tambahan lembaran negara ri - beranda | jogloabang · penggunaan kekuasaan negara terhadap warga...

29
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5601 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Penyelengaraan. Kewenangan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN I. UMUM Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Selanjutnya menurut ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini berarti bahwa sistem penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia harus berdasarkan atas prinsip kedaulatan rakyat dan prinsip negara hukum. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, segala bentuk Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan hukum yang merupakan refleksi dari Pancasila sebagai ideologi negara. Dengan demikian tidak berdasarkan kekuasaan yang melekat pada kedudukan penyelenggara pemerintahan itu sendiri. www.djpp.kemenkumham.go.id

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • TAMBAHANLEMBARAN NEGARA RI

    No.5601 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Penyelengaraan.Kewenangan. (Penjelasan Atas Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292)

    PENJELASAN

    ATAS

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 30 TAHUN 2014

    TENTANG

    ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

    I. UMUM

    Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, kedaulatan berada di tanganrakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Selanjutnyamenurut ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, negara Indonesia adalah negarahukum. Hal ini berarti bahwa sistem penyelenggaraan pemerintahannegara Republik Indonesia harus berdasarkan atas prinsip kedaulatanrakyat dan prinsip negara hukum. Berdasarkan prinsip-prinsiptersebut, segala bentuk Keputusan dan/atau Tindakan AdministrasiPemerintahan harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan hukumyang merupakan refleksi dari Pancasila sebagai ideologi negara. Dengandemikian tidak berdasarkan kekuasaan yang melekat pada kedudukanpenyelenggara pemerintahan itu sendiri.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 2

    Penggunaan kekuasaan negara terhadap Warga Masyarakatbukanlah tanpa persyaratan. Warga Masyarakat tidak dapatdiperlakukan secara sewenang-wenang sebagai objek. Keputusandan/atau Tindakan terhadap Warga Masyarakat harus sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umumpemerintahan yang baik. Pengawasan terhadap Keputusan dan/atauTindakan merupakan pengujian terhadap perlakuan kepada WargaMasyarakat yang terlibat telah diperlakukan sesuai dengan hukum danmemperhatikan prinsip-prinsip perlindungan hukum yang secaraefektif dapat dilakukan oleh lembaga negara dan Peradilan Tata UsahaNegara yang bebas dan mandiri. Karena itu, sistem dan prosedurpenyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan harus diaturdalam undang-undang.

    Tugas pemerintahan untuk mewujudkan tujuan negarasebagaimana dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tugas tersebut merupakantugas yang sangat luas. Begitu luasnya cakupan tugas AdministrasiPemerintahan sehingga diperlukan peraturan yang dapat mengarahkanpenyelenggaraan Pemerintahan menjadi lebih sesuai dengan harapandan kebutuhan masyarakat (citizen friendly), guna memberikanlandasan dan pedoman bagi Badan dan/atau Pejabat Pemerintahandalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan.

    Ketentuan penyelenggaraan Pemerintahan tersebut diatur dalamsebuah Undang-Undang yang disebut Undang-Undang AdministrasiPemerintahan. Undang-Undang Administrasi Pemerintahan menjaminhak-hak dasar dan memberikan pelindungan kepada WargaMasyarakat serta menjamin penyelenggaraan tugas-tugas negarasebagaimana dituntut oleh suatu negara hukum sesuai dengan Pasal27 ayat (1), Pasal 28 D ayat (3), Pasal 28 F, dan Pasal 28 I ayat (2)Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Berdasarkan ketentuan tersebut, Warga Masyarakat tidak menjadiobjek, melainkan subjek yang aktif terlibat dalam penyelenggaraanPemerintahan.

