susi nurasiah -...

98
ANALISIS PEMASARAN EMPING MELINJO DI PUSAT l(OPERASI PERTANIAN GEMA REFORMASI DESA MENES KECAMATAN MENES KABUPATEN PANDEGLANG, HANTEN SUSI NURASIAH JURUSAN SOSIAL El(ONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAI(ULTAS SAINS DAN TEl(]\J'OLOGI UNIVERSIT AS ISLAM NE GERI SY ARIF HIDAY A TULLAH JAI(ARTA ?001. M/1A".lr. U

Upload: hacong

Post on 10-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

ANALISIS PEMASARAN EMPING MELINJO

DI PUSAT l(OPERASI PERTANIAN

GEMA REFORMASI DESA MENES KECAMAT AN MENES

KABUPATEN PANDEGLANG, HANTEN

SUSI NURASIAH

JURUSAN SOSIAL El(ONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS

FAI(ULTAS SAINS DAN TEl(]\J'OLOGI

UNIVERSIT AS ISLAM NE GERI

SY ARIF HIDAY A TULLAH

JAI(ARTA ?001. M/1A".lr. U

Page 2: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

ANALISIS PEMASARAN EMPINC~ MELINJO

DI PUSAT l(OPERASI PERTANIAN GEl\1A REFORMASI

DESA MENES IillCAMATAN l\1ENES

I<ABUPATEN PANDEGLANG, BANTEN

Oleh:

SUSI NURASIAH 101092123410

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pe1ianian/Agribisnis

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSIT AS ISLAl\!I NEGERI

SY ARIF HIDAY A TULLAH

JAI<ARTA _,....,.._.. __ ,_, ·- ---

Page 3: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS SAINS DAN TEKl'lOLOGI

UNIVERSIT AS ISLAM NE(;ERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

-Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :

Nama NIM Program Studi Judul Skripsi

Susi Nurasiah I 0 I 092 I 23410 Sosial Ekonomi Pertanian Analisis Pemasaran Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Banten

Dapat ditenma sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri SyarifI-Iidayatullah Jakarta.

hkarta, J anuari 2006 Menyetu jui,

Dosen Pembimbing

embimbing I

\~ --Ir. Muhandis Natadiwirya, l\1M, M.Si

Dekan,

DR. 'opiansyah Jaya Putra, M. Sis r NIP. 150 3 I 7 956

Mengetahui,

Pembimbing II

Ir. Achmad Tjahja Nugraha, M.P

Ketua Jurusan

-dJ--1~

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM NIP. 150 317 958

Page 4: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul Analisis Pemasaran Emping Melinjo di Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang,

Banten. Telah diuji dan dinyatakan lulus sidang munaqasyah Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Sabtu, 3

Desember 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S 1) pada Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/ Agribisnis.

Penguji II

-

Tim Penguji,

Penguji I

f

d-Yi~'J) (Ir. Mudatsir Najamuddin, M!Vl }

NIP. 150 317 958

Jakarta, Desember 2005

Penguji III

(Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si) (Ir. Achmad Tjahja Nugraha, M.P)

Mengetahui,

Dekan

/~DR. Syopiansy h Jaya Putra, M.Sis l\.TTD l t:f\ '11 '7 net.::

Page 5: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

PERNYATAAN

DENGAN IN! SAY A MENY AT AKAN BAHW A SKRIP SI !NI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2006

Susi Nurasiah 101092123410

Page 6: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

RINGKASAN

SUSI NURASIAH. Analisis Pemasaran Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Banten. (Dibawah bimbingan MUHANDIS NA TADIWIRYA dan ACHMAD TJAHJA NUGRAHA).

Industri emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu bentuk usaha bagi masyarakat yang dapat dijadikan sebagai tambahan pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Namun dalam kenyataannya, usaha yang dijalankan oleh Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes 111asih 111enghadapi berbagai kendala dan permasalahan, baik dalam ha! produksi maupun dalam ha! pemasaran. Dalam ha! produksi, Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes dihadapkan pada masih rendahnya kapasitas produksi yang bisa dicapai, sedangkan dalam hal pemasaran dihadapkan pada masih banyaknya produk emping emping melinjo yang tidak terjuaL

Tujuan penelitian ini adalah (I) menganalisis po la saluran pemasaran yang terjadi di daerah penelitian, (2) menganalisis media pengepakan yang digunakan pada setiap lembaga pemasaran, (3) menganalisis sebaran marjin pemasaran emping melinjo pada setiap lembaga pemasaran.

Hasi I penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran emping me! injo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes terdiri dari empat saluran pemasaran dan meliputi beberapa lembaga pemasaran, yaitu Pengrajin, Pedagang Pengumpul Desa (PPD), Pengecer Lokal dan Pengecer Luar Daerah. Saluran satu adalah pengrajin, PPD, pengecer lokal dan konsumen. Saluran dua adalah pengrajin, pengecer lokal dan konsumen. Saluran tiga adalah pengrajin, PPD, pengecer luar daerah dan konsumen. Saluran empat adalah pengrajin dan konsumen. Jumlah responden saluran satu dan tiga berjumlah 63,3 persen (19 orang), saluran dua berjumlah 23,4 persen (7 orang) dan saluran empat berjurnlah 13,3 persen ( 4 orang).

Media pengepakan yang digunakan setiap lernbaga pemasaran pada industri emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes antara lain plastik, kardus, kertas semen. Untuk meningkatkan suatu pengepakan, kemasan kardus ditutup rapat dengan lakban (dipress). Pengemasan sangat berpengaruh terhadap keuntungan, karena dengan adanya kemasan kebutuhan konsumen akan emping melinjo yang berada di luar Kabupaten Pandeglang (mancanegarn) bisa terpenuhi. Hnrga emping melinjo yang memakai kemasan adalah Rp. 32.000,00/kg, sedangkan harga emping melinjo yang tidak memakai kemasan adalah Rp. 12.6 I 7,95/kg dan Rp. 13 .000,00/kg. Dengan demikian, keuntungan untuk produk yang dikemas berbeda dengan yang tidak ' "

Page 7: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Efisiensi pemasaran yang terjadi pada Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes meliputi efisiensi operasional dan efisiensi harga. Berclasarkan efisiensi operasional, maka saluran pemasaran tiga adalah saluran pemasaran yang paling efektif Hal ini dikarenakan total biaya, total marjin dan total keuntungan yang dihasilkan saluran pemasaran tiga paling besar dibandingkan dengan lembaga pernasarna lainnya, yaitu Rp.1.329,68/kg, Rp 6.052,37 dan Rp. 7.382,05/kg. Sedangkan berdasarkan efisiensi harga saluran pemasaran empat adalah saluran pemasaran yang paling efektif dengan total keuntungan dan total maijin sarna besar, yaitu Rp. 2.000,00/kg. Kondisi tersebut dikarenakan tidak adanya biaya pernasaran yang dikeluarkan dan jalur tataniaga yang dilakukan paling pendek.

Page 8: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT, karena hanya dengan

rahmat-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Shalawat dan salam selalu

dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, seluruh keluarga serta sahabat­

sahabatnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan dan dukungan baik secara moral maupun materil berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sebesar-sebesarnya kepada :

I. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, sebagai Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi.

2. lr. Mudatsir Najamuddin, MMA, sebagai Ketua .lurusan Sosial Ekonomi

Pertanian I Agribisnis.

3. Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan dukungan moral, bimbingan

dan pengarahan selama kuliah sampai penyelesaian skripsi ini.

4 Ir. Achmad Tjahja Nugraha, M.P, sebagai dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan, bantuan serta pengarahan selama penelitian,

penulisan dan penyelesaian skripsi.

5. Pak Undang, Pak Maryanto dan !bu Risda se11a seluruh prmpman dan

karyawan industri rumah tangga di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Desa Menes, Banten.

6. Ayahanda Ubik Baihaki dan lbunda Hunainy, yang saya cintai yamg telah

melahirkan. membesarkan serta menyekolahkan Ananda sampai ke Perguruan

Page 9: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

7. Teh Nunung, teh Neli, kak Dedi, kak Budi, kak Deni dan adik Irma yang

senantiasa mendoakan Susi agar selalu dimudahkan dalam segala urusan.

Mudah-rnudahan Allah SWT membalas semua arnal clan selalu menyayangi

kita semua. Amin.

8. Sri, Riko dan Khairil Anwar sebagai teman satu bimbingan yang selalu

bersama-sama untuk saling mernbantu selama kuliah maupun penulisan

skripsi ini.

