daerah

8

Click here to load reader

Upload: achman

Post on 30-Jun-2015

495 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: tari daerah

http://tariindo.blogspot.com/

TARIAN CAKALELE, Tarian Cakalele adalah tarian perang yang saat ini lebih sering dipertunjukan untuk menyambut tamu agung yang datang ke daerah ini maupun untuk acara yang bersifat adat. Para penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan). Cakelele merupakan tarian tradisional khas Maluku.

Tarian Daerah Asal Simalungun

TARIAN DAERAH: Sejumlah penari membawakan tarian daerah asal Simalungun pada even Pekan

Raya Sumatera Utara

Page 2: tari daerah

Tarian adalah ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang biasanya dipadu dengan alunan musik. Tarian terkait pula dengan momen, dapat melukiskan tentang suatu peristiwa: perang, suasana duka, penghormatan pada raja, atau pengejawantahan sebuah norma, misalnya seperti pengabdian seorang perempuan dalam budaya Jawa. Perkembangan tari di Indonesia berhubungan erat dengan perkembangan masyarakat. James R. Brandon (1967) membagi perkembangan pertunjukan di Asia Tenggara dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu: 

1. Periode pra-sejarah, sekitar 2500SM-100M. 2. Periode masuknya kebudayaan India, 100-1000. 3. Periode masuknya pengaruh Islam, 1300-1750. 4. Periode masuknya negara barat, 1750-akhir perang dunia ke-2.

Barongan menggambarkan kisah-kisah di zaman Nabi Allah Sulaiman dengan binatang-binatang yang boleh bercakap. Kononnya, seekor harimau telah terlihat seekor burung merak yang sedang mengembangkan ekornya. Apabila terpandang harimau, merak pun melompat di atas kepala harimau dan keduanya terus menari. Tiba-tiba Pamong (Juru Iring) bernama Garong yang mengiringi Puteri Raja yang sedang menunggang kuda lalu di kawasan itu. Pamong lalu turun dari kudanya dan menari bersama-sama binatang tadi. Tarian ini terus diamalkan dan boleh dilihat di daerah Batu Pahat, Johor dan di negeri Selangor.

Page 3: tari daerah

Tarian ini berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tonyooi. Tarian ini dikenal sebagai tarian pergaulan antara muda mudi dan juga untuk menyambut tamu yang datang. Tarian ini melukiskan kegembiraan dalam menanam padi.

Gantar adalah sepotong bambu yang didalamnya diisi dengan biji-biji padi dan tongat

panjang yang merupakan asek untuk membuat lubang ditanah saat menanam padi. Juga

melukiskan keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang ke

Kalimantan Timur baik sebagai turis maupun investor dan para tamu yang dihormati

kemudian diajak turut menari. Pakain yang dipakai di sebut Ulap Doyo kain tenunan asli

suku Dayak Benuaq yang diambil dari serat doyo

Kancet Tebengang Madang yang dalam bahasa Indonesia berarti Tari Enggang Terbang.

Tarian ini berasal dari Suku Dayak Kenyah yang menggambarkan perpindahan mereka

dari Apau Kayan secara menyebar keseluruh wilaayah di Kalimantan Timur, demi

mencari kehidupan yang lebih baik.

Dimana burung enggang selalu mengikuti pemimpinnya, begitu juga dengan suku Dayak

Kenyah, yang selalu menuruti apa perintah pemimpinnya. Burung enggang juga

merupakan symbol perdamaian. Tarian ini diawali dengan “lemaloq” yang merupakan

syair dalam bahasa Dayak Kenyah bercerita tentang perjalanan mereka. Tarian ini

dibawakan dengan lemah gemulai oleh gadis–gadis Dayak laksana burung enggang yang

sedang terbang.

Page 4: tari daerah

Tari ini berasal dari suku Dayak Bahau dan Modang, yang merupakan tarian untuk mengusir hama-hama tanaman atau mengusir roh jahat. Biasanya para penari memakai topeng-topeng yang menakutkan dan menyeramkan, supaya dapat mengecoh dan mengusir hama tanaman atau pun roh jahat.

Belian adalah salah satu bentuk dari kebudayaan suku Dayak Tonyooi dan Dayak Benuaq untuk mengobati orang sakit. Ada berbagai macam Belian sehingga ada berbagai macam kostum dan berbagai macam gerak tari dan musik yang mengiringi sesuai dengan

Page 5: tari daerah

maksud dari Belian itu sendiri. “Pemelian” atau dukun bertindak sebagai perantara manusia dengan roh roh atau para penguasa dunia dalam menyembuhkan orang sakit.

Kancet Pepatai adalah tarian dari suku Dayak Kenyah, mengisahkan tentang keberanian para pria (ajai) suku Dayak Kenyah dalam berperang. Tarian ini mengisahakan dari awal mula perang sampai dengan upacara pemberian gelar bagi ajai yang sudah berhasil mengenyahkan musuhnya.

