taksonomi tumbuhan tak berpembuluh

33
TAKSONOMI TUMBUHAN TAK BERPEMBULUH “JAMUR” DI SUSUN OLEH : LIA AMELIA (06121009017) 1

Upload: lia-amelia-bj

Post on 27-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

TAKSONOMI TUMBUHAN TAK BERPEMBULUH

“JAMUR”

DI SUSUN OLEH :

LIA AMELIA (06121009017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1

I. PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

(TUMBUHAN,HEWAN, DAN MANUSIA)

A. PENYAKIT PADA TUMBUHAN

Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman

sehingga tanaman tersebut tidak dapat bereproduksi atau mati secara perlahan-

lahan.

Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan :

Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang

Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau

cendawan) dan kekurangan zat tertentu dalam tanah.

Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara

perlahan-lahan.

Jamur

Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang

hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga,

hingga buahnya. Penyebaran jenis penyakit ini dapat disebabkan oleh angin, air,

serangga, atau sentuhan tangan.

Penyakit ini menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya

buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun,

akan menyebabkan bercak – bercak kecokelatan. Dari bercak – bercak tersebut

akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas ke seluruh

permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan rontok.

Jika jamur ini mengganggu proses fotosintesis karena menutupi

permukaan daun. Batang yang terserang umumnya akan membusuk, mula – mula

dari arah kulit kemudian menjalar ke dalam, dan kemudian membusukkan

jaringan kayu. Jaringan yang terserang akan mengeluarkan getah atau cairan. Jika

kondisi ini dibiarkan, jaringan kayu akan membusuk, kemudian seluruh dahan

yang ada di atasnya akan layu dan mati.

2

Contoh penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah sebagai berikut.

1. Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai

Penyebab dari penyakit ini adalah adannya cendawan yang bernama

Colletotrichum capsici. Cendawan ini menyerang bagian buah tanaman

cabai. Gejala awal yang dapat dikenali dari serangan penyakit tanaman

cabai ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap, sedikit terbenam dan

berair. Dalam waktu yang tidak lama maka buah akan berubah menjadi

coklat kehitaman dan membusuk. Belum ada cara untuk mengembalikan

buah yang terkena cendawan ini 100%.

2. Penyakit garis kuning pada daun

Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Fusarium

oxysporum. Cendawan ini menyerang bagian daun tanaman yang belum

terbuka. Menyerang pada tanaman kelapa terutama bibit. Gejala serangan

yang ditimbulkan adalah Infeksi penyakit sudah terjadi pada saat daun

belum membuka, Setelah daun membuka akan tampak adanya bulatan-

bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat tempat

konidiofora, Bagian-bagian tersebut kemudian mengering.

3. Penyakit batang dry basal rot.

Penyebab dari penyakit ini adalah cendawan yang bernama Ceratocyctis

paradoxa.cendawan ini menyerang bagian buah pada tanaman. Menyerang

pada tanaman kelapa – kelapan. Gejala serangan yang bisa diamati tandan

buah yang sedang berbunga mengalami pembusukan, pelepahnya mudah

patah, tetapi daun tetap berwarna hijau untuk beberapa saat, meskipun

pada akhirnya akan membusuk dan mengering. Semua gejala tersebut

sesungguhnya disebabkan karena terjadinya pembusukan (busuk kering)

pada pangkal batang.

4. Penyakit busuk tandan (bunch rot)

Penyebab dari penykit ini adalah cendawan yang bernama Marasmius

palmivorus sharples. Tanaman ini juga menyerang tanaman kelapa sawit.

Gejala serangan buah yang matang dan dapat menembus daging buah,

sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Pengendalian tindakan

3

pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan dan sanitasi

kebun terutama pada musim hujan.

5. Penyakit Akar Putih

Penyebabnya adalah cendawan yang bernama Rigidoporus lignosus.

Cendawan ini menyerang tanaman karet. Gejala yang bisa diamati adalah

tanaman yang terserang warna daunnya menjadi pucat, ranting-ranting

ujungnya mati, dan kadang-kadang tanaman muda yang teserang berbunga

lebih awal. Akar tanaman yang terserang terdapat hifa cendawan yang

berwarna putih. Penularan penyakit akar putih terjadi melalui

persinggungan antara akar karet dengan sisa-sisa akar tanaman lama.

