t paripurna dpr-ri pembicaraan tingkat iv ruu...
TRANSCRIPT
I
LAPORAN PANITIA KHUSUS RUU ·TENTANG PERADILAN AGAMA DALAM RAP1\T PARIPURNA DPR-RI
PEMBICARAAN TINGKAT IV RUU TENTANGPERADILAN AGAMA TANGGAL 14 DESEMBER 1989
DEWAN PERW AKILAN RAK YAT REPUBLIK INDONESIA
10
untuk Rapat-rapat Tim Sinkronisasi i semula diberi waktu se
lama 3 hari kerja, yaitu mulai tanggal 28 sampai dengan 30
Nopember 1989, akan tetapi karena ada masa1ah-masa1ah yang
per1u mendapat pembahasan secara 1ebih menda1am, maka Tim
Sinkronisasi menambah 1 hari kerja, sehingga baru se1esai
pada tangga1 1 Desember 1989 ma1am.
Pada akhir se1esainya pembahasan RUU tentang Peradi1an Aga
rna oleh Tim.Sinkronisasi, di1akukan penanda tanganan bersama . .
Draft Akhir RUU tentang Peradilan Agama yang dilakukan-"oleh:
1) Ketua Tim Sinkronisasi H. Bambang Sutisna, SH
2} Wakil
3) Wakil
4) v-:aki1
5) Wakil
6) Waki1
F.KP
F.ABRI
F.PP
F.PDI
·Pemer intah
Prof.H.Z. Ansori Ahmad, SH
D.P. Soenardi, SH
Sukardi Effendi, SH
Djupri, SH
Dirjen Ke1ernbagaan Agama Islam
Departemen Agama.
Draft RUU, tentang Pe"radi1an Agama hasil kerja Tim Sinkroni
sasi tersebut, dilaporkan pada Rapat Panja ~engan Pemerintah
tangga1 4 Desember 1989. Setelah diberikan kesempatan kepada
Fraksi-fraksi dan Pemerintah untuk memberikan tanggapan atas
rumusan Draft Akhir RUU tentang Peradilan Aga~a tersebut,
akhirnya Rapat Panja menyetujui dan menerima bahwa Draft RUU
tersebut dapat dise1esaikan dengan sebaik-baiknya tentang
sistematika dan rumusannya secara konsisten dan benar, se
hingga dapat disetujui dan diterima untuk diteruskan kepada
Rapat Kerja Pansus dengan Pemerintah dan pembahasan se1an
jutnya (Pembicaraan Tingkat IV).
7. Dalam Rapat Kerja Pansus dengan Pemerintah tanggal 6 Desem
ber 1989, kese1uruhan hasil kerja Panja di1apoikan kepada
Pansus, dan akhirnya kese1uruhan Dr~ft Akhir RUU tentang
Peradilan Agama dapat diterima secara bu1at oleh keempat
Fraksi dan Pemerintah, serta disepakati secara bu1at pula
untuk diteruskan ke Pembicaraan Tingkat IV untuk memperoleh
persetujuan dan pengesahannya dalam Sidang Paripurna DPR~RI
tanggal 14 Desember 1989 (hari ini). _
8. Ka1au dibandingkan antara RUU as1inya dengan Draft Akhir RUU
tentang Peradilan Agama, pada garis besarnya dapat disampai
kan antara lain sebagai berikut:
:\
"
11
a. Judul RUU tetap tidak mengalami perubahan, yaitu Rancang
an Undang-undang Tentang Peradilan Agarna.
b. Konsiderans Menimbang mengalami penyempurnaan redaksi dan
penambahan satubutir baru'sehingga menjadi 5 butir.
Sedangkan Konsiderans Mengingat tetap tidak mengalarni pe
rubahan, terdiri dari 3 butir.
c. Jumlah Bab dan Pasal dalam Draft RUU tentang Peradilan
Agama tetap tidak rnengalami perubahan, yaitu 7 Bab dan
108 Pasal, narnun dalam uraian Pasal-pasal terdapat peru
bahan-perubahan baik penambahan ketentuan, maupun penyem
purnaan uraian, dan ada juga seluruh ketentuan Pasal di
ganti dengan ketentuan baru.
Dari 7 Eab tersebut, 6 Bab judulnya disepakati sesuai RUU
aslinya, sedangkan Bab IV yang berjudul "ACARA" diganti
dengan judul '!HUKUf\1 ACARAII.
Bagian Ketiga dari Bab IV yang berjudul "Li'an dihapus
dan dijadikan Paragraf 4 dari Bagian Kedua dengan ju~ul
"Cerai Dengan Alasan Zina". Karena Bagian Ketiga dihapus
dan menjadi Paragraf, maka Bagian Keempat dari Eab IV
menjadi Bagian Ketiga dari Bab IV dengan judul tetap, ya
itu "Biaya Perkara".
Begitu pula Penjelasan Umum dan Penjelasan Pasal-pasal ada
yang mengalami perubahan.
9. Draft; Akhir RUU tentang Peradilan Agama antara lain sebagai
berikut:
Urutan Eab dan Pasal:
BAB I KETENTUAN UMUM
- Bagian Pertama, pengertian
yang memuat Pasal 1 terdiri atas 5 butir.
- Bagian Kedua, Kedudukan
yang memuat Pasal 2 dan Pasal 3 terdiri atas
2 ayat.
- Bagian Ketiga, Ternpat Kedudukan
yang memuat Pasal 4 terdiri atas 2 ayat.
- Eagian Keempat, Pembinaan
yang memuat Pasal 5 terdiri atas,3 ayat.
12
BAB II SUSUNAN PENGADILAN
- Bagian Pertama, Umum
yang memuat Pasal 6 terdiri atas 2 butir, Pa
sal 7, pasal 8, Pasal 9 terdiri atas 2 ayat,
dan Pasal 10 terdiri atas 3 ayat.
- Bagian Kedua, Ketua, wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan Juru Sita
- Paragraf 1, Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim
yang memuat Pasal 11 terdiri dari atas 2 ayat,
Pasal 12 terdiri atas 2 ayat, Pasal 13 terdiri
atas 2 ayat, Pasal 14 terdiri atas 3 ayat, Pa
sallS terdiri atas 2 ayat, Pasal 16 terdiri
atas 4 ayat, Pasal 17 terdiri atas 3 ayat, Pa
sal 18 terdiri atas 2 ayat, Pasal 19 terdiri
atas 3 ayat, Pasal 20, Pasal 21 terdiri atas
2 ayat, Pasal 22 terdiri atas 2 ayat, Pasal 23,
Pasal 24 terdiri atas 2 ayat, dan Pasal 25.
