tanaman bunga

100
TTG BUDIDAYA PERTANIAN Hal. 1/ 17 Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340 Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id ANGGREK 1. SEJARAH SINGKAT Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah. Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia. 2. JENIS TANAMAN Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana , berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis , anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah. Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu: 1) Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.

Upload: tri-h-harinanto

Post on 24-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

Tanaman bunga

TRANSCRIPT

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 1/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    ANGGREK

    1. SEJARAH SINGKAT

    Anggrek merupakan tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah.Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulaidibudidayakan secara luas di Indonesia.

    2. JENIS TANAMAN

    Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara lain:Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarnaungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis,anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrekPaphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilunglaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.

    Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:1) Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain

    tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untukmenempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencarimakanan adalah akar udara.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 2/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanamanlain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsiseperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

    3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.

    3. MANFAAT TANAMAN

    Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga anggrekmempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat sebagaicampuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.

    4. SENTRA PENANAMAN

    Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalahMuangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah,Sumatra ataupun di Irian Jaya.

    5. SYARAT PERTUMBUHAN

    5.1. Iklim

    1) Angin tidak dan curah hujan terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanamananggrek.

    2) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahayaberbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.

    3) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhuudara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidakdianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).

    4) Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapimenyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.

    5.2. Media Tanam

    Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:

    1) Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:1. Serat Pakis yang telah digodok.2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.4. Ijuk.5. Potongan batang pohon enau.6. Arang kayu .7. Pecahan genting/batu bata.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 3/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk mencarimakanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang/daun-daunan.

    2) Media untuk anggrek TerrestriaJenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam,pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.

    3) Media untuk anggrek semi TerrestriaBahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar,ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media pecahan genting,serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman air tanah yang dipakaiadalah 5,2.

    5.3. Ketinggian Tempat

    Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3macam yaitu:

    1) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 derajat C pada siang hari, 21derajat C pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contohjenis anggrek ini adalah:1. Dendrobium phalaenopsis2. Onchidium Papillo3. Phaphilopedillum Bellatum

    2) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl)Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 derajat C dan 1521 derajat C,pada malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.

    3) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21derajat C di siang hari dan 915 derajat C pada malam hari, dengan ketinggian 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.

    6. PEDOMAN BUDIDAYA

    6.1. Pembibitan

    1) Persyaratan Bibit

    Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentukbatang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 4/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Penyebaran Biji

    Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggreksebagai berikut:a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.b) Mensterilkan biji

    Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkandalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Bijidimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuningkecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dandiganti dengan aquades, digojog berulang kali (23 kali).

    c) Penyebaran biji anggrekBotol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran bijianggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritusuntuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botoldigunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampuspritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telahterbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alasmakanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi diatas spritus kemudian ditutup kembali.

    3) Teknik Penyemaian Benih

    a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosongberwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.

    b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agardapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.

    c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untukmemudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatantutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksiatau terkontaminasi.

    d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengankain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapasdipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).

    e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrekbiasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram2. KH2PO4 : 0,25 gram3. MgSO47H2O : 0,25 gram4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram5. Saccharose : 20 gram6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram7. MnSO4 : 0,0075 gram8. Agar-agar : 1517,5 gram9. Aquadest : 1000 cc

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 5/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pHtekstil/Indikator Paper.Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat Cselama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempatbersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/22/3 tinggi botol(dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 57 jam untukmengetahui sterilisasi yang sempurna.

    4) Pemindahan Bibit

    Setelah tanaman di dalam botol berumur 912 bulan terlihat besar, tumbuh akar.Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yangberdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.

    Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang530 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakaiterlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci,direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:a) Urea atau ZA : 0,50 mgb) DS, TS atau ES : 0,25 mgc) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mgd) Air : 1000 cc

    Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuranunsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandangyang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1.Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacangtanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapayang dipotong-potong sebesar ibu jari.

    Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isiremukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perludipadatkan).

    Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botoldengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujungseperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelahkeluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings(semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadikontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin,streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.

    5) Pemindahan dari Pot Penyemaian

    Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkanke pot biasa yang berdiamater 46 cm, yang berisi potongan genting/batu bata

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 6/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanansampai 1 cm di bawah tepi pot.

    6.2. Pengolahan Media Tanam

    Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).

    Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengahpot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah danakarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang.Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira2/3 dari pot.

    b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapisbatu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari darikebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahandibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masing-masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayusehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.

    6.3. Teknik Penanaman

    Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek,yaitu:1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi

    tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakaiuntuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencarimakanan adalah akar udara.

    2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanamanlain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi sepertiakar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.

    3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.

    6.4. Pemeliharaan Tanaman

    1) Penjarangan dan Penyulaman

    Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan denganjenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.

    2) Penyiangan

    Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botolkemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenisanggrek.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 7/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    3) Pemupukan

    Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H,O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalamjumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makrodan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dangaram-garam yang terlarut di dalamnya.

    Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.

    Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untukpembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil daripupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat(K2SO4).Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air

    b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukantambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P,K dengan cara misalnya :1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air

    c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.

    Teknik pemberian pupuk buatan adalah:a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hati-

    hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batangtadi dapat terbakar.

    b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yangterlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.

    c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akardidalamnya, maka akarnya ditutup plastik.

    Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau,kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selainmengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman jugasangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yangmengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untukmenghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baikdilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 8/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    4) Pengairan dan Penyiraman

    Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi

    maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yangbaik sekitar 5,6-6.

    b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral daritanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harusdiperhatikan pHnya.

    c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untukmenyiraman.

    d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur,bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isimakanan mungkin cukup baik.

    Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isianpot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isianpot dan sifat diuraikan sebagai berkut:a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan

    sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuklumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak danuntuk siraman lebih sedikit.

    b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakandi daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerahdingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.

    c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerapair, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat danlunak lebih mudah menyerap dan menahan air.

    d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air,mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jikapotongan kecil penyerapan air lebih banyak.

    Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musimhujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.

    5) Waktu Penyemprotan Pestisida

    Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sorehari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutinkurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hamaperlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu)daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untukhama antara lain:a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daunb) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daunc) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutud) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 9/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong danbekicot air

    f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keongdan bekicot air

    Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat

    Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 68

    cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrekdirendam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satuminggu sekali.

    7. HAMA DAN PENYAKIT

    7.1. Hama

    1) Tungau/kutu perisaiGejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak;bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. Pengendalian: digosokdengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot olehinsektisida dengan dosis 2 cc/liter.

    2) SemutGejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitarrak/sebaiknya pot digantung.

    3) BelelangGejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenisbelalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian: segerasemprotkan insektisida yang bersifat racun kontak/yang sistematik; bila jumlahnyasedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.

    4) TripsGejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercakabu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidakmenarik. Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprotinsektisida.

    5) Kutu babiGejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak menyerangtunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu babi dari potanggrek.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 10/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    6) KeongGejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam jumlah sedikitcukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebakdengan bubuk prusi.

    7) Red SpinderGejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi kuning danlama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup diambil denganmenggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabilabanyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

    8) KumbangGejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerekbatang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar;Larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian:menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisidasistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang denganjalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.

    9) Ulat daunGejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedangmekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (25 ekor) dapat dibunuh dengantangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik; tanaman yang telahdiserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.

    10) KepikGejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga menyebabkan bintikputih/kuning; tanaman yang diserang lama kelamaan akan gundul dan tidakberhijau daun lagi. Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untukmembasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.

    11) Kutu tudungGejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati.Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.

    7.2. Penyakit

    1) Penyakit bulukSering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh bijianggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji anggrek tidak mampuberkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal; kecambah yang telahtumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awalserangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukandengan steriil; kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan daribotol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 11/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Penyakit rebah kecambahMerupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaranpenyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaandaun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta kebawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati.Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampaimusnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot denganfungisida.

    3) Penyakit bercak coklatKecambah jenis Phalae-nopsis sangat peka terhadap bakteri ini, terutama padacuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di bekas luka pada daun.Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat menularkan penyakit ini.Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari dapat meluaske seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit inisangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulitpenyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lainkecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.

    4) Penyakit bercak hitamPada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar dan alatyang tidak sterill Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanamanyang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hinggaujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian.Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkanfungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.

    5) Penyakit busuk akarPenyebab: cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala: akar leher membusuk mencapairhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis danbengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian: semua bagian tanamanyang sakit dipotong dan dibuang; bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).

