tabanasu kti

24
A. JUDUL “TABANASU” ( Tas Serbaguna dilengkapi Sel Surya) B. LATAR BELAKANG MASALAH Pada zaman dahulu, tas didefinisikan sebagai tas untuk membawa tangkapan dari pemburu-pemburu untuk memudahkan perjalanan. Jika buruan yang mereka tangkap semakin besar, pemburu akan membaginya, membungkusnya, lalu membawanya. Tasnya sendiri terbuat dari berbagai kulit binatang dan dijahit agar membuat satu wadah yang solid. Tas adalah sebuah wadah atau tempat yang dipakai di punggung seseorang dan dilindungi oleh dua tali yang memanjang vertikal melewati bahu, tetapi ada juga pengecualian, contohnya tas ransel yang dibuat untuk benda-benda ringan biasanya hanya membutuhkan 1 tali. Tas ransel digunakan si pemakai untuk memudahkannya dalam membawa bawaan yang dimau sesuai kebutuhan. Teknologi yang dipakai pun diformulasikan khusus sesuai kebutuhan si pemakai. Tas ransel biasanya lebih dipilih daripada tas tangan (clutch) untuk mengangkat benda berat, karena terbatasnya berat untuk mengangkat benda berat untuk waktu yang lama. Bayangkan jika memakai tas tangan (clutch) yang mengandalkan kemampuan tangan untuk menahan beban, pasti tidak akan sanggup dan akan terjadi timpang. Tas ransel yang besar dapat mengangkat beban berat hingga 10 kg, biasanya mengandalkan berat yang sebagian besar dari badan mereka, memakai kekuatan pinggul dan meninggalkan kekuatan bahu untuk menstabilkan muatan, dikarenakan pinggul lebih kuat dari bahu, dan menambah keseimbangan. Setelah mengadakan diskusi dengan mahasiswa dari POLTERA (salah satu tim pengusul) maka pihak 1

Upload: muhammad-fajrul-ilmi

Post on 04-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

44444444443333333333wwwww655rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrruuuuuuuuuukiiiiiiiiiiiiiiiijhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

TRANSCRIPT

A. JUDULTABANASU ( Tas Serbaguna dilengkapi Sel Surya)B. LATAR BELAKANG MASALAHPada zaman dahulu, tas didefinisikan sebagai tas untuk membawa tangkapan dari pemburu-pemburu untuk memudahkan perjalanan. Jika buruan yang mereka tangkap semakin besar, pemburu akan membaginya, membungkusnya, lalu membawanya. Tasnya sendiri terbuat dari berbagai kulit binatang dan dijahit agar membuat satu wadah yang solid.

Tas adalah sebuah wadah atau tempat yang dipakai di punggung seseorang dan dilindungi oleh dua tali yang memanjang vertikal melewati bahu, tetapi ada juga pengecualian, contohnya tas ransel yang dibuat untuk benda-benda ringan biasanya hanya membutuhkan 1 tali. Tas ransel digunakan si pemakai untuk memudahkannya dalam membawa bawaan yang dimau sesuai kebutuhan. Teknologi yang dipakai pun diformulasikan khusus sesuai kebutuhan si pemakai.

Tas ransel biasanya lebih dipilih daripada tas tangan (clutch) untuk mengangkat benda berat, karena terbatasnya berat untuk mengangkat benda berat untuk waktu yang lama. Bayangkan jika memakai tas tangan (clutch) yang mengandalkan kemampuan tangan untuk menahan beban, pasti tidak akan sanggup dan akan terjadi timpang. Tas ransel yang besar dapat mengangkat beban berat hingga 10 kg, biasanya mengandalkan berat yang sebagian besar dari badan mereka, memakai kekuatan pinggul dan meninggalkan kekuatan bahu untuk menstabilkan muatan, dikarenakan pinggul lebih kuat dari bahu, dan menambah keseimbangan.

Setelah mengadakan diskusi dengan mahasiswa dari POLTERA (salah satu tim pengusul) maka pihak UKM mengusulkan untuk dibantu mendapatkan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Maka pada melalui kegiatan Karya Tulis Ilmiah diusulkan untuk dibantu dalam proses inovasi desain tas serbaguna melalui pembuatan desain tas serbaguna. Diharapkan melalui penerapan tas ini, maka produksi tas dapat lebih inovatif dan mengandung teknologi terbaharu yang dapat diterima oleh segala kalangan, sehingga menghasilkan kapasitas produksi minimal meningkat 2 kali lipat dari sebelumnya. Kondisi ini sangat diinginkan oleh pengusaha UKM, karena inovasi dan kualitas produksi dapat meningkat. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya pula pendapatan yang diperoleh UKM juga meningkatnya kesejahteraan, baik pengusaha ataupun karyawannya.

