tabloid aviasi edisi maret 2014

44

Click here to load reader

Upload: redaksiaviasi

Post on 25-Nov-2015

728 views

Category:

Documents


93 download

DESCRIPTION

AVIATION IS OUR PASSION

TRANSCRIPT

  • Rp 15.000www.tabloidaviasi.com

    H E A D L I N E S

    ELE VATING SAFE T Y, SER VICE , BUSINESS

    A V I A T I O N I S O U R P A S S I O NIAVIAS

    Edisi 69 Thn VI - Maret 2014

    Siti Isya Bella,Mengawali Libur dengan JoggingHal 41

    10.000 Penerbangan Batal, Karakter Monster di Pesawat, Video Seksi Air New Zealand Diperotes, Cangkir MicgroGREENs InCycleLintas Aviasi Hal 4-5

    VietJetAir Belanja Lebih dari 100 Airbus , ibis Styles Bali Kuta Dewi Sri, Lokasi Strategis dan Desain UnikBisnis Aviasi Hal 6-7

    Tengku BurhanuddinHidupnya untuk PenerbanganTop Seat Hal 8

    Pullman: Gaya Metropolitan dengan ArtNight Pertama di Asia, Kontes Udara di Singapore Airshow 2014 Seremonia Hal 10-11

    Singgah di Airport Terbesar di DuniaBandar Udara Hal 26-27

    Delapan Operator Pelat Merah Sempat BangkrutHal 9

    American Baru, Setelah Mengajukan BangkrutHal 20-21

    BONUS POSTERSukhoi Superjet 100

    Merpati Masih SeksiMaskapai "jembatan udara nusantara" ini kembali ditimpa

    krisis padahal banyak pihak seperti investor, melihat Merpati masih seksi. Peluang terbang masih terbuka lebar.

    CS300, Penantang Jet Gaya Kanada

  • W H A T Y O U E X P E C T E D :

    W H A T Y O U D I D N O T :

    JOIN OUR GLOBAL LOYALTY PROGRAMAT ACCORHOTELS.COM

    MERCURE.COMMORE THAN 700 HOTELSAROUND THE WORLD

    - Mercure Bali Kuta -

    D I S COV E RME R CUR E

  • CORPORATE

    DIREKTUR UTAMA I Venita PardedePEMIMPIN UMUM I Andi GultomWAKIL PEMIMPIN UMUM I H. Yusuf SupriyatnaPENASIHAT I Prof. DR. H. K. Martono, SH, L.L.M Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid,SH,Ph.D Capt. Sonny M. Sasono Capt. Hasfrinsyah Hasan

    EDITORIAL

    PEMIMPIN REDAKSI I Andi GultomREDAKTUR I Tom Maruli A.I NasutionSTAF REDAKSI I Ir. Haryono Danang Prihantoro, S.Pd KEUANGAN/SEKRETARIS I Nita Nur AzizahMANAGER IKLAN/SIRKULASI I Yunita Pardede, S.PsiMARKETING I Antonio Ester Ida Berliana, SE Martin P. GultomSIRKULASI I Susanto Achmad Milub DESAIN GRAFIS I AntoWEBSITE I Ian NugrohoPERWAKILAN I Agung (Kota Kinabalu) Sukardiansyah (Balikpapan) Sonoib (Medan) Kifli (Makassar) Bona Tobing (Semarang) Otto (Yogyakarta) Achmad Mantang (Pangkalpinang) Wuryanto (Surabaya) Haryono N (Bandung)

    Untuk saran, kritik dan komentar kirim email ke: [email protected] Redaksi menerima suara pembaca, tulisan atau artikel dan foto yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke redaksi diketik 2 spasi dan maksimum 3.000 karakter. Alamat pengiriman: [email protected]

    DariRedaksi

    DariPembaca

    Kepada instansi yang akan mengundang Aviasi guna liputan/wawancara, undangan mohon ditujukan kepada Redaksi Aviasi melalui e-mail: [email protected], fax nomor: 021 5578 0849, atau dapat menghubungi melalui telepon atau SMS ke 0812 88 737 747. Wartawan Aviasi tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apa pun dari nara sumber. Wartawan Aviasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas.

    PEMBERITAHUAN

    Nasib MerpatiPENERBITTREND MEDIA GLOBAL

    ALAMAT REDAKSIJl. Pulau Putri Raya LS No. 31Kota Modern, TangerangTEL I 021-68903778, 55780849FAX I 021-55780849

    EMAIL ENQUIRIES

    REDAKSI I [email protected] & MARKETING I [email protected] I www.tabloidaviasi.com

    RedaksiFoto: Dok. Bombardier Aerospace

    A V I A T I O N O F I N D O N E S I AIAVIAS

    AirAsia Tidak Ada di Tabel Aviasi

    Oh Merpatiku

    Foto Cover: CS300

    Info Berlangganan:[email protected] Pemasangan Iklan:[email protected] 88 737 747

    NASIB penerbangan perintis yang dijuluki Jembatan Nusantara itu makin tragis. Negara sebagai pemilik Merpati Nusantara Airlines sepertinya sudah angkat tangan, sebab lilitan utang maskapai pelat merah itu semakin menggunung dan usaha bisnisnya tak pernah membawa untung.

    Sejumlah pihak menyayangkan jika hanya karena salah urus, Merpati harus disuntik mati atau dipailitkan. Oleh sebab itu, kata mereka, Merpati harus diselamatkan. Persoalannya bagaimana menyelamatkannya?

    Topik inilah yang coba kami ulas dalam

    rubrik Laporan Utama, sebab kami sendiri berkepentingan Merpati harus tetap bisa terbang tinggi.

    Di saat manajemen Merpati berusaha mempertahankan diri, Gunung Kelud di Jawa Timur meletus dan menyemburkan debu vulkanik yang dapat membahayakan penerbangan. Sejumlah bandar udara ditutup. Seperti apa bahaya debu gunung tersebut bagi pesawat?

    Jawaban atas pertanyaan tersebut kami ulas di rubrik Fokus dan Safety. Di samping itu masih ada artikel menarik lain yang sayang jika Anda lewatkan. Selamat membaca.

    SAYA pembaca setia AVIASI meskipun tidak berlangganan. Pada beberapa edisi terakhir di beberapa rubrik yang memuat info jadwal penerbangan local, redaksi tidak mencantumkan jadwal Air Asia. Misalnya untuk rute Surabaya ke beberap kota, redaksi mencantumkan

    Garuda, Lion Air, Sriwijaya, Tiger Mandala, terbang sekian kali/hari plus harga tiketnya. Tetapi tidak tercantum Air Asia, kecuali untuk rute yang memang AA tidak ada. Apakah ada alasan tertentu?

    Haryanto SCempaka Putih Jakarta

    Sedih saya mendengar Merpati menghadapi masalah, sehingga untuk sementara ini tidak bisa menjalankan perannya sebagai jembatan nusantara di daerah terpencil.

    Sebagai mantan karyawan saya berharap maskapai ini ke depan bisa tetap eksis mengisi kekosongan rute yang selama ini belum dimaksimalkan, baik oleh Merpati maupun maskapai lain.

    Sungguh teramat sayang jika sayap Merpati patah dan tidak bisa lagi terbang hanya gara-gara salah perawatan

    Edhy PurwantoKini tinggal di MagelangJawa Tengah

    Aviasi l Maret 2014 l 3

    Catatan RedaksiTerimakasih atas masukan Anda.

  • 4 l Aviasi l Maret 2014Lintas Aviasi

    SALAH satu hari perjalanan ter-buruk dalam beberapa tahun terjadi karena lebih dari 4.580 penerbang an di seluruh bangsa di-batalkan sejak 10 Februari lalu. Secara keseluruhan, lebih dari 10.000 jadwal batal di bandar udara Amerika Serikat.

    Sumber kekacauan perjalanan udara seperti yang dilaporkan US Today adalah badai musim dingin besar yang membawa sejumlah airport tersibuk di dunia tak berdaya.

    Hub (pengumpul) di Washington utara melalui Philadelphia, New York, Reagan dan Dulles telah menghentikan semua operasi penerbangan mulai pu-kul 06.45 waktu setempat.

    Di hampir setiap bandar udara besar dan kecil rata-rata mengalami kacaunya penerbangan. Menurut Flight-tracking FlightAware, ratusan keberangkatan mengalami pembatalan seperti di Atlanta, Philadelphia, Newark Liberty, Washington Reagan National, Charlotte dan New York LaGuardia.

    Sebagaimana pantauan FlightAware, lebih dari 500 flight canceled juga ter-jadi di bandar udara kecil. Akibat cuaca buruk ini, sebagian besar dibebaskan biaya perubahan dan aturan rebooking bagi pelanggan untuk terbang melalui bandar udara yang terkena badai, meskipun rincian bervariasi oleh mas-kapai.

    Laporan lain menyebutkan, keka-cauan didasarkan hampir seluruh jad-wal penerbangan di Atlanta Hartsfield-Jackson International sebagai yang tersibuk di dunia. Hanya sekitar 300 dari 2.500 penerbangan normal sehari-hari beroperasi di sana.

    Menurut The Atlanta Journal-Con-stitution, hampir setengah dari jadwal penerbangan nasional mengalami penundaan dan pembatalan ke seluruh pelosok negara.

    FlightAware merangkum, rincian jadwal yang dibatalkan pada 10-13 Febru ari lalu yaitu Senin: 587, Selasa: 1.369, Rabu: 3.408, Kamis: 4.488, Jumat: 152 dengan total: 10.004. (*)

    10.000 Penerbangan Batal

    SEPERTI tahun sebelumnya, Emirates memiliki karakter khu-sus untuk mainan anak-anak yang tergabung dalam seri mainan Fly with Me Monsters, di antaranya memiliki nama Zaive, Oggie, AirBoe dan Fangdao.

    Edisi khusus tema baru mainan monster ini diperuntukkan bagi anak-anak pra-sekolah yang ikut dalam

    penerbangan Emirates. Diharapkan karakter ini mampu menjadi teman per-jalanan yang ideal untuk anak Anda.

    Terry Daly, Divisional Senior Vice President Service Delivery Emirates mengatakan, Hampir 3,5 juta mainan monster telah didistribusikan kepada pelanggan muda Emirates sejak di-luncurkan pada 2012, dan popularitas karakter ini sudah sangat mengagum-

    kan. Kini, wisatawan muda kita dapat berharap untuk membangun koleksi mainan mereka sendiri.

    Mainan monster baru ini dihadirkan dalam dua kategori, pertama yaitu Blanket Buddies-karakter monster yang melilit di selimut. Sedangkan kategori kedua merupakan Seat Belt Critters, mainan kecil yang dikenakan di sabuk pengaman untuk mendorong kesela-matan anak.

    Anda yang terbang dengan Kelas Premium Emirates, perjalanan akan lebih mengesankan dengan adanya berbagai model baru monster yang menginspirasi mainan eksklusif untuk 35 lounge Emirates di seluruh dunia. Anak-anak dapat menikmati selimut dengan karakter monster bernama Camus.

    Putra-putri Anda juga memiliki kesempatan memiliki dompet wisata Quiksilver serta kotak aktivitas dengan desain monster berwarna biru. Produk terkesan ini dapat Anda dapatkan di seluruh jaringan lounge atau di area bermain khusus anak-anak di lounge Dubai. (*)

    Karakter Monster di Pesawat

    MASKAPAI asal Selandia Baru diprotes kaum feminis karena menampilkan model berbi-kini seksi dalam sebuah video pada awal Februari lalu. Itu dianggap terlalu blak-blakan untuk konsumsi pener-bangan.

    Dalam video tersebut, di antaranya ada supermodel Christie Brinkley, Chrissy Teigen, Hillary Drezner, Ariel Meredith, Hannah Davis dan Jessica Gomes. Mereka memberikan rasa eksotis keselamatan ketika berada di sebuah pulau. Video ini kemudian di-posting di berbagai sosial media.

    Perusahaan identik dengan Kiwi ini, memang belum lama merilis se-buah video keselamatan baru yang menayangkan aktivitas perempuan berbikini di sebuah pulau terpencil.

    Menurut pihak airlines, safety demo tidak hanya sebagai instruksi keselamat an penerbangan, namun se-bagai promosi jaringan dari Auckland ke Los Angeles, yang menawarkan persinggahan di Kepulauan Cook. (*)

    Video Seksi Air New Zealand Diprotes

    UNITED Airlines pada Februari lalu mengumumkan melaku-kan kampanye penerbangan ramah lingkungan dengan meng-ganti cangkir styrofoam dalam setiap penerbangan dan di airport lounge.

    Sebagai penggantinya, operator ini menggunakan cangkir Micgro-GREENs InCycle, produk dari sebuah perusahaan startup berbasis di Was-hington, yang memproduksi cangkir dengan 50 persen bahan bakunya berasal dari daur ulang.

    Cangkir ramah lingkungan itu akan mengganti cangkir non-daur ulang yang biasanya digunakan un-tuk minum kopi dan minuman panas lainnya.