    Dalam rangka memberikan jaminan pelindungan kepada setiapWarga Masyarakat, maka Undang-Undang ini memungkinkan WargaMasyarakat mengajukan keberatan dan banding terhadap Keputusandan/atau Tindakan, kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahanatau Atasan Pejabat yang bersangkutan. Warga Masyarakat juga dapatmengajukan gugatan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan Badandan/atau Pejabat Pemerintahan kepada Peradilan Tata Usaha Negara,karena Undang-Undang ini merupakan hukum materiil dari sistemPeradilan Tata Usaha Negara.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.56013

    Undang-Undang Administrasi Pemerintahan mengaktualisasikan secarakhusus norma konstitusi hubungan antara negara dan WargaMasyarakat. Pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam Undang-Undang ini merupakan instrumen penting dari negara hukum yangdemokratis, dimana Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkandan/atau dilakukan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahanatau penyelenggara negara lainnya yang meliputi lembaga-lembaga diluar eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyelenggarakan fungsipemerintahan yang memungkinkan untuk diuji melalui Pengadilan. Halinilah yang merupakan nilai-nilai ideal dari sebuah negara hukum.Penyelenggaraan kekuasaan negara harus berpihak kepada warganyadan bukan sebaliknya.

    Undang-Undang ini diperlukan dalam rangka memberikanjaminan kepada Warga Masyarakat yang semula sebagai objek menjadisubjek dalam sebuah negara hukum yang merupakan bagian dariperwujudan kedaulatan rakyat. Kedaulatan Warga Masyarakat dalamsebuah negara tidak dengan sendirinya—baik secara keseluruhanmaupun sebagian—dapat terwujud.

    Pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam Undang-Undang inimenjamin bahwa Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atauPejabat Pemerintahan terhadap Warga Masyarakat tidak dapatdilakukan dengan semena-mena. Dengan Undang-Undang ini, WargaMasyarakat tidak akan mudah menjadi objek kekuasaan negara.Selain itu, Undang-Undang ini merupakan transformasi AUPB yangtelah dipraktikkan selama berpuluh-puluh tahun dalampenyelenggaraan Pemerintahan, dan dikonkretkan ke dalam normahukum yang mengikat.

    AUPB yang baik akan terus berkembang, sesuai denganperkembangan dan dinamika masyarakat dalam sebuah negarahukum. Karena itu penormaan asas ke dalam Undang-Undang iniberpijak pada asas-asas yang berkembang dan telah menjadi dasardalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia selama ini.

    Undang-Undang ini menjadi dasar hukum dalam penyelenggaraanpemerintahan di dalam upaya meningkatkan kepemerintahan yangbaik (good governance) dan sebagai upaya untuk mencegah praktikkorupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan demikian, Undang-Undang iniharus mampu menciptakan birokrasi yang semakin baik, transparan,dan efisien.

    Pengaturan terhadap Administrasi Pemerintahan pada dasarnyaadalah upaya untuk membangun prinsip-prinsip pokok, pola pikir,sikap, perilaku, budaya dan pola tindak administrasi yang demokratis,objektif, dan profesional dalam rangka menciptakan keadilan dan

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 4

    kepastian hukum. Undang-Undang ini merupakan keseluruhan upayauntuk mengatur kembali Keputusan dan/atau Tindakan Badandan/atau Pejabat Pemerintahan berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan dan AUPB.

    Undang-Undang ini dimaksudkan tidak hanya sebagai payunghukum bagi penyelenggaraan pemerintahan, tetapi juga sebagaiinstrumen untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahankepada masyarakat sehingga keberadaan Undang-Undang ini benar-benar dapat mewujudkan pemerintahan yang baik bagi semua Badanatau Pejabat Pemerintahan di Pusat dan Daerah.

    II. PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Cukup jelas.

    Pasal 2

    Cukup jelas.

    Pasal 3

    Cukup jelas.

    Pasal 4

    Cukup jelas.

    Pasal 5

    Huruf a

    Yang dimaksud dengan “asas legalitas” adalah bahwapenyelenggaraan Administrasi Pemerintahanmengedepankan dasar hukum dari sebuah Keputusandan/atau Tindakan yang dibuat oleh Badan dan/atauPejabat Pemerintahan.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “asas perlindungan terhadap hakasasi manusia” adalah bahwa penyelenggaraanAdministrasi Pemerintahan, Badan dan/atau PejabatPemerintahan tidak boleh melanggar hak-hak dasar WargaMasyarakat sebagaimana dijamin dalam Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.56015

    Pasal 6

    Cukup jelas.

    Pasal 7

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    Huruf d

    Cukup jelas.

    Huruf e

    Cukup jelas.