C. PERUMUSAN MASALAHDari sebagian banyak tahapan prduksi dan pemasaran, yang menjadi permasalahan utama UKM yaitu proses saing desian tas dengan toko-toko disekitarnya. Hal ini dikarenakan pada proses produksi masih dilakukan dengan desain apa adanya sesuai dengan keinginan pembuat tas. sehingga keadaan ini menimbulkan beberapa permasalahan bagi UKM antara lain:

1. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjual produk tas yang baru.2. Dengan adanya model tas yang sama, mengakibatkan persaingan usaha UKM tas menjadi rendah, sehingga penjualan tas antar toko menjadi rendah pula.3. Kualitas tas yang apa adanya membuat para pembeli tidak dapat menjadi pelanggan, hanya sekedar pembeli saja.D. TUJUANTujuan dalam program ini yaitu untuk meningkatkan produktivitas UKM dengan indikator sebagai berikut.

1. Memberi inovasi baru dalam pengambangan usaha.2. Memberikan desain tas yang Hard Durable (Tahan Guncangan).3. Membuat UKM menjadi lebih inovatif agar memiliki banyak pelanggan baru.E. LUARAN YANG DIHARAPKANLuaran yang diharapkan melalui pelaksanaan progam Karya Tulis Ilmiah ini adalah berhasil diwujudkan dan diterapkannya inovasi desain tas terbaharukan ini sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas UKM untuk memenuhi permintaan pasar. Dengan kondisi seperti itu diharapkan pula UKM mitra mampu berkembang dan meningkatkan pendapatannya, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.F. KEGUNAAN1. Potensi Ekonomi Produk

a. Tas serbaguna mengarah pada inovasi yang baru, sehingga dapat meningkatkan kinerja pengusaha tas di UKM ini.b. Dapat meningkatkan produksi sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha dan karyawannya.c. Lebih banyak menarik pelanggan karena tas memiliki banyak fungsi dibanding dengan tas biasa

2. Nilai Tambah Produk dari Sisi IPTEKa. Produksi tas yang inovaif membuat jumlah pelanggan meningkat, sehingga kapasitas produksi dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kesejahteraan UKM dan karyawannya.

b. Produk tas mampu memuaskan konsumen karena tas tidak hanya mampu untuk membawa tas tulis saja, melainkan juga menggunakan ilmu dan teknologi baru yang efisien dan bermanfaat.c. Kualitas produk lebih baik dan lebih seragam karena desain tas yang diciptakan mudah diterima oleh semua kalangan.

3. Dampak Sosial Secara Nasional

Keberhasilan program ini diharapkan oleh pengusaha stik kentang karena dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama ini. Kondisi ini sangat perlu diciptakan agar pengusaha stik kentang skala kecil dapat berkembang dan terjaga kelangsungan hidupnya. Dengan demikian tenaga kerjanya dapat lestari (mempunyai pekerjaan yang tetap). Bahkan dengan adanya program Karya Tulis Ilmiah ini, para pengusaha skala kecil tersebut dapat terus berkembang dengan membutuhkan banyak tenaga kerja, dengan begitu secara tidak langsung turut membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran.G. TINJAUAN PUSTAKA1. Sel surya ( photovoltaic )

Untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik dapat dilakukan dengan yang namanya sel surya atau solar cell. Apabila permukaan sel surya dikenai cahaya maka dihasilkan pasangan elektron dan hole. Elektron akan meninggalkan sel surya dan akan mengalir pada rangkaian luar sehingga timbul arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan oleh sel surya dapat dimanfaatkan langsung atau disimpan dulu dalam baterai untuk digunakan kemudian.

