tanda tanda vital

Upload: aisayu

Post on 14-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

paper

TRANSCRIPT

PENGKAJIAN KESEHATAN PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL DAN PEMERIKSAAN PENUNJUNG PEMERIKSAAN SUHU TUBUHNilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbanagan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka niali suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral,rektal, dan aksila.Mengukur suhu tubuh melalui oralMengukur suhu tubuh menggunakan termometer yang dimasukkan ke mulut

Tujuan tindakan Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu menegakkan diagnosis

Alat dan bahan1. Termometer2. Tiga buah botol Botol pertama berisi larutan sabun Botol kedua berisi larutan desinfektan Botol ketiga berisi air bersih3. Bengkok4. Kertas atau tisu5. Vaselin6. Buku catatan suhu7. Sarung tanganProsedur Pelaksanaan 1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien2. Beri tahu klien tentang prosedur yang akan dilakukan dan tujuannya (mengurangi ansietas klien)3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan (mencegah transmisi mikroorganisme)4. Minta klien untuk membuka mulut5. Letakkan tremometer dibawah lidah klien dalam kantung sublingual lateral ke tengah rahang bawah. (panas dari pembuluh darah superfisial dibawah lidah menghasilkan pembacaan suhu)6. Minta klien untuk menahan termometer dengan mengatupkan bibir, dan hindari mengigit termometer. Jika klien tidak dapat menahan termometer dalam mulut, pegang termometer. (mempertahankan posisi termometer yang tepat. Termometer yang pecah dapat mencerai mukosa mulut dan menyebabkan keracunan merkuri)7. Biarkan termometer di dalam mulut selama 2 sampai 3 menit untuk termometer raksa atau hingga terdengar alarm dan angka terbaca pada termometer digital8. Keluarkan termometer dengan hati-hati . (tindakan yang hati-hati mencegah klien mengalami ketidaknyamanan)9. Bersihkan termometer menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari pangkal ke ujung, kemudian buang tisu. (mencegah kontak antara mikroorganisme dengan tangan pemeriksa. Bagian pangkal termometer adalah area yang paling sedikit terkontaminasi dan bagian ujung adalah area yang paling terkontaminasi)10. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang di tampilkan pada termometer digital atau kolom raksa pada termometer raksa.11. Bersihkan termometer12. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk termometer raksa atau atur termometer digital agar kemblai ke kondisi awal, kemudian simpan pada tempatnya. 13. Cuci tangan 14. Dokumentasikan dalam catatan perawatMengukur suhu tubuh melalui rektal Mengukur suhu tubuh menggunakan termometer yang dimasukkan ke rektumTujuan Mengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu menegakkan diagnosisPersiapan alatNampan berisi:1. Termometer raksa atau termometer digital siap pakai 2. Bengkok3. Vaselin atau pelumas larut air4. Larutan sabun, disinfektan, air bersih5. Kertas tisu6. Sarung tnagn7. Buku catatan dan alat tulisProsedur pelaksanaan1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien2. Beri tahu klien tentang prosedur yang akan di lakukan dan tujuannya (mengurangi ansietas klien)3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan (mencegah penyebaran mikroorganisme)4. Pasang tirai atau pintu ruangan (mencaga privasi klien dan meminimalkan rasa malu)5. Buka pakaian yang menutupi bokong klien6. Atur posisi kliena. Deawasa : sims atau miring dan kaki sebelah atas di tekuk ke arah perutb. Bayi atau anak : telengkup atau telentang7. Beri pelumas ujung termometer dengan vaselin sekitar 2,5 3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,2- 2,5cm untuk bayi atau anak-anak. (pelumas akan meminimalkan trauma terhadap mukosa rektal ketika termometer di masukkan)8. Buka anus dengan mengangkat bokong atas menggunakan tangan kiri (untuk orang dewasa). Jika bayi telungkup di tempat tidur , buka kedua bokong dengan jari9. Minta klien menarik napas dalam dan masukkan termometer secara perlahan ke dalam anus sekitar 3,5cm pada orang dewasa dan 1,2-2,5cm pada bayi. (napas dalam membantu relaksasi sfingter anal. Pemasukan secara perlahan mencegah trauma pada mukosa rektal atau patahnya termometer. Pemasukan yang tepat menjamin pemajanan yang adekuat terhadap pembuluh darah dinding rektal)10. Pertahankan posisi termometer selama 2-3menit (orang dewasa) dan 5 menit (anak-anak). (menghindari cedera pada klien dengan memastikan posisi termometer tidak goyah. Durasi pengukuran yang optimal adalah 2-3 menit)11. Keluarkan termometer dengan hati-hati. (tindakan yang hati-hati mencegah klien mengalami ketidaknyamanan)12. Bersihkan termometer menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari pangkal ke ujung, kemudian buang tisu. (mencegah kontak antara mikroorganisme dengan tangan pemeriksa. Bagian pangkal termometer adalah area yang paling sedikit terkontaminasi, sedangkan bagian ujung adalah area yang paling terkontaminasi)13. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang di tampilkan pada termometer digital atau kolomk raksa pada termometer raksa14. Bersihkan area anus dari pelumas atau feses dan bantu klien merapikan pakaiannya (membeeri kenyamanan pada klien)15. Bersihkan termometer16. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk termometer raksa atau atur termometer digital agar kembali ke kondisi awal, kemudian simpan pada tempatnya17. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan (mencegah p enyebaran mikroorganisme)18. Dokumentasikan dalam catatan perawatan

