ta s1 arsitektur
DESCRIPTION
Konsultan perencana adalah suatu badan atau perorangan yang ditugaskan oleh pemilik proyek untuk merencanaan suatu bangunan serta melaksanakan kewajiban lain yang berhubungan dengan perencanaan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan, Konsultan perencana pada proyek pembangunan Asrama Putri Beutong ini adalah CV. Diameter Design Consultant yang beralamat di Jln. Tandi-III No. 12 Banda Aceh.Adapun tugas dan tanggung jawab dari perencana adalah :a. Membuat rencana lengkap bangunan, yaitu rencana struktur, rencana instalasi listrik dan air, dan tata cara pelaksanaan bangunan (bestek);b. Mengumpulkan data-data lapangan dan lingkungan di daerah setempat;c. Membuat gambar rencana dan detail dari setiap bagian bangunan;d. Membuat syarat-syarat pelaksanaan kerja (RKS), perhitungan volume dan perkiraan rencana anggaran biaya;e. Mempersiapkan seluruh dokumen tender yang berisikan syarat-syarat khusus (bestek dan gambar bestek), petunjuk pelelangan, daftar alat dan bahan serta perkiraan waktu pelaksanaan proyek; f. Memberikan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan (aanwijzing);g. Menyerahkan seluruh dokumen proyek kepada pemilik proyek yang nantinya dijadikan sebagai dokumen tender;h. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan kepada pihak kontraktor tentang pelaksanaan kegiatan;i. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat;j. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan;k. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.2.1.3 Konsultan pengawas (supervisor consultant)Pengawas adalah pihak perseorangan atau badan hukum atau instansi yang ditunjuk dan diberi kuasa penuh oleh pemilik proyek untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana yang disepakati dalam kontrak.Pengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memperoleh hasil yang dikehendaki. Rencana yang telah ditetapkan sebelumnya akan gagal bila tidak dilakukan pengawasan dengan baik dan benar. Pengawas proyek sebagai salah satu unsur yang memegang peranan penting terhadap mutu pelaksanaan proyek atau pekerjaan. Kegiatan pengawasan diharapkan dapat menjamin kelancaran pelaksanaan proyek serta memperoleh hasil yang maksimal. Pengawas berhak memberi petunjuk kepada pelaksana jika di perlukan sehingga pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar. Konsultan pengawas pada Proyek Pembangunan Asrama Putri Beutong ini adalah CV. Aufriss Consultant yang beralamat di Jalan R. A. Kartini No. 31, Banda Aceh. Dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan pengawas mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : a. Mengawasi laju dan mutu pekerjaan dari segi kualitas bahan bangunan serta pelaksanaannya;b. Mengawasi pekerjaan dari program kerja yang telah disetujui;c. Menyetujui perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian yang terjadi selama pelaksanaan proyek yang tidak bertentangan dengan bestek;d. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk dilakukan pembayaran;e. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor untuk kemudian diteruskan kepada pemilik proyek;f. Mengevaluasi setiap laporan yang dibuat oleh kontraktor;g. Mengawasi ketepatan waktu maupun tahapan pelaksanaan proyek sesuai dengan waktu pelaksanaan.2.1.4 Pelaksana proyek (contractor)Pelaksana/kontraktor adalah pihak perorangan atau badan hukum yang dipercayakan untuk melaksanakan pembangunan dan memiliki keahlian dalam pelaksanaannya. Pelaksana juga disebut sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan surat penunjukan dan perintah kerja dari Pemimpin Proyek setelah dinyatakan sebagai pemenang tender. Kontraktor yang ditunjuk sebagai pemenang lelang untuk Proyek Pembangunan AsramTRANSCRIPT
USULAN JUDUL I
TUGAS AKHIR PERIODE 118
SOLO EXHIBITION & CONVENTION CENTER
Penekanan Design Arsitektur Post Modern
Diajukan oleh :
M Hanif Rusjdi
2L B008057
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2012
SOLO EXHIBITION & CONVENTION CENTER
Penekanan design arsitektur post modern
A. LATAR BELAKANG
1. Kebutuhan Kota Solo Akan Sebuah Convention Center Yang
Representatif
Dalam beberapa tahun terakhir ini Kota Solo tampak lebih semarak, selain
karena banyaknya event berskala nasional maupun internasional yang semakin
sering digelar, juga karena perkembangan fisik kota yang cukup pesat. Sejumlah
hotel dan pusat perbelanjaan modern satu per satu hadir mewarnai berbagai
sudut kota. Sektor pariwisata menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Kini
Solo telah menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia, meskipun
memang masih jauh di belakang Bali dan Yogyakarta. Paling tidak upaya bersama
dari para stakeholder telah terlihat membuahkan hasil. Ini terlihat dari
penghargaan yang diterima Kota Solo sebagai salah satu kota tujuan wisata
favorit dan kota dengan pelayanan terbaik. Potensi besar Solo di bidang
pariwisata kini sudah mulai dikelola dengan baik. Selain menjadikan diri sebagai
kota wisata budaya dan belanja, pemerintah kota juga mencanangkan Kota Solo
sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exibition). Diantara
daftar kota MICE utama di Indonesia., seperti jakarta, jogja, bandung, Medan,
Kota Solo berhasil masuk didalamnya.
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
MICE adalah kegiatan konvensi, perjalanaan intensif dan pameran dalam
industri pariwisata. Secara teknis, MICE ( Meeting, Incentive,
Conference(Convention), dan Ehibition ) digolongkan ke dalam industri
pariwisata. Dalam peristilahan indonesia MICE diartikan sebagai wisata konvensi,
dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran merupakan
usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi pertemuan sekelompok
orang ( Negarawan, usahawan, cendekiawan, dsb ) untuk membahas masalah
yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya kegiatan kovensi
berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata lainnya, seperti transportasi,
akomodasi, hiburan, perjalanan pra dan pasca konferensi ( Pre and post
conference tours ).