6. Penyakit Hawar Daun Kentang.

Daun kentang yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala – gejala yaitu

bercak nekrosis di tepi – tepi daun, terutama pada suhu rendah dan

kelembaban serta curah hujan tinggi.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Pengendalian

terhadap penyakit tersebut adalah dengan menanam kentang yang tahan

penyakit, menggunakan bibit kentang yang sehat, dan melakukan

penyemprotan dengan fungisida.

7. Penyakit pada padi

Penyakit pada ruas batang dan butir padi disebabkan oleh jamur

Pyricularia oryzea. Ruas – ruas batang menjadi mudah patah dan tanaman

padi akhirnya mati. Selain itu, terdapat pula penyakit yang menyebabkan

daun padi menguning. Penyakit ini disebabkan oleh jamur

Magnaporthegrisea.

8. Penyakit embun tepung.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Peronospora parasitica. Jamur ini

kadang – kadang menyerang biji yang sedang berkecambah sehingga biji

menjadi keropos dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang

menyerang daun pertama pada kecambah sehingga tumbuhan menjadi

kerdil. Tumbuhan kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun – daunnya

terdapat kercak – bercak hitam. Untuk memberantas jamur ini dilakukan

4

pengendalian secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida pada

tanaman yang terserang jamur.

9. Penyakit Bercak Daun

Petogen penyebab penyakit ini adalah jamur Pestalotia palmarum. Gejala

bercak timbul pada daun tanaman yang masih muda, mula-mula bercak

tersebut transparan, kemudian bercak menjadi kuning kecoklatan sampai

kelabu. Daun yang terserang menjadi lebih cepat gugur. Pada tanaman

yang sudah berbuah penyakit ini tidak terlalu berbahaya.

Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan bagian tanaman yang

terserang. Untuk mencegah serangan di pembibitan biasanya dilakukan

penyemprotan dengan larutan fungisida.

10. Penyakit Busuk Daun Bawang Merah

Daun bawang merak yang terkena penyakit busuk daun menunjukkan

gejala –gejala, yaitu didekat ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika

kondisi lingkungan lembab, dipermukaan daun berkembang jamur

berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan mengering.

Daun yang telah mati berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.

Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor.

Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara

menggunakan benih yang sehat atau bebas dari penyakit, membakar daun

– daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.

11. Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Putih

Bawang putih yang terkena penyakit bercak ungu menunjukkan gejala –

gejala, yaitu pada daunnya tampak bercak kecil, melekuk berwarna putih

hingga kelabu. Jika ukurannya membesar, bercak terlihat “bercincin –

cincin” dan warnanya agak keunguan. Tepi bercak berwarna kemerahan

atau keunguan, dikelilingi oleh warna kuning yang bisa meluas ke atas

atau ke bawah.

Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur

Alternaria porri. Pengendalian terhadap penyakit tersebut dilakukan

dengan cara menanam bawang putih pada lahan yang mempunyai saluran

5

air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan penyemprotan

fungisida.

B. PENYAKIT PADA HEWAN

1. Aspergilosis

Bila dikaji lebih jauh, Aspergilosis merupakan penyakit pernafasan atau

brooder pneumonia yang disebabkan oleh cendawan dari genus aspergilus yang

dapat menyerang manusia disamping ternak.

Penyakit ini sering dijumpai pada unggas seperti pada ayam dan itik,

sedang pada ternak lainnya kasusnya sangat jarang ditemukan. Pada ayam, infeksi

akibat aspergilosis dapat ditemukan pada alat pernafasan termasuk kantong udara

dengan tingkat penyebaran yang cukup tinggi melalui darah ke bagian lain dari

tubuh ayam.

2. Aflatoksikosis

Sementara itu, tercemarnya pakan ternak oleh aflatoksin menurut Dewi Febrina

SPt MP dapat juga menyebabkan terganggunya fungsi metabolisme, absorpsi

lemak, penyerapan unsur mineral berupa tembaga, besi, kalsium, fosfor, dan beta

karoten, serta terjadinya kerusakan pada kromosom, perdarahan dan memar.