    Huruf f

    Warga Masyarakat yang didengar pendapatnyaadalah setiap pihak yang terbebani atas Keputusandan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan.Mekanisme untuk memberikan kesempatan kepadaWarga Masyarakat untuk didengar pendapatnyadapat dilakukan melalui tatap muka, sosialisasi,musyawarah, dan bentuk kegiatan lainnya yangbersifat individu dan/atau perwakilan.

    Huruf g

    Cukup jelas.

    Huruf h

    Cukup jelas.

    Huruf i

    Cukup jelas.

    Huruf j

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 6

    Huruf kCukup jelas.

    Huruf lCukup jelas.

    Pasal 8Cukup jelas.

    Pasal 9Ayat (1)

    Cukup jelas.Ayat (2)

    Huruf aYang dimaksud dengan “menjadi dasar Kewenangan”adalah dasar hukum dalam pengangkatan ataupenetapan pejabat yang sesuai dengan kedudukandan kewenangannya.

    Huruf bYang dimaksud dengan “dasar pengambilanKeputusan dan/atau Tindakan” adalah dasarhukum baik yang bersifat langsung maupun tidaklangsung dalam menjalankan tugas pokoknya.

    Ayat (3)Cukup jelas.

    Ayat (4)Pertimbangan kemanfaatan umum atas satu Keputusandan/atau Tindakan tidak boleh melanggar norma-normaagama, sosial, dan kesusilaan. Kemanfaatan umum harusmemberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan dankepentingan Warga Masyarakat.

    Pasal 10Ayat (1)

    Huruf aYang dimaksud dengan “asas kepastian hukum”adalah asas dalam negara hukum yangmengutamakan landasan ketentuan peraturanperundang-undangan, kepatutan, keajegan, dankeadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraanpemerintahan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.56017

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “asas kemanfaatan” adalahmanfaat yang harus diperhatikan secara seimbangantara: (1) kepentingan individu yang satu dengankepentingan individu yang lain; (2) kepentinganindividu dengan masyarakat; (3) kepentingan WargaMasyarakat dan masyarakat asing; (4) kepentingankelompok masyarakat yang satu dan kepentingankelompok masyarakat yang lain; (5) kepentinganpemerintah dengan Warga Masyarakat; (6)kepentingan generasi yang sekarang dankepentingan generasi mendatang; (7) kepentinganmanusia dan ekosistemnya; (8) kepentingan pria danwanita.

    Huruf c

    Yang dimaksud dengan “asas ketidakberpihakan”adalah asas yang mewajibkan Badan dan/atauPejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan/ataumelakukan Keputusan dan/atau Tindakan denganmempertimbangkan kepentingan para pihak secarakeseluruhan dan tidak diskriminatif.

    Huruf d

    Yang dimaksud dengan “asas kecermatan” adalahasas yang mengandung arti bahwa suatu Keputusandan/atau Tindakan harus didasarkan padainformasi dan dokumen yang lengkap untukmendukung legalitas penetapan dan/ataupelaksanaan Keputusan dan/atau Tindakansehingga Keputusan dan/atau Tindakan yangbersangkutan dipersiapkan dengan cermat sebelumKeputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkandan/atau dilakukan.

    Huruf e

    Yang dimaksud dengan “asas tidakmenyalahgunakan kewenangan” adalah asas yangmewajibkan setiap Badan dan/atau PejabatPemerintahan tidak menggunakan kewenangannyauntuk kepentingan pribadi atau kepentingan yanglain dan tidak sesuai dengan tujuan pemberiankewenangan tersebut, tidak melampaui, tidakmenyalahgunakan, dan/atau tidakmencampuradukkan kewenangan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 8

    Huruf f

    Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalahasas yang melayani masyarakat untuk mendapatkanakses dan memperoleh informasi yang benar, jujur,dan tidak diskriminatif dalam penyelenggaraanpemerintahan dengan tetap memperhatikanperlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, danrahasia negara.

    Huruf g

    Yang dimaksud dengan “asas kepentingan umum”adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan dankemanfaatan umum dengan cara yang aspiratif,akomodatif, selektif, dan tidak diskriminatif.