MICE dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian beberapa pariwisata yang
dijadikan sebagai satu paket pariwisata yaitu wisata MICE. Pokok dari kegiatan
MICE ini adalah konvensi dan rapat – rapat sedangkan travel dan pameran adalah
pelengkap ntuk mendukung kegitan konvensi tersebut. (http://id.wikipedia.org,
Diakses tgl 5 Desember 2011 )
Beberapa penghargaan yang berhasil diraih kota solo dalam beberapa
kurun waktu terakhir diantaranya yaitu MICE Award 2009 untuk kategori Kepala
Daerah Tingkat II Terbaik 2009. Hal ini terkait pengembangan Meeting,
Incentive, Conference and Exhibitions (MICE) di wilayah tersebut. Pemberian
penghargaan tersebut dilakukan majalah Venue dan disaksikan secara
langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik (Kompas, 2010.
Diakses tgl 6 Desember 2011)
Sebelumnya, Kota Surakarta juga mendapatkan penghargaan Indonesian
Tourism Award (ITA) 2009 dalam kategori Indonesian Best Destination dari
Departemen kebudayaan dan Pariwisata RI bekerja sama dengan majalah Swa
Sembada. Kemudian, Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari Departemen
Kesehatan.
Penghargaan juga diperoleh dari Departemen Keuangan karena
dinilai telah melaksanakan laporan keuangan dengan baik, sehingga
mendapatkan dana hibah Rp. 19, 2 miliar. Tim penilai melihat selama
kinerja kepemimpinan Wali Kota Surakarta yang sekarang dinilai berhasil.
Dalam beberapa kesempatan Wali Kota Surakarta juga menyatakan akan
lebih mengembangkan investasi bidang MICE di Solo. Hal itu, salah satunya
Sumber : DepBudPar,2009. Di akses tgl 6 desember
2011
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
didasari keberhasilan kota ini menjadi tempat penyelenggaraan event kelas dunia.
Seperti Konferensi dan Ekspo Kota-kota Pusaka Dunia (WHCCE),
Musyawarah Nasional APEKSI, dan Festival Musik Etnik (SIEM), serta Solo
Batik Carnival ( http://suaramerdeka.com, Diakses tgl 5 Desember 2011 )
Mengamati perkembangan dan potensi Kota Solo di atas, rasanya saat ini
adalah saat yang tepat untuk diimplikasikannya suatu wacana dibangunnya
sebuah convention centre yang standar internasional. Sekarang banyak sekali
diagendakan perhelatan besar yang bertaraf nasional dan juga internasional,
yang tentu saja melibatkan banyak sekali peserta. Contohnya World Heritage
Cities Conference & Expo (WHCCE), Solo Batik Carnival, Festival Pasar
Kumandang, Munas Apeksi, SIEM, Bengawan Solo Fair, Borobudur Travel
Mart dan Munas Apeksi.
Hal ini akan sangat disayangkan bila tidak didukung dengan fasilitas
yang memadai, seperti ruangan yang besar dan nyaman dan perlengkapan
audio visual yang memadai. Seperti dikemukakan Menteri Luar Negeri Hasan
Wirayuda yang menyebut Solo minim fasilitas MICE, salah satunya ruang
pertemuan berstandar internasional.
Sebagaimana yang juga dikeluhkan oleh General Manager Best Western
Hotel Solo Herman Corbois, "Tanpa adanya convention hall yang memadai,
bagaimana event internasional akan digelar di Solo? Bagaimana soal
transportasinya? Audio visualnya? Translator-nya? Solo ingin mempromosikan diri
sebagai kota MICE, tapi tidak punya tempat representatif," kritiknya.(
http://suaramerdeka.com, Diakses tgl 5 Desember 2011 )
Hal ini bisa disikapi dengan dibangunnya suatu convention and
exhibition centre yang besar dan lengkap, seperti halnya Jakarta Convention
Centre yang pada tahun 2007 lalu mampu memfasilitasi 441 event dalam
satu tahun, dapat dibayangkan berapa besar dampak yang akan kita
dapatkan sebagai pelaku bisnis apabila terdapat event dengan jumlah yang sama
dengan event tersebut. Begitu juga dengan kota yogya dengan Jogja Expo
Centernya yang disinggung sebagai ruang pameran ideal. "Kalau bicara gedung
yang ideal, ya idealnya yang bisa menyesuaikan kebutuhan. Setidaknya seperti
JEC itulah, sudah representatif untuk menggelar pameran," Tegas Ketua Asosiasi
Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Solo Andoko terkait masalah
kebutuhan kota solo akan convention hall yang representatif.(
http://suaramerdeka.com, Diakses tgl 5 Desember 2011 )
Saat ini, gedung pertemuan di Solo yang representatif untuk menggelar
pameran skala besar hanya Diamond Convention Center. Selain lokasinya
strategis, sarana prasarana pendukung pameran juga dimiliki pengelola gedung,
sehingga pelaksana pameran tidak kerepotan mencari sarana pendukung yang
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
memadai. Hanya saja, kapasitasnya tidak terlalu besar. Tidak menutup
kemungkinan ada calon peserta pameran yang tidak kebagian tempat, karena
keterbatasan area. Selain itu juga hanya berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan resepsi dan pertemuan biasa, sementara pelaku bisnis
lebih memilih menyelenggarakan meeting di restoran ataupun hotel. Hal ini
disebabkan oleh desakan kebutuhan akomodasi yang serba praktis dan
hemat waktu yang tentunya akan membuat gedung pertemuan di kota Solo
terkesan kurang populer.
Wacana adanya Convention and Exhibition Centre yang ideal perlu
didukung dengan adanya area yang besar, toilet yang memadai, AC,
pencahayaan yang cukup, pasokan listrik dan cadangannya, telepon,
kendaraan, fasilitas pemadam kebakaran, cargo dan lift serta eskalator
bila diperlukan, pintu darurat, ruang sekretariat, panggung, ruang VIP,
kafetaria, toko obat, klinik, dapur dan sebagainya.
Apabila convention centre ini dibangun, tentu akan terwujud pula
peningkatan APBD, penurunan angka pengangguran serta kenaikan
pendapatan masyarakat Kota Solo. Apabila dapat dilaksanakan setidaknya 10
event dalam setahun dengan GOP sekitar 40% pada setiap event dapat
dipastikan dalam empat hingga enam tahun ke depannya biaya investasi
akan segera didapatkan kembali. Untuk itu, Pemkot Solo hendaknya dapat
merangkul investor handal yang mampu merealisasikan wacana tersebut.
Dengan dibangunnya convention centre seperti ini, niscaya perkembangan
MICE di Kota Solo dengan sendirinya akan menunjukkan perkembangan
yang signifikan. Dan tentu dengan berkembangnya MICE tersebut akan
mendorong laju perekonomian Solo, dan menciptakan atmosfer budaya baru,
yaitu berkembangnya Solo tak hanya melulu menjadi kota budaya dan wisata
tapi juga menjadi kota metropolitan. Solo akan menjadi pusat bisnis baru di
Jawa Tengah dan menjadi nadi perekonomian di Indonesia.
Dengan melihat potensi kota, dan keterbatasan fasilitas konvensi yang
tersedia di kota Surakarta (Solo), maka diperlukan suatu fasilitas yang
mampu mewadahi berbagai kegiatan konvensi dan ekshibisi dengan
segala fasilitas pendukungnya yang sangat memadai. Perencanaan bangunan
Convention And Exhibition Center di Solo ini diharapkan dapat menjadi
landmark kota Solo dengan menampilkan nuansa budaya tradisional Solo
sebagai citra dan karakter bangunan, dengan fleksibilitas ruang (kapasitas
dapat menyesuaikan volume segala event, yang sangat fleksible, sehingga
sangat mudah disetting menurut kebutuhan konsumen, dengan begitu harga
lebih ekonomis). Selain itu melalui bangunan ini dapat menjadi jendela
cakrawala budaya Solo bagi para pengunjung.
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
2. Kemunculan Arsitektur Post Modern
Arsitektur post modern merupakan bagian dari arsitektur modern. Masa
sebelum masa arsitektur post modern adalah masa arsitektur modern yang
merupakan masa bangkitnya arsitektur. Bangunan- bangunan arsitektur yang
sebelumnya mempunyai nilai seni yang sangat tinggi (memasukkan unsur
tradisional) berubah menjadi sebuah karya arsitektur yang tidak memasukkan
nilai seni, melainkan hanya memasukkan unsur ilmu saja dalam proses
perancangannya. Kolom-kolom raksasa yang rapat dan balok- balok tebal mulai
hilang dengan ditemukannya bahan-bahan bangunan baru dan sistem struktur
yang baru pula melalui teknologi canggih.Karya-karya arsitektur raksasa seperti
bangunan bertingkat tinggi dan bangunan bentang lebar dapat dengan mudah
dilaksanakan melalui teknik-teknik pembangunan yang baru. Para arsitek dapat
dengan mudah merealisasikan rancangannya sesuai dengan keinginannya (seperti
ingin membangun sebuah bangunan bentang lebar tetapi bebas kolom) karena
penemuan bahan / material bangunan baru yang bisa digunakan sesuai dengan
keinginan arsitek dan konsumen.
Dengan tersedianya bahan-bahan baru dan dibarengi dengan teknik
pelaksanaan yang cukup canggih maka arsitek seperti lebih bebas berkreasi
melalui karyanya, sehingga yang timbul kemudian adalah sebuah karya arsitektur
yang (jika dibaca secara arsitektural) berkuasa dan selalu ingin menjadi yang
terbaik, yang nomer satu.Sebagian besar dari karya- karya arsitektur modern ini
berupa bangunan tingkat tinggi (skyscraper) yang menjulang tinggi seolah-olah
ingin terus mulur setinggi-tingginya.Apalagi dengan penggunaan material seperti
beton, tampilan sebuah karya arsitektur modern terlihat sangat kaku.Karya-karya
arsitektur modern bisa dikatakan monoton karena desainnya yang sebagian besar
berbentuk kotak dari denah sampai dalam rupa tiga dimensi ditambah dengan
desain facade yang diulang-ulang tanpa memasukkan unsur irama.
Kesan-kesan yang ditimbulkan oleh karya-karya arsitektur modern tersebut
agaknya mulai mengusik para arsitek yang dasarnya adalah orang seni. Mereka
mulai merasa tidak enak dengan bentukan-bentukan yang kaku dan monoton
tersebut. Mereka menganggap bahwa karya - karya arsitektur modern tidak
mempunyai ekspresi seni yang menunjukkan bahwa karya tersebut adalah hasil
dari kreasi seorang arsitek.Sampai kemudian (sekitar tahun 1970 -an), salah
seorang arsitek pada masa itu, yaitu Charles Jencks, mengumumkan matinya
arsitektur modern karena arsitektur modern dianggap terlalu otoriter, terlalu
lemah, dan banyak mengalami kegagalan.(www.scribd.com, diakses tgl 9
desember 2011)
Para tokoh arsitektur Post modern mulai berpikir bagaimana mengembalikan citra
seorang arsitek yang mempunyai jiwa seni dan menampilkan kembali karya
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
arsitektur yang mempunyai nilai seni, bukan karya yang kaku dan monoton seperti
pada karya arsitektur modern. Pemikiran inilah yang mendorong para arsitek
pada waktu itu untuk kembali memasukkan unsur seni dalam berarsitektur dan
mulai memikirkan bentukan yang tidak menimbulkan kesan otoriter, melainkan
sebuah bentukan yang berkesan ramah dan lebih luwes dengan façade yang
seakan-akan begerak karena berirama. ( http://daukhan-arsitek.com, Diakses tgl 9
Desember 2011)
Sebagai hasil koreksi atas arsitektur modern, tentu saja gaya arsitektur
post modern tidak akan terlepas secara penuh dari ciri arsitektur modern.
Penggunaan teknologi terbaru dan bahan – bahan bangunan baru masih tampak
menjadi pilihan utama disini. Selain karena effisiensi waktu yang didapat pada
saat pelaksanaan konstruksi, juga memungkinkan arsitek berkreativitas tanpa
batas. Desain kontemporer yang dituju oleh para arsitek tidak akan tersandung
dengan kekhawatiran akan masalah mengenai kesulitan dalam merealisasikannya
ke dalam bentuk nyata yang berwujud. Berlainan dengan arsitektur tradisional
yang memiliki kecenderungan sulit diterapkan pada konstruksi Bangunan bentang
lebar dan tinggi. Hal ini lah yang masih dianut dan dijaga oleh ragam arsitektur
post modern dari arsitektur modern. Akan tetapi, pada ragam post modern ini
diwujudkan kembali beberapa unsur yang dahulu telah dikubur jauh-jauh oleh
arsitektur modern seperti larangan penggunaan ornamen dekoratif yang dianggap
tidak ada manfaatnya, dan meninggalkan bentuk demi mengejar fungsionalitas
semata. Juga yang tidak kalah penting dalam ragam arsitektur post modern yaitu
memberi tempat pada aspek iklim dan budaya regional yang memiliki nilai seni
yang tinggi.