9. Nova, Fitri, Hera, Gandhi, Zubaedah, Tari, Mas Kaswid, Wildan dan semua

anak agribisnis angkatan 2001, baik kelas A maupun kelas B kalian

merupakan teman yang seialu setia clalam suka maupun duka dan semoga

persahabatan kita tetap terjaga.

l 0. !bu Rizki dan Pak Gunacli yang telah banyak membantu sehingga tugas akhir

ini clapat diselesaikan.

I I. Mozaik Komputer dan anak-anak kost yang selalu memberikan bantuan yang

tidak ternilai harganya.

12. Semua pihak yang tidak mungkin dapat disebutkan satu per satu, yang telah

banyak memberikan bantuan moril dan materiL

Semoga Allah yang Maha Pengasih clan Penyayang memberikan imbalan

yang sesuai atas segala bantuan dan jasa yang telah mereka berikan kepada

penulis selama ini.

Akhir kata semoga skripsi 1m dapat memberikan manfaat bagi para

peneliti selanjutnya.

Penulis

Page 10: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

DAFTAR ISI

111

VII

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISi.

DAFTAR TABEL

DAFT AR GAMBAR.

DAFTAR LAMPIRAN.

.............. ...... Vlll

BAB I. PENDAHULUAN.

J. l. Latar Belakang .

l.2. Perurnusan Masalah ...

J. 3. Tujuan Penel itian .

1.4. Manfaat Penelitian

l.5. Sisternatika Peuulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.

2. J Landasan Teori

2. J. I Pernasaran

2. 1.2. Lernbaga dan Saluran Pernasaran

2.1.3. Biaya Pernasaran dan Marj in Pemasaran

2. J .4. Kornoditi Emping Melinjo .

2.2 Kerangka Pernikiran ..

2.2. l. Kerangka Pernikiran Teoritis ..

2. 1. I I Konsep Media Pengepakan

..........

IX

. J

5

7

7

8

9

9

9

JO

13

J 5

18

JS

19

Page 11: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

2.2.1.2. Konsep Marjin Pemasaran

2.2.1.3. Konsep Efisiensi Pemasaran

2.2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual .

BAB III. METODE PENELIT!AN ..

3 .1. Definisi Operasional

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..

3.3. Jenis dan Sumber Data

3 .4. Metode Pengumpulan Data .

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1. Analisis Saluran Pemasaran

3.5.2. Analisis Marjin Pemasaran

3.5.3. Analisis Media pengepakan

BAB IV. GAMBARAN UMUM PUSAT KOPERASI PERTANIAN

GEMA REFORMASI DESA MENES .

4.1. Sejarah dan Perkembangan Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi .

4.2. Visi, Misi dan Tujuan Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi .

4.3. Lokasi dan Keadaan Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi

4.4. Struktm Organisasi Pusat Kopernsi Pertanian Gema

Reformasi .

20

22

24

25

25

26

26

27

27

28

28

29

30

:io

31

32

33

Page 12: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

4.5. Kegiatan Usaha Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi

4.6. Karakteristik Pengrajin

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN .

5.1. Industri Kecil Emping Melinjo

5.1.1. Sistem Pengadaan Bahan Baku .

5. 1 2. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan

5. I. 3. Proses Produksi .

5.2. Analisis Pemasaran

5.2.1. Saluran Pernasaran ..

5.2.1.1. Saluran Pernasaran Satu ........................... ..

5.2. I .2. Saluran Pernasaran Dua .......................... ..

5.2.1.3. Saluran Pemasaran Tiga ........................... .

5.2.14. Saluran Pemasaran Empat .

5.2.2. Media Pengepakan .

5 .2.2.1. Perbedaan Ernping Melinjo yang Mernakai

kemasan dengan yang Tidak Mernakai

Kernasan

5.2.2.2. Hubungan Media Pengepakan Terhadap

Keuntungan ............................................ .

5.2.3. Marjin Pemasaran

5.2.3.1. Saluran Pemasaran Satu .......................... ..

5.2.3.2. Saluran Pernasaran Dua

33

34

42

42

42

44

45

47

48

49

50

51

52

52

53

54

54

55

'7

Page 13: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

5.2.3.3. Saluran Pemasaran Tiga

5.2.3.4. Saluran Pemasaran Empat..

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN .

6.1. Kesimpulan.

6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA.

LAMP TRAN

58

60

61

61

62

.63

66

Page 14: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Tabel 1.1

Tabel 4. I

Tabel 4.2.

Tabel 4.3.

Tabel 4.4.

Tabel 4.5.

Tabel 4.6.

Tabel 4.7.

Tabel 4.8.

DAFTAR TABEL

Ekspor Emping Melinjo Berdasarkan Negara Tujuan

Periode Januari-Desember 200 J . . ....... .

Pengalaman Usaha Pengrajin Emping Melinjo.

Tingkat Pendidika1; Pengrajin Emping Melinjo.

Sebaran Usia Pengrajin Em ping Melinjo ...

Halaman

3

34

34

35

Sebaran Jenis Kelamin Pengrajin Emping Melinjo ..... ................. 36

Tingkat Peke1jaan Pengrajin Emping Melinjo.............................. 36

Tingkat Pendapatan Pengrajin Emping Melinjo ................................ 37

Sebaran Status Usaha Pengrajin Emping Melinjo ............................. 37

Sebaran Jumlah Anggota Keluarga Pengrajian Emping Melinjo ...... 38

Tabel 4.9. Sebaran Luas Laban yang Dikuasai Pengrajin Emping Melinjo ... 38

Tab el 4. J 0. Jen is Emping Melinjo yang Dihasilkan Pengrajin Emping Melinjo .. 39

Tabel 4.11. Jenis Emping Melinjo yang Laku Dipasarkan ........... ............ 40

Tabel 4.12. Tingkat Pemasaran Emping Melinjo yang Paling Laku

Tabel 4. I 3. Jenis Rasa yang Disukai dari Emping Melin30 ......... .

Tabel 5.1. Harga Emping Melinjo pada Saat Musim Panen Raya dan

Musim Panen Biasa ...

Responden Salman Pemasaran Emping Melinjo

Marjin Pemasaran Tingkat J (Rp/kg)

40

41

44

49

57

Tabel 5.2.

Tabel 5.3.

Tabel 5.4.

Tabel 5.5.

Tabel 5.6.

Maijin Pemasaran Tingkat 2 (Rp/kg). .. .. ................. 57

Marjin Pemasaran Tingkat 3 (Rp/kg) ................................................ 58

Marjin Pemasaran Tingkat 4 (Rp/kg) ....... .. ................................... 60

Page 15: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Garn bar 2. I Pola Saluran Pemasaran Produk Industri ... . .................. 13

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Gambar 5 I. Proses Produksi Emping Melinjo .

.................................... 24

. ............... 47

Gambar 5.2. Pemasaran Em ping Melinjo di Pusat Koperasi

Gema Reformasi Desa Menes . . .......................................... 48

Page 16: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Struktur Organisasi Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi Desa Menes

Lampiran 2. Sebaran Marj in Pemasaran Emping Melinjo di Pusat

Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes

Lampiran 3. Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Maijin Saluran

Pemasaran Tingkat Satu Emping Melinjo di Pusat

Koperasi Pe1ianian Gema Reformasi Desa Menes

(Rp.000)

Lampiran 4. Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Mmjin Saluran

Pemasaran Tingkat Dua Emping Melinjo di Pusat

Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes

(Rp.000)

Lampiran 5. Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marjin Saluran

Pemasaran Tingkat Tiga Em ping Mel injo di Pusat

Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes

(Rp.000)

Lampiran 6. Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marjin Saluran

Pemasaran Tingkat Empat Ernping Melinjo di Pusat

Koperasi Pertanian Gema Reforrnasi Desa Menes

(Rp.000)

Larnpiran 7. Data Jumlah Unit Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja

Usaha Emping Melinjo di Kecamatan Menes Tahun

2002-2004

Lampiran 8. Data Nilai Bahan Baku dan Nilai Produksi Usaha

Emping Melinjo di Kecamatan Menes Tahun 2002-

2004.

Lampiran 9. Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi

Buah Melinio cli Kec.emet"n MPnP' Tohnn ?nnn_·)()n<

Halaman

67

68

69

70

71

72

72

73

Page 17: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Larnpiran l 0. Banyaknya Bahan Baku dan Nilai Bahan Baku yang

Dipakai Perusahaan lndustri Menurut Jenis Produksi di

Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2003 74

Larnpiran 11. Banyaknya Produksi dan Nilai Produksi pada

Perusahaan Industri Menurut Jenis Produksi di

Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2003

Lampiran 12. Peta Lokasi Centra Horne Industri Emping Melinjo

Lampiran 13 Peta Lokasi Desa Menes Kecematan Menes Kabupaten

Pandeglang ...