    Selama enam tahun terakhir, United berhasil mendaur ulang ka-leng aluminium, kertas dan plastik dari limbah yang dihasilkan dalam pesawat terbang dan fasilitas milik maskapai. (*)

    Cangkir MicgroGREENs InCycle

    Suasana di salah satu bandar udara Amerika Serikat. (Foto: wordpress.com)

    Monster teman anak-anak di pesawat. (Foto: ghananewsagency.org)

    Produk daur ulang. (Foto: dupontevents.com)

    Airbus A320 (Foto: planespotters.net)

  • Aviasi l Maret 2014 l 5Lintas Aviasi

    AMERIKA Serikat, khususnya di Dulles mendadak gempar, berbeda dengan hari-hari bi-asanya. Sesosok mayat pria berada dalam ruang roda pesawat Airbus A340.

    Pesawat milik South African Airways itu mendarat di Dulles Inter-national Airport di Amerika Serikat pada pertengahan Februari lalu.

    Berbagai pihak, termasuk polisi airport, pemadam kebakaran, FBI (Federal Bureau of Investigation), petugas bea cukai langsung menuju ke lokasi penemuan mayat. Semen-tara pihak keamanan setempat yang memegang kasus ini mengatakan masih terus melakukan investigasi.

    Penemuan mayat ini tidak meng ganggu jadwal penerbangan di Dulles, sebagai salah satu bandar udara. (*)

    Mayat Pria Ditemukan di Ruang Roda Pesawat

    NEPAL Airlines dengan de Havil-land Canada membawa 15 pe numpang dan tiga awak pesawat, tiba-tiba menghilang setelah lepas landas dari kota wisata populer di Nepal, Pokhara pada 17 Februari lalu. Pesawat ini tidak ada dalam pantauan hanya 15 menit setelah take off.

    Nepal Airlines bertolak dari Bandar Udara Pokhara, Nepal, pada pukul 13.30 waktu setempat, 15 menit kemudian hilang dari radar, kata Ganesh KC, Juru Bicara Kepolisian Nepal.

    Menurut pihak otoritas, tercatat ada 18 orang dalam pesawat tersebut, yaitu 14 penumpang dewasa, satu bayi, dan tiga kru pesawat. Salah satu penum-pangnya berasal dari Denmark, jelas

    Ram Hari Sharma, Juru Bicara Nepal Airlines kepada media lokal.

    Insiden ini mengingatkan kem-bali akan tingkat keselamatan airlines negara-negara di sekitar pegunungan Himalaya.

    Penyelamat di Nepal pada 17 Febru-ari lalu menemukan puing-puing dari sebuah pesawat yang menabrak gu-nung tertutup salju dan terbakar, me-newaskan semua 18 orang di dalamnya, termasuk seorang anak kecil, kata pihak berwenang.

    Sebuah helikopter melihat rerun-tuhan di dekat Machinelek, sekitar 250 kilometer (160 mil) barat Kathmandu. (*)

    Menghilang Setelah Lepas Landas

    ETHIOPIAN Airlines yang awal-nya menuju Roma dibajak dan mendarat di Jenewa setelah berputar-putar di atas udara ibukota Swiss pada 17 Februari lalu.

    Boeing 767-300 dengan nomor penerbangan 702 berangkat dari Addis Ababa, Ethiopia pada 00.30 waktu setempat dan seharusnya mendarat di Roma pada pukul 04.40 waktu setempat.

    Menurut airlinereporter.com, saat di atas Sudan dilaporkan pilot mulai menyiarkan 7.500 peringatan pang-gilan - yang merupakan kode untuk maskapai sedang dibajak.

    Informasi dari Flightaware.com menunjukkan penerbangan mengeli-lingi Jenewa, Swiss, awalnya terbang rendah karena ada masalah dengan bahan bakar.

    Insiden ini berakhir ketika pem-bajak ditangkap oleh penguasa dan penegak hukum Swiss. Pesawat telah mendarat dengan selamat di Bandar Udara Internasional Cointrin, Jenewa. Semua penumpang dan awak aman di Jenewa.

    Ternyata, penerbangan itu dibajak oleh copilotnya, dikarenakan mencari suaka. Peristiwa terjadi, ketika kapten ke toilet. (*)

    Penerbangan 702 Dibajak

    Airbus A320 (Foto: planespotters.net)

    A340 South African (Foto: frankfurt-aviation-friends.de)

    Boeing 767-300 (Foto: businessinsider.com)

    (Foto: modocharlie.com)

  • 6 l Aviasi l Maret 2014Bisnis Aviasi

    GUNA mendukung bisnis pener-bangan dan pariwisata, Accor sebagai operator hotel terbesar di Asia Pasifik kembali menawarkan ho-tel terbaru di Bali pada 4 Februari lalu.

    Hotel ini terletak sangat strategis di Bali yang hanya 15 menit dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, dekat Kuta Central Park, kawasan bisnis dan hypermarket.

    Pembukaan akomodasi baru ini menampilkan Panjembrama tarian penyambutan tradisional Bali dihadiri oleh beberapa tamu VVIP termasuk Ke-pala Dinas Pariwisata, Tjok Raka Dhar-mawan Msi; Adrianto Mulia, Presiden Director PT Bali Livio Utama; Gerard Guillouet, Senior Vice President, Accor Malaysia, Indonesia & Singapore.

    ibis dengan 114 kamar tidur ini berkonsep all-inclusive (harga yang terjangkau tanpa ada tambahan biaya-biaya lain yang tidak diinformasikan sejak awal) sudah meliputi sarapan prasmanan dengan berbagai pilihan minuman dan makanan lokal serta didukung fasilitas internet.

    Tantiarini Hidayati, General Manager ibis Styles Bali Kuta Dewi Sri menegas-kan hotel ini menawarkan sentuhan budaya Bali yang unik dan menawan berpadu dengan jiwa ibis Styles yang sederhana, namun cerah dan penuh keramahan. (*)

    ibis Styles Bali Kuta Dewi Sri, Lokasi Strategis dan Desain Unik

    No. Nama Hotel Jumlah Kamar1. Sofitel Bali Nusa Dua 4122. Pullman Bali Legian Nirwana 3513. The Royal Beach Seminyak Bali - MGallery Collection 1424. Amarterra Villas Nusa Dua - MGallery Collection 395. The Kuta Beach Heritage Hotel, Bali - Managed by Accor 1496. Novotel Bali Nusa Dua 1757. Novotel Bali Benoa 1878. Mercure Bali Sanur Resort 1899. Mercure Bali Kuta 130

    10. Mercure Bali Harvestland Kuta 16711. Mercure Bali Nusa Dua 20112. ibis Bali Kuta 15613. ibis Styles Bali Benoa 17414. ibis Styles Bali Kuta Circle 19115. All Seasons Bali Denpasar 15316. All Seasons Bali Legian 113

    Jaringan Accor di Bali

    Sumber: Accor Hotels

    MASKAPAI berbiaya murah asal Vietnam, ViteJet menyele-saikan pemesanan besar untuk pesawat jenis A320. Perjanjian jual beli ini terdiri dari 42 unit A320NEO, 14 unit A320CEO, tujuh unit A321CEO dan 30 hak pembelian. Selain itu, VietJetAir menyewa delapan pesawat jenis A320 dari pihak ketiga.

    Pemesanan tersebut dilaksanakan pada 11 Februari lalu di Singapore Air-

    show oleh CEO and Vice Chairwoman VietJetAir, Nguyen Thi Phuong Thao, dan CEO Airbus, Fabrice Brgier. Penan-datangannya disaksikan oleh Menteri Perhubungan Vietnam, Dinh La Thang, dan Sekretaris Jenderal ASEAN, Le Lu-ong Minh.

    Pesawat A320 sudah terbukti seba-gai pesawat paling efisien dalam hal layanan di maskapai VietJetAir, dan menjadi favorit penumpang kami,

    kata President VietJetAir, Luu Duc Khanh.

    Berdasarkan pengalaman ini, kami terus mengembangkan bisnis pesawat di seluruh Asia-Pasifik. Airbus akan menjadi mitra strategis VietJet dengan menyediakan pesawat paling ekono-mis, nyaman dan didukung pelatihan program-program yang relevan, papar Fabrice. (Pri)

    VietJetAir Belanja Lebih dari 100 Airbus MENUTUP 2013 Garuda In-donesia membukukan pendapatan operasi (Ope-

    rating Revenue) sebesar USD 3,72 miliar, meningkat 7 persen dibanding 2012 sebesar USD 3,47 miliar.

    Pendapatan dari penumpang (Passenger Revenue) juga mengalami peningkatan 10 persen, dari USD 2,69 miliar pada 2012, menjadi USD 2,96 miliar pada 2013.

    Sementara itu, laba operasi (Opera ting Income) mengalami penu-runan 66,4 persen menjadi USD 56,4 juta, dibanding 2012 USD 168,1 juta. Laba bersih (Income for the Period) juga menurun dari USD 110,8 juta pada 2012 menjadi USD 11,2 juta 2013.

    Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan bah-wa kinerja keuangan 2013 dipeng-aruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan faktor tingginya harga bahan bakar. Selain itu, Garuda juga berinvestasi dalam penambahan armada.

    Meskipun terjadi penurunan laba, pada 2013 Garuda berhasil me-lunasi pinjaman total USD 130 juta; terdiri USD 55 juta dari Citi Club Deal-1, dan USD 75 juta dari Indonesia Exim Bank, jelas Emir.

    Selama 2013, pergerakan rute domestik dan internasional me-ningkat 28,1 persen menjadi 196,403 frekuensi penerbang an, dibanding periode 2012 yaitu 153,266 frekuensi penerbangan. (*)

    Kinerja GA Mencapai USD 3,7 Miliar

    TERMINAL 2 Bandar Udara In-ternasional Juanda, Surabaya di Sidoarjo mulai dioperasikan guna menunjang bisnis aviasi. Area seluas 49.500 m2 ini mampu menam-pung 6 juta penumpang per tahun dengan investasi hampir Rp 1 Triliun.

    General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, Trikora Harjo menyatakan ini airport pertama di Indonesia yang mengadopsi 12 in-frastruktur teknologi, mengusung eco-airport dengan memanfaatkan konservasi air dan mengurangi kon-sumsi energi.

    T2 Juanda dilengkapi 12 unit gar-barata, tiga unit konter Visa on Arrival (VoA), enam unit travelator, lima unit eskalator, tiga unit lift, serta sistem pengelolaan bagasi yang canggih, yaitu HBS (handling baggage system). T2 mampu menampung 1.845 unit kendaraan.

    Salah satu operator yang beropera si di T2 ini adalah Garuda Indonesia yang melayani lebih dari 350 penerbangan setiap minggu-nyake Jakarta, Bandung, Makassar, Denpasar, Balikpapan, Lombok, Ku-pang, Semarang, Banjarmasin dan Singapura. (*)

    Terminal 2 Juanda Beroperasi

    Fabrice Bregier, CEO Airbus, CEO Airbus dan Nguyen Thi Phuong Thao, CEO & Chairwoman VietJet diantara jajaran manajemen seusai kesepakatan pembelian pesawat. (Foto-foto: Dok. Airbus)

    Bersama dua maskot ibis Styles, Gerard Guillouet, Senior Vice Persident Accor Malaysia, Indonesia & Singapore, Tantiarini Hidayati, General Manager ibis Styles Bali Kuta Dewi Sri dan Adrianto Mulia, President Director PT Bali Livio Utama saat peresmian hotel. (Foto: Dok. Cognito)

    atas: Airbus A320NEO, bawah: Airbus A32CEO.

  • Aviasi l Maret 2014 l 7Bisnis Aviasi

    SEJAK mengudara kembali pada April 2012, Mandala kembali menghadirkan rute-rute domestik maupun internasional. Namun, sejak 10 Februari lalu, sebanyak sembilan rute ditutup sementara (suspends).

    Kepada Aviasi, M. Thoriq Syarief-Hu-sein, Senior Communication Executive Tigerair Mandala menyatakan, Tigerair Mandala secara konsisten mengevalu-asi kinerja dan bisnis sebagai upaya meningkatkan kualitas jaringan serta pelayanan terhadap penumpang. Se-bagai bentuk upaya peningkatan ja-ringan, sejumlah penerbangan Tigerair Mandala akan dihentikan sementara hingga batas waktu yang belum diten-tukan.

    Ditanya soal tingkat isian penum-pang (load factor) dan harga yang ditawarkan pada rute yang dihentikan, Thoriq mengatakan setiap rute memi-liki potensi yang berbeda-beda dari tingkat isian penumpang. Kami belum bisa menyebutkan angka pasti di rute-rute tersebut.

    Menurutnya, imbas pengurangan rute ini, bahwa kinerja keuangan Ti-gerair Mandala mempengaruhi Tiger Airways Holding (TAH) grup sebesar persentase kepemilikan Tiger Airways Holdings (TAH) di Tigerair Mandala yaitu sebesar 33 persen.

    Dari informasi yang dihimpun Aviasi, saat ini Tigerair Mandala bermodal sembilan Airbus A320 dengan sembilan rute domestik dan internasional.

    Operator tertua ketiga di tanah air ini mengumumkan bagi calon penum-pang yang telah membeli tiket namun mengalami penghentian sementara, ditawarkan pilihan (opsi) yaitu memin-dahkan jadwal penerbangan Tigerair Mandala (RI) di hari lain, mengalihkan ke penerbangan Tigerair Singapore (TR) atau memilih pengembalian uang (refund).