Seperti halnya sejarah kehidupan manusia, maka arsitektur post modern
menginginkan untuk kembali kepada masa lalu. Arsitek sudah jenuh dengan
bentuk-bentuk modern dan rindu akan elemen-elemen jaman Romawi,
Renaissance atau Baroque. Sehingga mereka tidak menjadi rasional lagi, tidak
mengutamakan fungsi, dan ingin memperlihatkan bangunan sebagai sculpture
yang bersifat monumental. Ornamen sudah mulai dipakai untuk meramaikan
bangunan yang sering disebut sebagai Art Deco, yang dulu dianggap tabu. Hanya
saja ornamen yang dipakai sekarang sudah mengalami beberapa perubahan dan
modifikasi baik dalam ukuran maupun skala.
Tokoh – tokoh arsitek yang ada di dalam aliran arsitektur Post modern ini
antara lain: Morphosis, Kishokurokawa, Richard Meier, Norman Foster, Richard
Rogers, Renzo Piano.
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
B. TUJUAN dan SASARAN
-Tujuan pembahasan adalah mengadakan penyusunan data dan menganalisa potensi
potensi lingkungan untuk dijadikan landasan konseptual dan program dasar
perencanaan dan perancangan Exhibition and Convention Center di Solo untuk
mewujudkan misi Exhibition and Convention Center dan membentuk citra yang
sesuai dengan konteks lingkungan berdasarkan penekanan desain arsitektur Post
modern.
Sasaran pembahasan adalah menyusun program dasar perencanaan dan konsep
perancangan arsitektur dari bangunan Solo Exhibition and Convention Center.
C. MANFAAT
Secara Subyektif
Memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Di ponegoro Semarang. Sebagai pegangan dan acuan sel anj ut nya,
dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Tugas
Akhir.
Secara Obyektif
Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
untuk keperluan studi mengenai Convention And Exhibition Center.
D. LINGKUP PEMBAHASAN
Secara subst ant i al , l i ngkup pembahasan mel i put i segal a sesuat u yang
berkaitan dengan bangunan Exhibition and Convention Center yang merupakan
- bangunan massa tunggal, (terkonsentrasi) dengan titik berat pada hal hal yang
- berkaitan dengan di si pl i n i l mu arsi t ekt ur, sedangkan hal hal di l uar i l mu
-arsitektur yang mempengaruhi, melatarbelakangi dan mendasari faktor faktor
perencanaanakandi bat asi , di pert i mbangkan at au di asumsi kan t anpa di bahas secara mendal am.
Secara spatial, bangunan Exhibition and ConventionCenter ini terletak di pusat
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
E. ALUR BAHASAN
1. Alur Pikir
Peta Kota Solo
Tujuan pembahasan mengadakan penyusunan data dan menganalisa potensi-potensi lingkungan untuk dijadikan landasan konseptual dan program dasar perencanaan dan perancangan Exhibition and Convention Center di Solo untuk mewujudkan misi Exhibition and Convention Center dan membentuk citra yang sesuai dengan konteks lingkungan berdasarkan penekanan desain arsitektur Post modern.
Sasaran pembahasan menyusun program dasar perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dari bangunan Solo Exhibition and Convention Center dengan penekanan design arsitektur post modern.
Studi LapanganTinjauan tapakTinjauan kota Solo
- Kondisi geografis kota Solo
- Pertumbuhan ekonomi
- JUmlah kegiatan konvensi dan ekshibisi
Studi Pustaka :- Tinjauan
convention center
- Tinjaun exhibition center
- Tinjauan fasilitas CEC
- Tinjauan Teori Arsitektur
Latar BelakangAktualita
- Kota Surakarta cenderung berkembang menjadi kota perdagangan &pencanangan Solo sebagai destinasi MICE
- Keresahan para pelaku bisnis di kota solo akan minimnya fasilitas konvensi dan exhibisi di kota solo
- Semakin marak diselenggarakannya perhelatan berskala besar yang bertaraf nasional maupun internasional, World Heritage Cities Conference & Expo ( WHCCE ), Solo Batik Carnival, Festival Pasar Kumandang,SIEM, Bengawan Solo Fair di kota Solo.
UrgensiGedung yang menampung kegiatan Konvensi dan Exhibisi yang ada di kota solo saat ini dirasa masih sangat minim kapasitas dan fasilitas. Sedangkan pertumbuhan industri dan festifal-festifal kebudayaan bertaraf international sedang mengalami perkembangan yang cukup menjanjikan. Untuk itu diperlukan kehadiran suatu gedung ekhibisi dan konvensi di kota solo yang representatif yang mampu menampung kebutuhan dari para stakeholder.
OriginalitasPerencanaan bangunan Exhibition and Convention Center di Solo dengan fasilitas
Studi Banding- Jakarta
Convention Center
- Jogja Expo Center
- Diamond Convention Center
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
AnalisisAnalisis antara tinjauan pustaka dan data untuk memperoleh pendekatan aspek fungsional ,kontekstual ,teknis dan kinerja (program perencanaan dan citra (konsep) perancangan bangunan exhibition and convention center di Solo dengan penekanan design arsitektur post modern
Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Solo Exhibition and Convention Center
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
2. Data
Data fisik
Tinjauan Umum Kota Solo
Solo atau surakarta merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Tengah.
