tabloid diplomasi februari 2017 versi pdf

24
tidak untuk diperjualbelikan Media Komunikasi dan Interaksi Diplomasi tabloiddiplomasi.org [email protected] @diplik_Kemlu No. 102 tahun x tabloid Tgl. 15 FEbruari - 14 Maret 2017 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Direktorat Diplomasi Publik Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telepon : 021-3813480 Faksimili : 021-3858035 Kemenlu Fasilitasi BUMN dan UMKM Untuk Melakukan Ekspansi Pasar Prioritas politik luar negeri di bidang Diplomasi Ekonomi

Upload: chariri-makmun

Post on 21-Apr-2017

55 views

Category:

Government & Nonprofit


3 download

TRANSCRIPT

tidak untuk diperjualbelikan

Media Komunikasi dan Interaksi

Diplomasi tabloiddiplomasi.org [email protected] @diplik_Kemlu

No. 102 tahun x

tabloidTgl. 15 FEbruari - 14 Maret 2017

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Direktorat Diplomasi PublikJalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110Telepon : 021-3813480Faksimili : 021-3858035

Kemenlu Fasilitasi BUMN dan UMKMUntuk Melakukan Ekspansi Pasar

Prioritas politik luar negeri di bidang Diplomasi Ekonomi

Surat Pembacacatatan redaksi

KUPAS TEMA DIPLOMASI EKONOMI

Sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, saya selalu membaca

Tabloid Diplomasi, yang saya nilai sangat bermanfaat, khususnya

dalam memberikan informasi mengenai perkembangan diplomasi

Indonesia dan juga berbagai upaya yang dilakukan pemerintah

dalam bidang diplomasi.

Mengingat bahwa pada pemerintahan Presiden Jokowi saat ini,

diplomasi Indonesia lebih difokuskan kepada bidang ekonomi

yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan rakyat

Indonesia, maka melalui surat ini saya mengusulkan agar Tabloid

Diplomasi mengupas mengenai diplomasi ekonomi. Saya kira ini

tidak saja akan bernanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa seperti

saya, tetapi juga bagi para pembaca Tabloid Diplomasi lainnya.

Demikian usul saya, atas perhatian dan perkenan tim redaksi

Tabloid Diplomasi, saya ucapkan terima kasih. Salam Diplomasi.[]

Fitria Briliana, Mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang.

POROS MARITIM DALAM DIPLOMASI

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan, dan oleh karena itu

maka sudah sepatutnya jika Indonesia lebih fokus untuk menjadi

negara maritim. Indonesia harus lebih fokus untuk menggali dan

mengembangkan sumber daya maritim sebagai sumber daya utama

kita di masa mendatang.

Sejak era Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur), Indonesia sudah

berupaya merubah dirinya dari sebuah ‘negara agraris’ menjadi

sebuah ‘negara maritim’. Dan sekarang ini, Presiden Jokowi

semakin memperkuat dan berupaya menjadikan Indonesia sebagai

‘Poros Maritim Dunia’.

Di sisi lain, belum seluruh rakyat Indonesia memahami tentang apa

itu ‘negara maritim’ dan apa itu poros maritim dunia’. Dengan ini

maka saya harapkan agar Taboid Diplomasi mengupas tentang dua

hal tersebut. Demikian, salam Diplomasi dan sukses selalu.[]

Desy Rahmawati, Mahasiswa Universitas Parahyangan, Bandung.

Salam Diplomasi,Para pembaca Tabloid

Diplomasi yang terhormat, pada edisi kali ini tampilan Tabloid Diplomasi agak berbeda dari sebelumnya. Ini merupakan salah satu upaya kami agar Tabloid Diplomasi selalu tampil segar serta semakin nyaman untuk dibaca.

Khusus pada edisi 102 kali ini, kami mengusung tema diplomasi ekonomi, dimana berbagai artikel yang kami suguhkan adalah seputar pelaksanaan diplomasi ekonomi serta berbagai upaya yang dilakukan, baik pada tataran pemerintah maupun kalangan swasta, berikut capaian-capaian yang telah diraih.

Sekarang ini, perekonomian dunia telah mengalami pergeseran kekuatan yang terjadi dari satu wilayah ke wilayah yang lain dan dari satu negara ke negara yang lain. Di sisi lain juga terjadi kelesuan ekonomi dalam bentuk perlambatan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, sekarang ini Indonesia juga tengah menggarap pasar-pasar baru yang prospektif, diantaranya Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Produk-produk Indonesia, baik berupa barang manufaktur, pakaian, makanan, peralatan bermesin, komponen elektronik dan sebagainya dinilai memiliki beberapa keunggulan dibandingkan produk-produk sejenis yang dihasilkan oleh negara lain. Oleh karenanya, produk-produk Indonesia dinilai sangat prospektif dan memiliki peluang yang besar

di pasar internasional, khususnya di Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin. Berbagai peluang yang ada memang harus bisa dimanfaatkan dengan baik dan maksimal serta digarap dengan lebih intensif.

Terkait dengan hal tersebut, Menlu RI juga telah melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara Afrika Sub Sahara dengan melibatkan sektor BUMN dan swasta nasional dalam upaya meningkatkan nilai perdagangan dan investasi, termasuk juga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Melengkapi berbagai artikel yang kami suguhkan pada edisi kali ini, disamping artikel seputar Kelompok Kerja (Pokja) diplomasi ekonomi, juga kami tampilkan mengenai kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi yang menyertakan sejumlah besar pengusaha dalam rombongan delegasinya. Kunjungan ini diharapkan menjadi salah satu kunjungan yang membawa dampak ekonomi yang besar bagi Indonesia.

Para pelaku bisnis di dalam negeri tentunya juga harus didorong untuk turut berperan serta dalam upaya memajukan ekonomi Indonesia. Segenap pihak yang terkait dalam upaya ini harus bekerja sama dengan baik melalui apa yang disebut sebagai “Indonesia Incorporated”.

Selamat membaca, dan semoga bermanfaat.[]

Salam Diplomasi

daftar isi

PENANGGUNG JAWABDuta Besar Niniek K. Naryatie(Plt. Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik)Al Busyra Basnur(Direktur Diplomasi Publik)Azis Nurwahyudi(Sekretaris Direktorat Jenderal IDP)

REDAKTURArif Suyoko

PENYUNTING/EDITOR Agus HeryanaBambang PrihartadiTangkuman AlexanderAgus Badrul JamalEtty RachmawatiPinkan O TulungCherly Natalia PalijamaPurnowidodoMeylia WulandariKhaririCahyono

DESAIN GRAFIS DAN FOTOGRAFIAlfons M. SroyerArya Daru PangayunanIbnu SulhanTsabit Latief

SEKRETARIATMahendraHesty M. LonmasaDarmia DimuOrchida SekarratriAgus UsmawanKistonoDewa Putu SastrawanIskandar Syahputra

Alamat RedaksiDirektorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri RI, Lt. 12Jl. Taman Pejambon No.6, Jakarta Pusat Telp. 021- 68663162,3863708, Fax : 021- 29095331, 385 8035

Tabloid Diplomasi edisi bahasa Indonesia dan Inggris dapat didownload di :http://www.tabloiddiplomasi.orgEmail : [email protected]

Diterbitkan oleh Direktorat Diplomasi Publik, Direktorat Jenderal IDPKementerian Luar Negeri R.I.

Wartawan Tabloid Diplomasi tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber.

Wartawan Tabloid Diplomasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Tabloid Diplomasi, segera hubungi redaksi.

Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email:[email protected]

FOKUS UTAMA Diplomasi Ekonomi Secara Total _ 4Sekilas Pokja Diplomasi Ekonomi _5Mengukur Capaian Diplomasi Ekonomi _ 5Langkah-Langkah Penguatan Diplomasi Ekonomi _6Perwakilan RI Ujung Tombak Diplomasi Ekonomi _7

FOKUSKemenlu Aktif Fasilitasi BUMN dan UMKM Untuk Melakukan Ekspansi Pasar _8Perlu Mengemas Paket Investasi Lebih Menarik _9Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Indonesia _10Indonesia Mesir Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi _11Produk Indonesia Sangat Kompetitif di Mesir _12Perkembangan Hubungan Bilateral RI-Mesir di Sektor Perdagangan _13RI – Afrika Selatan Kembangkan Kerja Sama Ekonomi _14

SOROT Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Di Kawasan Afrika Bisa Dibuka - Melalui Forum Regional _15Peningkatan Kerjasama Ekonomi dengan Kawasan Afrika _16Indonesia Bidik Pasar Prospektif _17Diplomasi Ekonomi Menindaklanjuti Kunjungan Raja Salman _18Kemenlu dan Bank Indonesia Kerja Sama Tingkatkan Diplomasi Ekonomi _19

LENSAProduk Makanan Olahan Membidik Pasar Jepang _20Target Ekspor 2019 _20Beberapa Kegiatan Perwakilan RI Dalam Diplomasi Ekonomi, di Triwulan I Tahun 2017 _21Memaksimalkan Potensi Pariwisata Indonesia _22Menggerakkan Roda Diplomas Ekonomi, Dari berbagai Lini _23Tingkatkan Minat Masyarakat, Kemenlu Gelar Pekan Literasi Asia Afrika _24

Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Di Kawasan Afrika

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Diplomasi Ekonomi Secara Total

Sebanyak 132 Perwakilan RI di luar negeri akan menjadi ujung tombak bagi diplomasi ekonomi

Indonesia.Hubungan baik dalam

bidang sosial budaya juga bisa menjadi pemicu bagi hubungan lainnya yang saling menguntungkan, seperti misalnya perdagangan, investasi, dan pariwisata. Semua itu akan membawa implikasi ekonomi bagi hubungan kerjasama bilateral yang baik dengan Negara sahabat. Kementerian Luar Negeri akan menerjemahkan hubungan baik yang berjalan selama ini dengan negara-negara sahabat untuk diarahkan pada kerjasama ekonomi yang konkrit.

Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus bersinergi dengan dunia usaha dalam pengembangan ekonomi. Ketika misalnya Pemerintah melakukan kerja sama memberikan bantuan kerja sama teknis di bidang pertanian kepada suatu negara, tentunya kita akan mengirim produk-produk dalam negeri kita, apakah itu berupa traktor, pupuk, bibit dan produk-produk lainnya.

Semestinya produk-produk yang kita kirim tersebut menjadi suatu kebutuhan di

negara-negara yang kita bantu. Dengan demikian maka bantuan kerjasama teknik membuka pasar produk Indonesia di negara yang kita bantu tersebut.

Ada istilah yang mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta’. Melalui program bantuan teknis itu sebenarnya pemerintah sudah melakukan pengenalan produk-produk dalam negeri. Selanjutnya tinggal bagaimana melakukan maintenance terhadap hal ini. Apakah dunia usaha kita siap untuk melayani permintaan dari negara bersangkutan. Kemudian apakah kita sudah siap untuk mengatasi hambatan persoalan pembayaran apabila negara bersangkutan tidak memiliki cukup sumberdaya untuk bisa melakukan pembayaran.

Terkait hal itu, pemerintah sudah melakukan kerja sama dengan Bank Exim. Jadi pendekatannya adalah kerja sama yang komprehensif, melibatkan semua stakeholder, karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendirian. Dalam hal ini juga termasuk program lembaga aggregator yang bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM agar bisa berkiprah di pasar internasional.

Jika ada UMKM dari Indonesia yang mengikuti

kegiatan pameran, dan kemudian mendapatkan respon yang bagus berupa pemesanan produk dalam jumlah besar, maka lembaga aggregator akan membantu jika UMKM bersangkutan menemui kesulitan dalam memenuhi pesanan tersebut. Kesulitan itu bisa berupa kurangnya modal kerja, sempitnya waktu pengiriman, terbatasnya kapasitas produksi dan lain sebagainya.

Pemerintah telah menunjuk PT Sarinah sebagai salah satu aggregator. Jika terdapat kendala dan kesulitan yang dihadapi oleh UMKN untuk bertransaksi ke luar negeri, maka PT Sarinah yang akan melakukan kontak dengan produsennya. Kalau UMKM yang menjadi produsen produk itu mampu memenuhi permintaan tersebut dengan baik dan tanpa hambatan, maka hal itu sepenuhnya diserahkan kepada UMKM bersangkutan. Tapi jika UMKM itu tidak mampu memenuhi permintaan tersebut, PT Sarinah akan menawarkan bantuan untuk dikerjakan bersama. Apa yang menjadi hambatan akan dicarikan bagaimana solusinya.

Dalam diplomasi ekonomi memerlukan yang namnya “Indonesia Incorporated” agar peluang yang ada tidak

lepas begitu saja. Karena jika pelaku usaha kita tidak mampu memenuhi permintaan tersebut maka pihak buyer akan memesan kepada pihak lain.

Tentunya segala cara bisa dapat dimanfaatkan sebagai upaya peningkatan diplomasi ekonomi, termasuk program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI). Setelah ditempatkan di berbagai daerah di Indonesia selama kurang lebih 3 bulan, para peserta program BSBI ini bisa menjadi Friends of Indonesia dan menjadi agen kita di luar negeri.

Selama berada di Indonesia, mereka akan memperoleh pengalaman, tidak saja berupa pengalaman dan pengetahuan di bidang seni dan budaya Indonesia, tetapi juga di bidang pariwisata, bahasa, busana, dan kuliner Indonesia.