    Apakah Penutupan Rute Diprediksi Bangkrut?

    Menurut Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (Astindo), seja-rah kebangkrutan airlines di Indonesia sudah menjadi catatan tersendiri, di antaranya lebih dari 10 perusahaan Sempati Air, AW Air, Indonesia Airlines, Bouraq, Air Efata, Star Air, Adam Air, Kartika Airlines, Riau Airlines, Linus Air, Pacific Royal dan Batavia Air.

    Bahkan, saat itu Mandala Air sendiri sempat mengalami kebangkrutan dan

    secara resmi menghentikan operasio-nalnya dimulai sejak 13 Januari 2011.

    Elly Hutabarat, Presiden Astindo kepada pers mengungkapkan kekece-waan penghentian rute penerbangan yang dilakukan secara mendadak. Namun, mudah-mudahan ada proses penyelesaian yang tepat.

    Katanya, cerita klasik terjadi di industri penerbangan ini, bagi perusa-haan yang gulung tikar dalam meng-operasikan bisnis usahanya, akhirnya menyebabkan mayoritas tour and travel yang berperan menjual tiket mengalami kerugian. (Sat)

    Tigerair Mandala Pangkas Sembilan Jaringan, Pertanda Bangkrut?

    Jaringan/Nomor Penerbangan Mulai PenghentianSurabaya Hongkong, RI 650 / 651 10 Februari 2014Surabaya Kuala Lumpur, RI 742 / 743 11 Februari 2014Jakarta Kuala Lumpur, RI 700 / 701

    18 Februari 2014Jakarta Pekanbaru, RI 72 / 73Medan Kualanamu Singapura, RI 861 / 862Jakarta Yogyakarta, RI 344 / 345

    3 Maret 2014Pekanbaru Singapura, RI 871 / 870Jakarta Singapura, RI 808 / 809Jakarta Surabaya, RI 520 / 529

    17 Maret 2014Surabaya Bangkok, RI 914 / 915Jakarta Hongkong, RI 652 / 657 11 April 2014

    Rute yang Dihentikan

    Sumber: Tigerair Mandala

    Airbus A320. (Foto: Anto)

  • 8 l Aviasi l Maret 2014Top Seat

    BERKECIMPUNG dalam industri aviasi bukanlah sesuatu yang baru bagi laki-laki ini. Menggeluti airlines merupakan rutinitas yang dilakoni sejak masih muda. Tengku Burhanuddin yang kini memang-ku sebagai Sekretaris Jenderal INACA (Indonesia Na-tional Air Carriers Association) tetap semangat dalam mengayomi organisasi penerbangan.

    Sejak lulus dari Universitas Padjajaran pada 1974 dengan predikat sarjana ekonomi perusahaan, saya tak mau berpangku tangan saja. Saat itu, mengapa sarjana tidak dimanfaatkan? kata lelaki kelahiran Brastagi, 3 Juni 1946 ini.

    Kepada Aviasi, ia menuturkan mengawali karier pertama di Garuda Indonesia. Dari 500 pelamar, hanya diambil 10 orang. Kala itu, Tengku bekerja di bagian commercial era Wiweko Soepono.

    Sejak di Garuda Indonesia, saya ditugaskan ke berbagai negara, pertama kali di Jepang dan Kuala Lumpur. Saya juga dikirim ke Roma, Italia, London, Inggris, paparnya.

    Di saat itu, laki-laki yang identik dengan kaca-mata bulat ini pernah membawahkan 13 negara dari wilayah Eropa dan Afrika. Berarti pada masa itu, bisnis cukup pesat.

    Berkomentar soal bisnis penerbangan, Tengku menegaskan bahwa airlines itu harus tahu persis arah bisnisnya, apakah akan menggunakan pesawat badan lebar atau pesawat kecil.

    Lebih lanjutnya, mengelola bisnis ini jangan ikut-ikutan. Kenyatannya bagi yang bermain besar sukses, yang bermain kecil juga sukses. Khusus bisnis pesawat charter dan helikopter juga bisa eksis.

    Dulu dan sekarang, sudah berbeda. Perbandingan terlihat pada jumlah pesawat, jenis pesawat, bandar udara aktif, tujuan penerbangan dan sebagainya, ka-tanya.

    Ia menambahkan, persaingan bisnis di masanya justru dalam negeri tidak ketat, tetapi penerbangan luar negeri yang ketat. Mengapa? Menurutnya, area domestik sudah terbagi-bagi dengan rapi dan tertib, terutama Garuda Indonesia dan Merpati, sisanya un-tuk beberapa perusahaan penerbangan.

    Untuk luar negeri, itu berkompetisi dengan mas-kapai-maskapai dari berbagai negara. Operator itu berlomba-lomba mendatangkan banyak turis dengan iming-iming wisata. Jadi kalau tidak menonjolkan tu-

    juan favorit ya kurang diminati, imbuhnya.Sebagaimana pengalamannya, dulu yang diton-

    jolkan bukan pelayanan juga bukan pesawatnya, melainkan ya destinasi itu. Berbeda dengan sekarang, service diutamakan. Kesemuanya tanpa mengabaikan keselamatan.

    Kenyataannya sekarang, di mata Tengku, kompe-tisi semakin ketat apalagi maraknya model berbiaya murah (low cost carrier), ditunjang oleh ekonomi yang terus meningkat. Namun, tujuan internasional kurang greget.

    Seharusnya penerbangan dibuat paralel, domes-tik dan luar negeri seimbang. Apakah kita mau ke luar negeri atau menarik turis ke dalam negeri, paparnya.

    Apalagi 2015 akan menghadapi Asean Open Sky yang sudah terlihat belakangan ini. Kendala di tanah air saja sudah sulit, seperti komersial, personel, keamanan dan lain-lain, itu harus segera diuraikan, imbuhnya.

    Untuk mengupas seluk beluk penerbangan, ia mengaku lebih suka dan tertantang dengan diskusi. Beberapa kali ia menjadi pembicara dalam diskusi

    panel kebijakan dan strategi pemberdayaan perusa-haan penerbangan nasional (Maret 2006), pembahas utama dalam seminar grand skenario penanggulan-gan kecelakaan transportasi (November 2007), pembi-cara Asean Open Sky Policy (2011), pembicara seminar on ASEAN Open Skies (18 November 2010) dan masih banyak lagi.

    Biola 60 TahunSelama bekerja di luar negeri lebih 16 tahun,

    Tengku ternyata tak menghabiskan hari-harinya untuk pekerjaan. Ia menyempatkan melakukan agenda yang dinilai sangat penting.

    Saya dulu harus pandai mengatur waktu golf, ada juga gym bahkan bermain musik pun saya lakoni, wa-laupun hanya lagu itu-itu saja, pungkasnya.

    Ada kenangan tersendiri soal musik. Ia punya biola yang sudah berusia lebih 60 tahun dan masih terawat baik. Katanya, biola ini merupakan pemberian dari ayahnya saat bertugas di Singapura. Alat musik terse-but dibeli di Jerman. (Dnn)

    Tengku BurhanuddinHidupnya untuk Penerbangan

    Perjalanan Karier: PT Garuda Indonesia, Staff Dinas Sales & Services, Jakarta (1976-1978) Sales Manager Japan, Tokyo (1979-1982) General Manager for Malaysia, Kuala Lumpur (1982-1985) General Manager for Italy-Malta, Roma (1985-1988) General Manager for United Kingdom, London (1988-1990) Kasubdin Market Development, Jakarta (1990 -1993) Regional Director Indonesia Barat, Jakarta (1991 -1993) Regional Director Europe & Africa, Amsterdam (1993 -1996) Ketua Team Revitalisasi Pemasaran Garuda (1996) Ketua Koperasi Karyawan Garuda (1996-1999) Direktur Utama PT Garuda Karya Mandiri (2000 sekarang) Komisaris PT Dirgantara Purna Persada (2000 sekarang) Anggota Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi (EKKT) Keputusan Presiden RI

    Nomor: 3 Tahun 2007 Wakil Ketua Komtap (Komisi Tetap) Perhubungan KADIN (2007-2008), Anggota Penasehat CATT (Civil

    Aviation Transformation Team) Tahun 2008-2010 Anggota Majelis Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Bidang Udara (2010-sekarang) Ketua Komisi Tetap Angkutan Udara KADIN (2008-2010) Wakil Ketua Komisi Tetap Perhubungan Udara KADIN (2010-2014) Anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia - BPPI (2011-2015) Keputusan Presiden Republik Indonesia

    Nomor : 148/M Tahun 2011.

    (Foto: Anto)

  • Aviasi l Maret 2014 l 9On The Spot

    Delapan Operator Pelat Merah Sempat BangkrutJIKA yang bangkrut adalah perusahaan swasta sepertinya wajar saja. Namun, bagaimana jika hal tersebut terjadi pada masakapi milik negara? Sungguh ironis.

    Kini, nasib airlines pelat merah tanah air, Mer-pati Nusantara terancam tidak beroperasi lagi. Berbagai upaya dilakukan agar tetap bisa terbang. Harap maklum, maskapai itu dikabarkan terus merugi, sehingga bukan lagi penyangga jaringan perintis.

    Tidak hanya Merpati yang ambruk, sejum-lah perusahaan penerbangan milik pemerintah (negara) lain juga sempat mengalami hal serupa. Siapa saja?

    Maskapai utama Swiss bangkrut pada 2001. Kreditor-kreditornya, Credit Suisse dan UBS, pada tahun itu menjual aset-aset Swissair pada Crossair yang melayani penerbangan regional. Nama Crossair kemudian diubah menjadi Swiss dan operator baru tersebut memulai operasinya pada 31 Maret 2002. (Pri)

    Swissair (Didirikan Maret 1931)

    Perusahaan ini pusat kegiatannya di Budapest Ferihegy International Airport, sebagai maskapai utama Hungaria yang terbang ke 50 kota di 34 negara di seluruh dunia. Pada 14 Februari 2012 Pengadilan Budapest menyatakan Malev bangkrut dan memerintahkan likuidasi perusahaan.

    Hungarian Airlines (Didirikan 1946)

    Sesuai instruksi Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, pada 16 September 2008, berbasis di Roma, Italia, bahwa tidak ada alternatif lagi untuk menyelamatkan maskapai milik Italia, kecuali Alitalia direstrukturisasi dan bergabung dengan Lufthansa.

    Jika Alitalia bangkrut, maka berbagai pihak kehilangan 20.000 orang pekerjaan. Kantor berita ANSA menyatakan pemerintah telah menemukan 16 investor yang akan mengucurkan dana US$1,4 miliar untuk menormalkan perusahaan.

    Alitalia (Didirikan 2008)

    Sebagaimana laporan BBC pada 12 April 2012, beban utang dan merahnya neraca keuangan me-munculkan spekulasi Air India bangkrut dalam waktu dekat. Asetnya pun makin sedikit dalam beberapa tahun terakhir walaupun telah digabung dengan In-dian Airlines pada 2007 (saat merger).

    Mengatasi hal tersebut, pemerintah India meng-gelontorkan dana restrukturisasi utang senilai 30 miliar Rupee (US$ 5,9 miliar) guna menyelamatkan airlines yang berbasis di Indira Gandhi Airport itu.

    Air India (Didirikan Juli 1930)

    Reuters melansir status kebangkrutan JAL didaf-tarkan pukul 08.00 GMT hingga 08.00 GMT pada 19 Januari 2010. Saat itu, kepailitan JAL akan menjadi yang terbesar di Asia.

    Berdasarkan laporan keuangan JAL per 30 Sep-tember 2009, utang JAL tercatat 1,5 triliun yen (US$ 16 miliar.) JAL juga berencana melakukan pemu-tusan hubungan kerja (PHK) 15.000 pekerja atau sepertiga dari 47.000 karyawan.

    Japan Airlines (Didirikan 1951)

    Sebagai anak perusahan AMR Corp, American Airlines menyatakan kebangkrutan pada 2011. CNN melaporkan, saat itu AA hanya mencatat keun-tungan dalam satu kuartal sejak 2007 dan kehila-ngan US$ 4,8 miliar selama tiga setengah tahun. Perusahaan juga harus membayar US$ 800 juta lebih untuk biaya tenaga kerja.

    American Airlines (Didirikan 1930)

    Iberia (Didirikan Juni 1927)Operator terbesar Spanyol yaitu Iberia, pada 9 November 2012 berencana melakukan PHK 4.500 karyawannya demi bertahan melawan kri-sis ekonomi di negaranya sekaligus di Uni Eropa.Induk usaha, International Airlines Group (IAG), dikutip AFP bahwa Iberia sedang berjuang un-tuk tetap hidup.

    United Airlines (Didirikan 1926)Dari Amerika, United Airlines awal 2012 telah meng-umumkan merumahkan (PHK) 600 karyawannya untuk menjaga biaya operasi perusahaan.Menurut informasi, operator yang berkedudukan di Chicago ini merugi US$ 723 juta. Hal tersebut mendorong maskapai ini mengurangi frekuensi penerbangan. Sebelumnya, pada 2010, United telah merger dengan Continental dan resmi dibawah United Continental Holdings.

