tanggung jawab dan tanggung gugat

17
BAB I PENDAHULUAN Perubahan tantangan dan peluang sedang dihadapi oleh system pelayanan kesehatan di Indonesia.Pada era global seperti saat ini,perubahan dalam system pelayanan kesehatan telah mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan. Pelayanan kesehatan dirumah sakit,puskesmas,klinik merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda terdepan yang mengatasi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus Tim pelayanan keperawat memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan dan kode etik keperawatan yang dimilikinya.Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.Seorang perawat harus dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dan dapat memberikan tanggung gugat bila diperlukan dalam menghadapi masalah kesehatan klien,dengan demikian perawat dapat senantiasa mempertahankan derajat kesehatan klien.

Upload: hilda-ayu-adriyana

Post on 25-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

/

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Perubahan tantangan dan peluang sedang dihadapi oleh system pelayanan kesehatan di Indonesia.Pada era global seperti saat ini,perubahan dalam system pelayanan kesehatan telah mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kesehatan.Pelayanan kesehatan dirumah sakit,puskesmas,klinik merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan.tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda terdepan yang mengatasi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerusTim pelayanan keperawat memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan dan kode etik keperawatan yang dimilikinya.Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.Seorang perawat harus dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dan dapat memberikan tanggung gugat bila diperlukan dalam menghadapi masalah kesehatan klien,dengan demikian perawat dapat senantiasa mempertahankan derajat kesehatan klien.