    Huruf h

    Yang dimaksud dengan “asas pelayanan yang baik”adalah asas yang memberikan pelayanan yang tepatwaktu, prosedur dan biaya yang jelas, sesuai denganstandar pelayanan, dan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “asas-asas umum lainnya di luarAUPB” adalah asas umum pemerintahan yang baik yangbersumber dari putusan pengadilan negeri yang tidakdibanding, atau putusan pengadilan tinggi yang tidakdikasasi atau putusan Mahkamah Agung.

    Pasal 11

    Cukup jelas.

    Pasal 12

    Cukup jelas.

    Pasal 13

    Cukup jelas.

    Pasal 14

    Ayat (1)

    Kewenangan Mandat diperoleh dari sumber kewenanganatributif dan delegatif.

    Huruf a

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.56019

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “tugas rutin” adalahpelaksanaan tugas jabatan atas nama pemberiMandat yang bersifat pelaksanaan tugas jabatan dantugas sehari-hari.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Wewenang Mandat dilaksanakan dengan menyebut atasnama (a.n), untuk beliau (u.b), melaksanakan mandat(m.m), dan melaksanakan tugas (m.t).

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Ayat (6)

    Cukup jelas.

    Ayat (7)

    Yang dimaksud dengan “Keputusan dan/atau Tindakanyang bersifat strategis” adalah Keputusan dan/atauTindakan yang memiliki dampak besar seperti penetapanperubahan rencana strategis dan rencana kerjapemerintah.

    Yang dimaksud dengan “perubahan status hukumorganisasi” adalah menetapkan perubahan strukturorganisasi.

    Yang dimaksud dengan “perubahan status hukumkepegawaian” adalah melakukan pengangkatan,pemindahan, dan pemberhentian pegawai.

    Yang dimaksud dengan “perubahan alokasi anggaran”adalah melakukan perubahan anggaran yang sudahditetapkan alokasinya.

    Ayat (8)

    Cukup jelas.

    Pasal 15

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 10

    Pasal 16

    Cukup jelas.

    Pasal 17

    Cukup jelas.

    Pasal 18

    Cukup jelas.

    Pasal 19

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “tidak sah” adalah Keputusandan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukanoleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang tidakberwenang sehingga dianggap tidak pernah ada ataudikembalikan pada keadaan semula sebelum Keputusandan/atau Tindakan ditetapkan dan/atau dilakukan dansegala akibat hukum yang ditimbulkan dianggap tidakpernah ada.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “dapat dibatalkan” adalahpembatalan Keputusan dan/atau Tindakan melaluipengujian oleh Atasan Pejabat atau badan peradilan.

    Pasal 20

    Cukup jelas.

    Pasal 21

    Cukup jelas.

    Pasal 22

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560111

    Huruf d

    Yang dimaksud dengan “stagnasi pemerintahan”adalah tidak dapat dilaksanakannya aktivitaspemerintahan sebagai akibat kebuntuan ataudisfungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan,contohnya: keadaan bencana alam atau gejolakpolitik.

    Pasal 23

    Huruf a

    Pilihan Keputusan dan/atau Tindakan PejabatPemerintahan dicirikan dengan kata dapat, boleh, ataudiberikan kewenangan, berhak, seharusnya, diharapkan,dan kata-kata lain yang sejenis dalam ketentuan peraturanperundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud pilihanKeputusan dan/atau Tindakan adalah respon atau sikapPejabat Pemerintahan dalam melaksanakan atau tidakmelaksanakan Administrasi Pemerintahan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangantidak mengatur” adalah ketiadaan atau kekosongan hukumyang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dalamsuatu kondisi tertentu atau di luar kelaziman.

    Huruf c

    Yang dimaksud dengan “peraturan perundang-undangantidak lengkap atau tidak jelas” apabila dalam peraturanperundang-undangan masih membutuhkan penjelasanlebih lanjut, peraturan yang tumpang tindih (tidakharmonis dan tidak sinkron), dan peraturan yangmembutuhkan peraturan pelaksanaan, tetapi belumdibuat.

    Huruf d

    Yang dimaksud dengan “kepentingan yang lebih luas”adalah kepentingan yang menyangkut hajat hidup orangbanyak, penyelamatan kemanusiaan dan keutuhan negara,antara lain: bencana alam, wabah penyakit, konflik sosial,kerusuhan, pertahanan dan kesatuan bangsa.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 12

    Pasal 24

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    Huruf d

    Yang dimaksud dengan “alasan-alasan objektif” adalahalasan-alasan yang diambil berdasarkan fakta dan kondisifaktual, tidak memihak, dan rasional serta berdasarkanAUPB.