“Punan” artinya merebut, “letto” artinya gadis/wanita. Tarian ini menceritakan tentang dua orang pemuda yang sama-sama menyukai seorang gadis dan memperebutkannya. Pemuda yang mempertahankan gadisnya dengan gagah berani akhirnya memenangkan pertarungan tersebut. Sudah merupakan sifat suku Dayak Kenyah, untuk memepertahankan miliknya apa pun itu bentuknya.

TARI KATREJITarian ini adalah suatu tarian pergaulan masyarakat Maluku yang biasanya digelarkan pada acara-acara negeri / desa berkaitan dengan upacara-upacara pelantikan Raja / Kepala Desa, atau pada acara-acara ramah tamah masyarakat negeri/desa dengan tamu

Page 6: tari daerah

kehormatan yang hadir di negeri/desa-nya.Dari pendekatan sejarah, tarian ini merupakan suatu  AKULTURASI  dari budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan budaya Maluku.Hal ini lebih nampak pada setiap aba-aba dalam perubahan pola lantai dan gerak yang masih menggunakan bahasa Portugis dan Belanda sebagai suatu proses BILINGUALISME.Dalam perkembangannya tarian ini kemudian menjadi tarian rakyat yang hampir setiap saat digelarkan pada acara-acara pesta rakyat,  baik yang dilaksanakan pada saat hajatan keluarga, maupun negeri/desa, yang menggambarkan suasana suka cita, kegembiraan seluruh masyarakat.Tarian ini diiringi alat musik biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola rithm musik barat (Eropa) yang lebih menonjol. Tarian ini masih tetap hidup dan digemari oleh  masyarakat  Maluku  sampai sekarang

TARI ORLAPEITarian ini adalah tarian penyambutan para tamu kehormatan pada acara-acara Negeri/Desa di Maluku Tengah. Pada umumnya menggambarkan suasana hati yang gembira dari seluruh masyarakat terhadap kedatangan tamu kehormatan di Negeri/Desa-nya, dan menjadi ungkapan Selamat Datang. Kombinasi pola lantai dan gerak serta rithem musik lebih memperkuat ungkapan betapa seluruh masyarakat Negeri/Desa setempat merasa sangat senang dengan hadirnya tamu kehormatan di Negeri/Desa mereka.Tarian ini menggunakan properti “gaba-gaba” (bagian tangkai dari pohon sagu/rumbia

sebagai makanan khas rakyat Maluku, dan dalam dialek Maluku disebut “jaga sagu”) Diiringi alat musik tradisional rakyat Maluku, yaitu : Tifa, Suling Bambu, Ukulele, dan Gitar.

     

TERINE MAMAETERINE MAMAE adalah permainan tradisional yang biasanya dipertunjukan/dimainkan pemuda-pemudi desa pada hari-hari tertentu, yang diangkat dari permainan bambu gila.Kini permainan rakyat di daerah Maluku Tengah tersebut sudah hampir punah dan hanya tinggal gerakan-gerakannya saja, yang digarap menjadi tari dengan gerakan-gerakan lincah pada kaki dengan posisi tangan saling terkait yang menandakan kesatuan dan persatuan 

TARI LOLIYANATari Loliyana atau tari Panen Lola adalah  tari kreasi yang mengangkat Upacara Panen Lola ke dalam bentuk pertunjukan dengan berpatokan pada tradisi dan kebudayaan masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua.Dalam bahasa penduduk setempat Loliyana adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan mengumpulkan salah satu hasil laut yakni Lola. Panen Lola ini dilaksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi oleh Ketua Agama dan Pemangku Adat setempat.Di daerah Maluku sasi dikenal sebagai salah satu pranata adat yang diartikan sebagai larangan atau pantangan untuk mengumpulkan hasil alam baik hasil laut maupun hasil hutan sampai batas waktu yang telah disepakati  bersama oleh seluruh masyarakat desa. Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan menjaga kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia.Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hari hingga subuh, dilanjutkan dengan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan.Menjelang terbitnya matahari, panen dilakukan secara gotong royong. baik pria maupun wanita.Ringkasan proses panen lola inilah yang kemudian diangkat menjadi suatu garapan tari “LOLIYANA”. 

   

Page 7: tari daerah

 

 TARI KABARESITarian Kabaresi ini diilhami oleh semangat kepahlawanan dari Martha Christina Tiahahu yang secara filosofi berjuang untuk

membela hak-hak pribumi dari kekejaman penjajah.Tari ini digarap dalam pola lantai yang lincah dan ditingkahi bunyi

tifa totobuang, rebana, toleng-toleng (kentongan) dan suling bambu.

 TARI PANAHTariPanah ini mulanya berasal dari tari perang, Menggunakan busur dan anak panah sebagai properti yang dapat menggugah dan mengobarkan keberanian para pria.Tetapi pada perkembangannya tari panah ini digarap menjadi tari penyambutan tamu di Daerah Maluku Tenggara.