    Airbus A330. (Foto: staticflickr.com)

    Boeing 737-500 (Foto: luftfahrt.net)

    Boeing 787 Dreamliner. (Foto: staticflickr.com)

    Boeing 777-200. (Foto: planespotters.net)

    Airbus A330-300. (Foto: airportsinternational.com)

    Boeing 737-800. (Foto: ainonline.com)

    Boeing 737-800. (Foto: freekaamaalhai.com)

    Boeing 777-200. (Foto: staticflickr.com)

  • 10 l Aviasi l Maret 2014Seremonia

    PADA 4 Februari lalu, CEO Qatar Airways, Akbar Al Baker, me-ngunjungi fasilitas Airbus di Toulouse untuk mendapatkan infor-masi dari tangan pertama mengenai kemajuan program A350.

    Maskapai berbasis di Doha ini akan menjadi operator A350 XWB pertama dan juga pelanggan terbe-sar dengan 80 pesawat pesanan

    Selama kunjungan, Al Baker mengamati langsung di Airbus untuk uji terbang pesawat MSN4 (Manufacture Serial Number) dengan livery khusus Qatar Airways.

    Pesawat ini akan segera ber-gabung dengan armada A350 sebe-lumnya untuk menjalani tes suara eksternal, tes petir, pengembangan avionik, sertifikasi, pelatihan untuk pilot dan tim pemeliharaan (main-tenance).

    Kami ingin membuka lemba-ran baru yang efisien, kenyamanan perjalanan udara dan lebih mening-katkan ekspansi rute kami, papar Al Baker. (*)

    Pesanan A350 XWB Qatar

    SEBAGAI hotel ternama di pusat kota Jakarta, Pullman Jakarta In-donesia merayakan pembukaan dengan kemeriahan Pullman ArtNight, sebuah pameran seni rupa kontempo-rer Indonesia yang unik, terinsipirasi suasana kota Jakarta yang dinamis di lobi hotel, area dining dan ballroom pada 13 Februari lalu.

    Pullman ArtNight mengusung iden-titas Pullman yang baru untuk mencip-takan pengalaman artistik, kuliner dan visual kepada para tamu.

    Dengan motto Work Hard, Play Hard, acara itu digelar Pullman bekerja sama dengan Arsphere Gallery dan ku-rator seni Indonesia Sally Texania. Juga melibatkan beberapa seniman lainya yaitu Sunaryo Seotono, Eldwin Pradipta, Awan Simatupang, Agus Baqul Purno-mo, Angki Purbandono, Tromarama, Darbotz dan Heri Dono.

    Tampilan BaruPullman Jakarta Indonesia telah

    melakukan renovasi senilai US$ 15 juta dengan hasil akhir penampilannya lebih modern dan stylish. Perubahan terlihat pada Main Tower Lobby, Pull-man Toweer Lobby, Kemixtri Gastro Bar, Le Chocolat Lounge, Poetree Lounge serta Grand on Thamrin Ballrom.

    Berlokasi strategis di pusat bisnis, hiburan dan belanja di Jakarta, hotel upscale ini telah dikenal sebagai salah satu akomodasi bisnis dan tempat pertemuan yang populer di ibukota.

    Keunggulannya, bagi tamu yang de-mam shopping, dapat ke Plaza Indone-sia dan Grand Indonesia.

    Wajah baru ini ditangani oleh arsi-tek asal Singapura yang terknal Wilson and Associates. Kami ingin mencip-takan relaksasi berpadu bisnis dengan konsep bleisure dan didukung oleh tema seni rupa Indonesia yang kuat, jelas Gerard Guilloute, Senior Vice Presi-dent, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore. (Dnn)

    Pullman: Gaya Metropolitan dengan ArtNight Pertama di Asia

    Nama Hotel Jumlah Kamar Alamat

    Pullman Jakarta Indonesia 427 Jl. M. H Thamrin No 59 Jakarta Pusat 10350

    Pullman Jakarta Central Park 317 Jl. Let. Jend, S. Parman, Kav. 28, Jakarta 11470

    Pullman Bali Legian Nirwana 351 Jalan Melasti, Legian, Bali 80361Rencana PengoperasianPullman Bandung City Centre - -Pullman Surabaya Supermall - -

    Pullman Ciawi Vimala Hilss Resort Spa & Convetion - -

    Jaringan Pullman di Indonesia

    Sumber: Accor Hotels

    BOEING kembali menawarkan pengalaman dengan 737 Boeing Sky Interior yang di-tandai pengiriman ke 1.000 untuk Norwegian Air Shuttle ASA pada 11 Februari lalu.

    Pesawat 737 Boeing Sky Interior kali ini dilengkapi dengan fitur din-ding jendela samping yang modern. Pencahayaan LED (Light Emitting Diode) di atas kompartemen mening-katkan rasa lapang dan besar.

    Boeing Sky Interior menambah nilai lebih untuk 737 Next-Genera-tion dari segi ekonomis, keandalan dan efisiensi bahan bakar di kelas-nya, kata Beverly Wyse, Vice Presi-dent and General Manager, 737 Pro-gram, Boeing Commercial Airplanes.

    Sebuah survei yang dilakukan Norwegian Air Shuttle, lebih dari separuh responden menilai 737 Boe-ing Sky Interior lebih nyaman dari-pada interior standar. Penumpang melaporkan merasa bahagia deng-an interior baru. (*)

    Rayakan ke 1.000 Sky Interior

    SEIRING dengan semakin menin-gkatnya bisnis penerbangan di Indonesia, asosiasi maskapai yang tergabung dalam INACA (Indonesia Na-tional Air Carriers Association) pada 18 Februari lalu menyelenggarakan diskusi panel terbuka antarpemangku kepen-tingan di Ruang Fokker Persada Club, Jakarta Timur.

    Di sela-sela tukar pikiran ini, INACA memberikan sertifikat kepada peserta yang telah mengikuti SMS (safety mana gement system).

    Ada satu hal yang menarik. Lagi-lagi soal menghadapi Asean Open Sky yang hanya terhitung sembilan bulan, tugas utama tak lain adalah keselamatan (safety).

    Yang sudah dilakukan guna me-ningkatkan safety adalah SMS (safety management system), melalui ini maka tingkat insiden/kecelakaan dapat di-

    kurangi bahkan nol. Kita perlu menca-pai kategori 1 faktor keselamatan agar bisa terbang ke negara lain, papar Bayu Sutanto, Chairman for Scheduled Air-lines (Regular).

    Kita sudah mendapatkan dana guna memelopori safety level agar lebih meningkat, bahkan sudah sesuai dengan standar IATA (International Air

    Transport Association). Ini merupakan yang pertama kali, tambahnya.

    Apa pentingnya SMS? Ini adalah sistem monitoring berupa tim atau or-ganisasi di dalam suatu operator yang memiliki tugas dan tanggungjawab guna memonitor kinerja keselamatan dari perawatan dan pengoperasian ser-ta memprediksi suatu bahaya, meng-analisis risiko dan melakukan tindakan pengurangan risiko tersebut dengan membahas perihal keselamatan secara berkala.

    Capt Avirianto, Kasubdit Operasi Pengawasan Pesawat Udara Direktorat Kelaikan Udara Pengawasan Pesawat Udara (DKUPPU), Dirjen Perhubungan Udara menyatakan memang perlu lebih terbuka, namun pemangku organisasi/lembaga dalam perusahaan ada yang tidak aktif, sehingga kurang mampu memenuhi kebutuhan. (Sat)

    Mencari Titik Temu Melalui Diskusi di INACA

    (Foto: Eko)

    kiri-kanan: Michael Issenburg, Chairman dan Chief Operating Officer, Asia Pacific, Mari Elka Pangestu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gerard Guilloute, Senior Vice President, Accor Malaysia, Indonesia and Singapore saat peluncuran ArtNight. (Foto: Anto)

    Airbus A350. (Foto: Dok. Airbus)

    Boeing 737-800 (Foto: Dok. Boeing)

  • Aviasi l Maret 2014 l 11Seremonia

    PENGURUS Besar Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) menga-dakan kegiatan spektakuler Bali Aero Sport Festival (BASF), di Pantai Kuta, Bali, pada 21-23 Februari lalu.

    Festival ini melibatkan seluruh penggiat olahraga udara yang ada di Indonesia.

    Kegiatan ini pertama di Indone-sia. Kami tidak hanya mengundang atlet dari dalam negeri saja, namun kami juga menggandeng dari man-canegara, papar Adi Dirhamsyah, Ketua Panitya Pelaksana BASF 2014.

    Dalam acara ini, PB-FASI men-datangkan empat pilot paralayang Eropa, enam pilot paramotor Thai-land dan satu pilot gantole dari Aus-tralia. Selain tamu dari mancanegara, PB-FASI juga melibatkan 25 pilot paralayang Indonesia, 40 pilot para-motor Indonesia, 20 penerjun nasi-onal Indonesia, dua pilot ultralight, serta lima pilot aeromodeling. Total peserta adalah 100 peserta. (*)

    Pertama: Festival Olahraga Dirgantara 2014

    PEMERINTAH Kalimantan Barat dan Pangkalan TNI AU Supadio mengundang perhatian dunia dirgantara melalui Pontianak Airshow 2014 pada 27 Februari lalu hingga 2 Maret ini.

    Cornelis, Gubernur Kalimantan Barat kepada pers menyatakan Pon-tianak Airsow merupakan program dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-57 Kalimantan Barat.

    Dalam pameran ini ditampilkan sejumlah alat utama sistem pertahan-an TNI, di antaranya pesawat tempur Hawk, helikopter dan tank. Skadron Udara Hawk 100/200 Elang Khatulis-tiwa menyuguhkan demo serangan udara langsung serta berbagai atraksi udara lainnya.

    Selain itu, ada informasi pendidi-kan penerbangan, program kreatif masyarakat dan lalu lalang kegiatan komersial di Bandar Udara Internasi-onal Supadio, Pontianak. (*)

    Kalbar Gelar Pontianak Airshow 2014

    AJANG penerbangan kali ini dige-lar ala negeri tetangga, Singa-pura pada 11-16 Februari lalu di Changi Exhibition Centre, Singapura. Arena pameran bersebelahan dengan Changi International Airport, merupa-kan terbesar di Asia, bahkan dunia.

    Jimmy Lau, Managing Director Experia Event, selaku penyelenggara Singapore Airshow 2014 menyatakan acara dirgantara tahun ini diikuti 900 perusahaan dan 600 di antaranya peserta Singapore Airshow 2012.

    Dalam pameran ini juga diadakan Singapore AirShow Aviation Leader-ship Summit (SAALS) dan Asia Pacific Security Conference (APSEC) yang konsern pada masalah utama pener-bangan komersial.

    Tengku Burhanuddin, Sekjen INACA menjelaskan, sebagaimana

    pengalamannya berkunjung ke acara ini, perusahaan dari Indonesia yang tu-rut tampil antara Sky Aviation dengan Sukhoi Superjet 100, Airfast Indonesia dengan Twin Otter 400, PT Dirgantara Indonesia, Premier dan GMF AeroAsia.

    Saya melihat ada kebanggaan tersendiri, walaupun menurut saya tidak seramai pada 2012, yang saat itu banyak maskapai dari Indonesia belanja pesawat, paparnya.

    Atraksi udara dari IndonesiaAerobatik TNI AU The Jupiters Aero-

    batic Team (seluruh pilotnya instruktur penerbang militer), turut andil dalam kebolehan kontes udara di Negeri Singa itu.

    Para penerbang Indonesia yang ber-traksi dalam acara itu di antaranya Kap-ten Penerbang Ripdho Utomo (Right

    Wing/Jupiter 2), Kapten Penerbang Apri Arfianto (Left Wing/Jupiter 3), Mayor Penerbang Ari Susiono (Slot/Ju-piter 4), Mayor Penerbang Sri Raharjo (Lead Synchro/Jupiter 5), dan Mayor Penerbang Marcellinus Dirgantara (Syncro/Jupiter 6).

    Mereka menampilkan gaya udara pesawat militer yang dibentuk dalam formasi Roll Slide, Solo Spin, Five Card Loop, Jupiter Roll, Arrow Head Loop, Loop and Break Off, Twin Half Cuban-Jupiter Wheel, Tango to Diamond Loop, Mirror, Heart, Screw Roll, Jupiter Roll Back dan berakhir dengan tampilan Loop and Bomb Burst.

    Singapore Airshow kali ini, juga menampilkan banyak akrobat udara yaitu Black Knight Republic of Singa-pore Air Force (RSAF) dan Angkatan Udara Australia. (Dnn)

    Kontes Udara di Singapore Airshow 2014

    Beberapa tipe pesawat yang dipamerkan.

    Pengunjung menikmati atraksi udara (Foto-foto: Dok. Airbus)

    Antrean Pengunjung.Stand Airbus.

  • Laporan Utama12 l Aviasi l Maret 2014

    MERPATI Nusantara Airlines (MNA), hingga laporan utama ini disusun sedang terpuruk dan terancam terkena pailit. Salah satu faktor penyebabnya adalah akibat de-fisit kas perusahaan dan beban utang yang mencapai sekitar Rp 6,7 Triliun.