Gambar. 1 Contoh sel surya

Sumber: http://www.panelsurya.com/Besarnya pasangan elektron dan hole yang dihasilkan, atau besarnya arus yang dihasilkan tergantung pada intensitas cahaya maupun panjang gelombang cahaya yang jatuh pada sel surya. Intensitas cahaya menentukan jumlah foton, makin besar intensitas cahaya yang mengenai permukaan sel surya makin besar pula foton yang dimiliki sehingga makin banyak pasangan elektron dan hole yang dihasilkan yang akan mengakibatkan besarnya arus yang mengalir. Makin pendek panjang gelombang cahaya maka makin tinggi energi fotonnya sehingga makin besar energi elektron yang dihasilkan, dan juga berimplikasi pada makin besarnya arus yang mengalir. Prinsip kerja sel surya adalah sebagai berikut: Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang bermuatan positif dan hole yang bermuatan negative kemudian elektron dan hole mengalir membentuk arus listrik. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat tereksitasi karena terbuat dari semikonduktor yang mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan sensitif: lapisan negatif (tipe-n) dan lapisan positif (tipe-p). Karena sel surya ini mudah pecah dan berkarat sehingga sel ini dibuat dalam bentuk panel- panel dengan ukuran tertentu yang dilapisi plastik atau kaca bening yang kedap air dan panel ini dikenal dengan panel surya.

Gambar: 2. Menunjukan proses perubahan cahaya akan menjadi arus listrik

Sumber: http://www.panelsurya.com/index.php/id/panel-surya-solar-cells/

Total pengeluaran listrik (wattage) dari sel surya adalah sebanding dengan Voltase/tegangan operasi dikalikan dengan arus operasi saat ini. Sel surya dapat menghasilkan arus dari voltase yang berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan bateri yang menghasilkan arus dari voltase yang relatif konstan. Karakteristik output dari sel surya dapat dilihat dari kurva performansi, disebut I-V curve. I-V curve menunjukkan hubungan antara arus dan voltase (Ouaschning, 2005) .

Gambar 3. Curva I-V

Gambar 4. Karakteristik daya yang di hasilkan watt/m2

Sumber : Ouaschning, 2005Gambar di atas menunjukkan tipikal kurva I-V. Voltase (V) adalah sumbu horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertical. Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam standar Test Conditions 1000 watt per meter persegi radiasi (atau disebut satu matahari puncak/one peak sun hour) dan 25 derajat celcius suhu solar cell panel. Radiasi matahari di Bali bisa dilihat seperti tabel di bawah.

Tabel 1.Bali Sun RadiationMonthTemperatur Udara derajat C

Humidity relative %

Monthly Solar RadiationKwh/m2

January27,783,24,94

February27,981,55,04

March27,882,25,41

April28,081,25,35

May27,680,45,11

June27,279,44,76

July26,478,74,75

August26,377,95,28

September26,878,75,95

October27,679,96,22

November27,981,45,71

December 27,9

80,7

5,33

Annual27,480,45,32

Sumber: Ngurah Rai Airport,20082. Modul photovoltaicKomponen utama sistem surya photovoltaic adalah modul yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya phoptovoltaic. Untuk membuat modul photovoltaic secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul photovoltaic dapat dibuat dengan teknologi yang relative sderhana,sedangkan untuk membuat sel photovoltaic diperlukan teknologi tinggi.

Modul photovoltaic tersusun dari beberapa sel photovoltaic mempunyai ukuran 10 cm x 10 cm yang dihubungkan secara seri atau pararel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya sekitar 60% dari biaya total. Jadi, bila modul sel surya bisa dibuat didalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih di import.

Gambar: 5. Contoh modul photovoltaicSumber: http://www.azetsurya.com/info.phpSedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya photovoltaic adalah investasi awal yang besar. Untuk mendapatkan kapasitas yang lebih besar maka beberapa modul digabung akan membentuk array.

3. Battery charge regulator (BCR)

Alat pengatur merupakan perangkat elektronik yang mengatur aliran listrik dari modul surya ke baterai dan aliran listrik dari baterai ke peralatan listrik inverter. Change-Discharge pengontrol melindungi baterai dari pengisian berlebihan dan melindungi dari pengiriman muatan arus berlebihan keinput terminal. BCR juga mempunyai beberapa indikator yang akan memberikan kemudahan kepada pengguna PLTS dengan memberikan informasi mengenai kondisi baterai sehingga pengguna PLTS dapat mengendalikan konsumsi energi menurut ketersediaan listrik yang terdapat didalam baterai. BCR sebagai pengatur system agar penggunaan listriknya aman dan efektif, sehingga semua komponen - komponen system aman dari bahaya perubahan level tegangan. BCR yang digunakan kapasitasnya tergantung dari kapasitas daya modul surya.