Mengukur Suhu Tubuh Melalui AksilaMengukur suhu tubuh menggunakan termometer yang diletakkan di aksilaTujuanMengkaji suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu menegakkan diagnosisPersiapan alat 1. Termometer raksa atau termometer digital siap pakai 2. Bengkok3. Larutan sabun, disinfektan, air bersih4. Kertas tisu5. Sarung tnagn6. Buku catatan dan alat tulisProsedur pelaksanaan :1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien2. Beri tahu klien tentang prosedur yang akan di lakukan dan tujuannya (mengurangi ansietas klien)3. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan (mencegah penyebaran mikroorganisme)4. Pasang tirai atau pintu ruangan (mencaga privasi klien dan meminimalkan rasa malu)5. Bantu klien untuk duduk atau berbaring dalam posisi telentang. Buka lengan pakaian klien (memajankan ketiak secara optimal) 6. Letakkan termometer ke tengah ketiak , kemudian trurunkan lengan melintasi tubuh hingga lengan bawah meneyntuh lengan lainnya (mempertahankan posisi termometer yang tepat, yaitu di atas pembuluh darah aksila)7. Pertahankan termometer raksa 5-10menit dan termometer digital 5-10menit. Ambil termometer dan bersihkan menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari dari pangkal ke ujung termometer , kemudian buang tisu.(mencegah kontak antara mikroorganisme dengan tangan pemeriksa. Bagian pangkal termometer adalah area yang paling sedikit terkontaminasi, sedangkan bagian ujung adalah area yang paling terkontaminasi)8. Baca hasil pemeriksaan dengan melihat angka yang di tampilkan pada termometer digital atau kolomk raksa pada termometer raksa9. Bantu klien merapikan pakaiannya10. Bersihkan termometer11. Kembalikan ketinggian raksa ke titik terendah untuk termometer raksa atau atur termometer digital agar kembali ke kondisi awal, kemudian simpan pada tempatnya12. cuci tangan (mencegah penyebaran mikroorganisme)13. Dokumentasikan dalam catatan perawatan

