suspense rekonstitusi

12
SUSPENSI REKONSTITUSI/SUSPENSI KERING I. TUJUAN Memahami dan mengetahui cara pembuatan sediaan suspensi yang baik Mengetahui formulasi sediaan suspensi yang baik dan stabil II. TEORI DASAR Suatu suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang akan didispersikan dengan air pada saat akan digunakan. Agar campuran setelah ditambah air membentuk dispersi yang homogen maka dalam formulanya digunakan bahan pensuspensi. Umumnya suatu sediaan suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif didalam pelarut air terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisika Komposisi suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis, pengawet, penambah rasa atau aroma, buffer, dan zat warna. Obat yang biasa dibuat dalam sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya pembawa air (contohnya obat antibiotik) sehingga lebih sering diberikan sebagai campuran kering untuk dibuat suspensi pada waktu akan digunakan. Umumnya antibiotik mempunyai stabilitas yang terbatas didalam pelarut air.

Upload: nuninurjanah

Post on 02-Jan-2016

253 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan farmasetika

TRANSCRIPT

Page 1: Suspense Rekonstitusi

SUSPENSI REKONSTITUSI/SUSPENSI KERING

I. TUJUAN

Memahami dan mengetahui cara pembuatan sediaan suspensi yang baik

Mengetahui formulasi sediaan suspensi yang baik dan stabil

II. TEORI DASAR

Suatu suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang

akan didispersikan dengan air pada saat akan digunakan. Agar campuran setelah ditambah air

membentuk dispersi yang homogen maka dalam formulanya digunakan bahan pensuspensi.

Umumnya suatu sediaan suspensi kering dibuat karena stabilitas zat aktif didalam pelarut air

terbatas, baik stabilitas kimia atau stabilitas fisika

Komposisi suspensi kering biasanya terdiri dari bahan pensuspensi, pembasah, pemanis,

pengawet, penambah rasa atau aroma, buffer, dan zat warna. Obat yang biasa dibuat dalam

sediaan suspensi kering adalah obat yang tidak stabil untuk disimpan dalam periode waktu

tertentu dengan adanya pembawa air (contohnya obat antibiotik) sehingga lebih sering

diberikan sebagai campuran kering untuk dibuat suspensi pada waktu akan digunakan.

Umumnya antibiotik mempunyai stabilitas yang terbatas didalam pelarut air.

Biasanya suspensi kering hanya digunakan untuk pemakaian selama satu minggu dan

dengan demikian maka penyimpanan dalam bentuk cairan tidak terlalu lama.

Persyaratan suspesi rekonstitusi yang baik adalah : (anief, 1997)

1. Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga

konsentrasi/dosis tetap untuk setiap pemberian obat.

2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus dengan mudah di dispersikan kembali dan di

tuang oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.

3. Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan

dihitung oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.

4. Produk akhir haruslah menunjukan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik.

III. PREFORMULASI

Data Preformulasi Zat Aktif

Page 2: Suspense Rekonstitusi

Amoksisilin (sumber : FI IV. Depkes RI. Hal 95-96)

Organoleptis : putih, pahit, praktis tidak berbau

Pemerian : serbuk hablur

Kelarutan : sukar larut dalam air dan methanol; tidak sukar larut dalam benzena;

dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform

Bobot jenis : 349,40 g/mol

pH larutan : 3,5-6

Stabilitas : lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar

Inkompatibilitas : inkompatibel terhadap adrenolin, theofilin, dan aminoglikosida

Data data Preformulasi Zat Tambahan

1. Carboxy Methyl Cellulosum Natrium (HOPE IV. Hal 47)

Organoleptis : putih sampai cream, pahit, tidak berbau

Pemerian : serbuk/granul

Ukuran partikel : 342,30

Kelarutan : mudah terdispersi dalam air membentuk koloidal; tidak larut

dalam etanol; dalam eter dan dalampelarut organik lain

Titik lebur : 227oC – 252OC

Stabilitas : lebih stabil terhadap material higroskopis dan dapat menyerap air

dibawah dalam kondisi kelembaban yang tinggi.

Inkompatibilitas : -Tidak bercampur dengan asam kuat dan dengan garam yang

bercampur dengan besi-besi dan logam yang lainnya

seperti merkuri, seng, aluminium.

- Dapat mengendap pada pH ≤ 2 dan bercampur dengan ethanol

95 %.