4. Baterai

Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh modul surya sebelum dimanfaatkan untuk menggerakan beban. Ukuran baterai yang dipakai sangat tergantung pada ukuran panel dan load pattern. Ukuran baterai yang terlalu besar baik untuk efisiensi operasi tetapi mengakibatkan kebutuhan investasi yang terlalu besar. Sebaliknya ukuran baterai terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya daya yang lebih. Baterai tersebut mengalami proses siklus menyimpan dan mengeluarkan, tergantung pada ada atau tidak adanya sinar matahari. Selama waktu adanya matahari, array panel menghasilkan daya listrik. Daya yang tidak digunakan dengan segera dipergunakan untuk mengisi baterai. Selama waktu tidak adanya matahari, permintaan daya listrik disediakan oleh baterai. Kapasitas bateri tergantung dari daya modul yang dikeluarkan dengan tegangan yang dikeluarkan 24 V,DC.

5. InverterInverter berfungsi untuk merubah arus dan tegangan listrik DC (direct current) yang dihasilkan array PV menjadi arus dan tegangan listrik AC (alternating current). Inverter yang digunakan adalah inverter dengan kapasitas tergantung dari kapasitas daya modul surya dengan tegangan keluaran AC 220 Volt.

6. Perhitungan teknisRangkaian dari sel-sel yang disusun seri dan parallel tersebut dinamakan modul. Biasanya setiap modul terdiri dari 10-36 unit sel. Apabila tegangan, arus dan daya dari suatu modul tidak mencukupi untuk beban yang digunakan, maka modul- modul tersebut dapat dirangkai seri, parallel ataupun kombinasi keduanya untuk

menghasilkan besar tegangan dan daya sesuai kebutuhan.Daya yang dihasilkan oleh panel surya maximum diukur dengan besaran wattpeak (wp), yang konversinya terhadap watthour (wh) tergantung intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan panel. Selanjutnya daya yang

dikeluarkan oleh panel surya adalah daya panel di kalikan lamanya penyinaran. Untuk memperoleh besar tegangan dan daya yang sesuai dengan kebutuhan, sel-sel photovoltaic tersebut harus dikombinasikan secara seri dan parallel, dengan

aturan sebagai berikut:1. Untuk memperoleh tegangan keluaran yang dua kali lebih besar dari tegangan keluaran sel Photovoltaic, maka dua buah sel photovoltaic harus dihubungkan

secara seri.2. Untuk memperoleh arus keluaran yang dua kali lebih besar dari arus keluaran sel photovoltaic, maka dua buah sel fotovoltaik harus dihubungkan secara parallel.

3. Untuk memperoleh daya keluaran yang dua kali lebih besar dari daya keluaran sel photovoltaic dengan tegangan yang konstan maka dua buah sel fotovoltaik harus dihubungkan secara seri dan parallel.

7. Faktor pengoperasian sel suryaBeberapa faktor dari pengoperasian sel surya agar mendapatkan nilai yang maksimum sangat tergantung pada:

a. Ambient temperature udara

Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperature sel tetap normal pada 25 derajat Celsius. Kenaikan temperature lebih tinggi dari temperature normal pada sel surya akan melemahkan tegangan Voc. Gambar 2.9 menunjukan setiap kenaikan temperature sel surya 10 derajat celcius dari 25 derajat celsius akan berkurang sekitar 0,4 % pada total tenaga yang di hasilkan atau akan melemah dua kali lipat untuk kenaikan temperature sel per 10 derajat Celsius.

Gambar 6. Karakteristik penurunan voltage terhadap kenaikan temperature

Sumber : Ouaschning, 2005

b. Radiasi matahari

Radiasi matahari di bumi pada lokasi yang berbeda akan bervariable dan sangat tergantung dengan keadaan sepektrum matahari ke bumi. Insolasion matahari akan banyak berpengaruh terhadap arus (I) dan sedikit terhadap tegangan (v).

c. Kecepatan angin bertiup

Kecepatan tiupan angin disekitar lokasi sel surya akan sangat membantu terhadap pendinginan temperature permukaan sel surya sehingga temperature dapat terjaga dikisaran 25 derajat Celsius.

d. Keadaan atmosfir bumi

Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara, kabut dan polusi sangat menentukan hasil maksimum arus listrik dari sel surya.