PEMERIKSAAN DENYUT NADIPemeriksaan denyut nadi merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapt diperiksa dengan mudah mengguanakn jari tangan (palpasi) atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brakhialis apada siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.Tujuan1. Mengidentifikasi frekuensi denyut nadi dalam satu menit2. Mengidentifikasi keadaan umum klien3. Mengidentifikasi integritas sistem kardiovaskuler4. Mengidentifikasi riwayat penyakitPersiapan Alat1. Jam tangan dengan jarum penunujuk detik , jam digital, atau polsteller2. Buku catatan dan alat tulis Prosedur Pelaksanaan 1. Dekatan peralatn ke tempat tidur klien 2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya3. Cuci tangan4. Bantu klien ke posisi telentang atau duduka. Jika telentang, letakkan tangan klien menyilang dada dengan telapak tangan menelungkupb. Jika duduk, tekuk siku klien membentuk 900 dan sanggah lengan bawah dengan kursi atau tangana pemeriksa. Julurkan pergelangan tanagn dengan telapak tangan menghadap ke bawah. (posisi yang tepat akan memajankan arteri radial sehingga palpasi mudah dilakukan)5. Letakkan dua atau tiga jari tangan anda di atas lekukan radialis searah ibu jari, disisi dalam pergelangan tangan klien. (ujung jari adalah indra peraba yang sensitif. Hindari melakukan palpasi dengan ibu jari karena anda akan merasakan denyut anda sendiri)6. Berikan tekanan ringan di atas radius. Abaikan denyutan awal kemudian kurangi tekanan sehingga denyutan mudah diraba (nadi lebih akurat di kaji dengan tekanan sedang. Pemberian tekanan yang berlebihan akan menghambat nadi dan menganggu aliran darah)7. Hitung frekuensi denyut menggunakan jam tangan dengan jarum penunjuk detik atau jam digital setelah denyutan teratur (frekuensi denyut nadi hanya dapat dihitung secara akurat jika perawat yakin bahwa denyut nadi dapat di raba)8. Lakukan penghitungan denyut selama 30detik, kemudian kalikan dua. (frekuensi denyut yang tinggi paling akurat dikaji dalam waktu 30 detik)9. Jika anda baru pertama kali mengkaji denyut nadi klien atau klien memiliki denyut yang tidak teratur, lakukan perhitungan selama satu menit penuh (memastikan ketepatan penghitungan)10. Kaji kekuatan, irama, dan kesamaan denyut. (memberi pengkajian lengkap mnegenai karakter denyut)11. Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman.12. Cuci tangan 13. Dokumentasikan pada catatan perawatan. (mencatat tanda-tanda vital dengan segera)MENGKAJI PERNAPASANMenghitung frekuensi pernapasan, inspirasi yang diikuti ekspirasi , dalam waktu stau menit. Pengkajian pernapasan dilakukan pada setiap klien yang baru masuk ruang rawat inap , setiap pergantian sif , atau berdasarkan kebutuhan klien.Tujuan1. Mengkaji keadaan umum klien2. Mengidentifikasi frekuensi dan karakteristik pernapasan dalam waktu satu menit.3. Mengidentifikasi riwayat penyakit4. Membantu menegakkan diagnosisPersiapan Alat1. Jam tangan dengan jarum penunjuk detik, jam digital , atau polsteller2. Buku catatan dan alat tulisProsedur Pelaksanaan 1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien 2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya3. Cuci tangan4. Letakkan lengan klien pada posisi relaks menyilang abdomen atau dada bawah. Atau letakkan tangan anda langsung pada abdomen atas klien. (posisi ini digunakan selama pengkajian nadi. Tangan perawat dan tanagn klien naik turun bersamaan selama siklus pernapasan. Pengkajian pernapasan yang dilakukan segera setelah pengkajian nadi membuat penghitungan tidak mencolok)5. Observasi siklus pernapasan lengkap, yaitu sekali insipirasi dan sekali ekspirasi. (memastikan bahwa penghitungan dimulai pada siklus pernapasan normal)6. Perhatikan jarum penunjuk detik pada jam tangan dan mulai penghitungan frekuensi pernapasan setelah siklus terobservasi. (waktu dimulai dengan hitungan satu)

MENGUKUR TEKANAN DARAHMelakukan pengukuran tekanan darah, hasil dari curah jantung dan tahanan pembuluh perifer, menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tekanan darah di lakukan pada setiap klien yang baru masuk ruang rawat inap, setiap pergantian sif, atau berdasarkan kebutuhan klien.Tujuan Mengkaji hemo dinamika dan keadaan umum klien.

