ta alham fixed finish.doc

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. 1 Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (dahulu : Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS di tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling terkait dengan tatanan- tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di tatanan intistusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan fasilitas kesehatan. 1 Walaupun program pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 1

Upload: alhamwahyudin

Post on 02-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TA Alham Fixed Finish.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya

peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia.

Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan

kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan

perilaku masyarakat.1

Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan

derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS). Program ini telah dilaksanakan oleh Kementerian

Kesehatan (dahulu : Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi

keberhasilan pembinaan PHBS dilakukan dengan melihat indikator PHBS di

tatanan rumah tangga. Namun demikian, karena tatanan rumah tangga saling

terkait dengan tatanan-tatanan lain, maka pembinaan PHBS dilaksanakan tidak

hanya di tatanan rumah tangga, melainkan juga di tatanan intistusi pendidikan,

tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan fasilitas kesehatan.1

Walaupun program pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar 15 tahun,

tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset Kesehatan Dasar

(Rikesdas) tahun 2007 mengungkap bahwa rumah tangga di Indonesia yang

mempraktikkan PHBS baru mencapai 38,7%. Padahal Rencana Strategis

(Restra) Kementerian Kesehatan menetapkan target pada tahun 2014 rumah

tangga yang mempraktikkan PHBS adalah 70%. Hal ini jelas menuntut

peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS.2

Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2011 menyajikan data bahwa

baru 68,75 % rumah tangga yang menerapkan PHBS, sedikit meningkat

dibandingkan tahun 2010 yaitu 68 %. Angka ini belum mencapai target

Indikator Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Kota Palembang 2008-2013

sebesar 86 %.3,4

Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan primer bagi masyarakat sangat

berperan penting dalam pembinaan PHBS di wilayah kerja administratifnya

1

Page 2: TA Alham Fixed Finish.doc

dalam rangka mencapai target Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2014.

Puskesmas Dempo Palembang pada tahun 2011 mempunyai target PHBS pada

tatanan rumah tangga sebesar 5513 rumah tangga. Sedangkan pencapaiannya

hanya sebesar 1470 rumah tangga, dengan kata lain hanya mencapai 37,5

%.5,6,7

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2011 dari Puskesmas Dempo

Palembang, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Rumah

Tangga merupakan salah satu program yang tidak memenuhi pencapaian

target sehingga penulis tertarik untuk mengangkat topik ini sebagai tugas akhir

kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) di Puskesmas Dempo.

1.2. Rumusan Masalah

Pencapaian program PHBS pada Tatanan Rumah Tangga Tahun 2011 di

Puskesmas Dempo sebesar 37,5%

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penyebab belum tercapainya terget program PHBS

pada Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui masalah dalam pencapaian target program PHBS

pada Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Dempo

2. Untuk mengetahui prioritas masalah dalam pencapaian target program

PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Dempo

3. Untuk mengetahui penyebab masalah dalam pencapaian target

program PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Dempo

4. Untuk mengetahui penyelesaian masalah dalam pencapaian target

program PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Dempo

2

Page 3: TA Alham Fixed Finish.doc

I.4. Manfaat Penulisan

Tulisan ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kendala dan

solusi terhadap pelaksanaan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

sehingga dapat bermanfaat:

1. Bagi Puskesmas dapat menjadi bahan acuan dan evaluasi dalam

pelaksanaan program PHBS pada Tatanan Rumah Tangga sehingga

dapat mencapai target yang ditentukan.

2. Bagi Dinas Kesehatan sebagai sarana informasi sehingga dapat

memberikan sarana serta dukungan terhadap program PHBS pada

Tatanan Rumah Tangga

3. Bagi Mahasiswa dapat menambah pengetahuan serta informasi

mengenai program kesehatan wajib puskesmas, khususnya pada

pelaksanaan program PHBS.

3

Page 4: TA Alham Fixed Finish.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang

menjadikan seseorang keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong

dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan masyarakat.2 Dengan demikian, PHBS mencakup beratus-

ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktekkan dalam rangka

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Di bidang

pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan lingkungan harus

dipraktekkan perilaku mencuci tangan dengan sabun, pengelolaan air minum dan

makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air bersih, menggunakan

jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi syarat, memberantas jentik

nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-lain. Di bidang kesehatan

ibu dan anak serta keluarga berencana harus dipraktekkan perilaku meminta

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan,

mengimunisasi lengkap bayi, menjadi akseptor keluarga berencana dan lain-lain.

Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan dengan gizi

seimbang, minum Tablet Tambah Darah selama hamil, memberi bayi air susu ibu

(ASI) eksklusif, mengkonsumsi Garam Beryodium dan lain-lain. Sedangkan di

bidang pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut serta dalam

jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya

kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), memanfaatkan Puskesmas

dan fasilitas pelayanan kesehatan dan lain-lain.5

4

Page 5: TA Alham Fixed Finish.doc

2.1.1. Konsep Tatanan

Manusia hidup di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat atau sistem sosial

dimana ia melakukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan, faktor-faktor

individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial berinteraksi dan menimbulkan

dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab itu dapat pula dikatakan bahwa suatu

tatanan adalah suatu tempat dimana manusia secara aktif memanipulasi

lingkungan, sehingga menciptakan dan sekaligus juga mengatasi masalah-

masalahnya di bidang kesehatan. Jelas bahwa setiap tatanan memiliki kekhasan,

sehingga dengan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan untuk masing-