Mereka bisa dimanfaatkan untuk melakukan ‘getok tular’, deret ukur atau multiplayer effect dalam hal pengenalan Indonesia di luar negeri, karena mereka memiliki keluarga, kerabat, dan juga teman. Kalau bisa, ketika kembali ke negaranya masing-masing, mereka membawa oleh-oleh berupa produk busana dan kuliner Indonesia. Karena mereka adalah bibit-bibit yang nantinya bisa mempromosikan produk-produk Indonesia.[]

DALAM MELAKSANAKAN DIPLOMASI EKONOMI KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI MELAKSANAKAN TUGAS SECARA TOTAL. SEMUA PELUANG YANG ADA HARUS DIOPTIMALKAN, SELURUH KEGIATAN DAN HUBUNGAN BAIK DENGAN BERBAGAI PIHAK DI LUAR NEGERI, HARUS DIMANFAATKAN SECARA BAIK DAN MAKSIMAL. KEMENLU AKAN MEMANFAATKAN HUBUNGAN DAN KERJA SAMA YANG TELAH BERJALAN BAIK DENGAN NEGARA-NEGARA SAHABAT UNTUK MEMAKSIMALKAN DIPLOMASI EKONOMI.

FOKUS UTAMA4

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Sekilas Pokja Diplomasi Ekonomi

Mengukur CapaianDiplomasi Ekonomi

Pokja Kelomok Kerja (Pokja) Diplomasi Ekonomi mempunyai tugas untuk melakukan

penguatan diplomasi ekonomi oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pada bidang perdagangan, pariwisata, investasi dan kerja sama pembangunan.

Pokja memberikan dukungan untuk fungsi fasilitasi

dan koordinasi Satuan Kerja terkait dan seluruh Perwakilan RI dalam : Memperkuat pelaksanaan tugas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI untuk menunjang tercapainya target-target ekonomi dan kerja sama pembangunan yang telah ditentukan Kementerian/Lembaga terkait, khususnya dalam bidang perdagangan,

investasi dan pariwisata; Memberikan tanggapan

secara lebih efektif atas peluang bisnis, kerja sama pembangunan dan inquiry yang disampaikan Perwakilan RI dan membantu mengkoordinasikan penanganan isu/masalah;

Mendorong tindak lanjut peluang bisnis dan kerja sama pembangunan kepada Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, KADIN atau asosiasi usaha terkait sebagai pemangku kepentingan dan membantu sinergi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan promosi di luar negeri;

Memantau tanggapan atas peluang bisnis (inquiry

Dalam melihat capaian dan hasil Diplomasi Ekonomi yang sudah dilakukan oleh pemerintah, maka perlu dibuat sebuah indikator. Upaya diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh Kemenlu RI idealnya dapat terukur dengan angka-angka, tapi ternyata tidak semua hal dapat terjadi secara instan tanpa melalui proses dan sistem yang mendukung.

Untuk mengukur capaian diplomasi ekonomi dapat dilihat dari kinerja ekspor, peningkatan kunjungan wisatawan asing dan peningkatan investasi asing.

Terkait hal ini Kemenlu dalam melakukan diplomasi ekonomi, mempersiapkan secara matang, target, output dan outcome-nya. Dan dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan itu diharapkan bisa dicapai

dari Perwakilan RI) kerja sama pembangunan dan inquiry oleh pemangku kepentingan;

Memfasilitasi match-making antara mitra dagang dan kesepakatan bisnis dan kerja sama pembangunan.

Ketua Pokja Diplomasi Ekonomi adalah Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi, sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri bertindak selaku Penanggung jawab dan Menteri Luar Negeri selaku Pengarah.

Pokja Diplomasi Ekonomi memiliki empat Wakil Ketua, masing-masing adalah untuk Bidang Pedagangan, Bidang Pariwisata, Bidang Investasi dan Bidang Kerja Sama.[]

secara kongkrit, dimana ada komitmen dan juga realisasi secara nyata.

Misalnya pada pelaksanaan Trade Expo Indonesia, hasil yang dicapai secara nyata adalah berupa adanya transaksi. Karena itu Tim Diplomasi Ekonomi diharuskan untuk menempel para buyer secara ketat untuk bisa mendapatkan angka-angkanya. Namun demikian ada pengusaha asing yang tidak mau memberikan informasi karena bagi mereka itu merupakan rahasia perusahaan.

Akan tetapi yang penting dari penyelenggaraan Trade Expo Indonesia itu adalah bahwa kegiatan tersebut mendapatkan perhatian yang sangat besar dari dunia usaha asing, dan menghasilkan transaksi yang cukup signifikan. Perusahaan-perusahaan Indonesia, diharapkan bisa menjadi pemain dalam pasar global, karena itu kesiapan dunia usaha di dalam negeri perlu ditingkatkan. Produk-produk yang akan dijual itu harus memiliki standar internasional, terjamin dari sisi kualitas maupun kwantitasnya, serta memiliki pasokan produk yang cukup. []

Keplompok Kerja (Pokja) Diplomasi Ekonomi yang pernah di bentuk oleh Kemenlu adalah bertujuan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014 – 2019 dalam bidang ekonomi yang merupakan prioritas diplomasi Indonesia dan salah satu pilar penopang kemandirian ekonomi nasional, serta memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.

FOKUS UTAMA5

Ekspor Gerbong Kereta Api buatan Indonesia ke Bangladesh.

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Langkah-Langkah Penguatan Diplomasi Ekonomi

Dalam melaksanakan tugasnya, Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi ini tidak

berdiri sendiri melainkan berkoordinasi dengan unit-unit yang ada di Kemenlu, karena pada dasarnya diplomasi ekonomi itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari diplomasi Indonesia secara keseluruhan. Jadi baik di Jakarta maupun di Perwakilan yang secara tugas memiliki Fungsi Ekonomi, dan juga di KBRI-KBRI yang besar yang biasanya memiliki kaitan dengan atase teknis, juga dikoordinasikan oleh kami.

Tentunya langkah-langkah yang dilakukan oleh Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi itu berjalan seiring dengan kebijakan yang dicanangkan oleh pemerintah, dimana yang menjadi titik berat dari pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah Nawacita. Dan

ini tidak bisa dilepaskan dari target-target ekonomi dan seberapa besar angka-angka yang harus dicapai. Apalagi pemerintahan sekarang ini memang sangat fokus pada hasil kongkrit yang bisa dicapai.

Pada tataran Pemerintah Pusat juga dilakukan upaya-upaya penguatan kebijakan ekonomi dengan lebih sungguh-sungguh dengan dibentuknya task force Kebijakan Ekonomi yang koordinasinya dilakukan melalui kantor Menko Perekonomian.

Pada task force Kebijakan Ekonomi ini ada 4 pokja dan salah satunya adalah pokja Diseminasi Kebijakan Ekonomi, dimana Menlu RI duduk sebagai anggota. Dalam aktivitas rutin keseharian pokja ini, saya ditugaskan oleh Menlu RI bersama-sama dengan Wakil Menlu RI untuk mengikuti berbagai rapat yang dilakukan di kantor Menko Perekonomian, termasuk juga berbagai kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan berbagai macam lembaga yang ada di Kemenlu. Saya kira itulah yang menjadi landasan kami dalam melaksanakan tugas.

Selanjutnya adalah bagaimana kemudian kami menterjemahkan berbagai macam kebijakan pemerintah di lingkup Kemenlu dan Perwakilan untuk mencapai

capaian-capaian yang ditargetkan pemerintah, apakah itu di bidang investasi, perdagangan atau pariwisata. Dalam hal ini kami melakukan berbagai aktivitas, dimana salah satunya yang kami lakukan pada tahun lalu adalah berupa paket kebijakan ekonomi yang pada saat itu sudah ada 14 paket yang diluncurkan pemerintah, dan kemudian belakangan menjadi 15 paket.

Pada tahun lalu kami juga melakukan apa yang disebut dengan Diplomatic Gathering di Ruang Sunda Kelapa, Kemenlu RI, yang audiensnya adalah Kedutaan-Kedutaan Besar dan komunitas diplomatik yang ada di Jakarta, berikut dunia usaha asing yang ada di Indonesia.

Mereka semua kami undang dalam rangka mendiseminasikan dan mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi. Pada acara ini kami menghadirkan Kepala BKPM, Menteri Perdagangan, Menteri Komunikasi dan Informasi serta tentunya Menteri Luar Negeri sebagai pembicara. Kegiatan ini sangat sukses dan mendapat sambutan yang sangat baik dari dunia usaha asing yang berada di Indonesia.

Lalu bagaimana kemudian dengan Perwakilan kita di luar negeri yang merupakan ujung tombak dalam melakukan praktek diplomasi. Bagaimana kami melakukan fungsi ekonomi di Perwakilan agar dapat memberikan manfaat nyata bagi upaya kami melakukan diplomasi ekonomi dalam bentuk penetrasi, peningkatan dan perluasan pasar untuk meningkatkan daya saing kita dengan melakukan atau membuat semacam fair trade.

Dengan adanya economic

inteligen report dan market inteligen kemudian Perwakilan membuat suatu penelitian atau kajian mengenai peluang pasar dan bagaimana bentuk persaingan yang ada di suatu negara atau suatu tempat, dimana hasil kajian ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kita di tanah air.

Tentunya kami juga mendorong dan mengordinasikan berbagai macam kegiatan tersebut dengan berbagai instansi terkait. Contoh yang telah kami lakukan dengan sangat bagus, adalah pada saat kami mendukung kesuksesan Trade Expo Indonesia (TEI), baik yang diselenggarakan pada 2015 maupun 2016.

Kami tentunya melakukan kolaborasi dengan lembaga/kementerian terkait, seperti BKPM dan Kementerian Perdagangan, termasuk juga dalam mengupayakan kedatangan para pengusaha asing dari berbagai negara serta para pengusaha dari berbagai daerah di Indonesia untuk hadir dan berpartisipasi di ajang TEI yang diselenggarakan di Jakarta.

Tentunya saya sebagai bagian dari Kementerian Luar Negeri juga bekerja sama dengan direktorat-direktorat terkait di Kemenlu, seperti misalnya dengan Direktorat Timur Tengah yang menyelenggarakan kegiatan ke Gorontalo, dan dengan Direktorat Amerop yang memiliki kegiatan ke Jawa Barat.

Jadi kami memang melakukan berbagai macam kegiatan untuk menggali sebanyak mungkin peluang bisnis yang bisa meningkatkan perdagangan bilateral dan perdagangan di dalam negeri. []

Secara kelembagaan, Kemenlu RI sudah memiliki fungsi jabatan baru, yaitu Staff Ahli Diplomasi Ekonomi yang kebetulan sekarang ini saya dipercaya untuk mengemban jabatan tersebut. Sebelumnya, di Kemenlu juga sudah ada Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi yang dipimpin oleh Wakil Menlu RI, dimana pada saat itu juga diperkuat dengan keberadaan Dubes Ngurah Swajaya dan beberapa pejabat tinggi Kemenlu lainnya.

RIDWAN HASANStaff Ahli Menlu RI bidang Diplomasi Ekonomi

FOKUS UTAMA6

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Perwakilan RI Ujung Tombak Diplomasi Ekonomi

Di bawah koordinasi Kemenlu ada 132 Perwakilan RI (KBRI, KJRI) di luar negeri.

KBRI dan KJRI ini bertugas mewakili kepentingan semua stakeholder di Indonesia yang kesemuanya dikoordinasikan oleh Kemenlu. Oleh karena itu, sekarang ini Kemenlu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ‘Tim Ekonomi’ yang antara lain melakukan koordinasi melalui task force Kebijakan Ekonomi dibawah Kemenko Perekonomian.

Di task force ini Kemenlu duduk bersama dengan Kementerian-Kementerian lainnya dan kemudian mengimplementasikan berbagai kebijakan dan kegiatan untuk membantu para pelaku usaha di tanah air dalam melakukan ekspor dan melakukan ekspansi pasar secara lebih baik. Dalam hal ini task force bekerja sama dengan Lembaga Aggregator yang pembentukannya mengacu kepada Paket Kebijakan Ekonomi.

Koordinasi dan kerjasama antara kementerian dan lembaga sangat diperlukan untuk kesuksesan suatu event internasional di bidang perdagangan. Sebagai contoh adalah koordinasi dan kerjasama yang signifikan antara Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi dalam penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) sangat signifikan. TEI sendiri tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik dan berhasil jika

tidak ada koordinasi yang kuat antara Kemenlu, Kemdag dan instansi lainnya dengan Perwakilan di luar negeri.

Semuanya dikerjakan secara bersama-sama, karena memang tidak mungkin jika dikerjakan sendiri-sendiri. Selain itu, task force juga melakukan upaya ‘jemput bola’, tidak cuma hanya menunggu. Dan upaya ini dilakukan di semua lini, termasuk pada tingkatan yang sangat praktis.

Sementara itu, sebagai bagian dari hasil terbentuknya Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi, adalah terjalinnya suatu komunikasi melalui sosial media yang berjalan dengan sangat efektif. Jadi promosi dan sharing informasi antara teman-teman yang melakukan kegiatan atau bertugas di bidang diplomasi ekonomi itu tidak dibatasi oleh struktur formal, karena hal itu juga bisa dilakukan melalui WA group

Diplomasi Ekonomi, WA group Investasi, WA group Pariwisata dan sebagainya.