    Huruf e

    Cukup jelas.

    Huruf f

    Yang dimaksud dengan “iktikad baik” adalah Keputusandan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukandidasarkan atas motif kejujuran dan berdasarkan AUPB.

    Pasal 25

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “memperoleh persetujuan dariAtasan Pejabat” adalah memperoleh persetujuan dariatasan langsung pejabat yang berwenang menetapkandan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan.

    Bagi pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD)mengajukan persetujuan kepada kepala daerah.

    Bagi bupati/walikota mengajukan persetujuan kepadagubernur.

    Bagi gubernur mengajukan persetujuan kepada menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalamnegeri.

    Bagi pimpinan unit kerja pada kementerian/lembagamengajukan persetujuan kepada menteri/pimpinanlembaga.

    Sistem pengalokasian anggaran sebagai dampak daripersetujuan Diskresi dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560113

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “akibat hukum” adalah suatukeadaan yang timbul sebagai akibat ditetapkannyaDiskresi.

    Ayat (3)

    Pelaporan kepada atasan digunakan sebagai instrumenuntuk pembinaan, pengawasan, dan evaluasi serta sebagaibagian dari akuntabilitas pejabat.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Yang dimaksud dengan “keadaan mendesak” adalah suatukondisi objektif dimana dibutuhkan dengan segerapenetapan dan/atau pelaksanaan Keputusan dan/atauTindakan oleh Pejabat Pemerintahan untuk menanganikondisi yang dapat mempengaruhi, menghambat, ataumenghentikan penyelenggaraan pemerintahan.

    Pasal 26

    Cukup jelas.

    Pasal 27

    Cukup jelas.

    Pasal 28

    Cukup jelas.

    Pasal 29

    Cukup jelas.

    Pasal 30

    Cukup jelas.

    Pasal 31

    Cukup jelas.

    Pasal 32

    Cukup jelas.

    Pasal 33

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 14

    Pasal 34

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Yang dimaksud dengan “Keputusan dan/atau Tindakanrutin” adalah kegiatan atau hal yang menjadi tugaspokoknya.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 35

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “secara wajar” adalah biaya yangditimbulkan sesuai kebutuhan riil dan kemampuanpenerima Bantuan Kedinasan.

    Pasal 36

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Penolakan Bantuan Kedinasan hanya dimungkinkanapabila pemberian bantuan tersebut akan sangatmengganggu pelaksanaan tugas Badan dan/atau PejabatPemerintahan yang diminta bantuan, misalnya:pelaksanaan Bantuan Kedinasan yang dimintadikhawatirkan akan melebihi anggaran yang dimiliki,keterbatasan sumber daya manusia, mengganggupencapaian tujuan, dan kinerja Badan dan/atau PejabatPemerintahan.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 37

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560115

    Pasal 38

    Ayat (1)

    Prosedur penggunaan Keputusan Berbentuk Elektronisberpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang informasi dan transaksielektronik.

    Ayat (2)

    Untuk proses pengamanan pengiriman Keputusan,dokumen asli akan dikirimkan apabila dibutuhkanpenegasan mengenai penanggung jawab dari PejabatPemerintahan yang menyimpan dokumen asli. Jikaterdapat permasalahan teknis dalam pengiriman danpenerimaan dokumen secara elektronis baik dari pihakBadan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau WargaMasyarakat, maka kedua belah pihak salingmemberitahukan secepatnya.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Ayat (6)

    Cukup jelas.

    Pasal 39

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “memerlukan perhatiankhusus” adalah setiap usaha atau kegiatan yangdilakukan atau dikerjakan oleh Warga Masyarakat,dalam rangka menjaga ketertiban umum, makaBadan dan/atau Pejabat Pemerintahan perlumemberikan perhatian dan pengawasan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 16

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “swasta” meliputiperorangan, korporasi yang berbadan hukum diIndonesia, dan asing.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Ayat (6)

    Cukup jelas.

    Pasal 40

    Cukup jelas.