Persiapan alatNampan berisi1. Stetoskop2. Sfigmomanometer raksa atau aneroid dengan bola karet dan manset 3. Kapas alcohol4. Bengkok5. Buku catatan dan alat tulisProsedur pelaksanaan1. Dekatkan peralatan ke tempat tidur klien2. Jelaskan tindakan yang akan di lakukan dan tujuan.3. Cuci tanganMeghilang kan mikroorganisme untuk mencegah penyebaran terhadap klien4. Atur posisi klien, baik duduk atau berbaring dengan nyaman, dan sangga lengan klien setinggi jantung dengan telapak tanggan menghadap ke atas.Pengaturan posisi dapat memudahkan pemasangan manset. Posisi lengan diatas jantung akan menyebabkan hasil pengukuran rendah yang salah.5. Buka pakaian klien yang menutup lengan atasMemastikan ketepatan letak manset6. Palpasi arteri brakialis dan pasang manset 2,5 cm di atas denyut arteri brakialis.Stetoskop diletakkan di atas arteri brakialis tanpa terhalang manset.7. Pasang sfigmomanometer aneroid pada manset, sejajar dengan arteri brakialis, dan pastikan lilitan manset rapid an tidak ketat.Pemasangan manset yang longgar menyebabkan hasil pengukuran tinggi yang salah.8. Pastikan sfigmomanometer raksa sejajar dengan mata dan Anda berdiri kurang dari satu meter dari sfigmomanometer. Memcegah kesalahan pembacaan raksa.9. Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset hingga 30 mmHg di atas titik arteri brakialis tidak teraba lagi, kemudian perlahan buka katup pada manset. Perhatikan titik ketika denyut kembali teraba ( Sistolik palpasi )Memperkirakan tekanan sistolik dan menentukan titik penambahan maksimal untuk pembacaan akurat. Mencegah kesenjangan auskultasi.10. Kempiskan manse sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik.Mencegah kongesti vena dan hasil pengukuran tinggi yang tidak akurat.11. Pasang stetoskop di telinga Anda.Bagian telingga stetoskop harus tepat menutup lubang telinga perawat untuk memudahkan mendengar12. Palpasi kembali arteri brakialis danletakan diafragma stetoskop di atasnya.Penempatan stetoskop yang tepat memastikan penerimaan bunyi optimum. Bunyi yang samar dapat mengakibatkan pembacaan hasil yang salah.13. Tutup katup pada manset searah jarum jam hingga rapat.Mencegah kebocoran udara pada saat dipompa.14. Pompa manset hingga mencapai 30 mmHg di atas titik sistolik palpasi klien.Memastikan ketepatan pengukuran sistolik.15. Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan raksa turun rata-rata 2-3 mmHg per detik.Penurunan raksa yang terlalucepat atau terlalu lambat dapat menyebabkan pembacaan hasil yang salah.16. Perhatikan titik pada sfigmomanometer ketika denyut terdengar pertama kali.Bunyi korotkoff pertama menunjukan tekanan sistolik.17. Lanjutkan membuka katup secara bertahap dan perhatikan titik ketika denyut tidak terdengar lagi.Bunyi korotkoff keempat menunjukan tekanan diastolic pada orang dewasa.18. Kempiskan manset dengan cepat dan tuntas.Pemompaan manset secara kontinu menyebabkan oklusi arteri dan kebas serta kesemutan pada lengan klien.19. Jika prosedur diulang tunggu hingga 30 detik.Mencegah kongesti vena dan hasil pembacaan tinggi palsu.20. Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik.Pemeliharaan yang tepat terhadap alat memengaruhi keakuratan pengkajian.21. Tutup lengan atas dan bantu klien memperoleh posisi yang diinginkan.Mempertahankan kenyamanan klien.22. Bersihkan bagian telinga dan diafragma stetoskop dengan kapas alcohol.Mencegah penyebaran mikroorganisme jika stetoskop digunakan secara bergantian.23. Informasikan hasil kepada klien.Meningkatkan partisipasi dalam perawatan.24. Cuci tangan25. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.Mencatat tanda-tanda vital dengan segera.