Dengan demikian, sharing informasi bisa dilakukan setiap hari dan bahkan setiap saat. Jika ada salah satu Perwakilan yang membutuhkan informasi mengenai perusahaan lokal yang memproduksi suatu produk yang dibutuhkan, maka dalam waktu singkat mereka sudah bisa mendapatkan informasi yang diperlukan melalui WA group. Sehingga dengan demikian prosesnya menjadi lebih cepat.

Pola-pola semacam ini sangat membantu kelancaran kegiatan yang dilakukan, dan tidak lagi bersifat kaku. Namun demikian tetap saja diperlukan kehati-hatian agar nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Dalam hal ini, yang dilakukan oleh task force adalah berupa proses business matching, proses perjodohan antara perusahaan-perusahaan di luar negeri dengan perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Terkait hal ini, teman-teman di Perwakilan harus bisa meyakinkan bahwa

perusahaan-perusahaan yang akan dijodohkan itu adalah perusahaan-perusahaan yang bonafit.

Sekarang ini, sektor ekonomi kreatif juga sudah dipercayakan untuk dikembangkan oleh task force. Dalam hal ini task force memiliki kontak yang sangat erat dengan Badan Ekonomi Kreatif dan juga sudah melakukan pertemuan-pertemuan dengan sangat intensif.

Task force diajak berdiskusi secara lebih spesifik dan detil mengenai bagaimana kita dapat mengembangkan suatu produk, bahkan hingga tingkatan produk per produk. Diantaranya adalah diskusi yang lebih fokus mengenai pengembangan pasar hijab Indonesia ke luar negeri, termasuk strategi yang akan diterapkan.

Jadi sekarang ini task force sudah masuk lebih dalam, yaitu mulai dari sasaran yang bersifat policy sampai kepada tataran praktis, termasuk juga memfasilitasi berbagai macam kerja sama yang dilakukan oleh dunia usaha di dalam negeri dengan dunia usaha di luar negeri. []

Dalam menjalankan tugasnya di bidang diplomasi ekonomi, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tidak berdiri sendiri, karena Kemenlu merupakan bagian dari pemerintahan yang mengoordinasikan kebijakan dan hubungan luar negeri.

FOKUS UTAMA7

Pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tiba di Pusat Airforce Senegal, Dakar. CN 235 Multi Purpose merupakan pesawat kedua pesanan Pemerintah Senegal yang telah ditunggu-tunggu sejak Oktober 2016.

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Kemenlu Aktif Fasilitasi BUMN dan UMKM Untuk Melakukan Ekspansi Pasar

Di samping itu, pada tataran tingkat nasional, pemerintah juga mempunyai

berbagai upaya, diantaranya adalah berupa pembentukan ‘Lembaga Aggregator’, yang merupakan bagian dari Paket Ekonomi yang diluncurkan pemerintah. Beberapa perusahaan yang berperan sebagai lembaga Aggregator ini diantaranya adalah PT. Sarinah dan PT. Mega Eltra, serta beberapa perusahaan lainnya.

Pembentukan lembaga Aggregator ini adalah untuk membantu para pelaku UMKM yang memiliki berbagai keterbatasan agar tetap bisa berkiprah di dunia internasional. Jadi kalau misalnya ada permintaan atau order dari buyers di luar negeri kepada salah satu pelaku UMKM, maka UMKM bersangkutan akan dibantu oleh lembaga Aggregator agar dapat memenuhi permintaan tersebut dengan baik sesuai dengan standar yang

diharapkan oleh buyers, seperti quality control produknya terjamin, kepastian delivery-nya bisa ditepati dan kuantitas jumlah produksinya juga bisa dipenuhi.

Sebagaimana diketahui, UMKM itu terkadang ada yang mampu memenuhi sendiri seluruh order yang diterimanya, namun ada juga yang tidak bisa memenuhinya dikarenakan berbagai keterbatasan yang ada. Oleh sebab itu maka diperlukan peran lembaga Aggregator untuk membantu sesuai dengan apa yang dibutuhkan UMKM bersangkutan.

Dalam hal ini Kemenlu juga melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk dapat membantu para pelaku UMKM. Hal lain yang dilakukan oleh Kemenlu adalah berupa pemberian fasilitasi kepada para pelaku usaha, termasuk BUMN dan UMKM, yang mempunyai kepentingan untuk melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri.

Salah satu contohnya adalah

antara Kemenlu dan Pertamina adalah dalam bentuk pencarian investor di luar negeri maupun dalam rangka pengembangan sumber-sumber suplai bahan mentah BBM. Dalam hal ini Kemenlu bersama Pertamina melakukan semacam workshop dengan melibatkan unit-unit kerja di Kemenlu, khususnya dalam lingkup regional.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pertamina dan data yang dimiliki oleh Kemenlu, maka kemudian dibuatlah suatu peta ekspansi. Jadi jika Pertamina ingin melakukan ekspansi ke luar negeri maka unit-unit di Perwakilan (KBRI, KJRI) dan Pertamina hanya tinggal melakukan sinkronisasi data-data yang ada dan kemudian disinergikan. Kerja sama ini sudah dilakukan dan berjalan dengan sangat baik.

Itu adalah beberapa contoh, tapi sebetulnya masih banyak lagi kerja sama yang dilakukan oleh Kemenlu, baik pada tingkatan antar kementerian, BUMN, perusahaan swasta, UMKM dan juga Pemerintah Daerah.

Langkah-langkah yang baru-baru ini dilakukan oleh Kemenlu diantaranya adalah berupa penandatanganan MoU antara Kemenlu dengan Bank Indonesia (BI) mengenai kerja sama pertukaran informasi dalam upaya untuk meningkatkan kerja sama ekonomi.

Selain itu Kemenlu juga melakukan kerja sama segi

kerja sama Kemenlu dengan Pertamina, yang merupakan perusahaan BUMN di bidang energi. Dalam menjalankan usahanya, Pertamina membutuhkan jaminan dan kepastian suplai minyak mentah dan gas. Sementara kerja sama yang dilakukan

tiga, dimana BI yang memiliki jaringan kantor di berbagai daerah di Indonesia dapat membantu dan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang berada di daerah dan memiliki keinginan untuk melakukan ekspansi pasar ke luar negeri.

Jadi cukup banyak yang dilakukan Kemenlu terkait dengan penguatan diplomasi ekonomi. Kelebihan yang dimiliki Kemenlu adalah bahwa Kemenlu memiliki jaringan kerja yang sangat luas, yaitu 132 kantor Perwakilan RI di berbagai negara. Disamping itu, Kemenlu juga memiliki pejabat-pejabat yang ditempatkan untuk menangani fungsi ekonomi.

Tentunya kantor Perwakilan RI itu mewakili kepentingan seluruh pihak yang ada di Indonesia, apakah itu pemerintah, BUMN, swasta atau daerah. Semuanya bisa memanfaatkan Kemenlu dan kantor Perwakilan sebagai fasilitator. Selanjutnya, Kemenlu dan Perwakilan RI di luar negeri mengoordinasikan berbagai kebijakan dan langkah-langkah yang diambil pemerintah dengan kegitan-kegiatan yang kongkrit melalui berbagai Atase Teknis yang ada di Perwakilan, apakah itu Atase Perdagangan, Atase Pertanian, Atase Perindustrian, Atase Perhubungan, Atase Pariwisata dan sebagainya. []

Banyak hal yang dilakukan Kemenlu RI terkait dengan Diplomasi Ekonomi, dan salah satu diantaranya adalah berupaya membantu para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk juga bisa mengambil manfaat dari pangsa pasar ekonomi dunia, khususnya pangsa ‘pasar prospektif’ atau ‘pasar non-tradisional’. Upaya ini dilakukan oleh Kemenlu melalui kerja sama dengan berbagai instansi terkait.

FOKUS8

Alamat Aggregator : PT SARINAHJl. MH Thamrin No 11, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10350, IndonesiaTelepon: +62 21 31923008Jam Buka: 9:00-22:00PT MEGA ELTRAMenteng Raya No 27, Jakarta 10340 (Head Office), IndonesiaPhone : (62-21) 3909018 Fax: (62-21) 3909326, 3102937

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Perlu Mengemas Paket Investasi Dengan Menarik

Menurut Wakil Menlu RI, kalau kita berbicara mengenai potensi

investasi atau pariwisata yang akan ditawarkan kepada pihak asing, maka segala sesuatunya sudah harus dipersiapkan secara matang.

Jadi jika suatu daerah memiliki objek wisata yang sangat bagus dan ingin dikembangkan dengan mengundang investor, maka pertanyaannya adalah apakah untuk mencapai ke objek wisata tersebut sudah ada akses jalan, lalu seberapa bagus jalan tersebut. Kemudian apakah sudah ada fasilitas infrastruktur utama, infrastruktur penunjang dan infrastruktur sosial. Selanjutnya apakah masyarakatnya sudah siap menerima kedatangan turis asing. Dan apakah sudah ada bandara internasional yang walaupun tidak besar dan mewah tapi sudah memiliki fasilitas VIP, imigrasi, karantina dan faktor pendukung lainnya.

Kalau suatu daerah ingin menawarkan investasi di sektor pariwisata atau manufaktur, maka harus sudah dipastikan lokasinya ada dimana. Lahannya juga sudah harus tersedia dan disiapkan oleh pemerintah daerah, serta dipastikan berapa besar luasnya. Hal ini adalah agar jangan sampai nanti jika ada investor yang berminat tapi kemudian terhambat oleh permasalahan lahan yang belum tersedia atau belum dibebaskan.

Sekarang ini untuk

mengurus perizinan usaha hanya dibutuhkan waktu 3 jam saja, oleh karena itu maka masalah penyediaan lahan harus sudah disiapkan dengan baik. Begitu pula dengan hal-hal lainnya, dimana semuanya sudah harus disiapkan secara matang.

Baru-baru ini, Kemendagri bersama-sama dengan pihak swasta dan didukung oleh BKPM, Kemendag, Kemenlu dan instansi terkait lainnya menyelenggarakan acara ‘Indonesia Investment Week’ di Singapura. Acara ini mengundang daerah-daerah di Indonesia untuk melakukan promosi investasi pariwisata bersama di luar negeri.

Disini ditekankan agar daerah-daerah yang mengikuti acara ini sudah mempersiapkan proposal paket investasinya secara kongkrit dan lengkap, mulai dari ‘A’ sampai ‘Z’. Bila perlu sudah dilengkapi dengan prakiraan besarnya biaya dan

kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh investor, dan proposal ini sebaiknya juga sudah dikirim jauh-jauh hari sebelum kegiatan dilakukan.

“Saya kira sebagaimana disampaikan oleh Menlu, bahwa teman-teman kita di Perwakilan sudah sangat siap untuk berperan. Tapi ibarat serdadu, kalau mau berperang mereka harus punya peluru, dan peluru itu harus sudah disiapkan oleh pemilik proyek, apakah itu pemerintah pusat, pemerintah daerah atau kalangan dunia usaha. Kami hanya mengingatkan kepada semua pihak agar betul-betul sudah siap dengan hal-hal yang detil terhadap apa yang akan ditawarkan ke luar negeri, atau sudah menyiapkan paket yang jelas dan lengkap “, terang Staff Ahli (Sahli) Menlu RI bidang Diplomasi Ekonomi, Ridwan Hassan, menanggapi mengenai sejauh mana upaya Kemenlu RI dalam membantu para pelaku

usaha di tanah air untuk bisa mendapatkan investor dari luar negeri.

Lebih lanjut Sahli Diplomasi Ekonomi mengatakan, bahwa meskipun kita punya banyak potensi dan berbagai produk yang menarik yang bisa ditawarkan, tapi jangan lupa bahwa bukan cuma kita saja yang menawarkan, banyak negara juga menawarkan hal yang sama. Jadi, menurut Sahli Diplomasi Ekonomi, pada jaman sekarang ini dimana penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah semakin canggih, kita dituntut untuk juga semakin canggih dalam menawarkan berbagai potensi dan produk yang kita miliki. []

Terkait dengan investasi, Wakil Menlu RI sering menyampaikan istilah ‘paket investasi’. Menurutnya, sekarang ini kita sudah tidak perlu lagi bicara mengenai potensi, karena walaupun potensinya sangat bagus, tetapi kalau potensi itu tidak dipersiapkan secara matang maka potensi itu tidak akan ada artinya. Oleh karena itu, Wakil Menlu RI selalu mengatakan kepada segenap pihak yang ingin mengundang investor untuk membuat ‘paket investasi’.

FOKUS9

Alamat BKPM : Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190P.O. Box 3186, Indonesia

P. +62 21 5252 008 (hunting)F. +62 21 520 2050E. [email protected]

Sumber : Bank Indonesia

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Menjaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Amerika Serikat (AS) tetap merupakan salah satu mitra penting Indonesia, khususnya

dalam menyikapi tantangan bersama seperti terorisme dan keamanan Laut Tiongkok Selatan.

Demikian disampaikan oleh Direktur Amerika, Kemenlu RI, Adam Tugio kepada para peserta Sekolah Staf Dinas Kementerian Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan Ke-58 dan Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (Sesparlu) Angkatan Ke-56 yang berlangsung sejak tanggal 13 Februari hingga 7 Maret 2017 dan diikuti oleh 28 Diplomat Kementerian Luar Negeri.

