syarifudin, metode penelitian dakom
TRANSCRIPT
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 1
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 2
METODE PENELITIAN
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Oleh: Syarifudin
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 3
Syarifudin, M.Sos.I METODE PENELITIAN: Dakwah dan Komunikasi @ Edisi Pertama, Cetakan Ke-II Kencana, 2011 009 Hak Penerbitan Pada wad@akomsmart Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dengan cara apapun termasuk dengan cara fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit
Cover : Dinograf Percetakan : wadakomsmart offset Lay-out : Khuzainil Perpustakaan Nasional : Katolog dalam tahun terbitan (KDT) Syarifudin, M.Sos.I METODE PENELITIAN:Dakwah dan Komunikasi Ambon: www.hhttp; wadakomsmart Ed. I Cet. I; 148 halaman: 21.5X15.5 cm ISBN: 1973-0617-062-0 Cetakan ke I; 17 Juni 2011 wadakomsmart Ambon-Indonesia
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 4
Kata Pengantar
Berkat iradah dan karunia-Nya Allah swt sehingga
mendapatkan sebuah perbendaharaan yang paling indah dalam
metode penelitian dakwah dan komunikasi. Ilmu ini sifatnya
ringan dibawa, dan bersinar jikala sepi serta membantu jika
susah, ia adalah ilmu. Buku ini termasuk serpihan dari jutaan
kajian ilmu sehingga memilih salah satu bidang kajian yakni
metode penelitian dakwah dan komunikasi kontemporer sebagai
bahan pelengkap bacaan bagi praktisi dan ilmuan dakwah dan
komunikasi.
Penulis harus jujur bahwa karya ini bukan murni pemikiran
dari penulis sendiri tetapi, karya banyak orang. Kerena tidak ada
karya seseorang yang tak lepas dari bantuan pemikiran orang
lain. Penulis dibantu oleh berbagai pandangan dan karya penulis
sebelumnya terutama pemikiran Ali Mahfuz} pendiri ilmu
dakwah di Mesir, Muhammad Ali Aziz(ilmuan dakwah, Sugiono,
Sutrisno Hadi, Buku Panduan karya Ilmiah UIN Makassar tahun
2009, Mustarin Singke, Deddy Mulyana, Jalaluddin Rahmat,
Stephen Littlejhon(ahli komunikasi), Bogdan, Denis McQuwail,
Lexy Moleong, Burhan Bungin, Sapian Faisal, Robert K.Yin.
Inovasi dan inspirasi dari berbagai literatur inilah yang penulis
kemas menjadi metode penelitian dakwah dan komunikasi yang
selama ini masih langkah dibahas secara spesifik oleh ilmuan
dakwah dan komunikasi.
Metode penelitian dakwah dan komunikasi dalam sarat
dengan perspektif, paradigma, citarasa dan metode penelitian
sosial yang dapat memudahkan mengungkap problematika
Dakwah dan Komunikasi dan kajian sosial lainnya. Buku ini
lahir dari kelangkahan buku rujukan metode penelitian dakwah
dan komunikasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 5
Buku ini sulit hadir didepan anda tanda bantuan para Dosen
yang ahli dibidangnya sehingga kami minta keikhlasan ilmunya
sebagai guru, serta ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Firdaus Muhammad, M.A dan Dr. Amar Ahmad,
M.A (Dosen Komunikasi Islam).
2. Dr. Nurhidayat Muh. Said, M.A dan Dr. Suf Kasman,
M.A (Jurnalistik Dakwah).
3. Dr. Arfah Siddiq, M.A dan Dr. Nurhidayat Muh. Said,
M.A (Media Dakwah Kontemporer).
4. Kepada Ibunda tercinta yang selalu mendoakan saya
serta Istri dan anakku Khuzainil Ardiansyah, Abdul
Raihan, dan Andi Wahyuni Ardani yang lucu sebagai
inspirator dalam kesulitan moga dibalas dengan
karuniah yang lebih besar lagi.
Dengan demikian, hanya kepada Allah swt kami mengharap
bimbingan, hidayah, intuisi dan penalaran yang tajam sehingga
panca indra kami dapat merekam pesan-pesan Allah yang
sifatnya tampak maupun yang tidak tampak. Akhirnya hidupku,
matiku dan seluruh perbuatanku aku pasrahkan kehadirat Allah
swt sebagai penguasa alam semesta, dan hanya Allah yang Maha
mengetahui dan Maha bijaksana melalui contoh dari Sunnah
Rasullullah saw.
Penulis
Syarifudin
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 6
Kata Pengantar .................................................................. iii-iv
Daftar isi .............................................................................. v-vi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latarbelakang ..................................................... 1
B. Identifikasi Permasalahan ................................... 3
BAB 2 LANDASAN FILOSOFIS
A. Ilmu Dakwah dan Komunikasi .......................... 6
B. Pengertian penelitian .......................................... 6
C. Landasan Normatif. ............................................ 6
D. Manusia dan masalahnya .................................... 8
E. Kajian Filosofis ................................................. 20
1. Ontologi ....................................................... 24
2. Epistemologi ................................................ 28
3. Aksiologi ...................................................... 39
F. Berpikir reflektif ............................................... 40
G. Penelitian Natural/Kualitatif ............................ 47
BAB 3 TEORI DAKWAH DAN KOMUNIKASI
A. Pengertian ......................................................... 50
B. Ruang lingkup Kajian Teori ............................. 52
C. Kajian Teori ...................................................... 54
1. Dakwah ........................................................ 54
2. Komunikasi .................................................. 56
D. Jenis Karya Tulis Ilmiah ................................... 59
E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah ............................... 62
BAB 4 METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................. 65
B. Teknik mengungkap pakta (eksplanasi) ........... 74
C. Proses Pengambilan Data ................................ 78
D. Skala Pengukuran Istrumen. ............................. 81
E. Teknik Analisa Data. ........................................ 85
1. Teknik Analisis Data kuantitatif ............... 85
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 7
2. Teknik Analisis Data kualitatif .................. 87
BAB 5 MODEL ANALISIS DAN PENDEKATAN
A. Pengertian ......................................................... 89
B. Analisis teks dan bahasa ................................... 89
1. Konten Analisis (analisis isi) ....................... 91
2. Analisis Bingkai (Framing analysis) ........... 92
3. Analisis Semiotik......................................... 93
4. Analisis Hermeneutika ................................ 96
C. Analisis tema-tema budaya............................... 96
1. Analisis kinerja dan individual .................... 97
2. Analisis Focus Group Discussion (FGD) .... 98
3. Analisis Studi Kasus .................................... 98
4. Analisis teknik biografi ............................. 100
5. Analisis SWOT .......................................... 100
6. Analisis dokumenter ................................. 103
7. Analisis Digital forensip ............................ 104
BAB 6 PETA DAKWAH DAN KOMUNIKASI
A. Pengertian ....................................................... 105
B. Ruang lingkup penelitian ................................ 109
C. Peta Dakwah dan Komunikasi ........................ 111
D. Sinopsis Penelitian Kualitatif ........................ 113
BAB 7 TEKNIK PENULISAN
A. Teks (Bagian Tubuh Tulisan) ......................... 128
B. Kutipan dalam Teks ........................................ 131
C. Pustaka ............................................................ 151
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Metode penelitian ini lahir akibat dari kemajuan kemampuan
cara berpikir manusia untuk memperbaiki, memudahkan, dan
menyelesaikan permasalahan akademik. Cara mengungkap fakta
tersebut berdasarkan pengamatan melalui realitas (data-data)
yang didapatkan melalui ketajaman dan kecerdasan indrawi
menelaah realitas sosial.
Ketajaman analisis sebuah masalah dan keluasan kegunaan
sebuah penelitian akan melahirkan perbedaan antara strata kajian
S1, S2 dan S3. Oleh karena itu calon peneliti perlu memilih,
memilah, dan menetapkan masalah yang dianggap dapat dikaji
berdasarkan fakta dan referensi yang dapat mendukung temuan
anda. Penelitian yang bermutu tinggi akan tetap menjadi rujukan
calon peneliti dan akan tetap bertahan sepanjang masa. Hasil
penelitian itulah yang akan menjadi amal jariah secara on line,
sebagaimana James Watt menemukan energy listrik sampai
sekarang ini tetap digunakan untuk kemaslahatan umat manusia
moderen dewasa ini.
Seni mendapatkan informasi dan memproduksi informasi
dalam penelitian dakwah dan komunikasi termasuk seni
dokumentasi data dari hasil temuan peneliti. Data yang valid
adalah data yang diperoleh bedasarkan kaidah-kaidah ilmiah
yakni metode pengumpulan data dan analisis serta dilandasi oleh
motivasi (niat) yang jujur dan objektif untuk kemaslahatan
umat manusia.
Kejujuran peneliti dan objetifitas pengambilan data baik
pustaka dan data lapangan dibutuhkan kredibilitas peneliti
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 9
sendiri. Karena hal ini berhubungan dengan keabsahan data yang
akan dijadikan sebagai pendapat atau hujjah dalam melakukan
dakwah dan komunikasi. Dengan demikian kejujuran peneliti
yang professional harus dilandasi oleh sifat:
1. Siddiq (dapat dipercaya),
2. Amanah (bertanggungjawab)
3. Fat}anah (cerdas), dan
4. Qana’ah (pasra dan puas pada ketentuan Allah).
Keempat kriteria sifat yang harus dimiliki oleh seorang
peneliti. Sifat ini akan berhubungan dengan validitasi data yang
sesuai kriteria ilmiah seperti:
1. Data dapat dipertanggungjawabkan.
2. Memiliki sistematika dan mekanisme yang dapat diikuti
oleh orang lain.
3. Kebenaran data bersifat universal
4. Tidak bertentangan dengan akal/Rasio
5. Dapat diferifikasi
6. Dapat dicernah oleh indra
7. Tidak bertentangan dengan Agama
Metodologi penelitian dakwah dan komunikasi termasuk
mekanisme dan cara menghimpun data sama dengan metode
penelitian pada umumnya yakni mengumpulkan data,
menganalisis data dan mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang
valid jika didukung oleh data yang lengkap dan memiliki
kualitas data yang kredibel. Kredibilitas data yang valid jika
harus didukung oleh teori ilmu pengetahuan Ontologi (ilmu
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 10
tentang wujud/yang ada), Epistemologi (ilmu tentang cara
menyusun Ilmu), dan Aksiologi (nilai etika dan estetika ilmu).
Metode penelitian dakwah dan komunikasi terus mengalami
perkembangan sesuai dengan ledakan jumlah penduduk, dan
perkembangan teknologi canggih sebagai instrumen kemajuan
ilmiah. Fummel (1958) menegaskan bahwa kajian akademik
terus mengalami kemajuan cara menyelesaikan permasalahan
berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
Kajian akademik khususnya metode penelitian dakwah dan
komunikasi sampai saat ini masih mendapat problematika yang
cukup signifikan. Kajian ilmu tidak terbatas ia berjalan terus
sesuai perkembangan manusia dalam mencari kebenaran baik
kebenaran positifistik, kebenaran relatifitas dan kebenaran
Mutlak yaitu Allah swt. Akhir dari ilmu adalah membentuk
prilaku manusia menjadi insan, dan akhlaqul qarimah dalam
menyebarluaskan ilmu untuk mencapai rahmat bagi alam
semesta.
B. Identifikasi Permasalahan
Metode dakwah dan komunikasi jika melihat hasil penelitin
yang ada masih jauh dari apa yang diharapkan banyak
problematika ilmu dakwah dan komunikasi yang sampai
sekarang ini belum banyak disentuh oleh para praktisi dan
ilmuan dakwah dan komunikasi khususnya penyebaran informasi
kepada lapisan-lapisan masyarakat.
Dengan demikian perlu di indentifikasi problematika tersebut
untuk menelaah, menyelidiki dan memahami bagaimana metode
penelitian yang kredibel berdasarkan pada teori ilmu
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 11
pengetahuan yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi sebagai
instrument ferfikasi metode penelitian dakwah dan komunikasi.
Metode penelitian dakwah dan komunikasi sampai saat ini
jika belum maksimal memberikan kontribusi signifikan akibat
permasalahan sebagai berikut:
1. Pemerintah belum menjadi hasil kajian ilmiah sebagai
informasi yang penting dalam membuat kebijakan.
2. Banyak hasil penelitian yang tidak layak menjadi penentu
kebijakan. Peneliti dalam melakukan penelitian kurang
mempertimbangkan azas manfaat, baik manfaat
akademik maupun manfaat praktis.
3. Mekanisme pengambilan data cenderung belum maksimal
memenuhi kaidah-kaidah penelitian sehingga peneliti
kerap kali mengambil jalan pintas sehingga hasil
penelitiannya kurang kredibel.
4. Peneliti belum menjadi sebuah instrument Pemerintah
untuk membuat kebijakan yang strategis tetapi lebih pada
kepentingan pribadi.
5. Jasa peneliti belum dihargai oleh Pemerintah sesuai
profesionalisme dalam mengungkap probelmatika.
6. Peneliti di bidang akademik cenderung mulai sifat instan,
yang penting cepat selesai sehingga melakukan hal-hal
yang kerap kali bertentangan dengan kaidah metodologi
penelitian.
7. Kurangnya panduan peneliti dalam bidang Dakwah dan
komunikasi. Rumpun ilmuan dakwah dan komunikasi
khususnya di Kementrian agama kurang memiliki para
ahli sehingga perkembangannya kurang signifikan.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 12
Dari identifikasi permasalahan tersebut, maka perlu buku
panduan peneliti khusus bagi konsentrasi dakwah dan
komunikasi untuk memudahkan para ilmuan dan praktisi dakwah
dan komunikasi dapat maksimal melakukan penelitian yang
dapat memberikan kontribusi serta solusi berupa rekomendasi
dan kebijakan strategis pada kementrian agama dan instansi lain
yang terkait sehingga, terjadi perubahan sosial yang lebih baik di
Indonesia.
Perubahan sosial dapat terjadi jika ada temuan seperti contoh
penemuan media teknologi komunikasi telah terbukti telah
melakukan perubahan sosial yang sangat cepat terhadap
masyarakat dunia. Temuan ini, termasuk penemuan yang
spektakuler dari hasil analisis dan pendekatan ilmiah yang
mendalam.
Selain analisis dan pendekatan metode penelitian dakwah dan
komunikasi yang tidak kalah penting menurut Mustarin Singke
adalah tulisan itu harus runtut adalah dan memiliki satu kesatuan
yang tak terpisahkan sebagai contoh:
1. Pemilihan masalah harus jeli melihat hubungan dan
batasan masalah tersebut.
2. Relevansi antara Masalah dengan judul.
3. Relevansi antara judul bab dengan sub masalah.
4. Relevansi antara Bab dengan Bab.
5. Hubungan submasalah dengan tujuan, saran dan
rekomendasi.
6. Hubungan kesimpulan dan sub-sub masalah
7. Relevansi antara kesimpulan, masalah dan abstrak.
Inilah yang akan menjadi perhatian serius dalam buku
metodologi penelitian dakwah dan komunikasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 13
BAB 2
LANDASAN FILOSOFIS
A. Pengertian penelitian
Metode penelitian dalam bahasa inggris disebut sebagai
science research method metodologi berasal dari kata
metodologi maknanya ilmu yang menyelidiki, menelaah, cara
pencarian, penyusunan, pengejaran, atau penelitian. Research
artinya melakukan pencarian. Berarti metodologi penelitian
adalah seperangkat ilmu pengetahuan tentang langkah-langkah,
sistematis logis, tentang mekanisme pencarian data yang
berkenan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis
kemudian diambil kesimpulan dan rekomendasi demi
kemaslahatan umat manusia.
B. Landasan Normatif.
Penelitian yang baik perlu memiliki landasan kebenaran
korenspodensi, koherensi, pragmatis, khusuli dan khuduri. Sejak
awal prinsip ini perlu dibangun untuk menentukan instrument
(alat ukur kebenaran) dalam melihat problematika berdasarkan
Al-Quran dan Sunnah. Bagi kaum positifisme kebenaran empiris
yang menjadi alat ukur, tetapi untuk rumpun ilmu dakwah dan
komunikasi Islam melakukan kolaborasi antara khusuli dan
hudhuri dengan aliran empirisme, positifisme, dan idealisme.
Metode penelitian yang telah dianalisis perlu memperhatikan
nilai-nilai etika dan estetika keilmuan sehingga dapat
dikategorikan sebagai ilmu. Pemberlakuan unsur-unsur tersebut
biasanya ditetapkan secara khusus untuk konteks lingkungan
akademik yang tertentu. Walaupun begitu, secara umum, unsur-
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 14
unsur di bawah ini dipandang berlaku umum dalam setiap
penulisan karya tulis ilmiah.
1. Memelihara kejujuran, ini berarti tulisan yang disajikan
bukan merupakan milik orang lain. Penulis karya tulis
ilmiah harus secara jujur membedakan antara pendapatnya
dan pendapat orang lain yang dikutip. Pengutipan
pernyataan dari orang lain harus diberi kredit, pengakuan
atau penghargaan dengan cara menyebutkan sumbernya.
2. Menunjukkan sikap rendah hati (tawa>d}u‘). Karya tulis
ilmiah, misal-nya, tidak perlu mengobral kata-kata atau
istilah-istilah asing dalam konteks yang tidak tepat dan
perlu karena penulis bermaksud mema-merkan
kemampuannya dalam bahasa asing yang bersangkutan.
Biasanya, penulisan kata-kata asing diperlukan jika
padanannya dalam bahasa Indonesia belum ada atau
dianggap belum tepat. Begitu juga pengutipan dan
perujukan silang (cross reference), baik dalam catatan kaki
maupun dalam daftar pustaka, sebaiknya tidak memuat
literatur-literatur yang tidak relevan dengan topik karya
tulis ilmiah, sebab yang demikian itu dianggap hanya
memamerkan kekayaan literatur dan kemampuan bahasa
(asing) penulisnya saja.
3. Bertanggung jawab atas informasi dan analisis yang
diungkapkan, serta tidak melemparkan kesalahan yang
terdapat dalam karya tulis itu kepada orang lain, atau
pihak lain.
4. Bersikap terbuka, dalam arti memberikan kesempatan
kepada pihak lain untuk memeriksa kembali kesahihan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 15
data dan fakta yang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah
itu.
5. Bersikap cermat dalam mengemukakan data, pernyataan,
penulisan nama orang, nama tempat, ejaan, dan lain-lain.
Kesemberonoan dan kemalasan dalam melakukan
pengecekan ulang terhadap data yang dikemukakan
menunjukkan rendahnya etika dan tradisi ilmiah sese-
orang.
6. Bersikap objektif dalam menyajikan uraian. Salah satu
faktor yang menunjang sikap objektif dalam
mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian adalah
pemahaman yang memadai tentang aturan-aturan berpikir
yang benar, yang dikenal dengan logika. Pemahaman
terhadap bidang pengetahuan ini memungkinkan
seseorang menghindari prosedur dan cara-cara berpikir
yang salah (logical fallacies).
C. Manusia dan masalahnya
Kesulitan-kesulitan dalam menghadapi masalah disebabkan
oleh dua faktor yaitu pertama; orang kurang tahu caranya
memecahkan masalah yang dihadapi itu. Kedua; orang kurang
ilmu atau informasi tentang cara menyelesaikan permasalahan
tersebut. Semakin banyak masalah yang dihadapi seseorang
semakin sedikit ilmunya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut.
Orang yang memiliki banyak cara menyelesaikan
permasalahan hidupnya secara praktis umumnya cerdas keluar
dari masalah yang dihadapi, pengetahuan semacam ini disebut
ilmu praktis/terapan. Ilmu adalah kumpulan pengalaman-
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 16
pengalaman kebenaran yang telah dirasakan secara kontinyu oleh
manusia dihimpung dalam satu struktur kalimat.
Cara penyelesaikan seseorang membutuhkan standar
kebenaran sebagai panduan penyelesaian masalah sebagai
kebenaran yang disepakati yang tertuang dalam bentuk aturan
normatif oleh masing-masing komunitas sesuai agama, budaya,
dan idiologinya. Dalam kajian dakwah dan komunikasi ukuran
ilmiah berangkat dari kebenaran korespondesi, koherensi,
pragmatis, khusuli dan khuduri.
Dalam menyelesaikan permasalah menurut ilmu pengetahuan
yang telah ditemukan oleh para ilmuan yaitu cara berpikir
analistik dan cara berpikir sintetik. Filosofi Penelitian Kualitatif
Sanapiah Faisal menganalogikan metodologi penelitian
kualitatif seperti lampu lalulintas (traffic lights) yang berfungsi
sebagai pengatur arus gerak kendaraan bermotor yang melintas
di persimpangan jalan. Jika lampu mera menyala maka
kendaraanpun berhenti.
Pertanyaannya adalah apakah arus gerak kendaraan itu
termasuk bersifat mekanistik? atau bersifat otomatiskah prilaku
para pengendara kendaraan tersebut? atau pengedara kendaraan
itu mencerminkan mekanisme kausal?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut ternyata tidak tunggal.
Jawabannya sangat bergantung pada aliran pemikiran atau
tradisi pemikiran atau idiologi kebenaran yang dianut.
Jawabannya tergantung pada pemikiran filsafat yang dianut
khususnya tentang mekanisme dalam proses ontologi,
epistemologi dan aksiologi.
Dalam kajian metode dakwah dan Komunikasi Islam ini lahir
untuk memperkaya dan memberi nilai etika dan estetika kepada
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 17
teori-teori komunikasi moderen yang berkembang di Eropa dan
di Indonesia yang tampaknya indah dipandang mata tetapi
kering dengan nilai-nilai moral keilmuan. Dampak ini akibat
kekeliruan membangun aksiologi keilmuan dari warisan
pemikiran Ibnu Rus, Ibnu Sina yang diadopsi oleh dunia Eropa
kurang memahami proses penerapan ilmu sehingga dapat
memicu pola pikir praktisi ilmuan menilai manusia hanya
sekedar materi belaka.
Kekeliruan tersebut berpengaruh terhadap bangunan
epistemologi keilmuan, sehingga melahirkan eksplotasi terhadap
alam, pelacuran sumber-sumber energi tanpa ada program
konservasi alam.
Orientasi epistemologi keilmuan melahirkan idiologi
kapitalis, materialisme, positifisme dan pragmatisme yang
berdampak pada teori ilmu komunikasi. Hemat penulis ini telah
menyalahi adab/etika keilmuan yang merubah pola pikir manusia
menjadi bijaksana, cinta alam dan berbakti pada Tuhan sebagai
sumber ilmu. Dalam mendapatkan ilmu tradisi eropa tidak
memiliki adab/etika dalam mendapatkan ilmu sehingga ilmu
yang diproduksi cenderung liar dan tidak bisa di jinakkan.
Sehingga lahirlah produk demokrasi sebagai bentuk produk ilmu
yang semata-mata mencari kemenangan tetapi tidak mencari
kebenaran inilah fakta dari ilmu yang kering dengan nilai-nilai
etika dan estetika.
Gregori Bateson juga memberikan sanggahan yang sangat
tegas oleh sebagian ilmuan barat yang beridiologi empirisme,
materialism, dan idialisme juga telah menyalahi kaidah-kaidah
epistemologi yang bertentangan dengan nilai-nilai h}ikmah.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 18
Implikasi epistemologi yang keliru tersebut, berkorespondesi
terhadap produk teknologi dan komunikasi moderen yang
menyebabkan rusaknya lapisan-lapisan alam, insektisida, polusi,
lapisan ozom rusak, jalur lalu-lintas pesawat terbang, jarahan
radioaktif, lalu-lintas informasi dan menopoli satelit. Semua ini
diakibatkan oleh kekeliruan membangun epistemologi ilmu
pengetahuan karena motivasi kapitalisme yang tidak terkenali
dijadikan idiologi dalam keilmuan yang berdampak pada
penerapan ilmu itu.
Hemat penulis inilah prediksi Ali bin Abi Thalib yang dikutip
Amsal Baktiar bahwa celakalah orang yang tidak mengetahui
apa hakikat ilmu pengetahuan tetapi tidak pernah bersujud pada
pemberi ilmu pengetahuan itu. ilmu ruhani akan hilang
meninggalkan materi ilmu. Kelihatan hanya jazat ilmu yang
tampak menarik dipermukaan tetapi kering dengan nilai
kearifan, melainkan ia bringas laksana beringasnya harimau
lapar.
Kebringasan itu tampak pada pencitraan negara Timur
Tengah dan asia tenggara dicitrakan lewat propaganda
komunikasi lewat teknologi informasi guna merusak citra
masyarakat Timur Tengah sesama ciptaan Tuhan yang diberi
ruang untuk hidup diplanet bumi. Sikap yang sama juga
diprediksikan oleh Bacon mengenai ciri epistemologi keilmuan
Barat yang mendewakan materialisme dan sekularisme yang
ingin menguasai alam adalah mustahil.
Bacon menilai bahwa epistemologi ilmu pengetahuan era
sekarang hanya menarik secara bentuk tetapi kurang memiliki
jiwa perbaikan akibat proses epistemologi yang keliru. Produk
epistemologi ilmu komunikasi cenderung memengaruhi,
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 19
menjajah dalam berbagai macam produk keilmuan seperti,
demokrasi, budaya, teknologi dan eksploitasi sumber daya alam
baik laut, maupun udara karena idiologi yang dibangun adalah
idiologi materialisme yang berlebihan. Dampak negatif dari
kekeliruan epitemologi tersebut, melahirkan gempa dimana-
mana serprti Aceh tahun 2003 Jepang tahun 2011, kerusakan
alam, polisi udara, darat semua ini tidak terlepas dari kekeliruan
membangun epistemologi ilmu pengetahuan.
Gejolak penjajahan keilmuan barat tersebut sehingga perlu
diberikan nilai aksiologi Islam yang berbasis pada Al-Quran dan
Sunnah sehingga nilai informasi itu memiliki unsur ama>nah,
fat}a>nah, siddiq dan qana>ah. ada titik temu antara ilmu langit dan
ilmu alam. Doktrin sumber komunikasi Islam yang tertuang
dalam Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw merupakan sumber
primer materi pengetahuan yang perlu didesain menjadi ilmu
pengetahuan yang memiliki fungsi kearifan antar sesama
manusia.
Wacana komunikasi Islam disusun kemudian direalitaskan
dalam bentuk Aqidah, syariah dan Akhlaq dalam tataran
implementatif trilogi ini harus menyatu dalam membangun
disiplin ilmu komunikasi Islam yang permanen. Al-Quran,
Sunnah Rasulullah, Fenonema alam wadah kajian ontologi yang
dapat mengungkap wujud sumber pengetahuan yang tersirat
dalam Al-Quran dan Sunnah perlu dieksplorasi menjadi materi
keilmuan bagi konsentrasi dakwah dan komunikasi.
Disiplin ilmu komunikasi Islam di Fakutas Dakwah dan
Komunikasi di seluruh Indonesia belum menjadi konsumsi
permanen tetapi hanya sebatas wacana pengetahuan semata
belum menjadi sebuah disiplin ilmu yang dapat diferifikasi
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 20
secara ilmiah. Kajian ini menjadi penting untuk mendapatkan
format komunikasi Islam yang berasal dari perpaduan antara
komunikasi murnih yang bercorak bottom up dan komunikasi
Islam yang bercorak top douwn serta bagaimana model
integrasinya dengan disiplin ilmu dakwah dan komunikasi
murnih.
Al-Quran dan Sunnah sebagai wujud pengetahuan tersebut,
perlu didialogkan dengan fakta empiris tentang proses
komunikasi sesama umat manusia yang sesuai nilai-nilai Al-
Quran dan Sunnah. Untuk mendialogkan Al-Quran dan Sunnah
tersebut membutuhkan teori ilmu pengetahuan untuk
mendapatkan sumber materi kemudian disusun secara sistematis
sesuai kaidah-kaidah logika matriil filsafat ilmu pengetahuan
berdasarkan pada aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Hal ini sangat memungkinkan dengan adanya sumber
pengetahuan dalam Al-Quran dan Sunnah jika melihat objek
pengguna komunikasi Islam yang berjumlah 5 Milyar jiwa, yang
berbeda-beda suku etnis, agama, budaya secara naluri
membutuhkan pola komunikasi yang dapat menyehatkan jiwa,
serta meminimalisasi terjadinya konflik maka peran komuniksi
Islam sangat dibutuhkan.
Untuk menjadikan materi pengetahuan yang telah ditemukan
dalam ayat Al-Quran dan Sunnah tersebut, perlu diproses lewat
epistemologi sebagai teori ilmu pengetahuan yang mengkaji dan
menyelidiki secara sistematis wujud materi yang telah
didapatkan dari penelusuran ayat Al-Quran, Sunnah dan fakta
empiris yang dapat cernah oleh akal dan panca indra menjadi
sebuah bangunan keilmuan yang mandiri.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 21
Setelah telah disusun materi pengetahuan tersebut di dalam
mesin epistemologi secara sistematis maka proses selanjutnya
ilmu tersebut dinilai manfaat bagi kemaslahatan umat dalam
teori ilmu pengetahuan yakni aksiologi. Teori ilmu ini
menyelidiki, mengkaji dan menelaah nilai etika dan estetika dari
materi ilmu tersebut.