    6) Penyakit layuPenyebab: cendawan Fusarium Oxyporium. Gejala: mirip serangan penyakitbusuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarnaungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukanpada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yangterserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segeradipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakanterdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.

    7) Penyakit busukPenyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarnacoklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian: bagiantanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 12/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene0,5 % selama 1 jam.

    8) Penyakit bercak coklatGejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagiantanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkanfungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.

    9) Penyakit busuk lunakPenyebab: bakteri Erwinia Cartovora. Gejala: daun dan akar membusuk sertaberbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbibatang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan kebun harussteril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pottanaman disemprot dengan formalin 4 %.

    10) Penyakit bercak bercincinPenyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum). Gejala: timbullingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian:hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit sertamenstrerilkan semua alat potong.

    11) Penyakit CymbidiumPenyebab: virus Mozaic Cymbidium. Gejala: semula berupa bercak kekuninganlalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya,bercak tadi berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematianjaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua banyak sekalimenunjukkan adanya bintik jaringan yang mati. Pengendalian: hanya bersifatpencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkansegala alat yang dipakai.

    12) Penyakit busuk hitamPenyebab: cendawan Phytopytora Omnivora. Gejala: muncul warna kehitamanpada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian:semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan,Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 literair.

    8. PANEN

    8.1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga

    Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tanaman angrekdewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 13/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    8.2. Cara Pemetikan Bunga

    Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat potong yang bersih.

    8.3. Prakiraan Produksi

    Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga akanmenghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.

    9. PASCAPANEN

    9.1. Pengumpulan

    Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenisanggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:a) Tanaman muda untuk bibitb) Tanaman dewasa untuk tanaman hiasc) Bunga potong

    Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tanamandewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkaiyang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup tersisa 13 kuntum).

    9.2. Penyortiran dan Penggolongan

    Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bungadikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran atau ukuranbunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yangbagus tidak turun harganya.

    9.3. Penyimpanan

    Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehinggadilakukan pada saat:a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.

    Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunanmutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengancara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (3843 derajat C)selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara lain:

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 14/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam

    sitrat per 10 liter.c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat

    per 10 liter.d) Larutan gula kadar 45 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.

    Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainyadalam larutan gula dengan kadar 68 % selama 24 jam atau dimasukan dalamkantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan eskering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara antara 05 derajat C.

    9.4. Pengemasan dan Pengangkutan

    Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobiumpotong dipak melalui cara:1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong

    plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik

    ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya

    diikat dengan karet gelang.4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang

    berlubang sampai cukup padat.5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

    10.1.Analisis Usaha Budidaya

    Perkiraan analisis budidaya bunga anggrek Dendrobium dengan luas lahan 1,25 m x12 m; Untuk satu pohon/pot dapat menghasilkan bunga sebanyak 23 tangkai bungadimana anggrek dalam pot mulai berbunga pada umur 3-5 bulan dan menjadi bungapotong pada umur 67 bulan dengan masa panen optimal 4 kali. Pada panen ke 2s.d. ke 4 di atas umur 8 bulan; dalam satu tangkai bunga terdapat 10-15 kuntumbunga. Analisis dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Harga 1 kuntum bungamencapai harga Rp. 750,- sampai Rp. 1000,-.

    1) Biaya produksi1. Bibit

    - Bibit: 8 botol @ Rp. 40.000,- Rp. 320.000,-- Akar pakis: 5 ikat (42 lempeng /ikat) Rp. 75.000,-

    2. Perlengkapan- Arang: 80 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 100.000,-- Pot ukuran 15 cm: 400 bh @ Rp. 750,- Rp. 4.500.000,-

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 15/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    - Gandasil: 2 pak @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-- Kerangka: 1 unit bambu Rp. 150.000,-

    3. Pupuk- Furadan Rp. 20.000,-- Azodrin: 1 botol Rp. 12.500,-- Pupuk Urea: 5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 10.000,-- NPK: 2,5 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 5.000,-

    Jumlah biaya produksi Rp. 5.207.000,-2) Pendapatan: 3 tangkai x 10 kuntum x 400 pot x Rp.750,- Rp. 9.000.000,-3) Keuntungan Rp. 3.793.000,-4) Parameter kelayakan usaha

    1. Rasio output/input = 1,73

    10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

    Dalam usaha anggrek ini sangat visibel dan modal akan kembali dalam waktu kuranglebih 8 bulan sejak penaman dan apabila penjualan dimulai dari sejak dalam botol,maka akan dapat mengurangi biaya operasional.

    Selain dari segi biaya modal, kebutuhan bunga potong dalam negeri per tahun untukberbagai jenis anggrek diperkirakan sekitar 5 juta tangkai. Jumlah tersebut diluaradanya permintaan akan kebutuhan komoditi ekspor.

    11. STANDAR PRODUKSI

    11.1.Ruang Lingkup

    Standar meliputi klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syaratpenandaan dan pengemasan.

    11.2.Diskripsi

    Standar mutu bunga angrek potong ini di Indonesia tercantum dalam SNI 0131711992.

    11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu

    Bunga angrek potongan antara lain terdiri dari 3 jenis Arathera James Storie yangdigolongkan dalam empat jenis mutu, Arachin Maggie Oie dan Oncidium GoldenShower yang masing-masing digolongkan dalam tiga jenis mutu.

    a) Aranthera James Storie1. Panjang tangkai: mutu I=75 cm; mutu II=67,5 cm; mutu III=60 cm; cara uji

    dengan SP-SMP-287-1980.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 16/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=6; mutu III=6; cara uji denganorganoleptik.

    3. Minimum jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji denganorganoleptik.

    4. Minimum jumlah cabang: mutu I=3; mutu II=2; mutu III=1 ; cara uji denganorganoleptik.

    5. Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutuIII=lengkap; cara uji dengan organoleptik.

    6. Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidakada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.

    b) Arachnis Maggie Oei1. Panjang tangkai: mutu I=60 cm; mutu II=42,5 cm; mutu III=32,5 cm; cara uji

    dengan SP-SMP-287-1980.2. Minimum jumlah bunga: mutu I=8; mutu II=8; mutu III=8; cara uji dengan

    organoleptik.3. Minimum. jumlah kuncup: mutu I=2; mutu II=2; mutu III=2; cara uji dengan

    organoleptik.4. Susunan bunga dalam tangkai: mutu I=lengkap; mutu II=lengkap; mutu

    III=lengkap; cara uji dengan organoleptik.5. Bunga rusak karena serangga/jamur/mekanis: mutu I=tidak ada; mutu II=tidak

    ada; mutu III=tidak ada; cara uji organoleptik.

    c) Onchidium Goldian Varientas Golden Shower1. Panjang tangkai: mutu I=67,5 cm; mutu II=60 cm; mutu III=35 cm; cara uji

    dengan SP-SMP-287-1980.2. Minimum jumlah bunga: mutu I=7; mutu II=7; mutu III=7; cara uji dengan SP-

    SMP-288-1980.3. Minimum jumlah kuncup: mutu I=5; mutu II=5; mutu III=5; cara uji dengan SP-

    SMP-288-1980.4. Minimum jumlah cabang: mutu I=9; mutu II=7; mutu III=27; cara uji dengan

    organoleptik.

    11.4.Pengambilan Contoh

    Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan terkecil dalam lot dan contohdengan rincian sebagai berikut:a) Contoh yang diambil 1, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 1 3.b) Contoh yang diambil 3, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 4 25.c) Contoh yang diambil 6, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 26 50.d) Contoh yang diambil 8, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 51 100.e) Contoh yang diambil 10, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 101 150.f) Contoh yang diambil 12, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 151 200.g) Contoh yang diambil 15, untuk jumlah kemasan terkecil dalam lot = 201 lebih.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 17/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Sedangkan untuk petugas pengambil contoh adalah orang yang telahberpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dalam suatu badanhukum.

    11.5.Pengemasan

    1) Cara pengemasanPangkal tangkai bunga angrek potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairanpengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantongplastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yangsesuai.

    2) Pemberian merekPada bagian luar kemasan diberi tulisan:1. Nama barang/varietas anggrek.2. Jenis mutu.3. Nama atau kode produsen/eksportir.4. Jumlah isi.5. Negara/tempat tujuan.6. Produksi Indonesia.

    12. DAFTAR PUSTAKA

    1) Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek Dendrobium, Jakarta PenebarSwadaya IKAPI 219 hal.

