syarat dan rukun shalat

8
SHALAT Syarat-syarat shalat Adapun yang dimaksud dengan syarat-syarat shalat di sini ialah syarat-syarat sahnya shalat tersebut. (Maksudnya, syarat-syarat yang harus ada supaya sholat boleh atau bisa ditegakkan red). Adapun syarat-syaratnya ada sembilan: 1. Islam Lawannya adalah kafir. Orang kafir amalannya tertolak walaupun dia banyak mengamalkan apa saja, dalilnya firman Allah ‘azza wa jalla, “Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik untuk memakmurkan masjid-masjid Allah padahal mereka menyaksikan atas diri mereka kekafiran. Mereka itu, amal- amalnya telah runtuh dan di dalam nerakalah mereka akan kekal.” (At-Taubah:17) Dan firman Allah ‘azza wa jalla, “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Al-Furqan:23) Shalat tidak akan diterima selain dari seorang muslim, dalilnya firman Allah ‘azza wa jalla, “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Aali ‘Imraan:85) 2. Berakal Lawannya adalah gila. Orang gila terangkat darinya pena (tidak dihisab amalannya) hingga dia sadar, dalilnya sabda Rasulullah, َ ع ِ فُ رُ مَ لَ قْ ل اْ نَ عٍ ة َ ثَ لاَ ث: ِ مِ اَ ّ ن ل ا ىَ ّ تَ ح،َ ( ظِ قْ + يَ - تْ سَ + يِ نْ و ُ 3 نْ 5 جَ مْ ل اَ و ىَ ّ تَ ح،َ ق ْ + نِ فُ < يِ رْ + يِ غَ ّ ص ل اَ و ىَ ّ تَ حَ ع ُ لْ 5 نَ < ي( . ُ اهَ وَ رُ دَ مْ حَ اْ وُ 5 بَ اَ وَ دْ وُ اوَ دُ ّ + يِ اَ سَ ّ لن اَ وُ نْ 5 ب اَ و ةَ 5 اجَ م) ”Diangkat pena dari tiga orang: 1. Orang tidur hingga dia bangun, 2. Orang gila hingga dia sadar, 3. Anak-anak sampai ia baligh.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, dan Ibnu Majah). 3. Tamyiz

Upload: dhyan-faradibah

Post on 04-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Syarat dan rukun shalat

TRANSCRIPT

Page 1: Syarat Dan Rukun Shalat

SHALAT Syarat-syarat shalat

Adapun yang dimaksud dengan syarat-syarat shalat di sini ialah syarat-syarat sahnya shalat tersebut. (Maksudnya, syarat-syarat yang harus ada supaya sholat boleh atau bisa ditegakkan red).   Adapun syarat-syaratnya ada sembilan:

1. IslamLawannya adalah kafir. Orang kafir amalannya tertolak walaupun

dia banyak mengamalkan apa saja, dalilnya firman Allah ‘azza wa jalla, “Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik untuk memakmurkan masjid-masjid Allah padahal mereka menyaksikan atas diri mereka kekafiran. Mereka itu, amal-amalnya telah runtuh dan di dalam nerakalah mereka akan kekal.” (At-Taubah:17)

Dan firman Allah ‘azza wa jalla, “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (Al-Furqan:23)

Shalat tidak akan diterima selain dari seorang muslim, dalilnya firman Allah ‘azza wa jalla, “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Aali ‘Imraan:85)

2. BerakalLawannya adalah gila. Orang gila terangkat darinya pena (tidak

dihisab amalannya) hingga dia sadar, dalilnya sabda Rasulullah,

ع� ف� ل�م� ر� ت�ى الن�ائ�م�: ث�ال�ث�ة� ع�ن� ال�ق� ، ح� ظ� ت�ي�ق� ن�و�ن� ي�س� ج� ال�م� و� ت�ى ي�ق�، ح� غ�ي�ر� ي�ف� ت�ى و�الص� )ي�ب�ل�غ� ح� اه�. و� د� ر� م� �ب�و� أ�ح� أ د� و� د�او�و�

ائ�ي4 الن�س� اب�ن� و� ه و� اج� (م�”Diangkat pena dari tiga orang: 1. Orang tidur hingga dia bangun,

2. Orang gila hingga dia sadar, 3. Anak-anak sampai ia baligh.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, dan Ibnu Majah).

3. TamyizYaitu anak-anak yang sudah dapat membedakan antara yang baik

dan yang buruk, dimulai dari umur sekitar tujuh tahun. Jika sudah berumur tujuh tahun maka mereka diperintahkan untuk melaksanakan shalat, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ا و� ر� �ب�ن�اء�ك�م� م� ال�ة� أ ب�ع� ب�الص� ر�ب�و�ه�م� ل�س� ا و�اض� ر� ع�ل�ي�ه� ل�ع�ش� ا و� ق� Cر م� و�ف� ع� ف�ى ب�ي�ن�ه� اج� )ال�م�ض� اه�. و� اك�م� ر� ام� ال�ح� ا�إل�م� د� و� م� أ�ح�

�ب�و� أ د� و� (د�او�و�

 “Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berumur sepuluh tahun (jika mereka enggan untuk shalat) dan pisahkanlah mereka di tempat-tempat tidur

Page 2: Syarat Dan Rukun Shalat

mereka masing-masing.” (HR. Al-Hakim, Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud)

4. Menghilangkan Hadats (Thaharah)Hadats ada dua: hadats akbar (hadats besar) seperti janabat dan

haidh, dihilangkan dengan mandi (yakni mandi janabah), dan hadats ashghar (hadats kecil) seperti buang air besar, air kecil atau buang angin, dihilangkan dengan wudhu`, sesuai sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci.” (HR. Muslim dan selainnya)

Dan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah tidak akan menerima shalat orang yang berhadats hingga dia berwudlu`.” (Muttafaqun ‘alaih)

5. Menghilangkan NajisMenghilangkan najis dari tiga hal: badan, pakaian dan tanah

(lantai tempat shalat), dalilnya firman Allah ‘azza wa jalla, “Dan pakaianmu, maka sucikanlah.” (Al-Muddatstsir:4)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,   

ا و� ه� إ�ن� ال�ب�و�ل� م�ن� ت�ن�ز� ة� ف� ب�ر� ع�ذ�اب� ع�ام� ن�ه� ال�ق� م� .”Bersucilah dari kencing, sebab kebanyakan adzab kubur disebabkan

olehnya.”

6. Menutup AuratMenutupnya dengan apa yang tidak menampakkan kulit (dan

bentuk tubuh), berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah tidak akan menerima shalat wanita yang telah haidh (yakni yang telah baligh) kecuali dengan khimar (pakaian yang menutup seluruh tubuh, seperti mukenah).” (HR. Abu Dawud)

Para ulama sepakat atas batalnya orang yang shalat dalam keadaan terbuka auratnya padahal dia mampu mendapatkan penutup aurat. Batas aurat laki-laki dan budak wanita ialah dari pusar hingga ke lutut, sedangkan wanita merdeka maka seluruh tubuhnya aurat selain wajahnya selama tidak ada ajnaby (orang yang bukan mahramnya) yang melihatnya, namun jika ada ajnaby maka sudah tentu wajib atasnya menutup wajah juga.

Di antara yang menunjukkan tentang mentutup aurat ialah hadits Salamah bin Al-Akwa` radhiyallahu ‘anhu, “Kancinglah ia (baju) walau dengan duri.”

Dan firman Allah ‘azza wa jalla, “Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (Al-A’raaf:31) Yakni tatkala shalat. 7. Masuk Waktunya Sholat

Dalil dari As-Sunnah ialah hadits Jibril ‘alaihis salam bahwa dia mengimami Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di awal waktu dan di akhir waktu (esok harinya), lalu dia berkata: “Wahai Muhammad, shalat itu antara dua waktu ini.”

Page 3: Syarat Dan Rukun Shalat

Dan firman Allah ‘azza wa jalla, “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa`:103)

Artinya diwajibkan dalam waktu-waktu yang telah tertentu. Dalil tentang waktu-waktu itu adalah firman Allah ‘azza wa jalla, “Dirikanlah shalat dari sesudah tergelincirnya matahari sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Al-Israa`:78)

8. Menghadap KiblatDalilnya firman Allah, “Sungguh Kami melihat wajahmu sering

menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke Kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil-Haram, dan di mana saja kalian berada maka palingkanlah wajah kalian ke arahnya.” (Al-Baqarah:144)

9. NiatTempat niat ialah di dalam hati, sedangkan melafazhkannya

adalah bid’ah (karena tidak ada dalilnya). Dalil wajibnya niat adalah hadits yang masyhur, “Sesungguhnya amal-amal itu didasari oleh niat dan sesungguhnya setiap orang akan diberi (balasan) sesuai niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih dari ‘Umar Ibnul Khaththab)

Rukun-rukun shalatYang dimaksud dengan rukun-rukun sholat adalah bagian-bagian

sholat yang wajib dilakukan tanpa keringanan walau karena lupa (apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau tidak disengaja walau karena lupa maka sholatnya batal atau tidak sah).  