BAB IIPEMBAHASAN

A. TANGGUNG JAWAB PERAWATTanggung jawab (Reponsibility) mereupakan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam pengetahuan, sikap dan kerja sesuai kode etik. Dalam melakukan pelayanan terhadap pasien, maka perawat harus sesuai dengan peran dan competensinya. Di luar peran dan kompetensinya bukan menjadi tanggung jawab perawat. Ketenttuan hokum di perlukan dalam melakukan tnggung jawab. Hal ini di maksudkan, pelayanan keperawatan di berikan sesuai dengan standart keperawatan. Tanggung jawab perawat di tunjukan dengan cara siap menerima hukuman (Punisment) secara hokum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar hukum.Menurut Yosep, tanggung jawab merupakan keharusan seseorang sebaga makhluk rasional dan bebas untuk tidak mengelak serta membeerikan penjelasan mengenai perbuatanya, secara retrosfektif aatau prosfektif. Tanggung jawab sebagai kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah di lakukan perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang. Misalnya bila perawat dengan senngaja memasang alat kontrasepsi tanpa persetujuan pasien makqa akan berdampak pada masa depan pasien. Pasien tidak akan punya keturunan adalah hak semua manusia. Perawat secara retropektif harus bias mempertanggung jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut dei anggap benarmenurut pertimbangan medis.Sedangkan, menurut Koizier (1995), tanggung jawab yaitu Reliablity and Trustworthiness. This attribute indicates that the professional nurse carries out required nursing activities conscientiously and that nurses actions are honesly reported. Tanggung jawab perawat berartikeadaan yang dapat di percaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerjasecara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat di laporkan secara jujur. Pasien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relefan denngan disiplin ilmunya. Kepercayaan tumbuh dalam diri pasien, karena kecemasan akan muncul bila pasien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya kurang memadai dan kurang berpengalaman.pasien tidak yakin bahwa perawat meniliki integitas dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi.Berdasarkan Yosep, tanggung jawab perawat di indentifikasi menjadi 3 yaitu:1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya).2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap pasien dan masyarakat)3. Responsibility to Collteague and Supeervisor (tanggung jawab teerhadap rekan sejawat dan atasan)Dalam sudut pandang Etika Normatif, tangggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesunguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan di mintai pertanggung jawabanya di hadapan Tuhan.Tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko teerburuk sekalipun, memberikan kompensasi atau informasi terhadap apa-apa yang sudah di lakukannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab sering kali bersifat retrosfektif, arrtinya selalu berorientasi pada perilaku perawat di masalah lalu atau sesuatu yang sudah di lakukan. Tanggung jawab perawat terhadap pasien berfokus pada apa-apa yang sudah di lakukan perawat terhadap pasiennya.Perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam setiap tindakannya khususnnya selama melaksanakan tugas di rumah sakit, puskesmas, panti, klinnik, atau masyarakat. Meskipun tidak dalam rangkah tugas atau tidak sedang melaksanakan dinas, perawat di tuntut untuk bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat. Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah di sepakati. Perawar audah berjanji dengan sumpah perawat bahwa ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya. Contoh bentuk tanggung jawab perawat; mengenal kondisi pasien, membeerikan peerwatan, tanggung jawab dalam mendokumtasikan, bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan pasien, jumlah pasien yang sesuai dengan catatan dan pengawasan, kadang-kadang ada pasien pulang paksa atau pulang tanpa pemberitahuan, beertanggung jawab bila ada pasien tiba-tiba tensinya drop tanpa sepengetahuan perawat. Tanggung jawab perawat erat kaitannya dengan tugas-tugas perawat. Tugas perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar. Peran penting perawat adalah memberikan pelayanan perawatan (Care) atau memberikan perawatan (Caring). tugas perawat bukanuntuk mengobati (cure). Dalam pelaksanaan tugas di lapangan ada kalahnya perawat melakukan tugas dari profesi lain seperti dokter, farmasi, ahlli gizi, atau fisioterapi. Untuk tugas-tugas yang bukan tugas perawat seperti pemberian obat maka tanggung jawab teersebut sering kali di kaitan dengan siapa yang memberikan tugas tersebutatau dengan siapa ia berkolaborasi. Dalam kasus kesalahan pemberian obat maka perawat harus turut bertanggung jawab, meskipun tanggung jawab utuma ada pada pemberi tugas atau atasan perawat, dalam istilah etika di kenal dengan respondeath superior. Istilah teersebut merujuk pada tanggunng jawab atasan terhadap perilaku salah yang di buat bawahannya sebagai akibat dari kesalahan dalam pendelegasian. Sebelum melakukan pendelegasian seorang pimpinan atau ketua tim yang di tunjuk misalnya dokter harus melihat pendidikan, skil, loyalitas, pengalaman dan kompetensi perawat agar tidak melakukan kesalahan dan bisa beertanggunng jawab bila salah melaksanakan pendelegasian.Dalam pandangan etika keperawatan, perawat memiliki tanggung jawab (responsibiliti) terhadap tugas-tugasnya tereutama keharusan memandang manusia sebagai makhluk yang uutuh dan unik. Utuh artinya memiliki kebutuhan dasar yang kompleks dan saling berkaitan antara kebutuhan satu dengan lainnya, unik artinya setiap individu bersifat khas dan tidak bisa di samakan dengan individu lainnya sehingga memeerlukan pendekatan khusus kasus perkasus, karena pasien memilki riwayat kelahiran, riwayat masa anak, pendidikan, hobby, pola asuh, lingkungan, pengalaman traumatik dan cita-cita yang berbeda. Kemampuan perawat memahami riwayat hidup pasien yang berbeda-beda di kenal dengan Ability to Know Life Span History dan kemampuan perawat dalam memandang individu dalam rentang yang panjangdan berlainan di kenal dengan Holistic.