    2) Tim Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar Swadaya 34 hal.3) Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M. Nurcahyo, Penerbar

    Swadaya 19934) Budidaya Tanaman Anggrek Departemen Pertanian 1987, 63 hal.5) Merawat Anggrek , Sutarni M. Soeryowinoto, Penerbit Yayasan Kanisius, 87 hal.

    Jakarta, Februari 2000

    Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENASEditor : Kemal Prihatman

    KEMBALI KE MENU

  • GERBANG PERTANIAN IN COLLECTION 2011

    Copyright 2011 www.gerbangpertanian.com Page 1

    Aplikasi Solbi Agro Pada Tanaman Hias

    Tanaman hias daun

    Tanaman jenis ini digolongkan dengan 3 kategori ,yaitu :

    1. Tanaman hias berdaun tebal, umumnya di dataran rendah bahkan

    tanaman jenis ini banyak terdapat di gurun pasir seperti kaktus,

    kamboja jepang ,yang umumnya tidak membutuhkan air dalam

    jumlah banyak dan biasanya pemupukan terbaik melalui akar.

    Dosis anjuran untuk tanaman jenis ini 1 tetes/ 4 liter air

    ,sebaiknya pemupukan melalui media tanam atau disiramkan

    seminggu sekali.

    2. Tanaman hias berdaun lebar, tetapi tidak tahan terhadap sinar

    matahari langsung, karena umumnya hidup sebagai tanaman hutan

    tropis, seperti anturium dll. Dosis anjuran untuk tanaman jenis

    ini 1 tetes / 4 liter air bisa di siramkan atau disemprot secara

    merata keseluruh bagian tanaman setiap 1 minggu sekali.

  • GERBANG PERTANIAN IN COLLECTION 2011

    Copyright 2011 www.gerbangpertanian.com Page 2

    3. Tanaman keras yang dijadikan tanaman hias seperti asam jawa,

    beringin dll, juga dipakai sebagai tanaman bonsai. Dosis anjuran

    untuk tanaman jenis ini 1 tetes di siramkan / disemprot

    keseluruh bagian tanaman setiap 1 minggu sekali. Khusus untuk

    bonsai bisa dipakai sebagai anti stress, saat pemotongan akar

    dan pemangkasan daun, dosis aplikasi 1 tetes / 4 liter air

    disiramkan, atau direndam pada akar yang baru dipotong atau

    akan dipindah pot.

    Tanaman hias bunga

    Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan akar,

    batang, daun dan bunga, bila untuk bunga potong akan mempercepat

    pemulihan tanaman dan mempercepat pembungaan, juga

    mempertahankan dari kerontokan dan mekar tahan lebih lama ( anggrek,

    melati, krisan, mawar dll )

    Dosis aplikasi 1 tetes per 4 liter air / minggu atau setiap 1 hari setelah

    panen bunga potong.

    Keunggulan warna bunga lebih cemerlang dan lebih wangi.

    www.solbiagro.com

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 1/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    DAHLIA( Dahlia spp. L. )

    1. SEJARAH SINGKAT

    Dahlia merupakan tanaman bunga hias berupa tumbuhan tahunan yang tegak.Tanaman ini berasal dari pegunungan Meksiko. Dahlia termasuk tanaman hias yangterlambat dibudidayakan. Di Eropa budidaya dimulai tahun 1789, dari RoyalBotanical Garden di Madrid, Spanyol dan menyebar ke seluruh Eropa Barat.Walaupun perkembangannya sangat lambat, pada tahun 1841 sudah terdapat 1.200varietas. Dahlia didatangkan ke Jawa Barat dari negeri Belanda pada masapenjajahan di abad ke 19.

    Saat ini dahlia menjadi komoditi bunga potong/bunga pot yang penting di berbagaibelahan dunia. Di luar negeri, bunga ini mempunyai prospektif sehingga dibentukkelompok pemerhati bunga dahlia seperti Dahlia Society of India, National DahliaSociety of United kingdom dan American Dahlia Society.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 2/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2. JENIS TANAMAN

    Klasifikasi botani tanaman dahlia adalah sebagai berikut:Divisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeKeluarga : CompositaeGenus : DahliaSpesies : Dahlia spp. L.

    Tanaman Dahlia yang dibudidayakan terdiri atas Dahlia pohon yang tingginya bisamencapai beberapa meter dan berupa tanaman perdu (tanaman berkayu namuntetap rendah). Bunga dahlia memiliki warna : putih, kuning, jingga, violet, merah,ungu atau campurannya. Diameter bunga terkecil sekitar 5 cm sedangkan yangterbesar sekitar 30 cm. Spesies dahlia yang ada saat ini adalah D. pinnata, D.variabilis, D. coccinea, D. juarezii.

    3. MANFAAT TANAMAN

    Bunga dahlia kaktus yang berwarna putih selalu diperdagangkan karena merupakanjenis bunga yang banyak dipakai untuk merangkai bunga dukacita. Jenis Dahlia lainyang kaya warna (dahlia besar dan dahlia kecil) dijual di dalam polibag untukdigunakan sebagai tanaman di luar rumah.

    Dahlia adalah tanaman berubi. Ubi dahlia mengandung hampir 70 prosen pati dalambentuk inulin. Inulin murni hasil ekstraksi dari ubi dahlia dimanfaatkan di bidangkedokteran. Jika inulin difermentasi oleh enzim tertentu atau oleh jamur tanah, inulinakan berubah menjadi fruktosa, suatu gula yang banyak digunakan dalampengawetan makanan atau pembuatan sirup. Karena itu, pemanfaatan inulin daridahlia melalui biokonversi menjadi gula fruktosa.

    4. SENTRA PENANAMAN

    Di Indonesia untuk tujuan komersil, dahlia dibudidayakan di dataran tinggi Lembangdan Cianjur (Jawa Barat).

    5. SYARAT PERTUMBUHAN

    5.1. Iklim

    Tanaman ini memerlukan sinar matahari yang berlimpah tanpa naungan.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 3/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    5.2. Media Tanam

    1) Tanaman dapat tumbuh di setiap tanah lempung berpasir yang mengandunghumus, memiliki tata udara baik dan gembur.

    2) Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini antara pH=6,0-8,0.

    5.3. Ketinggian Tempat

    Tanaman dapat tumbuh baik pada daratan tinggi dengan ketinggian optimum 700-1.000 m dpl.

    6. PEDOMAN BUDIDAYA

    6.1. Pembibitan

    1) Teknik Penyemaian Bibit

    a) Perbanyakan generatif dengan benihDilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan warna bunga yang baru danlebih bervariasi. Benih berasal dari tanaman dahlia yang sehat berumur 5bulan. Benih langsung disemai di atas persemaian yang telah disiapkan.Bedengan persemaian dibuat di atas tanah dengan lebar 1 m dan panjangtergantung besar lahan dengan arah Utara-Selatan. Bedengan dibuat daricampuran humus, pupuk kandang sapi dan tanah yang subur denganperbandingan 1:1:1. Tinggi bedengan 5 cm. Bibit disebarkan merata di atasbedengan dan ditutup tipis-tipis dengan tanah. Pada musim kemarau bedenganditutup dengan daun pisang yang telah dicuci atau karung goni yang bersihagar kelembaban bedengan terjaga. Bedengan perlu diberi naungan bilapersemaian dilakukan pada musim hujan. Naungan berupa plastik transparansetinggi 80 cm di sisit timur dan 60 cm di sisi barat. Setelah benih berkecambahdan berdaun dua helai, penutup (daun pisang/karung goni) dibuka. Bibitdipelihara dipersemaian sampai berdaun sempurna 2 buah, pada stadia ini akartanaman belum menyentuh dasar bedengan dan dipindahtanamkan ke polibagtransparan 18x15 cm berisi campuran sekam dan pupuk kandang sapi (6:1).Setelah tanaman berdaun 6 helai, dilakukan pindahtanam kedua ke dalampolybag transparan 30x20 cm berisi media yang sama. Di dalam polybag initanaman dipelihara sampai berbunga selama 1,5-2 bulan dan siap untuk dijual.

    b) Perbanyakan vegetatif dengan stekDilakukan pada dahlia mini untuk mendapatkan bunga dengan warna danbentuk yang sama dan untuk dahlia besar yang tidak dapat berbiji. Bahan stekdiambil dari tunas ketiak yang berukuran 7-10 cm. Untuk menghindari penyakit,gunakan pisau stek/pisau tajam yang bersih untuk memotong tunas.Pembibitan dilakukan di polybag transparan 30x20 cm berisi campuran sekam

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 4/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    padi dan pupuk kandang (6:1) dan dipelihara sampai siap jual tanpadipindahtanam selama 3 hari.

    c) Perbanyakan vegetatif dari ubiDilakukan pada dahlia kaktus dan semi kaktus. Ubi diambil dari tanamanberumur 7 bulan. Untuk mendapatkan ubi, batang tanaman yang telah habismasa berbunga pertamanya dipotong sampai 10 cm dari permukaan tanah.Tanah digali dan ubi diangkat bersama dengan batang utamanya.