    Pasal 41

    Cukup jelas.

    Pasal 42

    Cukup jelas.

    Pasal 43

    Ayat (1)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “kerabat dan keluarga”adalah hubungan keluarga sampai dengan derajatkedua dalam garis lurus maupun garis samping,termasuk mertua, menantu dan ipar, sehingga yangdimaksud dengan keluarga meliputi:

    1. orang tua kandung/tiri/angkat;

    2. saudara kandung/tiri/angkat;

    3. suami/isteri;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560117

    4. anak kandung/tiri/angkat;

    5. suami/isteri dari anak kandung/tiri/angkat;

    6. kakek/nenek kandung/tiri/angkat;

    7. cucu kandung/tiri/angkat;

    8. saudara kandung/tiri/angkat dari suami/ isteri;

    9. suami/isteri dari saudara kandung/tiri/ angkat;

    10. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua;

    11. mertua.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    Huruf d

    Cukup jelas.

    Huruf e

    Cukup jelas.

    Huruf f

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 44

    Cukup jelas.

    Pasal 45

    Cukup jelas.

    Pasal 46

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan "Keputusan yang dapatmenimbulkan pembebanan bagi Warga Masyarakat” adalahKeputusan yang dapat menimbulkan kerugian faktual bagiWarga Masyarakat.

    Sosialisasi dimaksudkan agar pihak yang terkait pahambahwa Keputusan yang akan ditetapkan akanmenimbulkan pembebanan. Sosialisasi dilakukan sebelumpenetapan Keputusan.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 18

    Pasal 47

    Cukup jelas.

    Pasal 48

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Yang dimaksud dengan “Keputusan yang menyangkutpenegakan hukum” adalah Keputusan sebagaipelaksanaan Keputusan sebelumnya.

    Contoh: Keputusan tentang relokasi bangunan di jalurhijau dan pembongkaran rumah yang tidak memiliki izin.

    Pasal 49

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Yang dimaksud dengan “media lainnya” antara lain papanpengumuman, brosur, media massa, atau mediatradisional.

    Pasal 50

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “pemeriksaan dokumen”mencakup:

    a. mempertimbangkan fakta-fakta dan bukti yangmenguntungkan pihak-pihak yang berkepentingandalam menetapkan dan/atau melakukan Keputusandan/atau Tindakan.

    b. menyiapkan dokumen yang dibutuhkan,mengumpulkan informasi, mendengarkan danmemperhatikan pendapat pihak lain yang terlibat

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560119

    dan/atau terkait, pernyataan tertulis dan elektronisdari pihak yang berkepentingan, melihat langsungfakta-fakta, menanyakan kepada para saksi dan/atauahli, serta bukti-bukti lain yang relevan sebelumditetapkannya Keputusan.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 51

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “membuka akses” adalahmemberikan kesempatan membaca, memfotokopi, danmengunduh dokumen Administrasi Pemerintahan yangterkait.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “rahasia negara” adalahsebagaimana diatur dalam ketentuan peraturanperundang-undangan tentang kearsipan, kerahasiaannegara, dan ketentuan peraturan perundang-undanganlainnya.

    Yang dimaksud dengan “kerahasiaan pihak ketiga” adalahhal-hal yang menyangkut data dan informasi pribadi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 52

    Ayat (1)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Salah satu bentuk prosedur dapat dibuat dalambentuk standar operasional prosedur.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 20

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 53

    Cukup jelas.

    Pasal 54

    Ayat (1)

    a. Yang dimaksud dengan “Keputusan yang bersifatkonstitutif” adalah Keputusan yang bersifat penetapanmandiri oleh Pejabat Pemerintahan.

    b. Yang dimaksud dengan “Keputusan yang bersifatdeklaratif” adalah Keputusan yang bersifat pengesahansetelah melalui proses pembahasan di tingkat PejabatPemerintahan yang menetapkan Keputusan yangbersifat konstitutif.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 55

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “pertimbangan yuridis” adalahlandasan yang menjadi dasar pertimbangan hukumkewenangan dan dasar hukum substansi.

    Yang dimaksud dengan “pertimbangan sosiologis” adalahlandasan yang menjadi dasar manfaat bagi masyarakat.