- Paragraf 2, Panitera
yang memuat Pasal 26 terdiri atas 3 ayat, Pa
sal 27, Pasal 28, Pasal 29,' Pasal 30, Pasal 31,
Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35 terdiri
atas 3 ayat, Pasal 36, dan pasal 37.
- paragraf 3, Juru Sita
yang memuat Pasal 38, Pasal 39 terdiri atas 2
ayat, Pasal 40 terdiri atas 2 ayat, Pasal 41,
dan Pasal 42 terdiri atas 3 ayat.
- Bagian Ketiga, Sekretaris
yang mernuat Pasal 43, Pasa1 44, pasal 45, Pa
sal 46, Pasal 47, dan Pasal 48.
BAB III KBKUASAAN PENGADILAN
yang memuat Pasa1 49 terdiri atas 3 ayat, Pasa1 50,
Pasa1 51 terdiri atas 2 aya~, Pasal 52 terdiri atas
2 ayat, dan Pasal 53 terdiri atas 4 ayat.
BAB IV HUKUM ACARA
- Eagian Pertarna, Urnum
yang rnemuat Pasal 54, Pasa1 55, Pasal 56 ter
diri atas 2 ayat, Pasal 57 terdiri atas 3 ayat,
r
13
Pasal 58 terdiri atas 2 ayat, Pasa1 59 terdi
ri atas 3 ayat, Pasal 60, Pasal 61, Pasa1 62
terdiri atas 3 ayat, Pasa1 63, dan Pasal 64.
- Bagian Kedua, Pemeriksaan Sengketa Perkawinan
- Paragraf 1, Umum
yang memuat Pasal 65
- paragraf 2, Cerai Ta1ak
yang memuat Pasa1 66 terdiri atas 5 ayat, Pa
sal 67, Pasal 68 terdiri atas 2 ayat, Pasa1
69, Pasa1 70 terdiri atas 6 ayat, Pasa1 71
terdiri atas 2 ayat, dan Pasa1 72.
- Paragraf 3, Cerai Gugat
yang memuat Pasal 73 terdiri atas 3 ayat, Pa
sal 74, Pasa1 75, pasal 76, ~asal 77, Pasa1
78, Pasal 79, Pasal 80 terdiri atas 2 ayat,
Pasal 81 terdiri atas 2 ayat, Pasal 82 terdi
ri atas 4 ayat, Pasal 83, Pasal 84 terdiri
atas 4 ayat, Pasal 85, dan Pasa186 terdiri
atas 2 ayat.
- Paragraf 4, Cerai Dengan Alasan Zina
yang memuat Pasal 87 terdiri atas 2 ayat, dan
Pasal 88 terdiri atas 2 ayat.
- Bagian Ketiga, Biaya Perkara
yang memuat Pasal 89 terdiri atas 2 ayat, Pa
sal 90 terdiri atas 2 ayat, dan pasal 91 ter
diri atas 2 ayat.
BAP V KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
yang memuat Pasal 92, Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95,
pasal 96, Pasal 97, Pasal 98, Pasal 99 terdiri atas
2 ayat, Pasal 100, Pasal 101 terdiri atas 3 ayat,
Pasal 102, pasal 103 terdi~i atas 2 ayat, Pasal 104,
dan Pasal 105 terdiri atas 2 ayat.
EAB VI KETENTUAN PERALIHAN
yang memuat Pasal 106 terdiri atas 2 butir.
14
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
yang memuat Pasa1 107 terdiri atas 2 ayat dan Pa
sal 108.
PENJELASAN UMUM
- Eutir 1 terdiri atas 5 alinea,
- Eutir 2 terdiri atas 6 alinea,
- Eutir 3 terdiri atas 4 alinea,
- Eutir 4 terdiri atas 11 alinea,
- Butir 5 terdiri atas 5 alinea,
- Butir 6 terdiri atas 2 a1inea,
- Butir 7 terdiri atas 3 alinea,
PENJELASAl'J PASAL OEMI PASAL
- Pasal dan atau ayat yang diberi Penjelasan ss~agai
mana mestinya sebanyak 42 buah ,
- pasal dan atau ayat yang diberi Penjelasan "CU
kup jelas" sebanyak 143 buah.
Adapun RUD tentang Peradi1an Agama se1engkapnya, seperti
yang telah kami sampaikan kepada Saudara-saudara.
III. SUASANA PEMEAHASAN.
Saudara Ketua dan Sidang yang kami muliakan,
Sebelum mengakhiri laporan ini, kiranya kurang leng
kap kalau tidak digambarkan sua sana pembahasan RUU ten tang
Peradi1an Agama di pansu's, Panja, Timcil, Timmus, dan Tim Si~kronisasi, yang diwarnai dengan ~emangat perjuangan dahulu
,dan masih ingat dalam ingatan ki ta I begi tu memasyarakatnya la
gu " KOPRAL JONO ft. Kami tidak akan menyanyikannya, tetapi a
kan membuat transkrip dalam tutur kat a sebagai berikut :
KOP .Kooperatif.
Dengan mengutamakan kerjasama yang .baik antara Pim
pinan, Para Anggota, Pemerintah, dan Sekretariat ~an
sus, yang diliputi dengan semangat kebersamaan, kesa
tuan dan persatuan, penuh toleransi, tenggang rasa,
penuh kesungguhan dan tanggung jawab, sehingga pemba
hasan RUU tentang Peradi1an Agama dapat diselesaikan
dengan baik.
R Realistik.
Masalah-masa1ah yang ada hub~ngannya dengan pembahas
an RUU tentang Peradilan Aga~a ini, rnaka semua pihak
15
selalu ingat kepada sumber, dasar dan landasan kita
bersama yaitu Paneasila dan Undang-Undang Dasar 1945
sebagaimana mestinya, dan harus bisa dilaksanakan
sebagai sarana peneari keadilan untuk rakyat yang
beragama Islam ~i'bumi Nusantara ini.