Permasalahannya adalah komunikasi Islam masih bersifat
parsial belum berdiri menjadi satu disiplin tersendiri. Pertanyaan
adalah bagaimana cara komunikasi Islam dapat menjadi disiplin
ilmu yang mandiri, dan bagaimana pola integrasinya dengan
disiplin ilmu dakwah dan komunikasi. Dalam makalah ini
penulis rumuskan menjadi 3 pokok masalah yaitu:
1. Apa materi Dakwah dan komunikasi Islam dalam kajian
ontologi, epistemologi, dan aksiologi?
2. Bagaimana menyusun teori kebenaran menurut Dakwah
dan komunikasi Islam dalam kajian ontologi,
epistemologi, aksiologi?
3. Mengapa harus ada proses integrasi komunikasi Islam
dakwah dan komunikasi?
Untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap judul
makalah ini, maka perlu penulis jelaskan makna leksikal dan
gramatikal kalimat dari judul makalah ini. Hal ini
dilatarbelakangi banyaknya pemahaman makna lain dari kata
dan kalimat dalam judul makalah di atas.
Pengertian Komunikasi Islam: Ilmu yang menyelidiki dan
mempelajari secara sistematis, analitis, proses pengiriman pesan
dan penerimaan informasi yang dapat merubah prilaku manusia
menjadi lebih baik berdasarkan sifat komunikasi ama>nah,
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 22
fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,
Syariah dan Akhlaq. Definisi komunikasi Islam di atas maka
proses selanjutnya adalah mendesain materi komunikasi Islam
baik objek formal (materi keilmuan) dan objek informasi
(Prilaku komunikasi manusia). Semua ini diferifikasi dalam
mesin teori ilmu yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Komunikasi Islam adalah: disiplin ilmu yang menyelidiki,
mempelajari, dan menelaah secara kritis sistematis, proses
komunikasi dengan Allah, manusia dan alam baik yang bersifat
rasional maupun metarasional, menurut sifat, tujuan fungsi dan
metodenya. Metarasional juga adalah sebuah realitas yang dapat
dirasakan serta dapat berpengaruh pada objek yang matriil
(prilaku manusia).
Komunikasi Islam bersumber dari Al-Quran dan Sunnah
yang mengungkap cara berkomunikasi para Nabi dan Rasul
Allah, khususnya sifat komunikasi ama>nah, fat}a>nah, siddiq dan
qanaah. manusia dan alam semesta. Adab penyebaran dan
penerimaan informasi melalui komunikasi Islam dalam
mengekspresikan informasi lebih menekankan pada perubahan
prilaku yang dapat memacu suasana kebatinan untuk gemar
melakukan komunikasi secara baik (ah}san). Tradisi dan prinsip
dasar komunikasi Islam adalah gemar berkomunikasi yang dapat
menyehatkan jiwa menjadi baik.
Menyehatkan jiwa termasuk fungsi komunikasi Islam yakni,
didasari oleh niat baik dalam mengubah sikap, memengaruhi,
mendidik, memperbaiki prilaku komunikasi yang dalam bentuk
interpersonal, antarpersonal, kelompok maupun secara massa.
Fungsi komunikasi Islam mencerahkan, menginformasikan,
menghibur, dan memperbaiki masyarakat. Kegemaran
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 23
berkomunikasi dengan baik inilah yang perlu diimplementasikan
dalam bentuk empiris.
Mekanisme prilaku empiris dakwah dan komunikasi dapat
dilakukan melalui metode komunikasi Islam dengan berbagai
macam cara yaitu Teknik jurnalis Islam, Hablum minallah,
Hablum minannas, kaligrafi, komputer grafis, desain komunikasi
visual Islam, khabar, jadilhum, dan arsitektur teknologi
informasi Islam. Dan analisis sistem informasi Islam.
Dengan demikian komunikasi Islam merupakan suatu sistem
dari sumber Al-Quran dan As-Sunnah, serta perenungan
ekperimen rasional dan metarasional yang memiliki satu
kesatuan secara sitematis berdasarkan kaidah-kaidah normatif
yang dapat difahami lewat Al-Quran dan As-Sunnah. Pemikiran
komunikasi Islam menyatu dengan pemikiran teori komunikasi
Islam.
Sejarah komunikasi Islam tidak terlepas dari pergumulan
dengan warisan teologi klasik yang Pergolakan studi pemikiran
Islam klasik melahirkan faham besar yang menguasai pemikiran
dunia Islam yakni faham kejabariahan dan keqadariahan.
Perdebatan teologi ini melahirkan cara pandang dalam
memahami komunikasi Islam dan alam realitas. Warisan
peradaban keilmuan klasik sangat menentukan target kemajuan
ilmu pengetahuan pada masa yang akan datang.
Paradigma komunikasi Islam ini tentunya membutuhkan
kajian ilmiah, yang menjadi under line adalah faham
kejabariahan dan keqadariahan tersebut telah menjadi kekayaan
khazanah pemikiran komunikasi Islam dalam pengembangan
keilmuan. Hemat penulis faham kejabariahan dan keqadariahan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 24
secara empiris yang menguasai pola pikir keilmuan komunikasi
Islam dewasa ini.
Perkembangan tiga mazhab teologi besar yakni, Mu’tazilah,
Asy’ariyah dan Maturidiyah peletak dasar konstruksi pemikiran
komunikasi Islam yang memiliki wawasan keislaman dan corak
komunikasi yang berbeda-beda secara teologis. Perbedaan ini
lahir dari proses komunikasi yang panjang sehingga
menghasilkan wawasan dialektika komunikasi Islam hingga
sekarang. Perdebatan dalan sejarah peradaban Islam klasik ini
hemat penulis satu kekayaan intelektual dalam bidang
komunikasi Islam.
Dari proses ontologi para ilmuan baik filosof maupun
agamawan sangat memengaruhi pola pengembangan keilmuan
Komunikasi Islam khususnya dalam membangun idiologi
kebenaran. Semua ini akan berdampak pada pengembangan
keilmuan. Hemat penulis dalam bangunan teori dalam
komunikasi Islam harus lahir dari rahim akumulasi Al-Quran,
Sunnah, dan peradaban keilmuan yang ada di dunia barat dan
timur. Karena ilmu itu otoritas Tuhan yang ditempelkan pada
diri manusia yang lemah, kemudian dengan ilmu manusia dapat
berbuat kebajikan, kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya dan kemaslahatan seluruh makhluk Tuhan di
permukaan bumi ini.
Untuk menghindari hal tersebut, kajian komunikasi Islam
harus lahir dari rahim Al-Quran dan Sunnah yang didesain
berdasarkan kaidah dialektika logika yang baik, kemudian
dikonfirmasikan dengan fakta empiris. Adapun ciri dari ilmu
pengetahuan komunikasi Islam yaitu ada perbedaan ontologi,
epsietemologis dan aksiologis dengan ilmu komunikasi murni.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 25
dibangun ada beberapa kriteria proses ontologi yang perlu
menjadi pertimbangan dalam mendesain ilmu pengetahuan.
Banyak terminologi Al-Quran yang memiliki potensi sumber
ilmu pengetahuan disiplin ilmu komunikasi Islam yang bercorak
perumpamaan (Ams}}al). terlebih dahulu perlu diketahui apa
hakikat manusia sebagai makhluk yang diberi kuasa oleh Allah
menjadi khalifah yang diberi amanah membangun peradaban
dunia berdasarakan kekuatan akal sehingga dapat mengungkap
yang abstrak menjadi nyata.
Selain itu unsur yang perlu ada dalam sebuah bangunan ilmu
adalah aspek objeknya, darimana sumber materi pengetahuan
tersebut, apa hakikatnya, bagaimana cara menyusunnya sehingga
menjadi satu disiplin ilmu baru, mungkinkah manusia dapat
memahaminya, sampai dimana batasannya, apa manfaatnya dan
mengapa ilmu ini harus lahir.
Manusia sebagai penemu ilmu diciptakan memiliki peran
memakmurkan dunia ini berdasarkan informasi wahyu langsung
maupun tidak langsung serta batas kekuatan, kelemahan, hal
yang diketahui, yang tidak dapat diketahui yang diberikan
kepada Allah. Manusia sebagai makhluk komunikasi Al-Quran
menginformasikan dengan menggunakan huruf alif, nun dan sin
semacam insan, ins, nas, atau unas, basyar, bani adam dan zurriat
Adam. Kata basyara di ambil dari kata basyarah yang artinya
kulit yang indah yang berbeda dengan kulit binatang lain. Dalam
QS Al-Kahfi/18: 110 Allah menginformasikan
Terjemahnya:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 26
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".
Ayat ini memberikan isyarat bahwa dari sisi basyar manusia
semua sama secara anatomi diproses berdasarkan sunnahtullah
yang sama. Hal ini membuktikan bahwa yang akan membedakan
manusia yang satu dengan lain adalah kreatifitas mendapatkan
ilmu. Semakin berkembang peradaban keilmuan seseorang
semakin canggih budipekerti dan kesejahteraan hidupnya.
Semakin banyak ilmu kebaikan yang diinput melalui panca
indra semakin arif dalam melakukan tata tertib cara
berkomunikasi, semakin banyak menginput informasi negatif
semakin tinggi kecendrungan berkomunikasi yang tidak Islami.
Potensi manusia dalam menemukan ilmu banyak
diinformasikan dalam Al-Quran seperti: QS At-Tin/95:5, Al-
Isra/17: 70, QS Ibrahim/14: 34, QS Al-Kahfi/18: 54. Potensi
untuk mengetahui nama dan fungsi benda alam, manusia terdiri
dari Jazat : ( Unsur: Jiwa, Naps, Akal, Hati, dan fuad). ( Unsur
Sifat: Air, Api, Tanah dan Angin (AATA/Hamba) Unsur cosmos
kemudian Allah fasilitasi rahasianya (Ruh), semua kekuatan
yang Allah berikan kepada manusia ini memiliki potensi
melakukan rekayasa wujud-wujud yang ada sesuai kadar yang
telah ditentukan Allah swt dalam menjelajahi alam semesta ini.
Arip Tiro dalam bukunya bagaimana aku berfikir. Ia
menjelaskan pentingnya dialektika berfikir unruk mendapatkan
pengetahuan yang melalui panca idra yang diberikan Tuhan.
sesuai kemampuan panca indra dalam menginterpretasi simbol-
silmbol alam semesta ini sebagaimana di informasikan dalam QS
Al-Baqarah/2: 31-33.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 27
Terjemahnya:
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
benar.
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang
Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada
mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah
diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu,
Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu,
bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan.
TerjemahanQS Al-Baqarah / 2 : 31 yakni memberikan
penjelasan proses pancaindra merekam peristiwa terhadap
terhadap tanda/simbol alam yang dapat ditangkap oleh panca
indra. Memperhatikan geonologi benda dan fenomena yang
tampak pada diri manusia dan alam dalam melakukan
komunikasi. Dalam tafsiran lain terjemahan hakim dengan
Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti hakim ialah: yang
mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan
sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan
dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir
mendekati arti Hakim.
F. Kajian Filosofis
Komunikasi Islam dalam makalah ini akan diwarnai oleh
tradisi filsafat Islam di mana ada 3 mazhab dominan di dalamnya
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 28
yakni mazhab peripatetik dengan tokoh Al-Farabi dan Ibnu Sina
mudah dengan warna rasionalistik Aristotelian yang begitu khas,
mazhab illuminasionis (isyraqi) dengan tokoh Suhrawardi Al-
Maktul dengan corak sintesis antara rasionalisme Aristotelian
dengan intuisi neo-Platonisme, sehingga mazhab Isyraq
menggabungkan antara pemikiran rasional dengan pemikiran
intuitif yang bersumber dari wujud sang filosof melalui metode
riyadhah.
Mazhab yang ketiga adalah al-Hikmah al-Muta’alliyah
dengan tokoh Mulla Shadra, mazhab ini bercorak Isyraqi hanya
saja Mulla Shadra menambahkan dimensi wahyu sebagai sumber
sah gagasan filosofis. Dari uraian ini terlihat bahwa pertentangan
antara pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik hanya
terjadi pada mazhab peripatetik sedangkan pada mazhab isyraqi
dan Al-hikmah Al-muta’alliyah, filsafat justru dijadikan lidah
bagi pengungkapan pengetahuan-pengetahuan batin.
1. Sumber pengetahuan: Pengetahuan mistis bersumber dari
kedalaman wujud sang mistikus, ini berdasarkan kaidah ke-
aku-an. Pengetahuan adalah wujud itu sendiri, sepanjang
hal-hal ilusif ke-dia-an yang memakai topeng ke-aku-an
tidak ditanggalkan, maka wujud/pengetahuan akan tetap
bercampur dengan ketiadaan/kebodohan. Ke-dia-an
(identitas ilusif aksidental yang menempel dan terpahami
sebagai hakikat-esensial seperti pangkat, harta, garis darah)
mesti dilebur, seperti emas yang dibakar agar logam selain-
emas bisa sirna, kedalam identitas sejati yakni
kebergantungan dan kefakiran itu sendiri terhadap Wujud
Wajib, yakni Kekasih Sejati.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 29
2. Alat/medium pengetahuan: Pengetahuan mistis diperoleh
melalui hati atau jiwa yang dibersihkan dari hal-hal yang
menempelinya seperti hasrat dan ketamakan, kebencian dan
permusuhan, serta hal-hal yang tidak adil lainnya (ifrat dan
tafrid). Keadaan yang mesti digapai sang mistikus adalah
keadaan washatan atau pertengahan, yang berkonotasi
terhadap keadilan atau menempatkan sesuatu pada
tempatnya.
3. Objek pengetahuan:Pengetahuan mistis juga menjadikan
wujud sebagai objek kajiannya, hanya saja dalam
perkembangan selanjutnya, para mistikus menganggap
bahwa wujud hakiki hanya milik Tuhan semata, dan seluruh
mahluk hanya memiliki wujud metaforis belaka, seperti
pohon dan bayangannya atau matahari dan sinarnya.
Keduanya, matahari dan pohon, eksis hakiki. Sedangkan
bayangan pohon dan sinar matahari eksis hanya sebagai
efek atau subordinasi dari pohon dan matahari.
4. Cara memperoleh pengetahuan: Sang mistikus melakukan
apa yang disebut olah batin atau riyadhah yang disebut juga
aktifitas untuk menyingkirkan segala `ke-dia-an sehingga
yang tinggal hanya aku di mana aku adalah `engkau itu
sendiri, ini berdasarkan hadist dari Nabi Suci Saw. Bahwa
Barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal
Tuhannya. Riyadhah bisa berbentuk zikir, shalat, puasa,
atau aktivitas-aktivitas manapun yang dianggap bisa
meleburkan ego-rendah ke dalam Ego-Ilahiyah. Poin lain
yang mesti dicatat dalam cara pengetahuaan mistik
diperoleh adalah penekanan pada otoritas dan tradisi,
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 30
sehingga kehadiran pembimbing spiritual (mursyid) adalah
sesuatu yang vital.
Teori kebenaran yang paling kuno adalah teori pengetahuan
ontologi, epiatemologi dan aksiologi yang pertama kali
digunakan oleh Thales. Sumber ilmu pengetahuan komunikasi
Islam didapatkan dari berbagai sumber ilmu yaitu dari Al-Quran
dan Sunnah dan fenomena alam yang saling melengkapi dan
tidak bertentangan dengan usaha mencari kebenaran.
Corak dan watak ilmu pengetahuan menurut Basman kerap
kali dipengaruhi oleh aliran subjektivitas dan objektivitas para
ilmuan berdasarkan fakta empiris dan standar kebenaran yang
dibangun, sesuai dengan kekuatan referensi yang ditelaah oleh
panca indra.
Masalah Pokok yang dibahas dalam filsafat komunikasi
Islam:Ontologi (Wujud Metafisika): Mengkaji, menyelidiki
tentang wujud Teologi, Kosmologi dan Antropologi komunikasi
Islam. Epistemologi: Cara mengetahui wujud mengkaji,
menyelidiki tentang hakikat pengetahuan, sumber pengetahuan
dan metode pengetahuan komunikasi Islam. Aksiologi:
Mengkaji, menyelidiki tentang etika (akhlaq natural dan akhlaq
teologis), dan Estetika (keindahan natural dan keindahan
teologis) komunikasi Islam.
Ontologi: berasal dari bahasa Yunany yaitu ontos dan logos.
Ontos artinya: Sesuatu yang ada. Ontologis adalah teori ilmu
tentang hakikat yang ada yang menyelidiki apek teologis,
kosmologi dan antropologi. Hal ini juga diteguhkan oleh Neong
Muhajir dalam bukunya filsafat ilmu ontologi membahas tentang
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 31
yang ada, yang tidak terikat oleh wujud tetapi ia adalah inti
materi yang bersifat universal.
Epistemologi: berasal dari bahasa Yunani yakni episteme dan
logos. episteme artinya pengetahuan atau kebenaran, logos
artinya:pikiran kata atau teori. Cara menyusun secara sistematis
sumber pengetahuan yang telah diproses oleh teori wujud
pengetahuan (ontologi) menjadi sebuah bangun ilmu
pengetahuan yang bebas tekanan psikologi.
Aksiologi: berasal dari bahasa Yunani axios berarti nilai dan
logos berarti teori. Cara pengelolaan ilmu dengan menelaah
aspek etika dan estetika dari objek materi ilmu tersebut.
Integrasi komunikasi Islam dengan Dakwah dan Komunikasi
murnih adalah penulis menggunakan terminology Firdaus yaitu
penyatuan displin ilmu tetapi tidak merubah jenis materi ilmu
tersebut.
Ketiga teori ilmu pengetahuan ini merupakan hal penting
yang harus dimiliki oleh setiap praktisi ilmuan dalam mendesain
disilpin ilmu. Ilmu yang mandiri memiliki struktur, sistematika
yang bersifat universal, dapat diferifikasi dan dapat dicernah
oleh indra manusia. Konsep teori ini yang berkembang didunia
barat dan hampir seluruh lembaga akademik. Tapi penulis
memilih 3 teori kebenaran yaitu kebenaran empiris, kebenaran
relatifis, kebenaran pragmatis, yang bersifat linier dan unlinier
(meta empiris) inilah yang akan menjadi standar kebenaran ilmu
komunikasi Islam dalam kajian makalah ini.
1. Ontologi
Aspek kajian ontologi komunikasi Islam meliputi wujud
teologi, kosmologi dan antropologi. Para filosof pada masa
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 32
pemerintahan Mu’tazila selain melakukan proses kontenplasi,
juga mengembangkan dan memaksimalkan fungsi rasionalisme
dan empirisme sebagai cara mendapatkan pengetahuan untuk
mengetahui alam realitas dengan melakukan investasi ilmu
dengan menerjemahkan buku-buku filsafat Yunani kedalam
bahasa Persia dan Arab.
Pada prinsipnya sumber pengetahuan komunikasi Islam
bersifat top down maka difahami dalam Al-Quran QS Ar-
rahman/55: 1-5 Allah menginformasikan lewat wahyu-Nya
mengajarkan manusia pandai berkomunikasi baik secara verbal
maupun non verbal lewat simbol-simbol qaulia dan kauniah yang
dapat dicernah oleh panca indra oleh manusia.
Al-Quran dan Sunnah banyak menginformasikan wujud
komunikasi Islam lisan dan menggunakan media pena, tinta dan
al-Qalam. Wujud komunikasi Islam dalam Al-Quran dan Sunnah
yang akan menjadi sumber teori dalam komunikasi Islam adalah
sebagai berikut:
Komunikasi bi al-Lisan, (Verbal) bi al-Qalam (NonVerbal)
dan bi al-Hal (Bodi Language/Komunikasi Tindakatan
nyata).
Komunikasi Islam bentuk ilmu al-Badi (ilmu tentang cara
mengatur keindahan bahasa), ilmu al-Ma’ani (ilmu
tentang cara memberikan pemahaman) dan al-Bayan yakni
(ilmu yang memberikan penjelasan).
Komunikasi Islam bentuk. Ams}al Musarrahah, adalah
yang didalamnya dijelaskan dengan lafadz masal atau
sesuatu yang menunjukkan tasybih.
Amtsal Kaminah, yaitu yang didalamnya tidak disebutkan
dengan jelas lafadz tamsil (pemisalan), tetapi ia
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 33
menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam
kepadatan redaksinya, dan mempunyai pengaruh tersendiri
bila dipindahkan kepada orang yang serupa dengannya.
Ams}al Mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak
menggunakan lafaz} tasybih secara jelas.
Komunikasi Qaulan baligan, Qaulan kariman QS Al-
Isra/17: 23, Qaulan layyinan QS Taha/20:44, Qaulan
Ma’rufan QS Al-Baqarah/2: 235, QS An-Nisa/4:5, Al-
Ahzab/33: 32. Qaulan maisyura QS Al-Isra/17: 28 Qaulan
Sadidan.
Instrumen Al-Quran di atas sebagai bentuk-bentuk metode
komunikasi Islam dan termasuk materi komunikasi Islam yang
membutuhkan epistemologi yang rapih sehingga memberi
manfaat dan kemudahan bagi praktisi keilmuan dalam bidang
komunikasi Islam.
Cara Allah swt memberikan informasi kepada umat manusia
yang dpat dijadikan sebagai sumber pengetahuan (bahan mentah
ilmu) yang kelak di konstruksi menjadi ilmu pengetahuan hemat
penulis perlu bantuan ilmuan tafsir dan ahli komunikasi Islam
dalam membangun khazanah komunikasi Islam yang lebih
konprehensip sehingga dapat menjelajahi pesan-pesan
komunikasi Islam dalam memahami Al-Quran dan Sunnah.
Berikut ini penulis kutip ayat dalam QS Arhman/ 55: 1-5 yang
ditejermahkan secara sederhana berikut ini.
Terjemahnya:
1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2. yang telah mengajarkan
Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia. , 4. mengajarnya
pandai berbicara.5. matahari dan bulan (beredar) menurut
perhitungan.
Terjemahnya:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 34
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS An-Nahl/16:125).
Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Sumber
pengetahuan komunikasi Islam secara lisan dalam ayat tersebut
memberikan gambaran bahwa banyak materi pengetahuan
(firman Allah swt) yang perlu dikomunikasikan dengan fakta
empiris yang selama ini belum digaraf tuntas oleh para ilmuan
komunikasi murni yang lahir di dunia Eropa.
Sumber pengetahuan komunikasi Islam dalam bentuk verbal
dan non verbal penulis dapatkan dalam Al-Quran dan Sunnah
berupa pena, tinta dalam Al-Quran dan Sunnah berulan
menyebutkan keutamaan pena dan tinta. Salah satu aspek
komunikasi Islam yang terdapat dalam QS Al-Fussilat/41:33
Terjemahnya:
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan
berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
menyerah diri?"
Ayat ini memberikan informasi bahwa manusia itu dikukur
pada lisannya. Sebaik-baik lisannya maka orang tersebut
termasuk dalam manusia yang ahsan(baik). Hal ini sesuai dengan
makna (علم) ain, lam, dan mim. Simbol ‘ain berbentuk mulut
bermakna menghimpun ilmu sebanyak-banyaknya, simbol lam
menjulang ke atas bermakna memanjatkan ilmu itu kepada Allah
sehingga ilmu itu berberkah, dan simbol mim bermakna ilmu
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 35
harus pragmatis (bermanfaat bagi kemaslahatan umat) serta
berbekas perbaikan setiap melakukan hamblum minannas kepada
sesama manusia dan alam.
Sumber pengetahuan juga dalam Sunnah Rasul saw berulang
menyebutkan keutamaan pena dan tinta yang dikeluarkan oleh
Abu Hatim dari riwayat Abu Khurairah r.a menyebutkan bahwa
Rasulullah saw bersabda: Allah telah menciptakan nun yakni
dawat. Dalam hadis yang lain Rasulullah saw memberikan
informasi kepada manusia yang diriwayatkan oleh Inbu Jarir
dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah saw bersabda:
Setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah
menciptakan qalam, Allah bertitah: Tulislah! Ya Rabbi, apa
yang hamba tulis, jawab Allah: Tulislah semua yang ada
sampai hari kiamat.
Dua hadis di atas memberikan isyarat bahwa kata nun dalam
QS Al-Qalam/68: 1 tiada lain adalah dawat atau tinta walaupun
sebagian ulama menginterpretasikan pada makna lain. Karena
salah satu kehebatan sumber Al-Quran dan Sunnah para ilmuan
diberikan banyak pilihan kebenaran sesuai kebutuhan dan
motivasinya masing-masing dari kajian ilmuan dalam
mendapatkan sumber-sumber ilmu pengetahuan.
2. Epistemologi
Ketergantungan manusia pada pengetahuan komunikasi Islam
adalah sesuatu yang natural. Ini karena manusia adalah mahluk
yang berpengetahuan dalam arti kemanapun dan dimanapun
manusia berada, maka ia senantiasa membawa pengetahuan
komunikasi Islam bersama dirinya, namun lebih dari itu,
kebahagiaan manusia bergantung sepenuhnya pada
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 36
pengetahuannya; sejauh mana pengetahuannya bersesuaian
dengan realitas, maka sejauh itu pula kebahagiaan yang bisa
digapainya, sebab pengetahuanlah komunikasi Islam yang
menjadikan manusia mampu mengenali realitas dan bertindak
sesuai dengan realitas.
Sampai pada poin ini, kesesuaian pengetahuan dengan
realitas adalah lapis luar dalam analisis kita. Lapis pertama,
tentu saja, adalah pertanyaan berikut, apakah pegetahuan itu
mungkin? dalam arti sejauh mana pengetahuan itu layak disebut
pengetahuan? Tidakkah ia berpeluang menipu? Analisis kita,
jika kedua pertanyaan ini telah terjawab, akan berlanjut pada
pertanyaan dengan media apa kita mengetahui? serta apa saja
sumber pegetahuan itu?
Demikianlah sekelumit pertanyaan yang akan menyapa
siapapun yang akan menelisik persoalan epistemologi.
Epistemologi berasal dari kata episteme yang berarti
pengetahuan, serta logos‘ yang juga berarti pengetahuan, hanya
saja yang disebut belakangan ini memiliki nuansa struktural,
sistematis dan teleologis. Jadi secara etimologis, epistemologi
berarti pengetahuan terstuktur tentang pengetahuan. Untuk lebih
gayanya, kita sebut saja epistemologi sebagai teori pengetahuan.
Secara terminologis, epistemologi bermakna cabang filsafat
yang meneliti pengetahuan dan apa-apa saja yang berkenaan
dengannya, semisal sumber pengetahuan, medium/alat
pengetahuan, objek pengetahuan dan cara memperoleh
pengetahuan. Defenisi lain epistemologi blia diajukan, sebagai
bidang ilmu yang membahas pengetahuan manusia, dalam
berbagai jenis dan ukuran kebenarannya. Posisi epistemologi
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 37
sebagai cabang filsafat sangat istimewa, khususnya dalam
filsafat Islam.
Kecanggihan epistemomologi komunikasi Islam yang
dikemas para ilmuan menjadi titik aksentuasi validitas ilmu
pengetahuan. Perbedaan titik tekan pada epistemologi memiliki
pengaruh terhadap hasil teori yang akan digunakan. proses
epistemologi komunikasi Islam Al-Gazali mensintesakan
rasionalisme, empirisme, dan kasyf-nya atau hanya mengadalkan
kekuatan rasio dan indra saja.
Jika dipelajari histografi pergulatan komunikasi Islam yang
diwariskan oleh para teolog klasik memberikan inspirasi
wawasan yang sangat kaya dengan unsur-unsur metode atau cara
melakukan komunikasi khususnya yang berhubungan dengan
persoalan eksistensi ketuhanan dan alam kosmos.
Konflik pemikiran dan metode dakwah dan komunikasi Islam
para teolog klasik ini sangat memengaruhi alam pikiran umat
Islam dewasa ini. Tetapi kekeliruan yang dipelihara adalah
munculnya pembenaran, klaim kebenaran terhadap kelompok
tertentu dan aliran cenderung alam pikirannya yang paling benar.
Hemat penulis ini adalah kekeliruan yang kurang
mengungtunkan dalam membangun konstruksi epistemologi
dakwah dan komunikasi Islam.
Tetapi harus kritis melihat perdebatan para teolog klasik ini,
maka banyak hikmah, pelajaran dan kekayaan epitemologi
komunikasi Islam yang dapat dipilih untuk membangun
arsitektur konstruksi epistemologi komunikasi Islam permanen
yang dapat memberikan kontribusi dan pelajaran bagi
pengembangan komunikasi Islam dewasa ini.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 38
Hemat penulis komunikasi Islam yang bersumber dari Al-
Quran dan Sunnah serta warisan kekayaan intelektual para
teolog klasik serta fenomena alam semesta perlu dikomunikasi
dengan fakta empiris dewasa ini, bagaimana proses komunikasi
profetik, komunikasi spiritual, komunikasi telepati, intrapribadi,
antar individu, antar kelompok, massa, antar budaya sesama
bangsa dan antar negara sekalipun.