“Inilah penyebab awal terhambatnya pertumbuhan ternak, penurunan

produksi, melemahnya sistem kekebalan tubuh, dan disisi lain sifat

immunosupresif aflatoksin diduga dapat menyebabkan kegagalan vaksinasi,

bahkan kejadian ini dapat berakhir pada kematian,” jelas alumni pasca sarjana

Unand ini dengan mantap.

3. Kandidiasis

Penyakit lain yang juga tak kalah pentingnya diketahui peternak adalah

kandidiasis yang juga masih dipromotori jamur, bersifat infeksi pada saluran

6

pencernaan terutama tembolok, dan kadang-kadang pada rongga mulut, esofagus

dan proventrikulus.

Masa inkubasi tidak tetap artinya selalu bervariasi tergantung pada kondisi

daya kebal tubuh ternak dimaksud. Penyakit ini ditemukan pada ayam, terutama

peternakan ayam komersial, dengan gejala klinik pada ayam muda seperti

gangguan pertumbuhan, pucat, lesu, lesi gatal pada ulkus kulit dan selaput lendir,

pneumonitis, dan bulu berdiri.

Penampakan lain yang juga tak kalah pentingnya dalam mengidentifikasi

kandidiasis ini adalah kondisi bulu di sekitar kloaka yang kotor, ini disebabkan

adanya tempelan feses penderita akibat keradangan pada kloaka. Berbeda dengan

aspergilosis, kandidiasis disebabkan oleh Candda albicans, merupakan jamur

yeast atau ragi dari famili fungi.

4. Abortus pada sapi

Hampir semua abortus mikotik pada sapi disebabkan oleh dua kelompok

jamur. Sekitar 60 sampai 80 persen disebabkan oleh Aspergillus spp dan

kebanyakan adalah Aspergillus fumigatus. Jenis Mucorales bertanggung jawab

atas keguguran mikotik selebihnya Kejadian abortus mikotik bervariasi dari 0,5

sampai 16 persen dari semua abortus pada sapi 

Aspergillus terdapat dimana-mana dan umumnya bersifat saprofit. Jamur

memasuki tubuh hewan melalui pernapasan dan makanan. Spora jamur kemudian

dibawa ke plasenta melalui aliran darah dari laesio lain pada saluran

pencernaan. Hasil penularan ini secara gradual menyebabkan plasentitis,

hambatan pemberian makanan pada saluran fetus, kematian fetus dan abortus

dalam waktu beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Kebanyakan

abortus terjadi pada bulan kelima sampai ketujuh masa kebuntingan, tetapi dapat

berlangsung dari bulan keempat sampai waktu partus. Fetus umumnya

dikeluarkan dalam keadaan mati, tetapi pada beberapa kasus terjadi kelahiran

prematur atau fetus lahir pada waktunya dalam keadaan hidup tapi lemah dan mati

segera sesudah lahir. 

7

Abortus dapat menyebabkan kerusakan selaput fetus, endometrium,

retensio plasenta dan ketidaksuburan sesudah abortus. Secara ekonomi, abortus

merupakan salah satu masalah besar bagi peternak karena kehilangan fetus dan

dapat juga diikuti dengan penyakit pada rahim serta ketidaksuburan untuk waktu

yang lama. Apabila abortus disebabkan oleh faktor infeksius, maka hal tersebut

dapat mengancam kesehatan semua sapi betina di dalam kelompoknya.

5. Jamur (Ringworm) Yang Menular Dari Kucing

Penyebab jamur pada kucing ini disebabkan oleh oleh beberapa spesies

seperti Staphylococcus, Itermedius, Malassezia pachydermatis, Microsporum

canis, Microsporum gypseum, Trichophyton mentagrophytes. Jamur yang paling

sering menyerang anjing dan kucing adalah spesies jamur yang bernama

Microsporum canis.

Beberapa hewan (terutama kucing) dapat terinfeksi dan menjadi carrier,

menularkan jamur pada hewan lain maupun pada manusia. Jamur yang

disebabkan oleh organisme ini disebut juga ringworm, dapat sembuh sendiri

dalam waktu 4-6 bulan. Kucing dengan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat

terinfeksi tetapi sama sekali tidak menunjukan gejala tertular. Ringworm yang

pernah sembuh sekalipun dapat tumbuh kembali ditempat yang sama hingga 6

bulan kemudian.

Ringworm menyebar melalui kontak dengan bulu atau ketombe yang

terinfeksi dan mengandung spora. Spora jamur terdapat tersebar dimana-mana

seperti di lantai, bulu yang rontok, kandang, peralatan makan dan minum kucing,

tempat tidur kucing, dan lain-lain. Hewan yang masih muda, tua, menyusui, atau

hamil dengan kekebalan tubuh rendah rentan terhadap infeksi jamur ini.

C. PENYAKIT PADA MANUSIA YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada

manusia. Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu

mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis

yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera

8

jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan

mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti

jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.

Beberapa jenis mikosis superfisial antara lain sebagai berikut.

a. Tinea capitis

Merupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala

dan rambut kepala, yang disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan

Trichophyton. Gejalnya adalah rambut yang terkena tampak kusam,

mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang

botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan

bernanah.

b. Tinea favosa

Merupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan

kuku. Penyebabnya adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalnya berupa

bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk

kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila

diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.

c. Tinea barbae

Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan

kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton

mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.

d. Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)

Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama

kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah.

Penyebabnya adalah Trichophyton sp.

e. Tinea cruris

Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas

sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit

sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau

Trichophyton sp.

9

f. Tinea versicolor (panu)

Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih

kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu

punggung, axilla, leher dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah

Malassezia furtur.

malassezia furfur

g. Tinea circinata (Tinea corporis)

Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana

terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa

gatal. Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.

h. Otomycosis (Mryngomycosis)

Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit di

sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi

sekunder akan menjadi bernanah. Penyebabnya adalah Epidermophyton

floccosum dan Trichophyton sp.

Beberapa jenis mikosis sistemik antara lain sebagai berikut :

a. Nocardiosis

Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni terjadi

pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang-lubang yang

10

mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Penyebabnya adalah

Nocardia asteroides.

b. Candidiasis

Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti

hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina. Infeksi ini terjadi

karena faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah kulit yang

lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah Candida albicans.

c. Actinomycosis

Merupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan granulomatous,

bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula. Penyebabnya adalah

Actinomyces bovis.

d. Maduromycosis (Madura foot)

Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa

granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.

Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang,

timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus

yang mengeluarkan nanah dan granula. Penyebabnya adalah Allescheris

boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella

grisea

e. Coccidioidomycosis

Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh

Coccidioides immitis. Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain, berupa

batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan pleuritis,

f. Sporotrichosis

Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan terjadinya

benjolan gumma, ulcus dan abses yang biasanya mengenai juga kulit dan

kelenjar lympha superfisial. Penyebabnya adalah Sporotrichum schenckii.

Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian

membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk

ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan lympha.

11

g. Blastomycosis

Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan

sistem saraf. Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan

Blastomyces brasieliensis. Blastomycosis kulit gejalanya brupa papula

atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan

granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher,

lengan dan kaki. Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip

tuberculosis.

II. PERANAN JAMUR SEBAGAI OBAT

Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak

berklorofil, namun memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya

bersifat sebagai saprofit atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

Sebagai saprofit, jamur hidup pada sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di

tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau kotoran hewan. Sedangkan sebagai

parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain dan biasanya merugikan

media yang ditempelinya.

Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian

besar jamur akan tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu

dingin. Reproduksi jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan

generatif. Perkembangbiakan vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk

spora, membelah diri, serta pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan

generatif dilakukan melalui pembentukan spora askus, konjugasi, dan

menggunakan hifa yang akan menghasilkan zigospora.

Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkembangbiak, jamur juga

terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun yang

berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamur yang dibudidayakan masyarakat

adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa dimakan

atau dimanfaatkan sebagai obat. Untuk mengetahui macam-macam jamur

12

konsumsi dan manfaatnya, berikut kami informasikan jenis jamur berdasarkan

habitat hidupnya.