A Asah-Asih-Asuh.
Merupakan suatu ungkapan kata yang mengandung makna
yang sansat dalam. Dalam pembahasan RUU tentang Per~
adilanAgama ini diskusi dilakukan seeara mendalam
pada setiap rapat, baik di Pansus, panja, Timeil,
Timmus, maupun Tim Sinkronisasi dengan penuh argu
mentasi dari masing-masing pihak yang kadang-kadang
menghangat. Akan tetapi selalu dilandasi dengan rasa
kasih sayang diantara para pihak,dan menjaga agar sua
sana rapat--'tetap berjalan dengan tenang dan lanear, se
hingga dapat menghasilkan kesepakatan maupun rumusan
yang baik.
L Lurus.
Dalam pembahasan ROU tentang Peradilan Agama ini, se
mua pihak berpikir dan bekerja lurus dalam satu tujuan
yang sarna yaitu produk undang-undang yang ~baik dan sem
purna, sehingga masing-masing pihak tidak terlalu me
nonjolkan kepentingan pribadi atau golongannya, akan
tetapi lurus dengan satu tujuan yaitu menghasilkan
RUU tentang Peradilan Agama yang baik bagi kehidupan . bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, berdasarkan Paneasila.
J Jujur.
Dalam rangka pembahasan RUU tentang Peradilan Agama
ini, semua pihak, baik Pimpinan, Anggota maupun Peme
rintahmengemukakan sesuatu dengan jujur, lurus hati,
tulus dan ikhlas, sehingga pembiearaan berjalan seeara
terbuka dan lancar.
o Olah.
Dalam membahas RUU tersebut,oleh Pansus bersama Peme
rintah diolah sedemikian rupa membahasnya, agar meng
hasilkan undang-undang yang baik dan sempurna dalam
pelaksanaannya nanti.
16
N Na1ar.
Dalam membahas RUU ini, setiap kesepakatan harus
didasari pertimbangan baik buruknya, akal budi, se
hingga dapat menghasilkankeputusan ataupun kesepa
katan yang didasarkan kepada nalar yang sehat.
o Optimise
Optimis adalah kunci bagi semua orang yang ingin
berhasil untuk mencapai sesuatu tujuanyang baik.
Oleh karena itu dengan bekal opt~mis, Pansus ber
usaha menyelesaikan tugas yang diemban dari Dewan
ini selesai tepat sesuai jadwal yang ditentukan.
Dan alhamdulillah, pada Sidang Yang ffulia hari ini
Pansus menyampaikan laporan hasil akhir kerja Pan
sus RUU ten tang Peradilan Agama dan Draft akhir RUU
tentang Peradilan Agama.
IV. K"E S IMP U LAN.
Dalarn RUU tehtang Peradilan Agama ini telah terakoITOdasikan secara proporsional dalam pengukuhan Peradilan Agama yang telah ada
dalam tatanan kehidupan rnasyarakat selama ini, antara lain:
1. Bahwa RUU tentang Peradilan A9ama telah menjarnin terwujudnya kesera9am~
an Susunan, Kekuasaan dan Hukum Acara Pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Agama yang selama ini masih plura
listik .dan diatur dalam peraturan perundangan yang ber
beda-bedaj
2. Baliwa RUO ten tang Peradilan Agama telah menjamin pula terwujudnya pengadilan yang mandiri dan sederajat dengan pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Ne
gara dan peradilan Militer;
3. Bahwa RUO tentEmg Peradilan Agama telah menegaskan subyek hukum dan kedudukan Peradilan Agama, sehingga tidak lagi terasa
adanya kesenjangan antara judul dengan subyek hukum yang
menjadi yustisiabelen Peradilan Agama, sebagaimana yang
tercantum dalam Pasal 1 butir 1 dan Pasal 2 RUU;
4. Bahwa RUU tentang Peradilan Agama telah memberikan kelelu~saqn,bagi pa
ra pencari keadilan yang beragama Islam untuk melakukan
pilihan hukum dalam menyelesaikan perkara ke~arisan, hi
bah dan wasiat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 49
ayat (1) huruf b dan didalam Penjelasan Umum RUU;
, 17
5. Bahwa R(JU tentang Peradilan As;ama telah rnenegaskan kesederajatan ke
dudukan/hak pihak istri dengan pihak suami, sebagairnana
yang diatur dalarn pasal-pasal yang rnengatur tentang pro
ses penyelesaian cerai talak, gugatan cerai, dan cerai
dengan alasan zina;
6. Bahwa ROO tentang Peradilan Agarna telah menj amin pengarnanan terhadap
kernungkinan penyusupan unsur bekas anggota organisasi
terlarang Partai Kornunis Indonesia, termasuk organisasi
rnassanya atau seseorang yang terlibat lang sung ataupun
tak langsung dalarn "G.30.S/PKI" atau organisasi terla
rang lainnya, baik bagi hakirn roaupun bagi pejabat,pera
dilan agama selain hakirn sebagairoana yang tercanturn da
lam Pasal 13 serta Penjelasan Pasal 27, 39 dan 45 RUU
serta pasal-pasal lain yang terkait.
v. P E NUT U P.
Saudara Ketua dan Sidang yang karoi muliakan,
Sudah lebih k?rang 4 (empat) bulan Pansus RUU tentang
Peradilan Agarna membahas RUU ten tang Peradilan Agama yang
ditugaskan dari Dewan yang mulia ini.
Selama proses pembahasan, baik dalam Rapat-rapat Pan
sus, panja, Timcil, Timmus maupun Tim Sinkronisasi dengan
Pemerintah, berlangsung dengan penuh kesungguhan, saling
pengertian yang senantiasa d~landasi pada unsur-unsur per
musyawaratan demokrasi Pancasila.
Pembahasan RUU tentang Per~dilan Agama telah selesai
dengan baik dan paripurna, sehingga pernbahasan seluruh ma
teri RUU tentang Peradilan Agama yang ditugaskan kepada
Pansus RUU tentang Peradilan Agama DPR-RI bersarna-sama de
ngan Pemerintah selesai sesuai jadwal yang diten~ukan, dan
hari ini disarnpaikan kepada Sidang Dewan yang'mulia ini.