Lebih lanjut, Adam menyampaikan bahwa outcome terpenting dari Polugri saat

ini adalah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat pentingnya posisi AS dalam kestabilan dan keamanan kawasan, kiranya diplomasi Indonesia perlu diarahkan untuk membuat peran Indonesia tetap relevan sebagai partner AS di kawasan.

Untuk itu Indonesia harus berkontribusi dalam menjaga unity and centrality ASEAN, memastikan komitmen masyarakat internasional terhadap proses multilateral dan hukum internasional, memastikan posisi Indonesia sebagai bagian dari Global Supply Chains, serta menjadi penyeimbang antara AS dengan dunia Islam.

Sementara itu, Profesor

Aleksius Jemadu dari Universitas Pelita Harapan, menekankan bahwa konsep dynamic equilibrium masih kontekstual untuk diterapkan oleh Indonesia sebagai bagian dari Polugrinya. Politik bebas aktif membuat Indonesia bisa diterima oleh semua pihak sebagai pengambil inisiatif di kawasan.

Menurut Prof. Jemadu, dalam jangka panjang AS akan menjadi lebih pragmatis dalam postur Polugrinya. Dalam hal ini hubungan AS dengan negara lain akan lebih bersifat transaksional.

Indonesia harus mengantisipasi pelaksanaan kebijakan one on one interaction dan upaya AS untuk mengkapitalisasi state power dan economic leverage dari Multi National Companies (MNC) mereka. Dalam kaitan itu Indonesia harus memfokuskan pada penguatan kedalam karena “a good diplomacy is based on internal strength.”

Sedangkan Duta Besar Arif Havas Oegroseno, Deputi I Bidang Koordinasi Kedaulatan

Maritim, Kemenko Bidang Kemaritiman RI, dalam joint session kepada peserta Sesdilu dan Sesparlu, mempaparkan mengenai berbagai perkembangan dan tantangan dalam pembangunan maritim di Indonesia.

Dubes Havas mengatakan bahwa diperlukan pendekatan kohesif dalam menentukan dan menjalankan kebijakan terkait isu kemaritiman. Lebih lanjut Dubes Havas menambahkan bahwa Indonesia tengah menghadapi persaingan adidaya yang terjadi di depan “halaman” negara kita sendiri. Di lain pihak juga, kita berurusan dengan ketidakpastian global (uncertainty) yang jika tidak dikelola dengan baik akan menciptakan ketidakstabilan wilayah/regional.

“Oleh karena itu, diperlukan kemampuan Indonesia untuk menyeimbangkan kekuatan (balancing act) dalam menjaga stabilitas kawasan,” jelasnya.

Hal lain yang dijelaskan Dubes Havas adalah mengenai 6 fokus Diplomasi Maritim Indonesia, yaitu: Peran aktif dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia; Penguatan kepemimpinan; Peran aktif dalam penyusunan norma internasional; Penetapan eksistensi landas kontinen sesuai hukum internasional; Mendukung WNI di berbagai organisasi internasional; dan Penetapan batas maritim Indonesia. 

Selain diberikan materi tentang pengembangan karakter diplomat dan substansi tentang perkembangan dan tantangan kebijakan luar negeri RI, para peserta juga diberikan pengetahuan tambahan berupa keterampilan menulis, diantaranya untuk pembuatan policy paper dan pidato. []

Di tengah ketidakpastian global yang ditandai oleh kekhawatiran atas kebijakan proteksionisme dan inward-looking Presiden Trump, Indonesia perlu terus memelihara posisi tawar yang selama ini dimilikinya baik di tingkat nasional, regional, maupun global. Demikian juga momentum pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% ditahun 2016 perlu dijaga dan terus ditingkatkan.

FOKUS10

Sumber : Badan koordinasi Penananamn Modal (BKPM)

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Indonesia Mesir Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi

Dalam pertemuan, Menlu RI secara khusus meminta agar akses pasar bagi produk

Indonesia di Mesir dibuka lebih luas. Menlu RI menekankan bahwa tarif impor berbagai produk Indonesia masih cukup tinggi. “Kita harus mencari mekanimse bilateral yang dapat menurunkan tarif bagi produk Indonesia di Mesir,” ucap Menlu Retno kepada Menteri Nasr.

Menlu RI juga menyampaikan bahwa peningkatan diplomasi ekonomi ke kawasan Afrika merupakan salah satu prioritas Indonesia untuk tahun 2017. Dalam kaitan ini, Menteri Kerja Sama Internasional Mesir menyambut baik langkah Indonesia yang telah mengidentifikasi besarnya potensi Afrika saat ini. Untuk itu kedua Menteri sepakat bekerja sama guna mendukung langkah Indonesia meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara di Afrika.

Menteri Kerja Sama Internasional Mesir juga menyampaikan berbagai kesamaan kepentingan di bidang ekonomi antara Mesir dan Indonesia, seperti perhatian terhadap UKM.  Dalam kaitan ini, kedua Menteri akan mendorong kerja sama yang lebih erat antar UKM di kedua negara. “Peran UKM di perkonomian kedua negara sangat penting, yang harus kita dorong agar mereka

dapat manfaatkan berbagai peluang yang ada,” tutur Menlu RI. 

Sebagai persiapan pelaksanaan komisi bersama, kedua menteri menugaskan para Dirjen untuk melakukan konsultasi bilateral pada April 2017, guna mengidentifikasi berbagai peluang dan hambatan teknis di bidang ekonomi. Hasil dari pertemuan tersebut  akan menjadi dasar kesepakatan untuk intensifikasi kerja sama ekonomi kedua negara khususnya di bidang perdagangan.  

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Mesir untuk Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 1,23 Milyar. Ekspor utama Indonesia ke Mesir antara lain minyak kelapa sawit, produk

ban, benang, kopi, dan spare part otomotif. Sedangkan investasi Indonesia di Mesir

sampai dengan 2016 mencapai sekitar US$ 50 juta. []

“Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, Indonesia dan Mesir sepakat segera aktifkan kembali mekanisme bilateral Komisi Bersama Tingkat Menteri yang terkahir terlaksana tahun 2007,” demikian disampaikan Menlu RI setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kerjasama Internasional Mesir, Dr. Sahar Nasr di Kairo, Mesir.

Menlu RI Retno L.P. Marsudi bersama Menteri Kerja Sama Internasional Mesir Y.M Dr. Sahar Nasr

FOKUS11No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Produk IndonesiaSangat Kompetitif di Mesir

Berbagai komoditas dan produk Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kopi, mie instan

dan ban kendaraan bermotor sudah unggul di pasar Mesir. “Produk Indonesia sangat kompetitif di Mesir, dengan pasar sekitar 92 juta orang di Mesir masih terdapat peluang sangat besar bagi produk lain untuk dikembangkan”, tutur Menlu Retno.

Selain sebagai pasar bagi produk Indonesia, Mesir juga dapat menjadi  pintu gerbang bagi pasar Afrika dan Timur Tengah. “Mesir memiliki infrastruktur pelabuhan dan konektifitas yang baik dengan pasar di Afrika dan Timur Tengah yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia”, jelas Menlu Retno. 

Dari pertemuan dengan pengusaha Indonesia, juga diketahui banyaknya minat pengusaha Mesir terhadap produk UKM Indonesia. Peluang pasar bagi produk

seperti kerajinan tangan dan produk perawatan untuk industri spa memiliki potensi besar.

“Sekitar 90 persen pengusaha di Mesir adalah UKM dan memiliki minat atas produk dari Indonesia. Untuk itu kita harus dapat memfasilitasi ekspor produk Indonesia yang diminati pengusaha UKM di Mesir”, tutur Menlu Retno. 

Selanjutnya, Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kerjasama Internasional Mesir, Dr. Sahar Nasr di Kairo. Dalam pertemuan, Menlu Retno secara khusus meminta agar akses pasar bagi produk Indonesia di Mesir dibuka lebih luas. Menlu Retno menekankan bahwa tarif impor berbagai produk Indonesia masih cukup tinggi. “Kita harus mencari mekanimse bilateral yang dapat menurunkan tarif bagi produk Indonesia di Mesir”, kata Menlu

Retno.“Untuk meningkatkan kerja

sama ekonomi, Indonesia dan Mesir sepakat segera aktifkan kembali mekanisme bilateral Komisi Bersama tingkat Menteri yang terkahir terlaksana tahun 2007”,kata Menlu Retno.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa peningkatan diplomasi ekonomi ke kawasan Afrika merupakan salah satu prioritas Indonesia di tahun 2017. Dalam kaitan ini, Menteri Kerja Sama Internasional Mesir menyambut baik langkah Indonesia yang telah mengidentifikasi besarnya potensi Afrika saat ini. Untuk itu kedua Menteri sepakat bekerja sama guna mendukung langkah Indonesia meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara di Afrika.

“Dinamika dan tantangan global saat ini memerlukan kita untuk tingkatkan kerja sama antar negara secara bilateral maupun di forum internasional”, demikian disampaikan Menlu Retno.

Pertemuan juga membahas perkembangan situasi global dan kawasan, seperti Asia Tenggara maupun Timur Tengah. Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno menekankan pentingnya bagi Mesir dan Indonesia untuk terus berkontribusi secara konstruktif terhadap

perdamaian dan stabilitas kawasan maupun global. Dalam kaitan ini Mesir menyambut baik berbagai langkah Indonesia untuk terus menjaga stabilitas dan perdamaian di Asia Tenggara, termasuk dalam upaya membantu situasi di Rakhine State Myanmar.

Pertemuan juga membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh dunia Islam. Dalam hal ini berbagai langkah Mesir dan Indonesia dalam melakukan interfaith dialog dan menyebarkan Islam yang damai perlu dilakukan secara bersinergi. Selain itu, penting juga agar kedua negara mengambil langkah bersama untuk lebih memberdayakan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dengan demikian OKI diharapkan dapat  berkontribusi lebih efektif dalam mengahapi berbagai tantangan dan pembangunan di dunia Islam.

“Kerja sama bilateral yang baik antara Indonesia dan Mesir harus juga berkontribusi dalam mendorong pembangunan dunia Islam dan memperkuat OKI sebagai organisasi yang efektif dalam mendukung kemajuan dunia Islam”, tutur Menlu Retno.

Secara khusus Menlu Retno mengangkat isu mengenai perlindungan keamanan bagi  mahasiswa Indonesia mengingat terjadinya beberapa tindakan kriminal yang menimpa mahasiswa Indonesia.  Kemenlu Mesir berjanji akan memperhatikan masalah ini dan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.[]

Mengawali kunjungan kerja ke Kairo, Mesir, pada 5 Februari 2017, Menlu RI Retno L.P. Marsudi melakukan pertemuan dengan pengusaha Indonesia yang telah berinvestasi di Mesir. Dalam kesempatan ini Menlu Retno mendengarkan berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi pengusaha Indonesia di Mesir.

FOKUS12 No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Alamat KBRI Kairo:13, Aisha El Taymouria Street, Garden City, Cairo, Arab Republic of EgyptPhone : (+20-2) 2794-7200/(+20-2) 2794-7209Fax : (20-2) 2796-2495

Alamat Kedutaan Mesir di Jakarta Jl. Teuku Umar No. 68 (Menteng) Jakarta Pusat, 10310

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Perkembangan Hubungan Bilateral RI-Mesir di Sektor Perdagangan

Total volume perdagangan Indonesia-Mesir pada periode Januari-Oktober 2016,

tercatat sebesar USD 1,232 miliar, naik sebesar 2,25% dibanding dengan periode yang sama tahun 2015 yang tercatat sebesar USD 1,205 miliar. Adapun volume ekspor Indonesia ke Mesir pada periode Januari-Oktober 2016 tercatat sebesar USD 895 juta, terdapat selisih sebesar 10,92 % dari periode yang sama tahun 2015 yang tercatat sebesar

USD 1 miliar. Sementara impor Indonesia dari Mesir pada periode Januari-Oktober 2016 sebesar USD 336 juta, naik 68,44% dibanding periode yang sama tahun 2015 yang tercatat sebesar USD 199 juta.

Ekspor utama Indonesia ke Mesir adalah: Palm oil & its fraction; Artificial filament yarn; Synthetic filament yarn; Coffee; New pneumatic tires, of rubber; Refrigerators with freezers in one body; Motor cars principally designed for the trasp. of press; plywood; Cocoa butter, fat an d

Mesir, terdapat beberapa proyek investasi yang saat ini beroperasi. Di antaranya adalah Salim Wazaran Abu Alata yang memproduksi mie instan Indomie, Pyramid Glass, produser glasswares, dan Young Industry Egypt, produsen meja kursi. Selain itu terdapat dua perusahaan trading Indonesia di Mesir, yaitu Transworld dan Ideal Innovation. Jumlah total investasi Indonesia di Mesir adalah sekitar USD 50 juta. Selain itu terdapat dua

Perkembangan Hubungan Bilateral RI-Mesir di Sektor Investasi

Di bidang investasi, selain menarik investasi asing, Indonesia juga tengah

berupaya mencari basis baru untuk ekspansi pabrik-pabrik dan teknologi. Di

oil; Semi-chemical wood pulp; Motor vehicles for the transport of goods; Propered or preserved fish, caviar; Coconuts, brazil nuts cashew nuts, fresh or dried; Other plates, sheets, film, foil & strip of plastic, frizeb fusg, fish fillet; Coconut & palm kernel, babassu oils & its fractions; Cinnamon & cinnamon tree flowers.

Sedangkan Import utama Indonesia dari Mesir adalah: Natural calcium phosphates; Natural aluminum calcium phosphates; dates, pinapples,

perusahaan Indonesia yang saat ini tengah menjajaki peluang perluasan usaha di Mesir melalui pendirian pabrik yaitu PT Multistrada Arah Sarana yang bergerak di bidang produksi ban kendaraan dan PT Kaldu Sari Nabati yang bergerak di bidang produksi makanan (wafer).

Sebaliknya, dari 14 perusahaan Mesir yang beroperasi di Indonesia, kami menemukan bahwa investasi

fresh or drie fresh; Potatoes, fresh or chilled; Citrus fruit, fresh or dried; Seeds of anise, badian, fenor, juniper; Articles of asphalt; Cotton, not carded or combed; Grapes, fresh or dried; other fruits, fresh; other furniture; marble; imitation jewellery; Diodes, transistors and similar semiconductor devices.

Adapun neraca perdagangan Indonesia-Mesir untuk periode 2011-2016 adalah seperti pada tabel berikut:

mereka secara keseluruhan selama lima tahun terakhir hanya mencapai USD 3,1 juta atau 0,02% dari total USD 131 miliar FDI sejak tahun 2010. Meskipun kecil dalam hal volume FDI, namun banyaknya jumlah proyek tersebut menjelaskan bahwa semakin banyak orang Mesir menargetkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi mereka.[]

FOKUS13No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Trend(%) 2011-2015

Jan-Des Perub.(%) 2016/20152015 2016

TOTAL PERDAGANGAN 1.588.542,0 1.236.622,9 1.228.656,4 1.486.936,1 1.441.000,8 -0,11 1.441.000,8 1.462.581,4 1,50MIGAS 45,4 155,2 3,0 0,0 159.162,0 0,00 159.162,0 257.552,1 61,82NON MIGAS 1.588.496,6 1.236.467,7 1.228.653,4 1.486.936,1 1.281.838,9 -2,42 1.281.838,9 1.205.029,3 -5,99EKSPOR 1.397.514,8 1.013.770,1 1.101.772,8 1.341.002,2 1.197.912,5 -0,28 1.197.912,5 1.110.437,9 -7,30MIGAS 1,9 31,7 0,0 0,0 26.229,3 0,00 26.229,3 1,6 -99,99NON MIGAS 1.397.512,8 1.013.738,4 1.101.772,8 1.341.002,2 1.171.683,2 -0,72 1.171.683,2 1.110.436,3 -5,23IMPOR 191.027,3 222.852,8 126.883,5 145.933,9 243.088,3 0,59 243.088,3 352.143,5 44,86MIGAS 43,5 123,6 3,0 0,0 132.932,7 0,00 132.932,7 257.550,5 93,75NON MIGAS 190.983,8 222.729,3 126.880,6 145.933,9 110.155,6 -14,13 110.155,6 94.593,1 -14,13NERACA PERDAGANGAN 1.206.487,5 790.917,2 974.889,3 1.195.068,3 954.824,1 -0,55 954.824,1 758.294,4 -20,58MIGAS -41,6 -91,9 -3,0 0,0 -106.703,4 0,00 -106.703,4 -257.548,8 -141,37NON MIGAS 1.206.529,1 791.009,1 974.892,3 1.195.068,3 1.061.527,6 1,58 1.061.527,6 1.015.843,2 -4,30

Sumber: BPS, diolah oleh Tim Data dan informasi Perdagangan, Kementerian Perdagangan RI

NERACA PERDAGANGAN RI-MESIR TAHUN 2011-2016

MESIR MERUPAKAN SALAH SATU MITRA DAGANG NON-TRADISIONAL YANG PENTING BAGI INDONESIA. MESIR ADALAH MITRA ESKPOR NOMOR 26 BAGI INDONESIA. PADA TAHUN 2015 VOLUME PERDAGANGAN RI MESIR MENCAPAI USD 1,44 MILIAR.

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

RI – Afrika SelatanKembangkanKerja Sama Ekonomi

Pertemuan bilateral yang dilakukan dalam format Joint Commission for

Bilateral Cooperation (JCBC) tersebut difokuskan pada peningkatan kerja sama ekonomi. Kedua Menlu sependapat bahwa kedekatan hubungan kedua negara belum terefleksikan dalam nilai kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.  

Dalam kaitan ini, Menlu Afrika Selatan menyambut baik langkah Menlu RI yang membawa beberapa wakil BUMN dan pengusaha  Indonesia dalam kunjungannya ke Afrika Selatan. Kelompok pengusaha yang dibawa oleh Menlu RI telah melakukan kegiatan business-matchmaking dan membuka potensi-potensi kerja sama  dengan mitranya di Afrika Selatan antara lain di bidang industri strategis, keuangan, dan transportasi.  

Indonesia dan Afrika Selatan sepakat untuk mendorong para pengusaha

di kedua negara dalam memanfaatkan peluang yang masih banyak terbuka. Sebagai langkah konkrit, kedua Menlu juga sepakat menugaskan tim teknisnya untuk segera menyelesaikan plan of action Kemitraan Strategis 2017-2021, sebagai acuan kerja sama yang dapat dilakukan khususnya di bidang ekonomi.

Selain itu, kedua Menlu juga menyepakati beberapa area kerja sama untuk segera direalisasikan, seperti di bidang kelautan dan perikanan, kerjasama pelatihan diplomat, dan kesepakatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas. 

Selanjutnya Menlu RI menghadiri forum bisnis Indonesia-Afrika Selatan dan menyampaikan bahwa pengusaha Indonesia dan Afrika Selatan harus mampu memanfaatkan hubungan politik kedua negara yang sangat baik untuk merealisasikan berbagai peluang kerja sama dagang dan investasi yang saling

menguntungkan.Forum bisnis Indonesia-

Afrika Selatan ini dihadiri oleh pengusaha Afrika Selatan dari berbagai sektor di antaranya energi, perkapalan, industri strategis, biro perjalanan, serta importir produk furniture dan makanan seperti mie instan . Sedangkan dari Indonesia hadir pengusaha dari KADIN dan BUMN antara lain dari industri strategis, perkapalan, dan lembaga pembiayaan. 

Kehadiran Indonesia Eximbank yang menawarkan berbagai skema pembiayaan ekspor, melengkapi upaya promosi ekspor produk unggulan Indonesia dan menjadi angin segar bagi kerja sama perdagangan kedua negara.”Saya menyadari bahwa salah satu hambatan untuk melakukan kerja sama dagang bagi pengusaha adalah isu pembiayaan, oleh karena itu ikut dalam delegasi pengusaha Indonesia dengan saya adalah wakil dari Indonesia Eximbank,” tutur Menlu RI.

Dalam sambutannya, Menlu RI menyampaikan berbagai langkah reformasi ekonomi Indonesia yang bertujuan untuk membuat ekonomi Indonesia lebih kompetitif, efisien dan terbuka. Menlu RI juga menyampaikan kekuatan ekonomi Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 10 tahun terakhir yang cukup baik, termasuk tahun lalu yang mencapai urutan ketiga di antara negara-negara G-20.

Lebih lanjut Menlu RI menyampaikan bahwa stabilitas politik dan kemajuan demokrasi Indonesia memberikan stabilitas yang berkelanjutan dan kepastian bagi para investor di Indonesia. “Pesan utama saya kepada teman teman pengusaha dari Afrika Selatan, datanglah untuk lakukan kerja sama dagang, investasi dan kunjungan wisata

ke wonderful Indonesia”, ucap Menlu RI. 

Dengan dilaksanakannya forum bisnis Indonesia-Afrika Selatan ini, diharapkan akan semakin mempererat hubungan ekonomi kedua negara. Tahun 2017 menjadi prioritas untuk memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia dengan negara-negara di Afrika dan negara pasar non-tradisional lainnya.

Salah satu hasil dari forum bisnis Indonesia-Afrika Selatan ini adalah akan dilakukannya impor sebesar 18 kontainer serta penjajakan rencana pendirian pabrik produksi mie instan di Afrika Selatan.

Afrika Selatan merupakan mitra dagang terbesar kedua di Afrika Sub-Sahara. Pada periode Januari-Oktober 2016, perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD 860 juta dengan surplus bagi Indonesia. E kspor utama Indonesia ke Afrika Selatan antara lain berupa kendaraan bermotor, karet, alas kaki, ban dan kertas . 

Pada 2016, nilai investasi Afrika Selatan ke Indonesia sebesar USD 981,5 ribu. Total jumlah investasi Afrika Selatan di Indonesia pada periode 2011-2016 mencapai USD 2,75 juta, utamanya di sektor pariwisata (hospitality). Adapun jumlah wisatawan Afrika Selatan yang berkunjung ke Indonesia pada 2015 berjumlah 25.048 orang.

Afrika merupakan kawasan yang memiliki potensi besar, sehingga penting bagi Indonesia untuk terus meningkatkan dan memperluas kerja sama di kawasan ini khususnya dengan Afrika Selatan. Karena itu Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan akan segera menyelesaikan plan of action 2017-2021 mengenai area kerja sama ekonomi yang akan diintensifkan dan mendorong para pengusaha untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada.{}

“Kedekatan sejarah Indonesia dan Afrika Selatan menjadi fondasi kuat untuk kembangkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara,” demikian disampaikan Menlu RI, Retno L. P. Marsudi setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Afrika Selatan, Maite Nkoana-Mashabane di Cape Town, Afrika Selatan pada 6 Februari 2017.

FOKUS14 No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Di Kawasan Afrika Melalui Forum Regional

Pembahasan pada sesi terkahir pertemuan G-20 mengenai kerja sama dengan Afrika

mendapat perhatian yang cukup tinggi dari para Menlu yang hadir. Dalam pertemuan Menlu RI menegaskan perhatian dan peran aktif Indonesia dengan negara-negara Afrika telah dilakukan sejak lama, yaitu tahun 1955 saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT Asia Afrika. 

“KTT Asia Afrika sangat signifikan, karena tidak saja mengawali dukungan dan kerja sama erat Indonesia dengan

Afrika, namun juga menjadi dasar bagi terbentuknya kerja sama Selatan-Selatan,” tutur Menlu RI.

Menlu RI menjelaskan bahwa, bagi Indonesia selain melalui hubungan bilateral, kerangka kerja sama multilateral melalui Kerangka ‘Kerja Sama Selatan-Selatan’ dan ‘Kerja Sama Triangular’ juga sangat penting dalam memberi dukungan terhadap pembangunan di Afrika.

Dalam konteks ini, Menlu RI menggarisbawahi keberhasilan berbagai inisiatif yang telah

dilakukan Indonesia dalam kerja sama pembangunan dengan negara-negara di Afrika, termasuk melalui NAASP (New Asia Africa Strategic Partnership) tahun 2005 dan Capacity Development Project (CADEP), bersama Jepang.

Menlu RI juga menyampaikan bahwa dukungan dan kerja sama Indonesia dan Afrika mencakup berbagai bidang, termasuk pertanian, UKM, pemberdayaan perempuan, dan demokrasi. Indonesia akan terus memberikan prioritas

kepada Afrika untuk tahun 2017, khususnya kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi di sektor-sektor strategis seperti energi dan infrastruktur.

Sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA), Indonesia juga akan mendorong kerja sama yang lebih erat dengan Afrika, khususnya di bidang maritim. “Berbagai langkah dan dukugan Indonesia diharapkan dapat mendukung upaya negara-negara Afrika merealisasikan African 2063 Agenda,” tutur Menlu RI.

Dalam pertemuan, Menlu RI mengajak anggota G20 untuk mempererat kerja sama dengan Afrika. Dukungan internasional bagi Afrika ini penting guna memastikan proses pembangunan, keamanan, dan kesejahteraan di Afrika. Dalam konteks ini, Menlu RI mengajak seluruh negara anggota G20 untuk memperkuat dukungan dan koordinasi dengan Afrika khususnya terkait peningkatan public private partnership yang lebih transparan dan efektif, bantuan pembiayaan (financing), peningkatan kapasitas dan program bantuan teknis. “Kerja sama yang lebih erat antara G20 dan Afrika bukan saja akan meningkatkan kesejahteraan bersama, namun juga akan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas global,” tutup Menlu RI. []

“Kerja sama dan dukungan Indonesia kepada pembangunan di Afrika bukan suatu hal baru, namun telah terjalin sejak semangat Dasasila Bandung 1955” ujar Menlu RI, Retno Marsudi pada sesi khusus Pertemuan Menlu G20, mengenai Cooperation with Africa, di Bonn, Jerman.

SOROT15

ALAMAT KBRI CAPE TOWN

124 Rosmead Avenue, Kenilworth 7708Cape Town, South AfricaTelepon: +27 21 761 7015Faksimili: +27 21 761 7022Jam Kantor: 9:00 - 17:00

kitanesia.id

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Peningkatan Kerjasama Ekonomi Di Kawasan Afrika

(T) Tahun ini diplomasi Indonesia akan memprioritaskan kawasan Afrika, peluang dan potensi apa yang bisa menguntungkan Indonesia di kawasan Afrika ?

(J) Afrika merupakan kawasan yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang besar mencapai 1 miliar jiwa. Afrika juga tengah mengalami pertumbuhan ekonomi 4,1% dalam 5 tahun terakhir, sehingga menjadi pasar yang potensial bagi produk-produk RI.

(T) Bulan lalu Menteri Luar Negeri melakukan kunjungan dan bertemu dengan mitranya di tiga negara Afrika yaitu Mesir, Afrika selatan dan Mozambik. Hasil apa yang diperoleh dari kunungan ini ?

(J) Pada kunjungan Menlu ke Afsel dan Mozambik, diperoleh banyak hasil positif bagi kepentingan ekonomi RI, antara lain peluang positif menjadikan Mozambik sebagai hub bagi ekspor produk RI di kawasan selatan Afrika. Selain

itu, dari kedua negara terdapat potensi kerja sama industri pertahanan, potensi kerja sama perkeretaapian dan komitmen untuk memulai penurunan tarif bagi komoditas-komoditas perdagangan.

(T) Hubungan yang erat antara Indonesia dan Afrika belum bisa diterjemahkan secara kontekstual dalam bentuk penguatan kerjasama ekonomi, strategi apa yang kira-kira bisa membantu penguatan diplomasi Indonesia di bidang ekonomi di kawasan Afrika ?

(J) Untuk dapat mencapai penguatan ekonomi signifikan dengan Afrika, perlu dilakukan fokus-fokus kerja sama serta sinergi yang kuat antara pemerintah dengan dunia usaha. Dari segi pemerintah, khususnya Kemenlu, sedang dirancang suatu roadmap yang akan menjadi panduan bagi seluruh stakeholders untuk meningkatkan hubungan bilateral. Selain itu, perlu juga digalakan kunjungan-kunjungan pejabat tinggi pemerintah, di level Menlu dan Presiden ke Afrika. Hal ini selain akan memperkuat hubungan politik, namun juga akan mengangkat rasa percaya diri dunia usaha nasional untuk berkiprah di Afrika.

(T) Berapa nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Afrika, saat ini ?

(J) Saat ini perdagangan Indonesia dengan kawasan Afrika Sub-Sahara mencapai USD 5,2 milyar. Memang terdapat penurunan dari tahun-

tahun sebelumnya, namun hal tersebut banyak dipengaruhi melemahnya ekonomi global dan jatuhnya harga minyak.

(T) Kekurangan apa yang membuat diplomasi ekonomi Indonesia belum terealisasi dengan baik ?

(J) Kekurangan lebih pada koordinasi yang masih perlu ditingkatkan antara Kementerian/Lembaga pemerintah. Pola pikir yang masih berkiblat ke Barat juga perlu diubah. Umumnya masih terdapat pandangan bahwa Afrika merupakan kawasan yang rentan dan berbahaya, padahal sebagian negara Afrika sama majunya, bahkan ada yang lebih maju dari Indonesia dalm hal pendapatan per kapita. Perlu terdapat kebijakan nasional yang secara sistematis mendorong perhatian Indonesia ke Afrika, salah satunya arahan Presiden RI yang memandang Afrika sebagai pasar prospektif bagi Indonesia.

(T) Apa saja komoditas RI yang telah memasuki pasar Afrika, dan peluang komoditas apa yang bisa dikembangkan pada masa mendatangkan ?

(J) Pada umumnya banyak sekali jenis produk RI yang telah memasuki pasar Afrika, seperti CPO, produk kertas, sabun, tekstil dan makanan. Produk Indomie bahkan telah sangat diterima oleh beberapa negara Afrika dan dianggap masyarakat setempat sebagai produk lokal. Untuk sektor lain yang potensial adalah produk industri strategis. Tidak hanya produk pertahanan seperti kendaraan lapis baja dan kapal, namun juga produk sipil seperti kereta dan pesawat terbang.

(T) Apa kiat Kemenlu untuk mendorong Pengusaha Indonesia untuk berinvestasi ke Afrika dan sebaliknya ?

(J) Kemenlu terus mendorong partisipasi dunia usaha nasional pada pameran-pameran internasional di Afrika. Selain baik untuk

promosi, namun juga agar dunia usaha Indonesia melihat sendiri peluang dan mengenal dekat pasar Afrika, tidak hanya mendengar dari sumber lain. Kemenlu juga aktif dengan merangkaikan delegasi bisnis Indonesia pada kunjungan-kunjungan pejabat tinggi RI ke kawasan.

(T) Negara manakah yang menjadi competitor bagi Indonesia untuk memasuki pasar Afrika, strategi apa yang bisa digunakan untuk memudahkan Indonesia dapat memenangkan persaingan tersebut ?

(J) China, India dan negara-negara Eropa adalah pesaing besar Indonesia. Selain karena memang memiliki kekuatan ekonomi yang besar, negara-negara tersebut sudah lama berada di Afrika. Namun yang perlu diperhatikan, negara-negara tetangga Indonesia, seperti Thailand dan Vietnam sudah lebih maju di Afrika dibandingkan Indonesia. Tentu Indonesia harus mengejar ketertinggalan dengan terobosan-terobosan kebijakan nasional, seperti akan dilaksanakannya Indonesia-Africa Forum di tahun 2018. Selain itu juga akan dilaksanakan Indonesia-Africa Maritime Dialogue dan Indonesia-Africa Seaport Networking Cooperation yang juga akan berlangsung tahun 2018.

(T) Target apa yang akan dibidik oleh tim Diplomasi Ekonomi untuk menggarap pasar Afrika ?

(J) Target yang dicapai setidaknya Indonesia memiliki hub-hub yang mewakili berbagai kawasan di Afrika. Dari hub-hub tersebut, Indonesia dapat memperluas pasar ke negara-negara sekitar hub tersebut.

Catatan: Pada tahun 2015 > total perdagangan RI-Afrika Sub-Sahara: USD 5,8 milyar dengan ekspor USD 3,04 milyar Pada tahun 2016 > total perdagangan RI-Afrika Sub-Sahara: USD 5,2 milyar (turun 10%) dengan ekspor USD 2,6 milyar

Kementerian Luar Negeri menjadikan Diplomasi Ekonomi sebagai salah satu prioritas diplomasi RI diluar negeri. Upaya peningkatan ekonomi terus dilakukan, Menteri Luar Negeri pada minggu kedua bulan Februari melakukan kunjungan ke 3 negara di Afrika sebagai bagian dari penguatan diplomasi ekonomi di wilayah Afrika. Dalam 5 tahun terakhir Indonesia telah memprioritaskan Kawasan Afrika sebagai tujuan Diplomasi ekonomi. Untuk melihat sejauh mana perkembangan diplomai di Kawasan Afrika, berikut ini petikan wawancara Tabloid Diplomasi dengan Direktur Afrika, Daniel Tumpal Simanjutak :

SOROT16

DANIEL TUMPAL SIMANJUTAKDirektur Afrika, Kemenlu RI

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Indonesia Bidik Pasar Prospektif

Namun demikian ada wilayah-wilayah atau negara-negara di dunia ini yang

memang menjadi kekuatan ekonomi utama, seperti misalnya AS, Tiongkok, Jepang, dan Singapura. Negara-negara tersebut memang menjadi tujuan ekspor utama Indonesia selama ini, dan itulah yang disebut sebagai ‘pasar tradisional’ bagi Indonesia.

Belakangan, Indonesia tidak hanya menggarap pasar tradisional tersebut saja, tapi juga sudah mulai menggarap potensi-potensi dan peluang-peluang baru. Di satu sisi, selama ini Indonesia memang sudah terbiasa atau memiliki orientasi pasar ke negara-negara ekonomi utama tersebut, dimana sebagian besar ekspor Indonesia ditujukan kesana saja. Demikian juga dalam hal mencari sumber investasi, dimana sebagian besar investasi di Indonesia berasal dari negara-negara ekonomi utama tersebut.

Peringkat pertama dalam hal besarnya nilai investasi di Indonesia, sekarang ini berasal dari Singapura, disusul kemudian oleh Jepang, Korea dan AS. Tapi perekonomian dunia saat ini telah mengalami pergeseran kekuatan yang terjadi dari satu wilayah ke wilayah yang lain dan dari satu negara ke negara yang lain. Di sisi lain juga terjadi kelesuan ekonomi dalam bentuk perlambatan pertumbuhan ekonomi, termasuk di Tiongkok yang merupakan mesin utama peningkatan perekonomian dunia.

Indonesia harus mencermati hal ini, karena pada satu sisi Indonesia memiliki target untuk memperluas pasar ekspor dan sumber investasi, serta meningkatkan arus wisatawan

asing yang berkunjung ke Indonesia. Karena itu pemerintahan Presiden Joko Widodo sekarang ini menekankan kembali untuk menggarap pasar-pasar baru, dimana ada yang menyebutnya sebagai ‘pasar non-tradisional’ dan ada juga yang menyebutnya dengan ‘pasar prospektif ’. Dan beberapa kawasan yang dianggap sebagai ‘pasar prospektif ’ itu diantaranya adalah Afrika, Timur Tengah dan Amerika Selatan/Latin.

Secara historis dan politis, Afrika lebih dekat dengan Indonesia dan memiliki peluang yang sangat besar. Saat ini, nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara di Afrika relatif masih sangat kecil, demikian juga dengan negara-negara di Timur Tengah, padahal mereka

mengimpor sedemikian banyak produk dari berbagai negara.

Sebetulnya produk-produk Indonesia memiliki beberapa keunggulan, baik dalam bentuk barang manufaktur, pakaian, makanan, peralatan bermesin, komponen elektronik dan sebagainya. Namun Indonesia memang harus lebih intensif untuk meningkatkan nilai perdagangannya dengan negara-negara di kawasan Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Tidak kurang dari itu, Menlu RI juga telah melakukan kunjungan kerja ke beberapa negara Afrika Sub Sahara dengan melibatkan sektor BUMN dan swasta nasional, diantaranya adalah dari sektor perbankan, yaitu Bank Exim. Hal ini dilakukan dalam upaya mengatasi hambatan pada

sistem pembayaran.Berbagai peluang yang

ada di kawasan Afrika Sub Sahara memang harus bisa dimanfaatkan dengan baik dan maksimal oleh Indonesia, karena itulah Indonesia kemudian mencari cara-cara baru atau terobosan-terobosan baru agar peluang pasar yang ada tidak tersia-siakan. []

Sebagaimana prinsip dalam dunia usaha atau kegiatan bisnis, suatu negara bisa berdagang dan menjalin hubungan bisnis dengan negara mana saja dan yang terletak dimana saja, maka oleh karena itu semua kawasan dan negara-negara yang potensial bisa digarap.

SOROT17

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Jl. M.I. Ridwan Rais, RT.14/RW.2, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110Sarankan edit · Pemilik bisnis ini?

Promosi produk Indonesia pada Autoshop 2016 di Riyadh, Saudi Arabia.

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Diplomasi Ekonomi Menindaklanjuti Kunjungan Raja Salman

“Kunjungan itu bisa berupa delegasi asing yang mengunjungi kita atau delegasi kita yang mengunjungi suatu negara. Dan kita tentunya berharap bahwa dari kegiatan saling kunjung itu ada manfaat ekonomi yang betul-betul real”, kata Ridwan Hassan.

Lebih lanjut Ridwan Hassan memaparkan bahwa kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi kemarin adalah salah satu kunjungan yang diharapkan membawa dampak ekonomi yang besar.

“Dari berbagai informasi yang disampaikan oleh media, kita bisa melihat bahwa ada minat dan komitmen untuk melakukan kerja sama ekonomi yang nilainya bahkan disebutkan sekitar USD 25 miliar. Tapi sebagaimana diketahui, bahwa selain kerja sama ekonomi tersebut, ada juga berbagai kerja

sama yang dilakukan di bidang-bidang lainnya”, kata Ridwan Hassan.

Menurut Ridwan Hassan, salah satu contoh yang menonjol dan bisa diambil sebagai hasil dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia adalah berupa kerja sama pembangunan pengilangan minyak di Cilacap yang nilainya cukup besar.

“Ini baru kerja sama pada tingkatan ‘G to G’ atau kerja sama ekonomi pada tingkat antar pemerintah. Bentuk kerja sama lainnya tentunya juga cukup banyak mengingat kunjungan Raja Salman kemarin itu juga membawa rombongan delegasi yang cukup besar, termasuk dari kalangan swasta”, terang Ridwan Hassan.

Sebagaimana diketahui bahwa ketika orang hendak berdagang atau melakukan investasi, tentunya ia sudah

membuat suatu perhitungan atau mengkalkulasi mengenai untung-ruginya.

“Menurut saya disitulah tantangannya, karena kita harus bisa meyakinkan bahwa paket yang kita tawarkan sangat menarik dan menguntungkan bagi mereka”, jelas Ridwan Hassan.

Salah satu kegiatan yang juga diselenggarakan di dalam rangkaian acara kunjungan Raja Salman adalah berupa Business Forum yang secara formal diselenggarakan oleh Kadin Timur Tengah dan didukung oleh BKPM, Kemendag dan Kemenlu.

“Namun disini Kemenlu hanya bersifat membantu, terutama adalah teman-teman di Direktorat Timur Tengah. Dan kemudian apa saja business dealing yang dihasilkan dari pertemuan antara swasta dengan swasta ini, juga tidak semuanya dapat kita ketahui. Tapi yang pasti cukup banyak deal yang dihasilkan”, imbuh Ridwan Hassan.