Lampiran 14. Pengesahan Akta Pendirian Pusat Koperasi Pertanian

Gema Reformasi Desa Menes

Lampiran I 5. Surat lzin Tempat Usaha

Lampiran I 6. Jumlah Unit Usaha yang Memiliki Surat Izin Usaha

74

75

76

77

80

81

Page 18: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

BAB!

PENDAHULUAN

LL Latar Belakang

Si stern agribisnis memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari sekedar

pengertian pertanian primer. Paling sedikit sistem agribisnis mencakup empat

subsistem, yaitu subsistem hulu (up-stream agrih11si11ess), yaitu kegiatan ekonomi

yang menghasilkan agroindustri hulu dan perdagangan sarana produksi pertanian

primer seperti industri pupuk, obat-obatan, bibit/benih, ala! dan mesin pertanian,

dan lain-lain; subsistem usahatani (011:/cmu agrih11si11ess), atau yang lebih dikenal

sebagai sektor pertanian primer; subsistem hilir (dow11-stream agrihusiness), yaitu

kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan,

baik dalam bentuk yang siap dimasak atau siap untuk disaji atau siap untuk

dikonsumsi, subsistem jasa dan layanan pendukung sepei-ti koperasi, lembaga

keuangan dan pembiayaan, transportasi, penyuluhan dan layanan informasi

agribisnis, penelitian dan pengembangan, dan lain-lain. Pengembangan agribisnis

dapat mernberikan berbagai manfaat dalam memberikan sumbangan terbesar

terhadap pendapatan nasional dan pendapatan daerah, kesempatan kerja secara

nasional dan di masing-masing daerah, ekspor non-migas dan penciptaan nilai

tambah (Krisnarnurthi, 2000:2).

Khusus dalam pengembangan sistem agribisnis koperasi mempunya1

peranan yang strategis. Koperasi dapat berperan dalam proses pra usahatani

seperti penyediaan permodalan bagi para petani, penyediaan pupuk, penyediaan

Page 19: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

2

dapat berperan dalarn penanganan pascapanen, pengolahan rnelalui industri

1nakanan, dan pen1asaran produk dalan1 rangka n1e1nperkuat posisi tawar

(hurgu111111g) serta peningkatan nilai tarnbah dari produk yang dihasilkan.

Kabupaten Pandeglang merupakan sentra utama produksi melinjo di

Propinsi Banten. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang

(2002), luas areal tanaman melinjo yang ada di Kabupat•on Pandeglang adalah

sebesar 3 157 hektar. dengan perincian luas areal tanaman muda sebesar 618

hektar, tanaman produksi sebesar 2.470 hektar, tanarnan tua sebesar 69 hektar dan

luas bairn areal tanaman melinjo sebesar 4.137 hektar dengan jumlah petani

pemilik sebanyak 4.791 orang yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten

Pandeglang

lndustri pembuatan emping melinjo khususnya yang ada di Kabupaten

Pandeglang merupakan suatu primadona industri kecil yang ada di Kabupaten

Pandeglang yang dilakukan secara turun-temurun dan budaya bagi masyarakat

seternpat. Pada tahun 2004, tercatat 7.077 unit usaha pembuatan emping melinjo

yang ada di Kabupaten Pandeglang dengan nilai produksi sebesar Rp. 44,7 milyar.

lndustri ini hanya merupakan usaha sampingan bagi masyarakat sekitar, akan

tetapi dapat dijadikan tambahan pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Jumlah unit usaha yang ada tersebut sebagian besar berbentuk industri

kecil clan industri rumah tangga dengan tenaga kerja yang digunakan masih

berjurnlah di bawah 20 orang yang sebagian besar merupakan anggota keluarga

atau masih ada ikatan persaudaraan. Secara total industri ini mampu menyerap

tenaga kerja sebanyak 13 .34 7 orang pada tahun 2003 dan meningkat menjadi

13_353 oran~J narl~ ttihlln ?004

Page 20: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

3

Produk emping melinjo khususnya yang dihasilkan dari Kabupaten

Pancleglang merupakan salah satu procluk olahan dari melinjo yang banyak

diminati oleh konsumen dalam negeri maupun konsumen luar negeri. Khusus

untuk konsumsi dalam negeri, konsumen emping melinjo ini biasanya berasal dari

daerah golongan ekonomi menengah ke atas. Emping melinjo dapat dijadikan

makanan cemilan favorit keluarga. Emping melinjo Indonesia telah di ekspor ke

berbagai negara Eropa, Timur Tengah, clan Amerika Serikat, ini merupakan bukti

jika em ping rnelinjo telah banyak digernari oleh rnasyarakat dunia (Tabel I. I).

Tahcl I. 1. Ekspor Emping ivlelinjo Berdasarkan Negara Tujuan Periode Januari-Desemher 2001

NO. NEGARA TU.JUAN BERA T BERSII~ (KG) NILA! FOB (US$)

I. Hongkong 11 43

2. Taiwan 721 472 , China 13.393 1.684 0.

4. Singapura 88.747 98.719

5. Malaysia 245.350 69.460

6. Brunei Darussalam 1.433 4.425

7. Arab Saudi 8.215 5.352

8. Australia 1.204 370

9. Timar Timur I 13 l 12

10. Amerika Serikat 6.101 4.867

1 1. Beland a 59.095 108.984

12 Jerman 6 20

Sumber • Badan Pusat Stat1st1k, 2002

Besarnya potensi yang dimiliki clan peluang pengembangan yang masih

sangat terbuka lebar menyebabkan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang

memberikan prioritas pada pengembangan sistem agribisnis emping melinjo,

terrnasuk di dalamnya koperasi. Koperasi dalam bentuk koperasi produksi

Page 21: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

4

didirikan oleh pengraJ1n emp111g melinjo. Pembentukan koperasi 1n1

dilatarbelakangi olch adanya keinginan para pengrajin untu~ n1eningkatkan

pendapatan dan diharapkan marnpu menjadi wadah bagi pengraJ1n dalarn

rnenampung hasil produksi dengan harga yang layak.

Diantara koperasi-koperasi primer yang beranggotakan para pengra11n

emping melinjo yang berada di Kabupaten Pandeglang kemudian bergabung

rnernbentuk Pusat Koperasi Pe11anian Gema Reformasi Desa Menes Kecarnatan

Menes Kabupaten Pandeglang Banten, dengan koperasi ini diharapkan kegiatan

usaha empimg melinjo dapat lebih efisien. Hal ini dikarenakan adanya skala usaha

yang lebih besar yang menyebabkan besarnya pula pemupukan modal. Koperasi

sekunder ini dapat berfungsi dalam hal penyediaan bahan baku melinjo dan

penampungan serta pemasaran ernping rnelinjo yang dihasilkan. Kernudian,

karena konsurnen emping melinjo biasanya berasal dari masyarakat golongan

ekonorni rnenengah ke atas ataupun konsurnen dari mancanegara yang sangat

memperhatikan pengernasan, kualitas se11a rasa dari ernping rnelinjo, maka Pusat

Koperasi Pe11anian Gema Reforrnasi Desa Menes Kecarnatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten dapat melakukan pengolahan emping rnelinjo lebih lanjut

se11a pengemasan yang lebih baik dan lebih mengandung unsur estetika serta

kesehatan.

Page 22: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

5

1.2. Pcrumusan Masalah

Koperasi sebagai salah satu badan usaha tumbuh dan berkembang dalam

suatu lingkungan yang n1en1pengaruhinya secara langsung n1aupun tidak

langsung. Pola dasar pembangunan Kabupaten Pandeglang mempunyai visi

"Kabupaten Pandeglang dengan Agribisnis dan Daerah Tujuan Wisata Unggul di

Propinsi Banten Tahun 2005". Komoditi emping melinjo sebagai salah satu

komoditi unggulan claerah mendapatkan prioritas clalam penekanan pembangunan

sebagai sektor penanian serta pemerintah claerah berusaha keras untuk menarik

investor agar mau menanamkan moclalnya dalam industri emping melinjo. Peran

positif pernerintah daerah clalam pengembangan industri emping rnelinjo

mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah unit usaha pengembangan emping

melinjo khususnya yang berada di Kabupaten Pandeglang. Menurut data Dinas

Perindustrian, Perdagangan clan Pasar Kabupaten Pandeglang (2005), meskipun

relatif kecil terjadi peningkatan dalam ha! jumlah unit usaha maupun nilai

produksi. Jumlah unit usaha meningkat dari 7.076 unit usaha pada tahun 2003

menjadi 7.077 unit usaha pada tahun 2004, dengan nilai produksi yang meningkat

dari Rp. 44,6 milyar pad a tahun 2003 menjadi Rp. 44, 7 milyar pada tahun 2004

sena peningkatan nilai bahan baku dari Rp. 29,6 milyar pada tahun 2002 menjadi

Rp. 29,8 milyar pada tahun 2004.

Namun dalam kenyataannya, usaha yang dijalankan oleh Pusat Koperasi

Pe11anian Gema Reformasi Desa Menes Kecarnatan Menes Banten masih

menghadapi berbagai kendala dan perrnasalahan, baik dalam hal produksi rnaupun

pemasaran. Dalarn hal produksi, Pusat Koperasi Penanian Gema Reforrnasi Desa

Page 23: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

6

Menes Kecamatan Menes Banten dihadapkan pada masih rendahnya kapasitas

produksi yang bisa dicapai. Sampai saat ini Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi Desa Menes Kecarnatan Menes Banten hanya mampu memproduksi

em ping melinjo sebanyak 2 J ton per bulannya, padahal setiap hari pengrajin rata­

rata dapat memproduksi 3,6 kilogram emping melinjo kering dengan jumlah

bahan bairn sebanyak 8 kilogram, dengan hari efektif bagi pengrajin setiap

bulannya 26 hari kerja maka dengan jumlah pengrajin sebanyak 1.550 orang

sebenarnya Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan

Menes Banten dapat memproduksi emping melinjo sebanyak 145,08 ton untuk

setiap bulannya. Lebih parah lagi, jumlah emping melinjo yang terjual dalam satu

bulan rata-rata berada jauh di bawah jumlah emping melinjo yang dihasilkan

dalam bulan tersebut mengakibatkan banyaknya produk emping melinjo yang

tidak laku te1jual sehingga keulltungan yang diperoleh koperasi akan berkurang

serta dapat rnenghambat kelangsungan clan pengembangan koperasi.

Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan rnasalah penelitian sebagai

berikut

l. Bagaimana po la saluran pemasaran industri empmg melinjo di daerah

penelitian?

2. Bagai1nana n1edia pengepakan yang digunakan pada setiap len1baga

pen1asaran ?

3. Bagaimana sebaran ma1jin pemasaran emping melinjo pada setiap lembaga

pe1nasaran ?

Page 24: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

7

1.3. Tujuan Penelitian

Berclasarkan perurnusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah .

I. Menganalisis pola saluran pemasaran yang terjadi di daerah penelitian

2. wlengana1·1sis media pengepakan yang digunakan pada setiap lembaga

pen1asaran.

3. Menganalisis sebaran marjin pemasaran emping melinjo pada setiap lembaga

pen1asaran.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan rnanfaat bagi pihak-pihak

terkait, antara lain ·

l. Bagi petani dan len1baga peinasaran yang terlibat sebagai bahan infonnasi

untuk melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan dalarn pernasaran

emping rnelinjo.

2. Bagi peneliti sebagai penerapan ilmu atau teori yang telah didapat selarna

masa perkuliahan clan bisa diterapkan dalam perrnasalahan yang terjadi di

masyarakat dan dapat memberikan alternatif pemecahannya.

Page 25: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

8

1.5. Sistcmatika Pcnulisan

Sistematika penulisan dalam proposal penelitian ini terdiri dari Bab I

Pendahuluan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Bab II Tinjauan Pustaka : Landasan Teori (Pemasaran, Lembaga dan

Saluran Pemasaran, Biaya Pemasaran dan Marjin Pemasaran, Komoditi Emping

Melinjo), Kerangka Pemikiran (Kerangka Pemikiran Teoritis dan Kerangka

Pemikiran Konseptual), Bab Ill Metode Penelitian : Definisi Operasional, Lokasi

dan Waktu Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data,

Metocle Pengolahan dan Analisis Data. Bab IV : Sejarah clan Perkembangan Pusat

Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten, Visi, Misi clan Tujuan Pusat Koperasi Pe11anian Gema

Refor111asi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten, Lokasi

dan Keadaan Pusat Koperasi Pertanian Gema Refor111asi Desa Menes Kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang Banten, Struktur Orgarnsasi Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten, Kegiatan Usaha Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten, Karakteristik

Pengraj in. Bab V lndustri Kecil Emping Mel111jo di Desa Menes, Sistem

Pengadaan Bahan Bairn, Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan, Proses Produksi,

Analisis Pemasaran (Saluran Pemasaran, Media Pengepakan, IVlarjin Pe111asaran),

Bab VJ : Kesimpulan dan Saran.

Page 26: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pemasaran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tataniaga pertanian ada:ah rnencakup segala pekerjaan dari badan-badan

yang rnenyelenggarakannya yang terlibat dalam pemindahan hasil-hasil pertanian

dari petani sampai ke tangan konsumen akhir (Thomsen, 1951:13). Pemasaran

adalah serangkaian proses kegiatan atau aktivitas yang ditujukan untuk

menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari titik produsen ke titik konsumen

(Limbong dan Sitorus, 1987 3)

Menurut Azzaino (198313), tataniaga adalah suatu kegiatan produktif

karena dapat menciptakan tambahan nilai tempat, nilai waktu, nilai bentuk dan

nilai hak milik melalui proses keseimbangan permintaan dan pemasaran oleh

pedagang-pedagang sebagai perantara antara produsen dan konsumen akhir.

Menurnt Kotler ( 1997 9), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial

dimana individu dan kelompok 111e111peroleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan, dengan earn menciptakan, menawarkan serta mempertiikarkan produk

dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Menurnt Kotler dan Armstrong

(2004:5), pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk

mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen

ban.1 dengan menjanjikan nilai yang unggul dan 111e111pertahankan konsumen saat

ini dengan memberikan kepuasan.

Page 27: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

JO

Backman dalarn Kotler ( 1985: J 9), rnendefinisikan bahwa pemasaran

mencakup segala aktivitas yang diperlukan dalam mengerjakan pemindahan hak

milik dan menyelenggarakan saluran fisik dari padanya. Pemasaran berarti

kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar untuk

mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksucl memuaskan kebutuhan

dan keinginan n1anusia.

Kotler ( 1996:2) mengemukakan bahwa pertukaran adalah konsep yang

melandasi pemasaran Agar terjac\i pertukaran maka lima kondisi berikut harus

dipenuhi, yaitu (I) sekurang-kurangnya ada dua pihak, (2) masing-masing pihak

mempunyai sesuatu yang bernilai bagi pihak lain, (3) masing-masing pihak

mampu berkomunikasi dan mengirim suatu produk kepada pihak lain, (4) masing­

masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pihak lain, (5) masing­

masing pihak percaya dan berhubungan baik dengan pihak lain.

2.1.2. Lembaga dan Saluran Pemasaran

Dalam suatu sistem pemasaran, untuk menya111paikan barang dari tangan

produsen ke konsu111en akhir melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang

mernbentuk berbagai sa!uran yang digunakan produsen untuk menyalurkan

produknya kepada konsumen c\ari titik proclusen. Lernbaga pemasaran adalah

badan-badan atau lernbaga-lembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran,

menggerakkan barang dari produsen sampai ke konsumen rnelalui penjualan

(Lirnbong dan Sitorus, 1987:9). Lernbaga pernasaran pada dasarnya han.1s

berfungsi dalam memberikan pelayanan kepada pembeli maupun komoditi itu

sendiri (Saefuddin dalan1 I-Iidavati. 2000·9) serl::in~rk::in <.:.:.::iltir::in nP1n~1::!'.lr~n

Page 28: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

11

merupakan sistem untuk menyampaikan produk yang dihasilkan oleh produsen

kepada konsumen.

Produsen melakukan berbagai pertimbangan dalam menyalurkan

produknya ke pasar berupa pertimbangan pasar, pertimbangan barang,

pertimbangan dari segi perusahaan, pertimbangan terhadap lembaga pemasaran

yang akan diikutsertakan dalam penyaluran komoditi . Adapun penjelasan tentang

pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :

•:• Pertimbangan pasar meliputi siapa konsumennya (rumah tangga, industri,

ataukah kedua-duanya), berapa jumlah pesanan clan bagaimana kebiasaan

konsumen membeli.

•:• Pertimbangan barang : berapa besar nilai per unit barang tersebut, besar dan

berat barang (mudah rusak atau tidak)

•:• Pertimbangan dari seg1 per·usahaan meliputi sumber permodalan,

kemampuan dan pengalaman manajemen, pengawasan penyaluran dan

pelayanan yang diberikan oleh penjual.

•:• Pertimbangan terhadap lembaga perantara pelayanan yang dapat diberikan

lembaga perantara, kegunaan perantara, volume penjualan dan pertimbangan

biaya.

Definisi saluran pemasaran menurut Kotler ( 1996:279) adalah sekolompok

perusahaan dan perorangan yang memiliki hak kepemilikan atas produk atau

rnembantu memindahkan hak kepemilikan produk atau jasa ketika dipindahkan

dari produsen ke konsumen. Salman pemasaran ini ada beberapa rnacam

tergantung dari jenis barang yang akan dipasarkan. Sernakin banyak tingkat

Page 29: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

12

saluran pemasaran, maka semakin sedikit peran produsen terhadap barang/jasa

yang diperdagangkan. 1'ingkat saluran pe111asaran yang digunakan secara un1un1

terdiri dari empat, yaitu :

• Saluran no! tingkat; pada saluran no! tingkat di mana dari produsen produk

langsung dipasarkan ke konsumen akhir.

• Saluran satu tingkat; pada saluran satu tingkat di mana jalur pemasaran produk

adalah produsen - pengecer - konsumen.

• Saluran tingkat dua; pada saluran tingkat dua memiliki jalur pernasaran

produk mulai dari produsen - grosir - pengecer - konsumen.

• Saluran tiga tingkat; pada saturan tiga tingkat merniliki saluran pemasaran

produk mulai dari produsen - grosir - pemborong - pengecer - konsumen.

l'vlenurut Limbong dan Sitorus ( 1987:20), ada tiga kelompok yang secara

langsung terlibat dalam penyaluran barang atau jasa mulai dari tingkat produsen

sampai tingkat konsumen, yaitu (I) pihak produsen, (2) lembaga perantara, (3)

pihak konsumen akhir. Pihak lembaga perantara adalah yang memberikan

pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian dan penjualan barang dan jasa

dari produsen dan konsumen, yaitu pedagang besar ( whose!ler) dan pedagang

pengecer (retai!e1), sedangkan konsumen akhir adalah pihak yang langsung

menggunakan barang dan jasa yang dipasarkan.

l'vlenurut Bucklin (1966:5), saluran distribusi (pemasaran) terdiri dari

seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan

untuk menyalurkan produk dan status pernilikkannya dari produksi ke konsumen.

Banyaknya lembaga yang terlibat dalam suatu pemasaran dipengaruhi oleh jarak

Page 30: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

13

dari produsen ke konsumen, sifat komoditas, skala produksi dan kekuatan modal

yang dimilki. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen akan

mengakibatkan relatif panjangnya saluran pemasaran serta banyaknya aktivitas

bisnis yang dilakukan dengan melibatkan sejumlah pelaku pemasaran. Komoditas

yang cepat rusak membutuhkan saluran pemasaran yang relatif pendek agar dapat

segera diolah atau dikonsumsi. Skala produksi yang sernakin kecil menyebabkan

saluran pemasaran akan semakin banyak melibatkan lembaga pemasaran sebagai

pedagang perantara.

Produsen Pedagang Besar Konsumen

Akhir

Pedag<~ Pengec~

Gambar 2.1. Pola Saluran Pemasaran Prodnk lndustri

2.1.3. Biaya Pemasaran dan Marjin Pemasaran

Biaya pemasaran adalah pengeluaran yang diperlukan untuk

menggerakkan atau menyalurkan produk dari lokasi produksi ke Jokasi konsumen.

Selanjutnya, pos-pos atau biaya-biaya lain yang juga termasuk sebagai biaya

pemasaran antara lain adalah pengangkutan, penyimpa.nan, tenaga kerja,

standnrdisasi, pengepakan, pengolahan, kredit, informasi dan pajak (Atmakusuma,

I 984 22)

Page 31: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

14

Thomsen ( 1951 :22) mendefinisikan marjin pemasaran sebagai perbedaan

nilai fisik suatu barang pada tingkat lembaga pemasaran yang berbeda, sehingga

marjin pemasaran dapat diartikan sebagai penjumlahan semua biaya pemasaran

yang dikeluarkan selama proses penyaluran suatu barang dari produsen ke

konsumen ditambah keuntungan yang diperoleh dari komoditi yang diusahakan.

Robinson dan Tomek (1990:22) mendefinisikan marjin tataniaga sebagai

perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima

oleh produsen. Marjin tataniaga juga dinyatakan sebagai nilai dari jasa-jasa

pelaksanaan kegiatan sejak tingkat produsen sampai tingkat konsumen. Dahl dan

Hammond (1977:22) rnendefinisikan 111a1jin tataniaga sebagai perbedaan harga

pada setiap tingkatan yang berbeda dari suatu sistern pernasaran.

Berbedanya rantai pernasaran yang dilalui suatu produk dan berbedanya

perlakuan yang diberikan kepada produk dalam berbagai saluran pemasaran akan

rnenyebabkan terjadinya perbedaan harga jual produk. Semakin banyak lembaga

yang rnengarnbil peran terhadap hasil akhir dan penyaluran suatu komoditas,

rnaka konsurnen akan sernakin banyak membayar perbedaan harga yang terjadi

untuk produk dengan harga yang akan diterima produsen. Pada dasarnya, setiap

lembaga yang terlibat atau melibatkan dalam suatu saluran pemasaran komoditas

atau produk mernpunyai tujuan akhir memperoleh keuntungan atau laba.

Besarnya biaya pernasaran dan rnaijin keuntungan yang didapat lembaga

pemasaran berbeda-beda untuk setiap jenis produk dan tingkat lembaga

pemasaran. Perbedaan waktu saat dilakukannya kegiatan atau aktivitas pemasaran

juga merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perbedaan pada biaya dan

marjin keuntungan yang harus dibayar dan yang didapatkan oleh lembaga

pemasaran.

Page 32: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

15

2.1.4. Komoditi Emping Melinjo

Melinjo atau belinjo mcrupakan tanaman perkebunan atau industri yang

termasuk tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini menghasilkan bunga dan biji yang bisa

dikembangbiakan dengan bijinya. Melinjo berbeda dengan tumbuhan berbiji

lainnya, kulit luar yang berwarna merah (bila sudah tua), adalah kulit biji. Itulah

sebabnya melinjo digolongkan ke dalam tumbuhan berbiji terbuka

(Gymnospermae). Klasifikasi melinjo dalam dunia tumbuh-tumbuhan adalah

sebagai berikut :

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Gym11ospermae

Kelas Gnetinae

Ordo Gnetales

Famili Gnetaceae

Genus Gnetum

Spesies Gnetum gnemon (Melinjo)

Emping melinjo merupakan produk makanan olahan yang terbuat dari biji

melinjo. Untuk mengkonsumsinya, produk berbentuk chip (keripik) tersebut harus

digoreng terlebih dahulu. Jeni~ emping melinjo yang diperdagangkan ada tiga

macam. Jenis pe11ama Loce K (Loce Kecil), yaitu terdiri dari satu biji melinjo,

dengan garis tengah kurang dari 3 cm atau biasa disebut ceprek (keceprek). Jenis

kedua adalah G.2 (Gandeng dua), terdiri dari dua atau tiga biji melinjo dengan

garis tengah kurang lebih 6 cm. Jenis yang ketiga adalah Loce B (Loce Besar),

terdiri dari enarn sampai delapan biji melinjo dengan garis tengah kurang lebih 1 O

-·~ /0 •• ;.~_ .. _ 1 ("\f"\'1.0\

Page 33: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

·16

Selain klasifikasi menurut jenis, dikalangan para pedagang juga dikenal

adanya klasifikasi mutu yaitu :

I. Kualitas I atau kualitas super dengan ciri-ciri wujuclnya tipis transparan,

ketebalan diseluruh permukaan sama, wama putih bening, bentuk bulat, tidak

tampak adanya sambungan biji dan baunya normal.

2. Kualitas II dengan ciri-ciri bentuk lebih tebal daripada kualitas I, warna putih

bening, ketebalan kurang merata dan tampak adanya sambungan biji.

3. Kualitas III dengan ciri-ciri bentuk tebal, ketebalan dan sisinya kurang merata,

warna kusam dan tampak adanya sambungan biji.

Perbedaan rnutu ernping bukan saja berbeda dalarn hal penarnpilan fisik

juga berbeda dalarn rasa. Ernping rnelinjo super rnernpunyai rasa yang lebih gurih

dibandingkan kualitas yang Jain. Perbedaan kualitas disebabkan oleh beberapa hal,

yaitu mutu, jenis bahan baku dan peralatan yang dipakai serta keterampilan teknis

pengraJ1n.