    2) Pemeliharaan Penyemaian

    a) Tanaman di PersemaianSelama persemaian tanaman disiram satu hari sekali dan tidak diberi pupukkarena makanan sudah cukup banyak didapatkan dari bedengan. Penyiangangulma harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak bibit yangmasih mudah rusak.

    b) Tanaman di dalam polibagTanaman disiram 1-2 hari sekali (pagi-sore) kecuali jika hari hujan. Gulmajarang tumbuh, jika ada disiangi dengan cara dicabut atau diambil dengancangkul kecil Untuk mencegah hama/penyakit, tanaman disemprot denganpestisida antracol/Basudin 2 minggu sekali di saat pergantian musim kemarau-hujan dan musim hujan. Pupuk daun Gandasil dan 1 gram NPK diberikan 1minggu sekali.

    6.2. Pengolahan Media Tanam

    1) Penanaman di Polybag (dahlia mini dan dahlia besar)

    a) Media tanam berupa sekam dan pupuk kandang (6:1) dicampur merata.b) Masukkan media ke dalam polybag 30 x 20 cm sampai mengisi 90 prosen

    volume.c) Buat lubang tanam ditengah media, tambahkan 1 gram pupuk NPK.d) Masukkan bibit dari polybag kecil dan padatkan media di sekitar batang. Siram

    sampai lembab.e) Selanjutnya tanaman diberi pupuk NPK sebanyak 1 gram setiap dua minggu.

    Penyemprotan dengan pestisida Antracol dan Basudin dilakukan jika terlihatgejala serangan penyakit.

    f) Pemangkasan daun perlu dilakukan agar bunga yang dihasilkan berkualitasbaik. penjarangan bunga bertujuan untuk mendapatkan bunga dengan ukuranmaksimal. Kriteria penjarangan bunga adalah:1. Di setiap pucuk lateral hanya terdapat 6 kuntum bunga dihitung sampai buku

    ke tiga untuk tanaman Dahlia mini.2. Di setiap pucuk utama dan pucuk lateral hanya terdiri atas 3 kuntum bunga

    untuk tanaman Dahlia yang besar.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 5/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Pembentukan Bedengan

    Bedengan dibuat dengan lebar 70 cm, tinggi 15 cm dan panjang sesuai dengankondisi lahan dan jarak antar bedengan 55 cm. Setelah bedengan terbentuk,tanah diolah sedalam 45 cm beberapa kali dengan cangkul. Tambahkan pupukkandang setebal 15 cm (10-15 ton/ha) dan campur dengan 45 cm tanahbedengan. Haluskan tanah bedengan sampai kedalaman 15 cm. Rapikan kembalibedengan.

    6.3. Teknik Penanaman

    1) Pembuatan Lubang Tanam

    Lubang tanam dibuat sedalam 20 x 20 x 20 cm pada jarak tanam 65-75 cm.

    2) Cara Penanaman Ubi

    Ubi diletakkan mendatar di dasar lubang dan tutup dengan tanah setebal 5 cm.Dari tunas yang tumbuh hanya satu atau dua yang dibiarkan tetap tumbuh.

    6.4. Pemeliharaan Tanaman

    1) Penjarangan dan Penyulaman

    Untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam dapat dilakukan sampaitanaman berumur 3 minggu. Biasanya bibit tidak tumbuh sempurna jika pengairanterlambat dilakukan terutama jika udara panas. Penjarangan bunga perludilakukan terutama jika jumlah bunga dalam satu tangkai terlalu banyak supayadiameter bunga mencapai maksimum. Pada dahlia kaktus (putih) hanya satubunga yang dibiarkan hidup pada satu tangkai, sedangkan pada dahlia semikaktus dapat 5 - 6 bunga.

    2) Penyiangan

    Dilakukan sesuai dengan pertumbuhan gulma dan pada saat pemupukan sertpembumbunan. Pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan denganmenghamparkan mulsa organik di antara tanaman. Ketika tanaman mencapai 1m, tanaman dibumbun dan disangga dengan 2 batang bambu agar tidak rebah.

    3) Pemupukan

    Dilakukan setiap 10 hari dengan urea, SP-36 dan KCl masing-masing 2 gram atauNPK sebanyak 5 gram. Pemberian pertama 10 hari setelah pindah tanam. Pupukdiberikan di dalam larikan sejauh 15 cm dari pangkal batang. Tutup pupuk dengantanah.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 6/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    4) Pengairan dan penyiraman

    Dilakukan sesuai pertumbuhan tanaman. Di awal pertumbuhannya, tanah disekitar pangkal batang sampai titik terluar tajuk jangan sampai mengering. Padasaat itu, jika perlu tanaman disiram 2-3 kali sehari tergantung dari keadaan cuaca.Setelah itu penyiraman dapat dilakukan setiap 5 hari. Penyiraman juga perludilakukan setelah pemberian pupuk.

    7. HAMA DAN PENYAKIT

    7.1. Hama

    a) Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)Gejala: ulat menyerang tanaman ubi dan batang. Ulat memotong titik tumbuh ataupangkal batang tanaman sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layuterutama di siang hari. Pengendalian: dilakukan dengan membunuh ulatbersamaan dengan pembubunan dan penyiangan gulma, pemberian furadanwalau tidak selalu efektif dan penyemprotan insektisida Indofuran 3G atauHostathion.

    7.2. Penyakit

    1) Embun tepung/Powdery mildewPenyebab: jamur Oidium tingitanium Sphaetotheca mascularis atau Uncinulanecator). Gejala: bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan putihtipis seperti tepung, daun akan mengering dan gugur. Pengendalian: fungisidaBenlate atau Rubigan 120 EC. Serangan terjadi pada masa perpindahan musimdari hujan ke kemarau.

    2) VirusPenyebab: jenis virus CMV, TSV, TSWV dan DMV. Gejala: pertumbuhantanaman abnormal sehingga tanaman kerdil. Pengendalian: mengendalikanperkembangan vektor serangga seperti aphid atau trips, merendam benih dalamair panas, menghancurkan tanaman terinfeksi dan menyemprotkan insektisida.Metode yang lebih baik untuk mengeliminasi virus adalah menggunakan bibit darikultur jaringan dan mendeteksi keberadaan virus dengan test ELISA.

    8. PANEN

    Panen tanaman dahlia dapat berupa bunga dan ubi Ubi yang dijadikan bahanpemanis diambil dari dahlia besar, dahlia kaktus atau semi kaktus.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 7/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    8.1. Ciri dan Umur Panen

    1) Bunga: tiga bulan setelah tanam, bunga pertama dapat dipetik 2 kali seminggusampai 4 bulan kemudian. Bunga yang siap dipetik telah mekar penuh dengandiameter 10 cm.

    2) Ubi: ubi dipanen pada waktu tanaman berumur 7 bulan setelah tanam.

    8.2. Cara Panen

    1) Bunga: bunga dahlia kaktus (ungu muda) dipetik dengan cara memotong tangkaibunga sepanjang 20 cm dari dasar bunga. Bunga dahlia semi kaktus dipanendengan cara memotong tangkai bunga sepanjang 50 cm dari dasar bunga.

    2) Ubi: seluruh tanaman dibiarkan tumbuh beberapa hara supaya sisa-sisa makanandi dalam batang utama dapat diserap oleh umbi. Batang dipotong sampaiketinggian 10 cm dari pangkal batang, tanah di sekitar batang digali dan ubidiangkat bersama-sama dengan batangnya.

    8.3. Prakiraan Produksi

    1) Bunga: untuk areal tanam 1 tumbak (14 m2), dihasilkan bunga sebanyak 1500kuntum setiap minggu selama 4 bulan panen.

    2) Ubi: besar ubi dan produksi ubi per batang tergantung dari jenis dahlia. Dahliakaktus menghasilkan ubi yang besar dan dapat mencapai 2 kg/tanaman. Dalam10 tumbak (140 m2) dihasilkan 400 kg ubi.