Karunia Allah swt yang paling besar adalah diberi kekuatan
berpikir dan kepekaan rasa sehingga dapat menangkap pesan
atau tanda-tanda kebesaran Tuhan kemudian melakukan
ekperimen-eksperimen teknologi yang dapat memudahkan
manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Hemat penulis unsur-unsur media perakam ilmu pengetahuan
manusia adalah sebagai berikut: unsur-unsur pendeteksi materi
pengetahuan dalam dakwah dan komunikasi Islam.
a. Ruh (rahasia Allah)
b. Akal (Logika)
c. Al-Sama’u
(Pendengaran)
d. Al-Absa>ru
(Penglihatan)
e. An-Naps (Napsu)
f. Al-Fu’a>du (Hati)
Semua fasilitas yang Allah berikan ini, sebagai alat
pendeteksi, perekam, fenomena alam untuk melahirkan
kebenaran dan proses penyusunan pengetahuan menjadi sebuah
bangunan ilmu pengetahuan. Unsur-unsur primer (penyebab
pertama) lahirnya komunikasi Islam yang bersumber dari Allah
yang Esa. Manusia diciptakan berasal dari sumber 4 anasir
yaitu: Air, Api, tanah dan Angin kemudian Allah tempelkan
rahasianya(ruh)/integrasikan dengan 4 anasir menjadi 5 unsur
tersebut sehingga membentuk namanya manusia yang fitrah.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 39
Kata fitra berasal dari al-fatar (bayangan pencipta) sehingga
sangat memungkinkan menjadi khalifah di Bumi.
Dalam komuniksi Islam banyak inspirasi metode tomunikasi
yang dapat dijaidkan sebagai pedoman dala melakukan
komunikasi untuk menghindari terjadinya komunikasi yang tidak
efektif adalah sebagai berikut:
1. Taqwallah Lugah (Takut berkomunikasi yang salah)
2. Da’wat al-Na>s bi al-Lisa>n (Berkomunikasi secara
verbal).
3. H{usn al-Istima> wa al-Ins}a>t (Adab mendengar dan
memusatkan perhatian).
4. Al-Tadabbur (Komunikasi analisis)
5. Al-Muja>dalat bi allati> hiya Ah}san (Komunikasi sharing
tingkat tinggi)
6. Husn al-Qawl (pemilihan kata yang baik).
7. Isti’ma>l al-H{awa>s (memaksimalkan panca indra sebagai
respon terhadap aksi simbol). Bi H{ikmah wa al-Mau’zah
al-H{asanah (Mengungkap hikmah dalam proses
komunikasi Islam dalam Nasehat yang baik).
8. Al-Tadarruj fi> ta’dil al-sulu>k (tahapan Komunikasi
Islam).
9. Tauzi> Al-Ta’allum (berproses Komunikasi Islam)
10. Al-Intiba>h (menarik Perhatian), Al-Tikra>r
(Pengulangan-pengulangan)
11. Al-Qudwah Al-H{asanah (Memiliki nilai entertainer),
Al-H{iwa>r (Dialog)
12. Darb al- Ams\al wa al-Tawd}ih} al-Hiss>i li al-Ma’ani>
(Membuat analog-analog yang mudah dicernah panca
indra manusia).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 40
13. Al-Targhi>b wa al-Tarhi>b (Motivasi dan Inovasi)
14. Al-Qissi (Realitaskan dalam bentuk cerita/Kisah Cerita)
15. Al-Ibrah wa Maw’iz}at al-H{asanah (Komunikasi
Produktif yang mengadung nilai pelajaran), Al-S|awa>b
wa al-‘Iqa>b (Memberikan komunikasi yang sifatnya
dapat menekan psikologi).
16. Al-Mumarasah al-Amaliyyah (Pagelaran/Gebyar
Komunikasi)
17. Al-Rihlah al-Ilmiyyah (Komunikasi Ilmiyah).
18. Al-Ta’allum Mada> al-H{ayat (Komunikasi sepanjang
masa)
19. Fastabiq Al-Khaira>t (kompetisi komunikasi yang baik)
20. Ijad al-Bi’ah al-Islamiyyah (Menciptakan suasana
komunikasi yang Islami).
Penduduk dunia yang tersebar di planet bumi ini dari sisi
basyariah manusia adalah makhluk komunikasi sebagai dasar
naluri manusia secara universal. Petunjuk Al-Quran dan Sunnah
sebagai sumber pokok materi pengetahuan perlu pengkajian
secara sistematis untuk memudahkan proses desain ilmu
pengetahuan bidang komunikasi Islam. Komunikasi Islam yang
lahir Top douwn sedangkan komunikasi murnih lahir secara
bottom up. Hal ini menarik dialogkan kedua disiplin ilmu
tersebut sehingga mendapatkan corak baru dalam pengembangan
ilmu pengetahuan baru dari pengembangan konsentrasi dakwah
dan komunikasi.
Secara ontologi banyak term Al-Quran yang dapat dijadikan
sumber pengetahuan yang kelak dijadikan sebagai ilmu
pengetahuan dalam komunikasi Islam seperti yang tersurat
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 41
dalam QS An-Nisa/4: 63, Qaulan baligan, Qaulan kariman QS
Al-Isra/17: 23, Qaulan layyinan QS Taha/20:44, Qaulan
Ma’rufan QS Al-Baqarah/2: 235, QS An-Nisa/4:5, Al-Ahzab/33:
32. Qaulan maisyura QS Al-Isra/17: 28 Qaulan Sadidan QS An-
Nisa/4: 9, QS Al-Ahzab/33: 70-71.
Informasi sumber pengetahuan dalam Al-Quran tersebut akan
menjadi komponen utama bagi desain ilmu Komunikasi Islam.
Sumber pengetahuan yang terpelihara secara lisan (hafalan)
maupun secara konseptual ini adalah objek kajian ontologis bagi
desain pengembangan ilmu komunikasi Islam. Untuk
mengungkap persoalan metafisik yang ada kaintannya dengan
sumber material ilmu komunikasi Islam dalam Al-Quran hemat
penulis perlu kesucian jiwa, dan motivasi (niat) yang suci dengan
semata-mata mengharap ridha dari Allah sebagai penguasa ilmu
dilandasi oleh keahlian dalam bidang ilmu tafsir dan ilmu
komunikasi Islam.
Karena luasnya khazanah nilai dalam Al-Quran dan substansi
pelajaran komunikasi Islam yang tersirat maupun tersurat maka
perlu pejelajahan dan pemetaan sumber ilmu pengetahuan yang
relevan dengan struktur ilmu komunikasi Islam. Hal ini untuk
melakukan pemetaan secara tematik sumber pengetahuan
komunikasi Islam dengan melakukan klasifikasi dan spesialiasi
dari ayat yang telah ditakrij secara tematik.
Komunikasi Islam adalah disiplin ilmu yang membawahi
beberapa ilmu-ilmu pengembangan yang erat kaintannya dengan
kebutuhan dasar manusia dalam melakukan interkasi khususnya
cara berkomunikasi yang bewawasan Islam antara lain seperti:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 42
1. Komunikasi Spiritual: mengkaji, menyelidiki cara dan
efek dari komunikasi Islam yang dilakukan seara ritual
seperti: shalat, haji, puasa, zakat dan tasawuf.
2. Komunikasi Islam Human Realtion dan Public
Relation mengkaji, menyelidiki cara dan efek dari
komunikasi Islam cara membagun jaringan (Hablum
minallah, Hablun Minannas dan Alam).
3. Komunikasi Profetik: mengkaji, menyelidiki cara dan
efek dari komunikasi Islam yang dilakukan oleh para
Nabi dan Rasul dalam menyampaikan pesan agama
dan kehidupan sosial sesuai zamannya masing-masing.
4. Komunikasi Ulil Albab: mengkaji, menyelidiki cara
dan efek dari komunikasi Islam yang dilakukan secara
intrapersonal melalui penjelajahan berfikir yang
mendalam baik yang dilakukan secara qiaman,
waqu’udan, dan wajunubihim.
5. Teknologi Komunikasi Islam : Media cetak dan
Elektromik (TV, Radio,Hp, Internet baik yang
sifatnya global maupun bersifat LANI (Lokal Areal
Network Islam).
6. Desain Komunikasi Visual Islam: mengkaji,
menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang
dilakukan secara visualisasi tanda dan simbol-simbol
Islam (semiotika Islam) seperti kaligrafi, gambar
mekah/kabbah yang bergerak maupun yang tidak
bergerak.
7. Komunikasi Global Islam: mengkaji, menyelidiki cara
dan efek dari komunikasi Islam yang dilakukan sistem
telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) antara
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 43
provinsi, antar negara, antar bangsa seperti OKI dan
sejenisnya.
8. Komunikasi Telepati: mengkaji, menyelidiki cara dan
efek dari komunikasi Islam seperti ilmu magic,
hipnotis dan sejenisnya.
9. Komunikasi Penyiaran Islam; mengkaji, menyelidiki
cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep dan pola penyebaran
informasi yang dilakukan dengan cara bi al-Lisan, bi
al-Qalam, bi al-Hal dengan menggunakan media
teknologi informasi.
10. Analogi Komunikasi dalam Al-Quran: mengkaji,
menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep dan pola penyebaran
informasi dengan menggunakan perumpamaan.
Biasanya dalam kajian ini hal persoalan abstrak yang
direalitaskan.
11. Manajemen Sistem Informasi Islam: mengkaji,
menyelidiki cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep pembelajaran
kepemimpinan diri dan industri masyarakat,
manajemen pengembangan sumber daya masyarakat
Islam berdasarkan disiplin ilmu dan keterampilan yang
dimiliki sesuai kebutuhan jaman.
12. Psikologi Komunikasi Islam: mengkaji, menyelidiki
cara dan efek dari komunikasi Islam yang
berhubungan dengan konsep tentang prilaku
komunikasi Islam baik sesama suku, bahasa, agama,
bangsa dan budaya.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 44
13. Sejarah, dan Filsafat Ilmu Komunikasi Islam serta
metode pengembangan dan proses integrasi dengan
displin ilmu lain.
14. Komputer grafis Islam: mengkaji, menyelidiki cara
dan efek dari komunikasi Islam dari program
komputerisasi bidang desain dan arsitektur seperti
merancang masjid yang ASRI (Aman, Senang/
Sejahterah, Ramah dan Indah) dan mendesain pola
pencitraan Islam baik bidang cetak maupun bidang
animasi, grafika (Dunia Percetakan) dengan
menggunakan software 3 D Max, Adop Premier, Corel
Draw, Adobe Photosoft dan pelajaran tentang bidang
digital printing yang profesional .
15. Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat Islam:
mengkaji, menyelidiki cara dan efek dari komunikasi
Islam yang dapat merubah masyarakat dari prilaku
yang kurang baik menjadi prilaku yang gemar berbuat
baik.
Adanya motivasi yang kuat dalam diri manusia untuk
mencapai kebenaran sehingga manusia berlomba-lomba mencari
kebenaran tersebut. Berbagai macam pola kebenaran yang lahir
dari manusia seperti kebenaran wahyu, kebenaran akal dan
kebenaran perasaan. Selain itu ada kebenaran ontologis
(kebenaran hakikat), epistemologi (kebenaran berdasarkan
pengetahuan manusia yang difahami melalui wahyu dan
pengalaman empiris), kebenaran aksiologi (kebenaran
berdasarkan etika dan Akhlaq). Banyaknya pemahaman
kebenaran inilah sehingga para filosof (ahli hikmah) mendorong
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 45
lahirnya epistemologi untuk mendeteksi mana yang mendekati
kebenaran hakiki.
Motivasi awal proses berpikir manusia adalah untuk
mencapai kebenaran yang sedapat mungkin pasti. Tetapi realitas
dari hasil pikiran yang dihasilkan belum tentu pasti
kebenarannya. Dengan demikian perlu ada ukuran kebenaran
untuk menguji proposisi, pendapat berupa pengetahuan yang
diproses oleh cara panca indra merespon tanda dari fenomena
yang dicernah oleh panca indra manusia. Untuk mengindari
konflik pemikiran kebenaran maka perlu standar kebenaran
untuk menguji kebenaran yang dihasilkan dari proses ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Dalam kajian komunikasi Islam ada
3 teori yang perlu diketahui yaitu:
1. Teori kebenaran bercorak top douwn (kebenaran wahyu)
memiliki model komunikasi komunikasi ama>nah,
fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip
Aqidah, Syariah dan Akhlaq.
2. Teori kebenaran bercorak bottom up (kebenaran empiris)
yang sesuai dengan akal (logis), rasional untuk menguji
kebenaran suatu pemikiran. Karakter kebenaran ini
sifatnya kebenaran yang hanya dapat dicernah oleh
panca indra dan cenderung propaganda.
3. Kriteria kebenaran ilmiah yang dianggap benar bagi para
ilmuan Eropa dan sebagian perguruan tinggi Islam di
Indonesia, yang berlaku secara umum di dunia akademik
diseluruh dunia yang menjadi ukuran dalam mendesain
kajian penelitian:
a. Sistematis, objektif , Dapat dipertanggungjawabkan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 46
b. Bersifat universal, Dapat diferifikasi, Tidak
bertentangan dengan akal,
c. Memiliki objek formal, Mempunyai metodologi
4. Kriteria kebenaran ilmiah menurut komunikasi Islam:
a. Mempunyai metodologi, Sistematis, objektif, Dapat
dipertanggungjawabkan
b. Bersifat universal, Dapat diferifikasi, Tidak
bertentangan dengan akal
c. Memiliki objek formal dan Infomal, dengan nilai
materi informasi bersifat ama>nah, fat}a>nah, siddiq
dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,
Syari’ah dan Akhlaq.
3. Aksiologi
Istilah aksiologi sebenarnya berasal dari kata axios dan logos.
Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya
akal, teori. Aksiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai
kodrat, kriteria, dan status metafisik dari nilai.1 Dalam
pemikiran Yunani studi mengenai nilai pemikiran Plato tentang
idea tantang kebaikan, atau yang lebih dikenal dengan summon
bonum (kebaikan tertinggi). Diakui, bahwa dengan adanya ilmu
pengetahuan, manusia banyak mendapatkan manfaatnya, seperti
kemajuan teknologi, kemudahan komunikasi, kelancaran
produksi, dan lainya. Pendek kata, ilmu mengabdi kepada
masyarakat sehingga menjadi sarana kemajuan guna menemukan
harta-harta ciptaan Tuhan. Berdasarkan perspektif filsafat, dapat
1Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi dan
Hakikat Ilmu Pengetahuan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), h. 95.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 47
dikatakan bahwa fungsi dan kegunaan (aksiologi) suatu ilmu
adalah untuk memecahkan persoalan yang dihadapi manusia.
Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya "Filsafat Ilmu",
mendefinisikan aksiologi dalam dua tahap. Tahap pertama, ilmu
yang otonom terbebas dari segenap nilai yang bersifat dogmatic
(bebas nilai) maka dengan leluasa ilmu dapat mengembangkan
dirinya (fungsi internal). Tahap kedua, ilmu juga bertujuan
memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut
untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi.
Berbekal konsep mengenai kaitan antara hutan gundul dan
banjir, umpamanya ilmu mengembangkan teknologi untuk
mencegah banjir.
Pamor Aksiologi sebagai salah satu bidang kajian filsafat
ternyata belum mendapat tempat yang layak bagi para ilmuan
dan filsuf ilmu, khususnya dalam kajian filsafat Ilmu. Selama ini,
yang sering mendapat perhatian adalah aspek Ontologis dan
Epistemologis ilmu.
D. Berpikir reflektif
Kasih sayang Allah kepada umatnya diberi karunia berupa
kemampuan berpikir, melihat, mendengar, merasa, dan
memperhatikan tanda-tanda kebesaran Tuhan yang dibentangkan
di alam semesta ini. Prinsip ilmu pengetahuan dialetika (seni
berpikir) untuk mendapatkan materi pengetahuan yang ada
dilangit dan alam semesta. Substansi dari kreatifitas berpikir
adalah menjadi orang bijaksana dalam menelaah permasalahan
yang ada.
Berpikir adalah proses mengenal sesuatu sehingga
menghasilkan ‚pengetahuan‛ yang bakal menjadi ilmu
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 48
pengetahuan inilah proses ontologi yang digunakan oleh praktisi
ilmuan mulai dari Thales, aristoteles, Plato Al-Farabi, Thomas
Aquinus dan tokoh-tokoh ilmuan lainnya sampai pada aliran
rasionalis yang melahirkan aliran moderen sebagai warisan seni
berpikir oleh para ilmu di masa moderen yang akrab dikenal
dengan aliran strukturalime dan pragmatisme.
Dari gambaran aliran strukturalime dan pragmatisme para
tokoh filosof ini, dapat dipahami bahwa berpikir adalah seni
mengolah pesan dari proses komunikasi intrapersonal melalui
pengalaman hidup yang direspon oleh panca indra kemudian
dikemas secara sistematik sehingga menghasilkan ilmu
pengetahuan yang berguna bagi orang lain. Dalam seni berpikir
ada beberapa kategori cara berfikir, hal ini menunjukkan tidak
semua kerja berpikir ini dapat menjadi pengetahuan, tetapi ada
kaidah-kaidah yang ditemukan oleh para ilmuan.
Pandangan seni berpikir ini terbagi menjadi dua yaitu seni
berpikir yang dilakukan oleh para filosof dan seni berpikir yang
dilakukan oleh ilmua agama. Dalam pembahasan ini penulis
mengkaji ilmuan secara umum dan ilmuan agama dalam
menangkap pesan-pesan atau tanda-tanda fenomena alam
dibentangkan Tuhan lewat fenomena alam semesta ini. sebagai
berikut: Cara Berpikir reflektif menurut para filosof:
a. John Dewey mendefinisikan berpikir reflektif adalah:
proses interpretasi simbol yang direkam oleh mata dan
dikonsultasikan oleh otak kemudian lahirlah pengetahuan.
Seperti contoh jika melihat seekor burung terbang
kemudian secara reflektif burung itu dilihat dengan panca
indra mata manusia maka rekaman proses tersebut disebut
proses berfikir reflektif.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 49
b. Berfikir Kreatif: Proses olah otak dalam menangkap gejala
kemudian memberikan pengertian terhadap simbol yang
dilihat kemudian dicernah oleh otak. Dari cara berpikir
inilah melahirkan teknologi untuk memudahkan manusia
memberika makna setiap perubahan yang ada disekitarnya
maupun diluar pikirannya. Seperti manusia menciptakan
alat recorder cahaya, (kamera), recorder audio (suara),
recorder inframera dan teknologi komputer yang sekarang
ini digunakan manusia.
c. Berfikir tepat: proses berpikir seperti ini disebut dengan
pemikiran logis artinya semua yang ditangkap oleh panca
indra harus sesuai dengan cara kerja akal yang penulis
istilakan berfikir linier. Logika ini dijadikan sebagai
rumusan berpikir kebenaran. Menurut aliran filosof barat
yang berkembang pada abad ke 18-20 didominasi oleh 2
aliran besar yaitu Idialisme yang berkembang di Jerman,
dan aliran empirisme berkembanga di Inggris. Tokoh
aliran idialisme di jerman adalah Ficte (1762-1814), Hegel
(1770-1831), Scheling (1775-1854). Tokoh aliran
empirisme di Inggris John Lucke (1632-1704), David
Hume (1711-1776), Herbert Spencer(1820-1903). Kedua
aliran memiliki takaran kebenaran masing-masing dalam
kajian ilmiah. Kebenaran menurut aliran idealisme
mengatakan bahwa kebenaran itu harus sesuai dengan
takaran logika, sedangkan menurut aliran empirisme
kebenaran itu harus sesuai dengan pengalaman yang
dialami oleh panca indra manusia. Dan kebenaran
relativisme yang ditemukan oleh Albert Enstein yang
berpendapat bahwa semua kebenaran itu bersifat relatif
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 50
dalam kajian ilmiah. Dan masih banyak lagi definisi
kebenaran para ilmuan barat tetapi setidaknya penulis
pilih 3 aliran ini karena aliran inilah yang menguasai
idiologi kebenaran para ilmuan barat dalam melakukan
kajian ilmiah.
Cara berfikir reflektif ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu cara berfikir rasional dan gabungan rasional-metarasional.
Metode berpikir ini dapat lihat pada pihak agamawan khususnya
umat Islam mendapatkan kebenaran bersifat top douwn (melalui
wahyu) pesan yang di bersumber pada Proses respon dari
perjalan spiritual yang difahami lewat wahyu dan warisan
teologi klasik para ilmu muslim sehingga mendapatkan
kebenaran. Aliran-aliran dalam kaidah berpikir reflektif ini
adalah: Mu’tazila, Khawarij, Murjiah, Jabariah, Qadariah,
Maturidiyah Syi’ah, dan ahlu Sunnah waljamaah. Semua aliran
ini memengaruhi dalam mendesain kebenaran bagi ilmuan
bercorak agama khususnya di dunia Islam.
a. Berfikir tepat: Semua fenomena alam adalah kebenaran
mutlak dari Tuhan, baik yang tampak maupun yang tidak
tampak. Panca indra manusia menangkap pesan berupa
tanda dan simbol-simbol yang dibentangkan oleh alam
langsung direkam oleh otak kemudian dikonfirmasi oleh
wahyu. karena Allah yang membuka mata hati, mata fisik,
dan pendengaran. Tokohnya adalah Ibnu Rusy, Ibnu Sina,
Al-Faraby, Al-Kindi.
b. Berfikir Kreatif: Cara berpikir dengan cara melakukan
penapsiran terhadap wahyu komunikasi dikomunikasikan
atau didialogkan dengan fakta empirik yang dikontrol oleh
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 51
akal, kemudian disistematiskan oleh logika sebagai
metode dialiektika dalam mendesain sebuah pengetahuan.
c. Berpikir reflektif: bentuk berpikir seperti ini lebih banyak
didapatkan lewat faham-faham jabariah. Menurut faham
ini bahwa semua fenomena alam yang tampak ini tidak
terlepas dari remout control Tuhan. Sementara aliran
qadariah berpendapat bahwa rafleksi berpikir adalah
merupakan sunnatullah yang telah di instal pada diri
manusia tinggal memaksimalkan saja. Semua aliran Islam
di atas menggunakan takaran kebenaran yang difahami
lewat wahyu.
Proses integrasi komunikasi Islam dakwah dan komunikasi.
Setelah melewati pertarungan dialogis dari institusi satu ke
institusi yang lain mulai dari abad 19-20 dengan berbagai macam
stereotype, prejudice antara science dan agama mulai nampak
pertemuan dalam berbagai aspek baik aspek metodologis
maupun pembuktian secara ilmiah. Kecendrungan informasi-
informasi agama mulai didialogkan dengan temuan-temuan
ilmiah. Misalnya ahli fisika, ahli biologi dan ahli tasawuf
bertemu pada titik kekaguman Allah atas semua ciptaannya.
Walaupun cara bersyukur dan berkontemplasi berbeda tetapi
betemu pada pentauhidan Allah swt.
Benturan antara ilmu agama dan ilmu terapan dewasa ini
tidak lagi menjadi wacana yang produktif, mulai saling
menungjang dan mengokohkan antara satu dengan yang lain. Hal
ini tampak pada ilmu hadis misalnya menggunakan ilmu
sosiologi dan antropologi sebagai ilmu bantu dalam mengungkap
peristiwa sosial dan prilaku manusia pada hadis dibukukan. Hal
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 52
ini menunjukkan perkembangan ilmu komunikasi Islam kedepan
memiliki masa depan yang cerah karena komunikasi Islam
bersifat universal karena setiap orang dalam melakukan interaksi
senang berkomunikasi dengan cara yang sopan, santun dan dapat
dipercaya. Sifat komunikasi Islam itu memiliki unsur ama>nah,
fat}a>nah, siddiq, dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah,
Syariah dan Akhlaq.
Komunikasi Islam salah satu bentuk ilmu baru yang berusaha
mengkomunikasi cara-cara komunikasi kenabian (profetik) mulai
didialogkan dengan cara komunikasi manusia. Hal ini
menunjukkan kajian komunikasi Islam akan menjadi kajian yang
menarik dari ssisi pengembangan ilmu pengetahuan karena
banyak sekali ilmu langit yang perlu dikomunikasi dengan
kondisi di bumi inilah signifikansinya kajian komunikasi Islam.
Pertemuan ilmu yang berbeda yang disebut integrasi
keilmuan adalah juga termasuk sunattulah dari pengembangan
keilmuan. Intergrasi yang dimaksudkan dalam kajian
komunikasi Islam ini bersatu tetapi tetap berbeda laksana suami
istri perbedaan yang diikat oleh satu akad nikah (ikatan kuat)
sehingga hidup menjadi lebih kokok. Begitupula ilmu
komunikasi Islam dengan ilmu dakwah dan komunikasi murni.
Karena harus diakui pengembangan ilmu bumi telah sampai pada
puncaknya dengan ditemukannya teori relativisme. Cara
mengukur kebenaran teori ini dalam kajian ilmu empiris bahwa
ilmu yang ada di planet bumi ini dicernah panca indra bersifat
relatif kebenarannya.
Dalam artian semua kebenaran berdasarkan fakta yang dilihat
pada saat itu, jika 100 tahun kemudiam lebih berkembang lagi
berarti terjadi perubahan cara menentukan kebenaran lagi inilah
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 53
corak cara kerja teori relatifisme. Sampai sekarang ini belum ada
teori yang dapat menggugurkan teori realtifisme tersebut.
Jika dianalogikan dengan warisan teologi klasik Jabariah
lebih mengandalkan kekuatan Tuhan semata sedangkan
Qadariayah mengandalkan sunnah Allah yang telah diciptakan
untuk dipergunakan semaksimalkan akal dan perlakuan
ekperimen dan kajian-kajian untuk mengetahui sunnatullah yang
dihamparkan di planet bumi ini. Atau dapat diartikan lain bahwa
jabariah lebih banyak mengkaji ketahuidan tetapi Jabarian lebih
banyak mengkaji ciptaan Tuhan.
Begitupula komunikasi Islam dengan komunikasi murni
saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Karena memang
lahir dari rahim tradisi ontologi dan epistemologi yang berbeda
tetapi menuju pada satu titik yakni berusaha melakukan
komunikasi yang efektif dan antar sama umat manusia yang
berbeda-beda agama, ras, budaya dan bahasa.
Prinsipnya Komunikasi Islam dalam penyebaran informasi
memiliki indikator informasi seperti ama>nah, fat}a>nah, siddiq dan
qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip Aqidah, Syari’ah dan
Akhlaq. Jika keluar dari kriteria ini maka proses komunikasi
tersebut tidak masuk pada wilayah komunikasi Islam. Wallhu
wa’lam
1. Sumber ilmu berasal dari satu sumber yaitu Dari Allah
Panca indra adalah wadah mendapatkan ilmu. Bentuk
komunikasi Islam dalam kajian ontologi, epistemologi,
dan aksiologi menggali ide ilmu dari Al-Quran dan
Sunnah dengan memaksimalkan panca Indra dan intuisi
yang suci untuk mendaptakan ilmu yang suci pula.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 54
Semakin suci suasana kebatinan seseorang semakin
berkompeten menelaah ayat Qauliah dan Qauniah.
2. Teori kebenaran menurut komunikasi Islam dalam kajian
ontologi, epistemologi, aksiologi, Khusuli dan khuduri.
inilah kebenaran yang dianut oleh sistem komunikasi
Islan memiliki indikator informasi seperti ama>nah,
fat}a>nah, siddiq dan qanaah. Serta di wadahi oleh prinsip
Aqidah (Keyakinan kokoh pada pencipta Ilmu), Syari’ah
(tata tertib kuat dalam berpikir), dan Akhlaq
(Kecerdasan budipekerti yang luhur). Inilah kriteria atau
indikator komunikasi Islam.
3. Proses integrasi komunikasi Islam, dakwah, dan
komunikasi. Setiap ilmu berwatak saling mendukung
dan mengkokohkan sehingga dalam tahap implementatif
ilmu komunikasi Islam, ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi memiliki keterpaduan metodologis sehingga
melahirkan banyak premis, paradigma dan citarasa
dalam mengungkap, menelaah, memetakan, setiap
probelamatika yang dihadapi oleh manusia.
E. Penelitian Natural/Kualitatif
Mendeskripkan tradisi penelitian kualitatif dalam ilmu sosial
dapat diambil analogi ‚arus gerak kendaraan dijalan raya yang
dikendalikan oleh lampu merah, hijau dan kuning. Pertanyaannya
adalah:
a. Adakah teraturan pola arus gerak lalulintas kendaraan paa
setiap persimpangan?
b. Adakah regularitas arus gerak kendaraan bersifat
menistik(seperti mesin)?
c. Bersifat otomatikah arus kendaraan tersebut?
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 55
d. Apakah arus gerak kendaraan pada persimpangan jalan
itu bersifat kausalitas?
Jawaban atas pertanyaan ini ternyata tidak tunggal
berdasarkan mekanisme ilmiah masing sesuai aliran idiologi
kebenaran, paradigma, pemikiran yang dianut oleh sang peneliti.
Jawabannya tergantung pada cara merekonstruksi data,
menyusun data, pendekatan, idiologi kebenaran, dalam
mengungkap objek yang diteliti sesuai tingkat kejujuran,
kridibilitas, dan kekuatan panca indra menangkap setiap
fenomena yang dilihat dilapangan.
Dalam kajian ilmiah disepakati beberapa aliran berpikir yang
dibagi menjadi beberapa aliran:
1. Inggris dan Perancis: paham kebenarannya harus bersifat:
empiris, behaviorisme, naturalism, dan saintisme,
positifisme. Pemikiran ini dipengaruhi oleh ilmu-ilmu
kealaman atau dikenal dengan istilah pengaruh
Aristotelian. Ia berpandangan bahwa hakikat itu bersifat
materi atau kealaman.
2. Jerman dan Amerika: Tradisi pemikiran kebenaran dari
Jerman bersifat: Humanistik, relatifitas menganggap
manusia adalah segalanya. Pemikiran ini dipengaruhi oleh
filsafat rasional (idealisme) Platonis. Pemuka aliran ini
seperti: Imanuel Kan, Hegel, David Hum Albert Eistein
sehingga mereka terkenal dengan gelaran
fenomenologisme.
3. Timur Tengah/Asia Tenggara: Aqidah (idiologi kebenaran
mutlak, Syariah (empiris, rasional, humanis, idealisme,
behaviorisme, naturalism) dan Akhlaq (khuduri dan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 56
ushuli). Ketiga ini menjadi parameter dalam menetapkan
kebenaran sehingga dapat menghasilkan ilmu yang
memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Aliran-aliran inilah yang mewarnai mekanisme dalam
membingkai standar kebenaran, realitas, dalam memetakan
permasalahan sekaligus jawaban.
Penelitian natural inilah yang membedakan dengan penelitian
kuantitatif yang sifatnya serba kepastian pada kebenaran
empiris. Sementara kualitatif lebih pada metode berpikir
induktif. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rumus statistik
dalam menyimpulkan kebenaran tetapi menggunakan berbagai
macam analisis kontens, interasionis simbolik, fenomenologi,
analisis komparatif, analisis interaktif (simultan bolak balik
sampai mendapatkan kebenaran hakikat). dan pendekatan dalam
menetapkan kesimpulan.
Desain penelitian natural/kualitatif atau format penelitian
kualitatif pada umunya sama tergantung target pencapaian
dalam mengungkap hal-hal yang abstrak terhadap ketimpangan
yang ada pada masyarakat menjadi kenyataan lewat penelitian
ilmiah yang dilakukan dalam rangka memberikan solusi dari
permasalahan yang krusial sehingga pola kehidupan ini lebih
berkualitas dan memiliki dampak perbaikan hidup lebih
bermakna demi kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.
Penelitian kuantitatif menurut Burhan Bungin (penelitan
kualitatif: 2009: 74) lebih menonjolkan hubungan dan pengaruh
antar variabel serta jenis pengukuran yang akan dilakukan serta
judulnya bersifat pasti.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 57
Penelitian kualitatif lebih mengekspos femonena yang
berhubungan dengan variabel yang akan di diteliti serta
mengungkap semua faktor yang dapat memengaruhi variabel
yang akan diteliti. Judul penelitian kualitatif tidak bersifat final.
Merancang konsep penelitian kualitatif bersifat kognitif
sosiologis dengan menimbah semua data yang berhubungan
dengan tema penelitian kita yang didapatkan di lapangan.
BAB 3
TEORI DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
Penulisan karya ilmian tidak bisa terlepas dari kajian teori
karena teorilah yang digunakan sebagai pemandu dalam
menelaah permasalahan yang dihadapi dalam penelitian.
Pentingnya kajian teori sehingga perlu penulis deskripsikan
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dakwah dan
komunikasi. Urgensi teori kajain ilmiah memiliki peran strategis.
A. Pengertian Teori
Sebelum mengkaji kegunaan teori dalam penelitian dan
dakwah dan komunikasi perlu diberi apa itu teori. Teori berasal
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 58
dari bahasa Yunani, theoria, teori, diartikan sebagai suatu
hipotesa yang digunakan untuk menggambarkan fakta tentang
keteraturan alam. Contoh teori yang telah dihasilkan oleh para
ilmuan seperti:
1. Teori Dakwah Ali Mahfuz} tentang pencitraan bahwa
kredibilitas adalah wajib dimiliki oleh setiap informan.
2. Teori Gravitasi Bumi: Setiap benda yang dilemparkan
keatas maka pasti jatuh kebumi kembali.
3. Teori Relatifisme: semua yang ada didunia ini serba
realitf.
4. Teori Respon balas: setiap simbol yang dilihat manusia
pasti direspon oleh panca indra.
5. Teori Media McLuhan adalah: Media merupakan
perpanjangan panca indra manusia.
Terminologi teori menurut Istilah:
1. Teori kamus Istilah (2006: 270) karya ilmiah popular
Yooke Tjuparma adalah: sebagai kumpulan dalil-dalil
atau hipotesa sebagai landasan berpikir.
2. Wilbur Schramm (1982: 10) teori adalah: Suatu
perangkat pernyataan yang saling berkaitan pada
abstransi dengan kadar yang tinggi dan proposisi yang
telah teruji secara ilmiah.
3. Stephen W. Littlejohn Teori adalah: Kumpulan
eksperimen manusia yang telah teruji kebenarannya.
4. Richard Laningan (1987 : 390) Teori adalah: Studi
tentang alam realitas. Atau kumpulan pemikiran untuk
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 59
mengetahui hubungan antara manusia dengan manusia
dan alam.
5. Joseph A. DeVito teori adalah: Hasil pemikiran
kebenaran yang didapatkan berdasarkan kajian empiris
yang telah diuji objetifitasnya.
6. Jujun Sumantri (2005: 63) teori adalah proposisi
tentang cara mengetahui keberadaan zat, pikiran, dan
peran manusia di bumi.
7. Deddy Mulayana Teori adalah: Pengalaman
eksperimen yang telah dilakukan oleh orang yang ahli
dibidannya dan terbukti secara faktual kebenarannya
secara terus menerus
8. Jalaluddin Rahmat teori adalah: Proposisi yang telah
teruji manfaatnya kepada manusia.
9. Syarifudin teori adalah kumpulan pengalaman ilmiah
yang telah diuji kebenarannya dipanggung akademik.
B. Ruang lingkup Kajian Teori
Setiap teori memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga
perlu kecerdasan calon peneliti memilih teori yang paling
relevan dengan objek yang dikaji. Ruanglingkup kajiannya
penting diberikan batasan untuk memudahkan calon peneliti
menyelesaikan permasalahan sesuai waktu, biaya dan
kemampuan yang dimiliki.
Menyusun karya tulis ilmiah merupakan rangkaian kegiatan
menuangkan hasil pemikiran, pendapat dalam bentuk tulisan
dengan memenuhi kriteria, etika dan kaidah ilmiah. Seorang
penulis mengeksplorasi hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan,
terlebih dahulu harus mengetahui kriteria dan etika penyusunan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 60
karya tulis ilmiah berdasarkan teori-teori dakwah dan
komunikasi yang telah diuji kebenarannya sesuai kajian ilmiah
dakwah dan komunikasi.
Kajian Ilmu Dakwah:dimulai pada tahun tahun 1912 di
Mesir oleh Ali Mahfuz} telah banyak memberikan kontribusi
pencerahan umat dewasa ini. Hal itu tampak pada perkembangan
umat Islam sekarang ini tersebar keseluruh penjuruh dunia yang
berjumlah kurang lebih 1,7 milyar. Perkembangan jumlah ini
terus meningkat sehingga peranan pengembangan keilmuan
dakwah perlu diperluas. Dewasa ini rumpun ilmu dakwah telah
berkembang menjadi beberapa bidang ilmu seperti:
Ilmu Dakwah, Managemen Dakwah
Psikologi Dakwah, Bimbingan Penyuluhan
Pemberdayaan masyarakat Islam
Komunikasi Penyiaran Islam
Teknologi Informasi Dakwah (Media Kontemporer)
Studi Naskah Dakwah
Sosiologi Dakwah
Antropologi Dakwah.
Sistem Informasi Dakwah.
Semiotika Dakwah
Jurnalistik Dakwah
Inilah rumpun ilmu dakwah yang menjadi kajian ilmiah
dipanggung akademik konsentrasi dakwah dan komunikasi
khususnya Universitas, IAIN dan STAIN dibawa naungan
kementrian agama.
Selain Ilmu Dakwah di Universitas, IAIN dan STAIN dibawa
naungan kementrian agama di Ilmu Komunikasi juga menjadi
konsentrasi bidang kajian ilmiah yang diintegrasikan dengan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 61
ilmu Dakwah. Ilmu komunikasi yang bercorak profetik yang
lahir dari para ahli dakwah sehingga melahirkan satu ilmu baru
yakni komunikasi Islam.
Sebagai calon peneliti perlu mengetahui perkembangan teori
komunikasi yang sangat pesat. Hal ini dipercepat dengan
ditemukannya teknologi informasi. Histografi perkembangan
komunikasi tidak terlepas dari jasa-jasa ilmuan eropa yang
dipelopori oleh perintis komunikasi masa awal yaitu:
Harol Lasswel
Kurt Lewin
Paul Lazarsfeld
Carl Hovland
Wilbur Schramm
Perkembangan jumlah ini terus meningkat sehingga peranan
pengembangan keilmuan dakwah perlu diperluas. Dewasa ini
rumpun ilmu komunikasi telah berkembang menjadi beberapa
bidang ilmu seperti:
Komunikasi pembangunan
Komunikasi Massa
Psikologi Komunikasi
Ilmu Komunikasi
Komunikasi Islam ( komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan unsur Amanah, siddiq, fat}anah, dan
qanaah.
Komunikasi Kesehatan(ilmu yang mempelajari tentang
cara melakukan komunikasi yang dapat menyehatkan
suasana spiritual dan jasat manusia).
Komunikologi (Berkomunikasi dengan alam)
Komunikasi Data (Jenis komunikasi jarak jauh dengan
menggunakan jasa elektronik pengantar data pada mad’u
yang di tuju).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 62
Dari ruanglingkup kajian dan rumpun ilmu dakwah dan
komunikasi di atas, perlu penulis deskripsikan kajian teori
dakwah dan komunikasi sehingga dapat memudahkan calon
peneliti memilih teori, sesuai permasalahan yang dihadapi di
lokasi penelitian baik penelitian pustaka maupun penelitian
lapangan.
C. Kajian Teori
1. Teori Dakwah
Pada hakikat dakwah Islam adalah merupakan aktualisasi
iman yang dimanisvestasikan dalam satu ekosistem kegiatan
manusia beriman, dalam bidang kemasyarakatan. Sehingga perlu
teori sebagai panduan dalam melakukan dakwah yang efektif dan
efisien:
Teori Siqaah (Krediblitas Informan)
Teori Medan dakwah
Teori Proses dakwah
Teori Tahapan dakwah
Teori Badi (keindahan tata bahasa)
Teori Bayan (Kecerdasan menjelaskan)
Taori Mani (keindahan artikulasi bahasa)
Teori Qaula>n Layyinan (Lelembutan Berdakwah)
Teori Sadidan:
Teori Qaula>n Bali>g>a (Informasi yang berbekas pada hati
seseorang): Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-
kalimat yang mudah diterima dan sangat pantas bagi
audiens diperdengarkan informasi itu.
Teori Qaula>n Maisyura(berasal dari kata Yasara artinya
mudah): Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-kalimat
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 63
yang mudah diterima dan sangat pantas bagi audiens
diperdengarkan informasi itu.
Teori Ma’rufa: Cara kerjanya teori ini memilih kalimat-
kalimat yang baik sesuai takaran budaya masyarakat
setempat yang diajak berbicara.
Teori Qaula>n Kari>ma>n: Cara kerjanya teori ini memilih
kalimat-kalimat yang muliya dan penuh kebajikan sesuai
takaran budaya masyarakat setempat yang diajak
berbicara.
Teori Qaula>n Sadi>da> : Cara kerja teori ini: informan perlu
meneguhkan nilai-nilai ketaqwaan dengan perkataan yang
berdasarkan pada wahyu yang dipahami dlam Al-Quran
dan Sunnah.
Teori Uswatun Hasanah: Cara kerjanya seorang informan
menjadi garda terdepan mentradisikan melakukan
komunikasi yang santun kepada orang lain.
Teori Dakwah Syekh Mursyid: sistem dakwah amar
ma’ruf nahimunkar.
Teori Dakwah Ali Mahfuz: Teori Pencitraan.
2. Teori Komunikasi
Para tokoh ini cukup memberikan warna dalam bidang kajian
ilmiah ilmu komunikasi dewasa ini. Dengan karya mereka
sehingga para ilmuan kontemporer dapat mengembangkan teori
yang telah ditancapkan oleh pendahulu mereka. Kajian teori
komunikasi melahirkan teori sebagai berikut:
a) Teori masa awal pda tahun (1984):
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 64
- Laswel Model: who says what in which channel to whom
with what effect (Siapa mengatakan apa, melalui saluran
apa kepada siapa, dengan efek apa.
- S-O-R Teori: Stimulus Organisation Respon
- S-M-C-R Model: Source, Message, Channel, Receiver.
- The Matematical theory of communication oleh Claude
Shannon dan Weaver unsur-unsur teorinya: (Source,
Message, Signal, Receiver, Destination).
- The Osgood and Schramm Circular Model
- Dances’s Helical Model: sistem komunikasi mulai dari
kecil sehingga membesar.
- New Comb ABX Model
- The Teory of Cognitive Disonance
- Inoculation Theory
- The bullet Theori of Communication: teori peluruh atau
teori ini ibarat jarum hipordemik pesan laksana obat yang
disuntikkan kemudia obat bekerja dalam tubuh manusia.
b) Teori masa awal pada tahun (1950-an)
- Four Theories of the press
- Individual Differences Theory
- Social Categoris Theory
- Social Relatioship Theory
- Cultural Norms Theory
- Social Norms Theory
- Social Learning Theory
- Diffusion of Innovation Model
- Agenda Setting Model
- Uses and Gratification Model
- Clozentropy Theori
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 65
c) Teori masa awal pada tahun (1980-an)
- Theory difusi inovasi oleh Rogers, 1983 teori ini dalam
penyebaran informasi dengan berbagai kemasan informasi
dalam memengaruhi masyarakat.
- Teori Kulvitasi oleh Gerbner, Morgan pandangan teori ini
bahwa masyarakat adalah pecandu televisi sehingga
tercipta realitas.
- Teory gatekeepers oleh Hiebert, dikembangkan dari teori
Kurt Lewin (palang pintu): setiap informasi yang didengar
setiap hari akal sebagai penentu (palang pintu) akhir diteri
atau tidak
- Teory penyusunan agenda oleh: Agee, emery (1988)
kemampuan media memengaruhi masyarakat dengan cara
mengarahkan perhatian dengan mengkostruksi berita
tertentu.
- Teori Motivasi
- Teori Defisiensi Motivasi
- Teori Heirarki
- Teori ERG
- Teori Kesehatan /Motivator
- Teori Harapan dan Motivasi
- Teori ESQ, SQ, IQ: Teori komunikasi yang pesannya lebih
pada penekanan pada emosional spirit seseorang.
- Teori Dissonansi Kognitif: dikembangkan oleh Leo
Festinger. Cara kerja teori ini bersifat kognitif, informasi
yang dikeluarkan oleh informan dianalisa oleh komunikan
pesan itu dilakukan atau tidak.
- Teori Pertukaran Sosial
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 66
- Teori kredibilitas: Informasi itu dapat dipercaya jika
informan bersifat siddiq (dapat dipercaya atau telah
ketahu jarang berbohong). Dikembangan oleh Ali Mafuz}
adalah Mesir.
- Teori Inokulasi: Cara kerja teori ini informasi disuntikan
kepada audiens kemudian dan informasi itu akan bekejra
pada diri audiens sehingga dapat merubah prilaku audiens.
Dikembangkan oleh McGuire (1964)
- Teori behaviorisme
- Teori Interaksi Simbolik
- Teory Nonverbal Expectancy Vilation
- Teory Interpersonal Deception
- Teory Penetrasi Sosial
d) Teori Komunikasi kontemporer
- Teori propaganda moderen
- Teori Pembentukan opini
- Teory Efek
- Teory Fenomenistik Joseph Klapper
- Teory Media Sebagai Perpanjangan Panca Indra
- Teori Informasi: Mc.Luhan, bahwa Media: Perpanjangan
panca indra manusia.
- Teori J.D. Vito Tentang Presepsi dan Ekspresi:
Seseorang tergantung pada intensitas Informasi yang
didengar.
- Teori Prejudice (Prasangka/Penafsiran).
- Teori perbedaan penafsiran interkasionis simbolik: teori
komunikasi verbal dan non verbal.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 67
- Teori Stereotype: Teori strategi pemecahan masalah
sistematis Krames. Teori Strategi Solso, Teori Strategi
Wankat dan Oreovoc.
- Teori Penafsiran masyarakat multikultural, Teori
strategi pemecahan masalah sistematis Krames. Teori
Raymond Willayam dikuti Lari May tentang sistem
Interaksi dan Penafsiran masyarakat Multikultural.
Dari definisi teori di atas jelas bahwa teori adalah hasil
telaah metode ilmiah yang memiliki prinsip objektif, sistematis,
faktual, dapat diferifikasi, pragmatis, bersifat universal dan
dapat dipertanggungjawabkan yang disusun oleh seseorang.
D. Jenis Karya Tulis Ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh
seseorang berdasarkan ketajaman panca indra mendapatkan data
berupa hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya,
antara lain, dalam bentuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas suatu
pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil
kajian yang disam-paikan dalam suatu pertemuan ilmiah
(seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus
diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. Tebalnya
minimal 10 halaman. Dengan sistematika sebagai berikut:
a. Latarbelakang masalah
Gambaran umum objek permasalahan
Identifiasi masalah
Rumusan masalah
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 68
b. Pembahasan
Pengertian
Ruanglinkup masalah
Landasan Normatif (Al-Quran dan Sunnah, Ijma,
Qiyas, Pandangan Para ulama, dan teori pendukung).
Analisis
c. Kesimpulan
d. Pustaka
2. Skripsi: adalah karya ilmiah versi UIN Alauddin Makassar
yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau
penelitian kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang
ujian (munaqasyah) dalam rangka penyelesaian studi tingkat
Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana. Tebal
skripsi minimal 60 (enam puluh) halaman jika ditulis dalam
bahasa Indonesia, dan minimal 40 (empat puluh) halaman jika
ditulis dalam bahasa asing (Arab atau Inggris). Komposisinya
sebagai berikut:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Abstrak
d. Halaman Persetujuan Pembimbing
e. Halaman Pernyataan Penulis
f. Halaman Pengesahan
g. Halaman Pengantar
h. Daftar Isi
i. Daftar Tabel (kalau ada)
j. Daftar Ilustrasi (kalau ada)
k. Daftar tranliterasi
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 69
3. Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka
penyelesaian studi pada tingkat program Strata Dua (S2),
yang diajukan untuk diuji/ dinilai oleh tim penguji guna
memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis
mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan
meme-cahkannya secara analitis kritis. Tebal tesis minimal
100 (seratus) halaman. Contoh komposisinya sebagai berikut:
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan dan Batasan Masalah
c. Hipotesis (bila diperlukan)
d. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
e. Metodologi penelitian
f. Kajian pustaka
g. Kerangka teoretis (bagi S2 dan S3)
h. Tujuan dan kegunaan,
i. Garis besar Isi
4. Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka
penyele-saian studi pada tingkat Strata Tiga (S3), yang
dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk
memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi
harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh
mahasiswa yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasannya
harus menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat
memberikan suatu kesimpulan yang berimpli-kasi filosofis
dan mencakup beberapa bidang ilmiah. Tebalnya minimal
200 (dua ratus) halaman.
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan dan Batasan Masalah
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 70
c. Hipotesis (bila diperlukan)
d. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
e. Metodologi Penelitian
f. Kajian Pustaka
g. Kerangka Pikir dan Kerangka Teoretis lebih tajam
dibanding kajian S3.
h. Tujuan dan Kegunaan,
i. Garis Besar Isi
Keempat karya tulis makalah, skripsi, tesis, dan disertasi,
disebut sebagai ‚karya tulis ilmiah‛. Argumentasi dikatan karya
ilmiah karena melewati proses ferifikasi didepan para mahasiswa
dan dosen tentang data yang olah lewat referensi pustaka dan
lapangan yang dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh
mahasiswa atau calon promovendus.
E. Bahasa Karya Tulis Ilmiah
Pemilihan kata dan kalimat dalam karya ilmiah menggunakan
bahasa Indonesia yang baku (kata dan kalimat yang ada dalam
kamus) yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa
ilmiah. Corak terpenting bahasa ilmiah adalah objektif, jelas,
cermat, dan konsisten.
Selain itu, kalimat yang digunakan harus efisien dan lengkap.
Kalimat dianggap efisien jika mampu mengomunikasikan
pikiran penulisnya secara tepat, singkat, dan padat. Kalimat
dipandang lengkap jika mengandung minimal subjek, predikat
dan objeknya. Sebaiknya dihindari penyusunan kalimat yang
terlalu panjang. Panjang lima baris ketukan biasanya sudah
merupakan ukuran maksimal sebuah kalimat. Harus diperhatikan
secara cermat dan tepat penggunaan huruf besar, huruf kecil,
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 71
tanda koma, tanda titik, tanda hubung, dan tanda-tanda baca
lainnya. Transliterasi yang digunakan harus konsisten dan sesuai
dengan pedoman yang berlaku. Kata-kata asing yang belum
menjadi kosa kata bahasa Indonesia hendaknya ditulis dengan
benar dan dengan huruf miring (italics).
Selain itu, pergantian alinea harus sesuai dengan ketentuan.
Definisi-definisi yang dikemukakan harus tersusun dalam
kalimat yang ja>mi‘ (serba mencakup) dan ma>ni‘ (spesifik).
Pernyataan-pernyataan yang dikemukakan harus jelas, cermat,
tidak rancu dan tumpang tindih antara pendapat penulis dan
pernyataan yang berasal dari pihak lain, dan tidak terjadi
pelompatan kesimpulan (jumping conclusion). Hubungan antara
satu kalimat dengan kalimat berikutnya harus runtut, logis, dan
sistematis.
Karya tulis ilmiah dalam lingkungan akademik, pada
dasarnya, ditulis dalam bahasa Indonesia, kecuali skripsi
mahasiswa jurusan/program studi Bahasa dan Sastra Arab ditulis
dalam bahasa Arab. Demikian juga, skripsi mahasiswa
jurusan/program studi bahasa Inggris ditulis dalam bahasa
Inggris.
Pada dasarnya, seseorang yang telah berhasil menyusun karya
tulis ilmiah adalah orang yang telah menempuh sebuah
‚penjelajahan ilmu‛ yang cukup panjang sehubungan kegiatan-
kegiatan tema yang akan dikaji seperti:
(1) Penentuan masalah dan tema kajian,
(2) Pengumpulan referensi,
(3) Klasifikasi bahan bacaan,
(4) Aktivitas berpikir,
(5) Aktivitas menerapkan pengetahuan metodologis,
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 72
(6) Aktivitas penuangan hasil pemikiran ke dalam bentuk
tulisan yang, antara lain, mencakup pemilihan kalimat,
suku kata, tanda baca, aturan pengu-tipan, dan
seterusnya, serta
(7) Aktivitas pemeriksaan ulang. Dengan demikian, karya
tulis ilmiah tidak lahir tanpa proses dan tanpa norma dan
kajian teoretis.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Tugas membuat karya tulis ilmiah di lingkungan akademik
memiliki beberapa tujuan yakni melatih mahasiswa
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 73
mengungkapkan kepekaan rasa, pikiran dan kecerdasan
merangkai kata dalam bentuk tulisan. Hasil penelitian mereka
dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis
sesuai kesepakatan pada Universitas tertentu.
Menumbuhkan etos ilmiah dan tradisi akademik di kalangan
maha-siswa sehingga mereka mampu menghasilkan karya di
bidang ilmu pengetahuan dalam bentuk tulisan, terutama setelah
penyelesaian studi mereka. Menjadi wahana transmisi
pengetahuan ke kalangan yang membutuhkan, termasuk ke
masyarakat luas.
Merupakan salah satu bentuk pembuktian potensi,
kemampuan, dan wawasan akademik mahasiswa yang
bersangkutan, yang diperoleh melalui pendidikan dan pengajaran
di jurusan masing-masing, ter-utama dalam menyelesaikan
masalah dengan menulis karya ilmiah.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan bidang studi masing-masing
seperti bidang studi, seperti penelitian sejarah, ekonomi,
Dakwah dan Komunikasi, ilmu tapsir, Biologi, Psikologi,
sosiologi, dan Antropologi.
Semua bidang keilmuan ini memiliki rumpun teori tersendiri
dan pendekatan dalam menoropong setiap permasalahan. Dari
segi tujuannya penelitian terbagi menjadi 4 yakni:
Pengembangan Teori, Mengkritisi teori, meneguhkan teori,
membanta teori dan membuat teori baru. Dalam istilah lain
tujuan penelitian itu bersifat ekplorasi, development, dan
verifikasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 74
Khusus pada metode penelitian dakwah dan komunikasi
dalam tradisi akademik mahsiswa (S1, S2, dan S3) dan
penelitian professional untuk mengambil kebijakan. Penelitian
para professional secara khusus dilakukan oleh para Dosen,
Perguruan Tinggi, Peneliti di LIPI, LITBANG, Lembaga
Pemerintah dan Swatsa seperti LSI (Lembaga Survei Indonesia).
Jenis penelitian dapat dikategorisasikan menurut tujuan,
pendekatan, tingkap eksplanasi(level of eksplanation) analisis
dan jenis data. Jenis penelitian tersebut maka peneliti pada
bidang Dakwah dan Komunikasi diharapkan dapat memilih
metode yang paling efektif dan efisien dalam mengungkap dan
mendapatkan informasi yang digunakan dalam pengembagan
keilmuan dakwah dan komunikasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 75
Dari skema gambar di atas tentang penelitian menurut tujuan,
metode, dan tingkat ekplanasi, dan jenis data dapat dijelaskan
secara rinci jenis-jenis penelitian itu berdasarkan tujuan, metode,
tingkat eksplanasi, Jenis data dan analisis.
Penelitian menurut tujuan dapat dikelompokkan menjadi
penelitian murni dan penelitian terapan. Penelitian murnih
adalah jenis penelitian untuk mendapatkan sebuah bangun teori
atau kerangka teori yang belum tentu diterapkan, tetapi ia adalah
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 76
pengembangan kajian ilmiah. Sedangkan penelitian terapan
adalah jenis penelitian yang setelah selesai penelitian dilakukan
langsung diterapkan. Menurut Gay Sulit dipisahkan antara
penelitian murnih dan penelitian terapan karena sulit
memedakannya karena berada dalam satu kontinum. Penelitian
dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisi
terkontrol dengan ketat.
Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan,
menguji, dan mengevaluasi dan memecahkan masalah. Dapat
dilihat menurut tujuan memiliki kegunaan praktis dan kegunaan
ilmiah. Jujun Sumantri (1985) menyatakan bahwa penelitian
murnih dan penelitian terapan menemukan pengetahuan baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedankan penelitinan
terapan bertujuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
praktis.
Memecahkan masalah dalam kehidupan ada beberapa metode
penelitin yang dapat dipilih sesuai karakter masasalah dan data
yang ada dipangan. Menurut Sugiono metode, dapat
dikelompokkan menjadi metode: Penelitian survey, Ex post
facto, Ekperimen, Kualitatif(naturalistic), Polise research
(penelitian kebijakan), Evaluasi dan Sejarah.
1. Penelitian survey: Kerlinger (1973) mengemukakan
bahwa penelitian survei adalah penelitian yang
dilakukan dengan populasi yang besar dan kecil, tetapi
data yang dipelajari menggunakan data sampel: seperti
contoh: Populasi 100 orang sampael yang diambil 50
orang jika masyarakatnya heterogen (masyarakat
multikultural) tetapi jika masyarakatnya homogen (satu
kulturl) cukup 5-10 orang sampelnya. Informasi yang
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 77
didapatkan dalam penelitian survei ini adalah padangan
umum masyarakat sehingga cenderung hasil tidak terlalu
mendalam. Seperti contoh ingin mengetahui
kecendrungan masyarakat dalam memilih pemimpin
nasional dapat diketahui lewat metode survei.
2. Ex post facto: Metode penelitian ini, dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah dilewati atau telah terjadi.
Penelitian ini merunut kebelakang fakto-faktor
timbulnya kejadian tersebut. Sebagai contoh; meneliti
sebab kebakaran sebuah gedung, sebab terjadinya
kerusuhan dan sejenisnya.
3. Ekperimen: metode penelitian ini untuk mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat. Metode penelitian
ini lebih banyak berekperimen pada laboratorium.
Contoh: meneliti metode dakwah dan komunikasi yang
lebih efektif dan efisien.
4. Kualitatif(naturalistic): Metode penelitian ini kebalikan
dari metode eksperimen, yakni penelitian yang dilakukan
secara alamiah. Peneliti menjadi instrument kunci teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi
(penggabungan data lapangan dan data pustaka atau
sering dikenal dengan konfirmasi). Dengan
menggunakan metode berpikir induktif. Tujuan
penelitian ini lebih menekankan pada makna bukan
generalisasi. Contoh penelitian untuk mengungkap
makna dari upacara ritual bambo gila dari Ambon
misalnya. Atau penelitian untuk mengungkap makna
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 78
dibalik ritual maudu lompoa di Takalar Provinsi
Sulawesi Selatan.
5. Polise research (penelitian kebijakan): Metode penelitian
ini dapat dilakukan oleh seorang peneliti karena adanya
masalah, dan masalah ini dilakukan oleh pada
administrator/manager atau para pengambil keputusan
dalam sebuah orgnisasi. Majchrzak (1984 dikutip
Sugiono). Metode ini dilakukan untuk menganalisis
terhadap problematika yang mendasar sehingga
temuannya dapat direkomendasikan untuk membuat
keputusan. Seperti penelitian tentang efektifitas
Undang-Undang Pornografi terhadap komunitas
masyarakat Indonesia. Atau Peraturan pemerintah yang
kurang berpihak pada masyarakat marginal.
6. Action Research (Penelitian Tindakan): Metode
penelitian ini kebalikan dari policy research. Metode
penelitian ini secara spesifik mengungkap cara kerja
yang lebih efisien sehingga biaya produksi dapat
ditingkatkan pada sebuah lembaga. Penelitian ini
melibatkan semua karyawan dan peneliti, untuk sama-
sama melihat cela kelemahan yang selama ini dilakukan
dalam sebuah lembaga dakwah dalam menagemen
dakwah. Contoh: Kelemahan managemen dakwah
sehingga banyak masyarakat masuk aliran sesat. Dari
penelitian ini dapat ditingkatkan menjadi penelitian
evaluasi dengan melakukan penelitian avaluasi pada
produk dan jasa yang selama ini telah dilakukan.
Contoh: Penelitian tentang Efektifitas tentang
pencapaian program.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 79
7. Sejarah: Metode penelitian ini berdasarkan fakta-fakta,
artefak, naskah kuno, arkeolog untuk mengukap
peristiwa yang terjadi pada yang telah lalu dengan
berusaha mendapatkan data primer(pelaku sejarah) yang
berhubungan dengan peristiwa sejarah yang dikaji.
Tujuan penelitian sejarah menurut Isaac (1981) untuk
merekonstruksi peristiwa masa lalu secara rasional,
sistematis, objektif, melalui kekuatan data yang
didapatkan sehingga dapat membuat kesimpulan.
Menurut Sugiono metode di atas, seperti penelitian survey,
Ex post facto, Ekperimen, Kualitatif/naturalistic, Polise research
(penelitian kebijakan), Evaluasi dan Sejarah. Hemat penulis
cendrung perbedaan pada jenis dan bentuk data penelitian dan
tujuan penelitian itu sesuai motivasi dan idiologi kebenaran
ilmiah.
Penelitian kuantitatif berdasarkan pada kebenaran positifisme
dalam artian semua data harus dapat dipastikan kebenarannya
berdasarkan rumus-rumus yang didesain pada program statistik.
Jujun Sumantri (1987) menurut sifat, jenis, struktur, bentuk, dan
warna. Semuan ini dapat dijelaskan sesuai pilihan masalah yang
diambil. Malasah itu penyimpangan dari apa yang seharusnya.
Petunjuk untuk memetakan permasalahan dengan memilih
teori dari referensi yang relevan dengan problematika yang
dibahas. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka perlu
dirumuskan secara spesifik atau dibingkai batasan masalah
tersebut sehingga menggambarkan kepada pembaca objek
bidikan masalah yang dikaji.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 80
Sebelum mengkaji lebih detail, untuk tradisi penelitian
penelitian kuantitatif hipotesis(dugaan) sebelum diuji secara
empiris berdasarkan data-data yang diperoleh lewat angket,
wawacara dari populasi dan sampel yang telah ditetapkan sesuai
target pencapain yang telah ditentukan peneliti.
Pengujian hipotesis tersebut peneliti perlu memilih metode,
strategi, pendekatan, desain penelitian dan dapat memilih
metode penelitian seperti: Metode Survei, Ex Post Facto
(penelitian yang bertujuan untuk pengetahui penyebab peristiwa
yang telah terjadi), Experimen, Evaluasi, Action Research
(Penelitian Tindakan), Policy Reseacrh (penelitian kebijakan).
Penelitian kuantitatif tidak menggunakan metode Naturalistik
dan sejarah.
Setelah data telah terkumpul melalui angket dan wawacara
penelitian kuantitatif menguji hipotesis yang telah diajukan
sebelumnya dengan program statistik apakah ditolak atau
diterima. Penelitian ini hanya mendeskripsikan dua bentuk
informasi benar atau salah bedasarkan angka/presentasi sehingga
melahirkan kesimpulan positif atau negatif.
Pengertian dan Ruanglingkup Penelitian
Pengertian dan ruanglingkup penelitian harus diberi batasan
sesuai permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian. Selain
memberi definisi setiap variabel indevenden variabel defenden
dan variabel moderator yang akan menjadi titik fokus penelitian
sehingga tiak terjadi tapsiran yang berbeda dengan pembaca.
Mendefinisikan variabel indevpenden (yang memengaruhi)
dan variabel dependen (yang dipengaruhi), pada judul penelitian
untuk mengindari penapsiran yang keliru terhadap pengunaan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 81
istilah dalam penelitian. Kriteria penelitin yang baik memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:
No Komposisi Unsur Pembahasan 1. Judul dan
masalah harus sinkron
Judul dan permasalahan perlu dirumuskan dengan teliti, sehingga tidak menimbulkan penapsiran bagi pembaca batasan masalah dan benar dapat diselesain masalah yang diteliti tersebut.
2. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian harus dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat memahami, untuk menghindari konsultasi yang berulang-ulang.
3. Instrumen penelitian
Prosdedur instrument penelitian harus dibuat dengan teliti sehingga dapat mengungkap dan mendapatkan data yang valid.
4. Laporan Peneliti harus membuat laporan yang lengkap, sistematis mengikuti prosedur sesuai rancangan, teknik pemecahan masalah.
5. Teori/ analisis
Analisis yang digunakan harus tepat dan harus memberikan argumentasi kenapa memilih model analisis tersebut.
6. Kesimpulan Setiap kesimpulan dan saran harus didukung oleh data yang valid. Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data yang diperoleh dilapangan
7. Kredibel Data hasil penelitian dapat dipercaya, sehingga penelitian anda mendapat reputasi.
B. Teknik mengungkap pakta (eksplanasi)
Eksplanasi atau bayan (kemampuan menjelaskan). Menurut
David Kline level of explanation adalah: tingkat penjelasan.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 82
Metode atau teknik peneliti mengungkap dan menjelaskan
variabel yang diteliti dengan variabel lain dalam proposal
penelitian berdasarkan mapping data, teori yang akurat, credible,
amanah, fatanah, qanaah dan siddiq.
Tingkat ekplanasi (merealitaskan yang abstrak) dalam sebuah
penelitian seperti penelitian:
1. Deskriptif: Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
menggambarkan, menjelaskan serta mengungkap nilai
variabel mandiri, baik satu variabel, dua variabel dan tiga
variabel tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel lain. Contoh:
Bagaimana Profil Presiden RI di Indonesia, Bagaimana
kualitas Dakwah para Dai di Indonesia dalam membina
umat kejalan yang benar.
2. Komparatif: penelitian yang menggambarkan,
menjelaskan serta mengungkap serta membandingkan
antara nilai variabel mandiri, dengan variabel, dua
variabel dan tiga variabel Contoh: Bagaimana peran
kepemimpinan Presiden RI di Indonesia dengan
produktifitas pendapatan BUMN. Adakah perbedaan cara
efektifitas Undang- Undang lama dengan Undang-
Undang baru.
3. Asosiatif (hubungan): penelitian yang menjelaskan,
meramalkan, mengontrol suatu gejala. Hubungan itu
dapat dilihat dari segi hubungan simetris, kausal, dan
interaktif. serta mengungkap hubungan nilai antara
variabel satu variabel, dan dua variabel bahkan tiga
variabel dan menghubungkan dengan variabel lain.
Contoh: Adakah hubungan kupu-kupu yang masuk
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 83
dirumah dengan tamu yang akan datang. Adakah
hubungan antara Kecerdasan dengan kreatifitas
Seseorang.
Ketiga model cara menjelaskan fakta di atas adalah teori
Davi Kline yang dikutip oleh Sugiono yaitu deskriptif,
komparatif, dan asosiatif. Pilihan teknik mengungkap fakta ini
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, semua itu
tergantung motivasi calon peneliti memilih jalur mana yang akan
dipilih untuk mengungkap sebuah kasus yang ada disekitar kita.
Mengungkap sebuah kasus dalam penelitian dakwah dan
komunikasi dapat dilihat juga dari sisi jenis data yang akan
digunakan untuk menjelaskan kepada pembaca sehingga
pembaca dapat memahami hasil penelitian yang telah diproses
melalui jalur-jalur yang telah disepakati secara ilmiah.
Penelitian menurut Jenis data: Pada prinsipnya adalah
penelitian itu seni mendapatkan data berdasarkan prinsip-
prinsip dan mekanisme kejujuran sesuai kaidah-kaidah ilmiah.
Kriteria kaidah ilmiah adalah data yang didapatkan bersifat
valid, reliable, dan objektif terhadadap fenomena tertentu. Jenis
data dan analisisnya dapat menggunakan tiga jenis data yakni 1).
Data kuantitatif, 2). Data kualitatif dan 3). Gambungan antara
keduanya.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk narasi/naskah,
kata, kalimat, gambar, dan skema. Data kualitatif yang
dikonversi kepada data kuantitatif Contoh: 4 (setuju) 3 (Kurang
Setuju) 2 (tidak setuju) 1.
Sedangkan data Kuantitatif terdiri dari angka (15000),
presentasi (100%), scoring (100). Dalam tradisi penelitian
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 84
naturalistic(kualitatif) pada cenderung menggunakan data
narasi/naskah, kata, kalimat, gambar, dan skema. Jika mendapat
data berupa angka(100) maka angka seratus tersebut dijelaskan
dalam bentuk narasi.
Dalam lapangan penelitian seringkali bentuk dan macam data
penelitian baik dalam bentuk data kualitatif (narasi/ naskah,
kata, kalimat, gambar, audio, visual, simbol, dan skema, peta)
dan data Kuantitatif berupa angka 20, 30, dan 20%. Tapi
prinsipnya adalah data itu harus dapat dipertanggung jawabkan,
valid, reliable dan objektif.
Keterangan gambar:
Data Kuantitatif:
1. Data Diskrit/Nominal: data yang dapat digolongkan
secara terpisah, secara diskrit kategori yang diperoleh
dengan cara mengitung hal ini dapat dijumpai pada
program SPSS. Misalnya dalam satu kelas setelah
dihitung terdapat 25 Siswa kemudian dikategorisasi
menjadi 15 wanita dan 10 pria.
Macam
Data
Kualitatif
Kuantitatif
Diskrit
Kontinum
Ordinal
Interval
Ratio
(narasi/ naskah, kata, kalimat, gambar,
audio, visual, simbol, dan skema, peta).
Semua Realitas
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 85
2. Data Kontinum: data yang diperoleh melalui hasil
peringkat, tingkatan sehingga melahirkan data Rasio,
data interval. Data ordinal adalah data yang berbentuk
ranking, atau peringkat misalnya juara I, II dan III. Data
ini dinyatakan dalam skala maka jarak data satu dengan
data lain tidak sama. Hal ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini;
Skema: data orninal (jarak tidak sama)
Data interval adalah data yang jarak sama tapi tidak memiliki
nilai nol 0 absolut/multak. contoh: pada thermometer walaupun
ada nilai 00C, tetapi tetap ada nilainya. dan data interval dan
data Ordinal. Data dibawa tersebut termasuk data ordinal
seperti tampak pada gambar berikut ini.
Skema: data Interval, walaupun minus tetap ada
nilainya.
Data rasio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai
nilai nol (0) mutlak. Misalnya data berat dan data panjang
seperti 2 meter, 5 kg dan data rasio adalah data yang paling
teliti.
I
98
II
93
III
76
IV
70
V
50
VI
40
-2
1
-I
2
0
3
I
4
2
5
3
6
4
7
5
8
6
9
7
10
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 86
Skema data Rasio
C. Proses Pengambilan Data.
Pada teknik pengambilan data ada proses yang perlu menjadi
perhatian calon peneliti karena ini sangat rentan tingkat
kejujuran yang akan berdampak pada tingkat validitas data yang
akan dipresentasikan di depan public akademik yang akan
menilai data dan melakukan konfirmasi serta ferifikasi data yang
diproses melalui mesin filsafat yaitu
1. Proses ontologi( cara mengambil data)
2. Proses Epistemologi (Cara menyusun dan merangkai data)
3. Proses Aksiologi cara (menilai data melalui tahap etik dan
emik).
Proses pengambilan data kuantitatif dan data kualitatif secara
umum sama. Perbedaannya pada teknik analisis data. Metode
penelitian natural atau sering diistilakan dengan penelitian
kualitatif tidak menggunakan analisis statistik tetapi memiliki
banyak perspektif perspektif dala mengungkap lapisan-lapisan
yang abstrak menjadi tampak yang berangkat dari kajian
fenomenologi.
Kajian atau penelitian yang menggunakan data kuantitatif
atau sering juga diistilakan dengan penelitian kuantitatif lebih
cenderung menggunakan ilmu pasti yang dikenal dengan aliran
pemikiran positifisme. Standar analisisnya cuma menggunakan
analisis statistic yang berhubungan dengan simbol angka.
Karakter simbol angka ini memang cenderung pasti dan tidal
boleh meset karena rumus yang digunakan adalah rumus
1 3 2 4 5 6 7 8 9 10
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 87
matematika. Rumpun ilmu matematika berasal dari ilmu eksat
sehingga pola dan karakternya semua serba pasti. Contoh dalam
analisis statistik 2 + 7 = 9 hasilnya tidak mungkin 90 atau 100.
Landasan penelitian kuantitatif berdasarkan pada positifisme
(angka kepastian menurut indra) contoh: 1+3= 4 yang
didapatkan pada data empiris (Jujun Suryasumantri: 1987). Jenis
penelitian kuantitatif ini memfokuskan pada penelitian
managemen akuntansi, bisnis, lembaga keuangan, perpajakan,
dan lembaga-lembaga keuangan pada managemen dakwah dan
komunikasi.
Dalam mendesain latarbelakang penelitian kuantitatif lebih
banyak menggunakan angka-angka sebagai pijakan rasio
signifikansinya atau layaknya suatu permasalahan diteliti.
Dalam konteks ini, makadiperlukan hipotesis sebagai dugaan
sementara objek permasalahan yang akan dikaji. Setelah itu
dilakukan penelitian selanjutnya sebagai pembuktian ilmiah
dengan memilih skala pengukuran tertentu yang dianggap
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Dalam penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat
digunakan adalah: Survei, Ex Post de facto, Ekperimen,
Evaluasi, action research, policy research. Hemat Sugiono tidak
menggunakan metode penelitian naturalistik dan metode sejarah.
Setelah pemilihan metode penelitian, maka langkah
selanjutnya menyusun instrument penelitian. Instrument ini
sebagai media pengumpul data. Media ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara yaitu: angket/kuesioner, pedoman
wawancara atau observasi. Sebelum semua ini dilakukan perlu
diuji validitas dan reliabilitasnya. Contoh:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 88
1. Pengujian angket: Membuat Pertnyaan terhadap
prblematika yang di teliti.
2. Pengujian wawancara, wawancara terstruktur, wawancara
lepas
3. Pengujian Instrumen penelitian: seperti contoh berikut
ini.
Contoh: Instrumen Penelitian Kuantitatif
Tema Pengaruh sistem Politik:
Nama Responden : ……………………………………….
Alamat : ……………………………………….
Status : ……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………….
Etnis : ………………………………………. BERIKAN TANDA SILANG ()TERHADAP JAWABAN YANG
ANDA ANGGAP PALING BENAR
1. Bagaimana orang Bugis Makassar melihat pelaksanaan
politik sekarang?
A B C D
Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik
2. Apakah sistem politik sekarang tidak berpengaruh pada
budaya siri di Kota Makassar?
A B C D
Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik
3. Bagaimana model pemilihan pemimpin diKota Makassar
apakah sudah sesuai dengan etika dan budaya siri?
A B C D
Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 89
4. Jika ada pemilihan Pilkada kerap kali kandidat mengeluarkan
bahasa negatif kepada lawan politiknya apakah ini sesuai
dengan budaya siri di kota makassar ?
A B C D
Baik sekali Baik Cukup Baik Kurang Baik
D. Skala Pengukuran Istrumen.
Penelitian kuantitatif peneliti akan menggunakan instrument
untuk mengumpulkan data. Sedangkan dalam penelitian
natural(kualitatif) peneliti lebih banyak menjadi
instrument(Instrumen kunci). Penelitian kuantitatif memiliki
macam-macam skala pengukuran sesuai kesepakatan yang
dianggap benar. Skala pengukuran ini penting diketahui sehingga
memudahkan peneliti mengungkap permasalahan dalam variabel
penelitian.
Macam dan jenis skala pengukuran dalam Penelitian
kuantitatif ini terdiri dari:
4. Likert
Skala pengukuran likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Pada skala pengukuran ini peneliti dituntut
membuat indikator variabel sebagai standar dalam menyusun
item instrument berupa pernyataan dan pertanyaan. Seperti
Contoh: a) Sangat setuju, b). Setuju, c). Ragu-ragu, d). Tidak
Setuju, e). Sangat setuju.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban diberi
scoring misalnya seperti berikut ini.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 90
Sangat setuju, : 5
setuju : 4
Ragu-ragu, : 3
tidak setuju : 2
Sangat setuju. : 1
Contoh analisis data skala likert
Jika ingin mengukur pendapat masyarakat, presepsi pada
sebuah komunitas pada sebuah Desa tritiro tentang peraturan
PEMDA tentang larangan MIRAS di Desa Tritiro dengan
memilih 100 Sampel responden. Setelah itu membuat instrument
pertanyaan 5 jenis Pertanyaan yang dianggap dapat memberikan
jawab terhadap apa yang diingin dari pendapat masyarakat
tersebut. Membuat cek lis.
Contoh cek lis:
Berilah jawaban pertanyaan berikut ini sesuai pendapat anda
tentang Peraturan larangan MIRAS di Desa Tritiro dengan cara
member tanda cek lis.
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin :
No Pertanyaan Jawaban SS ST Rg TS ST
S 1 Miras sangat mengganggu ketertiban
masyrakat di Desa Tritiro √
2 Miras merupakan mata pencaharian masyarakat di Desa Tritiro sehingga tidak perlu di hapus
√
3 Dampak perkelahian remaja disebabkan oleh adanya Miras
√
4 Karena sulitnya mencari kerja sehingga miras adalah satu-satunya perkejaraan
√
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 91
5 Peraturan Daerah tentang miras sangat efektif meminimalisasi miras di Tritiro.
√
Skor nilai:
Sangat Setuju (SS) : 5
Setuju (ST) : 4
Ragu-ragu (Rg) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Setuju. (ST) : 1
Berdasarkan data yang telah terkumpul 75 Responden
(50+25) atau 75% masyarakat member jawaban Setuju(S) dan
Sangat Setuju(SS). Jadi kesimpulan adalah PERDA larangan
Miras sangat efektif di Desa Tritiro. Jadi dapat dipresentasi
sebagai berikut: Instrumen Pertanyaan 5 X 100 orang = 500
seandainya semua menjawab SS maka jumlah skor yang
diperoleh dari penelitian ini 450. Dapat dirinci sebagai berikut:
Jumlah skor untuk 25 orang yang menjawab SS = 25 X 5 = 125
Jumlah skor untuk 50 orang yang menjawab SS = 50 X 4 = 170
Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab Rg = 5 X 3 = 15
Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab TS = 20 X 2 = 20
Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab STS = 10 X 1 = 10
Jumlah jawaban secara total = 450
Jadi berdasarkand ata itu (450: 500 X 100% =75 %)
5. Skala Gutman:
Skala pengukuran tipe ini hanya memberikan 2 pilihan pada
responden yakni ya atau tidak atau positif atau negative. Model
ini jawaban yang diingin dari responden adalah sebuah ketegasan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 92
dari permasalahan yang ada dari pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti.
Contoh:
Bagaimana Tanggapan anda tentang PERDA MIRAS di
Desa Tritiro? a). Setuju b). Tidak Setuju.
6. Rating Scale
Data kualitatif yang dikuantitatifkan seperti Contoh: Sangat
Baik (Narasi) dikuantitatifkan menjadi 97 (Skor). Atau
sebaliknya data kuantitatif di terjemahnya menjadi data
kualitatif.
Contoh:
Seberapa baik ruang kerja di perisahaan ini? Beri jawaban
angka seperti:
Sangat Baik (97)
Bik (80)
Cukup baik (70)
Kurang Baik (50)
Sangat tidak baik (20)
7. Semantic Deferensial
Skala pengukuran yang berbentuk semantic deferensial yang
dikembangkan oleh Osgood. Sakala ini digunakan untuk
mengukur sikap dengan bentuk pilihan ganda.
E. Teknik Analisa Data.
1. Teknik analisis data kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif dengan kualitatif perbedaan
signifikansinya pada isntrumen analisis atau media analisis yang
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 93
digunakan. Jika menggunakan analisis statistik maka corak
penelitian itu ke kuantitiaf. Jika menggunakan non statistik
maka penelitian itu cenderung kualitatif. Sebagai contoh berikut
ini analisis data kuantitatif dengan menggunakan software
statistik.
Setelah data dari seluruh responden dikumpulkan maka
tibalah saatnya melakukan analisis data. Data yang didapatkan
dimasukkan dalam tabulasi data berdasarkan variabel dan jenis
responden kemudian melakukan pengujian hipotesis.
Penelitian kuantitatif menurut Sugiono mengenal tradisi
analisis statistik deskripitf dan analisis inferensial. Statistik
deskriptif adalah menganalisis data dengan cara menggambarkan
data yang telah terkumpul. Statistik inferensial(statistik
induktif/statistik probabilitas). Data yang didatpatkan ini dapat
diuji probabilitasnya pada program SPSS sebagai alat bantu
menganalisis data, cara tinggal memasukkan data pada tabel
SPSS secara otomatis data keluar berdasarkan kesimpulan
probabilitasnya.
Penggunaan model statistik parametris tersebut hanya dapat
mengolah data yang bersifat interval dan rasio sedangkan data
statistik non parametris dapat mengolah data nominal dan
ordinal. Rumus pengujian hopotesis
1. Untuk menguji hopitesis deskriptif satu sampel jika
datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik
statistik: Binomial, dan Chikuadrat satu sampel.
2. Untuk menguji hopitesis deskriptif satu sampel bila
datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik
statistik Ran tes.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 94
3. Untuk menguji hopitesis deskriptif satu sampel satu
variabel bila datanya berbentuk interval dan rasio maka
digunakan: teknik statistik: T-Tes Sampel
4. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel
berpasangan bila datanya berbentuk nominal digunakan
teknik statistik McNear
5. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel yang
berpasangan bila datanya berbentuk ordinal digunakan
teknik statistik: Sign Test dan Wilcoxon matchet pairs.
6. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel yang
berpasangan, bila datanya berbentuk interval atau rasio
maka digunakan teknik statistik: Test dua Sampel.
7. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel
independen, bila datanya berbentuk nominal maka
digunakan teknik statistik: Fisher Exact probability dan
Chi Kuadrat dua Sampel.
8. Untuk menguji hopitesis komparatif dua sampel
Independen, bila datanya berbentuk ordinal maka teknik
statistiknya: Media Test, Man-Whitney U Test,
Kolmogorof Smirnof dan Wald-Wolfoeitz.
9. Untuk menguji hopitesis komparatif K sampel yang
berpasangan, bila datanya berbentuk ordinal maka
digunakan teknik statistik: Chocram Q.
Untuk lebih lengkapnya silangkan baca khususus penelitian
kuantitatif pada buku metode penelitian, disini hanya
menggambarkan secara umum karena lebih pada kajian
penelitian kualitatif dakwah dan komunikasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 95
2. Teknik analisis data kualitatif
Teori analisis data kualitatif terbagi menjadi dua payung
besar yakni metode berfikir deduktif dan metode berpikir
induktif. Metode berpikir deduktif juga bentuk analisis secara
umum tetapi perlu ada disipilin paradigm ilmu tertentu sehingga
hasil analisis dan pedekatan yang digunakan dalam menelaah
sebuah objek tertentu bisa maksimal sesuai karakter ilmu yang
digunakan untuk menelaah tersebut.
Untuk memaksimalkan sebuah pendekatan analisis seorang
peneliti perlu memiliki komptetensi sebagai berikut:
1. Think, critically, systematically: Calon peneliti harus
memiliki wawasan, mempunyai kemampuan kritis serta
dapat berpikir sistematis.
2. Able to create, innovate: Calon peneliti harus memiliki
kemapuan kreatifitas menciptakan model baru dari yang
sudah ada.
3. Communicate affekctify: Calon peneliti harus mampu
berkomunikasi dengan baik untuk memengaruhi audiens.
4. Able to identify and formulate problem clearly: Mampu
mengenal dan merumuskan masalah dengan jelas.
5. View o problem in winder context: Calon peneliti
mampu melihat masalah secara global yang biasanya
masalah tidak pernah berdiri sendiri.
Jika seorang peneliti telah memenuhi kriteris seperti
dijelaskan di atas maka penelitian yang akan dikaji dapat
memberikan kontirbusi kepada diri sendiri dan orang lain,
bahkan kepada kemaslahatan semua umat manusia.
Teknik analisis data kualitatif perbedaan signifikansinya pada
isntrumen analisis atau media analisis yang digunakan. tradisi
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 96
penelitian kualitatif ‚tidak menggunakan analisis statistik‛
teknik analisis pada kajian kualitatif lebih menggunakan metode
analisis deduktif dan induktif.
Metode analisis deduktif dan induktif ini adalah pola umum
yang perlu di break down (merincikan sesuai pendekatan ilmu
yang digunakan). Kaidah analisis kualitatif induktif Perancis
Bacon yang dikutip oleh Bungin dalam skema analisis berikut:
Contoh:
Cara berpikir analisitis
Cara berpikir analisitis Sintetis
BAB 6
MODEL ANALISIS DAN PENDEKATAN
A. Pengertian
Pengetahuan Khusus
Dianalisis Berteori
Kesimpulan Pengetahuan Umum
Pengetahuan Umum
Dianalisis Berteori
Kesimpulan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 97
Dalam kamus karya ilmiah popular Komaruddin (2006: 182)
Analisis berasal dari bahasa Yunani, analusis, analisa adalah:
Suatu pemeriksaan mengenai hakikat atau makna sesuatu,
misalnya data riset yang didapatkan lewat observasi, wawancara,
lewat angket dan data lainnya yang sifatnya belum memberikan
keterangan yang realistis. Analisis juga dapat pahami sebagai
kegiatan berpikir pada saat mengkaji pada bagian-bagian,
komponen-komponen, atau elemen-elemen dari satu totalitas
dari objek. Hal inilah yang digunakan dalam metode penelitian
dakwah dan komunikasi dalam menelaah obejk tertentu.
B. Pendekatan
Selain teknik analisis dalam metode penelitian dakwah dan
komunikasi dikenal juga kata pendekatan. Pendekatan dalam
bahasa inggris dikenal scientific approach. Suatu metode yang
digunakan untuk mengidetifikasi, menganalisis, dan
memecahkan masalah dengan mengikuti kaidah-kaidah logika
seara sistematis. Pendekatan juga dapat dipahami sebagai
perangkat ilmu tertentu yang digunakan untuk menelaah sebuah
objek dilokasi penelitian. Dalam metode penelitian dikenal
beberapa pendekata yakni:
1. Pendekatan Disipliner: yakni penedkatan berdasarkan
objek penegnal dan objek formal ilmu bersangkutan.
2. Pendekatan Fungsional: adalah pendekatan yang
dilakukan dari berbagai masalah yang sama.
3. Pendekatan multidispliner: Penekatan yang menggunakan
beberapa rumpun ilmu untuk menelaah suatu objek.
4. Kelompok Metode analisis Teks dan Bahasa
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 98
Analisis dan pendekatan dalam metodologi penelitian dakwah
dan komunikasi berdasarkan dari penjelasan bungin
mengelompokkan kedalam beberapa sub kajian yang dapat
digunakan untuk melakukan analis dan pendekatan sesuai
rumpun ilmu masing-masing:
1. Kelompok metode analisis teks dan bahasa:
a. Content Analysis(analisis isi)
b. Analisis bingkai (framing analisis)
c. Analisis Semiotika
d. Analisis Konstruksi sosial Media
e. Analisis Hermeneutika
f. Analisis Wacana Kritis
g. Analisis Agenda Setting
2. Kelompok metode analisis tema-tema budaya
a. Analisis struktural
b. Domaian analisis
c. Taxonomi analisis
d. Discoveri Cultural Themes Analysis
e. Constant Comparatif analisis
f. Grounded Analysis
g. Etnometodologi
3. Kelompok metode analisis kinerja dan pengalaman individu,
institusi, kajian tokoh.
1. Analisis Focus Group Discusion (FDG)
2. Analisis Forensif Digital
3. Analisis Studi Kasus
4. Teknik Biografi
5. Analisis SWOT
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 99
6. Analisis Penggunaan Bahan Dokumenter
C. Teknik analisis data
1. Content analysis (analisis isi):
Teknik analisis isi dengan memperhatikan konten (isi pesan)
yang berhubungan dengan dakwak dan komunikasi. Logika
dasarnya adalah setiap prilaku manusia memiliki pesan baik
nerupa pesan verbal maupun pesan non verbal. Yang konsentrasi
dalam metode ini adalah Bernard Berelson (1959). prinsip yang
harus diperhartikan jika memilih metode ini dalam menganalis
isi konten adalah:
Analisis isi pragmatis: dampak dari akibat proses dakwah
dan komunikasi yang dilakukan. Misalnya berapa kali
diucapkan kata tertentu yang dapat memberikan
respon/stimulan bagi pendengar sehingga tertarik.
Analisis isi semantik: melakukan identifikasi tanda-tanda
baca/gaya dakwah dan komunikasi seperti: referensi rujukan
berapa kali diucapkan atau ditulis, Pensifatan data
pembicaraan yang tidak memiliki referensi yang jelas.