    Ketika krisis moneter Asia Teng-gara mulai melanda Indonesia pada akhir 1997 dan mencapai puncaknya pada 1998, rupiah sempat terde presiasi hingga mencapai Rp 17.000 per 1 US$. Terjadi anomali, karena sekitar 70 per-sen biaya operasional pesawat dibia yai dalam dolar, sedangkan peroleh an pendapatan maskapai domestik berba-siskan rupiah. Dapat ditebak jika ban-yak airlines domestik limbung dan aset-nya tergerus sedikit demi sedikit akibat membengkaknya utang dan kerugian.

    Pada 1998, nilai aset Merpati di-kabarkan sebesar Rp 830 Miliar di bawah utang. Di era ini, Sempati Air yang telah beroperasi sejak 1969, ter-paksa berhenti operasi per Juni 1998, akibat krisis finansial dan politik yang terjadi di Indonesia.

    Awal 1999, Wahyu Hidayat ditunjuk untuk membenahi kinerja Merpati. Dengan slogan Get The Feeling, ki-nerja Merpati berangsur membaik dan mampu keluar dari krisis tanpa bantuan pemerintah. Di bawah kepemimpinan Wahyu Hidayat, Merpati mampu meraih laba operasi pada 1999. Kebetulan waktu itu, di era sebelum 2000-an, harga avtur pesawat masih stabil pada kisaran USC 18/liter.

    Namun dampak invasi Irak pada 1990 atau perang Teluk I ternyata masih berlanjut. Situasi semakin memanas, terutama saat embargo terhadap Irak berlangsung.

    Pada 2001, Merpati kembali merugi sekitar Rp 50 Miliar. Beban utangnya saat itu masih sebesar Rp 1,7 Triliun.

    Pada 2002, terjadi pergantian pucuk pimpinan Merpati. Wahyu Hidayat di-

    Suprojo. Namun masa kepemimpinan Cucuk tidak berlangsung lama. Pada Agustus 2008 ia digantikan lagi oleh Bambang Bakti.

    Pada 2009, dilaporkan MNA mem-peroleh laba, namun sayang bukan dari operasional, melainkan dari pelepasan aset gedung sebesar Rp 180 Miliar.

    Pada 2010, keuntungan opera-sional membaik. MNA dilaporkan mem-peroleh keuntungan operasional Rp 230 Juta. Tahun ini adalah masa pera-lihan kepemimpinan Merpati, di mana pada Mei 2010, Bambang Bakti diganti-kan oleh Sardjono Jhony.

    Ketika krisis global mereda, awal 2011, muncul gejolak baru di Timur Tengah yang dimulai dari Tunisia. Akibat nya, harga minyak akan melam-bung semakin tinggi.

    Krisis ini menerpa Merpati pada 2011. Sedikit berbeda dengan Garuda Indonesia. Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, pada tahun yang sama GIA justru berhasil meraup dana hasil penawaran sahamnya (IPO) Rp 3 Triliun lebih untuk membiayai pengem-bangan usahanya.

    Pada Mei 2012, terjadi pergantian pucuk pimpinan Merpati. Sardjono Jhony digantikan oleh Rudy Setyopur-nomo. Tak lama, pada Juli 2013, Dirut Merpati Rudy Setyopurnomo diganti-kan lagi oleh Asep Eka Nugraha.

    Puncaknya terjadi ketika per 27 Januari lalu, manajemen Merpati mengurangi rute dengan hanya meng-andalkan delapan pesawat. Ini dilaku-kan sebagai akibat ketidakmampuan finansial.

    Tuntasnya penyelesaian Merpati hanyalah soal waktu. Namun masalah-nya, sampai kapan? (RG Rudyto, Pemer-hati Penerbangan)

    gantikan Hotasi Nababan. Pada periode ini, kondisi di Timur Tengah terus berge-jolak dan situasi memuncak pada 2003 ketika pecah Perang Teluk jilid II.

    Masuknya Era LCC, Mati dan Tumbuh

    Namun bersamaan dengan mere-danya krisis Teluk, Indonesia memasuki era baru yaitu Low Cost. Dampak positifnya adalah jumlah trafik atau penumpang terus meningkat.

    Data statistik menunjukkan bahwa tarif angkutan udara dengan tarif moda lainnya selisihnya terlalu dekat, sehing-ga orang cenderung menggunakan pesawat karena lebih cepat sampai tujuan.

    Di tengah Booming Low Cost dan belum tuntasnya krisis Teluk, justru tim-bul masalah eksternal baru, yaitu krisis moneter global sejak pertengahan 2008, yang berdampak selama kurang lebih tiga tahun. Sepanjang waktu tersebut, praktis harga avtur melandai. Karena saking banyaknya pemain di industri ini, terjadi perang tarif sehing-ga pendapatan riil maskapai menurun akibat rendahnya pencapaian yield (pendapatan rata-rata per penumpang kilometer).

    Beberapa operator di era ini yang mengalami kebangkrutan antara lain, Indonesia Airlines (2003), Bouraq (2005), Jatayu (2008), Star Air (2008), Adam Air (2008) dan Linus (2009).

    Sedangkan maskapai yang sempat berhenti beroperasi dan terbang kem-bali adalah Awair yang diambil alih oleh AirAsia pada 2004 dan berganti men-jadi Indonesia AirAsia. Juga Mandala yang diakuisisi oleh Indigo Partners dan Cardig International pada 2006.

    Warisan Utang

    Hotasi Nababan akhirnya mengun-durkan diri sebagai dirut pada Maret 2008 dan digantikan oleh Cucuk Suryo

    Meskipun sempat berbenah diri, akibat tingginya tingkat persaingan dan bertambahnya beban utang, ibarat burung, bulu-bulu sayap Merpati mulai berjatuhan. Sosok Merpati tetap terseok-seok. Pada 2011, Merpati dan Garuda sama-sama punya utang. Cuma bedanya, beban utang Garuda kurang dari setengahnya Merpati. Jadi wajar jika demam yang dialami Merpati lebih panjang ketimbang saudaranya Garuda.

    Periode Rata-Rata2003 USC. 25/Litre2004 USC. 33/Litre2005 USC. 48/Litre2006 USC. 55/Litre2007 USC. 56/Litre2008 USC. 64/Litre2009 USC. 58/Litre

    Harga Avtur di Era Perang Teluk

    Dari berbagai sumber.

    Periode Nominal2005 Rp 349 Miliar2006 Rp 283 Miliar2007 Rp 158 Miliar2008 Rp 641 Miliar2009 -2010 Rp 24 Miliar2011 Rp 833 Miliar

    2012 Rp 1,5 Triliun dan utang Rp 6,5 Triliun

    2013 (semester pertama) Rp 413 Miliar

    Kerugian Merpati

    Periode Perusahaan2000 Lion Air2000 Kalstar Aviation2000 Awair2000 Jatayu2000 Star Air2000 Aviastar Mandiri2001 Indonesia Airlines2001 Kartika Airlines2001 Citilink2002 Riau Airlines2002 Batavia Air2003 Wings Air2003 Adam Air2003 Sriwijaya Air2003 Express Air2004 Linus Airways2004 Susi Air2004 Top Air2005 TransNusa2005 Air Efata

    Maskapai Era 2000-an

    Menanti Merpati Bisa Lagi Terbang Tinggi

    Casa 212 ini digunakan Merpati dalam menjalankan penerbangan perintis (Foto: Tom)

    Dari berbagai sumber.

    Dari berbagai sumber.

  • Laporan Utama Aviasi l Maret 2014 l 13

    JIKA burung merpati dianggap ber-sejarah dan memiliki makna simbo-lis universal, burung besi ini ber-beda lagi kisahnya. Merpati Nusantara Airlines justru sedang terpuruk dalam kondisi yang tidak sehat akibat defisit kas perusahaan dan beban utang yang mencapai sekitar Rp 6,7 Triliun.

    Banyak pendapat dan komentar dari berbagai kalangan yang tidak setu-ju mempertahankan Merpati dan me-nolak restrukturisasi dengan berbagai alasan. Namun tak sedikit pula yang berharap bahwa pemerintah, melalui Menteri BUMN, Menteri Keuangan dan Menteri Perhubungan selaku peme-gang saham Merpati, dapat bertindak tegas dan cepat bereaksi untuk mereali-sasikan penyelamatan perseroan.

    Menyangkut bantuan pemerintah berupa subsidi melalui Public Service Obligation (PSO), dana restrukturisasi, penyertaan modal/PMN, atau apa pun namanya, hendaknya jangan dilihat dari sisi kacamata ekonomi semata dan dianggap hanya sebagai biaya. Realitas menyatakan bahwa tidak ada sebuah usaha untuk mencapai tujuan tanpa terlebih dulu mengeluarkan bi-aya atau modal.

    Justru, semua bentuk bantuan tersebut merupakan sebuah bukti keberpihakan nyata pemerintah untuk kepentingan masyarakat, khususnya pengguna penerbangan perintis dan demi menjaga persatuan nasional.

    Jajaran manajemen Merpati bisa berkaca pada Garuda Indonesia. Se-jak 2003, kinerja GA juga sama-sama meng alami penurunan. Namun mana-jemen GA dan jajarannya, didukung pemerintah dan DPR, ternyata mampu

    mengatasinya, hingga pada akhirnya berhasil melaksanakan Initial Public Of-fering (IPO) pada 2011.

    Upaya Pembenahan MerpatiSeperti isu yang beredar, dalam

    rangka menyelamatkan Merpati, mana-jemen Merpati akan menggandeng dua perusahaan mitra Kerja Sama Operasional (KSO) se-bagai investor, yaitu PT Bentang Persada Gemilang yang akan fokus di wilayah Timur Indo-nesia dan PT Ama-gendon Indonesia yang akan fokus di wilayah Barat Indonesia. Kedua perusahaan tersebut akan membentuk anak usaha baru bernama PT Merpati Aviation Service (MAS) untuk selanjutnya menangani bisnis Merpati.

    Dalam rangka untuk memuluskan KSO tersebut, MNA terpaksa harus melepas dua anak usahanya yaitu PT Merpati Maintenance Facilities (MMF) dan PT Merpati Training Center (MTC) kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Persero.

    Di samping itu, MNA memang me-merlukan dana segar untuk berkem-bang. Yang terpenting adalah agar kedua unit usaha tersebut tidak dilepas secara penuh atau porsi kepemilikan Merpati masih besar, terutama MMF minimal sebesar 51 persen atau jika kurang, harus memiliki opsi buy back, karena keterkaitannya dengan ke-pentingan atas ketersediaan pesawat

    Berharap Merpati Mampu Kepakkan Sayap

    Sejak 27 Januari lalu, Merpati hanya mengoperasikan dua Boeing 737, tiga MA-60, satu Casa 212 dan dua DHC-6 Twin Otter. Sebuah penurunan yang fantastis dibandingkan saat masih berjaya di 1990-an. Pada saat itu maskapai pelat merah ini sempat memiliki sekitar 100 armada.

    Orang Yunani Kuno sejak abad 8 SM, menggunakan merpati untuk men-girimkan berita tentang juara olimpiade. Kekaisaran Romawi (30 SM-395 M), mengadalkan merpati pos sebagai alat pengirim pesan kepada pa-sukannya.

    Dinasti Mamluk di Mesir (1250-1517 M), menggunakan merpati pos sebagai alat pertahanan perang melawan bangsa Mongol. Angkatan darat AS, juga pernah dengan Pigeon Corps guna menyampaikan pesan di medan perang hingga 1956.

    Saking uniknya burung yang satu ini, akhirnya digunakan sebagai simbol universal untuk perdamaian, digambarkan berupa burung merpati putih yang sedang memegang daun zaitun.

    Di Eropa merpati juga dilindungi dan hidup lepas di alam bebas. Masyarakat Eropa, sangat menghormati burung merpati putih sebagai simbol kesucian, kebebasan, perdamaian, keindahan dan cinta. Saat mereka menikah di gereja pun, kadang menggunakan merpati putih sebagai simbol kebersamaan yang langgeng seperti layaknya sepasang burung merpati. (*)

    Merpati dan Lambang yang Melestari

    Merpati sendiri, juga mengingat bisnis MRO, diperkirakan cukup menjanjikan di masa yang akan datang.

    Jadi selayaknya, kita semua ber-harap Merpati bisa dipertahankan dan tetap eksis serta mampu bangkit kembali dari keterpurukan, sehingga bisa terus memberikan kontribusi yang nyata bagi pembangunan nasional.

    Kita harus yakin bahwa seluruh jajaran Merpati bersung-

    guh-sungguh dan

    mampu melakukan secara cerdas, apa yang seharusnya dilakukan. Bisa diper-caya, seperti layaknya burung merpati yang setia, pintar, memiliki naluri yang kuat, mampu beradaptasi dan bertahan hidup, serta tahu ke mana dia harus terbang dan kembali mengepakkan sayapnya. (RG Rudyto)

    Boeing 737-300 saat akan mendarat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar Bali. Pesawat jenis ini digunakan untuk melayani rute besar. (Foto-foto: Harya)

    Merpati MA-60

  • Laporan Utama14 l Aviasi l Maret 2014

    UPAYA penyelamatan Mer-pati yang sedang dilakukan pemerin tah, DPR dan Manaje-men Merpati terus berjalan. Namun hendaknya, dalam melakukan pem-benahan MNA, perlu disusun terlebih dulu format yang jelas mengenai ke mana arah MNA ke depan.