masing tatanan. 5

Telah disepakati adanya lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan

institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan

fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS,

praktek PHBS yang diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah

ditetapkan 10 (sepuluh) indikator untuk menetapkan apakah sebuah rumah tangga

telah mempraktekkan PHBS.Kesepuluh indikator tersebut merupakan sebagian

dari semua perilaku yang harus dipraktekkan di rumah tangga dan dipilih karena

dianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perilaku3,4

2.1.2. Masyarakat Dalam Tatanan

Namun demikian perlu disadari bahwa PHBS di tatanan rumah tangga sangat

dipengaruhi oleh PHBS di tatanan lain. Demikian sebaliknya, PHBS di tatanan

lain juga dipengaruhi oleh PHBS di tatanan rumah tangga. 5

5

Gambar 2.1 Tatanan dalam PHBS

Page 6: TA Alham Fixed Finish.doc

Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini tidak

terbatas pada masyarakat dalam pengertian umum (yaitu tatanan rumah tangga),

tetapi juga masyarakat khusus di berbagai tatanan lain. Sebagaimana di tatanan

rumah tangga, yaitu masyarakat umum, masyarakat di masing-masing tatanan pun

memiliki struktur masyarakat dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di

masyarakat umum terdapat struktur masyarakat formal dan masyarakat informal,

di tatanan-tatanan lain pun terdapat pula struktur yang serupa.5

2.2. PHBS di Berbagai Tatanan5

Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku yang harus

dipraktikkan di bidang pencegahan, dan penanggulang penyakit, penyehatan

lingkungan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, farmasi dan

pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktekkan dimanapun

seseorang berada di rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di

tempat umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan situasi dan

kondisi yang dijumpai.

2.2.1. PHBS di Rumah Tangga

Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang

dapat menciptakan Rumah Tangga Ber-PHBS, yang mencakup persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi Bayi ASI eksklusif, menimbang balita

setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban

sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga, membuang sampah di tempat

sampah, memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, tidak

merokok di dalam rumah dan lain-lain.

2.2.2. PHBS di Institusi Pendidikan

Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, padepokan dan lain-

lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan

Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan

6

Page 7: TA Alham Fixed Finish.doc

menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan

jamban sehat, membunag sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak

mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA),

tidak meludah sembarang tempat, memberantas jenitk nyamuk dan lain-lain

2.2.3. PHBS di Tempat Kerja

Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus

mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS, yang

mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman

sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak

merokok, tidak mengkonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat,

memberantas jentik namuk dan lain-lain

2.2.4. PHBS di Tempat Umum

Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan

lain-lain), saasarn primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan

Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,

menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak

merokok, tidak menggunakan NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,

memberantas jentik nyamuk dan lain-lain

2.2.5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, puskesmas, rumah sakit dan lain-

lain), sasaran primer harus mempraktekkan perilaku yang dapat menciptakan

fasilitas pelayanan kesehatan yang ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan

dengan sabun, menggunakan jamban, sehat, membuang sampah di tempat

sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi NPAZA, tidak meludah sembarang

tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

7

Page 8: TA Alham Fixed Finish.doc

2.3. Hakikat Perilaku

Perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku individu berkaitan dengan

faktor-faktor pengetahuan dan sikap individu. Perilaku juga menyangkut dimensi

kultural yang berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan tentang

hal-hal yang dianggap baik dan hal-hal yang dianggap buruk. Sedangkan norma

adalah aturan tidak tertulis yang disebut norma sosial dan aturan tertulis yang

disebut norma hukum. Selain itu, perilaku juga berkaitan dengan dimensi ekonomi

dan hal-hal lain yang merupakan pendukung perilaku. Perilaku seseorang selain

dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikapnya, memiliki acuan kepada sistem nilai

dan norma yang dianutnya. Dengan kata lain, sistem nilai dan norma merupakan

rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di suatu tatanan untuk dianut oleh

individu-individu anggota masyarakat tatanan tersebut. Inilah yang juga disebut

sebagai faktor-faktor predisposisi (predisposing factors). Namun demikian sistem

nilai dan norma, sebagai sistem sosial, adalah sesuatu yang dinamis. artinya,

sistem nilai dan norma suatu masyarakat akan berubah mengikuti perubahan-

perubahan lingkungan dari masyarakat yang bersangkutan. Jadi, antara sistem

nilai dan norma di satu pihak dengan individu-individu masyarakat di pihak lain,

terdapat hubungan timbal balik - sistem nilai dan norma mempengaruhi perilaku

individu, perilaku individu yang berubah akan dapat mengubah sistem nilai dan

norma.

8

Gambar 2.2. Faktor Predisposisi yang mempengaruhi perilaku

Page 9: TA Alham Fixed Finish.doc

Untuk sistem nilai dan norma yang sesuai dengan kaidah-kaidah

kesehatan, perlu diupayakan terpeliharanya sistem nilai dan norma tersebut.

Sedangkan untuk sistem nilai dan norma yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah

kesehatan, perlu dilakukan upaya guna mengubah sistem nilai dan norma tersebut

melalui perubahan perilaku individu-individu anggota masyarakat. Individu-

individu anggota masyarakat yang memiliki potensi besar untuk mengubah sistem

nilai dan norma adalah mereka yang disebut dengan pemuka masyarakat atau

tokoh masyarakat, baik yang formal maupun yang informal. Pemuka masyarakat

formal mencakup para petugas atau pejabat kesehatan dan mereka yang

menduduki posisi formal (resmi) dalam organisasinya. Pemuka masyarakat

informal adalah mereka yang tidak menduduki posisi formal dalam organisasi,

tetapi memiliki pengaruh individual terhadap masyarakat oleh sebab keahlian,

pengalaman, keturunan, kharisma dan lain-lain. Mereka inilah yang berperan

sebagai faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) bagi terjadinya perubahan