    9. PASCAPANEN

    1) BungaSetiap 50 tangkai diikat dan dibungkus daun pisang, biasanya bunga langsungdijual ke pasar bunga (konsumen).

    2) UbiUntuk mendapatkan gula fruktosa dari ubi dahlia dilakukan perlakuan sebagaiberikut:1. Ubi dicuci bersih, dikupas dan dipotong-potong setebal 1 cm.2. Potongan ubi digodog dengan air selama 20 menit.

    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

    10.1.Analisis Usaha Budidaya

    Perkiraan analisis budidaya dahlia didasarkan pada luas lahan 30 tumbak (420 m2)pada tahun 1999 di Lembang, Jawa Barat.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 8/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    1) Biaya produksi1. Sewa lahan 420 m2 untuk 1 musim tanam Rp. 100.000,-2. Bibit: 2000 @ Rp. 1.000,- Rp. 2.000.000,-3. Pupuk

    - Pupuk kandang Rp. 45.000,-- Pupuk buatan Rp. 525.000,-

    4. Pestisida Rp. 750.000,-5. Alat (polibag, sekam dll) Rp. 2.750.000,-6. Tenaga kerja Rp. 2.625.000,-7. Lain-lain Rp. 500.000,-Jumlah biaya produksi Rp. 9.295.000,-

    2) Pendapatan: 25.000 kuntum x 16 minggu @ Rp.35,- Rp. 14.000.000,-3) Keuntungan Rp. 4.705.000,-4) Parameter kelayakan usaha

    1. rasio output/input = 1,506

    Harga dahlia mini di dalam polibag antara Rp. 600,- sampai Rp. 1.000,- dan dahliabesar di dalam polibag antara Rp.1.000,- sampai Rp.1.500,-. Tanaman dijual dikebun dan selalu habis sebelum bunganya mekar. Dengan biaya produksi termasukburuh sekitar Rp. 350,- sampai Rp. 400,- per polibag, penjualan dahlia sebagaitanaman pot atau tanaman di luar rumah akan menguntungkan.

    10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

    Dahlia adalah tanaman hias yang sangat digemari di manca negara tetapi diIndonesia belum terlalu populer. Berbagai festival Dahlia sering dilaksanakan diInggris, Amerika atau India. Masa depan bunga ini di Indonesia akan lebih baikseiring dengan minat masyarakat untuk menjadikan bunga sebagai salah satukebutuhan.

    Sebenarnya, potensi dahlia yang sangat menjanjikan adalah tingginya kandunganinulin di dalam ubi. Inulin ini dapat diubah menjadi gula fruktosa. Saat ini Indonesiamasih mengimpor gula fruktosa. Agribisnis bunga dahlia dengan tujuanmenjadikannya sebagai tanaman penghasil inulin atau gula akan menghadapi masayang cerah. Harga inulin, harga sirup fruktosa Rp. 3.100,-/kg (1990).

    11. STANDAR PRODUKSI

    11.1.Ruang Lingkup

    Standar produksi meliputi: klasifikasi dan standar mutu, cara pengambilan contohdan pengemasan.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 9/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    11.2.Deskripsi

    11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu

    Mutu dan pengepakan bunga untuk ekspor ke pasaran Internasional sangatditentukan oleh negara pengimpor.

    11.4.Pengambilan Contoh

    Dari satu partai atau lot bunga dahlia yang terdiri atas maksimum 1.000 kemasan,contoh diambil secara acak sejumlah seperti tersebut dalam data di atas:a) Contoh yang diambil semua, jumlah kemasan bunga dalam partai 15.b) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5, jumlah kemasan bunga dalam partai

    6100.c) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7, jumlah kemasan bunga dalam partai

    101300.d) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9, jumlah kemasan bunga dalam partai

    301500.e) Contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10, jumlah kemasan bunga dalam partai

    5011001.

    Dari setiap kemasan contoh yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnyatiga tangkai bunga. Untuk kemasan contoh dengan isi kurang dari tiga tangkai,diambil satu tangkai. Dari sejumlah tangkai yang terkumpul kemudian diambil secaraacak contoh yang berjumlah sekurang-kurang lima tangkai diuji. Petugas pengambilcontoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dandiberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.

    11.5.Pengemasan

    1) Pangkal tangkai bunga dahlia potongan dimasukan ke dalam tube berisi cairanpengawet/dibungkus dengan kapas kemudian dimasukan ke dalam kantongplastik berisi cairan pengawet lalu dikemas dalam kotak karton/kemasan lain yangsesuai.

    2) Satu ikatan terdiri dari 20 tangkai bunga dan dibungkus dengan pembungkus darikertas khusus Sleeves. Kuntum tidak tertutup seludang, pangkal bunga diberikapas basah.

    3) Pengepakan dilakukan dalam kotak kardus dengan kapasitas 10 ikatan. Padabagian luar kemasan diberi tulisan:1. Nama barang.2. Jenis mutu.3. Nama atau kode produsen/eksportir.4. Jumlah isi.5. Negara tujuan.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 10/ 10Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    4) Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut bersuhu udara 7-8 derajat C dengankelembaban udara 60-65 %.

    12. DAFTAR PUSTAKA

    1) Bailey, L. H. 1937. The Standard Cyclopedia of Horticulture. Macmillan Company.New York.

    2) Fisher, A. A. Virus Infection in Dahlia-Part II. Indian Dahlia Annual 1998:57-603) Lutony, T.L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. Penebar Swadaya. Jakarta4) Molzer, V. 1986. Flore des Jardins. GRND. Paris5) Vinayananda, S. 1998. Flowerbad Dahlias. Indian Dahlia Annual 1998:22-24

    Jakarta, Februari 2000

    Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENASEditor : Kemal Prihatman

    KEMBALI KE MENU

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 1/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    GLADIOL(Gladiolus hybridus)

    1. SEJARAH SINGKAT

    Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herbatermasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yangberarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan danmenyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa danberkembang di Belanda.

    Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar serabut, dantanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada saat pembentukansubang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah kesegarannya dapatbertahan lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga sepanjang waktu.

    2. JENIS TANAMAN

    Klasifikasi tanaman gladiol adalah sebagai berikut:Divisi : TracheophytaSubdivisi : PteropsidaKlas : AngiospermaeSubklas : MonocotyledoneaeOrdo : IridalesFamili : IridaceaeGenus : GladiolusSpesies : Gladiolus hybridus

    Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol dari Belandakemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai Penelitian HortikulturaCipanas. Tiga varietas diantaranya memiliki penampilan yang paling indah, (warnadan bentuknya berbeda dengan gladiol lama), yaitu: White godness (putih),Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla (putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah :a) Gladiolus gandavensis, berukuran besar, susunan bunga terlihat bertumpang

    tindih, panjang 90-150 cm.b) Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus tetapi

    kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.c) Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100-300 cm.d) Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 2/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Beberapa kultivar bunga gladiol lainnya yang telah di uji di Indonesia adalah: RedMajesty, Priscilla, Oscar, Rose Supreme, Sanclere, Dr. Mansoer, Albino, Salem,Marah Api, Queen Occer, Ceker dan lain sebagainya

    3. MANFAAT TANAMAN

    Gladiol di produksi sebagai bunga potong yang mempunyai nilai ekonomi. Danmemiliki nilai estetika. Bunga potong juga merupakan sarana peralatan tradisional,agama, upacara kenegaraan dan keperluan ritual lainnya.

    4. SENTRA PENANAMAN

    Sentra produksi bunga gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat diParongpong (Bandung), Salabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur). Di Jawatengah terdapat di daerah Bandungan (Semarang) sedangkan di Jawa Timur beradadi daerah Batu (Malang).

    5. SYARAT PERTUMBUHAN

    5.1. Iklim

    1) Gladiol membutuhkan curah hujan rata-rata 2.000-2500 mm/tahun. Di Indonesiagladiol dapat ditanam sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musimhujan.

    2) Tanaman gladiol membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan danperkembangannya. Keadaan kurang optimal akan menyebabkan bungamengering dan floret tidak terbentuk secara normal. Kekurangan cahaya terjadipada waktu pembentukan daun ke 5, 6, dan 7, yang menyebabkan kekeringantampak pada kuncup bunga saja. Kultifat Eurovision, Peter, Friendship, Jessica,dan Mascagni kurang peka terhadap cahaya matahari.

    2) Tanaman gladiol tumbuh baik pada suhu udara 10-25 derajat C. Suhu udara rata-rata kurang dari 10 derajat C akan menyebabkan pertumbuhan danperkembangan tanaman terhambat, jika berlangsung lama pertumbuhan tanamandapat terhenti. Suhu udara maksimum pertumbuhan gladiol adalah 27 derajat C,kadang-kadang dapat menyesuaikan diri sampai suhu udara 40 derajat C, bilakelembaban tanah dan tanaman relatif tinggi.

    5.2. Media Tanam

    1) Jenis tanah yang cocok untuk tanaman gladiol adalah andosol dan latosol yangsubur, gembur dan banyak mengandung bahan organik.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 3/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Tanaman bunga gladiol dapat tumbuh subur diatas tanah yang memiliki pH 5,5-5,9.

    5.3. Ketinggian Tempat

    Tanaman gladiol dapat tumbuh dengan baik di daerah ketinggian 500-1500 m dpldan beriklim sejuk.

    6. PEDOMAN BUDIDAYA

    6.1. Pembibitan

    Bibit dapat berasal dari pembiakan generatif, vegetatif, dan kultur jaringan.Umumnya, pembibitan yang berasal dari vegetatif dan kultur jaringan lebih cepatdapat dipetik hasilnya dari pada pembibitan dengan cara generatif.

    1) Persyaratan Benih

    Bibit dari subang bibit yang baik menghasilkan bunga berdiameter minimum 2,5cm, kecuali untuk kultivar Golden Boy yang cukup berdiameter 1 cm. Bibit harusdipilih yang sehat, tidak cacat. Bibit vegetatif yang baik yang mempunyai dayakecambah lebih dari 90%. Bibit generatif harus berasal dari induk denganpertumbuhan baik dan cukup umur.

    2) Penyiapan Benih

    Perbanyakan generatif gladiol dengan biji, digunakan untuk mendapatkan kultivarbaru bukan untuk tujuan bibit produksi. Biji didapat dengan cara penyerbukanbuatan dibantu manusia.

    Perbanyakan vegetatif gladiol dilakukan dengan menggunakan umbi (anaksubang), bibit belah (subang belah), kultur jaringan maupun suspensi sel. Umbidan anakan umbi diambil dari tanaman yang sudah dipanen. Teknik kultur jaringanmerupakan salah satu cara alternatif untuk menanggulangi kendala-kendaladalam perbanyakan secara konvensional. Bibit (subang) yang dibutuhkan untuk 1hektar lahan adalah sekitar 213.063 buah.

    Subang dan anak subang yang akan dijadikan bibit tidak dapat segera tumbuh biladitanam meskipun pada lingkungan tumbuh yang cocok dan optimal, karenamemerlukan masa dormansi. Selama masa dormansi subang dan anak subangyang telah kering disimpan ditempat yang beraliran udara baik dan terhindar daricahaya matahari langsung. Subang yang telah dipisahkan dari batangnyadisimpan selama 2 minggu.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 4/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    3) Teknik Penyemaian Benih

    Biji gladiol dapat langsung disemai, tanpa mengalami masa dormansi, biji akanberkecambah setelah 7-12 hari. Daun yang tumbuh dari biji hanya berjumlah 1-2helai. Tanaman tumbuh sampai kira-kira 5 bulan dan menghasilkan anak subangyang berdiameter kurang dari 1 cm. Anak subang ini kemudian memasuki masadormansi.

    4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

    Penanaman gladiol dengan bibit anak subang yang baru muncul dari stolon yangmenghubungkan subang induk dengan subang baru. Perbanyakan denganmenggunakan anak subang yang berdiameter sekitar 1,0 cm memerlukan 2 kalipenanaman untuk mencapai ukuran subang yang dapat menghasilkan bunga.Penanaman pertama dari anak subang tersebut memerlukan waktu sekitar 4bulan hingga panen subang kecil.

    Subang kecil hasil panen pertama akan berdiameter sekitar 2 cm. Subang kecilsetelah dipanen akan mengalami masa dormansi minimal 3,5 bulan. Setelah masadormansi terlewati, subang kecil dapat ditanam kembali. Waktu yang diperlukanuntuk penanaman kedua kira-kira sama dengan waktu penanaman pertama.Subang dari panenan kedua akan berdiameter 3 cm dan merupakan bibit yangsiap berbunga. Untuk rata-rata setiap kultivar gladiol, anak subang yangberdiameter sekitar 1 cm akan menjadi subang bibit yang siap berbunga dalamwaktu 16 bulan.

    5) Pemindahan Bibit

    Bibit gladiol siap ditanam bila sudah melewati masa dormansinya dengan cirimunculnya akar berupa tonjolan kecil berwarna putih melingkar dibagian bawahsubang. Pecahnya dormansi juga ditandai dengan munculnya mata tunas. Bilatunas mencapai tinggi 1 cm, maka subang siap ditanam. Penanaman yangterlambat menyebabkan tunas semakin tinggi dan akar semakin panjang,sehingga akan terjadi kerusakan akar pada waktu penanaman,

    6.2. Pengolahan Media Tanam

    1) Persiapan

    Lahan yang akan di tanami gladiol perlu di ukur pH tanahnya. Bila sesuai denganpH tanah yang disyaratkan, lakukan pengukuran luas lahan yang akan ditanami.Kemudian analisa jenis tanah, apa bila lahan tersebut sebelumnya pernahditanami gladiol sebaiknya tanah didiamkan minimal selama satu tahun.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 5/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Pembukaan Lahan

    Lahan yang telah dianalisa, diukur dan dibersihkan dari gulma, batu-batuan, sertatanaman liar lain, kemudian bajak dan dicangkul sampai gembur. Pengolahanlahan sebaiknya dilakukan 2 minggu sebelum tanam.

    3) Pembentukan Bedengan

    Bila pemanenan bunga dilakukan setiap saat, maka lahan yang digunakansebaiknya dibuat beberapa petak. Pemetakan lahan dimaksudkan agar dapatdiatur mana untuk lahan yang akan diolah, ditanami, dan dipanen. Pada setiappetakan dibuat selokan (saluran air), agar drainase baik dan tanaman dapattumbuh dengan subur. Lahan selanjutnya diberi pupuk dasar agar tanah tidakkekurangan unsur haranya. Luas arel petakan dibuat sesuai dengan kebutuhan,Bila kebutuhan pasar sebanyak 1.000 tangkai setiap dua minggu, makadibutuhkan lahan seluas 600 m2. Lahan dibuat menjadi 7 petak dengan luas setiappetak 72 m2.

    4) Pengapuran

    Pengapuran dilakukan pada tanah yang memiliki derajat kemasaman tanah (pH)kurang dari 5,5.

    5) Pemupukan

    Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat tanam. Pupuk yang diberikan adalahyang mengandung unsur N, K, Ca dan P, yang diberikan sesuai dosis yangdianjurkan.

    3.3. Teknik Penanaman

    1) Penentuan Pola Tanam

    Tanaman gladiol dapat ditanam dengan sistem guludan atau tanpa guludan. Jikapengairan menggunakan cara leb, maka penanaman sebaiknya dengan guludanagar air irigasi tidak merusak struktur tanah. Beberapa hal yang perlu diketahuidalam cara penanaman adalah tempat dan waktu penanaman serta jarak dankedalaman tanaman. Tempat penanaman gladiol harus terkena cahaya mataharilangsung. Atap plastik yang tembus cahaya dan bersih digunakan untukmenghindari kerusakan akibat hujan. Jadwal penanaman disesuaikan dengankebutuhan berkisar antara 60-80 hari, karena umur tanaman tergantung padakultivarnya.

    2) Pembuatan Lubang Tanam

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 6/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Lubang tanam dibuat dengan mencangkul lahan sedalam 10-15 cm, untuk subangberdiameter 2,5 cm.

    3) Cara Penanaman

    Subang ditanam setelah masa dormansi sekitar 3,5 bulan. Cara penanamandengan guludan, yang disesuaikan dengan kedalaman tanam subang gladiol. Bilakedalaman 10-15 cm, maka tinggi guludan dibuat 15 cm dengan anggapanbahwa lapisan tanah atas lambat laun akan menurun. Bila dilakukan tanpaguludan maka sering kali tanaman rebah atau tangkai bunga bengkok yangmenyebabkan turunnya kualitas bunga.