Mengambil Sample Darah dengan VacutainerTujuan Megumpulkan darah, memasukkan obat , memulai infus IV atau menginjeksikan bahan kontras untuk pemeriksaan sinar X dari bagian atau sistem tubuh.Persiapan Bahan dan Alat1. Alkohol swab atau antiseptic2. Sarung tangan steril sekali pakai3. Bantal kecil atau liapatan handuk4. Bantalan kasa steril5. Tornikuet karet6. Plester7. Tabung darah yang ukurannya sesuai8. Label indentifikasi lengkap9. Permintaan laboratorium lengkap10. Kantong plastik untuk mengirimkan specimen11. Jarum, adapun jarum yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut. Metode VacutainerTabung vacutainer dengan pemegang jarum.Jarum berujung ganda steril 20 sampai 21 gaus untuk dewasa, 23-25gaus untuk anak-anak.Prosedur TindakanProsedur tindakan pada klien yang akan dilakukan pungsi vena adalah sebagai berikut.1. Bantu klien pada posisi telentang atau semi fowler dengan lengan lurus.2. Tempatkan handuk kecil di bawah lengan atas.3. Buka kemasan steril menggunakan teknik steril.4. Pilih sisi distal pada vena yang akan digunakan.5. Bila memungkinkan, tempatkan lengan klien pada posisi dependen.6. Pasang tornikuet 5-15 cm di atas tempat pungsi vena. Lingkarkan tornikuet dan kencangkan pada lengan klien, ikatkan satu sama lain. Jangan menggunakan ikatan mati.7. Kenakan sarung tangan.8. Palpasi nadi distal di bawah tornikuet, bila tidak dapat memalpasi, lepaskan tornikuet dan berikan tekanan lebih ringan.9. Pilih vena yang terdilatasi dengan baik.10. Bersihkan sisi pungsi vena dengan povidone iodin kemudian alcohol.11. Gerakkan dalam gerakan melingkar dari tempat tusukan kira-kira 5 cm.12. Lepaskan penutup jarum dari vacutainer dan informasikan klien bahwa ia akan merasakan sakit.13. Tempatkan ibu jari atau telunjuk tangan nondominan 2,5 cm di bawah tempat injeksi dan tarik kulit klien ke arah Anda.14. Pegang vacutainer,15. Masukkan jarum ke dalam vena dengan perlahan.16. Perhatikan aliran darah ke dalam jarum vacutainer17. Ambil jumlah yang di harapkan dari darah18. Bila specimen telah di dapatkan , lepaskan tornikuet19. Lepaskan jarum dari vena: tempatkan kasa 2x2 atau bantalan alcohol di atas sisi pungsi vena tanpa memberikan tekanan.20. Berikan tekanan pada tempat injeksi21. Untuk tabung darah mengandung tamabahan, rotasi ke belakang dan ke depan delapan sampai sepuluh kali dengan perlahan22. Perhatiakn sisi pungsi untuk perdarahan dan berikan pelster (band-aid)23. Tempelkan label identifikasi lengkap pada tiap tabung, lekatkan daftar permintaan , dan kirim ke laboratorium.