2. PVP (Povidon) (FI IV. 1995. Depkes RI. Hal 762)

Organoleptis : putih sampai cream; pahit; tidak berbau

Pemerian : serbuk

Ukuran partikel : 2500-30.000.000

Kelarutan : praktis larut dalam asam, kloroform, fenol, etanol, keton,

methanol dan air. Praktis tidak larut da, hidrokarbon dan

minyak mineral.

Page 3: Suspense Rekonstitusi

Titik lebur : 150oC

Stabilitas : dapat bercampur dengan air; stabil atau tahan terhadap panas

pada suhu 110oC – 130oC; disimpan pada tempat kering,

suhu dingin; dan mudah terurai dengan adanya udara dari luar.

Inkompatibilitas : ketidak campuran dalam garam organik, resin sintetik dan alam

serta senyawanya akan membentuk senyawa fenol

barbital.

3. Sukrosa (HOPE IV. Hal 508)

Organoleptis : tidak berwarna,; manis; tidak berbau

Pemerian : cairan jernih, hablur halus, hablur massa

Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut

dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, eter.

Titik didi/lebur : 180oC

Bobot jenis : 1,587 g/mol

pH larutan : netral terhadap lakmus

Stabilitas : lebih mudah teruarai dengan adanya udara dari luar

Inkompatibilitas : dapat terurai dengan sulfat

IV. ALAT dan BAHAN

V. PERHITUNGAN dan PENIMBANGAN

Amoksisilin (250 mg/ml) dibuat sediaan sebanyak 60 ml.

Amoksisilin yang dibutuhkan = 250 mg x 60ml = 3000 mg = 3 g

5 ml

PVP 2 %

ALAT BAHANBeaker gellas Amoksisilin

Batang pengaduk PVPTabung sedimentasi CMC-Na FSH

Gellas ukur GulaMortir dan stamper Aquadest

PengayakNeraca digital

Page 4: Suspense Rekonstitusi

2 x 18 ml = 0,36 g

100

Sukrosa 30 %

30 x 60 ml = 18 g

100

CMC-Na 1 %

1 x 60 ml = 0,6 g

100

PGA 1%

1100

x60 ml=0,6 g

CMC Na 0,5 %

0,5100

x60 ml=0,3 g

Acacia 5%

5100

x60 ml=3 g

Penimbangan

BAHAN YANG DIGUNAKAN JUMLAHAmoxicillinum (semua kelompok) 3 gram

Povidone (PVP) (semua kelompok) 0,36 gramSukrosa (semua kelompok) 18 gramCMC-Na 0,5 % (kelompok 1) 0,3 gram

PGA 1% (kelompok 2) 0,6 gram

CMC-Na 1% (kelompok 3) 0,6 gramAcacia 5% (kelompok 4) 3 gram

VI. PROSEDUR

Prosedur pembuatan suspensi rekonstitusi

Suspensi dengan granulasi

Semua zat yang dibutuhkan ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

Masing-masing zat dihaluskan

Page 5: Suspense Rekonstitusi

Masa granulasi dibuat dengan cara mencampurkan pemanis (sukrosa) dan pengikat (PVP)

Etanol ditambahkan sedikit-sedikit dengan pipet sampai terbentuk masa yang dapat dikepal

Masa granulasi diayak di mess 16 dan dikeringkan sampai kadar air < 2%

Zat aktif dan suspending agent ditambahkan ke dalam masa granul

Dimasukan ke dalam tabung sedimentasi

Tambahkan air sampai 60 ml

Tabung dikocok dan dihitung waktu rekonstitusi

Diamati volume sedimentasi pada waktu 10’, 30’, 60’, 120’, 1 hari dan 3 hari

Pada hari ketiga diamati waktu redispersi.

VII. DATA PENGAMATAN

Kelompo

k

Waktu

rekonstitusi

Waktu Sedimentasi (mm)Kecepatan

redispersi10

menit

30

menit

60

menit

120

menit1 hari 3 hari

1 17 detik 2 mm 6 mm 8 mm 8 mm 10 mm 10 mm 4 detik

2 13 detik 1 mm 7 mm 8 mm 8 mm 11 mm 11 mm 13,84 detik

3 25 detik 6 mm 6 mm 6 mm 6 mm 20 mm 20 mm 5,4 detik

4 90 detik 4 mm 5 mm 5 mm 7 mm 8 mm 8 mm 13 detik

VIII. PEMBAHASAN

Page 6: Suspense Rekonstitusi

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan sediaan suspensi dan suspensi

rekonstitusi. Suspensi rekonstitusi adalah campuran sirup dalam keadaan kering yang akan

didispersikan dengan air pada saat akan digunakan. Sehingga pada sediaan ini harus

dilakukan evaluasai meliputi waktu rekonstitusi yaitu waktu yang dibutuhkan suspensi kering

untuk terdispersi sempurna setelah penambahan air (Anief, 1997), volume sedimentasi dan

waktu redispersi yaitu waktu yang dibutuhkan sediaan suspensi untuk mendispersi kembali

(Ansel, 1989).

Pada pembuatan suspensi kering pada 4 kelompok menggunakan pengikat PVP, pemanis

sukrosa serta zat aktif yaitu amoksisilin dengan konsentrasi yang sama, yang berbeda dari

setiap kelompok yaitu suspending agen yang digunakan. Kelompok 1 menggunakan

suspending agent CMC Na 0,5 %, kelompok 2 menggunakan PGA 1%, kelompok 3

menggunakan CMC Na 1%, dan kelompok 4 menggunakan Acacia 5%.

Dari keempat kelompok tersebut kelompok 4 yang paling memiliki waktu rekonstitusi

paling lama yaitu 90 detik sedangkan kelompok yang lain menempuh waktu kurang dari 30

detik. Bila dilihat dari waktu rekonstitusi acacia merupakan susupending agent yang kurang

baik untuk dijadikan suspensi kering karena waktu rekonstruksi yang lama. Sediaan suspensi

rekonstitusi yang baik memiliki waktu rekonstitusi kurang dari 30 detik (Anief, 1997).

Sedangkan waktu rekonstitusi paling cepat adalah sediaan kelompok 2 yang menggunakan

suspending agent PGA, karena PGA mudah melarut dalam air karena suspending agent yang

paling sedikit membutuhkan air dalam pengembangannya yaitu 1 : 2 (HOPE edisi 6) dan

PGA mudah mengembang pada air dengan sushu kamar (tidak panas). Maka waktu yang

dibutuhkan untuk rekonstitusi paling sedikit.

Volume sedimentasi yang paling besar adalah CMC Na 1 % dihari ketiga mencapai 20

mm dan CMC Na memiliki volume sedimentasi yang paling cepat diantara 4 sediaan yang

dibuat. Hal ini karena CMC Na merupakan suspending agent yang bersifat pengflokulasi

sehingga semakin besar konsentrasi CMC Na dalam suspensi semakin cepat pula sediaan

tersebut mengendap karena dalam suspensi tersebut terbentuk agregat-agregat yang besar.

Semakin besar agregat semakin cepat mengendap pengaruh dari gaya gravitasi.

Sedangkan untuk waktu redispersi semua sediaan memiliki waktu kurang dari 30 detik,

hal ini menunjukan semua sediaan merupakan suspensi yang baik, karena waktu redispersi

yang baik maksismum 30 menit. Diantara keempat sediaan tersebut sediaan dengan

Page 7: Suspense Rekonstitusi

suspending agent CMC Na memiliki waktu yang paling rendah, yaitu 4 detik (CMC Na

0,5%) dan 5,4 detik (CMC Na 1 %), Hal tersebut menunjukan bahwa CMC Na merupakan

suspending agent yang paling tepat untuk digunakan dalam suspensi kering/rekonstitusi.

Sedangkan acacia kurang baik bila digunakan sebagai suspending agent dalam sediaan

suspensi kering karena memilki waktu rekonstitusi yang lama.

IX. KESIMPULAN

Sediaan yang menggunakan suspending agent Acacia memiliki waktu rekonstitusi paling

lama yaitu 90 detik, sehingga Acacia merupakan suspending agent yang kurang baik

untuk suspensi kering.

Sediaan yang menggunakan suspending agent CMC Na memiliki volume sedimentasi

yang tinggi dan waktu redispersi paling cepat.

Semakin tinggi konsentrasi CMC Na semakin cepat terbentuk sedimantasi dan semakin

tinggi volume sedimentasi, karena CMC Na selain sebagai suspending agent CMC Na

juga sebagai pengflokulasi.

Sediaan yang mengandung suspending agen PGA memiliki waktu rekonstitusi paling

cepat karena PGA membutuhkan sedikit air untuk pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: Suspense Rekonstitusi

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press

Anief, moh. 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : UGM Press

Rowe, Raymon. 2006 Handbook of Pharmacutical Excipients edisi V

Rowe, Raymon. 2009 Handbook of Pharmacutical Excipients edisi VI