    Agar efektif, maka hal ini perlu dikoordinasikan dengan Menteri Per-hubungan cq (dalam hal ini) Dirjen Perhubungan Udara, selaku salah satu pemegang saham Merpati dan melakukan koordinasi dengan BUMN dan institusi terkait lainnya.

    Idealnya, seluruh perencanaan BUMN penerbangan, termasuk PTDI (PT Dirgantara Indonesia), terangkum dalam satu kesatuan Grand Design angkutan udara sesuai dengan yang telah disepakati bersama.

    Perencanaan bisnis Merpati harus sejalan dengan arah dan rencana bis-nis BUMN lainnya yang terkait. Misal-nya, bagaimana pembagian tugas antara Garuda Indonesia, Citilink dan Merpati.

    Perencanaan armada BUMN pe-nerbangan terkait dengan arah dan rencana pengembangan PTDI, yang akan memproduksi pesawat turboprop 20 seater (N219), 40 seater (N245) dan

    70 seater (N270). Grand Design ini mutlak harus

    ada, karena dapat digunakan sebagai kerangka acuan bagi BUMN-BUMN di bidang penerbangan untuk men-jalankan bisnisnya secara terkoordinasi. Jika tidak, maka antarBUMN terkait bisa saling tumpang tindih atau bahkan masing-masing akan berjalan sendiri-sendiri tanpa arah tujuan yang jelas.

    Pengumpan dan PengumpulJika mengacu pada rencana

    pengembangan PTDI yang akan mem-produksi pesawat propeller dengan tiga varian kelas di atas, maka pesawat yang ideal bagi Merpati untuk jangka pan-jang adalah mengoperasikan pesawat propelller kelas 20 seater (N219/DHC-6), untuk melayani penerbangan perintis (remote area) dan untuk menyambung-kan antara remote area dengan sub (pengumpan) dan hub (pengumpul).

    Sedangkan penghubung antara subhub dengan hub menggunakan pesawat propeller 70 seater (N270/R80/ATR) dan jet 150 seater (Boeing 737/Airbus A320) yang sekaligus berperan ganda sebagai revenue generator.

    Merpati dalam hal tersebut mempo-sisikan diri sebagai maskapai Medium Service plus operator perintis. Sedang-

    Agar Posisi Merpati Aman

    APAKAH sejarah harus berulang seperti pada 1978, di mana pemerintah mengeluarkan PP No. 30/1978, yang mengharuskan Merpati merger dan menjadi anak perusahaan Garuda? Pada saat keduanya bergabung, Dirut Merpati saat itu dijabat oleh Ramli Sumardi (1975-1978).

    Pola operasi keduanya adalah, Garuda konsentrasi di rute internasional dan beberapa kota utama di Indonesia, sedangkan Merpati fokus di domestik dan membangun jaringan secara terpadu dan saling mengisi dengan Garuda.

    Namun pada 1997, pemerintah mengeluarkan PP No. 10/1997 dan menetap-kan Merpati sebagai BUMN yang mandiri.

    Diharapkan, langkah yang dipilih oleh PT Merpati Aviation Service (MAS) adalah back to the foundation atau untuk lebih memfokuskan diri pada pemenuhan penerbangan feeder dan perintis, yaitu kekuatan dasar Merpati se-bagai maskapai yang ditugaskan oleh pemerintah untuk melayani penerbangan perintis (feeder). (*)

    Merger Lagi dengan Garuda Indonesia?

    kan untuk menyambungkan antarhub domestik dan penerbangan interna-sional ditugaskan kepada Garuda In-donesia (Full Service plus Hajj) dibantu Citilink (Low Cost).

    Ke depan, saat Open Sky 2015 diberlakukan, diperkirakan rute-rute feeder dan perintis akan semakin berkembang dan lebih menjanjikan. Dengan tidak masuknya maskapai asing ke rute-rute feeder dan perintis,

    otomatis posisi Merpati lebih aman. Tingkat persaingan relatif rendah,

    karena Merpati hanya akan berkom-petisi langsung dengan perusahaan penerbangan lokal seperti Susi Air, Xpress Air, Kalstar Aviation, Trigana Air, TransNusa dan lainnya. Jika ske-nario ini berjalan, prediksi ke depan, kelak Merpati akan bisa terbang tinggi lagi. (RG Rudyto)

    DI tengah keterpurukan yang di-alami sejak 1 Februari lalu yang berujung pada berhentinya ope-rasi sementara, maskapai berkode MZ ini masih memiliki nilai lebih. Seperti apa nilai lebih itu dan ke depan Merpati akan seperti apa? Masih adakah harap-an? Benarkah Merpati masih seksi?

    Berikut wawancara eksklusif Aviasi dengan Direktur Utama Merpati Nusan-tara, Capt. Asep Eka Nugraha di Jakarta belum lama ini.

    waktunya kapan Merpati bisa mengisi-nya, saya belum dapat menentukannya sekarang.

    Sejatinya, apa makna Merpati di benak Anda?

    Merpati adalah Merah Putih Tak Per-nah Mati. Ini slogan yang saya berikan. Maknanya tidak hanya bagi saya, tapi juga semua karyawan dan seluruh ma-syarakat agar terus bersemangat. Tapi dukungan moril menjadi fondasi utama.

    Anda yakin Merpati ke depan ma-sih bisa terbang tinggi lagi?

    Saya sangat yakin dan optimistis untuk mengembangkan Merpati, mengingat maju tidaknya Indonesia itu tidak lepas dari peran utama transpor-tasi udara.

    Masih ada jalur terpenting yang menghubungkan antarprovinsi, antar-kota, antarkabupaten dan sebagainya, dan ini hanya bisa dijangkau dengan angkutan udara. Tapi untuk kepastian

    Dalam kondisi Merpati seperti ini, apakah pemegang saham men-dukung Anda?

    Benar sekali, empat kementerian memutuskan dan sepakat untuk kem-bali menerbangkan Merpati. Jauh sebe-lumnya, pemegang saham terus meng-upayakan yang terbaik bagi Merpati.

    Kebijakan apa yang dilakukan saat ini?

    Kami sedang restrukturisasi teru-tama menyangkut modal, human capital, anggaran/biaya dan armada. Kami belum dapat mempublikasikan hal tersebut secara rinci karena masih dalam proses.

    Sementara, karyawan kami rumah-kan terlebih dulu. Usulan-usulan kar-yawan sudah kami tampung dan dibi-carakan untuk menemukan solusi jitu.

    Masih adakah pihak lain yang melirik Merpati?

    Alhamdulillah, dari berbagai pabrik-an pesawat, mereka menawarkan kerja sama dengan Merpati. Pihak asuransi memberikan pola yang menguntung-kan dan beberapa investor melihat Merpati masih seksi.

    Dalam hal ini, daerah-daerah yang Merpati layani mulai menginginkan Merpati terbang kembali. Gubernur maupun bupati sudah membicarakan kepada saya. (Dnn)

    Merpati Masih Seksi

    Direktur Utama Merpati Nusantara, Capt. Asep Eka Nugraha. (Foto: Dok. Aviasi)

  • Laporan Utama Aviasi l Maret 2014 l 15

    BELAKANGAN ini pertumbuhan penerbangan diklaim terus me-lonjak, peminat semakin tinggi. Di samping itu, pengembangan sejum-lah bandar udara besar terus dilakukan, bahkan mengaktifkan gerbang udara di kabupaten. Lalu, bagaimana Merpati malah lengser?

    Merpati itu sudah tidak ada, nyata-nya operasional perusahaan minus. Ni-lai utang lebih besar daripada asetnya, kata seorang narasumber kepada Aviasi yang enggan disebutkan namanya.

    Faktanya Merpati terus merugi meskipun berkali-kali pemerintah me-nyuntikkan dana yang nominalnya bisa dipakai untuk membuat usaha baru.

    Beban RakyatJika kali ini Merpati disuntik dana

    lagi atas utangnya, katakanlah Rp 8 Triliun, apa iya, masyarakat yang harus memikul beban Merpati? tegas tokoh tadi saat ditemui Aviasi.

    Bayangkan saja, 8 Triliun dibagi 200 juta jumlah rakyat Indonesia, berapa itu? Utang itu dibayarkan oleh pen-duduk melalui pajak. Lalu, bagaimana dengan penduduk yang belum pernah naik pesawat terbang atau naik Mer-pati?

    Sebagaimana pengalaman nara-sumber ini ia sudah bergelut di indus-tri dirgantara -, Merpati itu sebenarnya salah pada struktur manajemen, di an-taranya tidak ada yang paham masalah keuangan. Kala itu, Bambang Bakti (alm.) yang pernah menjabat sebagai direktur utama pernah bilang kepada saya: Merpati ini ditutup saja, paparnya.

    Sekarang, sudah kelihatan kondisi Merpati. Untuk rute, jika dalam waktu 21 hari tidak diterbangi, maka rute mati/dicabut. Dengan demikian, peru-sahaan lain boleh menerbangi sesuai surat dari Direktorat Angkutan Udara kepada airlines berjadwal agar mengisi rute tersebut, jelasnya.

    Hingga tulisan ini diproses untuk diterbitkan, ada kabar Merpati akan diberi pasar khusus, yaitu melayani pe-nerbangan umroh pada awal Maret ini.

    Namun sumber Aviasi menegaskan, itu hanya akal-akalan saja. Mengapa?

    Karena, Merpati belum memper-siapkan armada besar (wide body), persiapan kru dan pengurusan surat izin dari Indonesia maupun Arab Saudi minimal 3-6 bulan.

    Merpati Gado-GadoPada kesempatan terpisah, Samudra

    Sukardi, Consultant Partner CSE Avia-tion membenarkan bahwa Merpati itu keluar dari pokok utama bisnisnya di pe nerbangan feeder dan perintis.

    Berikut petikan wawancara dengan Samudra Sukardi.

    tidak dilengkapi sistem. Sebenarnya laku, tapi uang tidak muncul ke peru-sahaan.

    Bagaimana dengan alat produksi yang terus menurun?

    Di zaman kejayaannya, Merpati memiliki 100 armada. Berhubung tidak ada kontrol atas pendapatan, berim-baslah soal pesawat yang akhirnya ti-dak dapat di-maintenance dan lain-lain.

    Kemudian, pesawat IPTN dan MA-60 tidak diberdayakan dengan optimal yang seharusnya sudah cocok di rute kabupaten, feeder dan sejenisnya.

    Apa solusi terbaik untuk Merpati?Sebaiknya membuat Merpati Hol-

    ding, di dalamnya ada PT Merpati Nusantara Airlines di mana utangnya dibekukan dulu. Buat lagi anak perusa-haan yang kerja sama dengan Pemda. Misalnya, dengan Sumatera Utara ber-nama Sumut Air operated by Merpati. Dalam hal ini, biaya operasi dan pe-sawat ditanggung Pemda.

    Keuntungan dengan Pemda, karena memiliki dana mati dari otonomi. Jadi, di sini Merpati dapat membangun jembatan udara, yang pada akhir nya mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dari kerja sama ini, maka kurun 10-20 tahun, utang Merpati dapat dicicil dan lunas.

    Bagaimana pokok jalur Merpati?Saat itu pemerintah memikirkan

    matang-matang. Merpati khusus do-mestik, Garuda terbang ke internasi-onal dan Pelita menerbangi yang tidak ada landasan serta helikopter.

    Namun, yang terjadi aturan Merpati menggunakan pesawat kecil, justru membeli pesawat besar. Ini jelas bersa-ing dengan Garuda.

    Apa sebenarnya makna Merpati itu?

    Sesuai namanya Merpati itu bu-rung kecil sementara Garuda burung besar. Jelas, Merpati kalah dan tidak mumpuni bertanding dengan Garuda. Sayangnya, arah bisnis Merpati ini tidak ada yang mengingatkan untuk kembali ke core bisnis utama.

    Dan saat itu, tidak ada kompeti-tor, hanya pemerintah yang mampu menangani perusahaan negara terse-but.

    Apakah dulu ada penggabungan antarperusahaan?

    Sekitar 1985, ada integrasi antara Merpati (domestik) dan Garuda (inter-nasional). Pesawat Fokker milik Garuda diserahkan ke Merpati, namun belum rampung penyerahan integrasi dibatal-kan oleh Menteri Perhubungan era itu, Haryanto Danutirto.

    Merpati di rute perintis atau feeder, mengapa tidak sukses yang kata-nya sudah sesuai tugas pokok?

    Benar, Merpati terbang di remote area sekaligus angkut-an kargo seperti Jayapura-Wamena. Persoalannya, sejak itu belum ada infrastruktur memadai dan pengawasannya pun tidak tepat.

    Revenue collection (pendapatan keseluruhan) dari tiket dan kargo yang terjual tidak terkontrol karena

    Antara Pilihan Dihidupkan atau Dimatikan

    Lantas, bagaimana dengan pe-sawatnya?

    Karena perlu armada yang banyak, Merpati dapat pesan ke PT Dirgantara Indonesia seperti N219 (berkapasitas 20 kursi). Rinciannya, ada 34 propinsi x 5 pesawat, maka perlu 127 armada, bisa jadi ini paling sedikit.