Pengambilan Specimen Darah Dengan SpuitIndikasi 1. Bila dilakukan pemeriksaan yang memerlukan specimen darah lebih dari 0,5 cc.2. Bila terdapat pemeriksaan yang memerlukan serum, plasma, maupun whole blood.Kontra indikasi1. Hematoma2. Daerah edema3. Daerah bekas luka4. Invus intravena5. Daerah dimana darah sedang ditranfusikanPersiapan alat dan bahan:1. Spuit yang sesuai dengan jenis ukuran2. Botal penampung + anti koagulan3. Kapas alcohol dalam tempatnya4. Perlak dan alasnya5. Karet pembendung (torniquet)Cara Pelaksanaan :1. Cuci tangan2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan3. Bebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian. Apabila tertutup pakaian , buka atau ke ataskan4. Pasang perlak atau alas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan5. Desinfektan dengan kapas alcohol6. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat. Selain itu, dapat juga tegangkan dengan tangan atau minta bantuan atau bending bagian atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.7. Ambil spuit kosong8. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dan masukkan ke pembuluh darah9. Lakukan aspirasi. Bila sudah ada darah, lepaskan karet pembendung dan langsung ambil darah secukupnya.10. Setelah selesai , ambil spuit dengan menariknya. Lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alcohol.11. Catat tanggal pengambilan atau masukkan ke botol penampung steril kemudian beri etiket khusus12. Cuci tangan.

MENGAMBIL SPECIMEN DAHAK DAN LUKA

SAMPEL SPUTUMWaktu pengumpulan sampel sputum ditentukan berdasarkan tujuan pemeriksaan. Berdasarkan waktu pengumpulan sputum, sampel sputum dibagi menjadi dua, yaitu sampel sputum pagi hari atau semalam dan sampel sputum sewaktu. Waktu pengumpulan sputum yang paling baik adalah pagi hari, dengan volume sputum yang terkumpul sekitar 3-5 ml pada setiap wadah sampel sputum

TujuanMenyediakan sampel sputum untuk pemeriksaan BTA atau mikroorganisme lainnya

Persiapan AlatBotol kecil untuk wadah sampel sputum dengan syarat:1. Mulut botol lebar2. Penutup berulir3. Steril 4. Tidak mudah pecah5. Tidak bocor6. Sekali pakaiProsedur Pelaksanaan1. Anjurkan klien untuk berkumur terlebih dahulu2. Siapkan wadah sampel yang memenuhi syarat3. Minta klien untuk berdiri atau duduk dengan tubuh condong ke depan4. Anjurkan klien untuk menarik napas dalam, kemudian batuk dengan segera dan sekuat mungkin hingga sputum terasa keluar dari trakea, bukan tenggorokan5. Tampung sputum yang keluar ke dalam wadah yang telah disiapkan. Bersihkan mulut wadah, kemudian tutup. Pastikan sampel yang diperoleh adalah sputum, bukan air liur6. Beri label pada wadah dan kirim dengan segera ke laboratorium beserta formulir pemeriksaan

SAMPEL PUSSampel pus diperoleh dengan cara mengambil cairan pus dari luka untuk bahan pemeriksaanTujuan Menyediakan pus untuk bahan pemeriksaan sesuai kebutuhanPersiapan AlatTabung kimia steril berisi lidi kapas steril

Prosedur Pelaksanaan 1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan Anda lakukan2. Ambil pus menggunakan lidi kapas steril, kemudian masukkan ke dalam tabung kimia dan tutup tabung dengan segera3. Beri label pada tabung dan segera kirim ke laboratorium beserta formulir pemeriksaan

MENGAMBIL SPECIMEN URINEPengambilan sampel urine dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis. Metode pengambilan sampel urine dilakukan berdasarkan tujuan pemeriksaan. Metode pengambilan sampel lazim dilakukan adalah pengambilan sampel steril, sampel urine porsi tengah, dan ssampel untuk pemeriksaan creatinine clearance test.IndikasiPemeriksaan adanya infeksi saluran kemih (ISK)

Kontra indikasiSpesimen urine tercemar oleh flora periuretra sewaktu pengambilan. Pertumbuhan mikroba selama pengiriman ke laboratorium