Rukun-rukun shalat ada empat belas, yaitu :

 1. Berdiri tegak pada shalat fardhu bagi yang mampu (bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang)

Dalilnya firman Allah ‘azza wa jalla, “Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha (shalat ‘Ashar), serta berdirilah untuk Allah ‘azza wa jalla dengan khusyu’.” (Al-Baqarah:238)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalatlah dengan berdiri…” (HR. Al-Bukhary)

2. Takbiiratul-ihraam, yaitu ucapan: ‘Allahu Akbar’, tidak boleh dengan ucapan lain

Dalilnya hadits, “Pembukaan (dimulainya) shalat dengan takbir dan penutupnya dengan salam.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Al-Hakim)

Juga hadits tentang orang yang salah shalatnya, “Jika kamu telah berdiri untuk shalat maka bertakbirlah.” (Idem)

3. Membaca Al-Fatihah

Page 4: Syarat Dan Rukun Shalat

Membaca Al-Fatihah adalah rukun pada tiap raka’at, sebagaimana dalam hadits,

� ال�ة� ال � ل�م� ل�م�ن� ص� أ ر� ة� ي�ق� ات�ح� ال�ك�ت�اب� ب�ف� .“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (Muttafaqun ‘alaih)

4. Ruku’ 

5. I’tidal (Berdiri tegak) setelah ruku’

6. Sujud dengan tujuh anggota tubuh

7. Bangkit darinya

8. Duduk di antara dua sujudDalil dari rukun-rukun ini adalah firman Allah ‘azza wa jalla,

“Wahai orang-orang yang beriman ruku’lah dan sujudlah.” (Al-Hajj:77)Sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Saya telah

diperintahkan untuk sujud dengan tujuh sendi.” (Muttafaqun ‘alaih)

9. Thuma’ninah (tenang) dalam semua amalanApabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat

kepalanya dari ruku’ , maka beliau berdiri tegak, sampai semua tulang punggungnya kembali pada tempatnya. Apabila sujud maka beliau thuma`ninah dalam sujudnya sampai semua tulang punggungnya kembali pada tempatnya. Apabila duduk antara dua sujud, beliau duduk dengan tegak sampai kembali tulang-tulang punggungnya pada tempatnya.

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ada sebagian orang yang tidak thuma`ninah dalam shalatnya, maka beliau memerintahkannya untuk mengulangi shalatnya, dan beliau berkata kepadanya :

“Apabila engkau hendak menunaikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu’ (terlebih dahulu), kemudian menghadaplah kiblat dan bertakbirlah. Kemudian bacalah surat dari Al-Qur`an  yang mudah bagimu. Kemudian ruku’lah  sampai engkau engkau thuma`ninah dalam ruku’. Kemudian angkatlah (kepalamu) sampai engkau tegak berdiri. Lalu sujudlah sampai engkau thuma’ninah dalam sujud. Kemudian angkatlah sampai engkau thuma’ninah dalam duduk. Kemudian sujudlah lagi sampai engkau thuma’ninah dalam sujud. Kemudian lakukanlah gerakan itu semua dalam seluruh shalatmu”.

 10. Tertib antara tiap rukunDalil rukun-rukun ini adalah hadits musii` (orang yang salah

shalatnya). Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk mesjid, lalu

seseorang masuk dan melakukan shalat lalu ia datang memberi salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: ‘Kembali! Ulangi

Page 5: Syarat Dan Rukun Shalat

shalatmu! Karena kamu belum shalat (dengan benar)!, … Orang itu melakukan lagi seperti shalatnya yang tadi, lalu ia datang memberi salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salamnya dan bersabda: ‘Kembali! Ulangi shalatmu!t Karena kamu belum shalat (dengan benar)!, … sampai ia melakukannya tiga kali, lalu ia berkata: ‘Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran sebagai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya tidak sanggup melakukan yang lebih baik dari ini maka ajarilah saya!’ Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: ‘Jika kamu berdiri hendak melakukan shalat, takbirlah, baca apa yang mudah (yang kamu hafal) dari Al-Qur`an, kemudian ruku’lah hingga kamu tenang dalam ruku’, lalu bangkit hingga kamu tegak berdiri, sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud, bangkitlah hingga kamu tenang dalam duduk, lalu lakukanlah hal itu pada semua shalatmu.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Al-Hakim) 

11. Tasyahhud Akhir Lafazh tasyahhud bisa dilihat dalam kitab-kitab yang membahas

tentang shalat seperti kitab Shifatu Shalaatin Nabiy, karya Asy-Syaikh Al-Albaniy dan kitab yang lainnya.