Suatu pengalaman yang, sangat berharga bagi kami selaku
Pimpinan Pansus dan kita semua, bahwa selama pembahasan se
jak awal sarnpai disampaikannya di Sidang Paripurna DPR-RI
hari ini dalam rangka Pembicaraan Tingkat IV RUU tentang
Peradilan Agama, terasa sekali terjalin kerjasama yang ko
koh, sikaptoleransi, dedikasi, dan kesungguhan dari selu
ruh anggota Pansus.
Begitu pula V7akil Pemerintah dalam hal ini Yang Ter
horrnat Saudara Menteri Agarna beserta Staf yang selalu hadir
dan tekun serta sabar sarna-sarna membahas RUU tersebut,mernbe
rikan suasana sejuk, dengan senantiasa diliputi suasana ke
keluarg~~dan keakraban dalarn setiap tingkat pernbahasan,
,;
18
baik pad a pansus, Panja,Timcil, Timmus, maupun Tim Sin
kronisasi.
Marilah dengan keheningan, kita memanjatkan puji syu
kur Alhamdulillah kepada Allah Subhanahu Wata'ala yang
telah meridhoi kita semua, sehingga kita sekalian dengan
selamat yang kadang-kadang melalui saat-saat yang keras,
pada akhirnya semua tugas dapat kita selesaikan, karena
berbekal pada itikad kepentingan negara dan bangsa diatas
kepentingan pribadidan golongan masing-masing, dan dalam
perrnusyawaratan untuk mencapai mufakat, kita selalu berpi
jak pada sistem demokrasi Pancasila. Apa yang telah dilalui
itu semata-mata beritikad untuk sarna-sarna menghasilkan kar
ya yang terbaik bag i persembahan Dewan kepada Nusa ,'. Bang
sa, dan Negara.
Saudara Ketua dan Sidang yang kami muliakan,
Selarna .pembahasan RUU tentang Peradilan Agama oleh
Pansus, banyak kata-kata telah dirangkurn, dipadu kalimat
diucapkan, bersungguh~sungguh dalam pengkajian yang meng
asyikan bahkan melelahkan, disana-sini diselingi dengan
penuh humor, sehingga -mampu menjernihkan cuaca yang ber
awan, dan selalu dapa~ melahirkan jalan keluar penyelesai
an yang dengan dasar musyaw~rah dan rnufakat ~enca~i hasil
akhir yang terbaik.
Beraneka macam tutur kata, gerak dan nada tampil di
dalam setiap persidangan. .1Suara keras bukanlah marah, suara
halus -bukanlah merayu, banyak bertanya bukanlah menguji,
tetapi kesemuanya ini adalah merupakan keanekaragaman pemba
waan dalam persidangan, namun itu bertujuan satu, yaitu un- -
tuk menghasilkan suatu Undang-undang yang baik untuk diper
sernbahkan kepada nusa dan bangsa,'yang kita cintai ini.
Mernang, bagi setiap anggota Dewan, kalaulah berjalan
tak cukup selangkah, kalau berkata tak cukup sepatah, kare
Da pikiran t~ksekali datang dan ingatan tak sekali timbul,
untuk itu kepada semua pihak mohon pengertiannya, karena
semua ini dilakukan untuk melaksanakan amanat rakyat kepa
da wakil-wakilnya di lernbaga ini, didalam dernokrasi Panca
sila kita.
Walaupun demikian, 'tak akan ada hasil tanpa karya, le
bih besar karya lebih besar pula hasilnya. Narnun, tak akan
19
ada pula hujan tanpa guruh dan petir, keindahan laut tidak
akan ada tanpa gegap gempitanya ombak-omb~k yang besar,
tiada gading yang tidak retak, tiada mawar yang tidak ber
duri, tiada insan yang tidak bersifat alpa dan salah.
Oleh karena itu, sidang Dewan yang kami muliakan, apa
bila selama kita bergaul dan berkumpul untuk mengeluti
bersama permasalahan-permasalahan dalam Pansus ini, ada
hal-hal, tutur kata, selera bahasa maupun tingkah laku yang
tidak disengaja dan tidak berkenan dihati kita semuanya,ma
rilah kita saling memaafkan dan kita jernihkan kembali rasa
kekeluargaan dan kebersamaan kita, bagaikan matahari menya
pu bersih embunpagi.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampai
kan ucapan terima kasih yang sedalamrjalamnya kepada Anggota
Pimpinan dan anggota Pansus yang mewakili Fraksi-fraksi yang
telah bersama-sama menyelesaikan tugas kita ini.
Atas nama Pansus, kami menyampaikan ucapan terima kasih pu
la yang ·sedalam-dalamnya kepada Saudara Menteri Agama Eapak
H. Munawir Sadzali, MA beserta Staf yang telah dengan sabar
dan tekun bersama-sama menyelesaikan tugas kita bersama.
Ucapan terima kasi~ kami sampaikan pula kepada Pim
pinan DPR-RI yang selalu memberi arahan, pandangan dan bim
bingan kepada Pansus agar dapat menyelesaikan dengan seba-
ik-b~iknya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada selu
ruh lapisan masyarakat, cendekiawan, budayawan dan politisi
yang telah menyampaikan sumbang pikirnya demi kebaikan RUU
ini.
Rasa terima kasih kami sampaikan pula kepada Saudara
Sekretaris Jenderal DPR-RI beserta Staf yang telah membantu
kelancaran tugas Pansus.
Ucapan yang sarna kami sampaikan pula kepada para war
tawan d~ri semua mass media cetak, RRI dan TV-RI yang te
lah meliput. serta menyebarluaskan pembahasan dan hasil-ha
silkerja Pansus kepada masyarakat,se~ta menyerap aspirasi
masyarakat sebagai bahan masukan untuk Pansus.
Akhirnya, hasil maksimal daripada pansus ini, tidak
dapat terpisahkan daripada seluruh kegiat~n Sekretariat
Pansus, oleh karena itu khusus kepada Sekretaris Pansus
Saudara Dudung Kamaludin beserta Stat yang telah menunjukah
m"
20
dedikasi kerja yang tinggi dengan tidak rnengenal lelah
dan waktu, kesungguhan dan keuletannya dalarn rnenjalankan
tugasnya seh±ngga tnenunj ang kelancaran Pansus, pada kesern
patan yang berbahagia ini karni .rnenyarnpaikan ucapan teri
rna kasih yang sedalarn-dalarnnya, sernoga pengabdiannya rne
rupakan kebulatan karya Pansus.