Sampel urine porsi tengahPengambilan sampel urin bersih dilakukan dengan meminta klien menampung urine secara langsung ke dalam wadah yang telah disediakanTujuan1. Mengkaji zat yang terkandung di dalam urine, misalnya kadar protein urine2. Mengkaji kehamilanPersiaan alat1. Botol bersih tertutup2. Formulir pemeriksaan laboratorium3. Kertas label4. Bengkok5. Sarung tangan jika perluProsedur pelaksanaan1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan2. Minta klien yang mampu berjalan untuk menampung urine ke dalam wadah yang disediakan ketika berkemih dengan cara :a. Basuh area genital sebelum berkemihb. Buang urine yang pertama keluar, kemudian tampung urine selanjutnya langsung ke dalam wadah sampel yang telah di sediakan.3. Bantu klien tirah baring mengumpulkan sampel urine dengan cara :a. Siapkan peralatan.b. Bersihkan area genital sebelum meminta klien berkemih.c. Buang urine yang pertama keluar, kemudian tampung urine selanjutnya langsung ke dalam wadah sampel yang telah disediakan.4. Bantu klien merapikan pakaiannya dan kembali ke posisi yang nyaman5. Rapikan peralatan dan letakkan pada tempat semula.

Sampel urine sterilPengumpulan sampel urine steril dilakukan mengunakan peralatan steril. Ada dua cara pengumpulan sampel urine steril yang lazim dilakukan, yaitu dengan kateterisasi atau pungsi suprapubis. Pengumpulan sampel dengan kateter dilakukan dengan cara menampung langsung urine yang keluar dari kateter ke dalam wadah sampel steril, sedangkan pungsi suprapubis dilakukan oleh dokter.TujuanMenyediakan sampel urine steril sebagai bahan pemeriksaan untuk mengkajia adanya infeksi atau kepekaan mikroorganisme terhadap beberapa jenis obat.Persiapan alat1. Botol steril tertutup2. Formulir pemeriksaan laboratorium3. Kertas label4. Spuit 10 ml5. Kapas alcohol6. Bengkok7. Sarung tanganProsedur pelaksanaan1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.2. Bantu dokter melakukan pungsi suprapubis, dengan cara :a. Siapkan spuit steril 10 ml dan kapas alcoholb. Minta klien untuk minum minimal 500 ml dan tunggu hingga klien merasa ingin berkemihc. Setelah dorongan untuk berkemih terasa, anjurkan klien untuk menahannya. Segera laporkan pada dokter agar pungsi dapat dilakukan.d. Bantu klien membuka pakaian pda area yang akan menjalani pungsi.e. Tampung urine hasil pungsi ke dalam wadah sampel steril minimal 10 ml, kemudian tutup wadah tersebut.f. Bantu klien merapikan pakaian dan kembali ke posisi yang nyaman.g. Rapikan peralatan dan letakkan kembali pada tempat semula.h. Beri label pada wadah sampel dan segera kirim ke laboratorium bersama formulir pemeriksaan.Sampel Urine 24 JamBeberapa pemeriksaan memerlukan sampel urine 24 jam, yaitu urine yang dikumpulkan selama 24 jam penuh tanpa terputus. Pemeriksaan yang lazimmenggunakan sampel urine 24 jam antara lain berat jenis urine, kadar protein dalam urine, pengujian pemekatan, dan pemeriksaan CCT.Tujuan1. Mengkaji volume urine selama 24 jam.2. Mengukur berat jenis urine.3. Mengevaluasi jumlah asupan dan haluaran cairan.4. Mengkaji kadar zat tertentu dalam urine.5. Megkaji fungsi ginjal.Persiapan alat :1. Botol penampung urine berukuran 1000 2000 ml.2. Kertas label.3. Alas botol.Prosedur pelaksanaan1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.2. Beri botol penampung urine label, meliputi:a. Nomor regristerb. Nomor kamar dan tempat tidurc. Waktu urine mulai ditampung3. Letakan botol penampung urine pada tempat yang aman.4. Minta klien untuk menampung urine ke dalam botol yang telah disiapkan setiap kali berkemih.5. Ukur volume urine yang tertampung selama 24 jam dan dokumentasikan hasil dalam catatan medis klien.6. Setelah selesai, buang urine dan rendam botol penampung di salam larutan disinfektan.