1. Golongan Jamur Kayu

Jamur Tiram

Jamur tiram (Pleurotus sp) atau yang lebih dikenal dengan sebutan oyster

mushroom memiliki bentuk tubuh yang menyerupai cangkang kerang atau tiram

dengan bagian tepi yang bergelombang. Jenis jamur ini cukup mudah untuk

dibudidayakan, sehingga banyak digemari para konsumen maupun pelaku usaha.

Manfaat : Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang paling sering

dimanfaatkan menjadi aneka makanan olahan jamur. Biasanya jamur tiram diolah

menjadi sate jamur,keripik jamur tiram, gule jamur, jamur crispy, dll.

Jamur Kuping

Jamur kuping (Auricularia sp) merupakan jenis jamur yang memiliki kandungan

protein mineral, dan vitamin yang cukup tinggi serta bebas kolesterol. Jamur jenis

ini bisa dibudidayakan di daerah beriklim dingin sampai panas, dengan suhu rata-

rata 20-30ºC dan kelembapan 80-90%. Selain dijual dalam keadaan segar, jamur

kuping kering juga laku dipasaran dengan harga yang cukup mahal.

Manfaat : Jamur kuping sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran ketika

memasak soup jamur, sayur kimlo, keripik jamur, nasi goreng jamur, tauco jamur,

sukiyaki, dan bakmi jamur dengan cita rasa yang sangat lezat. Selain itu jamur

kuping hitam juga dimanfaatkan sebagai obat sakit jantung, pembuluh darah

dengan endapan (aterosklerqsis), penurun kolesterol dan trigliserid, antiplatelet

dan antipengentalan darah, serta sebagai antipendarahan.

Jamur Shitake

13

Jamur shitake (Lentinus sp) sering disebut juga dengan nama hioko atau Chinese

black mushroom. Jamur jenis ini bisa tumbuh di gelondongan kayu atau

dibudidayakan dengan media berupa serbuk gergaji kayu.

Manfaat : Jamur shitake dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan untuk

sayur lalapan atau dimasak menjadi aneka makanan olahan jamur. Selain itu

jamur shitake juga dimanfaatkan sebagai obat, karena mengandung lentinen yang

berfungsi sebagai anti-kanker.

Jamur Lingzhi

Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) merupakan salah satu jenis jamur yang

dikenal masyarakat sebagai jamur obat. Bahkan saat ini jamur yang memiliki

bentuk seperti kipas ini disebut sebagai raja obat dari jamur, karena khasiatnya

dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit.

Manfaat : Jamur lingzhi merupakan bahan obat yang sering digunakan sebagai

campuran minuman atau dibuat dalam bentuk kapsul. Kandungan senyawa yang

terdapat dalam jamur lingzhi berkhasiat meningkatkan kesehatan dan kebugaran

konsumennya, serta bisa juga sebagai pencegah kanker dan mencuci bahan-bahan

beracun yang ada di dalam tubuh.

Jamur Maitake

Jamur Maitake (Grifola sp) memiliki sebutan khusus yaitu “Hens of the wood”

atau ayam betina dari kayu. Sebutan ini diberikan karena bentuk jamur maitake

sangat mirip dengan jengger ayam. Seperti halnya pada jamur lingzhi, jamur

maitake juga dikenal masyarakat sebagai bahan obat.

Manfaat : Kandungan senyawa pada jamur maitake dipercaya memiliki

kemampuan sebagai anti-kanker dan anti-HIV. Biasanya pemanfaatan jamur

maitake bisa berupa ekstrak maupun dalam bentuk serbuk.

2. Golongan Jamur Kompos

Jamur Merang

14

Jamur merang (Volvariella sp) merupakan jamur kompos yang banyak digemari

masyarakat. Biasanya jamur ini tumbuh ditumpukan jerami yang membusuk pada

saat musim panen padi berlangsung. Untuk membudidayakannya bisa

menggunakan jerami atau merang, limbah kapas, limbah kertas, ampas sagu, atau

serbuk gergaji kayu.

Manfaat : Jamur merang dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pangan yang

diolah menjadi aneka macam masakan jamur. Seperti diolah menjadi soup jamur,

tumis jamur, sate jamur, dll.