Harapan karni, semoga Pernerintah segera dapat rnenge
luarkan peraturan pelaksanaan lebih lanjut setelah disah
kan dan diundangkannya RUU tentang Peradilan Agarna ini,
dengan tetap rnendengarkan suara Dewan, sehingga tidak ada
kesenjangan antara Undang-undang dengan pelaksanaannya.
Bersarna ini kami sampaikan hasil akhir dan Draft Akhir
RUU tentang Peradilan Agama yang telah selesai dibahas
oleh Pansus, untuk mohon persetujuannya dalarn Sidang Pari
purna Tingkat IV yang berbahagia ini, dan selanjutnya di
sarnpaikan kepada Iiapak Presiden untuk disahkan menjadi Un
dang-undang.
Dernikianlah laporan kami, dan atas kesabaran dan per
kenan Saudara Ketua dan Sidang yang mulia, kami ucapkan te
rima kasih.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih
dan Maha Pengarnpun, tetap rnenyertai kita sernua. ~~ien.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah,
Wassalarnu'alaikurn Warahmatullahi Wabarakatuh,
•
. ,,;..~
Jakarta, 14 ~esernber 1989~
PANITIA KHUSUS
RUU TENTANG PERADILAN AGAMA
K E T U A ,
H. BAr,lBANG SUTISNA I SH
ANGGOTA NO. 156
LAPORAN PANITIA KHUSUS
RUU TENTANG PERADILAN AGAMA DALAM RAPA'r PARIPURNA DPR-RI
PEMfS[CARAAN TINGKAT IV RUU TENTANG PERADILAN AGAMA
TANGGAL 14 DESEMEER 1989
Eismillahirrahrnanirrahim, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saudara Ketua Sidang yang mulia,
Saudara Menteri Agama beserta Staf yang kami hormati,
Saudara-saudara para Anggotadan Sidang Dewan yang kami
muliakan.
I. PENDAHULUAN.
Pertama-tama marilah kita panj~tkan puji syukur Alhamdulil
lah, kehadhirat Allah Subhanahu Wata'ala, karena atas rakhmat dan
ridhoNya kita dalam keadaan sehat wal'afiat pada hari ini dapat
hadir dan berkumpul pada Sidang Paripurna DPR-RI yang mulia ini,
dalam rangka pembicaraan tingkat IV/pengambilan keputusan RUU
tentang Peradilan Agama.
Atas nama seluruh Pimpinan dan Anggota Panitia Khusus (Pan
sus) RUU tentang Peradilan Agama, kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Saudara Ketua dan Sidang yang'mulia atas kesempatan
yang diberikan untuk melaporkan hasil akhir pembahasan RUU tentang
Peradilan Agama pada tingkat III yang lalu.
Saudara Ketua dan Sidang yang kami muliakan,
Pansus tentang Peradilan Agama dibentuk dan ditetapkan pada
Rapat Paripurna DPR-RI tanggal 24 Agustus 1989, dan dituangkan
dengan Surat Keputusan DPR-RI Nomor 2/DPR-RI/I/1989-l990, tanggal
24 Agustus 1989~ Anggota Pansus sebanyak 57 orang, yang terdiri
dari 39 orang Anggota Tetap dan 18 orang Anggota pengganti dengan
komposisi sebagai berikut·:
- Fraksi Karya Pembangunan 23 orang Anggo.ta Tetap, dan
9 orang Anggota Pengganti.
- Fraksi ABRI 8 orang Anggota Tetap, dan
4 orang Anggota Pengganti.
- Fraksi Persatuan Pembangunan 5 orang Anggota Tetap, dan
2 orang Anggota Pengganti.
- Fraksi Partai Dempkrasi 3 orang Anggota Tetap, dan
3 orang Anggota pengganti.
Pada rapat Pansus yang pertama tanggal 24 Agustus 1989 yang
dipimpin Wakil Ketua DPR-RI Koordinator Bidang Kesra Eapak DR. H ..
Jailani Naro, SH yang kemudian ditetapkan dalam Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI Nomor 2/Pimp/I/1989-l990, terpilih Pimpinan Pansus
ten tang Peradilan Agama yang terdiri dari:
- Ketua H. Bambang Sutisna, SH F.KP
- Wakil Ketua Ir. A. Moestahid Astari F.KP
- Wakil Ketua H. Suryo I'1ardj iyo ( F .. ABRI)
- Wakil Ketua Abubakar, SH H F.PP )
- Wakil Ketua Ir. H. Andjar Siswoyo F.PDI
2
Saudara Ketua dan Sidang yang mulia,
Dapat karoi kemukakan, bahwa selama rapat-rapat, baik pada
rapat panitia Khusus (Pansus), panitia Kerja (Panja) , Tim Ke
eil (Timeil) , Tim Perumus (Timmus), dan Tim Sinkronisasi de
ngan Pemerintah, kami semua"senantiasa memperoleh lindungan
dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami, Pimpin
an, Anggota dan Pemerintah serta Staf Sekretariat selalu ber
ada dalam keadaan sehat-walafiat, dan pembiearaan tingkat III
dapat berjalan dengan lancar dan tertib serta mampu menghasil
kan produk yang kita inginkan bersama, yaitu RUU tentang Per
adilan Agama.
Rumusan·dalam RUU tentang Peradilan Agama yang kami per
sembahkan, merupakan hasil mufakat bulat dalam permusyawarat
an yan~ berlangsung secara terbuka, jujur dan obyektif, deng
an memperhatikan pengalaman masa lalu, kondisi perkembangan
saat sekarang dan mengantisipasi perkembangan masa mendatang,
dengan dilandasi oleh kepentingan bersama yaitu kebijaksanaan
Pemerintah, aspirasi masyarakat dan Dewan yang mulia ini.