MENGAMBIL SPECIMEN FESESPengumpulan sampel fese dilakukan untuk menyediakan bahan pemeriksaan laboratorium. Cara pengumpulan sampel ditentukan berdasarkan tibdakan pemeriksaan yang akan dilakukan. Jenis pemeriksaan yang lazim dilakukan, yaitu pemeriksaan feses lengkap dan pemeriksaan kultur.Pengumpulan Sampel Feses LengkapPemeriksaan feses lengkap merupakan prosedur pengkajian feses segar, meliputi warna, bau, konsistensi, adanya lendir, darah, dan telur cacing.Indikasi dilakukan :a. Adanya diare dan konstipasib. Adanya darah dalam tinjac. Adanya lendir dalam tinjad. Adanya ikterusIkterus adalah perubahan warna menjadi kuning pada kulit,membran mukosa, dan sklera yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah (Schwartz, 2004)e. Adanya gangguan pencernaanf. Kecurigaan penyakit gastrointestinalPersiapan Alat1. Sarung tangan2. Wadah sampel feses3. Lidi dua batang4. Baskom berisi air hangat dua buah5. Waslap6. Sampiran7. Pispot dua buah8. Urinal jika perlu 9. Kertas tisu10. Vaselin 11. Kapas basuh

Prosedur Pelaksanaan1. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan2. Pada klien yang tidak dapat melakukan ambulasi:a. Berikan pispot atau urinal pada klien untuk berkemih, kemudian ganti pispot atau urinal tersebut dengan pispot yang keringb. Minta klien untuk buang air besar jika dorongan sudah dirasakan, berikan privasi dengan menutup tirai atau sampiran.c. Setelah selesai, ambil sedikit feses menggunakan lidi dan masukkan ke dalam wadah yang telah disiapkand. Bantu klien untuk membersihkan area perianale. Bantu klien merapikan pakaian dan kembali ke posisi yang nyamanf. Rapikan peralatan dan letakkan kembali ke tempat semulag. Tutup wadah sampel feses dan beri labelh. Kirimkan segera sampel feses beserta formulir pemeriksaan3. Pada klien yang dapat melakukan ambulasi:a. Letakkan peralatan yang diperlukan di dalam kamar mandib. Minta klien untuk buang air besar dalam pispot yang telah disediakan dan beri tahu klien untuk tidak mencampurkan sampel feses di dalam pispot dengan air ataupun urinec. Ambil sedikit sampel feses untuk pemeriksaan menggunakan lidi dan masukkan ke dalam wadah yang telah disiapkan4. Pada klien yang tidak dapat buang air besar:a. Tutup tirai atau pasang sampiran sebelum melakukan prosedur (menjaga privasi klien)b. Bantu klien ke posisi dorsal rekumbenc. Bantu klien membuka pakaian bawahd. Kenakan sarung tangan dan oleskan telunjuk tangan dominan Anda dengan vaseline. Masukkan telunjuk Anda secara perlahan ke dalam anus klien dengan telapak tangan mengarah ke atasf. Putar jari Anda ke kiri dan kanan hingga feses terabag. Keluarkan feses secara perlahan, kemudian masukkan ke dalam wadah yang telah disediakanh. Bersihkan anus klien dengan kapas basuhi. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam Bengkok atau tempat sampah medis khususj. Bantu klien merapikan pakaian dan kembali ke posisi yang nyamank. Beri label wadah sampel dan segera kirim ke laboratorium beserta formulir pemeriksaan l. Rapikan peralatan dan letakkan kembali ke tempat semula

DAFTAR PUSTAKAKusyati Eni,dkk. 2012. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar, Ed.2. Jakarta: EGCUliyah Musrifatul,Hidayat Alimul. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Schwartz, M William. 2004. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGCSacher, Ronald A & Mc Pherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta :EGCHandayani Wiwik,Haribowo Sulistyo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika