tangki kondensat screw invasive sebagai pengantar gula ke ... 5.pdf · dirancang sebagai pg terpadu...

1
Edisi 08, Januari - Februari 2015 05-buletin ptpn12 Laporan Utama ment, construction) ditangani PT Rekaya- sa Industri (persero) dan PT Weltes Energi Nusantara. Adapun konsultan perencanaan adalah BPPT (Badan Peng- kajian dan Penerapan Teknologi) didu- kung konsorsium konsultan manajemen konstruksi PT Indah Karya, PT Pasadena Engineering Indonesia, dan PT Booker Tate. ”PG Glenmore ini merupakan pilot project ’PG Nasional’,” papar Ade. Saat awal pengoperasiannya, PG Glenmore berkapasitas 6.000 TCD de- ngan jangka giling selama 150 hari. Kebu- tuhan bahan baku tebu dipasok PTPN XII melalui penanaman di areal seluas 9.000 hektar. Rendemennya ditargetkan sebe- sar 8,5%, selanjutnya diupayakan dapat naik menjadi 10%. Produk gula yang dihasilkan kelak berupa kualitas premium (putih dan ma- nis) karena pemrosesannya mengguna- kan karbonatasi. Selain itu, mesin pabrik bisa dioptimalkan untuk pengolahan raw sugar. Ade mengatakan PG Glenmore juga dirancang sebagai PG terpadu yang sekaligus akan menghasilkan daya lis- trik dengan memanfaatkan bahan bakar ampas tebu. Kapasitasnya 2 x 10 mega watt (MW), sehingga PG Glenmore kelak bisa berswadaya energi listrik bahkan bisa menjual kelebihan daya kepada PT PLN. ”Kebutuhan daya listrik PG dan rumah karyawan hanya berkisar 13 – 14 MW, maka sisa produk listrik itu akan dijual ke PLN,” tuturnya. Tidak hanya daya listrik, pengopera- sian PG Glenmore juga akan menghasil- kan beberapa produk non gula atau hasil samping yang bernilai ekonomis meliputi pupuk organik, bioethanol dan pakan ternak. Dengan demikian, tidak ada limbah yang terbuang alias zero waste. Tak diragukan, kebera- daan PG Glenmore akan berdampak positif bagi PTPN XII berupa bagian deviden, dan multiplier effect-nya pun tentu akan besar. Dari segi pemanfaatan tebu, tanaman berbatang manis yang selama ini dihasilkan dari kebun-kebun PTPN XII tidak perlu lagi dipasok ke se- jumlah PG milik perusahaan lain, tetapi sepenuhnya digunakan bahan baku PG Glenmore. Dengan dialokasikannya tebu untuk PG sendiri, maka akan ada pengaturan jadwal tebang tebu bagi kebun-kebun, sehingga bisa memberikan hasil optimal yakni rendemen yang tinggi. Jaminan pem- bayaran tebu pun akan lebih terkendali. Dengan masa giling selama 150 hari, maka kebutuhan tebu mencapai 900.000 ton per musim giling. Volume kebutuhan tebu akan bertambah lagi manakala kapa- sitas gilingnya ditingkatkan. Ade mengatakan, beberapa tahun sesudah beroperasi, kapasitas giling PG Glenmore bisa ditingkatkan menjadi 9.000 TCD. ”Kami tidak kuatir kekurangan ba- han baku tebu, karena ketersediaan lahan PTPN XII di Jatim bagian timur untuk ta- naman tebu masih cukup luas,” tandas- nya. PTPN XII memang telah terbiasa menanam tebu selama bertahun-tahun dengan memanfaatkan lahan tadah hu- jan. Hasil tebangannya dipasok ke 4 PG milik perusahaan lain, maka pengaturan jadwal tebangnya rancu sebab tergantung kesiapan PG bersangkutan. Menurut Sekretaris Perusahaan PTPN XII, Herry Purwanto, produksi tebu masih berpeluang ditingkatkan dengan mengkonversi komoditas lain yang ter- golong ’senja’ seperti tanaman kakao dan kopi yang sudah tua. ”Kami sudah berpengalaman mena- nam tebu sejak tahun 1994, maka tidak terlalu sulit untuk mengembangkan tana- man tersebut lebih luas lagi,” ungkapnya. Herry menambahkan lahan yang di- manfaatkan untuk penanaman tebu um- umnya tadah hujan, maka akan mene- rapkan teknologi pengairan sesuai kondisi lahan. Melalui ketercukupan lahan tebu de- ngan dukungan SDM yang mumpuni, maka kehadiran PG Glenmore layak di- sambut dengan ucapan: Selamat Datang Guna Berkiprah Dalam Peningkatan Revenue Perusahaan. Selamat Datang Masa Depan Cerah. (dyr/hil/yos) Foto-foto: Dok PT IGG Screw invasive sebagai pengantar gula ke proses berikutnya Tangki kondensat

Upload: phamhuong

Post on 26-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tangki kondensat Screw invasive sebagai pengantar gula ke ... 5.pdf · dirancang sebagai PG terpadu yang sekaligus akan menghasilkan daya lis-trik dengan memanfaatkan bahan bakar

Edisi 08, Januari - Februari 2015

05-buletin ptpn12

Laporan Utama

ment, construction) ditangani PT Rekaya-sa Industri (persero) dan PT Weltes Energi Nusantara. Adapun konsultan perencanaan adalah BPPT (Badan Peng-kajian dan Penerapan Teknologi) didu-kung konsorsium konsultan manajemen konstruksi PT Indah Karya, PT Pasadena Engi nee ring Indonesia, dan PT Booker Tate. ”PG Glenmore ini merupakan pilot project ’PG Nasional’,” papar Ade.