Saudara Ketua dan Sidang yang mulia,
Pada saat RUU tentang Peradilan Agama masuk ke DPR-RI,
khususnya pada saat pembicaraan tingkat III; kami bahkan ma
syarakat pada umurnnya diliputi oleh rasa kekhawatiran bahwa
pembahasan RUU tersebut akan alot, tersendat-sendat dan ti
dak akan selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Hal ini karni sadari, karena RUU tentang Peradilan Agamame
merlukan pembahasan yang cukup berat dan mendalam, karena bu
kan hanya rnaterinya y~ng cukup luas dan pelik, akan tetapi
RUU tersebut rnenyentuh sisi kehidupan dan keyakinan p"ribadi,
sehingga apabila penanganannya kurang arif dan bijaksana, ma
ka akan rnenyinggung suatu yang arnat peka dalam"kehidupan ma
syarakat dan terganggunya persatuan dan kesatuan bangsa.
Akan tetapi, setelah Pansus RUU tentangPeradilan Agama
bersama-sama dengan Pemerintah membahasnya, maka kekhawatir
an ini berangsur-angsur berkurang, timbul rasa optimis, dan
akhirnya kenyataa~ membuktikan bahwa pembahasannya dapat ki
ta selesaikan pada waktu dan jadwal yang kita" putuskan ber
sarna.
Keberhasilan kita bersama ini, tiada lain karena sema
ngat dan keinginan bersarna diantara Dewan dan Pemerintah,
3
faktor-fakto~ pendorong kel~ncaran pembahasannya antara la
in
1. Kekompakan dan konsistensi sikap dan langkah pimpinan
PansuS yang sejak awal telah bertekad untuk mensukseskan
pembahasan RUU di atas dasar kepentingan nasional, sehing
ga dapat turut memberikan arahan kepada anggota Pansus
dari Fraksinya masing-rnasing. Oleh karena itu, melalui
sidang yang mulia ini, kami sarnpaikan terima kasih kepa
da Saudara-saudara Wakil Ketua yang telah turut memper
lancar pembahasan tingkat III tersebut.
2. Sikap Saudara Menteri Agama beserta Staf dan Staf Ahli
yang bersikap selalu demokratis, terbuka, jujur dan ako
modatif yang terarah secara p6sitif serta cepat tanggap
atas aspirasi dari Fraksi-fraksi, sehingga mernpercepat
dan rnemperlancar dalam membuat suatu rumusan dan pernba
hasan RUU tentang Peradilan Agama. Oleh karena itu atas
nama Pimpinan dan Anggota-anggota, kami sampaikan hor
mat dan terima kasih.
3. Para Juru Bicara Fraksi-fraksi dalarn mengernukakan penda
patnya masing-masing sarna sekali tidak mencerminkan per
juangan kepentingan pribadi atau golongan fraksinya,akan
tetapi dengan keterbu~aan pikiran adu argumentasi seca
ra sehat untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
atas dasar kebenaran dan tidak berdasarkanmenang-rnenang
an dan juga tidak berdasarkan senang atau tidak senang.
Atas nama Pimpinan Pansus karni menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada FKP. FABRI, FPP, dan FPDI yang
telah rnenunjukkan sikap yang seperti tersebut di atas.
Mudah-mudahan kondisi, sikap dan dorongan-dorongan ter
sebut diatas' dapat diturnbuh kembangkan baik diantara Fraksi-
~fr.aksi,Pimpinan dan Anggota-anggota serta dengan pihak ekse
kutif yang sarna-sama mengemban tugas dari rakyat, bangsa'dan
negara dalam rangka pengamalan bemokrasi Pancasila.
II. KRONOLOGIS PEMEAHASAN.
Untuk mengetahui secara garis besar kronologis pernba
hasan RUU tentang Peradilan Agarna, dapat karni laporkan se
bagai berikut :
4
1. Raneangan Undang-undang tentang Peradi1an Agama yang
terdiri dari 7 Babdan 108 Pasa1, disampaikan oleh
~emerintah kepada Pimpinan DPR-RI dengan Amanat Pre
siden Nomor R.06/PU/XII/1988 tangga1 3 Desember1988.
2. Sesuai dengan Ketentuan Pasa1 131 ayat (1) Peraturan
Tata Tertib DPR-RI, masuknya RUU tersebut te1ah di
beritahukan kepada Anggota Dewan da1am Rapat paripur
na DPR-RI tangga1 17 Desember 1988.
3. Pembiearaan Tingkat I/Keterangan Pemerintah atas RUU
tentang Peradilan Agama disampaikan da1am Rapat Pari
purna DPR-RI tangga1 28 Januari 1989.
4. Pembieara"an Tingkat II/Pemandangan Umum Fraksi-fraksi
disampaikan da1am Rapat Paripurna DPR-Rltanggal 12
Juni 1989.
5. Pembiearaan Tingkat II/Jawaban Pemerintah Atas Peman
dangan Umum Fraksi-fraksi disampaikan da1am Rapat Pa
ripurna DPR-RI tanggal 19 Juni 1989.
6. Da1am Rapat Paripurna DPR-RI tanggal- 24 Agustus 1989,
dibentuk1ah PANSUS RUU tentang Peradi1an Agama yang
beranggotakan 57 orang, terdiri dari 39 orang Anggota
Tetap dan 18 orang Anggotapengganti.
7. Dalam Rapat Pansus RUU tentang Peradilan Agama tanggal
24 Agustus 19.89 yang dipimpin olef! vlaki1 Ketua DPR-RI/
Koordinator EidangKesra Eapak DR. H. Jailani Naro,SH,
telah terpilih Pimpinan PANSUS seperti yang te1ah ka
mi sebutkan di atas.
8. Pembahasan RUU tersebut dilakukan oleh PANSUS melalui
Rapat-rapat Kerja PANSUS, Rapat-rapat'panja, Rapat-ra-
pat Timei1, Rapat-rap~t Timus dan Rapat-rapat Tim Sin
kronisasi serta lobby-lobby.
9. Dengan memperhatikan.jadwa1 aeara DPR-RI yang telah
ditetapkan oleh Eadan Musyawarah, yang antara lain me
nentukan Rapat Paripurna DPR-RI Pembiearaan Tingkat
IV/Pengambilan Keputusan atas RUU tentang Per~dilan
Agama akan dilakukan pada tanggal 14 Desember 1989,
maka Pimpinan PANSUS dalam rapatnya tanggal 25 Agus
tus 1989 menyusun Program Kerja/Raneangan Jadwal Aea
ra Rapat-rapat PANSUS, dimana pada tangga1 28 Agustus
1989 Raneangan Program Kerja/Jadwa1 Aeara tersebut
5
dibawa ke rapat konsultasi Pimpinan PANSUS dengan Pe
merintah.