Jamur Champignon/Jamur Kancing

Jamur champignon (Agaricus sp) biasa disebut juga jamur kancing. Bentuk jamur

ini sekilas sangat mirip dengan jamur merang, yang membedakannya hanya pada

batang jamur kancing terdapat bentuk yang menyerupai cincin, serta memiliki

warna putih bersih.

Manfaat : Rasanya yang nikmat membuat jamur champignon digemari para

konsumen sebagai salah satu bahan makanan yang sehat dan kaya manfaat.

Biasanya jamur kancing ini digunakan sebagai bahan campuran dalam sebuah

masakan.

III. CIRI DAN KLASIFIKASI JAMUR

A.   CIRI – CIRI JAMUR

15

Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki

membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak

mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat

saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme) membentuk lichenes.

Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh

terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang

bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium, yang berfungsi

menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang terletak antara

kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki

houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel

inangnya.

Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara

generatif / seksual. Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun

fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk zygospora, askospora,

dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat (berumur pendek). 

Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang

cahaya  matahari.

B.   KLASIFIKASI JAMUR

1.    Zygomycota

Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal

a.    Ciri-ciri Zygomycota

Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).

Dinding sel tersusun dari kitin.

Reproduksi aseksual dan seksual.

Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.

Contoh :

Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti

16

Rhizophus oryzae,  Jamur  tempe

Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat

Mucor mucedo, Saprofit pada  kotoran ternak dan makanan

b.  Reproduksi Zygomiyota

1.   Aseksual

Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.

Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh

jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.

Sporangium menghasilkan spora baru.

2.   Seksual

Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung

hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid.

Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora

berkecambah tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis

dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok

akan tumbuh menjadi hifa.

17

2.   Ascomycota

a.   Ciri-ciri Ascomycota

Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.

Bersel satu atau bersel banyak.

Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan

ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.

Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang

berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora

merupakan hasil dari reproduksi generatif.

Dinding sel dari zat kitin.

Reproduksi seksual dan aseksual.

b.   Contoh:

Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga

roti dapat mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada

pembuatan tape).

18

Penicilium

Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.

Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.

Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)

Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)

Aspergilus

Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco

Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah

Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang  menyebabkan

kanker hati (hepatitis)

Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada  aves

Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.

Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika,

karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.

Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina

19

Reproduksi Ascomycota

3.   Basidiomycota

Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora

berbentuk gada (basidia).

a.   Ciri-ciri Basidiomycota

Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.

Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari

bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya

lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya

basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.

Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan

ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.

Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).

b.  Contoh Basidiomycota

Volvariela volvacea (jamur merang)

Auricularia polytricha (jamur kuping)

Pleurotus sp (jamur tiram)

Polyporus giganteus (jamur papan)

20

Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun

yang mematikan

Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)

Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung

Ganoderma aplanatum (jamur kayu)

Jamur Shitake

Reproduksi Basidiomycota

21

4.   Deuteromycota

Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya),

karena  belum diketahui perkembangbiakannya  secara seksual

a.    Ciri-ciri Deuteromycota

Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis

Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah

Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.

Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-

hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya

b.   Contoh Deuteromycota

Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.

Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.

Melazasia fur-fur, penyebab panu.

Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.

Fusarium, hidup pada tanaman tomat.

Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penyakit pada tumbuhan. cahyantiimanuel.blogspot.com. (di akses

8 September 2013 pukul 12.15 WIB)

Anonim.___. Ciri dan klasifikasi jamur. aslam02.wordpress.com (di akses 8

September 2013 pukul 13.00 WIB)

Anonim.___. Macam-macam jamur dan manfaatnya. bisnisukm.com (di akses 8

September 2013 pukul 12.00 WIB)

Anonim. ___. Tanaman obat khasiat manfaat jamur ling zhi ganoderma lucidum.

hkiathidupsehat.com. (di akses 8 September 2013 pukul 15.19 WIB)

Anonim.2009. penyakit yang disebabkan oleh jamur.

mawarmawar.wordpress.com. (di akses 8 September 2013 pukul 16.13

WIB)

Anonim. 2007. Penyakit jamur terkait pakan ternak. www.majalahinfovet.com (di

akses 8 September 2013 pukul 17.15 WIB)

Anonim.___. Abortus sapi. http://id.wikipedia.org/wiki. (di akses 8 September

2013 pukul 12.15 WIB)

23