    Kerapatan tanaman perlu diperhatikan karena menentukan kekekaran tanamandan kualitas bunga. Jika jumlah tanaman per meter persegi terlalu banyak, makatanaman akan menjadi lemah dan panjang. Semakin kecil diameter subang makakerapatan tanam semakin besar. Untuk anak subang berdiameter kurang dari 1cm, biasanya ditanam dalam barisan pada guludan. Jarak tanam untuk subangberdiameter 4 cm adalah 20 x 20 cm sedangkan untuk subang yang berdiameterlebih kecil ditanam lebih rapat.

    Dalam menentukan kedalaman tanam yang perlu diperhatikan adalah teksturtanah dan waktu tanam. Pada tekstur tanah yang berat, (tanah liat danberlempung) subang harus ditanam lebih dangkal dari pada tanah yang ringandan berpasir. Pada musim kemarau subang ditanami lebih dalam dibandingmusim penghujan. Suhu tanah akan lebih rendah pada tempat yang lebih dalam.Letak bibit yang dangkal, terutama pada tanah berpasir, akan mengakibatkantanaman mudah rebah.

    4) Pemberian Ajir

    Pemberian ajir pada tanaman bunga gladiol dilakukan apabila tanaman rebah atautangkai bunga bengkok yang menyebabkan turunnya kualitas bunga. Hal ini dapatterjadi bila penanaman bunga dilakukan tanpa menggunakan guludan.

    3.4. Pemeliharaan Tanaman

    1) Penyiangan

    Penyiangan gulma pada pertanaman anak subang penting karena gulma dapatmenutupi pertumbuhan anak subang sehingga pertumbuhan terhambat danmenyulitkan dalam pemanenan. Penyiangan biasa dilakukan sebelum pemberianpupuk N (saat berumur sekitar 25 hari setelah tanam) dan dilakukan tiga kalidalam satu siklus tanaman.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 7/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Pembubunan

    Pembubunan dilakukan bersamaan waktunya dengan penyiangan, untuk menjagaagar subang baru yang tumbuh tidak terlihat di atas tanah.

    3) Pemupukan

    Tanaman gladiol memerlukan pemupukan agar tanaman tumbuh cepat danberproduksi dengan baik. Jumlah pupuk yang diberikan sangat bervariasitergantung pada tekstur tanah, keadaan lingkungan, curah hujan, pengairan dankandungan hara di dalam tanah. Pada tanah berpasir, diperlukan pemupukanlebih sering terutama pada musim penghujan. Pemupukan dilakukan dua kali(umur 20 hari dan 45 hari setelah penanaman).

    Dosis pemupukan gladiol 90-135 kg N (diberikan sebagian dalam bentuk nitrat,sebagian lagi amonium), 90-180 kg P (sebagai P2O5) dan 110-180 kg K (sebagaiK2O) per hektar pada tanah berpasir. Pupuk diberikan tidak sekaligus, pertamasaat tanam, ( pupuk K dan P), setelah tanam membentuk 2-3 helai daun diberikanpupuk N sepertiga dosis. Pemberian pupuk N kedua dan ketiga masing-masingdilakukan pada saat mulai terbentuknya primordia bunga dan setelah panenbunga. Pemupukan terakhir sangat penting guna pembesaran subang danpembentukan anak subang. Pupuk yang digunakan biasanya TSP dan Urea,masing-masing sebanyak satu sendok teh untuk setiap tanam.

    4) Pengairan dan penyiraman

    Pengairan harus diperhatikan karena drainase berpengaruh terhadap tanaman.Penyiraman dilakukan hanya apabila tanah mulai kering (musim kemarau).

    5) Waktu Penyemprotan Pestisida

    Kerusakan tanaman gladiol dapat disebabkan oleh hama atau penyakit, yangdapat diatasi dengan pestisida yang tepat. Penanggulangan serangan hamadigunakan pestisida padat (Aldikarb), dengan dosis 300 gram/100 m2 air.Digunakan pestisida cair (Permetrin dan deltametrin) dosis 5 cc per 100 m2.Pemberantasan penyakit digunakan pestisida Procymidon, dosis 5 gram/100 m2,atau Kaptofol, dosis 400 gram/100 liter air. Pemberian pestisida sebaiknya setelahtanaman berumur 50 hari.

    7. HAMA DAN PENYAKIT

    7.1. Hama

    1) Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor)

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 8/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yangdapat menimbulkan kerusakan berat (di lapangan). Gejala: bercak-bercakberwarna keperak-perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun/bungadan mengisap cairan yang keluar dari bagian tanaman dengan menggunakan alatmulutnya. Tanaman yang terserang hama ini akan timbul bercak-bercak putih danakhirnya menjadi coklat dan mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucatdan lebih suka makan pada bagian bunga dan kuncup. Panjang tubuh hamadewasa 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat tua atau hitam.Pengendalian: dapat dilakukan dengan penyiangan gulma atau denganmenggunakan insektisida yang mengandung dimetoat, endusolfan, formothion,karbaril, merkaptodimetur dan metomil.

    2) Kutu putih (Pseudococcus sp.)Gejala: menyerang umbi gladiol saat penyimpanan, dan di lapangan, denganmenusukan alat mulutnya kedalam umbi untuk menghisap cairan tanaman,sehingga tunas/akar terhambat pertumbuhannya dan gagal panen. Padaserangan berat umbi jadi keriput, kering dan mati. Ukuran tubuh serangga dewasabetina 4 mm dan mampu bertelur sampai 200 butir (diletakan berkelompok).Pengendalian: merendam subang dalam larutan insektisida 30-60 menit, yangmengandung bahan aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos dan lainnya.

    3) Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera)Gejala: hama ini menyerang dengan membuat lubang-lubang pada permukaandaun dan bunga. Bentuk, warna, ukuran larva-larva sebagai minor pest padatanaman gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulatfamili Lymantriidae mencapai 3,5-4,0 cm. Penanggulangan: menyemprotinsektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.

    7.2. Penyakit

    1) Layu fusarium (Penyakit busuk kering fusarium)Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol.Gejala: daun gladiol yang terserang menguning, agak memilin. Pada seranganyang lebih lanjut, pertumbuhan tanaman kerdil dan mudah patah. Pada subangyang terserang tampak bercak dan dalam keadaan lembab hifa patogen yangberwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi dan menjalarkebagian tanaman lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tidaklembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisidabenlate selama 30 menit.

    2) Busuk keringPenyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bungaberbintik-bintik, berkembang menjadi bercak-bercak, subang yang terserangbusuk daun bintik-bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercak-bercak berwarna hitam keabu-abuan. Pengendalian: menganginkan

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 9/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    (mengeringkan) subang yang dipanen sebelum disimpan pada tempat yang keringatau dengan menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.

    3) Busuk kerasPenyebab: Septoria gladioli, Gejala: sama dengan gejala busuk kering, tetapiberbeda pada tubuh buah patogennya. Bintik-bintik kecil coklat tampak padapermukaan bagian bawah/bagian atas daun yang terserang patogen.Tanaman/bibit yang terserang patogen tersebut umumnya berasal dari anaksubang, sedang yang berasal dari subang jarang terserang. Pengendalian: samaseperti untuk busuk kering.

    4) Busuk kubang (Busuk kapang biru)Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yang termasuk patogen lemah. Patogenmasuk dan menginfeksi subang gladiol bila di bagian subang terdapat luka yangdisebabkan oleh serangga, alat-alat pertanian dan sebagainya. Gejala: padasubang yang terserang patogen tersebut terdapat lesio berwarna merahkecoklatan yang dalam waktu singkat bagian tersebut akan ditutupi kolonicendawan berwarna biru dan subang membusuk. Pengendalian: menyimpansubang dengan baik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subangluka.

    5) Hawar bakteriPenyebab: Xanthomonas gummisudan. Yang berkembang dengan cepat padakeadaan lingkungan yang basah atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak-bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yang berubah menjadi coklatdan berkembang sampai menutupi hampir seluruh permukaan daun sampai daunkering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan. Pengendalian:memilih subang yang sehat dan merendam subang tanpa kulit selama 2 jamdalam suspensi larutan bakterisida.

    8. PANEN

    Budidaya bunga gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen dapatdilakukan setiap minggu. Biasanya budidaya tanaman gladiol dilakukan berdasarkanpesanan pasar, sehingga panen dapat terus dilakukan pada waktu yang telahditentukan.