Saat awal pengoperasiannya, PG Glenmore berkapasitas 6.000 TCD de-ngan jangka giling selama 150 hari. Kebu-tuhan bahan baku tebu dipasok PTPN XII melalui penanaman di areal seluas 9.000 hektar. Rendemennya ditargetkan sebe-sar 8,5%, selanjutnya diupayakan dapat naik menjadi 10%.

Produk gula yang dihasilkan kelak berupa kualitas premium (putih dan ma-nis) karena pemrosesannya mengguna-kan karbonatasi. Selain itu, mesin pabrik bisa dioptimalkan untuk pengolahan raw sugar.

Ade mengatakan PG Glenmore juga dirancang sebagai PG terpadu yang sekaligus akan menghasilkan daya lis-trik dengan memanfaatkan bahan bakar ampas tebu. Kapasitasnya 2 x 10 mega watt (MW), sehingga PG Glenmore kelak bisa berswadaya energi listrik bahkan bisa menjual kelebihan daya kepada PT PLN.

”Kebutuhan daya listrik PG dan rumah kar yawan hanya berkisar 13 – 14 MW, maka sisa produk listrik itu akan dijual ke PLN,” tuturnya.

Tidak hanya daya listrik, pengopera-sian PG Glenmore juga akan menghasil-kan beberapa produk non gula atau hasil samping yang bernilai ekonomis meliputi

pupuk organik, bioethanol dan pakan ternak. Dengan demikian, tidak ada limbah yang terbuang alias zero waste.

Tak diragukan, kebera-daan PG Glenmore akan berdampak positif bagi PTPN XII berupa bagian deviden, dan multiplier effect-nya pun tentu akan besar.

Dari segi pemanfaatan tebu, tanaman berbatang manis yang selama ini dihasil kan dari kebun-kebun PTPN XII tidak perlu lagi dipasok ke se-jumlah PG milik perusahaan lain, tetapi sepenuhnya digunakan bahan baku PG Glenmore.

Dengan dialokasikannya tebu untuk PG sendiri, maka akan ada pengaturan jadwal tebang tebu bagi kebun-kebun, se hingga bisa memberikan hasil optimal yakni rendemen yang tinggi. Jaminan pem-bayaran tebu pun akan lebih terkendali.

Dengan masa giling selama 150 hari, maka kebutuhan tebu mencapai 900.000 ton per musim giling. Volume kebutuhan tebu akan bertambah lagi manakala kapa-sitas gilingnya ditingkatkan.

Ade mengatakan, beberapa tahun sesudah beroperasi, kapasitas giling PG Glenmore bisa ditingkatkan menjadi 9.000 TCD. ”Kami tidak kuatir kekurangan ba-han baku tebu, karena ketersediaan lahan PTPN XII di Jatim bagian timur untuk ta-nam an tebu masih cukup luas,” tandas-nya.

PTPN XII memang telah terbiasa menanam tebu selama bertahun-tahun

dengan memanfaatkan lahan tadah hu-jan. Hasil tebangannya dipasok ke 4 PG milik perusahaan lain, maka pengaturan jadwal tebangnya rancu sebab tergantung kesiapan PG bersangkutan.

Menurut Sekretaris Perusahaan PTPN XII, Herry Purwanto, produksi tebu masih berpeluang ditingkatkan dengan mengkonversi komoditas lain yang ter-golong ’senja’ seperti tanaman kakao dan kopi yang sudah tua.

”Kami sudah berpengalaman mena-nam tebu sejak tahun 1994, maka tidak terlalu sulit untuk mengembangkan tana-man tersebut lebih luas lagi,” ungkapnya.

Herry menambahkan lahan yang di-manfaatkan untuk penanaman tebu um-umnya tadah hujan, maka akan mene-rapkan teknologi pengairan sesuai kondisi lahan.

Melalui ketercukupan lahan tebu de-ngan dukungan SDM yang mumpuni, maka kehadiran PG Glenmore layak di-sambut dengan ucapan: Selamat Datang Guna Berkiprah Dalam Peningkatan Reve nue Perusahaan. Selamat Datang Masa Depan Cerah. (dyr/hil/yos)Foto-foto: Dok PT IGG

Screw invasive sebagai pengantar gula ke proses berikutnya

Tangki kondensat