Dalam forum ini, Indonesia menawarkan paket-paket peluang bisnis dan investasi yang sesuai dengan bidang

usaha masing-masing anggota delegasi, dan sebaliknya, para pengusaha Arab Saudi itu juga menawarkan peluang investasi kepada para pengusaha Indonesia.

“Dalam hal ini kita hanya mendorong para pelaku bisnis di kedua negara untuk turut berperan dalam upaya memajukan ekonomi kita. Mengenai hubungan bisnisnya seperti apa, itu kita kembalikan kepada mereka”, tukas Ridwan Hassan.

“Saya kira cukup banyak yang harus kita follow up dari kunjungan Raja Salman ini, termasuk juga semua kunjungan tamu-tamu asing ke Indonesia, dan juga sebaliknya kunjungan Presiden, Menteri dan Pejabat Tinggi kita ke luar negeri, karena memang kita diamanatkan untuk melakukan tindak lanjutnya”, tukas Ridwan Hassan.

Lebih lanjut Ridwan Hassan menegaskan bahwa kunjungan-kunjungan itu bukan hanya menjadi kegiatan seremonial semata, tapi merupakan kegiatan yang harus di follow up dan terus dikawal, meskipun dimaklumi bahwa dalam setiap kegiatan bisnis, at the end of the process yang memiliki peranan adalah para business player. Sedangkan pemerintah, termasuk Kemenlu dan instansi terkait lainnya, hanya bertugas sebagai fasilitator dan memastikan bahwa aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang ada dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Oleh karena itu, kepastian hukumnya harus sudah disiapkan, kepastian dan kelengkapan proyek yang ditawarkan juga harus berjalan sesuai dengan peraturan yang ada, termasuk juga hal-hal yang berkaitan dengan semua itu juga sudah diselesaikan. Artinya bahwa proyek atau paket investasi yang ditawarkan sudah tidak memiliki persoalan, termasuk dalam hal penyediaan dan pembebasan lahan, pasokan listrik, dan tenaga kerja.[]

Staff Ahli Menlu RI Bidang Diplomasi Ekonomi, Ridwan Hassan, di ruang kerjanya (15/3/2017) mengatakan bahwa kegiatan diplomasi ekonomi antara lain dapat dilakukan dengan memanfaatkan Kunjungan Kerja atau Kunjungan Kenegaraan.

SOROT18

okezone.com

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Kemenlu dan Bank Indonesia Kerja Sama Tingkatkan Diplomasi Ekonomi

Bank Indonesia dan Kementerian Luar Negeri RI sepakat untuk meningkatkan

kerja sama di bidang diplomasi ekonomi dalam rangka meningkatkan peran dan kepemimpinan Indonesia di dunia internasional. Komitmen tersebut dituangkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, pada tanggal 3 Maret 2017, Gedung Pancasila, Kemenlu.

Nota Kesepahaman antara Kemenlu dengan Bank Indonesia mencakup 5 area dengan 10 program kerja sama untuk meningkatkan diplomasi ekonomi Indonesia.

Penguatan koordinasi dan sinergi yang selama ini telah terjalin antara kedua lembaga dilakukan guna meningkatkan persepsi positif terhadap ekonomi Indonesia, memperjuangkan kepentingan Indonesia di tingkat internasional, serta

meningkatkan kapasitas sumber daya di masing-masing instansi.

Menlu RI antara lain menyatakan bahwa hasil dari Nota Kesepahaman ini akan memberikan ‘amunisi’ bagi para diplomat Indonesia dalam bekerja.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia menyatakan bahwa “Bank Indonesia dan Kementerian Luar Negeri perlu memperkuat dan meningkatkan kerja sama di

tengah semakin dinamisnya tantangan yang dihadapi Indonesia dalam kerja sama internasional. Kerjasama dan sinergi yang harmonis ini diharapkan dapat mendukung terciptanya diplomasi ekonomi yang efektif sehingga kepentingan nasional dan persepsi positif Indonesia dapat tetap terjaga,”

Penjabaran Nota Kesepahaman diwujudkan dalam bentuk program kerja yang disusun secara bersama

oleh Bank Indonesia dan Kementerian Luar Negeri setiap tahun. Untuk mengoptimalkan manfaat pelaksanaan program kerja, kedua instansi sepakat untuk melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas pelaksanaan program kerja tahunan tersebut.

Nota Kesepahaman ini berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan kedua belah pihak. []

SOROT19

Usai Penanda Tanganan Kesepahaman tentang peningkatan diplomasi ekonomi Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, melakukan jumpa pers dengan awak media. Jakarta 3 Maret 2017, Gedung Pancasila, Kemenlu.

Secara rutin bank Indonesia menerbitkan “Presentation on Recent Economic Developments” yang dapat diunduh di www.bi.go.id/en/iru/default.aspx.

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Produk Makanan OlahanMembidik Pasar Jepang

FOODEX 2017

berlangsung selama empat hari pada 7-10 Maret 2017 di Makuhari Messe, Chiba Prefecture (sekitar 20 km dari Tokyo). Pameran ini diikuti oleh 3.250 peserta dan

menarik tidak kurang dari 77.000 orang pengunjung. FOODEX 2017 merupakan kolaborasi prakarsa dari Japan Management Association, Japan Hotel Association, Japan Ryokan & Hotel Association, Japan Restaurant

Association, dan Japan Tourism Facilities Association.

Melalui partisipasi di FOODEX ini, para peserta dari Indonesia berharap untuk menembus pasar Jepang dan membantu meningkatkan ekspor Indonesia ke Jepang. Jenis makanan dan minuman yang dipamerkan di antaranya adalah kopi, teh organik, biskuit, sereal, cokelat, produk olahan kelapa, makanan ringan, makanan beku, buah merah Papua, beras dan produk olahan beras.

Selama ini sudah ada

produk-produk makanan Indonesia yang diekspor ke Jepang meskipun jumlahnya masih belum sesuai harapan. Hal tersebut karena terganjal oleh ketatnya prosedur impor produk makanan dan minuman ke Jepang. Pemerintah Jepang sangat memperhatikan komposisi bahan yang terkandung dalam makanan, proses pembuatan hingga pengemasan produk makanan. 

Tahun lalu, FOODEX 2016 mampu menarik 3.197 peserta pameran dimana 61% diantaranya adalah perusahaan makanan dan minuman dari 78 negara, serta berhasil menyedot 76.532 pengunjung. (Sumber: KBRI Tokyo)

Sejumlah 12 perusahaan Indonesia berpartisipasi dalam penyelenggaraan the 42nd International Food and Beverage Exhibition (FOODEX) 2017, pameran makanan dan minuman tahunan terbesar di Asia yang dibuka pada 7 Maret 2017 oleh perwakilan para Kedutaan Besar asing di Tokyo, termasuk Kuasa Usaha ad Interim KBRI Tokyo, Dr. Ben Perkasa Drajat.

TARGET EKSPOR 2019

Berdasarkan permintaan dunia yang tinggi, otomotif dan mesin-mesin merupakan

produk yang harus didorong meskipun kemampuan di domestik masih relatif rendah.

Strategi pengembangan ekspor akan disesuaikan dengan karakteristik pasar tujuan ekspor masing-masing.

Mengoptimalkan hasil market intelligence dari Perwakilan Indonesia di luar negeri sebagai masukan dalam pengembangan produk, identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, mengetahui hambatan perdagangan, serta sistem jaringan logistik dan distribusi, dalam menentukan dan menyusun strategi yang tepat dan efektif.

Melakukan program promosi yang terpadu dan tersinergi, baik antar kementerian pemerintah,

maupun sektor pelaku usaha dan pelaku ekspor melalui pameran dagang, misi dagang, instore promotion, buying mission dan misi pembelian serta menyelenggarakan pameran internasional di dalam negeri misalnya Trade Expo Indonesia, agar jumlah

pelaku usaha yang dapat ikut lebih banyak dengan biaya yang murah;

Membangun pusat-pusat promosi di negara akreditasi baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun mendorong keikutsertaan/ partisipasi swasta sebagai

windows of Indonesia/ etalase produk Indonesia langsung di negara target pasar, baik melalui House of Indonesia, Inkubasi Bisnis, Trading House, Indonesia Inc., Windows of Indonesia (WOI) dan Permanent Trade Display. []

Target ekspor 2019 bertumpu pada produk manufaktur dimana peningkatan ekspor dilakukan dengan fokus pada Produk Elektronik, TPT, Produk Kimia, Produk Kayu & Furniture, dan Produk Logam, yang memiliki permintaan dunia tinggi dan merupakan produk bernilai tambah tinggi berbasis industri serta sektor berbasis tenaga kerja.

LENSA20 No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

sgimage.detik.net.id

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Beberapa Kegiatan Perwakilan RI DalamDIPLOMASI EKONOMI DI TRIWULAN I TAHUN 2017PENJAJAKAN PEMBELIAN MINYAK KELAPA SAWIT OLEH YAMAN

KUAI KBRI Sana’a Sulthon Sjahril pada tanggal 21 Maret 2017 menerima kunjungan General Manager of Aljufry for Trading Abdullah Salim Al-Jufry. Abdullah, pedagang yang saat ini mengimpor keramik roman dari Indonesia, tertarik memasukkan produk minyak goreng kelapa sawit dari Indonesia.

INDONESIAN CULINARY SPRING BAZAAR OLEH KBRI NEW DELHI

Berbagai sajian masakan Indonesia dipromosikan pada acara Indonesian Culinary Spring Bazaar oleh Kedutaan Besar RI New Delhi di lingkungan KBRI, pada tanggal 18 Maret 2017. Sebanyak 13 stand menjual aneka ragam makanan, kerajinan tangan dan batik ramai dikunjungi tamu undangan yang jumlahnya mencapai lebih dari 500 orang.

PROMOSI CULINER INDONESIA OLEH KBRI QUITO

Alousius Marino, seorang juru masak asal Jawa Tengah yang kini bertugas sebagai juru masak di Wisma Duta RI Quito, Ekuador, menunjukkan kebolehannya memasak makanan khas Indonesia di hadapan ribuan tamu gala charity dinner “Una Mesa, Mil Sonrisas” (19/3).

PROMOSI KULINER INDONESIA OLEH KJRI HO CHI MINH

Gado-gado, lumpia dan es teler berhasil meraih penghargaan “best nutritional value” pada kegiatan Diplomatic Ladies Can Cook 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada 12 Maret 2017 oleh Service Company to Foreign Missions (FOSCO) bekerja sama dengan HCMC Department of Foreign Affairs dan HCMC Union of Friendships Organization (HUFO) dalam rangka memperingati hari Wanita Sedunia.

PROMOSI PRODUK MAKANAN INDONESIA KE PASAR

MAKANAN JEPANG MELALUI FOODEX 2017

Sejumlah 12 perusahaan Indonesia berpartisipasi dalam the 42nd International Food and Beverage Exhibition (FOODEX) 2017, pameran makanan dan minuman tahunan terbesar di Asia yang dibuka oleh para perwakilan Kedutaan Besar asing di Tokyo, termasuk Kuasa Usaha ad Interim KBRI Tokyo, Dr. Ben Perkasa Drajat.

PROMOSI PARIWISATA OLEH KBRI BEOGRAD

KBRI Beograd secara konsisten turut mempromosikan pariwisata Indonesia, termasuk keikutsertaan pada 39th Sajam Turizma (International Fair of Tourism/IFT) tanggal 23-26 Februari 2017 di Beograd, Serbia.

PROMOSI PRODUK INDONESIA OLEH KBRI BANGKOK

KBRI Bangkok melalui the 50th Diplomatic Red Cross Bazaar, Bangkok turut mempromosikan produk-produk Indoensia. Kegiatan ini diikuti oleh 4 perusahaan industri kreatif kerajinan tangan khas Indonesia. Selain itu juga ditampilkan kelompok tari profesional dari Indonesia untuk memeriahkan panggung seni budya di arena Bazar tersebut.

PROMOSI KOPI DAN MIE INSTAN OLEH KBRI PRETORIA

KBRI Pretoria dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg mempromosikan kopi dan mie instan Indonesia di Ouma’s tea House, Jan Smuts Park, Pretoria, Afrika Selatan, tanggal 28 Januari 2017.

FORUM BISNIS RI - PAKISTANPada tanggal 22 Januari 2017

diselenggarakan Forum Bisnis RI-Pakistan mengenai perdagangan sawit atas kerja sama KBRI Islamabad, KJRI Karachi, BPDP dan GAPKI. Minyak sawit Indonesia sejak 2014 hingga 2016 menguasai pasar sawit

Pakistan. Pada 2014 Indonesia memiliki market share 72,5% yang meningkat menjadi 83% di 2015 dan 82% di 2016.

PROMOSI PARIWISATA MAKTA NORDIC TRAVEL FAIR

Pada ”Matka Nordic Travel Fair” di Helsinki, 19 - 22 Januari 2017, KBRI Helsinki dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mempromosikan pariwisata dengan menjual berbagai macam paket pariwisata Indonesia.

PENJAJAKAN KERJA SAMA CRUISE ANTARA SUMATERA UTARA DENGAN PENANG

KJRI Penang dan PT. Pelindo I Belawan telah memfasilitasi kunjungan delegasi Penang Port dan Pemilik Cruise ke Medan, Sumatera Utara pada tanggal 19-21 Januari 2017, guna membahas opsi destinasi/produk wisata untuk Cruise yang berlabuh di Belawan selama sekitar 10 jam.