Kota ini terletak pada 110 – 111 Lintang Selatan, dengan ketinggian kota
terendah 90 meter dan tertinggi 188 meter di atas permukaan laut. Daerah kota
Solo ini merupakan daerah lembah, yaitu pertemuan antara daerah lereng gunung
Merapi, Merabu, dan gunung Lawu. Adapun batas-batas wilayah kota Solo :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Kartosuro ( Kabupaten Sukoharjo ),
Kabupaten Boyolali
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
3. Sebelah Barat : Kabupaten Klaten
4. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen
Kota Solo memiliki luas area sebesar 4.404,06 Ha yang terdiri dari lima
kecamatan dengan luasan setiap kecamatan sebagai berikut:
1. Kecamatan Laweyan terdiri dari 11 kelurahan dengan luas 863,83 Ha
(19,62%)
2. Kecamatan Serengan terdiri dari 7 kelurahan dengan luas 319,5 Ha
(7,25%)
3. Kecamatan Pasarkliwon terdiri dari 9 kelurahan dengan luas 481,52 Ha
(28,57%)
4. Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan dengan luas 1.258,18 Ha
(28,57%)
5. Kecamatan Banjarsari terdiri dari 13 kelurahan dengan luas 1.481,1 Ha
(33,63%)
Peta Wilayah Kecamatan di Kota
Solo
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan laut)
yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di
selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo
dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran
Sungai Solo.
Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi
sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas.
Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah,
menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan,
sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun
terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak
terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan
penduduk.
Tata Guna Lahan RUTRK 1993 -
2013
Hektare %
1. Wisata Budaya 99, 09 2,25
2. Olah raga 79,27 1,80
3. Jasa wisata 55,05 1,25
4 Perdagangan 264,24 6,00
5 Perkantoran komersial 44,04 1,00
6 Perkantoran pemerintahan 77,07 1,75
7 Pendidikan 253,23 5,75
8 Fasilitas social 121,11 2,75
9 Fasilitas transportasi 44,04 1,00
1
0
Industri 85,88 2,00
1
1
Perumahan 2.642,44 60,00
1
2
Ruang terbuka 22,02 0,50
Sumber : http://id.wikipedia.org
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
1
3
Fasilita khusus 11,01 0,25
1
4
Lain-lain ( Jalan, Sungai,
dsb )
605,58 13,70
Jumlah 4.404,07 100,0
0
Pembagian Sub Wilayah Pembangunan berdasarkan pada wilayah
administrasi kecamatan, yaitu :
1. SWP I dengan pusat pertumbuhan di kelurahan pucang sawit, Meliputi 6
kelurahan ( Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, sangkrah, Semanggi, dan
Sewu ) seluas 487,52 Ha; merupakan rencana kawasan industri
2. SWP II dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Kampung baru, Meliputi 12
kelurahan ( Kampung baru, Kepatihan kulon, kepatihan wetan,
Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran,
Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan ) seluas 430,90 Ha; merupakan
rencana kawasan pariwisata, Kebudayaan, perdagangan, dan perkantoran /
pusat administrasi.
3. SWP III dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Gajahan, Meliputi 12
kelurahan ( Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, ayengan,
Kemplayan, Pasar kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung lumbu, dan
Joyosuran ) seluas 494,31 Ha; merupakan rencana kawasan pariwisata,
kebudayaan, dan perdagangan.
4. SWP IV dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sriwedari, Meliputi 8
kelurahan ( Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,
Manahan, dan Mangkubumen ) merupakan rencana kawasan pariwisata dan
olah raga.
5. SWP V dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sondakan, Meliputi 3
kelurahan ( Pajang, Laweyan, dan Sondakan ) seluas 258,50 Ha; merupakan
rencana kawasan industri.
6. SWP VI dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Jajar, Meliputi 3 kelurahan
( Karang asem, Jajar, dan Kerten ) seluas 327,60 Ha; merupakan rencana
kawasan perkantoran / pusat administrasi dan perumahan.
Tabel Penggunaan tata guna lahan
kota SoloSumber : Rencana Umum Tata Ruang Kota Kotamadya Surakarta
1993 - 2013
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
7. SWP VII dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sumber, Meliputi 2
kelurahan ( Sumber, dan Banyuanyar ) seluas 258,30 Ha; merupakan
rencana kawasan perumahan.
8. SWP VIII dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Jebres, Meliputi 2
kelurahan ( Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha; merupakan rencana
kawasan pariwisata, pendidikan, dan perdagangan.
9. SWP IX dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Kadipiro, Meliputi 2
kelurahan ( Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha; merupakan rencana
kawasan industri dan penidikan.
10. SWP X dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Mojosongo, Meliputi 1
kelurahan ( Mojosongo ) seluas 532,90 Ha; merupakan rencana kawasan
perumahan.
Data non fisik
Perkembangan Potensi dan Fungsi Kota Solo
Pertumbuhan penduduk kota solo sekitar 0.775 per tahun, Sedang
perkembangan penduduk kota solo akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi
perkembangan kota mengacu pada kota metropolitan.
Perkembangan fungsi kota
solo
Wilayah kota solo
merupakan kota yang sudah
dapat dikatakan mapan,
mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan,
Proyeksi pertumbuhan penduduk kota
solo
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Solo
Tahun Luas
(Km2)
Jumlah
penduduk
(Jiwa)
Tk.Kepadatan
(Jiwa/Km2)
1991 44.040 516.957 11.699
1992 44.040 519.997 11.807
1993 44.040 527.767 11.984
1998 44.040 568.280 12.904
2003 44.040 602.910 13.690
2008 44.040 639.650 14.524
2013 44.040 678.620 15.409
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
industri, pendidikan, pariwisata, olah raga serta sosial budaya. Seperti ditunjukan
tabel berikut ini:
N
o
Fungsi kota Skala pelayanan
1 Pemerintahan Lokal dan regional
2 Industri Lokal, regional, nasional
3 Pendidikan Lokal, regional, nasional
4 Pariwisata dan sosial budaya Lokal, regional, internasional
5 Perdagangan Lokal, regional
6 Pusat olah raga Lokal, regional, nasional
Bicara tentang MICE tentunya tidak lepas dari dukungan sektor pariwisata,
dalam hal ini kota solo dapat dikatakan potensial untuk sektor pariwisata yang
ditunjukan dari jumla kunjungan wisatawan di objek-objek wisata di kota solo, yaitu
sebagai berikut:
Peningkatan perekonomian Kota Solo
Berdasarkan kode ISIC ( 2 digit ) industri kota Solo terdapat 12 jenis industru
dengan jumlah industri besar/sedang sebanyak 115 buah. Industri besar adalah
industri pengolahan dengan jumlah tenaga kerja 110 orang atau lebih, sedangkan
industri sedang adalah industri pengolahan dengan tenaga kerja sebesar 20-99 orang.