    Dengan demikian, pabrikan pe-sawat Indonesia maju, Merpati maju, daerah maju dan negara maju.

    Bagaimana jika Merpati dimati-kan?

    Kalau stop operasi selamanya, maka yang akan menikmati orang lain. Saat ini, Merpati berkompetisi langsung seperti dengan Wings Air, Trigana Air, Susi Air dan lainnya.

    Mereka mendapat subsidi dari pemerintah. Mengapa harus ke swasta? Ya mending ke Merpati yang jelas pu-nya negara dan rakyat.

    Apa menariknya di rute feeder atau yang bersubsidi itu?

    Perhitungannya, rata-rata rute be-sar misalnya Jakarta-Surabaya harga Rp 500.000, menggunakan Boeing 737 dengan waktu 1 jam 5 menit. Di rute perintis seperti Tarakan-Nunukan di Kalimantan Utara, hanya perlu 30-an menit mengandalkan Cessna dan harga nya pun berkisar Rp 1,2 juta.

    Jika pesawat berkapasitas 30 seat, maskapai harus Break Event Point di 16 kursi, misalnya terjual 10 kursi, maka yang enam kursi merupakan subsidi pemerintah.

    Bila ditaksir berdasarkan harga, se-bagai contoh BEP di Rp 600.000, tingkat isian penumpang (load factor) 80 persen. Dalam contoh ini, penumpang hanya bayar Rp 400.000 dan Rp 200.000 dibayarkan pemerintah melalui dana APBD untuk subsidi angkutan udara. (Dnn)

    Ironis, di tengah pasar domestik yang ada sekarang, justru Merpati nampak undur diri, tak terlihat kepakan sayapnya. Maskapai pelat merah ini sedang dirundung kesulitan. Hidup atau mati?

    Samudra Sukardi, Consultant Partner CSE Aviation. (Foto: Dok. Aviasi)

  • 16 l Aviasi l Maret 2014Fokus

    DI pengujung 2013 dan di awal 2014 negeri kita tercinta Re-publik Indonesia sedang dilanda bencana, selain banjir yang terjadi di mana-mana juga terjadi lebih dari satu gunung berapi yang meletus serta memuntahkan kandungan isi perutnya seperti lava pijar, awan panas, batu, kerikil, pasir dan debu/abu vulkanik.

    Kandungan isi perut gunung terse-but tentu saja membahayakan penghu-ni bumi yang ada di sekitarnya sampai-sampai para ahli vulkanologi mematok harga mati pada radius tertentu di mana orang dan binatang tidak boleh masuk pada radius tersebut.

    Selain sebagai bencana nasional yang banyak menimbulkan kerugian dan menelan banyak korban jiwa bagi penduduk di sekitarnya, bencana letus-an gunung berapi juga sangat meng-ganggu dan bahkan membahayakan bagi keberlangsungan operasional penerbangan.

    Bahaya terhadap penerbangan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu terhadap bandar udara sebagai tempat pemberangkatan, persinggahan dan pendaratan, juga terhadap pesawat udara, baik pesawat udara yang berada di bandar udara (static on the ground), maupun terhadap pesawat udara yang sedang terbang (inflight) di udara.

    Terhadap Operasional Bandar Udara

    Dampak letusan gunung berapi ber-bahaya bagi operasional bandar udara antara lain:1. Batu, kerikil, pasir, abu dan debu

    dapat menutupi permukaan dae-rah pergerakan seperti runway (landas pacu), taxiway (landas hubung) dan apron (landas parkir), sehingga membahayakan proses

    pendaratan, pergerakan dan ting-gal landas bagi pesawat udara;

    2. Abu vulkanik yang memiliki kan-dungan kimia tertentu berpotensi merusak fasilitas operasional ban-dar udara;

    3. Abu dan debu vulkanik dapat mengganggu jarak pandang, se-hingga menggangu proses peman-duan terhadap pesawat udara yang akan melakukan pendaratan dan tinggal landas;

    4. Hembusan awan panas berpotensi menimbulkan kebakaran dan leda-kan pada instalasi/tempat penim-bunan bahan bakar pesawat udara, serta dapat membahayakan jiwa, mengakibatkan pencemaran dan merusak lingkungan bandar udara.

    Terhadap Pesawat Udara Dampak ketika pesawat udara

    berada di bandar udara (static on the ground) antara lain:1. Hembusan awan panas yang me-

    ngenai badan pesawat udara ber-potensi menimbulkan kebakaran dan ledakan (tangki pesawat udara sarat dengan muatan bahan bakar);

    2. Semburan batu dan kerikil ber-potensi menimbulkan kerusakan secara fisik pada badan pesawat udara, demikian juga debu dan abu vulkanik yang memiliki kandungan kimia tertentu dapat menimbulkan kerusakan kimiawi pada permu-kaan badan pesawat udara.

    3. Khusus untuk pesawat udara ber-mesin jet, bahaya dapat terjadi ketika mesin dihidupkan dan par-tikel dari udara yang mengandung pasir, debu dan abu akan tersedot masuk kedalam mesin, hal ini ber-potensi menimbulkan kerusakan secara fisik pada mesin dan yang

    paling berbahaya terjadi kerusakan pada sistem pembakaran;

    4. Aliran udara (air current) yang bersentuhan/bergesekan dengan permukaan badan pesawat udara (yang membawa pasir, debu dan abu), dapat menyebabkan tertim-bunnya listrik statik, (bahaya dari listrik statik yang tertimbun ketika terjadi perbedaan potensi listrik dan terjadi loncatan bunga api).

    Pengertian listrik statik/static of elec-trical adalah daya/timbunan listrik dari benda, melewati sentuhan langsung, dan pemisahan antara kutub positif dengan negatif akan memuat particu-lary), di mana berpotensi menghasilkan bunga api atau bahaya ledak an ketika bersentuhan dengan uap bahan bakar.

    Dampak ketika pesawat udara se-dang terbang di udara (inflight):1. Ketebalan debu dan abu vulkanik

    berpotensi mengganggu jarak pandang baik secara horisontal maupun secara vertikal;

    2. Debu dan abu vulkanik yang tersedot masuk kedalam mesin pesawat udara berpotensi me-nimbulkan gangguan pada sistem pembakaran yang berujung pada matinya mesin di udara, sehingga mengurangi kemampuan terbang yang serius serta yang paling tidak diharapkan pesawat udara bisa jatuh.

    3. Aliran udara (air current) yang me-ngandung debu dan abu vulkanik dan bergesekan dengan badan pesawat udara berpotensi meng-akibatkan tertimbunnya muatan listrik, hal ini akan berbahaya ketika melakukan pendaratan dan belum dapat terbuang/ternetralisasi de-ngan baik akan menjadi ancaman pada saat dilakukan pengisian

    bahan bakar, apalagi bila prosedur pemasangan bonding and ground-ing tidak dilaksanakan dengan sempurna.

    Dampak lain secara umum adalah ditutupnya operasional penerbangan di beberapa bandar udara, penutupan dilakukan semata-mata karena alasan keselamatan (safety reasons).

    Pada kondisi seperti ini, pemerintah atau badan terkait dengan layanan navi gasi penerbangan akan me ng ing-atkan kepada para penerbang untuk tidak menggunakan jalur penerbangan tertentu ketika pada jalur itu tidak aman untuk diterbangi.

    Dampak umum lainnya adalah (pas-ti) membengkaknya biaya operasional yang menjadi beban para pengelola bandar udara maupun para operator angkutan udara, namun walaupun kerugian merupakan sebuah konsekue-nsi logis dari terjadinya bencana alam, bagi penerbangan keselamatan adalah diatas segala-galanya tanpa bermaksud mengesampingkan urusan pendapatan dan keuntungan, karena safety dan security adalah bagian dari core bisnis dalam penerbangan, yang harus dike-lola sama bobotnya dengan mengelola keuntungan.

    Semboyan penerbangan sipil The Sky Is A Vast Place....But There Is No Room For Error mengingatkan kepada kita semua, betapa pada angkasa yang sangat luas itu tidak boleh ada ruang atau celah untuk berbuat salah!

    Mengacu bunyi semboyan pe-nerbangan sipil tersebut, maka semua pihak yang terkait harus memaklumi serta tunduk dan taat pada aturan yang berlaku. (*)

    Dampak Letusan Gunung Berapi di Industri Aviasi

    Oleh Tjuk SudarsonoInstruktur Transportasi Udara & Praktisi

    Penerbangan

    Sejumlah Pesawat yang tertutup abu vulkanik di Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya di Sidoarjo pada Februari lalu (Foto: harianrakyatbengkulu.com)

  • Aviasi l Maret 2014 l 17Fokus

    DITUTUPNYA sejumlah bandar udara dikarenakan hujan abu vulkanik Gunung Kelud mem-buat penumpang panik. Di airport, mereka minta tiket diuangkan kembali (refund) atau minta perjalanannya di-jadwalkan ulang (reschedule). Ada pula yang berlaku kurang pantas dengan memaksa kompensasi. Padahal hal ini dikategorikan force majure (di luar ke-mampuan manusia) dan ini bukan ke-salahan perusahaan penerbangan.

    Menanggapi hal tersebut, Gerry Soejatman, Management Consultant CommunicAvia kepada Aviasi me-negaskan kebijakan sudah ada di pihak airlines, penumpang harus mengurus sesuai tiket yang sudah dibeli.

    Belajar dari pengalaman, maka sebaiknya penumpang membeli tiket sesuai ketentuan maskapai. Mengi ngat, harga yang ditawarkan tentu beda kualitas layanannya, jadi jika terjadi pembatalan terbang, akan mendapat-kan fasilitas yang memadai, papar Gerry.

    Bahkan saya sendiri merasakan dampaknya, saat di Singapura pun, saya berjam-jam nunggu pesawat delay dari akibat letusan Gunung Kelud. Saya membeli tiket maskapai berbiaya mu-rah, tambahnya.

    Sepanjang 30 TahunPeristiwa kali ini memang cukup

    dahsyat. Menurut Gerry, Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta dan Adi Soemarmo, Solo menerima im-bas dengan ketebalan abu mencapai 3 cm. Aktivitas menjadi lumpuh.

    Selama 30 tahun, kedua bandar udara tersebut tertutup abu tebal hanya dua kali, tentu pembersihannya pun perlu tenaga ekstra, katanya.

    Ia mengutarakan prosedur dilaku-kan sesuai aturan pengelola, menging-at di kedua bandara tersebut ada Ang-kasa Pura I dan TNI Angkatan Udara. Soal kesiapan ya masih wajar, karena kejadian ini tidaklah sering.

    Kasus abu vulkanik, menurut Gerry, hampir sama dengan badai salju yang sering menerpa Amerika maupun Eropa. Di Amerika, seperti Dallas, New York jika tertutup salju, maka cepat dibersihkan, sehingga operasional pe-nerbangan jarang terganggu. Semen-tara di Inggris, jika ada badai sedikit saja dari salju, bandar udara langsung ditutup. (Vincent Herdison)

    Penerbangan Batal, Penumpang Panik

    PADA 24 Juni 1982, British Airways Boeing 747-200 registrasi G-BDXH City of Edinburgh bernomor BA009 dari Kuala Lumpur menuju Perth melintas di atas wilayah udara pesisir pantai selatan Jawa Barat menuju ke arah Aus-tralia dengan ketinggian 37.000 kaki (sekitar 11.200 meter di atas permukaan laut).

    Menurut berbagai sumber, saat itu Gunung Galunggung meletus, abu vul-kaniknya tersebar ke udara dan berhembus ke jalur terbang BA009. Awak kokpit dikejutkan dengan satu per satu mesin pesawat mati di ketinggian 37.000 kaki. Keputusan yang diambil, pilot segera menghubungi Jakarta melalui radio untuk meminta prosedur pendaratan darurat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

    Setelah dicek, terjadi kerusakan di seluruh badan pesawat, kaca cockpit dan sayap. Ternyata, pada mesin terdapat timbunan abu vulkanik yang menyumbat bahkan menghancurkan komponennya. (*)

    British Airways Mendarat di Halim Perdanakusuma

    Dampak pembatalan penerbangan. (Foto: Dok. Aviasi)

  • 18 l Aviasi l Maret 2014Kupas

    MENILIK sejarahnya, nama pe-sawat ini sebenarnya bukan CRJ (Canadair Regional Jet) seri 1000 yang saat ini banyak dike-nal orang. Tapi sebelumnya dinamai CRJ900X, yaitu versi stretched CRJ900 dengan kapasitas tempat duduk hingga 100 penumpang.

    Program pengembangan pesawat jet regional jarak menengah asal Kana-da ini mulai diumumkan 19 Februari 2007. Dua tahun berjalan, pada 28 Juli 2009, pesawat sudah merampungkan produksi perdananya.

    Desain interior kabin pesawat, peng-aturan tempat duduk menjadi single-class dan dual-class seating. Jendela kabin juga tak seperti pesawat lain, CRJ1000 menawarkan jarak jendela yang agak renggang dengan ukuran jendela yang lebih tinggi.