perilaku masyarakat. 4,5,

Akan tetapi perilaku juga menyangkut dimensi ekonomi, termasuk

tersedianya sarana dan prasarana. Seseorang yang sudah mau berperilaku tertentu

tidak pernah mempraktekkan perilaku itu karena tidak adanya kemampuan secara

ekonomis atau tidak tersedianya sarana. Misalnya, seseoranng yang sudah mau

membuang hajat (air besar) di jamban, tidak kunjung melakukan hal itu karena ia

tidak mampu membuat jamban pribadi dan di sekitarnya tidak terdapat jamban

umum. Contoh lain: seorang ibu yang sudah mau memeriksakan kandungannya

secara teratur, tdak juga datang ke Puskesmas karena ia tdak memiliki uang untuk

biaya transport, walaupun untuk periksa di Puskesmas tidak dipungut biaya alias

gratis Karena prasarana jalan raya yang masih buruk, maka tidak hanya biaya

transport yang dibutuhkan, melainkan tenaga untuk berjalan kaki beberapa

kilometer. Di dekat tempat tinggalnya juga tidak terdapat fasilitas pelayanan

kesehatan lain yang dapat membantunya untuk periksa kehamilan secara teratur.

Sarana dan prasarana ini sering pula disebut sebagai faktor-faktor pendukung

(enabling factors) bagi terjadinya perubahan perilaku masyarakat. Oleh karena itu,

agar perilaku dari sasaran primer di setiap tatanan dapat tercipta dan

berkesinambungan diperlukan dukungan perilaku dari sasaran sekunder dan

9

Page 10: TA Alham Fixed Finish.doc

sasaran tersier di semua tatanan yang bersangkutan. Sasaran sekunder harus

berperilaku yang dapat menciptakan suasana kondusif dan lingkungan sosial yang

mendorong (social pressure) bagi tercipta dan berkesinambungannya perilaku

sasaran primer. Sasaran sekunder juga diharapkan berperilaku sebagai panutan

dalam rangka mempraktekkan PHBS. Sedangkan sasaran tersier harus berperilaku

memberikan dukungan, baik material maupun non material, bagi tercipta dan

berkesinambungannya perilaku sasaran primer. Dukungan tersebut antara lain

dalam bentuk menetapkan dan memberlakukan kebijakan atau peraturan sebagai

acuan dan rambu-rambu bagi pembinaan PHBS di tatanan dan juga menyediakan

sarana-sarana sebagai faktor pendukung seperti misalnya tempat sampah, air

bersih, jamban sehat, kantin sehat, perlengkapan kesehatan kerja dan lain-lain.2,5

2.4. Pembinaan PHBS

Pembinaan PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan

(sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan mengunakan

pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangannya. Untuk masing-masing

tatanan ditetapkan indikator guna mengukur pencapaian pembinaan PHBSnya.

Namun demikian, fokus pembinaan adalah pada PHBS tatanan rumah tangga.

PHBS tatanan rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996 memiliki 10 indikator

yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, imunisasi dan penimbangan

balita, memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penanganan sampah,

kebersihan kuku, gizi keluarga, tidak merokok dan menyalahgunakan NAPZA,

memiliki informasi PMS/AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan/Dana

Sehat. Tahun 2001 indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian

dikembangkan menjadi 16 indikator dengan menambahkan indikator-indikator

gosok gigi sebelum tidur, olahraga teratur, memiliki saluran pembuangan air

limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan penghuni rumah kesesuaian luas lantai

dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan tanah. Akan tetapi, indikator

baru ini dirasakan terlalu banyak, sehingga melalui serangkaian pertemuan diskusi

intensif, uji instrumen, uji sistem dan uji statistik item reduction untuk melihat

keterkaitan indikator-indikator tersebut dengan penyebab terjadinya gangguan

kesehatan dan angka kesakitan yang dilakukan sejak tahun 2000-2003, dari 16

10

Page 11: TA Alham Fixed Finish.doc

indikator awal ditetapkan 10 indikator PHBS. Penetapan indikator dari hasil uji

statistik ini, dipilihlah 10 indikator yang selanjutnya ditetapkan sebagai indikator

PHBS di Rumah tangga yang baru, yaitu Pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, bayi diberi ASI Eksklusif, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan,

tersedia jamban,tersedia air bersih, kesesuaian luas lantai rumah dengan jumlah

penghui, lantai rumah bukan tanah, tidak merokok,melakukan aktivitas fisik, serta

mengonsumsi sayur dan buah. 3

Berdasarkan pada Rapat Koordinasi Promosi PHBS di Rumah Tangga

diubah menjadi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI

eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci

tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk,

mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari

dan tidak merokok di dalam rumah. Pada era desentralisasi ditetapkan standar

untuk mengukur kinerja sektor kesehatan untuk kabupaten dan kota yang disebut

Standar Pelayanan Mininal (SPM) bidang Kesehatan.

Dalam SPM terdapat sembilan urusan yang wajib dilaksanakan oleh

pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Salah satunya adalah

penyelenggaraan Promosi Kesehatan dengan Indikator kinerja persentase Rumah

Tangga Sehat dan target pencapaian 65% pada tahun 2010. Pencapaian Rumah

Tangga Sehat atau Rumah Tangga ber-PHBS ini sejak diluncurkan terus

mengalami peningkatan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun

2001 dan 2004 melaporkan persentasi Rumah Tangga ber-PHBS di Indonesia

berturut-turut adalah 19,5% dan 24,38%.5,

Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan

perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat,

agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah-

masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS

dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk

membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan

mampu mempraktekkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan

menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya

setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. 3,4

11

Page 12: TA Alham Fixed Finish.doc

2.4.1. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga5

Di tatanan rumah tangga, pembinaan PHBS dilaksanakan secara

terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan Desa Siaga dan

Kelurahan Siaga Aktif. Tanggung jawab pembinaan terendah berada di tingkat

kecamatan (Forum Kecamatan).

a. Pemberdayaan

Pemberdayaan di tatanan rumah tangga dilakukan terhadap individu,

keluarga dan kelompok masyarakat. Prosesnya diawali dengan pemberdayaan

terhadap kelompok masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat, untuk

membentuk atau merevitalisasi Forum Desa/ Kelurahan (pengembangan kapasitas

pengelola). Dengan pengorganisasian masyarakat, maka selanjutnya

pemberdayaan individu dan keluarga dapat ditmbang-terimakan kepada perangkat

desa/ kelurahan, pemuka masyarakat dan anggota- anggota masyarakat yang

ditunjuk sebagai kader. Pemberdayaan individu dilaksanakan dalam berbagai

kesempatan, khususnya pada saat individu individu masyarakat berkunjung dan

memanfaatkan upaya-upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM)

seperti Posyandu, Poskesdes dan lain-lain, melalui pemberian informasi dan

konsultasi. Sedangkan pemberdayaan keluaga dilaksanakan melalui kunjungan

rumah dan konsultasi keluarga oleh para kader. Juga melalui bimbingan atau

pendampingan ketika keluarga tersebut membutuhkan (misalnya tatkala

membangun jamban, membuat taman obat keluarga dan lain-lain).

b. Bina Suasana

Bina suasana di tatanan rumah tangga dilakukan oleh para pemuka atau

tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemuka agama dan pemuka adat, dalam rangka

menciptakan opini publik, suasana yang kondusif, panutan di perangkat desa dan

kelurahan bagi dipraktekkannya PHBS oleh rumah tangga. Bina suasana juga

dilakukan oleh para pengurus organisasi kemasyarakatan di tingkat desa dan

kelurahan seperti pengurus Rukun Warga/Rukun Tetangga, pengurus PKK,

12

Page 13: TA Alham Fixed Finish.doc

pengurus pengajian, pengurus arisan, pengurus koperasi, pengurus organisasi

pemuda (seperti Karang Taruna), Pramuka dan lain-lain. Para pengurus organisasi

kemasyarakatan tersebut ikut memotivasi anggota-anggotanya agar

mempraktekkan PHBS. Di samping itu, bina suasana juga dapat dilakukan dengan

pemanfaatan media seperti pemasansan spanduk dan atau billboard di jalan-jalan

desa/kelurahan, penempelan poster di tempat-tempat strategis, pembuatan dan

pemeliharaan taman obat/taman gizi percontohan di beberapa lokasi, serta

pemanfaatan media tradisional.

c. Advokasi

Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kecamatan / kabupaten / kota

terhadap para pemuka masyarakat dan pengurus organisasi kemasyarakatan

tingkat desa dan kelurahan, agar mereka berperan serta dalam kegiatan bina

suasana. Advokasi juga dilakukan terhadap para penyandang dana, termasuk

pengusaha (Swasta), agar mereka mampu membantu upaya pembinaan PHBS di

Rumah Tangga (Desa/kelurahan)

Kegiatan-kegiatan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi di desa dan

keluarahan tersebut diatas harus didukung oleh kegiatan-kegiatan (1) bina suasana

PHBS di Rumah Tangga dalam lingkup yang lebih luas (kecamatan, kabupaten,

kota, provinsi dan nasional) dengan memanfaatkan media massa berjangkauan

luas seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet serta (2) advokasi

secara berjenjang dari tingkat pusat ke tingkat provinsi dari tingkat provinsi ke

tingkat kabupaten / kota dan dari tingkat kabupaten/kota ke tingkat kecamatan.

2.4.2. Sasaran PHBS di Tatanan Rumah Tangga7

13

Page 14: TA Alham Fixed Finish.doc

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara

keseluruhan dan terbagi dalam :

1) Sasaran primer. adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan

dirubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam

keluarga yang bermasalah)

2) Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam

keluarga yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh

keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas

sektor terkait, PKK

3) Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur

pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala desa, lurah,

camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.

2.4.3. Manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga7

Beberapa manfaat PHBS dalam tatanan rumah tangga :

1) Meningkatkan taraf kesehatan di dalam rumah tangga

2) Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota

keluarga

3) Dapat memperbaiki ekonomi rumah tangga karena berkurangnya

pembiayaan untuk pengobatan

4) Salah satu indikator keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota di

dbidang kesehatan

BAB III

PROFIL PUSKESMAS DEMPO

14

Page 15: TA Alham Fixed Finish.doc

3.1. Gambaran Umum Puskesmas Dempo

3.1.1. Sejarah

Puskesmas Dempo sebagai unit pelayanan kesehatan dalam pelaksanaan

pelayanan pembangunan kesehatan terdepan dan pelayanan tingkat dasar yang

mandiri, bertanggung jawab terhadap peningkatan kesehatan masyarakat yang

optimal khususnya di Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Puskesmas Dempo

diresmikan kembali pada tanggal 18 Juni 1988 oleh Walikota Madya KDH.TK II

Palembang setelah dilakukan rehab bangunan pertama kali.

Tabel 3.1 Pimpinan Puskesmas Dempo

No. Nama Pimpinan Periode Tahun

1 dr. Ahmad Tiar Tahun - Tahun 1972

2 dr. Hazairin Zen Tahun 1972 – Tahun 1981

3 dr. Anna Burmansyah Tahun 1981 – Tahun 1989

4 dr. Nelly Najib, MARS Tahun 1989 – Tahun 1998

5 dr. Gema Asiani, M.Kes Tahun 1998 – Tahun 2001

6 dr. Susilawati Plh Tahun 2001

7 dr. Letizia, M.Kes Desember 2001 – 14 Juni 2005

8 dr. Hj. Meiri Iryani, M.Kes 14 Juni 2005 – Sekarang

3.1.2 Wilayah Kerja

Berdasarkan surat keputusan Walikota Palembang tahun 2001 wilayah

kerja Puskesmas Dempo meliputi 8 kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan 13 Ilir

2. Kelurahan 14 Ilir

3. Kelurahan 15 Ilir

4. Kelurahan 16 Ilir

5. Kelurahan 17 Ilir

15

Page 16: TA Alham Fixed Finish.doc

6. Kelurahan 18 ilir

7. Kelurahan kepandean Baru

8. Kelurahan 20 Ilir

Batas Wilayah :

- Utara : Kecamatan Sekip Jaya dan Talang Aman

- Selatan : Seberang Ulu II dan Sungai Musi

- Timur : Kecamatan Ilir timur II

- Barat : Kecamatan Ilir Barat I

Puskesmas Dempo merupakan salah satu Puskesmas Induk di Kecamatan Ilir

Timur I yang mempunyai 3 Puskesmas dan juga merupakan Puskesmas

Koordinator untuk Kecamatan Ilir Timur I dengan luas wilayah kerja 283,4 Ha.

3.1.3 Geografi

Wilayah kerja puskesmas Dempo terdiri dari dataran rendah dan sebagian

kecil pinggiran sungai.

3.1.4 Topografi

Puskesmas Dempo terletak di tepi jalan untuk mencapai Puskesmas

Dempo relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan juga dengan

berjalan kaki, sehingga transportasi lancar karena letaknya sangat strategis di

pusat Kota.

3.1.5 Sarana Komunikasi

Sejak bulan Desember 2001 sudah menggunakan telepon dengan nomor

0711-358640 dan alamat e-mail [email protected]

3.1.6 Demografi

Tabel 3.2 Demografi Puskesmas Dempo Tahun 2011

16

Page 17: TA Alham Fixed Finish.doc

3.2 Gambaran Khusus Puskesmas Dempo Palembang

3.2.1 Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Dempo Palembang

Visi : Terwujudnya Kecamatan Ilir Timur I Sehat

Misi : 1. Memasyarakatkan paradigma sehat pada semua pihak

2. Meningkatkan profesionalisme seluruh petugas yang berorientasi pada

standar pelayanan prima

3. Pengadaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu prima

4. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan yang ada

Motto :

1. Pelayanan prima idaman kami

2. Anda, keluarga dan mitra kami

17

Page 18: TA Alham Fixed Finish.doc

3. Anda sehat, kami senang

Nilai :

1. Kemitraan

2. Kekompakan

3. Keterbukaan

4. Kekeluargaan

3.2.2 Struktur Organisasi Puskesmas

Terlampir

3.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Program

a. Tugas Pokok Puskesmas

Melaksanakan sebagian kegiatan teknis operacional Dinas Kesehatan di

bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara

paripurna lepada masyarakat di wilayah kerjanya.

b. Fungsi Puskesmas

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas diharapkan sebagai motor, motivator dan pemantau

terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya,agar berdampak positif

terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang diharapkan dapat

menjalankan fungsi, adalah terciptanya sumber daya yang sehat, cerdas dan

produktif, serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberi prioritas pada upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

2. Sebagai Pemberdayaan Masyarakat Dan Keluarga

Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas ikut memberdayakan

masyarakat, sehingga masyarakat tahu, mau dan mampu menjaga dan mengatasi

18

Page 19: TA Alham Fixed Finish.doc

masalah kesehatan secara mandiri. Wujud pemberdayaan masyarakat dalam

pembangunan kesehatan sebagai pusat pemberdayaan keluarga, dengan harapan

menjaga keluarga sehat tetap sehat dan keluarga sakit menjadi sehat.wujudnya

adalah implementasi puskesmas peduli keluarga yang tingkat keberhasilannya

dapat dilihat dari banyaknya keluarga sehat di wilayah kerja puskesmas

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas

merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara bermutu, adil dan merata. Pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan dasar, yang dibutuhkan sebagian besar

masyarakat dan sangat strategis dalam upaya meningkatkan status kesehatan

masyarakat secara umum.

Upaya kesehatan yang diselenggarkan meliputi pelayanan medik dasar berupa

pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan upaya pendekatan

individu dan keluarga melalui upaya rawat jalan, rujukan dan pelayanan kesehatan

masyarakat berupa pelayanan promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif dengan

pendekatan kelompok masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan secara holistic

dan berkesinambungan.

c. Program pokok Puskesmas

1. Promosi kesehatan

2. Gizi

3. Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluraga Berencana (KB)

4. Kesehatan Lingkungan

5. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular)

6. Pengobatan

d. Program Pembangunan

Disisi lain Puskesmas Dempo Palembang mempunyai program

unggulannya, yaitu :

19

Page 20: TA Alham Fixed Finish.doc

1. MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

2. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

3. GILINGAN MAS (Gizi Lingkungan Masyarakat)

4. BP. UMUM

e.Sarana Pelayanan Kesehatan

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

a. Ibu hamil, nifas dan menyusui

b. Keluarga berencana (KB)

c. Bayi atau balita, gizi

2. Pengobatan

a. Emergency

b. Pengobatan umum

c. Pengobatan gigi

d. Konsultasi dokter spesialis

e. Rujukan

3. Penyuluhan promosi

a. Penyuluhan posyandu Lansia

b. Penyuluhan di Puskesmas

c. Penyuluhan di Sekolah (UKS)

4. Laboratorium

a. Darah : HB, Golongan Darah, Leukosit, Eritrosit, dan Laju Endap

serta Bilirubin

b. Urine : Glukosa urine, Protein Urine

5. Klinik

a. Gilingan Mas

1. Klinik Gizi

a. Pemberian Vitamin A dan pil penambah darah

20

Page 21: TA Alham Fixed Finish.doc

b. Konsultasi Balita BGM (Bawah Garis Merah)

c. Konsultasi Diet

d. Konsultasi Bayi / balita sehat

2. Pelayanan Imunisasi

a. BCG

b. DPT, HB Combo

c. Polio

d. Hepatitis

e. Campak

f. Tetanus Toksoid (TT)

3. Pelayanan Sanitasi

a. Konsultasi

b. Konsultasi tentang Rumah Sakit

c. Konsultasi PHBS

d. Klinik MTBS

e. Melayani Balita Sakit Terpadu

f. Tenaga Kerja Puskesmas Dempo

3.2.5 Sumber Daya Puskesmas

Tabel 3.3. Daftar Pegawai Puskesmas Dempo

No NAMA JABATAN

1 dr. Hj. Meiri Iryani, M.Kes Pimpinan Puskesmas

2 drg. Novi Artati Kepala BP Gigi

3 dr. Henny. SpOG Dokter Spesialis

4 dr. Junaida, SpA Dokter Spesialis

5 dr. Fitrianti Dokter Umum

6 dr. Marlia Refianti Dokter Umum

7 Dale Romana, AmKep Akper

8 Nurhaida Pasaribu Analis

9 Hj. Herlina Bidan

10 Ahmad Fauzi Pekarya

11 Ellydar Pekarya

21

Page 22: TA Alham Fixed Finish.doc

12 Hj. Sri Nurmalina, SKM Bidan

13 Salvadora Asisten Apoteker

14 Iriani, AMG Pelaksana Gizi

15 Leesy Susanti, AMK Akper

16 Merri Nurmala Sarri, SKM Administrator Kesehatan

17 Mahani Perawat Gigi

18 Wiwik Dwiyanti Bidan

19 Wiwin AM.Keb Bidan

20 Windrianto, AMK AKper

21 Kartika Sari, AM.Kep Akper

22 Dwi Agustianingsih AM.KG Perawat Gigi

23 Ellen Septaria, AMAK Analisis

24 Shanti Apriliya Pelaksana Gizi

25 Helpina AM.Kep Akper

26 Hj. Suryati Bidan Pustu 13 Ilir

27 Pinondang Butar-butar Paramedis 13 ilir

28 Lolita Anggriani Petugas Sanitasi

29 Nanand Ferdinand, SKM Administrator Kesehatan

30 Yulis Mawarni Paramedis

31 Eva Diana Sari, SKM Administrator Kesehatan

32 Yopi Yuliya Perawat Gigi

33 Lili Aprianti Analis

34 Putri Al-Qurbanti Asisten Apoteker

35 Dewi Mayang S, AM.Keb Bidan

36 Siti Musliha AM. Keb Bidan

37 Drg. Meyrisa Bastari Dokter Gigi

3.3. Program PHBS di Puskesmas Dempo Tahun 2011

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah salah satu

kegiatan dari upaya kesehatan wajib puskesmas yang termasuk dalam upaya

promosi kesehatan. Program ini hanya dikoordinir oleh 1 orang staf puskesmas.

22

Page 23: TA Alham Fixed Finish.doc

Berikut dibawah ini data mengenai daftar perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

di wilayah kerja Puskesmas Dempo tahun 2011.

Gambar 3.1. Daftar PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo Tahun 2011*

Rumah tangga 110 150 300 160 150 110 90 400

Institusi Sarkes 1 0 0 0 1 0 0 0

Institusi TTU 15 18 21 10 24 12 20 18

Tempat Kerja 2 1 1 1 2 1 1 4

Ket : *Data diambil dari Buku Profil Puskesmas Dempo Palembang Tahun 2011

Tabel 3.4. Pencapaian Target Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Puskesmas Dempo