Tahun/Bulan Laju inflasi Tahun/Bulan Laju Inflasi
Laju inflasi tahun 2010 – September
2011
Proyeksi pertumbuhan penduduk kota
solo
Sumber : Perda No.8/1993 dan pengolahan
studio
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
2010
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0,63
0,29
-0,24
0,19
0,16
1,23
1,34
0,16
0,40
0,10
0,47
1,75
2011
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
0,63
-0,66
-0,80
-0,30
-0,30
0,62
0,71
0,64
0,24
Potensi kota solo sebagai lokasi CEC
Kota solo sangat potensial sebagai lokasi MICE dibuktikan dengan
perkembangan sektor industri, baik industri besar maupun kecil. Berikut ini adalah
data pertumbuhan industri di kota solo.
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Solo
Pertumbuhan ekonomi kota solo
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Solo
Pertumbuhan indutri di kota solo dalam beberapa tahun
terakhir
Tahun Pertumbuhan ( % )
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
4,16
4,12
4,97
6,11
5,80
5,15
5,43
5,82
5,69
5,90
5,94
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
N
o
Tahun Jumlah industri
kecil
Jumlah industri
sedang
Jumlah industri
besar
Jumlah
tenaga kerja
1 2008 1225 115 1225 47493
2 2009 1310 100 1310 43506
3 2010 1437 106 1437 44565
Menurut data dari Biro Pusat Statistik Kota Solo, perusahaan industri
pengolahan besar/sedang dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis
pengolahannya yaitu sebagai berikut:
.1. Kelompok industri makanan dan minuman
2. Kelompok industri pengolaan tembakau
3. Kelompok industri tekstil
4. Kelompok industri pakaian jadi
5. Kelompok industri kulit dan barang kulit
6. Kelompok industri kertas dan barang dari kertas
7. Kelompok industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman
8. Kelompok industri kimia dan barang industri kimia
9. Kelompok industri karet dan barang dari karet
1o. Kelompok industri barang dari logam kecuali mesin dan pelengkapanya
11. Kelompok industri mesin dan perlengkapannya
12. Kelompok industri furniture dan pengolahan lainnya
Sedangkan unit usaha kecil atau mikro yang terdapat di kota solo diklasifiasikan
menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Industri hasil pertanian dan kehutanan
Tahu Karak
Tempe Kue basah
Kerupuk Mebel
Karak Sangkar burung
2. Industri logam, mesin, logam
Gitar Sepatu
Batik Dop
Pakaian jadi Shuttle cocks
Kain perca Letter
Cindera mata Ubin semen
Dandang Timbangan
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Solo
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
Las
Jenis
Industri
Kelompok hasil
industri
Produk yang potensial untuk
bahan pamer
Keterangan
Kecil Industri hasil
pertanian dan
kehutanan
Makanan Tradisional
Mebel / Furniture
Agrobisnis
Peserta
pameran pada
umumnya
adalah
perwakilan dari
sekelompok
industri
berdasarkan
hasil produksi
yang sejenis
atau lokal
industri.
Peserta
pameran
kurang lebih
30%
Industri logam,
Mesin, Kimia
Gitar
Batik
Garmen
Cinderamata
Menengah /
besar
Indistri Mesin,
Kimia, hasil
pertanian dan
kehutanan
Makanan dan minuman
Pengolahan tembakau
Tekstil
Pakaian jadi
Kulit dan barang dari
kulit
Kertas dan barang dari
kertas
Penerbitan,
percetakan, dan
reproduksi media
rekaman
Kimia dan barang
industri kimia
Karet dan barang dari
karet
Barang dari logam
Peserta
pameran pada
umumnya
adalah
perwakilan dari
sekelompok
industri
berdasarkan
hasil produksi
yang sejenis
atau lokal
industri.
Peserta
pameran
kurang lebih
60%
Jenis produk industri yang berpotensi menjadi materi pamer pada kegiatan ekhibisi
regional di kota solo
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
kecuali mesin dan
perlengkapannya
Mesin dan
perlengkapannya
Furniture dan
pengolahan lainnya
No Jenis kegiatan temporer No Jenis kegiatan temporer
1 Pameran komputer 7 Pameran tekstil
2 Pameran elektronik 8 Pameran makanan tradisional
3 Pameran telepon seluler 9 Pameran barang-barang kerajinan
4 Pameran properti 10 Pameran multi produk
5 Pameran kendaraan bemotor 11 Pameran buku
6 Pameran agrobisnis 12 Pameran pendidikan
N
o
Jenis event berkala N
o
Jenis event berkala
1 Wiyosan Jumenengan SP KGPAA
Mangkoenagara IX
13 Wiyosan tingalandem jumenengan
PB XIII
2 Peringatan adeging Nagari surakarta
Hadiningrat
14 Pemilihan putera & puteri solo
3 Grebeg Sudiro 15 Solo International Performing Art &
CJIBF ( Central Java Infrastructure )
4 Carnival peringatan hari jadi Kota
Solo
16 Grebeg pasa
5 Sekatenan 17 Malem selikuran
6 Mahesa lawung 18 Grebeg besar
7 Solo Batik Carnival dan Seminar
Internasional Kepariwisataan ( BIF )
19 Kirab apem sewu
8 Pameran Gebyar wisata nusantara 20 Kirab pusaka satu suro
9 Mangkunegaran Perform art 21 Pagelaran wayang kulit
10 Java expo 22 Pagelaran wayang orang
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Solo
Jenis kegiatan pameran temporer di kota
solo
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota solo
Jenis Event berkala pemerintahan kota solo yang menjadi daya tarik MICE dalam sektor
seni budaya
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
11 Solo batik fashion 23 Festival nemlikuran
12 Keraton festival 24 Festival selawenan di kampung batik
laweyan
N
o
Potensi wisata N
o
Potensi wisata
1 Kraton Kasunanan 13 Grojogan sewu
2 Pura Mangkunegaran 14 Cetho temple
3 Museum Radya Pustaka 15 Sukuh temple