    Tak ketinggalan kabin pesawat juga menawarkan beragam akomodasi ter-baru. Overhead cabin-nya ketika dibuka, maka bagian dalam bagasi mungil ini pun secara otomatis akan tersinari oleh sistem LED Lighting (pencahayaan). Terkesan sepele, namun benar-benar membantu penumpang dalam mencari barang bawaan yang terselip tanpa ha-rus repot-repot mengarahkan senter ke dalam overhead bin.

    Teknologi yang DitawarkanDari sisi teknologi sebenarnya ke-

    canggihan jet asal Kanada ini sudah tak perlu diragukan lagi. CRJ1000 dibuat dari material canggih, khusus untuk bagian aileron dan outboard flap ter-buat dari bahan komposit Resin Transfer Molding (RTM). Kelebihan bahan ini adalah beratnya yang lebih ringan dari-pada logam penyusun pesawat pada

    umumnya, namun secara fisik sangat kuat dan juga antikorosi.

    Sementara kecanggihan kokpit juga tak kalah pamor, sudah menganut full glass cockpit dengan tebaran enam layar berwarna. Berikut pemakaian avionik Rockwell Collins Proline 4 besutan ven-dor kondang Rockwell Collins asal AS. Avionik ini sudah terintegrasi dengan perangkat attitude heading reference systems (AHRS), traffic alert & collision avoidance system (TCAS), dan enhanced ground proximity warning system (EG-PWS), serta tak ketinggalan radar cuaca.

    Dua Mesin di BelakangDi kanan kiri bodi belakang CRJ1000

    ditopang mesin kembar CF34-8C5 berdaya dorong 14.510 pon. Mesin ini memiliki arti khusus, lantaran semua famili CRJ NextGen membawa tipe mesin yang sama, maka diantara mesin CRJ700, CRJ900 dan CRJ1000 dapat saling ditukar.

    Keuntungannya, bagi maskapai pengguna keluarga CRJ NextGen, seumpama terdapat kerusakan mesin pada salah satu armada, taruhlah untuk CRJ1000, maka dapat melakukan kani-balisasi dengan mengambil mesin dari armada CRJ700 atau CRJ900.

    Si Mungil dari Canadair Regional Jet

    Informasi CRJ 1000 NextGen ERJ 195 RRJ 95/100 (Sukhoi Superjet)Pabrikan Bombardier, Kanada Embraer, Brazil Sukhoi, RusiaHarga US$ 46.37 juta US$ 40 juta US$ 32 jutaKapasitas 104 122 98Tinggi kabin 1,89 meter 2 meter 2,12 meterPanjang pesawat 39,13 meter 38,65 meter 29,82 meterFuel economy 0,28 km per liter/0.67 NM per gallon 0,22 km per liter/0.52 NM per gallon 0,34 km per liter/0.80 NM per gallonKapasitas tangki bahan bakar 2,897.10 gallon/10.966,68 liter 4,268.00 gallon/16.156,09 liter 3,470.27 gallon/13.135,00 literMinimun jarak lepas landas 1.944,32 meter 2.179,02 meter 1.802,89 meterMinimun jarak mendarat 1.805,33 meter 1.281,99 meter 1.524,00 meter

    Perbandingan Jet Sekelasnya

    Sumber: Aircraft Compare, Bombardier, Embraer, Sukhoi Civil Aircraft Company

    Anda yang mengudara dengan Garuda Indonesia Explore-jet, akan me-nemukan fitur-fitur dan layanan yang dimiliki dan diberikan selama pener-bangan: Take-off dan landing yang mulus. Teknologi yang modern dengan kenyamanan superior di kelasnya. Tenang dan nyaman selama penerbangan, karena didukung oleh mesin jet

    yang halus namun gesit. Performa yang lebih bersahabat terhadap lingkungan dengan efisiensi ba-

    han bakar dan tingkat emisi yang rendah. Ruang kabin dan interior yang ekslusif, dirancang ergonomis dan stylish. Ruang kursi (seat pitch) yang lega, 34 inchi untuk kelas Eksekutif dan 31 inchi

    untuk kelas Ekonomi paling lapang di kelasnya. Nikmati sajian inflight meals (makanan ringan dan minuman) saat di udara.

    Untuk penerbangan lebih dari 110 menit, awak kabin profesional akan me-nyajikan makanan hangat yang lezat.

    Proses boarding (masuk ke pesawat) dan disembarking (keluar dari pesawat) lebih mudah dan cepat.

    Prosedur khusus untuk penanganan bagasi. (*)

    Garuda Indonesia Explore-Jet

    CRJ1000 dilengkapi winglet (lekukan di kedua ujung sayap). Perangkat ini berguna untuk menerobos drag yang dihasilkan oleh vorteks, yakni aliran udara di ujung sayap yang menjadi penghambat melajunya sayap pesawat. Dengan winglet, daya terobos bisa di-

    tingkatkan hingga 20 persen, dengan kata lain konsumsi bahan bakar juga bisa dihemat hingga 20 persen, yang otomatis mampu mendongkrak jang-kauan terbang pesawat. (Yudi Supri-yono)

    CRJ1000 punya dua mesin di belakang dan ditambah lekukan pada kedua ujung sayap. (Foto-foto: Dok. Bombardier)

    Interior ruang kemudi. Suasana Kabin.

  • Aviasi l Maret 2014 l 19Pilot Lounge

    SEBAGAI salah satu syarat bagi seorang penerbang untuk mendapatkan Commercial Pilot License atau yang sering disingkat CPL adalah terbang cross country. Pada dasarnya, tidak ada definisi gamblang dari terbang cross country.

    Namun secara umum cross country dapat disimpulkan sebagai penerbang-an dari departure airport A ke arrival airport B dengan perencanaan pener-bangan/route dan mengikuti standar prosedur bernavigasi.

    Sementara, Sony Yudho Wibowo, siswa penerbang Lombok Institute of Flight Technology (LIFT) angkatan ke-4 kepada Aviasi mengungkapkan long cross country sebagai penerbangan yang dilakukan dari satu bandar udara menuju bandar udara lain yang berbeda dengan minimal dua kali full stop land-ing. Jarak terbang minimum 150 nm atau dengan waktu tempuh minimal lima jam.

    Penerbangan long cross country yang pernah penulis terbangi adalah dari Halim Perdanakusuma, Jakarta ke Sul-tan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Penerbangan memakan waktu kurang lebih 3,30 jam sekali jalan. Ini adalah bagian dari flying school yang sangat dinantikan penulis.

    Penulis begitu excited karena mam-pu merasakan diri seolah-olah seorang pilot airline yang terbang dari satu kota ke kota tertentu. Menariknya, prosedur navigasi dengan instrument, melihat jenis-jenis awan dan fenomena meteo-rology seperti yang sudah dipelajari di ground school, radio telephony hingga ke hal-hal yang abnormal dan tidak didu-ga. Seperti halnya bagian dari phase di

    berbalik arah.Bilamana itu terjadi, sebagaimana

    praktik di udara, Sony menjabarkan yang saya lakukan pertama tentunya handling pesawat, karena itu sangat penting, selalu scaning all instrument flight dan outside, menjaga altitute, air-speed, heading, track dan memperhati-kan engine instrument.

    Terbang ternyata menjadikan pe-mandangan memukau. Jika perjalanan normal, maka dapat menikmati view Lombok-Sumbawa-Bima sembari foto-foto, apalagi melewati Gunung Rinjani. Sayang sekali jika dilewatkan begitu saja.

    flying school, kita harus memaksimalkan kesempatan untuk belajar dan meng-gali pengalaman sebanyak mungkin dari cross country flight.

    Sebagaimana pengalaman Sony, jika long cross country ke Bima, jarak tem-puhnya dari Lombok kurang lebih seki-tar 145 nm, maka bila pulang pergi kita akan menempuh jarak 290 nm deng an waktu tempuh lebih dari empat jam un-tuk pesawat Liberty XL2.

    Saya mulai merasakan terbang ini pada saat masih di stage PPL yaitu ke Sumbawa dan Bima. Penerbangan itu dilakukan dengan solo flight, dual flight dan mutual flight. Namun sekarang saya sudah masuk stage CPL/IR, jadi pener-bangan untuk long cross country hanya dilakukan dengan dual dan mutual flight, ungkap Sony.

    Ada Cerita SeruMenurut Sony, yang paling seru

    ketika mutual flight long cross country ke Bima bersama rekannya batch 4, Ramadhanta. Di situ saya benar-benar merasakan teamwork antarsesama stu-dent. Saya handle pesawat dan rekan saya handle komunikasi, sementara un-tuk navigasi dilakukan secara bersama, tambahnya.

    Sony menuturkan, pengalaman yang paling mendebarkan ketika saya take off dari Bima menuju Lombok, kebetulan cuaca pada hari itu kurang bersahabat. Pesawat saya masuk ke dalam awan tebal keabu-abuan. Dan kejadian itu berlangsung lumayan lama, sedangkan di bawah awan tersebut adalah daerah perbukitan yang sangat tinggi. Saya sangat sulit mengontrol pergerakan, alhasil pesawat saya nyaris

    Soal pengalaman di berbagai dae-rah, saat lepas landas maupun menda-rat itu berbeda-beda. Wilayah Bima dan Sumbawa menurut saya tidaklah mudah, mengingat wind condition yang selalu berganti arah secara tiba-tiba, ja-rak landasan yang tidak terlalu panjang, permukaan runway yang bergelom-bang, belum lagi ditambah terkadang ada hewan seperti kambing dan sapi menyerebangi landasan pacu. Sung-guh suatu tantangan khusus buat saya pribadi, tapi dengan begitu melatih saya untuk lebih berhati-hati lagi, tegas Sony. (FO. Bintang R. Sakti)

    Persyaratan cross country flight antara PPL dan CPL berbeda. Untuk mendapatkan CPL License, berdasarkan CASR 61.119, seorang siswa harus terbang dari airport A ke airport B.

    Persiapkan rute Anda, perhatikan batas minimum ketinggian di sektor-sektor tertentu seperti minimum enroute altittude, minimum sector altitude, grid mora dan sebagainya yang berhubungan dengan dataran tinggi/obstacle yang akan dilalui.

    Perhitungkan kecepatan pesawat dengan permukaan (ground speed) yang sudah dikoreksi dengan ketinggian pesawat dan angin melalui prakiraan udara.

    Dapatkan informasi cuaca yang cukup, biasanya mengakses aviation.bmkg.go.id/web untuk mendapatkan prakiraan aktual.

    Perhatikan adanya NOTAM atau a notice to airmen yang berhubungan deng-an route penerbangn kita, baik normal route maupun rute alternatif apabila dibutuhkan.

    Periksa kembali perlengkapan Anda, GPS dipesawat, sistem instrument atau navigasi di pesawat, peta visual (onc atau operational navigation chart) serta chart bandar udara yang dibutuhkan.

    Dapatkan informasi terakhir, sesaat sebelum terbang, tidak ada salahnya un-tuk cek informasi cuaca, Notam dan lainnya bukan? Perubahan angin mung-kin saja mengharuskan Anda untuk merevisi flight plan Anda.

    Anda harus lebih jeli membaca check point visual dibandingkan dengan peta visual, jika cuaca memburuk Anda harus mempersiapkan alternate airport.

    Beristirahatlah dengan cukup sebelum Anda terbang! Jadikan setiap menit dari penerbangan Anda bermanfaat! Selamat terbang. (*)

    Long Cross Country FlightLangit Layaknya Rumah

    Trik Long Cross Country

    Sony (kanan) didampingi instruktur (kiri) siap melakukan long cross country flying. (Foto-foto: Dok. Pribadi) Sony Yudho Wibowo.

  • 20 l Aviasi l Maret 2014

    .

    20 l Aviasi l Maret 2014Profil

    MENDENGAR kata-kata julukan Paman Sam, Super Power atau Adi Kuasa, kita akan terbawa ke Amerika Serikat, negara tempat di mana pesawat Boeing diproduksi.

    Namun, tahukah Anda ternyata kehidupan maskapai negeri ini jus-tru mengalami kembang kempis. American Airlines sebagai pembawa Amerika Serikat sempat mengajukan perlindung an kebangkrutan pada 2011, karena perusahaan ini rugi hampir US$ 1,8 Miliar.

    Pada tahun itu, sejumlah media memberitakan operator plat merah Amerika itu mem-PHK lebih dari 13.000 pegawai. Thomas Horton, CEO Ameri-

    can Airlines dalam sebuah surat kepada para pegawai mengatakan perusahaan menggunakan proses restrukturisasi untuk membuat berbagai perubahan penting.

    Akhirnya, pada 14 Februari lalu American Airlines dan US Airways sepakat untuk merger dan menjadi salah satu penerbangan terbesar di du-nia dengan tetap bermerek American Airlines.

    Kini American Lebih AnyarMengusung tema The new American

    is arriving, Were bringing you a new level of comfort, connectivity and convenience, maskapai ini mencoba kembali berta-

    rung dalam industri penerbangan, baik lokal Amerika, maupun internasional.

    Perluasan ini menandai tonggak American Airlines karena kami berhasil melaksanakan codeshare (kesepakatan kerjasama) terbesar di dunia, menye-diakan pelanggan kami akses mudah ke jaringan terbaik dalam bisnis ini, kata Scott Kirby, President American Airlines.

    Membawa network bersama-sama adalah merger terbaik, ini merupak