Kecamatan Ilir 1 Palembang Tahun 2011

Kelurahan

Sarana13 Ilir 14 Ilir 15 Ilir 16 Ilir 17 Ilir 18 Ilir Kep.Baru 20 Ilir Jumlah

%

Cakupan

Rumah tangga 110 150 300 160 150 110 90 400 1470 37,5%

23

Page 24: TA Alham Fixed Finish.doc

Target : 5513

Institusi Sarkes

Target : 21 0 0 0 1 0 0 0 2 100 %

Intitusi TTU

Target : 12815 18 21 10 24 12 20 18 138 107,8 %

Tempat Kerja

Target : 13 2 1 1 1 2 1 1 4 13 100 %

BAB IV

TINJAUAN KASUS

4.1. Identifikasi Masalah

Tabel 4.1. Identifikasi Masalah di Puskesmas Dempo

24

Page 25: TA Alham Fixed Finish.doc

No Program Target* Pencapaian** Masalah

I.Promosi Kesehatan

1 PHBS Rumah Tangga 86 % 37,5 % - 48,5%

2 Bayi Mendapat ASI Ekslusif 100 % 81 % - 19 %

II. Kesehatan Lingkungan

3 Penyehatan Air 90 % 38 % - 52 %

4 Penyehatan Lingkungan Pemukiman

dan Jamban Keluarga 80 % 38,3 % - 41,7%

III.KIA & KB

5 Cakupan BBLR ditangani 100 % 64,7 % - 35,3 %

6 Bayi Gakin BGM mendapat MP-ASI100 % 51,3 % - 48,7 %

IV. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

7 Pemberian Tablet besi pada ibu hamil100 % 99 % - 1 %

V. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

8 Pengobatan TB Paru BTA (+) 90 % 44 % - 46 %

9 Penemuan kasus diare 90 % 52 % - 38 %

10 Penemuan kasus pneumonia Balita 100 % 56,1 % - 33,9 %

VI. Upaya Pengobatan

11 Kunjungan Rawat Jalan Umum 93 % 44 % - 49%

Ket : *Target berdasarkan Matriks Indikator Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Kota

Palembang 2008-2013 **Pencapaian berdasarkan Buku Kinerja Puskesmas Dempo Palembang Tahun 2011

4.2. Prioritas Masalah

Meningat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara

sekaligus, ketidaktersediaan tekhnologi atau adanya keterkaitan satu masalah

dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih prioritas masalah yang akan

25

Page 26: TA Alham Fixed Finish.doc

diselesaikan. Berikut ini penetapan urutan pritoritas masalah dengan metode

matriks.

Tabel 4.2. Prioritas Masalah di Puskesmas Dempo

No Kriteria

Masalah

Tingkat

Urgensi

(U)

Tingkat

Keseriusan

(S)

Tingkat

Perkembangan

(G)

UxSxG

1 PHBS Rumah Tangga 4 5 5 100

2 Bayi Mendapat ASI Ekslusif 3 4 3 36

3 Penyehatan Air 4 5 3 60

4 Penyehatan Lingkungan

Pemukiman dan Jamban

Keluarga

3 3 2 18

5 Cakupan BBLR ditangani 5 4 4 80

6 Bayi Gakin BGM mendapat

MP-ASI4 4 5 80

7 Pemberian Tablet besi pada

ibu hamil2 3 3 18

8 Pengobatan TB Paru BTA

(+)4 4 4 64

9 Penemuan kasus diare 4 3 2 24

10 Penemuan kasus pneumonia

Balita5 4 3 60

11 Kunjungan Rawat Jalan

Umum3 4 4 48

Berdasarkan metode matriks diatas, maka prioritas masalah yang harus

diselesaikan adalah masalah PHBS Rumah Tangga

4.3. Rumusan Masalah

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Tatanan Rumah Tangga di

Wilayah Kerja Puskesmas Dempo sebesar 37,5 %

26

Page 27: TA Alham Fixed Finish.doc

Kebiasaan masyarakat yang sulit dirubah

Pengetahuan masyarakat kurang

Mencuci tangan tidak memakai sabun dan air mengalir

Media sosialisasi kurang

Pelatihan kader kurang

Kerjasama dengan tokoh masyarakat / Ketua RT/RW kurang

4.4. Penentuan Akar Penyebab Masalah

Gambar 4.1. Penentuan Akar Penyebab Masalah dengan cara Fishbone

4.5. Penyelesaian Masalah

Tabel. 4.3. Penyelesaian Masalah Terpilih di Puskesmas Dempo

Prioritas Masalah

Penyebab Masalah Alternatif Penyelesaian Masalah

Penyelesaian Masalah Terpilih

PHBS Tatanan Kebiasaan Masyarakat Meningkatkan Meningkatkan

27

PHBS Tatanan Rumah Tangga di

Wilayah Kerja Puskesmas

Dempo sebesar 37,5%

Manusia Metode

Sarana Dana Lingkungan

Page 28: TA Alham Fixed Finish.doc

Rumah Tangga di

Wilayah Kerja Puskesmas

Dempo sebesar 37,5%

Sulit Dirubah penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya ber-PHBS

Memasang poster tentang PHBS di lingkungan masyarakat

penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingya ber-PHBS

Pengetahuan Masyarakat Kurang

Penyuluhan rutin kepada masyarakat tentang pentingnya ber-PHBS

Pembagian brosur / selebaran informasi ttg PHBS kerumah tangga yang belum ber-PHBS

Pembagian brosur / selebaran informasi ttg PHBS kerumah tangga yang belum ber-PHBS

Pelatihan kader kurang Meningkatkan pelatihan bagi kader guna menyebarluaskan informasi pentingnya PHBS

Meningkatkan pelatihan bagi kader guna menyebarluaskan informasi pentingnya PHBS

Kerjasama dengan tokoh masyarakat / Ketua RT/RW/Lurah kurang

Memberikan brosur / buku saku ttg PHBS kepada tokoh masyarakat

Mengadakan lomba kelurahan ber-PHBS terbaik

Memberikan brosur / buku saku ttg PHBS kepada tokoh masyarakat

Mencuci tangan tidak memakai sabun dan air mengalir

Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya ber-PHBS

Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian masyarakat

Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya ber-PHBS

Media sosialisasi kurang

Pengadaan alat-alat sosialisasi (leaflet, poster)

Pemasangan papan sosialiasi untuk PHBS

Pengadaan alat-alat sosialisasi (leaflet, poster)