    8.1. Ciri dan Umur Panen

    Tanaman gladiol berbunga pada umur 60 - 80 hari setelah tanam, tergantung padakultivarnya. Bunga pertama akan mekar sekitar 10 hari setelah primordia bungamuncul.

    Bunga dapat dipetik setelah warna dari 1 atau 2 floret terbawah telah dapat dilihatdengan jelas tetapi belum mekar. Jika kuncup bunga dibiarkan sampai mekar penuh,

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 10/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    kerusakan akan mudah terjadi terutama selama pengemasan dan pengangkutan.Bila bunga dipanen terlalu awal, (sebelum floret terbawah menampakan warnabunga), maka akan ada kemungkinan bunga tidak dapat mekar dengan sempurna.

    8.2. Cara Panen

    Pemanenan dilakukan secara hati-hati dengan menyertakan 2-3 daun pada tangkaibunga dan menyisakan daun-daun pada tanaman sebanyak mungkin minimum 4daun. Pemotongan tangkai bunga dengan pisau tajam dan bersih supaya terhindardari kontaminasi jasad renik Jika menggunakan pisau tumpul, terjadi luka lebih lebarpada permukaan dasar tangkai bunga, memungkinkan terjadi infeksi.

    8.3. Periode Panen

    Bunga gladiol tergolong bunga yang mudah kehilangan air. Sebaiknya panen bungadilakukan pagi hari, karena saat tersebut bunga gladiol berturgor optimum.Kandungan karbohidrat yang rendah dapat diperbaiki dengan larutan pengawet yangmengandung gula.

    Panen bunga tidak dianjurkan pada saat suhu udara tinggi (siang hari) atau padaturgor rendah, bunga basah oleh embun, hujan atau sebab lain. Bunga yang basahakan mudah terserang oleh cendawan Botrytis gladiolorum (blight), walaupun padakondisi suhu udara yang rendah.

    8.4. Prakiraan Produksi

    Untuk seluas 1 hektar akan menghasikan panen bunga sebanyak 200.000 potong.Budidaya bunga potong gladiol dapat diatur sedemikian rupa sehingga panen bunga(pemanenan terbanyak) dilakukan setiap minggu. Secara teknis dapat diatur denganpemetakan lahan, sehingga dalam satu saat terdapat lahan siap olah, siap tanam,dan siap panen.

    9. PASCAPANEN

    9.1. Pengumpulan

    Bunga gladiol sangat peka terhadap kekuatan gaya berat dan akan selalu cenderungmelengkung pada suhu udara tinggi, sehingga berakibat terjadinya perubahanbentuk dan penurunan kualitas. Oleh karena itu bunga potong gladiol yang dipanendikumpulkan dan diletakan tegak lurus diruangan pada suhu udara rendah (selamapenyimpanan/pengangkutan).

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 11/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    9.2. Penyortiran dan Penggolongan

    Setelah dipanen, dilakukan penyortiran dan penggolongan sesuai dengan ukuran.Bunga dibersihkan dari kotoran yang menempel, dengan hati-hati,(bila perlu) cukupdiperciki atau disemprot air saja. Hal ini menjaga agar mahkota bunga tidak rusak.

    Bunga dipilih yang bagus bentuknya, tidak terkena penyakit atau luka, dikelompokansesuai dengan kebutuhan, (berdasarkan tingkat kesegaran/ukuran bunga).Penggolongan ini dimaksudkan untuk mempertahankan nilai jual sehingga bungayang bagus tidak turun harganya akibat tercampur dengan yang bunga gladiol yangberkualitas rendah.

    9.3. Penyimpanan

    Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga sebelumsampai kekonsumen, biasanya dilakukan pada saat bunga:a) Baru saja dipetik, menunggu pemanenan selesai.b) Setelah dipanen tidak segera dijual/diangkut.c) Diperjalanan sebelum sampai kekonsumen.

    Dalam tahap ini, bunga dikondisikan agar tetap segar, karena bunga potong sangatsensitif terhadap dehidrasi maka air yang hilang harus diimbangi dengan larutanperendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Penyimpananberkaitan erat dengan suhu udara. Makin rendah suhu udara, makin lambat terjadipenurunan mutu. Suhu udara penyimpanan bunga yang berasal dari daerah tropikarelatif lebih tinggi, umumnya berkisar antara 0-5 derajat C.

    9.4. Pengemasan dan Pengangkutan

    Sistem pengemasan yang baik bertujuan melindungi bunga selama pengangkutandan sebagai sarana promosi yang dapat meningkatkan harga jual. Carapengemasan yang paling sederhana yaitu dengan membungkus tangkai bungadengan daun pisang, kemudian memasukan kedalam ember berisi air sehinggatangkai bunga tercelup dan membungkus bagian atas bunga dengan plastik yangsebelumnya sudah dilubangi. Pengemasan seperti ini umum dilakukan olehpedagang pengecer yang langsung berhubungan dengan konsumen. Pengemasanyang lebih baik biasa untuk bunga yang akan menempuh perjalanan atau untukpromosi, digunakan bahan pengawet adalah sukrosan dan 8-hydroxyquinolinecitrate.

    Mengingat sifat bunga yang selalu dikonsumsi dalam keadaan segar dan bagusberpenampilan maka dituntut sistem pengangkutan yang bisa bergerak cepat. Faktoryang perlu diperhatikan yaitu suhu udara selama pengangkutan dan susunankemasan agar tidak terlalu tinggi serta tahan goncangan. Sarana pengangkutanbiasa menggunakan mobil box yang dilengkapi alat pengatur suhu udara.

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 12/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

    10.1.Analisis Usaha Budidaya

    Perkiraan analisis budidaya gladiol luas lahan 1 ha dalam 1 musim tanam yangdilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor.

    1) Biaya produksi:1. Bibit: umbi bibit (subang) 190.000 bh @ Rp. 50,- Rp. 9.500.000,-2. Pupuk

    - Pupuk buatan NPK: 100 kg @ Rp. 2000,- Rp. 200.000,-- (Urea, TSP, KCL): 834 kg @ Rp. 4.500,- Rp. 3.753.000,-

    3. Tenaga kerja- Tenaga kerja sewa 120 OH @ Rp. 10.000,- Rp. 1.200.000,-- Tenaga kerja keluarga 120 OH @ Rp. 15.000,- Rp. 1.800.000,-

    4. Pestisida: 15 kg @ Rp. 75.000,- Rp. 1.125.000,-5. Sewa lahan/ha Rp. 1.500.000,-Jumlah biaya produksi Rp. 19.078.000,-

    2) Pendapatan: bunga potong (tangkai) 214.000 @ Rp. 100,- Rp. 21.400.000,-3) Keuntungan Rp. 2.322.000,-4) Parameter kelayakan usaha

    1. Rasio output/input = 1,122

    10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

    Usaha tani gladiol merupakan usaha komersial karena sebagian besar produksinyaditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar atau konsumen. Berdasarkan haltersebut, pengkajian aspek Agro Ekonomi usaha tani gladiol mencakup kegiatanproduksi, konsumsi dan pemasaran.

    Kebanyakan usaha tani gladiol dilakukan di daerah dataran tinggi sesudah tanamansayuran, tanaman padi dan tanaman hias lainnya (Warsito dan Sutater, 1889).Produksi per hektar bunga potong gladiol di tingkat petani baru mencapai 169.189tangkai dan produksi bibit (subang) mencapai 136.406 umbi (Ameriana, dkk., 1991).

    Volume permintaan dalam negeri 127.200 tangkai per minggu (BCI dan Nehem,1987), terdapat kecenderungan bahwa permintaan terus meningkat. Untukmengimbangi permintaan konsumen, rumpang hasil produksi bunga harusditingkatkan demikian juga mutu bunga potongnya. Sampai saat ini DKI Jakartamasih merupakan pasar bunga potong terbesar dengan volume penjualanperminggu mencapai 54.700 tangkai dibandingkan dengan kota lainnya. Hal inisejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, pembangunan, komplekperumahan, perkotaan, dan perkembangan pariwisata (Sutater dan Asandhi, 1991).

  • TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 13/ 16Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Pasar bunga potong asal Indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan. TimDirektorat Bina Produksi Hortikultura (1988) mencatat bahwa peringkat ekspor bungake Eropa adalah bunga potong (43,38%), tanaman hias (38,65%), dan umbi bunga(12,26%). Dalam artikel Indonesia Belum Tanggapi Dunia akan Permintaan BungaPotong Tropis (1992) dicatat bahwa konsum