Ada beberapa hal yang beerkaitan dengan tanggung jawab perawat teerhadap rekan sejawat atau atasan. Di antarnya adalah sebagai beerikut:1. Membuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian) tentang kapan melakukan tindakan keperawatan, beberapa kali, dimana dengan cara apa dan siapa yang melakuakan.2. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum mampu atau belum mahir melakukannya.3. Memberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi standar.4. Membeerikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang di alami klien.Bila terjadi gugatan akibat kasus-kasus Mal praktek seperti arborsi, infeksi nosokomial, kesalahan diagnostic, kesalahan pemberian obat, klien terjatuh, overhidrasi, keracunan obat, overdosis. Perawat berkewajiban untuk menjadi saksi dengan menyertakan bukti-bukti yang memadai.Tanggung jawab dalam pelayanan kesalahan dapat di bagi menjadi 3 yaitu tanggung jawab perdata, tanggung jawab pidana, dan tanggung jawab administratif.1. Tanggung Jawab PerdataDalam transaksi traupetik, posisis tenaga kesehatan denga pasien adalah sedeerajat. Dengan posisi yang demikian ini hhukum menempatkan keduanya memiliki tanggung gugat hokum. Gugatan untuk meminta pertanggung jawaban kepada tenaga kessehatan beersumbeer kepada dua dasar hokum yaitu: pertama, berdasarkan pada wanprestasi (contractual laibiliti) sebagaiman di atur dalam pasal 1239 KUH Perdata. Kedua, berdasarkan perbuatan melanggar hokum (Onrechmatigedaad) sesuai dengan ketentuan pasal 1356 KUH Perdata.Wanprestasi dalam pelayanan kesehatan baru terjadi bila terpenuhinya usur-unsur beriku ini:a. Hubungan antara tenaga kesehatan dengan pasien terjadi beerdasar kontrak teraupetik.b. Tenaga kesehatan telah memberikan pelayanan kesehatan yang tidak patut dan menyalahi tujuan kontrak teraupetik.c. Pasien menderita kerugian akibat tindakan tenaga kesehatan yang bersangkutan.Dasar hukum yang kedua untuk melakukan gugatan adalah perbuatan melawan hukum. Gugatan dapat diajukan jika terdapat fakta-fakta yang berwujud suatu perbuatan yang melanggar hukum walaupun di antara para pihak tidak terdapat suatu perjanjian. Untuk mengajukan gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum harus di penuhhi 4 syarat sebagaimana di atur dalam pasal 1365 KUH Perdata yaitu:a. Pasien harus mengalami suatu kerugian b. Ada kesalahanc. Ada hubunga kausal antara kesalahan dengan kerugiand. Perbuatan itu melanggar hokumTentang apa yang di maksud dengan perbuatan melanggar hukum, undang-undang sendiri tidak memberikan perumusannya. Namun sesuai dengan Yurisprudensi Arrest Hoge Road, 31 januari 1919 di terapkan adanya empat criteria perbuatan melanggar hukum yaitu:a. Peerbuatan itu bertentangan dengan kewajiban hukum si pelakub. Prbuatan itu melanggar hak orang lainc. Perbuatan itu melanggar kaidah tata susilad. Perbuatan itu beertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya di miliki seseorang dala pergaulan denngan sesame warga masyarakat atau terhadap harta benda orang lainDalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan, bila pasien atau keluarganya menganggap tenaga kesehatan telah melakukan perbuatan melanggar hokum maka dapat mengajukan tuntutan ganti rugi menurut ketentuan pasal 58 unndang-undang no.36 tahhun 2009 tentang kesehatan.2. Tanggung Jawab Pidana Hokum pidana menganut asas tiada pidana tanpa kesalahan. Dalam pasal 2 KUHP di sebutkan, Ketentuan pidana dalam perundang-undanngan Indonesia di terapkan bagi setiap orang yang melakukan suatu delik di Indonesia. Perumusan pasal ini menentukan bahwa setiap orang yang berada dalam wilayah hukum Indonesia dapat di mintakan peretanggungjawaban pidana atas kesalahan yang di buatnya.Sekalipun hukum pidana mengenal adanya penghapuan pidana dalam pelayanan kesehatan yaitu alasan pembenaran dan pemaaf sebagaimana yang terdapat di dalam yurisprudensi, namun tidak serta merta alasan