e. Orientasi panel kearah matahari secara optimum

Orintasi dari rangkaian panel kearah matahari secara optimum adalah sangat penting untuk menghasilkan energi yang maksimum. Selain arah orientasi sudut orientasi ( tilt engle ) dari panel juga sangat mempengaruhi hasil energi yang maksimum. Untuk lokasi yang terletak di belahan utara latitude, maka panel sebaiknya diorientasikan ke selatan. Begitu juga yang letaknya di belahan selatan latitude, maka panel sebaiknya diorientasikan ke utara. Walaupun panel diorientasikan ke barat atau ke timur akan tetap menghasilkan energi, tetapi tidak akan menghasilkan energi yang maksimum.

f. Posisi letak sel surya terhadap matahari (tilt engle)

Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan modul surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum 1000 w/m2 atau 1 kw/m2. Untuk mempertahankan ke tegak lurusan antara sinar matahari terhadap panel surya dibutuhkan pengaturan posisi modul surya, karena sun altitude akan berubah setiap jam dalam sehari.

8. Fenomena di Lokasi

Bagi pengusaha di Jawa Timur, kondisi seperti itu tidak terlalu mengherankan. Semenjak perjanjian ASEAN-China Free Trade Asia (ACFTA) diteken, banyak produk China menyerbu kota-kota di Jawa Timur. Akibat serangan produk China, pertumbuhan ekonomi produk lokal menurun."Pasca ACFTA, banyak industri sepatu seperti di Wedoro, Tanggulangin produksinya menurun sekitar 45 persen, karena di tingkat agen dibanjiri produk-produk dari China," ujar Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur, Diar Kusuma Putra saat ditemui di sela-sela acara Musyawarah Daerah (Musda) HIPMI Jatim di Hotel Majapahit Surabaya.

Menurut dia, kondisi itu membuat para pengusaha muda harus berpikir keras untuk mempertahankan maupun meningkatkan jumlah porduksi maupun daya saing dengan produk-produk China maupun ASEAN. " Musda HIPMI Jatim mengambil tema Optimalisasi daya saing pengusaha muda Jatim di era perdagangan bebas," tuturnya.

Hal senada diungkapkan Forum UKM Jawa Timur. Mereka menilai wajar jika di Tanggulangin saat ini banyak beredar produk China. Ini membuat produk industri Usaha Kecil Menengah (UKM) harus bersaing ketat dengan barang impor karena kualitas barang China segmen pasarnya sama dengan pasar produk UKM, untuk kalangan menengah ke bawah.

Ketua Forum UKM Jatim, Nur Cahyudi mengatakan, pengusaha sektor UKM kini harus berebut pasar di negaranya sendiri. Kelemahan UKM adalah biaya produksi masih mahal dan masalah klasik seperti akses pasar, permodalan, teknologi, manajemen serta SDM yang kurang baik. "Kondisi itu membuat produk UKM kalah bersaing," ujarnya,di Surabaya,(14/5).

Ia mengharap peran pemerintah bisa membantu dan mendorong serta memperkuat pertumbuhan ekonomi para UKM, sehingga produknya bisa bersaing di pasar internasional khususnya di tingkat ASEAN dan China. Ia juga berharap pemerintah agar mendorong para importir mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Jangan mengimpor barang hanya demi mencari keuntungan yang dampaknya menghancurkan industri dalam negeri.

H. METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan dalam program Karya Tulis Ilmiah ini meliputi perancangan, pembuatan dan pelatihan. Pada kegiatan pelatihan operasional tas, digunakan prinsip learning by doing yakni khalayak sasaran diberi petunjuk praktis dilanjutkan dengan langsung praktek. Untuk mewujudkan tas serbaguna ini telah disusun dalam beberapa tahapan sebagai berikut.1. Tahap persiapan dan perancangan tas, meliputi:

a. Membuat gambar detail tas sebaguna dengan media Catia dan Solid Work.

b. Survei kebutuhan UKM.

c. Menyiapkan bahan-bahan dan pertasan yang diperlukan dalam proses fabrikasi.

2. Tahap pembuatan tas serbaguna, meliputi:

a. Membuat desain tas serbaguna yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

b. Membuat rancangan jadi tas serbaguna.3. Tahap uji coba pertasan, meliputi:

a. Uji coba tas serbaguna.b. Penyempurnaan pertasan di dalam tas.