Pohon melinjo merupakan pohon yang hampir semua bagiannya dapat

dirnanfaatkan. Kayu rnelinjo dapat dirnanfaatkan untuk berbagai perkakas, kayu

bakar dan sebagai bahan pembuat bahan pembuat kertas. Kulit batang melinjo

mengandung serat yang baik untuk bahan tali, pucuk daun dan buahnya untuk

sayur, batok melinjo dapat dimanfaatkan untuk pupuk, buah melinjo yang sudah

tua dikupas kemudian dipukul sarnpai pipih lalu dikeringkan untuk menghasilkan

emping melinjo.

Untuk keperluan ekspor, emping melinjo hams mernpunyai klasifikasi dan

standar mutu te1tentu. Emping melinjo digolongkan atas satu jenis mutu dengan

Page 34: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

• Kadar air

• Jamur

• Benda asing

• Warna

• Emping tidak utuh

Keterangan

Benda asing

Emping tidak utuh

12,0 persen

tidak terlihat mata

tidak ada

kuning bening sampai kuning keputihan, homogen

6, 0 !Jersen

17

bahan-bahan lain yang bukan emping melinjo yang

tercampur, seperti kulit biji, kotoran serangga dan

lain-lain.

emping yang satu per tiga bagian atau lebih dari

selumh luas permukaannya telah terlepas.

Emping melinjo dikemas dalam kantong plastik yang ditutup rapat,

kemudian dengan keranjang dimasukkan dalam peti dengan berat bersih

maksimum 50 kilogram setiap peti. Pada bagian luar peti ditulis dengan bahan cat

yang tidak mudah luntur, antara lain : nama barang, nama atau kode pemsahaan,

nomor lot, nomor pendaftaran pada Departemen Kesehatan RI, berat kotor, berat

bersih, produksi Indonesia, dan tempat atau negara tujuan (http

://warintek. progresio .or.id. Melinjo ).

Menumt Undang (2004: 11) jenis emping melinjo yang dihasilkan Pusat

Koperasi Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang

dapat dibedakan menjadi emping goblak (terbuat dari 20 s/d 30 biji melinjo,

menghasilkan setiap satu buah emping berdiameter 15 s/d 25 cm), emping banci

(terbuat dari 10 s/d 15 biji melinjo, menghasilkan setiap satu buah emping

Page 35: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

18

menghasilkan setiap satu buah em ping berdiameter 6 s/d I 0 cm), em ping satu

(terbuat dari I s/d 2 buah biji melinjo, menghasilkan setiap satu buah emping

berdiameter 2 s/d 4 cm), emping benggol (terbuat dari 3 s/d 5 buah biji melinjo,

menghasilkan setiap satu buah emping berdiameter antara 4 s/d 7 cm).

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Tanaman melinjo (Gnetum gnemon) merupakan tanaman yang sudah lama

dikenal masyarakat luas. Sifat tanaman melinjo yang tidak membutuhkan kondisi

tanah yang khusus menyebahkan tanaman ini dapat tumbuh dimana-mana.

Tanaman melinjo menghasilkan biji melinjo yang merupakan bahan baku utama

dalam pembuatan emping melinjo.

Emping melinjo merupakan jenis makanan ringan yang bentuknya pipih

bulat dari biji melinjo yang sudah tua. Pembuatan emping melinjo melalui proses

yang sederhana dan secara keseluruhan dikerjakan oleh tenaga kerja manusia.

Sepe11i halnya industri pengolahan hasil pertanian lainnya, permasalahan yang

sering timbul dalam mengolah emping melinjo adalah masalah bahan bairn yang

sifatnya musiman, mudah rusak dan tidak tahan lama. Industri kecil emping

melinjo merupakan industri kecil pedesaan yang tumbuh berdasarkan kebutuhan

dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat.

Page 36: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

19

2.2.1.1. Konsep Media Pengepakan

Fungsi-fungsi pemasaran merupakan berbagai kegiatan yang bertujuan

untuk memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen

menimbulkan kegunaan temp at, bentuk dan waktu pada barang dan jasa.

Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat

memainkan peran yang penting. Saat ini banyak orang pemasaran yang

menganggap masalah kemasan (packaging) sebagai faktor P kelima sesudah price

(harga), product (produk), place (tempat, distribusi) dan promotion (promosi,

iklan).

Masalah kemasan dirumuskan sebagai kegiatan merancang dan

memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan dasar adalah bungkus

langsung dari suatu produk. Kemasan tambahan ial ah bahan yang melindungi

kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan digunakan. Kemasan

pengiriman adalah setiap kemasan yang diperlukan waktu penyimpanan,

pengangkutan dan identifikasi (Bucklin, 1966:5).

Beberapa faktor telah ikut mengambil peran besar dalam semakin

meningkatnya kemasan sebagai suatu alat pemasaran :

a. Swalayan. Kemasan harus menarik, menyebarkan cm-cm produk,

meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang menguntungkan.

b. Kemakmuran konsumen. Meningkatnya kekayaan konsumen akan berarti

bahwa konsumen bersedia membayar mahal bagi kemudahan, penampilan dan

prestise dari kemasan yang lebih baik.

Page 37: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

20

c. Citra perusahaan dan merek. Banyak perusahaan mengakui adanya kekuatan

yang dikandung oleh kemasan yang dirancang dengan cermat dalam

mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek tertentu.

d. Peluang inovasi. Cara pengemasan yang inovatif dapat memberi manfaat yang

besar bagi konsumen dan keuntungan bagi produsen.

Konsep pengemasan merupakan batasan bagaimana suatu kemasan itu

seharusnya dan berfungsi bagi suatu produk tertentu. Apakah fungsi-fi.mgsi suatu

kemasan itu harus melindungi produk sebaik mungkin, menyajikan cara membuka

yang baru, menggambarkan mutu tertentu dari produk atau perusahaan, atau

fungsi yang lain lagi. Disamping itu, konsep kemasan harus didasarkan juga pada

elemen-elemen seperti ukuran, bentuk, bahan warna, teks dan tanda merek.

Setelah desain kemasan disusun, berbagai jenis pengujian perlu dilakukan

seperti : uji perekayasaan untuk menjamin bahan kemasan mampu bertahan dalam

kondisi normal ; uji visual untuk meyakinkan bahwa segala. bentuk tulisan dapat

dibaca dengan warna yang seimbang ; uji penyalur untuk melihat apakah penyalur

bahwa kemasan cukup menarik dan mudah ditangani ; dan terakhir uji konsumen

urtuk meyakinkan bahwa adanya tanggapan baik dari para pembeli.

2.2.1.2. Ko11Sep Marj in Pemasaran

Marjin pemasaran didefinisikan sebagai perbedaan harga yang dibayar

konsumen dengan harga yang diterima produsen, dan dapat juga dinyatakn nilai

dari jasa-jasa pelaksanaan kegi«tan tataniaga sejak dari tingkat produsen hingga

tinglrnt konsum~n yl\l1g terdil'i dari komponen bi11yn pe111ns11rnn dnn ko111ponen

keuntungan lembaga pemasaran (Limbong dan Sitorus, 1987: 12).

Page 38: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

..

21

B iaya pemasaran adalah semua jenis bi a ya yang dikeluarkan oleh

lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pemasaran suatu komoditi dalam

proses penyampaian barang dalam ha! ini adalah emping melinjo, mulai dari

produsen sampai konsumen akhir. Keuntungan pemasaran adalah pengurangan

marjin pemasaran dengan biaya-biaya pemasaran (Uun Junandar, 2002:23).

Pengertian marj in pemasaran ini sering dipergunakan untuk menjelaskan

fenomena yang menjembatani kesenjangan antara pasar di tingkat petani dengan

pasar di tingkat pengecer. Tomek dan Robinson (1990:29) memberikan dua

alternatif dari definisi marjin pemasaran yaitu :

1. Perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima

produsen.

2. Merupakan harga dari kumpulan jasa-jasa pemasaran sebagai akibat adanya

permintaan dan penawaran jasa-jasa pemasaran tersebut.

Dengan adanya perbedaan kegiatan dari setiap lembaga akan

menyebabkan perbedaan harga jual antara lembaga yang :iatu dengan lembaga

yang lain sampai tingkat konsumen akhir. Semakin banyak lembaga yang terlibat

dalam penyaluran suatu komoditi dari titik produsen hingga konsumen, maka

akan semakin besar perbedaan harga komoditi tersebut di titik produsen

dibandingkan dengan harga yang akan dibayar oleh konsumen.

Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator belum

efisiensinya sistem pemasaran, namun ha! ini masih memerlukan penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui penyebab tingginya marjin pemasaran. Marjin pemasaran

yang tinggi akibat biaya pemasaran yang tinggi dikatakan tidak efisien karena

Page 39: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

22

kepuasan konsumen berkurang. Tingginya marJm pernasaran akibat derajat

pengolahan yang tinggi sehingga berakibat pada rneningkatnya kepuasan

konsumen dianggap lebih efisien.

2.2.1.3. Konsep Efisiensi Pemasaran

Pemasaran disebut efisien apabila tercipta keadaan dimana pihak-pihak

yang terlibat baik produsen, lembaga-!embaga pemasara.n maupun konsumen

memperoleh kepuasan dengan adanya aktivitas pemasaran tersebut (Limbong dan

Sitorus, 1987:32).

Efisiensi pemasaran ada!ah maksimisasi dari ras10 input dan output.

Perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen

akan meningkatkan efisiensi, sedangkan perubahan yang mengurangi biaya input

tetapi mengurangi kepuasan konsumen akan menurunkan efisiensi pemasaran

(Thomsen, 1951 :26). Efisiensi pemasaran dibagi menjadi dua yaitu :

I. Efisiensi operasional (teknologi); efisiensi operasional rnenekankan pada

rninimisasi biaya untuk rnelakukan fungsi pemasaran.

2. Efisiensi harga (ekonomi); efisiensi harga rnenekankan pada harga antara

berbagai tingkat !embaga pasar dalarn rnengalokasikan komoditas dari

produsen ke konsumen yang disebabkan oleh perubahan ternpat, waktu dan

bentuk kornoditas.

Efisiensi pernasaran terjadi jika lernbaga pernasaran rnarnpu

menyampaikan basil dari produsen kepada konsumen dengan biaya semurah­

rnurahnya dan rnarnpu rnengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga

yang dibavar konsumen akhir kPn::irl::i ~Prn11!l ... ;1,.,..,1,.. ., ...... ,~ :1. ..... __ ___..__ -1 '

Page 40: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

23

produksi dan pemasaran barang. Jalur pemasaran yang efisien terjadi apabila rasio

marj in total relatif lebih tinggi dibandingkan jalur lainnya. Efisiensi pemasaran

juga dapat dilihat dari kecilnya biaya pemasaran pada masing-masing lembaga

pemasaran (Mubyarto, 1989:27).

2.2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Pada model kegiatan pemasaran empmg melinjo lembaga-Jembaga

perantara pemasaran biasanya terdiri dari pedagang pengumpul desa (agen),

pedagang grosir dan pedagang pengecer. Pendekatan sistern pernasaran mengkaj i

keterkaitan antara berbagai lembaga pemasaran yang terlibat dalarn penyaluran

ernping melinjo, baik industri maupun lembaga perantara tadi rnelakukan kegiatan

yang dapat memperlancar produk sampai ke tangan konsurnen. Pada Gambar 2.2

dapat diketahui kerangka pemikiran penelitian bahwa pemasaran emping melinjo

merupakan kegiatan untuk menyalurkan empmg melinjo dari industri

(RT/Petani)/produsen sampai ke tangan konsumen. BerdaBarkan analisis marjin

pemasaran dapat diketahui efisiensi saluran melalui marjin pemasaran total.

Page 41: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

24

~~-I_n_d_u_st_r_i/~~~~-L--e-n_1_b_a_g._a_P_e_r_a_n_ta_1_·a~~4-'-~[,~l-(_o_n_su~m-e_n~~ _ Produsen _ L (Pedagang Pengumpul Desai Agen,

Grosir, dan Pengecer)

l Analisis Pemasaran

L Saluran Pemasaran 2. Marjin Pemasaran 3. Media Pengepakan

1 Efisiensi Pemasaran

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Page 42: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

3.1. Definisi Operasional

BAB III

METODE PENELITIAN

Konsep yang digunakan dalam penelitian 1111 secara operasional

didefinisikan sebagai berikut:

l. Biaya produksi; biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam

suatu proses produksi sampai menghasilkan produk. Biaya ini meliputi biaya

tetap dan biaya tidak tetap.

2. Biaya tetap; biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak dipengaruhi

oleh besarnya produksi, sedangkan biaya tidak tetap besarnya berubah, sesuai

besarnya produksi.

3. Lembaga pemasaran; lembaga pemasaran merupakan suatu bentuk organisasi

atau aktivitas yang berhubungan dengan pemasaran yang dapat menentukan

fungsi pemasaran.

4. Saluran pemasaran; saluran pemasaran merupakan suatu saluran atau rantai

yang dipergunakan untuk menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke

tangan konsumen. Saluran pemasaran terdiri dari pelaku-pelaku pemasaran

(lembaga-lembaga pemasaran) seperti pedagang pengumpul, pedagang besar

dan pengecer.

5. Pedagang pengumpul; pedagang pengumpul merupakan pedagang yang

melakukan pembelian dari pengrajin, mengumpulkannya dan menjual ke

pedagang yang lebih besar.

Page 43: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

26

6. Pedagang pengecer lokal: pedagang pengecer lokal merupakan pedagang yang

berdagang di wilayah Pandeglang dan melakukan pembelian emping melinjo

dari produsen dan pedagang pengumpul.

7. Pedagang pengecer luar daerah; pedagang pengecer l.uar daerah merupakan

pedagang yang melakukan penjualan emping melinjo yang berdagang di luar

wilayah Kabupaten Pandeglang.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pusat Koperasi Pe11anian Gema Reformasi

Kabupaten Pandeglang Banten, yang berlokasi di Jalan Raya Pandeglang-Labuan

Km. 28, Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang, Banten.

Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja mengingat desa tersebut merupakan

penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2005.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data sekunder diperoleh melalui literatur-literatur yang terkait dengan

topik penelitian, Pusat Koperasi Pertanian Pengembangan Banten, Perpustakaan

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian !PB, Perpustakaan Gandaria Kebayoran Lama,

Perpustakaan Pusat Darmaga !PB, Depa11emen Perindustrian dan Perdagangan

serta Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta dan Pandeglang. Data primer diperoleh

melalui hasil pengamatan langsung atau observasi dan wawancara dengan

pengusaha, bandar, pedagang, pengecer serta pihak·pihak yang terkait.

Page 44: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

27

Data yang digunakan adalah data pnmer maupun data sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan, baik melalui

pengamatan langsung dengan menggunakan kuesioner sejumlah petani dan

lembaga pemasaran yang terlibat (responden) juga wawancara. Data sekunder

adalah data yang diperoleh tanpa pengamatan langsung di lapangan dan

merupakan data penunjang yang diperoleh dari berbagai instansi diantaranya

Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik,internet dan catatan-catatan penting yang

berhubungan dengan penelitian.

3.4. Metode Pengumpnlan Data

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dipilh secara

acak sederhan (simple random sampling). Responden diambil sebanyak 30

pengrajin. Responden lembaga pemasaran dilakukan dtmgan mengikuti arus

barang dalam penyalurannya dari produsen sampai konsumen akhir. Responden

untuk lembaga perantara adalah pedagang pengumpul desa 4 responden, pedagang

pengecer luar daerah 4 responden dan pengecer lokal sebanyak 5 responden yang

dipilih secara sengaja.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif bertujuan untuk menganalisis saluran pemasaran dan media

pengepakan, sedangkan analisis kuantitatifuntuk menganalisis marjin pemasaran.

Page 45: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

28

3.5.1. Analisis Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran dimulai dari titik produsen sampai ke pedagang

pengecer. Alur pernasaran tersebut dijadikan dasar dalarn menggarnbarkan pola

saluran pernasaran.

3.5.2. Analisis Maij in Pemasaran

Analisis ini digunakan untuk mengetahui efisiensi pernasaran produk dari

produsen ke konsurnen. Alat ukur yang digunakan dalarn menilai efisiensi

tersebut adalah dengan menggunakan metode marJlll pemasaran. Marjin

pernasaran rnerupakan perbedaan harga diantara lernbaga pemasaran. Marjin

pernasaran ini terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan pernasaran.

Analisis rnarjin pernasaran terdiri dari analisis pernasaran dan analisis rasio

keuntungan dengan biaya pernasaran. Besarnya ma1jin pemasaran pada dasarnya

merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang

diperoleh lembaga-lembaga pemasaran.