Program Kerja/Rancangan Jadwal Acara tersebut disahkan
pada Rapat Kerja Pansus dengan Pemerintah tanggal 29
Agustus 1989 sebagai Program Kerja/Jadwal Acara Rapat
rapat PANSUS RUU tentang Peradilan Agama mu1ai tanggal
24 Agustus 1989 sampai dengan tanggal 14 Desember 1989.
Dari waktu yang disediakan tersebut, digunakan oleh
Pansus RUU tentang Peradilan Agama denganrapat-rapat
sebagai berikut:
a. Rapat
b. Rapat
c. Rapat
d. Rapat
e. Rapat
rintah
f. Rapat
Kerja Pansus dengan Pemerintah:
panja dengan Pemerintah
Timci.l dengan Pemerintah
Timmus dengan Pemerintah
Tim Sinkronisasi dengan Peme-
Fraksi-fraksi
11 kali.
10 kali.
5 kali.
5 ka1i.
4 kali.
41 kali~
Disamping itu, .juga diselingi digunakan oleh Rapat-ra
pat Pimpinan Pansus, tugas Sekretariat, dan reses Masa
Persidangan ke-I Tahun Sidang 1989-1990 mulai tanggal
16 Oktober sampai dengan tanggal 4 Nopember 1989.
10. Setelah rnelalui pembahasan pada Rapat-rapat Fraksi,Ra
pat-rapat Pansus, Rapat-rapat Panja, Rapat-rapat Timcil,
Rapat-rapat Timmus dan Rapat-rapat Tim Sinkronisasi ber
sarna dengan Pemerintah yang memakan waktu 76 hari ker
ja, maka pada Rapat Kerja Pansus bersama Pemerintah
tanggal 6 Desember 1989, Draft Akhir RUU tentang Per
adilan Agama tersebuttelah disampaikan dan disetujui
sebagai Draft Akhir RUU tentang Per~dilan Agama hasil
kerja Pansus untuk disampaikan dan disetujui pada Pem
bicaraan Tingkat IV Pengambilan Keputusan atas RUU ten
tang Peradilan Agama dalam Sidang Paripurna DPR-RI yang
mu1ia hari ini, dan selanjutnya disampaikan kepada Pe
merintah untuk disahkan menjadi Undang-undang tentang
Peradilan Agarna.
Saudara Ketua dan Sidang yang mulia,
Setelah rnenyarnpaikan secara kronologis pem,bahasan RUU
tentang Peradilan Agarna, karni akan sampaikan laporan secara
singkat jalannya pernbahasan RUD tentang Peradilan Agama da-
6
lam pansus antara lain sebagai berikut:
1. Pertama~tama diberikan kesempatan kepada Fraksi-fraksi
untuk menyusun Daftar Inventarisasi Masa1ah (DIM). Da
ri DIM tersebut terdapat 166 masalah, dengan perineian
sebagai berikut: FKP = 43 masalah, F.ABRI = 32 masalah,
FPP = 47 masalah, dan FPDI = 44 masalah.
2. Selanjutnya semua masalah tersebut dibahas dalam Rapat
Kerja Pansus dengan Pemerintah selama 7 hari berturut
turut mulai tanggal 25 sampai dengan 2'8 September 1989
dan tanggal 2 sampai dengan 4 Oktober 1989.
Pembahasan dalam Pansus tersebut dilakukan seeara menda
lam dengan penuh semangat kekeluargaan, kebersamaan de
ngan dilandasi tekad ,bersama seeara musyawarah untuk men
eapai mufakat dengan kadang-kadang dise1ingi lobby-lobby,
sehingga pembahasan dapat berjalan seeara efektif dan
produktif.
Selama pembahasan dalam Pansus tersebut, telah disepa
kati butir masa1ah atau materi baik berupa pasal, ayat,
butir maupun judul sebagai berikut: 166 buah disetujui;
40 butir mas~lah/materi diserahkan kepada panja; Judul,
Konsideran "Menimbang" dan "Mengingat" serta Penjelasan
Umum diserahkan kepada Timeil; dan 23 butir masalah/ma
teri diserahkan kepada TiR~US.
Pada tangga1 4 Oktober 1989' dalam Rapat Kerja Pansus de
ngan Pemerintah, maka dibentuklah Panja, Timeil dan Tim
mus derigan mandat penuh untuk membahas hasil kerja Pan
sus yang diserahkan kepadanya.
Adapun susunan Anggota Panja, Timeil, dan Timmus adalah
sebagai berikut:
a. Panja.
1) Pimpinan Pansus sebagai Pimpinan panja.
2) Anggota dari Fraksi-fraksi: - F.KP 14 orang
- F.ABRI 5 orang
- F.PP 3 orang
- F.PDI 2 orang.
3) Waki1 Pemerintah.
b. Timeil.
1) K e t u a Abubakar, SH (F.PP)
2) Anggota dari Fraksi-fraksi: - F.KP
- F.ABRI
6 orang
2 orang
7
3) Wakil Pernerintah.
c. Tirrunus.
1) K e t ua
2) Anggota dari Fraksi-fraksi
3) Wakil Pernerintah.
- F.PP
- F.PDI
1 orang
1 orang.
H. Barnbang Sutisna,SH ;;(F.KP).
- F.KP 9 orang
- F.ABRI 4 orang
- F.PP
- F.PDI
2 orang
2 orang.
3. Kernudian Panja rnerigadakan Rapat dengan Pernerintah untuk rnern
bahas 40 butir rnasalah/rnateri yang telah disepakati Pansus
diserahkan kepada Panja.
Waktu yang disediakan untuk Panja sebanyak 17 hari, yaitu
15 hari untuk rnembahas 40 butir masalah/materi yang dise
rahkan dari Pansusi 1 hari untuk menerima laporan Timcil
dan Timmus serta pernbentukan Tim Sinkronisasii dan 1 hari
untukmenerima laporan Tim Sinkronisasi dan pengesahan ha-.
sil kerja Tim Sinkronisasi sebagai Draft Akhir RUU tentang
Peradi1an Agarna yang akan disarnpaikan kepada Pansus RUU
tentang Peradilan Agarna dan pr'oses pembahasan se1anjutnya
(Pernbicaraan Tingkat IV).