Pernyataan menelaah berapa kali sering melakukan
pernyataan. Dianalisis secara tematik kata-kata tertentu.
Analisis Sarana Tanda: melakukan pengorganisasian tanda,
simbol, sifat psikologi, seua tanda berupa pernyataan,
referensi yang disebut cara menjelaskan ide-idenya
diklasifikasi dengan membuat tabel penilaian seperti contoh
berikut ini:
Referensi bacaan Cara menyampaikan Penggunaan simbol/ tanda/gaya komunikasi
Jumlah ayat dan Ketajaman menjelaskan Penekanan(aksentuasi)
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 100
hadis disebut selama berdakwah
bacaan berupa Al-Quran dan Al-Hadis serta padangan para ahli
pada kalimat tertentu yang dianggap penting oleh komunikan/Muballigh
Kitab yang diruju baik buku komunikasi maupun buku dakwah
Pemahaman mengunkap isi kandungan hasil bacaan
Kecerdasan melakukan perumpamaan (analogi) yang dapat memudahkan orang memahami pembicaraannya
10 kali 30 kali 50 kali Dari angka kuantitas ini dapat simpulkan bahwa volume proses dakwah komunikasi baik verbal maupun non verbal Si A dikategorikan sebagai baik, atau cukup baik tergantung pada standar penilaian yang ditentukan.
2. Analisis bingkai (Framing analysis):
Suatu teknik analisis dengan menemukan frame terhadap
pemilihan kata /kalimat tertentu kemudian kata tersebut
dibingkai seperti kalimat: reformasi, terorisme, korupsi, cantik,
dan indah. Dalam teknik analisis ini setiap kalimat yang
dibingkai oleh media tertentu dilakukan diagnosis terhadap
pilihan kata tersebut apa motivasi, apa kepentingan, dan
bagaimana caranya media mencitrakan isu yang dibinkai
tersebut.
Teknik analysis framing dapat dilihat pada tabel berikut ini:
STRUKTUR PERANGKAT PRAMING UNSUR YANG
DIAMATI
Sintaksis:
Cara Wartawan menyusun fakta
yang dipresepsi dilapangan
1. Skema berita 1. Headline, Lead,
2. Latarbelakang
informasi.
3. Kutipan, Sumber
4. Penutup
Skrip:
Cara wartawan mengisahkan
fakta
Kelengkapan berita Perhatian 5 W 1 H
Tematik: 1. Detail(gambar, pemilihan Paragraf dan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 101
Cara wartawan menulis fakta huruf).
2. Maksud Kalimat serta
hubungannya
3. Koherensi
4. Bentuk Kalimat
5. Kata ganti.
Proposisi
Restoris: 1. Leksikon
2. Grafis
3. Metafora
4. Pengandaian
Kata, Idiom, Gambar/
foto, grafik
3. Analisis Semiotik
Fokus analisis semiotika dalam metode penelitian dakwah
dan komunikasi seorang peneliti yang menjadi kunci instrument
melihat, mengamati, dan menyelidiki simbol dan tanda yang ada
pada materi objek yang akan diteliti.
Simbol atau tanda yang menjadi konsentrasi dari penelitian
adalah:
a. Qualisigns: menelaah dan menyelidiki simbol atau tanda
yang berhubungan dengan sifat objek. Seperti sifat warna
kuning, merah dan hijau.
b. Sinsigns: menelaah dan menyelidiki simbol atau tanda
objek materi yang berhubungan dengan bentuk: seperti
jika ada gertakan berarti ekpresi maknanya ia sementara
mara.
c. Lesigns: menelaah dan menyelidiki simbol atau tanda
yang berlaku umum tentang objek tersebut seperti kode
lalu-lintas.
Langkah-langkah penelitian semiotik
a. Mencari topil yang menarik perhatian anda
b. Buat pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana.
c. Tentukan alasan dari penelitian anda
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 102
d. Rumuskan topik penelitian anda dengan pertimbangan tiga
pokok topik, tujuan dan rational.
e. Tentukan metode pengolahan data
f. Kalsifikasi data:
- Identifikasi teks
- Berikan alasan mengapa teks dipilih dan perlu
diidentifikasi.
- Tentukan pola semiotika yang umum dengan
mempertimbangkan hierarki dan pragmatismnya bagi
kemaslahatan umat.
- Tentukan khas penelitian anda berdasarkan perspektif
semiotika.
Objek yang dianalisis:
- Idiologi, Interpretan, frame work budaya
- Pragmatis, aspek sosial komunikatif
- Lapisn dari makna, intekstualitas, kaitan dengan tanda
lain, hokum yang mengaturnya.
- Kamus Ensiklopedi.
Kesimpulan
4. Analisis Konstruksi Sosial Media
Kajian penelitian dakwah dan komunikasi juga mengenal
adanya analisis konstruksi sosial media sebagai sebuah
pendekatan yang dipopulerkan pada tahun 1966 oleh Peter L.
Berger dan Luckman menjelaskan analisis konstruksi sosial
melalui ‚the social construction of reality, A treatise in the
sociological of knowledge‛. Teori ini dapat dideteksi melalui
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 103
tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, abjektivasi, dan
internalisasi.
Ada beberapa hal penting dalam penyiapan materi konstruksi
sosial media massa yaitu:
1. Keberpihakan media massa kepada kapitalis
2. Keberpihakan semu kepada masyarakat
3. Keberpihakan kepada kepentingan umum
Proses cara kerja teori konstruksi sosial ini dapat dilihat dalam
skema berikut ini:
5. Hermeneutika:metode penapsiran hermeneutika (alat
interpretasi/media penapsir) ini mencakup semua aspek
kemanusiaan tetapi dalam metode penelitian dakwah dan
komunikasi ada pilihan-pilihan yang perlu diperhatikan dalam
menapsirakan sebuah teks dengan prinsip kajian hermenetika
adlah kajian ilmu yang dapat memberikan pemahaman
tentang hal-hal yang abtrak dibalik sebuah teks dalam
Eksternalisasi
Objektivasi
Internalisasi
M
E D
I A
Massa
Objektif Subjekti
Iner Subjektif
Realitas Konstruksi:
- Lebih Cepat
- Lebih Luas
- Sebaran merata
- Membentuk opini
massa
- Opni massa
cenderung apriori
- Opni massa
cenderung sinis
-
Source Message Channel Effects Receiver
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 104
konteks tradisional. Pandangan Sumaryono ini dalam
memahami hermenetika Haberman dalam konteks kajian
penelitian dakwah dan komunikasi.
6. Analisis Wacana dan penapsiran teks: Kontowijoyo dalam
menapsirkan sebuah teks tidak dapat dipisahkan antara
struktur sosial, gaya hidup, sosialisasi, agama, mobilitas
sosial, organisasi kenegaraan, dan seluruh prilaku sosial.
1. Kelompok analisis Tema-tema budaya
a. Analisis Struktural Fungsional: tokoh analisis struktural
adalah Levi-Strauss, yang juga terilhami dari Ferdinand de
Saussure. Dengan demikian analisis struktural ini lebih
banyak bersentuhan dengan ilmu semiotika. Langkah-
langkah analisis struktural:
Pertama: membaca keseluruhan naskah terlebih
dahulu.
Kedua: Jika cerita panjang dapat dibagi menjadi
beberapa bagian.
Ketiga: Perhatian pada kunci-kunci yang ada dalam
satu faragraf yang dialami yang melakoni cerita
tersebut misalnya seperti seorang tokoh terkenal
dalam cerita tersebut.
Keempat: memerhatikan adanya relasi antar kalimat
satu dengan yang lain.
Kelima: Makna-makna dalam teks disusun
berdasarkan sumbu singtagmatis, paradigmatic
dengan elemen-elemen lain.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 105
Keenam: mencoba menarik hubungan relasi antara
elemen-elemen tersebut menjadi satu bangunan
makna.
Ketujuh: menarik kesimpulan akhir dan mencoba
memaknakan cerita internal di atas berdasarkan
kesimpulan referensi kontekstual.
b. Domain analisis: bentuk analisis dengan melakukan
pendekatan masalah secara langsung. Teknik analisis ini
lebih popular jika melakukan penelitian eksploratif.
Seperti menggambarkan secara totalitas sebuah institusi
pesanteren tertentu maka dapat dilihat dari: Kiai, santri,
guru, juru masak, petugas kebersihan, dan sebagainya.
Semua elemen ini dieksplorasi dengan baik sehingga
pembaca dapat memahami institusi tersebut. Sparadley
menyarankan hubungan semantik bersifat universal dalam
analisis domain sebagai berikut:
Jenis (Strict Inclusion)
Ruang (Spacial)
Sebab akibat (Cause effect)
Rasional (Rational)
Lokasi Kegiatan (Location for action)
Cara ke tujuan(means-and)
Fungsi (Funtion)
Urutan (Sequence)
Atribut (Atribution)
c. Taxonomi Analysis:
d. Componential Analysis
e. Discovering Cultur Themes Analysis
f. Constant Comparatif analisis
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 106
g. Graunded Analisis
h. Etnologi analysis
2. Kelompok analisis kinerja dan pengalaman individual serta
prilaku instritusi
a. Analisis Focus Group Discussion (FGD)
sebuah teknik pengumpulan data yang pada umunya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan
makna sebuah menurut pemahaman sebuah kelompok. Langkah-
langkah penelitian FDG adalah sebagai berikut:
1. Melakukan coding
2. Menentukan persamaan sikap dan pendapat terhadap
istilah yang sama.
3. Menentkan persamaan istilah yang digunakan, termasuk
perbedaan pendapat terhadap istilah.
4. Melakukan klasifikasi dan kategorisasi terhadap sikap dan
pendapat perserta FDG berdasarkan alur diskusi.
5. Mencari hubungan dan kategorisasi yang ada untuk
menentukan bangunan hasil diskusi.
6. Menyiapkan draf laporan FDG untuk didiskusikan pada
kelompok atau forum yang lebih besar.
b. Analisis Studi Kasus
Strategi analisis studi kasus adalah bentuk metode data
kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang
terjadi pada objek analisis. Pada umumnya studi kasus juga
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 107
digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, lebih ditekankan
pada metode penelitian menggunanakan data kualitatif.
Menelitian natural(kualitatif) menurut William F. Whyte
dapat dilakukan pada objek atau domain yang terkecil seperti:
Membedah dunia korupsi, membedah dunia gelandangan, satu
TR, satu Desa, satu kabupaten, satu Negara dan bahkan satu
benua.
Beberapa time penelitian studi kasus juga dijelaskan oleh
Bogdan dan Biklen (1982) Serta Yin sebagai berikut:
1. Studi kasus kesejarahan sebuah organisasi: konsentrasi
kajiannya pada perjalanan dan perkembangan sejarah
2. Studi kasus observasi: menjaring informasi pada
komunitas masyarakat tertentu yang dilakukan secara
empiris, detail, dan aktual.
3. Studi kasus life histori: studi yang mengungkap dengan
lengkap dan rinci tentang kisah hidup seseorang dengan
berbagai macam liku-likunya baik yang sifatnya unik dan
dokumen-dokumen pribadi yang dianggap penting bagi
peneliti untuk diinformasikan kepada khalayak.
4. Studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan:
ketajaman peneliti menelaah yang ada dalam sebuah
lingkungan. Menyelidiki sturktur dan fungsi-fungsi dalam
sebuah masyarakat dalam berekspresi dan berinteraksi
satu dengan yang lain. Seorang peneliti mengungkap sisi
unik dalam melakukan dakwah dan komunikasi.
5. Studi kasus analisis situasional: Menelaah sisi-sisi
perubahan masyarakat akibat dari dampak letusan-letusan
situasi seperti Contonya: pencemaran yang diakibatkan
oleh lapindo di kecamatan porong sidoarjo.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 108
6. Studi kasus mikroetnografi: Studi kasus ini dilakukan
sebuah unit sosial terkecil dengan melihat sisi pada diri
seseorang yang menarik untuk dikonsumsi oleh publik.
c. Analisis teknik biografi
Teknik analisis biografi terhadap diri seseorang yang
dianggap dapat memberikan khazanah keilmuan maka perlu
diperhatikan unsur-unsur seperti berikut ini:
1. Pengalaman Hidup.
2. Geonologi Keilmuan(Pendidikan)
3. Teman-temannya yang dianggap member pengaruh
terhadap poa pikirnya.
4. Bahan bacaan yang di konsumsi selama hidupnya.
5. Kondisi Geografis tempat tinggalnya serta perubahan-
perubahan iklim yang terjadi didideskripsikan.
6. Karya pada masa remaja, Dewasa dan masa Tua
gambarkan perubahan-perubahan pola pikirannya.
7. Autobiografi secara geonologi sislsilah keturunan:
Keluarga, reputasi, Idiologi dan agama, ajran-ajaran
moral yang diperjuangkan, harapannya kepada
masyarakat yang akan datang.
d. Analisis SWOT:
Analisis SWOT (Stenghs Waeknesses Opportunities dan
Threats) ini adalah teknik analisis yang sering digunakan pada
kasus-kasus militer. Kemudian digunakan untuk menganalisis
kasus bisnis, perencanaan dan penelitian dakwah dan
komunikasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 109
Secara harfiah SWOT (Stenghs Waeknesses Opportunities
dan Threats) analisis ini dapat membedah serta mengungkap
kinerja sebuah lembaga, istitusi tentang target pengembangan
yang akan dilakukan untuk baik dari segi internal maupun
eksternal. Faktor eksternal Peluang(opportunities), ancaman
(threats), faktir internal: kekuatan(strenghs) dan
kelemahan(weaknesses).
Analisis SWOT dapat digunakan untuk menawarkan sebuah
alternative yang dapat dilakukan dan diimplementasikan dalam
sebuah perusahaan, lembaga dakwah dan komunikasi, institusi
pemerintahan dan swasta. Hal yang dapat diteliti sangat
tergantung pada motivasi peneliti seperti efektifitas kebijakan,
efektifitas pembuatan perencanaan dan sistem publikasi dakwah
yang relevan bagi masyarakat multikutlral. Implementasi
analisis SWOT:
Kekuatan:
1. Memiliki SDM(Dai dan Muballigh) yang cukup terampil.
2. Memiliki kemampuan memberikan ceramah cukup
memadai.
3. Memiliki kemampuan mendesain publikasi dakwah sesuai
kebutuhan umat untuk menciptakan masyarakat yang
taat hukum.
4. Memiliki fasilitas penelitian, pengujian, dan
pengembangan kemasan dakwah yang menarik dan
menyenangkan.
5. Memiliki tingak realibilitas yang cukup baik
6. Memiliki tingkat likuiditas yang sangat baik.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 110
7. Memiliki pembiayaan yang cukup bagi kelansungan
ekosistem dakwah dan komunikasi.
8. Memiliki networking yang mapan sehingga perencanaan
yang dibuat dapat memberikan kontribusi yang cukup
baik.
9. Memiliki kekauatan cadangan pendanaan yang memadai
Kelemahan
1. Jumlah Dai dan Muballigh yang berlimpah tetapi
memiliki kualitas yang kurang memadai.
2. Belum mantampnya pola perencanaan dan peta dakwah
yang baik dan terukur.
3. Menggunakan media dakwah yang kurang relevan
dengan kondisi jamaah
4. Dalam kondisi tertentu kerap kali tidak mampu
memenuhi permintaan jamaah.
5. Kondisi media yang digunakan kurang baik
Peluang
1. Sangat stabil kondisi politik di dalam negeri
2. Masih tingginya masyararakat untuk mempunyai
tempat tinggal.
3. Dai dan Muballigh memiliki ciri (brand) yang unik
4. Daya serap jamaah yang cukup tinggi
5. Makin tinggi kepercayaan masyarakat terhadap Dai
dan Muballigh.
6. Adanya teknologi baru yang dapat melayani jamaah
lewat media dakwah on line.
7. Dampak deregulasi memberikan iklim dakwah yang
cukup baik
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 111
8. Kebijakan pemeliharaan sumber daya dai dan
muballigh yang maksinal.
9. Semakin banyak alternatif sumber dana.
10. Semakin baik citra Dai dan Muballigh
11. Tersedianya tenaga Dai dan Muballigh yang potensial.
Ancaman
1. Stabilitas politik internasional yang kurang menetu
2. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang Al-Quran
dan Sunnah sehingga banyak jamaah yang dicuci otaknya
untuk mengikuti alisan yang sesat.
3. Komungkinan berdirinya aliran-aliran yang dapat
membingunkan umat.
4. Banyaknya aliran-aliran agama dari luar yang
memberikan pemahaman yang tidak sesuai dengan
kebutuhan umat.
e. Analisis dokumenter(analisis sistem informasi dakwah).
Teknik analisis ini dapat digunakan pada kajian teks atau
studi naskah yang dipublikasikan oleh lembaga tertentu atau
dokumen pribadi yang ditulis seseorang yang cukup memberikan
pengaruh pada jamaah.
Kajian analisis sistem informasi dakwah khususnya naskah
ini dakwah dapat menggunakan mekanisme model periwayatan
hadis ketiga menelusuri bahan dokumentasi dari mulai dari masa
bukhari sampai saat ini.
f. Penggunaan bahan visual(Analisis Digital forensip).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 112
Teknik analisis ini menelaah hasil visualisasi seperti animasi,
film, foto komputer grafis, televisi, dan bahan visual lainnya.
Teknik penelitian ini, untuk menelaah, menyelidiki keabsahan
suatu hasil audio visual sebagai pelengkap dalam kijian
penelitian kualitiatif.
Kajian ini menarik dalam era teknologi informasi, karena
banyaknya cyber crime (kejahatan dunia maya) di dunia maya
yang dilakukan, seperti pencemaran nama baik, dan pembobolan
perbankan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian bahan
visual ini adalah:
1. Mengambil data visual yang telah didesain oleh orang
tertentu yang diduga memiliki rekayasa digital.
2. Membawa ke laboratorium ahli forensif digital
3. Meneliti software desain grafis yang digunakan dalam
mendesain audio visual
4. Menelaah frame to frame adegan visual yang dikemas
oleh oknum tertentu.
5. Menelaah permainan gradasi warna, audio, gambar dan
visual motion yang digunakan.
6. Menelaah semua kekuatan software audio visual sehingga
peneliti mendapatkan bahwa adegan ini diproduksi lewat
kamera merek tertentu serta diperoduksi oleh komputer
grafis tertentu.
7. Motif dibalik pembuatan visual, lokasi pembuatan, serta
tipe cam corder yang digunakan.
8. Membuat klasfikasi jawaban
9. Membuat kesimpulan dan rekomendasi.
BAB 5
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 113
PETA DAKWAH DAN KOMUNIKASI
A. Pengertian
Peta dakwah dan komunikasi yang dimaksudkan dalam kajian
ini adalah gambaran lapisan-lapisan objek penelitian dakwah dan
komunikasi berdasarkan paham agama, idiologi, suku etnis
bahasa dan budaya.
Struktur masyarakat yang akan menjadi objek kajian
penelitian dakwah perlu diketahui lebih awal dan melakukan
pengorganisasi, digram venn, dan indentifikasi masalah dari sub
struktur masing-masing masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui prilaku masalah dalam penelitian sehingga seorang
peneliti harus dapat memahami secara detail permasalahan
tersebut.
Kecerdasan peneliti dalam melakukan identifikasi masalah
akan memberikan gambaran yang tepat dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Hal ini sering juga disebut sebagai maping
permasalahan.
Kekayaan ilmu seseorang tampak pada kecerdasan dalam
melakukan identifikasi permasalahan dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
penelitian yang baik berangkat dari permasalahan. Emoy (1985)
yang dikutip Sugiono penelitian murni atau terapan harus
berangkat dari permasalahan.
Penelitian harus dimulai dari permasalahan, hal ini sesuai
pandangan Tucman (1988: 25), jika masalah sudah diketahui
ruang lingkupnya maka 50% penelitian telah selesai.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 114
Dalam kajian penelitian dakwah dan komunikasi unsur-unsur
yang dapat menjadi sorotan dalam mencari permasalahan dapat
dilihat pada:
Pengertian ilmu dakwah dan komunikasi
Wilayah penelitian ilmu dakwah dan komunikasi
Muballigh/Informan dakwah dan komunikasi
Materi dakwah dan komunikasi
Metode dakwah dan komunikasi
Media dakwah dan komunikasi
Objek dakwah dan komunikasi
Sejarah dakwah dan komunikasi
Efek dakwah dan komunikasi
Tujuan dakwah dan komunikasi
Gambaran wilayah dakwah dan komunikasi
Semua unsur-unsur ini calon peneliti harus memilih dan
mencari permasalahan dari setiap unsur dakwah tersebut.
Pandangan Stonner (1998: 257) tentang sumber masalah adalah
penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan. Atau
kesenjangan antara teori dan kenyataan. Menurut Syarifudin
masalah adalah prilaku hidup manusia yang bertentangan dengan
Al-Quran dan Sunnah sehingga dapat merusak ekosistem
kehidupan sesama manusia, alam dan Tuhan.
Bentuk-bentuk masalah penelitian menurut Sugiono
dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat
ekplanasinya(daya ungkap) sehingga muncul permasalahan
deskriptif, permasalahan komparatif dan permasalahan asosiatif
(hubungan). Untuk lebih jelasnya dapat diberikan contoh sebagai
berikut:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 115
1. Permasalahan Deskriptif: Suatu permasalahan yang
berkenan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variabel dan independen depeden dalam penelitian ini
peneliti tidak melakukan perbandingan. Peneliti hanya
mendeskripsikan variabel utama yang diteiti. Contoh
dalam merumuskan masalah:
Bagaimana sikap masyarakat terhadap metode
dakwah dewasa ini di Indoensia.
Seberapa baik kinerja cabinet Indonesia Bersatu Jilid
II.
Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat
terhadap model dakwah Zainuddin MZ.
2. Permasalahan komparatif: Membandingkan antara
keberadaan variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Adakah perbedaan produktifitas kerja antara
Pegawai Negeri Sipil dengan TNI-POLRI.
Adakah perbedaan antara kinerja cabinet Indonesia
Bersatu Jilid I dengan julid II.
Adakah Perbedaan antara model dakwah Abdullah
Gimnastiar dengan model dakwah Zainuddin MZ.
3. Permasalahan Hubungan(kausal): Jenis penelitian yang
mengakaji, menyelidiki sebab akibat. Jadi dalam judul
itu variabel indevenden memengaruhi variabel dependen.
Adakah pengaruh sistem penggajian dan prestasi
kerja.
Apa hubungannya antara tinggi badan dengan
prestasi kerja bidang dakwah
Apa pengaruh antara media TV dengan tingkat
kejahatan.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 116
Variabel penelitian merupakan instumen yang ada pada judul
menurut Sugiono dalam setiap judul ada variabel indevenden,
(yang memengaruhi), variabel dependen (yang dipengaruhi) dan
variabel moderator.
Seni penyelesain masalah dalam tradisi penelitian penelitian
kuantitatif sangat tergantung pada volume data primer yang
didapatkan serta metodologi yang sistematis. Dalam penelitian
variabel adalah atribut yang menjadi instrument penelitian.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah (construts),
atau sifa yang akan dipelajari atai diteliti. Dengan demikian
dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa variabel adalah: Suatu
atribut atau sifat dari orang, objek, kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
1. Jenis-jenis Variabel
Variabel Independen: variabel ini sering disebut
sebagai variabel stimulus (pedikator) atau variabel
bebas(yang memengaruhi). Variabel ini yang menjadi
sebab perubahan terhadap variabel defenden (variabel
terikat/ yang dipengaruhi). Atau sering disebut
sebagai variabel kuat.
Variabel Dependen: Sering disebut sebagai variabel
yang dipengaruhi dari variabel independen. Atau
dapat diartikan sebagai variabel lemah.
Variabel Moderator: adalah jenis variabel yang akan
menjadi konsep kemudian disuntikkan kepada
variabel independen sehingga variabel independen
tersebut menjadi kuat sehingga dapat merubah
variabel dependen menjadi kuat.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 117
B. Ruang lingkup penelitian
Pada prinsipnya sampai sekarang ini wilayah kajian dakwah
dan komunikasi sangat luas serta belum banyak para ahlinya.
Salah satu faktor kurang ilmuan dakwah karena input ilmu
dakwah diseluruh Indonesia kurang diminati. Sementara
pekerjaan orang dakwah dan komunikasi sangat luas lapangan
penelitiannya.
Secara filosofis dakwah dan komunikasi versi akademik telah
memiliki proses kajian ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Objek formal imu dakwah dan komunikasi adalah prilaku umat
manusia dalam memahami agama dan dampak dari pemahaman
tersebut. Sedangkan objek matrillnya adalah Al-Quran dan
Sunnah sebagai sumber utama. Semakin canggih panca indra
memahami Al-Quran dan Sunnah Semakin canggih pula hasil
karya yang didapatkan untuk keselamatan di dunia dan di
akhirat.
Dalam buku ini sebagian yang penulis deskripsikan tentang
wilayah yang dijadikan sebagai fokus kajian imu dakwah dan
komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat Pengertian ilmu dakwah dan
komunikasi masa lalu, sekarang dan yang akan datang
2. Bagaimana wilayah penelitian ilmu dakwah dan
komunikasi, masa lalu, sekarang dan yang akan datang
3. Bagaimana Muablligh/Informan dakwah dan komunikasi
4. Bagaimana Materi dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang.
5. Bagaimana Metode dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 118
6. Bagaimana Media dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang
7. Bagaimana Objek dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang
8. Bagimana Sejarah dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang
9. Bagaimana Efek dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang
10. Bagaimana Tujuan dakwah dan komunikasi masa lalu,
sekarang dan yang akan datang
11. Bagaimana Gambaran wilayah dakwah dan komunikasi
masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
12. Konstruksi Realitas iklan Rokok
13. Mengkaji kebijakan Publik.
14. Mengkaji respon masyarakat tentang peraturan daerah.
15. Sistem informasi birokrasi pemerintah dan swasta.
Bentuk-bentuk permasalahan dalam unsur-unsur dakwah dan
komunikasi ini membutuhkan penelitian melaui intuisi, pikiran-
pikiran dan kajian filosofis untuk mengungkap problematika
yang dihadapi umat khususnya yang berorientasi pada
rahmatalli’alamin baik bagi dirinya, orang lain dan alam. Semua
ini perlu kajian akademik sehingga mendapatkan informasi yang
objektif, sistematis dan memiliki dampak pragmatis terhadap
umat manusia.
Ilmuan dan praktisi dakwan dan komunikasi tentu harus
mehamami lapisan-lapisan masyarakat baik perkotaan dan
perdesaan sebelum menanam atau menancapkan pesan-pesan
dakwanya. Dalam konteks seperti ini Dakwah dan komunikasi
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 119
perlu ilmu bantu seperti Filsafat, ekonomi, antropologi, sosiologi
dan psikologi sebagai instrument penungjang dalam mendekati
setiap permaslahan umat baik diperkotaan maupun diperdesaan.
Hal ini sangat penting diketahui sehingga dapat mengetahui
informasi apa yang paling dibutuhkan oleh lapisan-lapisan
masyarakat yang akan dijadikan objek dakwah berikut ini peta
keragaman masyarakat.
C. Peta Dakwah dan Komunikasi
Dalam kajian metode penelitian dakwah dan komunikasi
perlu memperhatikan unsur-unsur lapisan masyarakat yang ada
diperkotaan maupun yang ada diperdesaan. Hal ini penting
diketahui lebih awal sehingga dapat diketahui yang berperan
penting dalam mendominasi regulasi sosial kemasyarakatan.
Masyarakat Perkotaan:
1. Penguasa Pemerintahan, Penguasa Ekonomi
2. Penguasa Ketertiban, Penguasa Perhubungan
3. Penguasa Perbankan, Penguasa Pendidikan
4. Pengausan Kesehatan, Penguasan Telekomunikasi
(Teknologi Informasi)
5. Penguasa Minyak, Komunitas Pedagang, Komunitas
Pengusaha, Komunitas Partai, Komunitas Teknologi
Informasi, Komunitas PSK
6. Komunitas Panti Asuhan, Komunitas Perusahaan
7. Komunitas TNI/POLRI, Komunitas Perhotelan
8. Komunitas Supermarket dan Minimarket, Komunitas
Industri Percetakan, Komunitas Perhubungan,
Komunitas olaragawan.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 120
Masyarakat Perdesaan:
1. Penguasa Pemerintahan, Penguasa Ekonomi
2. Penguasa Ketertiban, Penguasa Perhubungan
3. Penguasa Perbankan, Penguasa Pendidikan
4. Pengausan Kesehatan, Penguasan Telekomunikasi
5. Penguasa Minyak.
Keragaman Pemahaman Agama
a. Islam Fundamental, Islam Radikal, Islam Aktual
b. Islam Reformis, Islam Modernis, Islam Kultural, Islam
Transformatif, Islam Leberal, Islam Eksklusif, Islam
Ingklusif.
Keragaman dalam Pemahaman Agama
1. Islam Fundamental, Islam Radikal, Islam Aktual
2. Islam Reformis, Islam Modernis, Islam Kultural
3. Islam Transformatif, Islam Leberal, Islam Eksklusif
4. Islam Ingklusif.
Keragaman dalam Pendidikan dan kebudayaan
1. Perbedaan Pendidikan, Perbedaan Budaya, bahasa,
2. Perbedaan trasformasi ilmu pengetahuan agama dan
non agama.
3. Perbedaan pendidikan luar negeri dan dalam negeri
4. Perbedaan alumni pusat dan daerah.
Semua lapisan-lapisan masyrakat tersebut sebagai peneliti
dakwah dan komunikasi perlu memiliki mata jelita dalam
menoropong permasalahan yang dihadapi masyarakat sesuai
etika(nilai) dan emik(pemahaman peneliti terhadap realitas)
serta klasternya masing-masing sehingga dalam memilih teori
atau pendekatan bisa efektif dan efisien.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 121
Beriku ini contoh penelitian natural (kualitatif) pada
masyarakat multicultural. Tetapi sebelumnya dalam penelitian
ada tiga variabel yang ahrus peneliti perhatikan yaitu:
8. Variabel Independen (yang memengaruhi): variabel ini
yang akan memengaruhi varibel dependen. Variabel
independen ini harus diperhatikan oleh peneliti karena
variabel inilah yang akan menjadi stimulant untuk
melakukan perubahan dari kearah yang lebih baik. Dalam
kajian ini dibutuhkan kerangka teori dan alur pikir yang
jitu dalam memengaruhi varibel dependen.
9. Variabel Dependen (yang dipengaruhi): variabel ini
biasanya yang termasuk variabel lemah (permasalahan)
yang dihadapi oleh masyarakat sehingga perlu diketahui
persis masasalah tersebut.
10. Variabel Moderator: variabel ini adalah regulator atau
nilai. Nilai disini bisa berbentuk agama, budaya, yang
akan diberikan kepada variabel independen sehingga
member corak pada penelitian tersebut dalam
menyelesaikan permasalahan secara efektif
Contoh penelitian dakwah dan komunikasi seabagai bahan
perbandingan jika anda ingin terjun menjadi peneliti dakwah
dan komunikasi, berikut:
D. Sinopsis Penelitian Kualitatif
Nama : Syarifudin
NIM : 80100310029
Konsentrasi : Dakwah dan Komunikasi
Judul : SISTEM INFORMASI DAKWAH (Studi Analisis strategi Dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 122
A. Latar Belakang Masalah
1. Gambaran umum permasalahan yang akan dikaji mulai
dari strutktur masyarakatnya, dan permasalahan internal
dan eksternal, serta bagaimana keterlibatan pemuka
agama, pemerintah dan prilaku masyarakat tersebut dalam
mempertahankan hidup.
2. Apakah tidak bertentangan dengan nilai moral, agama
yang dapat mengakibatkan konflik pada kehidupan sosial
kemasyarakatan.
3. Mendeskripsikan kondisi faktual permasalahan yang akan
dikaji pada lokasi penelitian.
4. Mendeskripsikan signifikansi penelitian berdasarkan data-
data yang diambil sesuai durasi waktu yang telah
ditentukan.
5. Melakukan indentifikasi masalah serta memilih
permasalahan yang dianggap dapat diselesaikan dalam
waktu tertentu.
6. Merumuskannya seperti contoh berikut ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk sereotype Agama yang berpotensi
negatif terhadap agama Islam dan Kristen di Kota
Ambon?
2. Bagaimana menyusun strategi teknologi informasi
dakwah terhadap stereotype Agama Islam dan Kristen di
Kota Ambon?
3. Bagaimana penerapan teknologi informasi dakwah bagi
komunitas yang rentang stereotype Agama di Kota
Ambon?
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 123
C. Definisi Operasional dan Ruang lingkup penelitian
Untuk menghindari pemahaman yang berganda terhadap
judul proposal perlu menjelaskan makna etimologi dan
terminologi terhadap kata pada judul di atas:
Informasi adalah: Data, atau referensi (hasil bacaan) yang
telah diproses secara sistematis dan siap untuk dikonsumsi oleh
khalayak, dan siap untuk dijadikan sebagai keterangan atau
hujjah.
Dakwah adalah: Sistem yang berfungsi menjelaskan
kebenaran, kebajikan dan petunjuk (agama) sekaligus menguak
kebatilan informasi yang dapat merusak umat dengan
memanfaatkan media teknologi informasi. Stereotype Agama
adalah: Gambaran yang digeneralisasi atas dasar prasangka
berdasarkan pada tradisi pengalaman dan pemahaman agama
sebagai alat ukur kebenaran yang dimiliki seseorang dalam
memandang faham agama orang lain yang lebih cenderung pada
persoalan negatif.
Makna Terminologi: Makna terminologi dalam proposal ini
yang berjudul SISTEM INFORMASI DAKWAH (Studi
Analisis strategi Dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon).
adalah: Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis dalam
organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang,
melaksanakan, mengembangkan, menggunakan, mengelolah
untuk kebutuhan dakwah berdasarkan pada referensi primer yang
dikemas untuk kebutuhan masyarakat yang rentang dengan
stereotype agama, yang berfungsi sebagai motor perawatan
kerukunan umat beragama.
Batasan Penelitian: Batasan penelitian ini meliputi: a).
Bentuk penafsiran dan pemahaman agama dan isi materi
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 124
dakwah. b). Bentuk materi perbedaan penafsiran, dan
pemahaman agama yang cenderung memiliki potensi kekerasan
atas nama agama. c). Metode penerapan strategi informasi
dakwah terhadap perbedaan penafsiran pemahaman agama pada
masyarakat multikultural.
D. Kajian Pustaka
Mendeskripsikan data-data tentang hasil penelitian
sebelumnya tentang objek yang akan diteliti. Kemudian
menjelaskan perbedaan penelitian adan dan signifikansinya
kepada pembaca bahwa ada kaitannya tapi endingnya berbeda
dengan permasalahan yang diteliti seperti contoh berikut ini:
1. Pada Tahun 1995: Rupert Brown, Menangani Prasangka
dari Perspektif Perbedaan Penafsiran Sosial. Inti kajiannya:
cara memahami perbedaan pendapat masyarakat.
2. Pada Syarifudin: Stretagi Sistem Informasi Dunia Islam
Dalam menghadapi Era Globalisasi diteliti tahun 2002.
3. Pada Tahun 2004: Florentina Yuni Arini, Sistem Informasi
dan Upaya Peningkatan Produktifitas Sumber Daya
Manusia. Inti kajiannya adalah pentingnya SDM dalam
mencapai efektifitas sebuah organisasi.
4. Pada Tahun 2005: Katon Wijana, Pembangunan sistem
Informasi untuk peningkatan kualitas manajerial. Inti
kajiannya: memaksimalkan kualitas informasi yang mudah,
murah dan cepat dalam pengambilan keputusan sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
5. Pada Tahun 2006: Buku kumpulan riset Sistem Informasi
dalam berbagai perspektif: Manusia, teknologi, Organisasi,
Pendidikan, Agama. Intinya kajiannya 132 jumlah Karya
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 125
ilmiah. Inti kajiannya belum ada yang mengkaji Strategi
Informasi Dakwah terhadap Perbedaan Penafsiran Agama.
6. Pada Tahun 2006: Muhammad Ibnu Khaldun, Sistem
Informasi dan Kekuasaan Masyarakat Multikultural. Inti
kajian ini bahwa organisasi dapat mengolah atau
menggunakan informasi dengan baik, jika organisasi
tersebut berkuasa dan memenangkan persaingan.
7. Pada Tahun 2007: Deddy Mulyana, Strategi Komunikasi
Masyarakat Multi Kultural. Intinya kajiannya bersifat
umum pada rumpun ilmu komunikasi.
8. Pada tahun 2008: Nurhidayat Muhammad Said dengan
judul: Dakwah dan problematika umat Islam: Studi kasus
Respon Dakwah IMMIM Makassar dalam menghadapi
Imbar Globalisasi Informasi. inti pembahasannya adalah
dakwah IMMIM memberikan respon pada perubahan yang
terjadi di masyarakat kota Makassar juga tidak meneliti
sistem informasi dakwah.
9. Pada Tahun 2009: Abd. Moqsith Ghazali, Argumen
Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-
Qur’an. Inti kajiannya banyak pilihan keilmuan dalam Al-
Qur’an tentang pluralisme dalam membangun toleransi.
10. Pada Tahun 2009: Andre Utha Ujang, Multikulturalsme:
Belajar hidup bersama dalam perbedaan. Inti kajiannya
Perlunya kesadaran dan kepekaan sosial terhadap perbedaan
budaya sebagai titik pijak membangun kerukunan
berbudaya.
11. Pada Tahun 2009 Berbagai Makalah Strategi Sistem
Informasi hasil Konperensi Nasional Sistem Informasi 2009.
67 judul.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 126
12. Pada Tahun 2009 Abdul Aziz, Makalah di Jurnal:
Pemberdayaan Masyarakat Multikultural di Lampung. Inti
kajiannya pemberdayaan komunikasi efektif.
13. Pada Tahun 2009 Abidin Wakano, Model pendidikan
basudara yang mengkaji tentang model pembelajaran di
masyarakat multikultural. Intinya model Pendidikan Pela
Gandong.
14. Pada Tahun 2010: Wokshop pendidikan Multikultural yang
dilakukan oleh Balai Penelitian agama dan Keagamaan
Makassar kerjasama dengan Kanwil Agama Provinsi
Maluku pada tahun 2010.
15. Pada Tahun 2010: Syarifudin, Sistem Informasi Dakwah
(Studi Kasus Pada PT. Telkom Divre VII Makassar. Inti
kajiannya dampak positif informasi dakwah terhadap alur
sistem dakwah yang profesional.
Hemat penulis, dari sejumlah riset ilmiah di atas, jika
diakumulasi secara cermat, belum ada satupun penulisan tentang
SISTEM INFORMASI DAKWAH (Studi Analisis strategi
Dakwah Muhammadiyah di Kota Ambon pada Masyarakat
Multikultural). Itulah sebabnya, bidang kajian ini demikian
‚baru‛ dan belum pernah diteliti, sehingga studi tentangnya
dianggap sebagai sumbangan besar terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dalam menjaga keharmonisan umat beragama.
E. Kerangka Teori
1. Landasan Teologis-Normatif: Al-Qur’an, Hadis, Doktrin
Ijma, Undang Undang 1945 RI. Hemat penulis landasan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 127
ini dijadikan pijakan kebenaran dalam mengukur
ketimpangan/kesenjangan realitas pada lokasi penelitian.
2. Teori adalah: Guidens dan Instrumen ilmiah yang penulis
gunakan dalam memetakan masalah serta menyelesaikan
permasalahan yang dikaji.
Teori Dakwah: Teori Dakwah Syekh Mursyid: sistem
dakwah amar ma’ruf nahimunkar. Teori Dakwah Ali
Mahfuz: Teori Pencitraan. Teori Adlabi tentang siqah
(kredibilitas Infroman).
Teori Informasi: McLuhan, bahwa Media:
Perpanjangan panca indra manusia. Teori J.D. Vito
Tentang Presepsi dan Ekspresi: Seseorang tergantung
pada intensitas Informasi yang didengar. Teori
Prejudice (Prasangka/Penafsiran). Teori perbedaan
penafsiran interkasionis simbolik: teori komunikasi
verbal dan non verbal.
Teori Stereotype: Teori strategi pemecahan masalah
sistematis Krames. Teori Strategi Solso, Teori Strategi
Wankat dan Oreovoc.
Desain Kerangka Pikir
Dari kerangka teori di atas maka langkah selanjutnya
penulis/calon peneliti bagi kalangan S2 dan S3 perlu membuat
kerangka pikir dan menjelaskan kepada pembaca alur dan cara
kerja dalam mengungkap permasalahan dalam penelitian anda.
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan dalam skema berikut
ini.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 128
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian ini bersifat eksplanatif yakni ingin
mengungkap strategi informasi dakwah terhadap
perbedaan penafsiran, pemahaman agama pada masyarakat
multikultural di kota Ambon. Corak penelitian ini adalah
penelitian lapangan. Untuk kerangka teoritis
menggunakan data pustaka. Metode yang digunakan
adalah kualitatif.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 129
2. Pendekatan: Penelitian ini menggunakan pendekatan
dakwah dan komunikasi. Dalam penelitian ini
menggunakan ilmu bantu antropologi dan sosiologi untuk
mengungkap prilaku dan cara berinteraksi masyarakat
multikultural pada lokasi penelitian di kota Ambon.
3. Pengumpulan data: Observasi, Wawancara dan
Dokumentasi. Selain itu, jenis data yang digunakan
(kuantitatif atau kualitatif), sumber data, yakni data
primer maupun sekunder; yang penulis dapatkan di
kepustakaan (library research) maupun lapangan (field
research). Penelitian memilih lokasi penelitian di desa
Batu Merah Ambon.
4. Alasan memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian
karena di tempat inilah awal mula terjadinya konflik 19
Januari 1999 yang dikenal dengan idul fitri berdarah.
Sampai sekarang lokasi ini rentan dengan konflik. Sumber
informan: Raja Batu Merah, Ketua Lembaga Antar Iman,
Kepolisian, Hakim, Organiasai Kemasyaratan, hasil
kesepakatan malino, dan MUI.
5. Tujuan mengambil data 3 tahun terakhir karena ingin
mengungkap kondisi faktual tentang materi dan sistem
informasi dakwah yang digunakan dalam penyebaran
informasi kepada masyarakat multikultural di kota Ambon
yang membentuk karakter pola penafsiran dan pemahaman
keagamaan masyarakat multikultural.
6. Pengolahan/analisis data: Teknik analisis dan interpretasi
yang digunakan adalah menggunakan teori Haberman dan
Miles. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan dua teknik untuk memudahkan penulis
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 130
dalam memferifikasi data. Kedua teori tersebut dinamakan
teori manajemen dan teori interaktif. Teknik manajemen
mulai input, processing dan output (teori manajemen).
Teknik pengolahan data ‚interaktif‛ menggunakan teori
Haberman dan Milles dikuip oleh Bungin. Hal tersebut
dapat digambarkan pada skema berikut ini:
Teknik ini dikenal dengan istilah teknik pengolahan data
interaktif yang dimulai dari penyajian data, pengorganisasi data,
koleksi data, identifikasi data, meringkaskan data, reduksi data,
kesimpulan data.
A. Tujuan dan Kegunaan
Menjelaskan kepada pembaca tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini untuk mengungkap solusi terhadap
perbedaan penafsiran agama untuk meminimalisasi kekerasan
atas nama agama. Penelitian ini menggunakan parameter teori
dakwah dan komunikasi problem solving sebagai panduan dalam
pemecahan masalah.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 131
Motif ilmiah dari penelitian ini termasuk pengembangan teori
dakwah dan komunikasi. Kegunaan penelitian mencakup dua hal
pokok sebagai ciri khas penelitian Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar yakni kegunaan ilmiah dan kegunaan
praktis:
1. Kegunaan ilmiah:
a. Perkembangan teori ilmu pengetahuan khususnya
rumpun ilmu sosial bidang ilmu dakwah dan komunikasi
yang selama ini belum memiliki banyak kemajuan dalam
bidang science.
b. Untuk mengungkap permasalahan bentuk-bentuk
stereotype agama terhadap masyarakat multikultural
berdasarkan kaidah-kaidah ilmu dakwah dan
komunikasi.
c. Untuk pengembangan teori strategi informasi dakwah
terhadap perbedaan penafsiran, pemahaman terhadap
komunitas masyarakat multikultural.
d. Mendapatkan model pengembangan teori baru dalam
bidang ilmu dakwah khususnya dalam penerapan
Teknologi Informasi dakwah bagi stereotype agama.
2. Kegunaan praktis:
a. Untuk mengungkap gambaran munculnya perbedaan
stereotype Agama Islam dan Kristen di Kota Ambon dan
perbedaan penafsiran dan pemahaman agama terhadap
masyarakat multikultural di kota Ambon yang cenderung
dapat memberi ruang terjadinya konflik antar etnis,
agama, dan budaya yang berdampak sistemik terhadap
disintegrasi bangsa dan negara.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 132
b. Untuk mendapatkan pola atau silabi strategi informasi
dakwah terhadap bentuk sereotype Agama yang
berpotensi negatif terhadap agama Islam dan Kristen di
Kota Ambon. Untuk mendapatkan informasi tentang
mekanisme sistem informasi dakwah dan metode
penyebaran informasi yang lebih efektif dalam
mengkonstruksi ekspresi masyarakat multikultural di
kota Ambon dengan cara yang lebih efektif.
c. Untuk mengetahui nilai, menyusun strategi teknologi
informasi dakwah terhadap stereotype Agama Islam dan
Kristen di Kota Ambon. Adanya upaya merawat
keharmonisan umat beragama serta membangun karakter
persaudaraan sesama ciptaan Tuhan yang cinta damai
serta berjiwa amar ma’ruf nahimungkar yang
berorientasi pada rahmatallil’alamin.
d. Untuk mengetahui penerapan teknologi informasi
dakwah bagi komunitas yang rentang stereotype
Agama di Kota Ambon
G. Kerangka Isi
Bab I Berisi latarbelakang penelitian dengan
mendeskripsikan fakta empiris dan fakta teoritis sebagai bentuk
kesenjangan sosial seperti terjadinya insiden pembunuhan,
perkelahian yang dapat memicu konflik vertikal dan horisontal.
Selain itu menggambarkan problematika signifikansi penelitian
ini sehingga layak menjadi satu penelitian ilmiah karena masalah
yang dikaji termasuk permasalahan yang berdampak sistemik
terhadap keharmonisan hidup bermasyarakat dan berbangsa.
Inilah sebabnya sehingga penulis bermotivasi menelitinya.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 133
Bab II Landasan Teori: Intisari dari pada bab II ini adalah
konstruksi teori yang akan dijadikan sebagai pisau analisis pada
Bab IV dengan menggambarkan bangunan teori yang penulis
gunakan dalam membedah permasalahan. Teori strategi, teori
informasi, teori dakwah, dan teori perbedaan penafsiran dan
teori masyarakat multikultural. Pemilihan teori yang relevan
dengan materi kajian ini adalah sebagai berikut: Teori McLuhan,
bahwa Sistem Informasi : Perpanjangan panca indra manusia.
Teori J.D. Vito Tentang Ekspresi : Seseorang tergantung pada
konstruksi informasi yang didengar. Teori Interkasionis
Simbolik. Teori Problem solvin, Teori Sistem sosial masyarakat
multikultural Parson, Teori Media Sannon, Teori Dakwah Syekh
Ali Mursyid: Sistem Dakwah Amar Ma’ruf Nahimunkar. Secara
garis besar teori inilah yang penulis gunakan dalam mengungkap
permasalahan yang sifatnya abstrak menjadi faktual.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini secara
sistematis dan menjelaskan solusinya penelitian ini.
Bab III Metode Penlitian: Pada bab ini penulis
mendeskripsikan metode pengumpulan, data primer dan data
sekunder, metode pengolahan data dan analisis data. Semua data
pustaka dan data lapangan ini yang di olah berdasarkan kaidah-
kaidah ilmiah yang telah diterapkan oleh para ahli tentang
mekanisme pengolahan data penelitian kualitatif. Adapun teknik
pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan dakwah dan komunikasi.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian: Kajian pada bab IV ini
khusus mengekplorasi profil masyarakat multikultural di kota
Ambon, Bentuk strategi Informasi yang efektif terhadap
perbedaan penafsiran agama pada masyarakat multikultural di
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 134
kota Ambon untuk merawat keharmonisan dan kehidupan
masyarakat Multikultural di kota Ambon. Temuan teori?
Bab V Penutup: Kajian pada bab lima ini khusus hasil dari
proses penelitian dari hasil pengembangan teori sehingga
mendapatkan kesimpulan, rekomendasi, bahwa perlunya revisi
untuk pengembangan strategi informasi dakwah bagi masyarakat
multikultural. Selain itu juga mendeskripsikan bahan bacaan
yang digunakan dalam meramu desertasi ini yang penulis
lampirkan pada daftar Pustaka
H. Contoh Daftar Pustaka
Kajian S2 dan S3 idealnya mahasiswa berusaha secara
maksimal mencari referensi yang memiliki tingkat validitas data
yang tinggi tidak boleh mengutip data yang telah dikutip di atas
kutip karena sangat miskin informasi yang didapatkan jika
menggunakan metode seperti itu. Berikut ini contoh penulisan
dafar pustaka sebagai berikut:
Assefa, Hizkiaz. The Meaning of Reconciliation. Dalam ECCP and IFOR, People Building Peace. ECCP and IFOR, Amsterdam, 1999.
Agger, Ben. Critical Social Theories: An Introduction diterjemahkan oleh: Nurhadi dengan judul: Teori Sosial Kritik, Penerapan, dan implikasinya. Cet. II; Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.
‘Ali Mahfuż, Syekh. Hidayah Al-Mursyidin Ila Turuq al-Wa’zhwa al-Khitobah (Beirut Lebanon: Dar Al-Ma’rifah), h.93 Bandingkan dalam Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Cet. II; Jakarta: Prenada Group, 2009.
Abdullah, Syamsuddin. Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 135
Brown, Rupert. Prejudice Its Social Psycology diterjemahkan oleh: Helly P. Soetjipto dan Sri Mulyantini Sutjipto dengan Judul: Menangani Prasangka dari Perspektif Sosial . Cet. I; Jakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Brannen, Julia. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Burhan Bungin Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.
Brewer, M. B.. Reducing prejudice through crosscategorization: Effects of multiple social identities. 2000.
Bungin, Burhan. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi Cet. III; Jakarta: Rajawali Press, 2009.
Bornow, V. Culture and Personality Cet; I; Chicago: Dorse Press, 1985.
Everett, Rogers, M at.all. Communication of Innovations, A Cross Cultural Approach. New York: The Free Press,1991.
Cohen, K. Albert. ‚The Delinquent Subculture‛, dalam Marvin E. Wolfgang dalam bukunya The Sociology of Crime and Delinquency. John Willwy and Sons Inc : New York. 1970.
Coser, Lewis. A. The Functions of Social Conflict. Penerjemah: Soerjono Soekanto dan Ratih Lestarini, 1998.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 136
BAB 7
TEKNIK PENULISAN
Bab ini akan membahas cara-cara penulisan unsur-unsur
karya tulis ilmiah yang mencakup pengetikan teks atau bagian
tubuh tulisan, catatan kutipan, dan daftar pustaka. Catatan
kutipan bisa berbentuk catatan kaki (footnote), catatan akhir
(endnote), dan catatan dalam kurung (parenthe-tical note atau
in-text citation). Yang diuraikan dalam bab ini hanya ketentuan
umum tentang penulisan catatan kutipan dan daftar pustaka.
Contoh penulisan yang lebih lengkap dan mendetail untuk
berbagai jenis referensi dalam catatan kutipan dan daftar pustaka
akan diuraikan pada bab berikutnya.
A. Teks (Bagian Tubuh Tulisan)
1. Pengaturan Margin
a. Margin kiri dan atas untuk penulisan huruf Latin, serta
margin kanan dan atas untuk penulisan huruf Arab,
masing-masing selebar 4 (empat) cm dari ujung kertas.
b. Margin kanan dan bawah untuk penulisan huruf Latin,
serta margin kiri dan bawah untuk penulisan huruf Arab,
masing-masing selebar 3 (tiga) cm dari ujung kertas.
c. Baris pertama setiap alinea dimulai setelah 1,25 cm (First
Line 1,25 cm) dari margin kiri untuk penulisan huruf Latin
dan margin kanan untuk penulisan huruf Arab.
d. Setiap ketikan kembali ke margin, kecuali enumerasi
(penomoran) dan alinea baru.
e. Setiap lembar kertas hanya digunakan untuk pengetikan
satu halaman (tidak timbal balik).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 137
2. Pengaturan Posisi Judul Halaman-halaman Judul:
a. Judul dari Halaman Judul, Halaman Pernyataan Keaslian
karya tulis ilmiah, Halaman Pengesahan, Daftar Isi, dan
Abstrak, ditempatkan secara simetris di tengah halaman
bagian atas, 4 (empat) cm dari ujung atas kertas (sama
dengan alinea pertama teks pada setiap halaman).
b. Kata Pengantar, Daftar Tabel, Daftar Ilustrasi, Bab,
Daftar Pustaka, dan Glossary ditempatkan secara simetris
di tengah halaman bagian atas, 6 cm dari ujung atas kertas
(2 cm di bawah posisi alinea pertama teks pada setiap
halaman (lihat lampiran).
c. Semua judul pada ‚halaman berjudul‛ diketik dengan
huruf kapital (all caps) dan ditebalkan (bold).
3. Jarak Spasi Antarbaris dan Jarak Ketukan Antarkata:
a. Jarak antara nomor bab dengan judul bab dan antara baris
pertama judul bab dengan baris berikutnya (jika lebih dari
satu baris) adalah 2 (dua) spasi atau dalam aturan word
processor sama dengan exactly 24 pt.
b. Jarak judul bab dengan subbab (jika langsung diikuti
subbab) adalah 4 (empat) spasi (caranya, mengeset kolom
spacing subbab menjadi before 12), dan jarak antara judul
subbab dengan baris pertama teks adalah 2 (dua) spasi
(caranya, mengeset kolom spacing subbab menjadi after
6).
c. Teks diketik dengan jarak exactly 24 pt (line spacing
exactly 24 pt). Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kerapian teks yang menggunakan cam-puran font Latin
dan font Arab serta memakai tanda-tanda transliterasi.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 138
d. Kutipan langsung sepanjang tiga baris atau lebih diketik
dengan jarak exactly 12 pt dan dalam format terpisah dari
teks biasa. Untuk kutipan teks Arab, baik yang ditulis
dengan tangan maupun yang diketik dengan word
processor (komputer), tetap memperhatikan ketentuan ini,
tetapi dapat menyesuaikan dengan keadaan huruf atau
font-nya.
e. Terjemahan ayat Al-Qur’an, Hadis atau terjemahan dari
sumber bahasa asing, diketik dengan jarak exactly 12 pt
dalam satu alinea tersendiri.
f. Jarak baris catatan kaki:
1) Jika dalam catatan kaki keterangan mencapai 2 (dua) baris
atau lebih, maka jarak antara setiap baris adalah exactly
12 pt dengan ukuran font (font size) 10 pt.
2) Jarak antara baris terakhir suatu catatan kaki dengan baris
pertama catatan kaki berikutnya dalam halaman yang
sama adalah spacing before 6 pt.
3) Baris pertama setiap nomor catatan kaki dimulai setelah
1,25 cm dari margin kiri untuk penulisan huruf Latin, dan
margin kanan untuk penulisan huruf Arab. Baris kedua dan
seterusnya tetap kembali ke margin kiri/kanan.
4) Nomor untuk catatan kaki ditulis setengah spasi di atas
baris pertama setiap catatan kaki atau superscript dalam
bahasa word processor.
a. Abstrak, riwayat hidup, dan keterangan-keterangan
lain yang dilampir-kan, diketik dengan jarak exactly
18 pt.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 139
b. Daftar Pustaka diketik dengan jarak exactly 12 pt dan
diakhiri dengan titik. Jarak antara satu item pustaka
dengan item berikutnya dalam daftar adalah spacing
before 6 pt.
c. Antara setiap kata dengan kata berikutnya berjarak 1
(satu) ketukan, kecuali karena proses outomatic
justification dalam word processor.
B. Kutipan dalam Teks
1. Kutipan langsung sepanjang dua baris atau kurang
dimasukkan ke dalam teks dengan menggunakan tanda
kutip (‚...‛).
2. Kutipan langsung yang terdiri dari tiga baris atau lebih
ditulis ter-pisah dari teks dengan jarak exactly 12 pt dan
spacing before 6 pt serta spacing after 6 pt, tanpa tanda
kutip dan diketik dengan jarak 1 (satu) cm dari margin
kiri. Bila dalam kutipan terdapat alinea baru, maka first
lane-nya diketik dengan jarak 1,5 cm dari margin kiri.
3. Kutipan langsung seperti tercantum dalam butir (1) dan
(2) di atas sedapat mungkin tidak lebih dari setengah
halaman, kecuali bila karya tulis ilmiah adalah studi teks
yang harus mengutip teks asli secara lengkap dan
membutuhkan tempat kutipan yang lebih banyak.
4. Untuk menunjukkan adanya bagian tertentu dari teks yang
dilangkahi atau dibuang dalam kutipan (misalnya karena
tidak relevan dengan uraian), maka digunakan tanda
elipsis, yaitu tiga titik yang diantarai oleh spasi ( … ). Jika
bagian dari teks yang dihilangkan/dilangkahi berada pada
bagian akhir kutipan, maka tanda elipsis diakhiri dengan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 140
titik, jadi seluruhnya menjadi 4 (empat) titik ( …. ). (Pada
program word processor, misalnya MS-Word, elipsis ini
dibuat dengan menekan tombol [Ctrl] dan [Alt] secara
bersamaan, lalu menekan tombol titik [Ctrl+Alt+.].
5. Kalau teks yang dilangkahi itu 1 (satu) alinea atau lebih,
maka digunakan elipsis sepanjang 1 (satu) baris penuh.
Jika sebelum alinea yang dilangkahi itu masih ada bagian
alinea sebelumnya yang ikut dilangkahi, maka bagian
yang dilangkahi itu ditandai dengan 1 (satu) elipsis.