PROMOSI WISATA OLEH KJRI CHICAGO

KJRI Chicago mempromosikan pariwisata Indonesia melalui Chicago Travel and Adventure Show (CTAS) 2017 tanggal 21-22 Januari 2017. CTAS merupakan salah satu pameran tahunan wisata terbesar di AS. Booth Indonesia selain diisi dengan berbagai brosur wisata dan barang kerajinan Indonesia, juga diisi dengan paket wisata Indonesia.

PROMOSI PARIWISATA DI MADRID

KBRI Madrid dan Kementerian Pariwisata RI kembali berpartisipasi dalam Pameran Pariwisata Internasional FITUR (Feria Internacional de Turismo) yang berlangsung di Madrid, 18 – 22 Januari 2017. Pameran Pariwisata Internasional terbesar ke-3 di dunia tersebut dibuka oleh Kepala Negara Spanol, Raja Felipe VI, pada tanggal 17 Januari 2017.

A NIGHT IN INDONESIA – PROMOSI PARIWISATA INDONESIA OLEH KJRI CHICHAGO

Untuk lebih meningkatkan kehadiran pengusaha dan wisatawan dari negara bagian Wisconsi, AS ke Indonesia, KJRI Chicago bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Centre Chicago, MMAC World Trade Association dan Husch Blackwell menyelenggarakan A Night in Indonesia di Milwaukee pada 18 Januari 2017. A Night in Indonesia difokuskan pada promosi batik, kopi organik gayo dan kuliner Indonesia.

PROMOSI KULINER INDONESIA OLEH KBRI SOFIA

KBRI Sofia menyelanggarakan Indonesian Culinary Night tanggal 13 dan 14 Januari 2017 di Kempinski Hotel Bansko, Sofia. Acara ini merupakan inisiatif dari Borislav Petrov, calon Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Bansko, dengan Kempinski Hotel Bansko dan didukung oleh KBRI Sofia.

PROMOWO PARIWISATA INDONESIA OLEH KJRI KARACHI

Pada 14 Januari 2017, KJRI Karachi mempromosikan Indonesia melalui kegiatan 30th International Gourmet Air War Course 2017 di aula Pakistan Air Force College, Karachi. Acara tersebut diikuti oleh 10 (negara) antara lain Afrika Selatan, Arab Saudi, Indonesia, Iran, Bangladesh, Srilanka, Oman, Malaysia, Mesir, Zimbabwe.

PROMOSI PARIWISATA KBRI OSLO

Pada pameran wisata internasional Reiselivsmessen 2017, pada 13-15 Januari 2017 di Telenor Arena, Oslo, Norwegia, KBRI Oslo bekerja sama dengan pemerintan Provinsi Sumatera Barat mempromosikan pariwisata dengan menampilkan seni budaya khas khas Minangkabau.

LENSA21No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

Memaksimalkan Potensi Pariwisata Indonesia

Pariwisata saat ini merupakan sektor yang dinamis. Di tingkat global,

total jumlah wisatawan pada tahun 2014 adalah sebanyak 1,138 miliar dengan total pendapatan sebesar USD 1,4 triliun. Dari jumlah keseluruhan tersebut, Indonesia sampai dengan tahun 2014 baru bisa menarik wisatawan mancanegara sejumlah 9 juta orang dengan total pendapatan sebesar USD 250 juta. Jumlah tersebut tergolong rendah bahkan jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia misalnya yang mampu menarik wisatawan sebanyak 25 juta

orang.Terlepas dari

melimpahnya potensi wisata yang dimiliki, Indonesia terbukti belum mampu memaksimalkan semua potensi yang ada. Sumber daya alam dan manusia yang unggul serta keamanan negara yang relatif stabil belum mampu meningkatkan pariwisata Indonesia secara maksimal. Belum adanya infrastruktur yang mendukung industri pariwisata yang produktif, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, serta konektivitas antardaerah dinilai sebagai tantangan industri pariwisata Indonesia ke depan.

Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa salah satu kelemahan Indonesia adalah kurangnya promosi tentang pariwisata Indonesia pada tataran global. Jika ingin mencapai target wisatawan mancanegara sejumlah 20 juta orang, maka Indonesia harus meningkatkan promosi pariwisata. Fokus pada pasar besar sektor pariwisata juga harus ditingkatkan.

Adapun pemerintah tidak tinggal diam dengan kondisi pariwisata Indonesia yang masih jauh dari harapan. Upaya-upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia

INDONESIA DAN PARIWISATA MERUPAKAN DUA HAL YANG TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. 4,2%

DARI TOTAL GDP INDONESIA DIDAPATKAN DARI SEKTOR PARIWISATA, SEMENTARA 1 DARI 11

PEKERJAAN MERUPAKAN JASA PARIWISATA.

LENSA22 No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

terus digalakkan. Strategi ini antara lain dilakukan dengan revitalisasi serta penambahan infrastruktur pendukung pariwisata seperti hotel dan layanan kesehatan, penambahan jadwal dan rute penerbangan langsung ke Indonesia, serta penambahan perjanjian bebas visa dengan negara-negara yang dinilai memiliki potensi besar sebagai penyumbang wisatawan.

Strategi promosi “all-in” yang tertuang dalam Trade, Tourism, and Investment (TTI) juga menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan promosi pariwisata pada khususnya. Strategi ini melibatkan semua stake holder terkait serta pelaku usaha pariwisata yang meliputi travel agents, perusahaan penerbangan, dan industri perhotelan.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan kekuatan ekonomi global di Asia. Dengan resistensinya terhadap krisis keuangan global dibanding negara-negara tetangga, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,7% di tahun 2013 dan menjadikannya sebagai “Negara dengan perekonomian paling stabil selama lima tahun terakhir” oleh publikasi terkemuka dunia The Economist. []

Sumber : Kemenpar RI

No. 102 Tahun X - 15 Februari - 14 Maret 2017

MENGGERAKAN RODA DIPLOMASI EKONOMI DARI BERBAGAI LINI

LENSA23

PEMBENTUKAN 14 DEWAN BISNIS RI - TIMUR TENGAH

Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir, tanggal 15 Maret 2017 menghadiri peresmian 14 Business Councils antara Indonesia dan negara-negara Timur Tengah yang dibentuk oleh Permanent Committee on Middle East and OIC Countries, KADIN.

Kemenlu menyampaikan apresiasi tinggi kepada KADIN Komite Tetap Timur Tengah dan OKI (KT3-OKI), serta menyambut baik terbentuknya 11 (sebelas) Business Council RI dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Asia Selatan dan Tengah, yakni antara Indonesia dengan Bahrain, Mesir, Iran, Irak, Jordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Arab Saudi, dan Persatuan Emirat Arab.Kawasan Timur Tengah adalah pasar non-tradisional yang sangat prospektif bagi Indonesia. Menurut data Kementerian Perdagangan RI, potensi ekspor ke pasar Timur Tengah mencapai USD 975 milyar.

PERTEMUAN MENLU RI DENGAN PENGUSAHA MESIR

Mengawali kunjungan kerja ke Kairo, Mesir, pada tanggal 5 Februari 2017 Menlu RI melakukan pertemuan dengan pengusaha Indonesia yang telah berinvestasi di Mesir. Dalam pertemuan, Menlu RI mendengarkan berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi pengusaha Indonesia di Mesir. Berbagai komoditas dan produk Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kopi, mie instan dan ban kendaraan bermotor sudah unggul di pasar Mesir. “Produk Indonesia sangat kompetitif di Mesir, dengan pasar sekitar 92 juta orang di Mesir masih terdapat peluang sangat besar bagi produk lain untuk di kembangkan,” tutur Menlu Retno.

Dari pertemuan dengan pengusaha Indonesia, juga diketahui banyaknya minat dari pengusaha Mesir atas produk UKM Indonesia. Peluang pasar bagi produk seperti kerajinan tangan dan produk perawatan untuk industri spa memiliki potensi besar. “Sekitar 90 persen pengusaha di Mesir adalah UKM dan memiliki minat atas produk dari Indonesia. Untuk itu kita harus dapat memfasilitasi ekspor produk Indonesia yang diminati pengusaha UKM di Mesir” tutur Menlu Retno.

IORA TRADE EXHIBITION

Dalam rangka penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) di Jakarta, tanggal 5-7 Maret 2017, diselenggarakan IORA Trade Exhibition. Aneka produk kreatif dari makanan, minuman, kerajinan, pariwisata, jasa kargo hingga industri strategis unggulan Indonesia ditampilkan pada IORA Trade Exhibition di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini menarik para pemimpin negara IORA.

FORUM BISNIS INDONESIA-MOZAMBIK

Menlu RI, Retno L.P. Marsudi menghadiri forum bisnis Indonesia-Mozambik di Maputo pada 7 Februari 2017, yang dihadiri lebih dari 50 pengusaha Mozambik. Dalam kesempatan tersebut, Menlu RI antara lain menyampaikan agar “Pengusaha Indonesia dan Mozambik harus manfaatkan semua peluang untuk merevitalisasi hubungan dagang dan investasi yang melemah setahun terakhir”.

FORUM BISNIS INDONESIA-AFRIKA SELATAN

Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi memaparkan potensi ekonomi dan perdagangan Indonesia kepada para pengusaha Afrika Selatan pada Forum Bisnis RI-Afrika Selatan di Cape Town, 6 Februari 2017. Forum bisnis tersebut dihadiri oleh pengusaha Afrika Selatan dari berbagai sektor di antaranya energi, perkapalan, industri strategis, serta importir besar Afrika Selatan untuk produk furniture dan makanan seperti mie instan , dan biro perjalanan. Sedangkan dari Indonesia hadir pengusaha dari KADIN dan BUMN antara lain dari industri strategis, perkapalan, dan lembaga pembiayaan.

Salah satu hasil dari forum bisnis Indonesia-Afrika Selatan ini adalah rencana akan dilakukannya impor sebesar 18 kontainer serta penjajakan rencana pendirian pabrik produksi mie instan di Afrika Selatan.

Diplomasi tabloiddiplomasi.org [email protected] @diplik_Kemlu

No. 102tahun x

tabloidTgl. 15 Februari - 14 MAret 2017

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

Direktorat Diplomasi PublikJalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110Telepon : 021-3813480Faksimili : 021-3858035

www.tabloiddiplomasi.org

771978 9173869

ISSN 1978-9173

Tingkatkan Minat Masyarakat, Kemenlu Gelar Pekan Literasi Asia Afrika 2017

Luar Negeri melalui MKAA siap bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung atau instansi terkait lain untuk mengadakan kegiatan seperti Pekan Literasi ini hingga ke tingkat kecamatan atau kelurahan.“Kegiatan Pekan Literasi ini merupakan prakarsa untuk turut berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya generasi muda, agar menjadi penerus bangsa yang berwawasan luas,” imbuh Al Busyra.Pada kesempatan pembukaa kegiatan ini, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional, Ofy Sofiana menilai Pekan Literasi ini sebagai kegiatan yang strategis untuk mendorong peningkatan minat baca. Hal

Museum Konferensi Asia Afrika Bandung (MKAA) kembali menggelar acara Pekan Literasi Asia Afrika di Museum MKAA, Jl. Asia Afrika Bandung. Pekan Literasi diisi dengan berbagai kegiatan seperti pameran literasi, bazaar buku, bedah buku dan diskusi film.Plh. Kepala Museum KAA, Meinarti Fauzie menuturkan kegiatan yang diadakan untuk ke-4 kalinya tersebut bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa.“Acara juga sekaligus untuk mempromosikan Perpustakaan MKAA kepada masyarakat luas,” tambahnya.Membuka Pekan Literasi, Direktur Diplomasi Publik, Kemlu, Al Busyra Basnur meminta agar kegiatan seperti ini dapat ditingkatkan frekuensinya. Kementerian

ini mengingat rendahnya minat baca masyarakat Indonesia sebagaimana hasil survei Central Conecticut State University yang menempatkan Indonesia pada peringkat 60 dari 61 negara.Oleh karena itu, lanjutnya, budaya membaca seperti yang dipromosikan Pekan Literasi ini perlu dijadikan bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari.Pekan Literasi diikuti oleh Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Ali Alatas, Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat, Pusat Kebudayaan Korea, IKAPI Jawa Barat, Museum Naskah Proklamasi, Pusat Bahasa Mandarin Universitas Kristen Maranatha, Penerbit Braille Yayasan Abiyoso, dan Klab Bahasa Esperanto (Sahabat Museum KAA).

Pekan Literasi Asia Afrika di Museum MKAA, Jl. Asia Afrika Bandung. (foto: Dit. Diplik)

Hadir pada acara pembukaan Ketua IKAPI Jawa Barat, Konsul Jenderal Korea Selatan, wakil Pemprov Jawa Barat dan Pemkot Bandung, Sahabat Museum KAA, pelajar dan mahasiswa serta masyarakat luas.Dalam pantauan Direktorat Diplomasi Publik, hari pertama Pekan Literasi ini mendapatkan sambutan luas dari masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa. Hal ini tampak dari ramainya pengunjung booth-booth pameran yang antusias menanyakan berbagai produk/jasa yang dipamerkan. []