    Yang dimaksud dengan “pertimbangan filosofis” adalahlandasan yang menjadi dasar kesesuaian dengan tujuanpenetapan Keputusan.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “penjelasan terperinci” adalahpenjelasan yang menguraikan alasan penetapan Keputusansampai ke hal yang bersifat detail dan jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 56

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560121

    Pasal 57

    Pada dasarnya Keputusan berlaku pada tanggal ditetapkan. Jikaterdapat penyimpangan terhadap mulai berlakunya Keputusan,hal tersebut dinyatakan secara tegas dalam Keputusan.

    Pasal 58

    Cukup jelas.

    Pasal 59

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Huruf a

    Yang dimaksud dengan “mulai dan berakhirnyaKeputusan dengan batas waktu” adalah Keputusanyang mencantumkan adanya ketentuan pembatasandengan batas waktu.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “mulai dan berakhirnyaKeputusan atas kejadian pada masa yang akandatang” adalah Keputusan yang mencantumkanadanya ketentuan pembatasan dengan kejadiantertentu.

    Huruf c

    Yang dimaksud dengan “mulai dan berakhirnyaKeputusan dengan penarikan” adalah Keputusanyang mencantumkan adanya ketentuan pembatasandengan Keputusan terhadap penarikan Keputusan.

    Huruf d

    Yang dimaksud dengan “mulai dan berakhirnyaKeputusan dengan tugas” adalah Keputusan yangmencantumkan adanya ketentuan pembatasanmulai tugas yang harus dilakukan.

    Huruf e

    Yang dimaksud dengan “mulai dan berakhirnyaKeputusan yang bersifat susulan akibat adanyaperubahan fakta dan kondisi hukum” adalah adanyadata, fakta, dan informasi yang berubah terhadapKeputusan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 22

    Pasal 60

    Cukup jelas.

    Pasal 61

    Cukup jelas.

    Pasal 62

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “sarana elektronis” antara lainfaksimile, surat elektronik, dan sebagainya.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Keputusan yang ditujukan bagi orang banyak atau bersifatmassal antara lain keputusan presiden terkaitpengangkatan pegawai negeri sipil dalam pangkat dankeputusan presiden terkait pensiun pegawai negeri sipil.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Pasal 63

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “perubahan” adalah perubahansebagian isi Keputusan oleh Pejabat Pemerintahan.

    Huruf a

    Yang dimaksud dengan “kesalahan konsideran”adalah ketidaksesuaian penempatan rumusan baikpertimbangan maupun dasar hukum dalamkonsideran menimbang dan/atau mengingat.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “kesalahan redaksional”adalah kelalaian dalam penulisan dan kesalahanteknis lainnya.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560123

    Huruf d

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Pasal 64

    Ayat (1)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Yang dimaksud dengan “cacat substansi” antaralain:

    1. Keputusan tidak dilaksanakan oleh penerimaKeputusan sampai batas waktu yang ditentukan;

    2. fakta-fakta dan syarat-syarat hukum yangmenjadi dasar Keputusan telah berubah;

    3. Keputusan dapat membahayakan dan merugikankepentingan umum; atau

    4. Keputusan tidak digunakan sesuai dengantujuan yang tercantum dalam isi Keputusan.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 24

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Pasal 65

    Cukup jelas.

    Pasal 66

    Cukup jelas.

    Pasal 67

    Cukup jelas.

    Pasal 68

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Contoh Keputusan yang berakhir dengan sendirinya:

    Keputusan pengangkatan pejabat yang masa jabatan yangbersangkutan telah berakhir, maka Keputusanpengangkatan tersebut dengan sendirinya menjadi berakhirdan tidak mempunyai kekuatan hukum.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Apabila ketentuan peraturan perundang-undanganmengatur tentang masa berlakunya suatu Keputusan,sedangkan dalam Keputusan pengangkatan pejabat yangbersangkutan tidak dicantumkan secara tegas makaberakhirnya Keputusan memerlukan penerbitanKeputusan baru demi kepastian hukum.

    Contoh dalam hal terjadi perubahan struktur organisasipemerintahan dari organisasi yang lama ke organisasibaru yang berakibat pada perubahan nomenklatur jabatan,sedangkan pemangku jabatan tidak ditentukan masaberlakunya dalam keputusan pengangkatan, makadiperlukan penetapan keputusan baru untuk mengakhirimasa jabatan pejabat yang bersangkutan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560125

    Pasal 69

    Cukup jelas.