4 Wuryaningratan batik gallery 16 Pengging bathing pool
5 Kauman batik village 17 Selo pass
6 Laweyan batik village 18 Sangiran museum
7 Klewer market 19 Gaja mungkur dam
8 Pagelaran ketoprak di auditorium
RRI
20 Wirun vilage
9 Pagelaran wayang orang di sriwedari 21 Taman sriwedari
10 Pagelaran dan pembuatan wayang
kulit
22 Monumen pers
11 Pagelaran dan pembuatan wayang
beber di Jebres
23 Taman satwataru
12 Balai agung 24 Taman balekambang
N
o
Nama gedung Kapasitas
( orang )
N
o
Nama gedung Kapasitas
( orang )
1 Graha saba buana 2000 24 Langen parikrama 1000
2 Wuryaningratan 800 25 Cempaka 500
3 Batari 800 26 Bakti pertiwi 800
4 Sasana krida kusuma 1000 27 Sriwijaya 1000
5 Hotel dana 800 28 Gedung persaudaraan
haji
600
6 Warastratama 1000 29 Golden 600
7 Dewa dewi 1000 30 Boga 800
8 Diamond 1400 31 Kusuma kartikasari 1000
9 PMS 1000 32 Langen sari kopti 750
Sumber : Dinas Pariwisata Kota SoloData potensi wisata sebagai destinasi MICE di Kota Solo
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Solo
Data fasilitas gedung exhibisi dan konvensi di kota solo
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
10 Mekar kusuma 800 33 TBS 1500
11 Nikmat rasa 600 34 ISI 600
12 GRHA Nikmat rasa 800 35 Hotel Sahid Kusuma 800
13 Sam sat 800 36 Hotel Sahid Raya 300
14 Mawar 600 37 Quality 1000
15 Pusponugroho 700 38 Novotel 1500
16 Griya kalitan 200 39 Asia 900
17 Sasono gondopuri 600 40 Grand Setya kawan 400
18 Akasia puspa taruna 300 41 Baron indah 750
19 Wisma karwuyan 400 42 Purohamijayan 500
20 Atina 1000 43 Fatimah 750
21 Lestari rahayu 600 44 Hotel Sahid jaya 500
22 Kusuma sari 350 45 Sunnan hotel 1400
23 Al irsyad 700
No Tangga
l
Event Lokasi No Tanggal Event Lokasi
1 15
Januari
Grebeg
Sudiro
Pasar Gedhe 24 22-23 Juli Wayang
Bocah
Gedung
Wayang
Orang
Sriwedari
2 30 – 5
Febuar
i
Sekaten Alun-alun
Utara
Keraton
Kasunanan
Surakarta
25 8 Agustus Malem
Selikuran
Keraton
Kasunanan-
Taman
Sriwedari
3 5
Febuar
i
Gerbeg
Mulud
Keraton
kasunanan
Surakarta
26 19
Agustus
Grebeg
Poso
Kraton
Kasunanan
4 17-21
Febuar
i
Festival
ketoprak
Gedung
kesenian
Balekambang
27 19-26
Agustus
Bakdaning
Balekamba
ng
Taman
Balekamba
g
5 18
Febuar
i
Solo
Carnaval
Jalan Slamet
Riyadi
28 22-29
Agustus
Pekan
Swalayan
Jurug
Taman
Satwa Taru
Jurug
6 19
Maret
Gunungan
Carity Boat
Bengawan
solo
29 6-9
Septembe
Federation
Asian
Solo
Kalender Event tahun 2012
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
Race r Cultural
Promotiao
n
Conferenc
e
7 22
Maret
Mahesa
Lawung
Keraton
Kasunanan
Surakarta
30 29-30
Septembe
r
Solo
Keroncong
Festival
Mangkuneg
aran
8 18-22
April
Pesona
Balekamban
g
Taman
Belekambang
31 8
Septembe
r
Grand
Final
Pemilihan
Putra-Putri
Solo
Ngarsopuro
9 29
April
Solo Menari Jalan Slamet
Riyadi
32 14-15
Septembe
r
Solo
Keroncong
Festival
Kawasan
Mangkuneg
aran
10 11-12
Mei
Mangkuneg
aran
perfoming
art
Pura
mangkunegar
an
33 21-22
Septembe
r
Solo City
Jazz
Ngarsopuro
11 18-20
Mei
Festival
Dolanan
Bocah
Kawasan
Gladak
34 28-30
Septembe
r
SIPA Solo
12 22-24
Mei
Asia Pasific
Hisorian
Conference
Solo 35 11-14
Oktober
Solo
Investation
Tourism
and Trade
Expo
Solo
13 8-10
Juni
Kemah
Budaya
Lapangan
Kota Barat
36 13-14
Oktober
Solo
Internasio
nal Tea
Festival
-
14 13-14
Juni
Keraton Art
Festival
Keraton
Kasunanan
Surakarta
37 14
Oktober
Grebeg
Pangan
Purwosari-
Sriwedari
15 15 Juni Tingalan
Jumenenga
n Dalem ke-
Keraton
Kasunanan
Surakarta
38 14-16
Oktober
Solo
Culinary
Festival
Solo
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
7 SISSKS
XIII
16 16-20
Juni
Solo
Kampung
Art
Solo 39 25-28
Oktober
Pasar Seni
Balekamba
ng
Taman
Balekamba
ng
17 19 Juni Parade
Hadrah
Jalan Slamet
Riyadi
40 26
Oktober
Grebeg
Besar
Keraton
Kasunanan
Surakarta
18 24-26
Juni
Kreasso Kawasan
Mangkunegar
an
41 9-11
Novembe
r
Javanese
Theatrical
Solo
19 30 Juni Solo Batik
Carnival
Jalan Slamet
Riyadi
42 11
Novembe
r
Kirab
Apem
Sewu
Kampung
Sewu
20 4-8 Juli SIEM Taman
Balekambang
43 11
Novembe
r
Bengawan
Solo Getek
Festival
Bengawan
Solo
21 13-16
Juli
Solo Batik
Fashion
Kompleks
Balaikota
44 26-27
Novembe
r
Kirab
Malam 1
Sura
Keraton
Kasunanan-
Pura
Mangkuneg
aran
22 19-22
Juli
Pentas
Wayang
Orang
Gabungan
Gedung
Wayang
Orang
Sriwedari
46 25
Novembe
r
Wiyosan
Jumeneng
an SP
KGPAA
Mankoe
Nagoro IX
Pura
Mangkuneg
aran
23 22-23
Juli
Festival
Dalang
Bocah
Joglo
Sriwedari
47 31
Novembe
r
Pesta
Budaya
dan
Kembang
Api Malam
Tahun
Baru
Solo
Sumber : www.surakarta.go.id
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
Study preseden
1. Zhengzhou International Convention dan Exhibition Center
Zhengzhou International Convention and Exhibition Center ( ZZICEC ) ini
merupakan salah satu dari tiga bangunan ikonik di daerah pusat bisnis Zhengzhou
yang didesain oleh Arsitek kelas dunia Kisho Kurokawa yang dimana sering kita
kenal sebagai arsitek yang dalam penerapan setiap design bangunannya
mengarah pada konsep design arsitektur post modern. Konstruksi baja dan beton
dari bangunan utama menggunakan sistem kabel dengan suspensi tetap untuk
mendukung atap. ZZICEC adalah bangunan konvensi & kompleks pameran
dengan luas bangunan 227.600 meter persegi. Disewakan ruangan dengan luas
total 74.000 meter persegi yang sangat ideal untuk konvensi, pameran, acara
hiburan, resepsi, perjamuan dan acara seremonial.