Contohnya:
6. Jika sebelum kalimat yang dilangkahi itu terdapat tanda baca,
maka tanda baca itu diletakkan persis sesudah huruf terakhir
sebelum kalimat yang dilangkahi. Demikian juga bila bila
terdapat tanda baca sesudah kalimat yang dilangkahi, maka
Para pejabat pemerintahan kita sekarang ini bisa disama-kan kedudukannya dengan para manager di Amerika Serikat. Mereka harus bisa mengejar target dengan tidak memper-dulikan pengembangan kelembagaan yang dewasa ini belum berkembang sebagai organisasi modern …
………………………………..…………………………….…
Erat kaitannya dengan proses pelembagaan ini terutama yang berkaitan dengan pelembagaan nilai, maka harus dicip-takan kondisi objektif yang mendorong terwujudnya kesa-tuan antara nilai, sikap, dan perbuatan.
1
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 141
tanda baca itu diletakkan sesudah tanda elipsis. Misalnya:
(;…) dan (…;).
7. Kutipan tidak langsung atau saduran diketik dengan jarak
exactly 24 pt dan marginnya sama dengan margin teks biasa.
Di akhir setiap kalimat atau alinea saduran, diberi nomor
catatan kaki. Contohnya dapat dilihat pada halaman berikut:
Saduran ini berasal dari teks buku Nurcholish Madjid, Islam
Agama Kemanusiaan: Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam
Indonesia (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1995), h. 23.
Nurcholish Madjid mengakui bahwa cukup sulit
untuk memberikan gambaran tentang pemikiran Islam
Indonesia dalam kaitannya dengan Islam secara
menyeluruh. Hal itu disebabkan karena kurangnya data
yang dapat mewakili semua aspek yang akan
digambarkan. Karena itulah, dia menyatakan bahwa
apa yang dia kemukakan itu hanya terbatas pada
aspek-aspek yang disepakati sebagai gambaran. Ini
berarti bahwa kita harus mencari kenyataan pemikiran
Islam yang dapat dikatakan mewakili Islam, tetapi
pada waktu yang sama juga mempunyai kaitan yang
nyata dengan pemikiran Islam secara global.1
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 142
Kalau alinea ini dikutip secara langsung, maka bentuknya
sebagai berikut:
8. Sumber yang masih menggunakan ejaan lama, dikutip
sesuai aslinya pada kutipan langsung.
9. Kalau ada kesalahan pada teks asli yang dikutip, maka
kesalahan itu harus ditunjukkan dengan menyisipkan kata
sic yang ditulis dalam kurung siku [sic], yang memberi
petunjuk kepada pembaca bahwa demikianlah yang tertulis
pada teks aslinya walaupun mungkin itu tidak benar. Akan
tetapi, dapat juga diberikan perbaikannya di antara kurung
siku […] yang diletakkan persis sesudah teks yang dianggap
tidak benar. Contohnya:
Membahas potret pemikiran Islam Indonesia dalam kon-teks Islam universal memang menyulitkan, karena diper-lukan perangkat yang cukup lengkap dan yang mampu mewakili semua segi obyek pemotretan itu. Dalam keadaan metodologis yang sulit itu, konstribusi ini terpaksa mem-batasi diri pada segi-segi yang akan secara sempit dapat disebut sebagai ‚potret‛, yaitu melihat wujud-wujud nyata dunia pemikiran Islam yang sedapat mungkin ‚khas‛ Indo-nesia, tapi yang sekaligus dengan jelas menunjukkan kon-teksnya dengan dunia Islam pada umumnya, atau dengan pemikiran Islam yang telah mendunia (universal).
1
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 143
Atau:
10. Kutipan dari bahasa asing, sebaiknya diterjemahkan
kemudian diulas dan, jika perlu, dikomentari.
11. Pengutipan ayat Al-Qur’an menggunakan rasm Usmany
dengan cara menuliskan sumbernya dalam teks (dimulai
dengan singkatan Q.S. yang diikuti secara berurutan dengan
nama surah, garis miring, nomor surah, titik dua, dan nomor
ayat, lalu titik) mendahului ayat yang dikutip. Contohnya:
Kutipan ayat Al-Qur’an, baik kurang dari satu baris atau lebih
ditulis terpisah dari teks tanpa menggunakan tanda kutip. Di
akhir ayat yang dikutip, ditulis nomor ayatnya dalam huruf Arab
yang ditempatkan dalam kurung. Contohnya:
Bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1954 [1945].
Bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1954 [sic].
104
… Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran/3: 104.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 144
Terjemahan ayat Al-Qur’an, walaupun hanya terdiri dari satu
baris saja, ditulis terpisah dari teks dalam satu alinea tersendiri,
dengan jarak baris exactly 12 pt dan spacing before 6 pt serta
spacing after 6 pt, diketik dengan jarak 1 (satu) cm dari margin
kiri. Terjemahan ayat yang dikutip diberi nomor catatan kaki
dan dianjurkan mengutip dari terjemahan resmi Departemen
Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahannya (dalam berbagai
edisi), kecuali karena tujuan lain sesuai konteks penelitian, bisa
mengutip dari karya terjemahan lainnya.
Aturan penulisan kutipan teks Arab dari kitab-kitab hadis
mengi-kuti aturan penulisan ayat Al-Qur’an kecuali bahwa
sumber hadis terkait, dalam hal ini mukharrij-nya, dituliskan
sesudah teks hadis, kemudian diberi nomor catatan kaki. Sama
halnya dengan terje-mahan Al-Qur’an, terjemahan hadis
dituliskan secara terpisah dalam satu alinea tersendiri dengan
aturan jarak seperti terjemahan ayat Al-Qur’an di atas. Jika
terjemahan merupakan suatu kutipan, ia harus diberi nomor
catatan kaki, di mana nama penerjemah serta data sumber
rujukannya disebutkan.
Contohnya:
عـليه هللا صلى هللا رسـول قال ، قال عنه هللا رضي يرة هر ابى عن
ذكر ذا إ معـه أنا و بى عـبدى ظـن عـند أنا: تعالى هللا يقـول وسـلم
فى نى ذكر ن فـإ نـفسى، فـى ته ذكـر نفسـه فى نى ذكر ن فـإ نى،
ذ اليه تقربت شبـرا الىى تقـرب وان مـنهم، جـير مـأل فى ته ذكر مـأل
آتيتـه يمشى نى آتا وان باعا اليه تقـربت راعا ذ الىى تقـرب وان راعا،
1( .........رواه) هـرولة
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 145
1. Jika dari ayat Al-Qur’an atau hadis yang telah dikutip diberi
penje-lasan sehingga perlu penulisan ulang dalam format
teks biasa, maka kata, frasa, ataupun klausa yang diperlukan
dapat ditulis ulang, tanpa menulis ulang sumbernya.
2. Ayat-ayat yang dipergunakan tanpa teks asli atau diketik
dengan transliterasi harus dihimpun dalam sebuah daftar
lampiran.
3. Kutipan yang terdiri dari satu baris atau kurang dari sumber
naskah non-Latin yang penulisannya dari kiri ke kanan
(seperti buku-buku yang menggunakan huruf
Bugis/Makassar), diketik ke dalam teks dengan
menggunakan tanda kutip (‚…‛), diberi nomor catatan kaki
dan terjemahan. Jika bagian yang dikutip lebih dari satu
baris maka kutipan tersebut diketik terpisah dari teks,
dengan jarak exactly 12 pt dan spacing before 6 pt serta
spacing after 6 pt, diketik dengan jarak 1 (satu) cm dari
margin kiri dan diberi nomor catatan kaki. Terjemahannya
juga dipisahkan dari teks, dengan jarak baris exactly 12 pt
dan spacing before 6 pt serta spacing after 6 pt, diketik
dengan jarak 1 (satu) cm dari margin kiri dan diberi catatan
kaki.
C. Catatan Referensi (Footnote, Endnote, dan In-text Citation): Ketentuan Umum
1. Footnote (Catatan Kaki)
a. Catatan kaki, atau dikenal dengan istilah footnote,
adalah keterangan tambahan yang terletak di
kaki/dasar halaman dan dipisahkan dari teks oleh
sebuah garis (separator) sepanjang 20 (dua puluh)
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 146
karakter atau 5 (lima) cm menurut default Microsoft
Word.
Catatan kaki memiliki empat tujuan utama:
1) Menjelaskan referensi bagi pernyataan dalam teks (biasa
disebut catatan kaki sumber atau reference footnote). Yang
dikutip bisa mencakup fakta-fakta khusus, pendapat, atau
ungkapan langsung dari otoritas yang karya-karyanya
menjadi rujukan dalam karya tulis ilmiah.
2) Menjadi ruang bagi penulis untuk memberikan komentar-
komentar insidental yang dipandang penting tentang, atau
menegaskan dan menilai, pernyataan-pernyataan yang
dibicarakan dalam teks. Ring-kasnya, catatan kaki menjadi
tempat di mana penulis menjelaskan hal-hal yang dipandang
layak dimasukkan, tetapi mungkin dapat mengganggu alur
pemikiran jika disebutkan, dalam teks.
3) Menunjukkan referensi silang (cross-references) atau
sumber lain yang membicarakan hal yang sama (biasa
disebut catatan kaki isi atau content footnote). Jenis catatan
kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: ‚Lihat …,‛
‚Bandingkan …,‛ dan ‚Uraian lebih lanjut dapat dilihat
dalam …,‛ dan sebagainya. Diperlukan konsistensi dan
ketepatan dalam penggunaan ungkapan-ungkatan tersebut.
Dianjur-kan penggunaan catatan kaki untuk tujuan ini tidak
berlebihan agar tidak menimbulkan kesan pamer literatur.
4) Menyatakan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
tertentu yang terkait dengan sebuah penyataan atau kutipan
dalam teks. Misalnya, mereka yang membantu penulis
memahami sebuah konsep, menda-patkan literatur yang
sedang dikutip, menerjemahkan sebuah teks, dan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 147
sebagainya. Penggunaan catatan untuk tujuan ini hendaknya
juga diupayakan seminimal mungkin.
a. Setiap catatan kaki harus bermula pada halaman yang
sama, yang ia tempati merujuk. Akan tetapi, jika terlalu
panjang, maka separuh bagian catatan kaki mungkin
akan melompat ke dasar halaman berikutnya. Walaupun
begitu, jika menggunakan word processor di komputer,
peralihan ini biasanya diatur secara otomatis. Catatan
kaki sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman.
b. Untuk menghemat waktu dan tempat serta menjaga
kerapian penulisan teks, sebaiknya meminimalkan
pencatuman nomor kutipan dalam teks. Misalnya, dalam
satu alinea yang terdiri atas beberapa kutipan (dengan
referensi berbeda), satu nomor rujukan yang mengikuti
akhir kalimat atau alinea kutipan terakhir sudah
memungkinkan semuanya untuk dicakup dalam satu
catatan.
c. Cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut:
1) Antara baris terakhir teks dalam sebuah halaman
dengan nomor catatan kaki diberi garis pembatas
(separator) sepanjang 20 (dua puluh) karakter atau 5
(lima) cm menurut default Microsoft Word.
2) Catatan kaki ditempatkan berdasarkan urutan
numerik dengan diberi nomor sesuai dengan nomor
pernyataan terkait dalam teks. Urutan penomoran
bermula pada setiap awal bab (bukan kelanjutan
nomor catatan kaki terakhir di bab sebelumnya).
Nomor catatan kaki diketik dengan posisi font lebih
tinggi dari huruf catatan kaki (superscript) dengan
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 148
jarak 1,25 cm dari margin kiri yang langsung diikuti
oleh catatan kaki. Contohnya:
3) Jarak baris kedua dan baris-baris selanjutnya dari tiap catatan
kaki sejajar dengan atau kembali ke awal margin kiri.
Contohnya:
4) Jarak baris terakhir sebuah catatan kaki dengan baris pertama
catatan kaki berikutnya adalah spacing before 6 pt. Jika
pengetikan menggu-nakan word processor seperti MS-Word,
sistem penulisan garis pem-batas, penomoran, spasi dan jarak
margin, dan spasi antar catatan kaki ini sudah diatur secara
otomatis.
5) Nama pengarang dalam catatan kaki tetap seperti tercantum
dalam karyanya. Tidak ada ‚pembalikan‛ nama seperti dalam
Daftar Pustaka.
6) Pada catatan kaki harus disebutkan halaman buku yang
dikutip dengan menggunakan singkatan h., baik untuk satu
halaman maupun lebih. Contohnya: h. 55-67; bukan hh. 55-
67.
7) Istilah Ibid. (singkatan dari ibidem) dengan tulisan miring
atau italic (atau garis bawah dalam pengetikan manual)
digunakan untuk merujuk kepada sumber yang sama dengan
1Fazur Rahman, Islam (New York: Anchor Books,
1968), h. 21.
2Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas:
Studi atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman (Bandung: Mizan,
1989), h. 155.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 149
yang telah disebutkan sebelumnya tanpa ada sumber kutipan
lain yang mengantarainya (baik halaman kutipan sama
dengan sebelumnya atau tidak). Jika halaman yang dikutip
sama, maka nomor halaman tidak dicantumkan lagi. Kalau
kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis
dengan huruf kapital (Ibid.), sedang bila terletak di tengah
kalimat, misalnya sesudah kata-kata ‚Disadur dari,‛ maka
huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid). Dalam
bahasa Arab ibid diartikan menjadi المـرجع نفـس .
9) Istilah op. cit. (singkatan dari opera citato) (dalam bahasa
Arab, السابق جع المـر ) yang juga ditulis miring dan diberi spasi
(op. cit., bukan op.cit.) merujuk kepada sumber yang sama
yang telah disebut terdahulu, tetapi diantarai oleh sumber
lain yang tidak sama halamannya. Istilah ini (op. cit.)
digunakan sesudah menyebutkan nama pengarang. Jika
halaman yang dikutip sama, maka digunakan istilah loc. cit.
(sing-katan dari loco citato) (dalam bahasa Arab ( ن المـكا نفـس ).
Contoh:
14Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, al-T{ibya>n fi> ‘Ulu>m al-
Qur’a>n (Cet. I; Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1985), h. 22.
15Ronny Ngatijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum
(Cet. I; Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 35.
16Ibid., h. 40.
17Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, op. cit., h. 30.
18Ronny Ngatijo Sumitro, loc. cit.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 150
10) Kalau ada dua karya atau lebih dari seorang penulis
dipergunakan dalam sebuah bab, maka singkatan op. cit.
atau loc. cit tidak dapat digunakan. Penggantinya adalah
mencantumkan potongan singkat judul karya yang dikutip
yang menjadi sandi untuk masing-masing karya tersebut.
Contoh (lanjutan dari contoh di atas):
Dalam catatan kaki no. 22 di atas, kata Rawa>>i‘u adalah sandi
untuk membedakan referensi dari buku al-S{a>bu>ni> lainnya yang
juga dikutip sebagaimana disebutkan dalam catatan kaki no. 14,
20, dan 24, yaitu al-T{ibya>n.
11) Jika pengarang yang sama muncul secara berurutan, baik
dalam nomor catatan kaki yang berbeda atau dalam catatan kaki
yang sama, tetapi dengan judul referensi yang berbeda, maka
nama pengarang untuk karya berikutnya tidak perlu disebut lagi,
tetapi diganti dengan kata idem (ditulis miring, yang berarti
‚yang sama‛). Contohnya:
19Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, Rawa>i‘u al-Baya>n fi> Tafsi>r
al-Ah}ka>m min al-Qur’a>n, Jilid I (t.t.: Da>r al-Fikr, t.th.), h. 57.
20Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, al-T{ibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n
(Cet. I; Beirut: ‘Alam al-Kutub, 1985), h. 22.
21Ronny Ngatijo Sumitro, loc. cit.
22Muh}ammad ‘Ali> al-S{a>bu>ni>, Rawa>i‘u, h. 54.
23 Ronny Ngatijo Sumitro, op. cit., h. 22.
24‘Ali> al-S{a>bu>ni>, al-T{ibya>n, h. 23.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 151
a. Setelah judul referensi yang dikutip, unsur lain yang harus
disebut-kan adalah data penerbitannya yang mencakup
tempat penerbitan (biasanya nama kota), nama penerbit, dan
tahun penerbitan. Ketiga unsur yang disebut terakhir ini
ditempatkan di dalam kurung. Keterangan tempat terbit
dengan nama penerbit diantarai oleh tanda titik dua (:),
sementara antara nama penerbit dengan tahun pener-bitan
diantarai oleh tanda koma (,).
b. Jika satu atau seluruh data penerbitan tidak disebutkan atau
tidak diketahui, maka digunakan singkatan-singkatan berikut:
[t.d.] jika sama sekali tidak ada data yang tercantum;
[t.t.] jika tempat penerbitan tidak ada;
[t.p.] jika nama penerbit tidak ada;
[t.th.] jika tahun penerbitan tidak ada.
Dalam rujukan berbahasa Inggris, singkatan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
[n.p.] yang berarti no place of publication atau no
publisher (tidak ada data tempat terbit dan nama penerbit);
25Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual: Refleksi Sosial
Seorang Cende-kiawan Muslim (Cet. XI; Bandung: Mizan, 1999),
h. 45-54.
26Idem, Islam Alternatif: Ceramah-ceramah di Kampus
(Cet. I; Bandung: Mizan, 1986), h. 11. Tentang pentingnya
mendahulukan penegakan akhlak mulia ketimbang menonjolkan
perbedaan karena alasan fikih, lihat, idem, Dahulukan Akhlak di
atas Fikih (Cet. III; Bandung: Muthahhari Press, 2003), khususnya
bab II.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 152
[n.d.] yang berarti no date of publication (tidak ada data
tahun terbit).
Endnote (Catatan Akhir)
Endnote atau catatan akhir adalah catatan referensi yang
diletakkan di akhir suatu karya tulis ilmiah, sebelum Daftar
Pustaka. Pada dasarnya, teknik penulisan endnote persis sama
dengan footnote. Demikian pula, ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk footnote, juga berlaku untuk endnote, termasuk
ketentuan untuk penulisan Daftar Pustaka. Perbedaannya,
endnote diletakkkan di bagian akhir suatu karya tulis ilmiah.
Dalam pengetikan menggu-nakan word processor di komputer,
konversi catatan kaki (footnote) menjadi catatan akhir (endnote)
secara otomatis mudah dilakukan. (Contoh-contoh teknik
pencatatan untuk berbagai jenis referensi, baik footnote maupun
endnote, secara rinci diuraikan pada BAB V).
Parenthetical Reference atau In-text Citation
a. Parenthetical Reference, atau dalam bahasa Indonesia
biasa disebut ‚catatan dalam kurung‛, berfungsi untuk
menunjukkan referensi dari sebuah pernyataan yang
disebutkan dalam teks, baik itu merupakan saduran atau
kutipan langsung. Parenthetical reference diletakkan di
dalam teks dan diapit oleh tanda kurung. Secara umum,
informasi yang perlu disebutkan adalah nama akhir
pengarang, tahun terbit karangannya, dan nomor halaman.
Antara tahun penerbitan karangan dan halaman yang
dikutip dibubuhi tanda koma (,). Contohnya:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 153
l. Jika, misalnya, ada dua buku atau lebih karya dari penulis
yang sama (misalnya, Nurcholish Madjid dalam contoh di
atas) yang dikutip dan kebetulan diterbitkan pada tahun
yang sama, maka penulisan tahun diberi kode dengan
huruf kecil, misalnya (a), (b), dan seterusnya. Contoh:
c. Bila karya tulis yang dikutip itu terdiri dari beberapa jilid,
volume atau juz, maka nomor jilid, volume atau juz dari
buku yang dikutip ditulis setelah tahun, diikuti oleh titik
dua, lalu nomor halaman. Contohnya:
… kita harus mencari kenyataan pemikiran Islam
yang dapat dikatakan mewakili Indonesia, namun
pada waktu yang sama juga mempunyai kaitan yang
nyata dengan pemikiran Islam secara umum (Madjid
1995, 23).
… (Madjid 1995a, 27).
… (Madjid 1995b, 23).
… (al-Zuh}aili> 1991, 11: 98).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 154
d. Sementara itu, dalam hal pengutipan artikel atau entri
ensiklopedi, maka nomor jilid ditulis setelah tahun terbit,
diikuti oleh titik dua (;), kemudian seluruh halaman yang
membahas artikel atau entri tersebut, meskipun yang
dikutip itu hanya satu halaman. Contohnya:
Jika rujukan bersumber dari buku suntingan atau risalah
(proceeding), maka yang ditulis adalah nama
penulis asli bukan nama penyuntingnya, jika rujukan
diambil dari dokumen-dokumen resmi seperti Undang-
undang, Peraturan Pemerintah, Garis-garis Besar Haluan
Negara, Peraturan Daerah, Surat Keputusan dan koran,
maka nama sumber ditulis sebagai pengganti nama
penulis. Misalnya:
Pemberian obat meningkatkan….. (Darise dan Kadir, 1973).
Hal ini telah diteliti sebelumnya (Saad, dkk, 2003).
Perkawinan adalah …(Pemerintah Republik Indonesia, 1974).
Inflasi ternyata naik mendekati angka dua digit (Kompas, 2
September 2004).
… (Edgel 1979, 3: 796-800).
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 155
Untuk daftar pustaka bagi karya tulis ilmiah yang
menggunakan Paren-thetical Reference (yang biasa
disebut, Reference List atau daftar refe-rensi), berlaku
ketentuan khusus dengan memperhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan jumlah buku yang dikutip dari seorang
pengarang, demikian juga dengan referensi yang berjilid
sebagaimana yang dise-butkan di atas. (Contoh-contoh
teknik penulisan catatan untuk berbagai jenis referensi
dalam bentuk Reference List diuraikan pada BAB V).
D. Daftar Pustaka
Jumlah kepustakaan skripsi minimal 20 (dua puluh) buah dan
paling sedikit tiga literatur berbahasa asing yang merupakan
sumber utama penulisan skripsi. Untuk tesis, minimal 50 (lima
puluh) dan disertasi 70 (tujuh puluh).
Daftar Pustaka disusun berdasarkan urutan abjad dari awal
nama terakhir pengarang setiap karya rujukan. Nama pengarang
yang dimaksud mencakup nama orang, badan, lembaga,
organisasi, panitia, dan sebagainya yang menyusun karangan itu.
Contohnya:
Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah Al-Quran. Yogyakarta:
FKBA, 2001.
Bagir, Haidar. Buku Saku Filsafat Islam. Bandung: Arasy, 2005.
Capra, Fritjof. The Turning Point: Science, Society, and the Rising
Culture. Toronto: Bantam Books, 1983.
Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan
Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES, 1982.
H{asan, Ibra>him H}asan. Ta>ri>kh al-Isla>m. Juz 1, Kairo: Maktabah al-
Nahd}ah al-Mis}riyyah, 1964.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 156
1. Data pustaka diketik dari margin kiri dan jika lebih dari
satu baris, maka baris kedua diatur menjorok ke dalam
(indent) sepanjang 1,25 cm.
2. Seperti halnya dalam catatan kaki, catatan akhir dan catatan
dalam kurung, pangkat dan gelar akademik tidak perlu
dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Nama penulis yang lebih dari satu kata, ditulis nama
akhirnya diikuti dengan tanda koma, kemudian nama depan
yang diikuti dengan nama tengah dan seterusnya,
contohnya:
4. Taufik Adnan Amal, ditulis: Amal, Taufik Adnan
5. Budi Munawar-Rachman, ditulis: Rachman, Budi Munawar
6. W. Montgomery Watt, ditulis: Watt, W. Montgomery
7. Huruf ‚al-‛ pada nama akhir penulis yang menggunakan alif
lam ma‘rifah tidak dihitung sebagai huruf (A) menurut
urutan abjad dalam daftar pustaka. Yang dihitung adalah
huruf sesudahnya, contohnya:
8. Muh}ammad ibn Idri>s al-Sya>fi‘i> diletakkan dalam kelompok
huruf S dan ditulis: al-Sya>fi‘i>, Muh}ammad ibn Idri>s.
9. Nama penulis yang menggunakan singkatan, ditulis nama
akhir yang diikuti tanda koma, kemudian diikuti dengan
nama depan lalu nama berikutnya, contohnya:
10. William D. Ross Jr, ditulis: Ross, William D. Jr. (Jr =
Junior/Muda)
11. Pada dasarnya, unsur-unsur yang harus dimuat dalam
kepustakaan sama dengan unsur-unsur dalam catatan kaki
dan catatan akhir, kecuali berbeda untuk beberapa hal
berikut:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 157
a. Nama penulis yang disesuaikan dengan sistem
penulisan katalog dalam perpustakaan, yaitu
menyebutkan nama akhir penulis lebih dahulu (jika ada
dua atau lebih) seperti disebutkan pada poin (2) di atas.
b. Nama pengarang dalam kepustakaan ditulis mulai dari
awal margin kiri, sedang baris berikutnya dimulai
setelah 1,25 cm dari margin kiri. Jarak baris dalam
kepustakaan adalah exactly 12 pt.
c. Antara baris terakhir suatu kepustakaan dengan nama
pengarang berikutnya berjarak spacing before 6 pt.
d. Nomor halaman dari referensi yang dikutip tidak lagi
disebutkan dalam daftar pustaka.
e. Tanda koma (,) yang mengantarai nama pengarang dan
judul karangan-nya dalam catatan kaki/akhir, diganti
menjadi tanda titik dalam daftar pustaka.
f. Tanda kurung yang mengapit keterangan tentang
nomor cetakan, tempat terbit, nama penerbit dan tahun
penerbitan dalam catatan kaki/akhir, diganti menjadi
tanda titik (.) dalam daftar pustaka.
9. Secara umum, daftar referensi (Reference List) untuk
catatan dalam kurung (Parenthetical Reference)
mencantumkan unsur-unsur berikut: nama pengarang, tahun
terbit, judul buku referensi (huruf italic), volume, juz atau
jilid, tempat penerbit, dan nama penerbit.
Contohnya:
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 158
Perbedaan mendasar Daftar Referensi (reference note) dengan
Daftar Pustaka (bibliography) adalah karena pada yang disebut
pertama, tahun penerbitan diletakkan persis setelah nama
pengarang.
9. Jika ada dua atau lebih karya tulis dari pengarang yang
sama, maka karya dengan tahun penerbitan paling awal
ditempatkan lebih awal dalam daftar pustaka atau daftar
referensi. Dalam penulisan karya berikutnya dari penulis
yang
al-Zuh}ai>li>, Wahbah. Al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>‘ah wa al-Manh}aj, juz. 11. Beirut: Da>r al-Fikr al-Mu‘a>s}ir, 1991.
Nasution, Harun. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam. Cet. 2; Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
_______. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, dan Analisa Perbandingan. Cet. 5; Jakarta: UI Press, 1986.
_______. Falsafat Agama. Cet. 8; Jakarta: Bulan Bintang, 1991.
al-Zuh}ai>li>, Wahbah. 1991. Al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa
al-Syari>‘ah wa al-Manh}aj, juz. 11. Beirut: Da>r al-Fikr
al-Mu‘a>s}ir.
Edgel, Beatrice. 1979. ‚Conception.‛ Dalam James Hastings, ed.
Encyclopedia of Religion and Ethics, vol. 3. New York:
Charles Shcribner’s Son.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 159
Pustaka
Ahmad, Asep Hidayat. Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda Cet. I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah Cet. II; Jakarta: Logos Ilmu, 1999.
Bungin, Burhan. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke arah penguasaan model aplikasi. Cet. I; Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Cet. III; Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
Basman, Filsafat Ilmu Cet. I; Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksra, 2009.
Bertens, K. Filsafat Barat dalam Abad XX Cet. III; Jakarta: PT. Gramedia 1971.
Baktiar, Amsal. Filsafat Agama Cet. I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
C. Verhak, Filsafat Ilmu Pengetahuan; Tealaah atas cara kerja ilmu-ilmu Cet. II; Jakrata: Gramedia, 1997.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research: Jilid I Cet. IX; Yogyakarta: Andi, 2000.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research: Jilid II Cet. IX; Yogyakarta: Andi, 2002.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research: Jilid III Cet. IX; Yogyakarta: Andi, 2002.
Kenneth T. Gallagher, The Fhilosofi of Knouledge diterjemahkan oleh P. Hardono Hadi dengan Judul: Epitemologi: Filsafat Pengetahuan (Cet. VII; Bandung: Kanisius, 2001.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 160
Kerlinger, Fred N. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Cet. IX; Yogyakarta: Gajahmada University Press, 2003.
Mufid, Muhammad. Etika dan Filsafat Komunikasi Cet. I; Jakarta: Prenada Group, 2009.
Muhajir, Noeng. Filsafat Ilmu, Positivisme dan Postmodernisme Cet. I; Yogyakarta: Rekesaring et. All., 2001.
Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Komunikasi Cet. XII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2008.
Rahmat, Jalaluddin. Metode penelitian Komunikasi: dilengkapi Contoh Analisa Statistik Cet. XII; Bandung: PT. Remaja Rosdakarta, 2007.
Syarifudin Ambon, Metode Penelitian Versi Digital Skripsi, Tesis dan disertasi Cet. I; Ambon: Wadacomsamart, 2008.
Surajiyo, Ilmu Filsafat, Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Singke, Mustari. Cara Singkat Mendalami Metodologi Penelitian Praktik Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Cet. I; Makassar: Berkah Utami, 2008.
Salam, H. Burhanuddin. Logika Materil Fisafat Ilmu Pengetahuan (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), h. 70
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D. Cet. XVII; Bandung: Alvabeta, 2009.
Universitas Alauddin Makassar, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Cet. II; Makassar, 2009.
Uchjana, Onong Efendi. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Cet. I; Jakarta: Anggota IKAPI 1993.
Metode Penelitian Dakwah dan Komunikasi Oleh: Syarifudin 161