Pembahasan 40 butir masalah/materi yang diserahkan Pansus
kepada Panja, di1aks~nakan berturut-turut butir demi butir
secara menda1am dengan penuh semangat kekelu.argaan, keber
sarnaan dengan di1andasi tekad bersama untuk menyelesaikan,
dengan sikap saling memberi dan menerima dengan kadang-ka
dang diselingi lobby-lobby untuk pendekatan yang 1ebih men
dalam daripada materi-materi yang dibahas.
Semli1a untuk peTI]bahasan materi tersebut di atas, Panja disediakan wak-'
tu ~u1ai tangga1 9 Oktober 1989 sampai dengan tangga1 ter
akhir 23 Nopember 1989 (15 hari). Akan tetapi berkat do
rongan dan keinginan bersama untuk menye1esaikan dengan di-
1andasi musyawarah untuk mencapai mufakat yang tinggi, maka
akhirnya dapat dicapai kesepakatan-kesepakatan dan disele
saikan dari se1uruh materi yang ditugaskan pansus kepada
Panja pada tangga1 13 Nopember 1989, berarti ada percepat
an waktu sebanyak 7 hari.
8
Hasil pembahasan Panja tersebut telah disampaikan pada
Rapat Ke~ja Pansus dengan Pemerintah tanggal 14 Nopem
ber 1989. pada kesempatan Rapat Kerja Pansus tersebut,
sekaligus dilaporkan pula mengenai masih eukup waktu
yang tersisa bagi Panja, maka diminta persetujuan Pan
sus untuk dapatnya "Konsideran Mengingat" yang menyang
kut Pasal 27 dan 29 Undang-Undang Dasar 1945 yang telah
diserahkan kepada Timei1, dibahas oleh Panja, dimana pa
da rapat tersebut Panstis dapat menyetujuinya.
pada tangga1 15 Nopember 1989, Panja membahas Konsideran
"Mengingat" yang menyangkut Pasa1 27 dan 29 Undang-Un
dang Dasar 1945, dimana sete1ah diadakan pembahasan, di
sepakati tetap seperti RUU.
4. Se1anjutnya Timei1 mengadakan rapat-rapat bersama Peme
rintah. Sesuai dengan tugas yang diserahkan dari Pansus,
Timei1 membahas Judu1, Konsideran "Menimbang" dan "meng
ingat" dan Penje1asan Umum.
Karena ada pereepatan waktu se1esainya pembahasan di Pan
ja, maka Rapat-rapat Timei1 pun diajukan waktunya, yang
sedianya mu1ai tangga1 27 sampai dengan tangga1 30 Nopem
ber 1989 dan tangga1 4 Desember 1989, menjadi mu1ai tang
gal 20 sampai dengan tangga1 23 Nopember 1989 dan tangga1
27 Nopember 1989. Da1am Timei1 pun pembahasan di1akukan
seeara menda1am daripada materi yang diserahkan Pansus,
dan hasil kerja Timeil tersebut telah di1aporkan dan di
terima oleh Panja pada rapatnya tanggal 28 Nopember 1989.
5 Of Bersamaan dengan waktu Rapat-rapat Timeil, Timmus pun mengadakan Rapat-rapatnya. Karena ada pereepatan waktu
selesainya pembahasan di panja, maka Rapat-rapat Timmus
pun diajukan waktunya, sedianya mulai tangga1 27 sampai
dengan tanggal 30 Nopember 1989 dan tangga1 4 Desember
1989, diajukan menjadi mu1ai tanggal 20 sampai dengan
tanggal 23 Nopember 1989 dan tanggal 27 Nopember 1989.
Timmus diserahi tugas untuk membahas butir masa1ah/mate
ri yang dilimpahkan dari hasil kerja Pansus dan panja
yang diserahkan kepada Timmus, yang pada saat itu seba
nyak 23 butir masalah/materi, akan tetapi kemudian da1am
Rapat-rapqt Timmus berkembang menjadi 38 butir.
Oleh Timmus, materi dibahas butir demi butir seeara men-
9
dalam dengan adu argumentasi antara para anggota, pimpin
an, maupun Pemeriritah, dengan kadang-kadang diselingi lob
by-lobby, tetapi akhirnya dengan musyawarah untuk mencapai
mufakat, Timmus dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Hasil Kerja Timmus tersebut telah dilaporkan dan diterima
pada R~pat panja tanggal 28 Nopember1989.
6. pala Rapa t panja dengan Pemerintah tanggal 28 Nopember 1989,
dibentuklah Tim Sinkronisasi yang 1.terdiri dari:
a. Pimpinan panja sebagai Pimpinan Ex-Officio
b. Anggota dari Fraksi-fraksi:
1) F.KP - Prof. H.Z. Ansori Ahmad, SH
- H.N. Ni'mat Rahmatullah
- H. Andi Mattalata,SH/Drs.H.Harun Rasyidi
- H. Syamsul Ma'arif, ~.
2) F.ABRI - D. P.; Boenardi, SH
- R.M. Purba.
3) F.PP - Sukardi Effendi, SH
- H. Koensholehoedin
4) F.PDI - Djupri, SH
- Budi Hardjono, SH.
c. Wakil Pernerintah.
Sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Panja, tugas "Tim
Sinkronisasi adalah rnensinkronkan hasil-hasil kerja Tim
eil dan Tirnrnus, seperti antara lain sebagai berikut:
a. Penyesuaian antara Konsideran,Dikturn Pasal, Penjelasan
Urnum, dan Penjelasan Pasal-pasal.
b. Penyernpurnaan tanda baca, huruf-huruf besar dan kecil,
serta tata cara penulisan.
c. Penyeragaman istilah kata-kata yang dipakai dalam suatu
kalima t.
d. Penulisan istilah-istilah hukum dan perundang-undangano
Disamping masalah-masalahtersebut di atas, membahas juga
masalah-rnasalah yang pada RapatPanja tanggal 28 Nopember
1989 diserahkan kepada Tim Sinkronisasi Hntuk dibahas.