Convention center sebagai Bagian dari ZZICEC terdiri dari 6 lantai dgn
luas bangunan 60.800 meter total persegi. Luas Ini termasuk Grand Hall dengan
tempat duduk hingga 3160 untuk rapat dan 1.660 untuk perjamuan, 1090 tempat
duduk untuk Teater Internasional, dan dua teater dengan tempat duduk 400
pada masing-masing teater. Juga termasuk tujuh belas ruang pertemuan dengan
ukuran yang bervariasi, ruang resepsi VIP, restoran Cina, restoran Barat, dan
kafe. Interpretasi simultan dapat diberikan hingga 8 bahasa dalam Teater
Internasional.
Exhibition center sebagai Bagian dari ZZICEC terdiri dari dua (2) ruang
pameran utama dan luas bangunan total 166.800 meter persegi. Ada 6 lantai
dengan fasilitas pendukung tambahan termasuk ruang pertemuan, stan makanan,
kantor dan toko-toko. Sampai dengan 3.560 stan pameran yang masing-masing
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
memilki luas 9 meter persegi dapat ditampung dalam dua ruang pameran. Setiap
ruang pameran memiliki rentang 102 meter dengan 5 dinding bergerak yang
dapat membagi ruang menjadi 6 ruang untuk digunakan pameran yang lebih
independen. Hall 2 pada tingkat atas adalah kolom-bebas. Kedua ruang dapat
diakses secara langsung oleh kendaraan untuk bongkar muat.
Area pameran terbuka atau di luar ruangan memiliki luas sekitar 38.000
meter persegi. Beberapa area pameran outdoor berlokasi diantara pusat pameran
dan danau Naga.
Untuk area parkir memiliki luas 45.000 meter persegi yang dapat
menampung hingga 1.800 kendaraan. (http://www.zzicec.com, Diakses tgl 9
desember 2011 )
2. Scottish Exhibition and Conference Center.
Gedung Scottish Exhibition and Conference Centre (SECC) ini terletak di
sebelah utara Sungai Clyde yang berbatasan dengan Bells Bridge, Tampak luar
dari Gedung SECC ini memiliki bentuk yang sangat unik, yang mirip dengan
Sydney Opera House. Gedung SECC ini merupakan gedung pameran dan
konferensi paling megah di Skotlandia. Gedung yang didesain oleh Sir Norman
Foster Arsitek kelas dunia yang pada setiap designnya juga menggambarkan
konsep design arsitektur post modern ini sering disebut “Armadillo.” Berbagai
event internasional seperti konser, pameran, dan konferensi pernah digelar di
sini. Gedung utama SECC selesai dibangun pada tahun 1985. Gedung ini
menempati area seluas 260.000 meter persegi. SECC dibagi menjadi lima ruang
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
pameran utama (exhibition halls), dengan luas area mencapai 22.355 meter
persegi. (http://www.fosterandpartners.com, Diakses tgl 9 desember 2011 ).
3 . Aspek-aspek Panduan Perencanaan dan Perancangan
Skema garis besar dari aspek-aspek panduan perencanaan tentang Solo
Convention and Exhibition Center:
- Dasar-dasar pendekatan Aspek Fungsional meliputi pendekatan terhadap
pelaku aktifitas, perilaku aktifitas, untuk dapat menentukan kapasitas besaran
ruang, hubungan antar ruang dan sirkulasi. Struktur organisasi pengelola dapat
digunakan sebagai kebutuhan ruang untuk pengelola.
- Dasar-dasar pendekatan Aspek Kontekstual berkaitan dengan kondisi
lingkungan kawasan berupa analisa tapak baik makro maupun mikro yang
mempengaruhi perencanaan dan perancangan.
- Dasar-dasar pendekatan Aspek Teknis meliputi persyaratan struktur,
modul, pemilihan struktur. Disamping itu bahan bangunan harus mudah dalam
pelaksanaan, perawatan, dan bahan bangunan diusahakan berasal dari produk
lokal.
- Dasar-dasar pendekatan Aspek Kinerja meliputi jaringan instalasi listrik,
jaringan pengkondisian udara, jaringan air (bersih dan kotor), jaringan sampah,
jaringan komunikasi (eksternal dan internal), jaringan sirkulasi didalam maupun
diluar bangunan, jaringan penerangan dan maintenance. Pengolahan tapak harus
memperhatikan kondisi sekitarnya, sedang keadaan bangunan harus mampu
merespon keadaan lingkungan dan bangunan sekitar. Mengoptimalkan
penghawaan alami guna meminimalisir penggunaan pengkondisian udara buatan
(AC) kecuali untuk ruang-ruang khusus.
4. Pustaka
- http://id.wikipedia.org
- http://suaramerdeka.com
- www.scribd.com
- Referensi buku, media cetak, elektronik dan internet yang berkaitan dengan
proses penyusunan Laporan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
Kantor PT. Wahana Honda di Jakarta Barat.
5. Penutup
Demikian usulan judul 1 Tugas Akhir Solo Exhibition and Convention Center
pendekatan design arsitektur post modern. Guna mendukung penyusunan, apabila
judul disetujui dan dianggap layak, maka akan dilkukan survey lebih lanjut ke
SOLO EXHIBITION AND CONVENTION CENTER
lapangan. Survey tersebut untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh
sebelumnya baik dari literatur maupun survey pendahuluan.