pembenar dan pemaaf tersebut menghapus suatu tindakan pidana bagi tenaga kesehatan.Pada alasan pembenar yang di hapus adalah sifat melanggar hukum dari suatu perbuatan sehingga yang di lakukan oleh terdakwa menjadi patut dan benar. Pada alasan pemaaf yang di hapus adalah kesalahan terdakwa, peerbuatan yangdi lakukan oleh terdakwa, tetap di pandang sebagai perbuatan yang melanggar hokum akan tetapi tidak di pidana karaena tidak ada kesalahan (Moeljanto.1982 dalam Nasution, 2005;75). Alasan pembenar dean pemaaf diatur dalam pasal 75 dan 76 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.3. Tanggung Jawab AdministratifPada pasal 188 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa Menteri dapat mengambil tindakan adminnistratif terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kessehatan yang melanggar ketentuan sesuai yang di atur dalam UU ini. Tindakan aministratif dapat berupa:1. Peringatan secara tertulis 2. Pencabutan izin sementara atau izin tetap Praptianingsih (2007), mengatakan bahwa berdasarkan KUHP, seseorang di pandang mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang di lakukan apabila:1. Pada wakt melakukan perbuatan telah beerumur 16 tahun (pasal 45 KUHP)2. Tidak terganggu atau cacat jiwanya (pasal 44KUHP)3. Tidak karena pengaruh daya paksa (overmach) (pasal 48 KUHP)4. Bukan karena melakukan pembelaan terepaksa (pasal 49 KUHP)5. Tidak untuk melaksanakan tetentuan Undang-Undang (paal 50 KUHP)6. Tidak karena perintah jabatan (pasal 51 KUHP)Pada poin 3, yang di maksud daya paksa berdasarkan memori penjelasan Pasal 48 KUHP adalah tiap daya, tiap dorongan, tiap paksaan yang tidak dapat di lawan. Daya paksa ini merupakan tekanan yang di alami peerawat sehingga perawat melakukan peerbuatan yang seharusnya tidak di lakukan . oleh karena itu, perawat harus bertanggung jawab terhadap peerbuatannya apabila perbuatan itu di lakukan tidak di bawah tekanan atau paksaan.Pembelaan terpaksa menurut Pasal 49 KUHP di lakukan karena adanya serangan yang melanggar hokum terhadap diri sendiri maupun orang lain, terhadap kehormatan kesusilaan maupun harta benda. Oleh karena itu, tindakan yang di lakukan oleh perawat bukan karena adanya sserangan atau ancaman yang mengharuskan melakukan pembelaan terhadap keselamatan diri sendiri maupun orang lain, kehormatan kesusilaan maupun harta benda merupakan yang dapat di pertanggungjawabkan.Pasal 50 KUHP menentukan bahwa barang siapa melakukan pwrbuatan untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang tidak di pidana. Ssecara Acontrario, perawat harus bertanggung jawab hanya terhadap perbuatan yang di lakukan tidak dalam rangka melasanakan ketentuan Undang-Undang. Asuhan atau pelayanan keperawatan merupakan perbuatan yang di lakukan oleh perawat karena pekerjaan perawat ssesuai dengan kewenangan yang di miliki berdasarkan keahlian dan keterampilan yang di buktikan dengan ijazahnya, pada prinsipnya adalah memberikan asuhan atau pelayana keperawatan. Oleh karena itu, Dalam asuhan keperawatan sudah seharusnya perawat memikul beban pertanggung jawaban manakala melakukan kelalaian atau kesalahan.Sseseorang yang melakukan perbuatan karena melaksanakan perintah jabatan tidak dapat di mintai pertanggungjawaban atas kerugian atau kesalahan yang di timbulkan. Pasal 51 ayat 1 KUHP menentukan bahwa seseorang yang melakukan perbuatan untuk melaksanaka perintah jabatan yang di berikan oleh penguasah yang berwenang tidak pidana. Berkait dengan tanggung jawab perawat, maka perawat tidak beertanggunng jawab terhadap akibat yang timbul dari perbuatannya apabila perbuatan di lakukan sesuai dengan perintah atasannya, dalam hal ini dokteer. Demikian pula apabila yang di lakukan perawat tidak sesuai dengan peerintah yang di terima atau perawat melakukan perbutan tanpa menerima perintah dari atasannya, perawat harus mepertanggungjawabkan setiap kesalahan beerupa kesengajaan atau