28

Page 29: TA Alham Fixed Finish.doc

4.6. Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

No Upaya Kesehatan

Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Keberhasilan

Sumber PembiayaanDana Alat Tenaga

1 Promosi Kesehatan

Penyuluhan tentang PHBS

Memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam ber-PHBS

Masyarakat Ilir Timur 1

2x/thn Rp.1000 x 500 brosur = Rp.500.000

- Brosur- Projector

4 org Kehadiran peserta 75 %

Puskesmas

Pembagian brosur / selebaran informasi ttg PHBS kerumah tangga yang belum ber-PHBS

Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingnya PHBS

Rumah Tangga yang belum ber-PHBS

6x/thn Rp.1000 x 1000 brosur = Rp.1.000.0000

-Brosur 2 org 100 % Puskesmas

Pelatihan kader Memberikan pengetahuan kepada kader tentang PHBS dan bagaimana peran kader dalam mencapai target PHBS

Kader Posyandu

5x/thn Rp.200.000/x -Buku Panduan Umum PHBS

2 org 100% Kader Posyandu menerima pelatihan

Puskesmas

Memberikan brosur / buku saku kepada tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat dapat berperan aktif dalam menyebarluaskan informasi PHBS

Ketua RT / RW / Pemuka Agama

2x/thn Rp.1.000.000/x -Buku Saku PHBS-Brosur

2 org 100% Tokoh masyarakat menerima buku saku PHBS

Puskesmas

Pengadaan alat-alat sosialisasi

Menyebarluaskan informasi PHBS di

Masyarakat Ilir Timur 1

1x/thn Rp.1.500.000 Poster 3 org Setiap Kantor Lurah mendapat

Puskesmas

29

Tabel. 4.4. Rencana Usulan Kegiatan

Page 30: TA Alham Fixed Finish.doc

(leaflet, poster) masyarakat Poster PHBS

4.7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

No Upaya Kesehatan

Kegiatan Sasaran Target Volume Kegiatan

Rincian Pelaksanaan Lokasi Pelaksanaan

Tenaga Pelaksana

Jadwal Biaya

1 Promosi Kesehatan

Penyuluhan tentang PHBS

Masyarakat Ilir Timur 1

75 % 2x/thn -Presentasi Indikator PHBS-Pembagian brosur PHBS

Puskesmas 4 org Januari, Juli

Pembagian brosur / selebaran informasi ttg PHBS kerumah tangga yang belum ber-PHBS

Rumah Tangga yang belum ber-PHBS

100% 6x/thn -Kunjungan ke rumah-rumah yang belum ber-PHBS-Pembagian brosur PHBS

Rumah Tangga yang belum ber-PHBS

2 org Januari, Maret, Mei, Juli, Sept, November

Pelatihan kader

Kader Posyandu

100% 5x/thn -Presentasi peran kader dalam dalam meningkatkan PHBS-Pemberian buku Pedoman umum PHBS

Puskesmas 2 org Januari, Maret, Juli, September, November

Memberikan brosur / buku saku kepada tokoh masyarakat

Ketua RT / RW / Pemuka Agama

100% 2x/thn -Advokasi -Pemberian buku saku PHBS

Masyarakat 2 org Januari, Juli

Pengadaan alat-alat sosialisasi (leaflet, poster)

Kantor Lurah dan Camat

100% 1x/thn -Advokasi-Pemberian poster PHBS-Penempelan poster di kantor lurah dan camat

Kantor Lurah / Camat

3 org Januari

30

Tabel. 4.5. Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Page 31: TA Alham Fixed Finish.doc

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Masalah-masalah yang ditemukan dalam pencapaian

program di puskesmas sebanyak 11 masalah.

2. Prioritas masalah yang akan diselesaikan adalah Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Tatanan Rumah Tangga di

Wilayah Kerja Puskesmas Dempo sebesar 37,5 %

3. Penyebab tidak tercapainya target program PHBS dalam

Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Puskesmas Dempo adalah

kebiasaan masyarakat yang sulit dirubah, pengetahuan masyarakat yang

kurang, pelatihan kader yang kurang, kerjasama dengan tokoh

masyarakat/ ketua RT/RW kurang dan media sosialisasi yang kurang.

4. Penyelesaian masalah untuk pencapaian target program

PHBS adalah meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang

pentingnya ber-PHBS, memasang poster tentang PHBS di lingkungan

masyarakat, pembagian brosur/ seleberan yang berisi informasi tentang

PHBS ke rumah tanggga yang belum menerapkan PHBS serta

mengadakan lomba kelurahan ber-PHBS terbaik

5.2. Saran

Perlu dilakukan kerjasama dengan banyak tokoh masyarakat, ketua

RT/RW dan lurah serta kader dalam upaya meningkatkan perilaku hidup

bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Dempo

31

Page 32: TA Alham Fixed Finish.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI, Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2011

2. Departemen Kesehatan RI, Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku HidupBersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tahun 2011

3. Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan diKabupaten/Kota, Jakarta 2008

4. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Daerah, Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2011

5. Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/mediaroom/pedoman-dan-buku (Diakses 21 Desember 2012

6. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_prov kab/profil_kes_sumsel 2010.pdf (Diakses 22 Desember 2012).

7. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2011. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. http://www.depkes.go.id/downloads/profil_kesehatan_prov kab/profil_kes_sumsel 2011.pdf (Diakses 22 Desember 2012).

8. Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Palembang. 2008. Renstra Dinas Kesehatan Kota Palembang Tahun 2008-2013. http://dinkes.palembang.go.id/tampung/dokumen/dokumen-28-20.pdf (Diakses 23 Desember 2012)

9. Profil Puskesmas Dempo Palembang Tahun 2011

10. Kinerja Puskesmas Dempo Palembang Tahun 2011

32