    Pasal 70

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Pengembalian uang ke kas negara dilakukan baik olehPejabat Pemerintahan yang terkait maupun WargaMasyarakat yang telah menerima pembayaran yangdikeluarkan oleh pemerintah.

    Pasal 71

    Ayat (1)

    Huruf a

    Yang dimaksud dengan “kesalahan prosedur” adalahkesalahan dalam hal tatacara penetapan Keputusanyang tidak sesuai dengan persyaratan dan tatacarayang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau standar operasional prosedur.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “kesalahan substansi”adalah kesalahan dalam hal tidak sesuainya materiyang dikehendaki dengan rumusan dalamKeputusan yang dibuat, misal terdapat konflikkepentingan, cacat yuridis, dibuat dengan paksaanfisik atau psikis, maupun dibuat dengan tipuan.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 26

    Pasal 72

    Cukup jelas.

    Pasal 73

    Ayat (1)

    Yang dimaksud dengan “salinan/fotokopi” adalah termasukjuga copy collationee.

    Ayat (2)

    Yang dimaksud dengan “dokumen” adalah setiap informasiyang terdokumentasi dalam bentuk tertulis atau bentukelektronik yang dikuasai oleh Badan dan/atau PejabatPemerintahan yang berkaitan dengan aktivitaspenyelenggaraan pemerintahan dan/atau pelayananpublik.

    Kewenangan notaris untuk mengesahkan dokumendilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    Ayat (3)

    Yang dimaksud dengan “terdapat keraguan” adalah karenarobek, penghapusan kata, angka dan tanda, perubahan,kata-kata yang tidak jelas terbaca, penambahan atauhilangnya lembar halaman yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari dokumen.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Pasal 74

    Cukup jelas.

    Pasal 75

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560127

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “banding” adalah bandingadministratif yang dilakukan pada atasan AtasanPejabat yang menetapkan Keputusan konstitutif.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Ayat (5)

    Cukup jelas.

    Pasal 76

    Cukup jelas.

    Pasal 77

    Cukup jelas.

    Pasal 78

    Cukup jelas.

    Pasal 79

    Ayat (1)

    Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandalam negeri melakukan pembinaan dan pengembanganAdministrasi Pemerintahan di daerah.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    Pasal 80

    Cukup jelas.

    Pasal 81

    Ayat (1)

    Cukup jelas.

    Ayat (2)

    Huruf a

    Yang dimaksud dengan “uang paksa” adalahsejumlah uang yang dititipkan sebagai jaminan agarKeputusan dan/atau Tindakan dilaksanakansehingga apabila Keputusan dan/atau Tindakan

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.5601 28

    telah dilaksanakan uang paksa tersebutdikembalikan kepada Pejabat Pemerintahan yangbersangkutan.

    Huruf b

    Yang dimaksud dengan “pemberhentian sementara”adalah pemberhentian dalam tenggang waktutertentu dengan dibebaskan atau tidak menjalankantugas dan wewenang jabatan AdministrasiPemerintahan.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    Ayat (3)

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Yang dimaksud dengan “media massa” adalah mediacetak dan/atau media elektronik baik nasionalmaupun lokal.

    Huruf d

    Cukup jelas.

    Ayat (4)

    Cukup jelas.

    Pasal 82

    Cukup jelas.

    Pasal 83

    Cukup jelas.

    Pasal 84

    Cukup jelas.

    Pasal 85

    Cukup jelas.

    Pasal 86

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

  • No.560129

    Pasal 87

    Huruf a

    Cukup jelas.

    Huruf b

    Cukup jelas.

    Huruf c

    Cukup jelas.

    Huruf d

    Yang dimaksud dengan “final dalam arti luas” mencakupKeputusan yang diambil alih oleh Atasan Pejabat yangberwenang.

    Huruf e

    Cukup jelas.

    Huruf f

    Cukup jelas.

    Pasal 88

    Cukup jelas.

    Pasal 89

    Cukup jelas.

    www.djpp.kemenkumham.go.id