kelalaian yang di lakukan. Berkait dengan fungsi perawat, maka perawat mempunyai kemampuan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi yang mandiri dalam asuhan keperawatan, sementara dalam fungsi kolaborasi beertanggung jawab berada pada ketua tim kesehatan dan dalam fungsi dependen tanggung jawab berada pada dokter yang berwenang melakukan tindakan medis tertentu kepada pasien.B. TANGGUNG GUGAT PERAWAT (Acountability)Acountability is the nurse participates in making decision and learnes to live with these decision ( kozier, 1995). Means being answerable nurses have to be answerable for all their professional activities. They must be able to explain their professional action and accept responsibility for them. Berdasarkan hal tersebut, tanggung gugat dapat di artikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat sesuatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu terhadap konsekuensi-konsekuensinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang di lakukannya.Tanggung gugat berarti dapat memberikan alasan atas tindakannya. Seorang perawat beertanggung gugat atas dirinya sendiri, pasien, profesi, atasan, dan masyarakat. Jika dosismedikas salah di berikan, perawat bertanggung gugat pada pasien yang menerima medikasi tersebut , dokter yang memprogramkan tindakan, perawat yang menetapkan standar perilaku yang di harapkan, serta masyarakat, yang semuanya menhendaki perilaku professional. Untuk dapat melakukan tanggung gugat, perawat harus bertindak menurut Kode Etik Profesional. Jika suatu kesalahan terjadi, perawat melaporkannya dan memulai perawatan untuk mencegah trauma lebih lanjut. Tanggung gugat memicu evaluasi efektivitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat professional memiliki tujuan sebagai berikut:1. Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang telah ada2. Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan3. Untuk memudahkan refleksi priadi, pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi pada phak professional perawatan kesehatan 4. Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etisUntuk dapat bertanggung gugat, perawat melakukan praktik dalam kode profesi. Tanggung gugat membutuhkan evaluasi kinerja perawat dalam memberikan perawatan kesehatan. Joint commission on accreditation of healthcare organization (JCAHO) telah merekomendaasikan penetapan standar pemberian asuhan keperawatan. Standar tersebut di kembangkan oleh ahli klinis, memberikan struktur dasar di mana asuhan keperawatan secara objektif di ukur. Standar tersebut tidak membatasi kebutuhan rencana perawatan individu, bahkan perawat justru memasukan standar tersebut kedalam rencana keperawatan untuk setiap pasien. Tanggung gugat dapat di jamin dan d ukur lebih baik ketika kualitas perawatan telah di tetapkan. Sebagian besar intistusi menyadarkan panduan yang di tawarkan berdasarkan standar JCAHO dan ANA (perri dan porter, 2005).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Tanggung jawab adalah kesediaan seseorang untuk menyiapkan diri dalam menghadapi resiko teerburuk sekalipun, memberikan kompensasi atau informasi terhadap apa-apa yang sudah di lakukannya dalam melaksanakan tugas. Tanggung jawab sering kali bersifat retrosfektif, arrtinya selalu berorientasi pada perilaku perawat di masalah lalu atau sesuatu yang sudah di lakukan. Tanggung gugat berarti dapat memberikan alasan atas tindakannya. Seorang perawat beertanggung gugat atas dirinya sendiri, pasien, profesi, atasan, dan masyarakat.

B. SaranMenjadi seorang perawat professional merupakan pekerjaan yang membutuhkan tanggung jawab yang sangat besar, sebab tanggung jawab merupakan aspek penting dalam etika perawat. Oleh sebab itu, sebagai seorang perawat, kita harus berani bertanggung jawab terhadap apa yang telah kita lakukan dan terhadap apa yang akan kita lakukan, dan dapat memberikan alasan terhadap tindakannya.