12. Duduk Tasyahhud AkhirSesuai sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika

seseorang dari kalian duduk dalam shalat maka hendaklah ia mengucapkan At-Tahiyyat.” (Muttafaqun ‘alaih) 

13. Shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamSebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam, “Jika seseorang dari kalian shalat… (hingga ucapannya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam) lalu hendaklah ia bershalawat atas Nabi.”

Pada lafazh yang lain, “Hendaklah ia bershalawat atas Nabi lalu berdoa.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

14. Dua Kali Salam Sesuai sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “… dan

penutupnya (shalat) ialah salam.“

Wajib-wajib shalatHal yang wajib dalam sholat adalah bagian sholat yang apabila

ketinggalan salah satunya dengan sengaja maka sholatnya batal (tidak sah), tapi kalau tidak sengaja atau lupa maka orang yang sholat diharuskan melakukan sujud sahwi.  

Dengan kata lain, kalau meninggalkan rukun-rukun shalat baik dengan sengaja ataupun lupa maka akan membatalkan shalat, sedangkan meninggalkan wajib-wajib shalat, jika ditinggalkan secara sengaja maka

Page 6: Syarat Dan Rukun Shalat

shalatnya batal, namun jika ditinggalkan karena lupa maka dia melakukan sujud sahwi (sujud karena lupa, sebagai gantinya) 

Adapun wajib-wajib (hal-hal yang wajib dalam) shalat itu ada delapan:

1. Semua takbir, kecuali Takbiiratul IhraamSesuai ucapan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, “Saya melihat

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir di setiap naik dan turunnya, berdiri dan duduknya.” (HR. Ahmad, An-Nasa`iy dan At-Tirmidziy menshahihkannya)

Demikian pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika imam bertakbir maka bertakbirlah.”.   Ini adalah perintah, sedangkan perintah menunjukkan wajib. 

2. Mengucapkan Subhaana rabbiyal ‘azhiim saat ruku’Sesuai dengan hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu yang

menggambarkan shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau dalam ruku’nya mengucapkan, “Subhaana rabbiyal ‘azhiim” (Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung) dan pada sujudnya mengucapkan, “Subhaana rabbiyal a’laa” (Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi)

3. Mengucapkan Sami’allaahu liman hamidah bagi imam dan yang shalat sendiri

Berdasarkan ucapan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang mensifati shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasannya beliau mengucapkan Sami’allaahu liman hamidah (Allah mendengar orang yang memuji-Nya) tatkala mengangkat punggungnya dari ruku’. (Muttafaqun ‘alaih)

4. Mengucapkan Rabbanaa walakal hamdu bagi semua (imam, makmum dan yang shalat sendiri)

Sesuai kelanjutan ucapan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pada hadits yang lalu, “Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan berdiri mengucapkan Rabbanaa walakal hamdu.”

5. Mengucapkan Subhaana rabbiyal a’laa saat sujudSesuai hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu yang lalu.

6. Mengucapkan Rabbighfirlii antara dua sujudSebagaimana dalam hadits Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu bahwa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan antara dua sujud Rabbighfirlii. (HR. An-Nasa`iy dan Ibnu Majah)

7. Membaca Tasyahhud awal

8. Duduk untuk tasyahhud awalSebagaimana hadits, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

membaca pada tiap dua rakaat At-Tahiyyaat.”, dan pada hadits yang

Page 7: Syarat Dan Rukun Shalat

lain, “Jika kalian telah duduk pada tiap dua rakaat maka ucapkanlah At-Tahiyyaat.” (HR. Al-Imam Ahmad dan An-Nasa`iy)

Untuk lebih lengkapnya bisa meruju’ kepada kitab Syuruuthush Shalaati wa Arkaanuhaa, karya Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab, kitab Al-’Uddah Syarh Al-’Umdah hal.13-17, dan kitab Manaarus Sabiil hal.70-87