4. Tahap serah terima, meliputi:

a. Serah terima barang.

b. Pelatihan penggunaan fungsi.

c. Pelatihan perawatan tas.

d. Pelatihan desain tas serbaguna.I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Tabel 2. Rencana dan jadwal kegiatan PKMT

No.Nama KegiatanBulan

12345

1Persiapan pertasan dan pengadaan bahan

2Pembuatan dan perakitan tas serbaguna

3Pengiriman dan serah terima tas

4Pelatihan pengoperasian tas

5Pemantauan kinerja tas

6Evaluasi kinerja tas

7Penyusunan laporan

J. Rancangan Biaya

Tabel 3. Rancangan biaya kegiatan Karya Tulis Ilmiah

No.UraianJumlahSatuanHarga SatuanBiaya

1Bahan habis pakai

Panel Surya8 buah 45000360000

Kain Parasut2meter252000104000

Kabel penghubung1meter2200022000

Resistor1pak5000050000

Elco2buah70000140000

Gabus2meter2900018000

Peredam suara2meter260000120000

Mur dan baut 25 mm2pak2500050000

Kain Wool2meter260000120000

Jarum dan Benang4paket850034000

Plat Stenles Steel 1 mm2meter295000190000

Kelingan2pak4500090000

Batu gerinda2buah3000060000

Mata bor 10 mm4buah40000160000

Kertas amplas10cm2300030000

Mata bor 2 mm6buah1600096000

Mata gerinda2buah2800056000

2Pertasan Penunjang PKM

Sewa pertasan di Lab. Tata Busana2bulan15000003000000

Sewa pertasan di Lab. Manufaktur2 bulan 15000003000000

3Perjalanan

Transport belanja tas dan bahan1Paket300000300000

Penyerahan tas ke UKM1Paket500000500000

Pemantauan ke UKM1Paket500000500000

4Lain-lain0

Dokumentasi1Paket200000200000

ATK1Paket250000250000

Pembuatan laporan1paket550000550000

Jumlah total10.000.000

K. DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Fuad (2001) Karakteristik Teknologi Tepat Guna balam Industri Skala Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Timur. Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26 Juli tahun 2001.

Budiono bambang, 1992. Industri Kecil dalam Perspektif Budaya. Surabaya, Seminar Prospek Industri Kecil Dalam Perkembangan Perekonomian Indonesia.Haryono dkk. (1999). Buku Panduan Materi KuIiah Kewirausahaan. Unipres UNESA Surabaya.

John E BiegeI (1998). Pengendalian Produksi, Suatu Pendekatan Kuantitatif. Terjemahan. Tarsito Bandung.

Nyoman Sutantra I (2001). Produktivitas Sistem Produksi dan Tekno/ogi Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26 Juni tahun 2001.

Porter, N. N., 1982. Food Science. 3rd edition. Ithaca. New York.

Subanar Harimurti, 1992. Alternatif Pengembangan Industri Kecil/Kerajinan Surabaya, seminar Prospek Industri Kecil Dalam Perkembangan Perekonomian Indonesia.Sularso & Kiyokatsu Suga. 1998. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Bandung. ITB.Supangat, Bambang. 1999, Mesin Perkakas. Surabaya: Unipress IKIP Surabaya.

Sutiono (2001). Produktivitas UKM di Jawa Timur. Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa,Tanggal 26 JuN tahun 2001.

www.ecobizwatch.com.

www.klipingku.com.

www.id.wikipedia.org/wiki/RanselL. LAMPIRANLampiran 1 Biodata Singkat Ketua dan Anggota Pelaksana Program:Ketua Pelaksana Kegiatan

Nama Lengkap

: Muhammad Fajrul Ilmi

NIM

: 33211301007

Fakultas/Program Studi

: Teknik Mesin Alat Berat (TMAB)

Peruguruan Tinggi

: Politeknik Negeri Madura

Waktu untuk Kegiatan KWU: 8 Jam/Minggu

Ketua Pelaksana,

Muhammad Fajrul Ilmi

NIM. 33211301007 Anggota Pelaksana

1. Nama Lengkap

: Muslihul Hidayat

NIM

: 33211301020Fakultas/Program Studi

: Teknik Mesin Alat Berat (TMAB)

Perguruan Tinggi

: Politeknik Negeri MaduraWaktu untuk Kegiatan KWU: 8 Jam/Minggu

Anggota 1,

Muslihul Hidayat

NIM. 33211301020

Lampiran Sketsa Desain

Gambar 7. Sketsa desainHandle Bag

Rangka Mode Meja

Kolektor panel surya

Hard durable item

15