Menurut Juwita Tarigan (2002 : 40-42) rnarjin pemasaran setiap lembaga

dapat dirurnuskan sebagai berikut :

Mi= Pri- Pfi

Mi= Ci+ rci

Sehingga : Pri - Pfi = Ci + ni

Dimana : Mi = Marjin pemasaran pada pasar tingkat ke-i

Pri = Barga jual pasar pada tingkat lernbaga ke-i

Pfi =Barga beli pasar pada tingkat lembaga ke-i

Ci = Biaya pernasaran pada tingkat lernbaga ke-i

Page 46: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

29

Rumus di atas dipakai untuk mengolah data primer dalam bab pembahasan

tentang ma1jin pemasaran pada masing-masing saluran pemasaran, sedangkan

total marjin adalah penjumlahan marjin pemasaran di setiap lembaga-lembaga

pemasaran yang terlibat, sehingga dirumuskan sebagai berikut :

II

MT=l: Mi i=l

Dimana : MT= Total marjin pemasaran pada setiap lembaga pemasaran

Mi = Marj in pemasaran pada pasar tingkat ke-i

i = Tingkat lembaga pemasaran (1,2,3 ... ,n)

Penyebaran marJm pemasaran empmg melinjo dapat pula dilihat

berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya pemasaran pada rnasmg-

masmg lembaga pemasaran. Perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus :

Rasio Keuntungan Tcrhadap Biaya ('Vo)= rci x 100 %

Ci

Dimana : m = Keuntungan pemasaran lembaga ke-i (Rp/kg)

Ci = Biaya pernasaran lembaga ke-i (Rp/kg)

3.5.3. Analisis Media Pengepakan

Analisis media pengepakan dilihat berdasarkan perbedaan produk emping

melinjo yang dihasilkan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes

yang memakai kemasan dengan produk emping melinjo yang tidak memakai

kemasan serta bagairnana hubungan media pengepakan terhadap keuntungan.

Page 47: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

BAB IV

GAMBARAN UMUM PUSA T KOPERASI Pli:RTANIAN GEMA REFORMASI DESA MENl~S KECAMATAN MENES

KABUPATEN PANDEGLANG BAN'lfEN

4.1. Sejarah dan Perkembangan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Pada akhir tahun 1994, bertempat di kantor Kecarnatan Menes diadakan

rapat pembentukan Koperasi Pasar (KOPPAS). Hadir para tokoh pernuda,

masyarakat dan pedagang pasar yang terns berjuang memperdayakan ekonomi

rakyat. Satu tahun kemudian dibentuklah KOPPAS INTI Kecamatan Menes

dengan susunan pengurus sebagai berikut Badan Pemeriksa (Drs. E. Iwa

Tuskana, U. Aha, U Supendi), Ketua (Drs. E. Aap Aptadi), Wakil Ketua (Drs.

Sihabuddin) dan Sekretaris (Ade, BA).

Awai tahun l 999, krisis moneter datang melanda masyarakat. Pada saat itu

pula Koppas INTI mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) memilih Drs.

Sihabuddin sebagai Ketua, sedangkan Drs. E. Aap Aptadi menjadi Ketua

Koperasi Pertanian. Kemudian masyarakat yang merasa tidak terwakili

membentuk Koperasi Pertanian Gema Reformasi dengan Ketua Drs. E. Iwa

Tuskana.

Pada awal tahun 2000 Koperasi Pertanian Gema Reformasi dengan

Koperasi Serba Usaha (KSU) Hikmat Reformasi, Koperasi Serba Usaha Menes

Bangkit, Koperasi Serba Usaha Kebon Jemk dan Koperasi Serba Usaha Menes

Persada mencoba mengadakan terobosan dengan menampung J 8.000 pengrajin

emping dari enam kecamatan, yaitu Kecamatan Menes, Bojong, Saketi, Pagelaran,

Page 48: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

31

Komplek Pasar Rakyat Kebon Jeruk Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang.

Motivasi dari pembentukkan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten adalah agar

tercapainya suatu efisiensi dalam pemasaran emping melinjo yang dihasilkan

masing-masing koperasi primer melalui suatu peningkatan skala usaha dan

pernupukkan modal yang lebih besar, selain itu juga untuk rnengantisipasi

fluktuasi bahan bairn rnelinjo yang dibutuhkan industri emping melinjo yang ada

di Kabupaten Pandeglang.

Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang Banten merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang

usaha penyediaan bahan baku melinjo yang dibutuhkan serta pemasaran emping

melinjo. Pada tanggal 8 Februari 1999, Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten mendapatkan

pengesahan dari Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia dengan nomor Bad an Hukum 08/BH/KDK. I 0.2/II/1999.

4.2. Visi, Misi dan Tujuan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Visi Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan

Menes Kabupaten Pandeglang Eanten adalah untuk mengangkat pendapatan dan

taraf hidup para petani dan pengrajin emping rnelinjo. Misi Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten adalah untuk meningkatkan upah pekerja dari Rp. 1000/kg

Page 49: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

32

menjadi Rp. 2000/kg, sedangkan tujuan Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten adalah :

I. Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

2. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewudkan

masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang­

undang Dasar Tahun 1945.

4.3. Lokasi dan Keadaan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi berloka.si di JI. Raya Labuan

Km. 28 Kebon Jeruk, Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang,

Banten. Sarana dan prasarana Koperasi Pertanian yang mendukung

pengembangan Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes meli puti :

I. Sarana jalan/transportasi, pada umumnya dilalui oleh jalan propinsi, jalan

kabupaten serta jalan desa dengan kondisi jalan beraspal sehingga transportasi

dapat berjalan lancar, pengangkuatan bahan baku dan hasil produksi dapat

berjalan lancar.

2. Fasilitas aliran listrik, yang telah masuk ke desa-·desa sebagai sarana

penerangan di tempat kerja atau untuk tenaga penggerak lainnya, banyak

membantu pengrajin emping.

3. Fasilitas sarana perkantoran, mernpakan tempat kegiatan administrasi terletak

di komplek pasar rakyat Koperasi Pertanian Pengembangan Banten Kebon

J ernk Desa Menes Kecamatan Menes.

Page 50: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

33

4.4. Struktur Organisasi Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Struktur organisasi Pu sat Ko perasi P ertanian Gema Reformasi Des a

Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten hampir sama dengan

koperasi-koperasi lainnya hanya saja pada Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi terdapat kelompok pengrajin emping melinjo yang ada di tiap

Kecamatan. Adapun struktur organisasi tersebut terlampir pada Lampiran I.

4.5. Kegiatan Usaha Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Berdasarkan Anggaran Dasar Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi

Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten Bab IV Pasal 6,

Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes

Kabupaten Pandeglang Banten menyelenggarakan usaha sebagai berikut :

1. lndustri kerajinan emping melinjo.

2. Pengadaan dan distribusi sembako.

3. Waserda

Menjual macam-macam empmg (Goblak, Banci, Remaja, Satu, Benggol),

selain emping juga menju~l keceprek (rasa gurih, manis, pedas, mocca,

strawberry, pala dan cokelat), tas kulit Baduy, sate bandeng, baju Baduy, opak

ketan manis, opak ketan pedas dan parcel emping.

4. Usaha di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

5. Memberikan pelayanan pinjaman modal untuk permodalan anggota.

6. Menyediakan sarana dan prasarana pertanian.

7. Memasarkan hasil produksi emping me!injo.

8. !Vlelakukan kemitraan dengan BUMN, BUMD, BUMS, dan koperasi lainnya

Page 51: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

34

4.6. Karakteristik Pengrajin

Pengrajin emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Refonnasi

Desa Menes Kecama:tan Menes Kabupaten Pandeglang Banten, sebesar 86, 7

persen telah berkecimpung dalam usaha emping melinjo selama 5-15 tahun,

sehingga pengrajin emping melinjo mempunyai keterampilan teknis dan produk

yang dihasilkan berkualitas tinggi.

Tabel 4.1. Pengalaman Usaha Pengrajin Emping Melinjo

No. Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

I. 5-15 26 86,70

2. I 5-25 4 13,30

3. > 25 0 0.00 I

Jumlah 30 100,00

Sumber : Data Pruner d1olah, 2005

Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan Pengrajin Emping Melinjo

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase ('Yo)

I. SD 12 40.00

2. SLTP 15 50.00

3. SLTA 3 10.00

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Pruner d1olah, 2005

Page 52: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

35

Usaha pembuatan emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema

Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten

dilakukan oleh pengrajin dan ibu-ibu rumah tangga. Kegiatan usaha emp111g

melinjo di daerah penelitian adalah merupakan usaha keluarga yang dilakukan

secara turun temurun dan merupakan usaha pokok atau sebagai sumber mata

pencaharian utama disamping usaha lain sebagai buruh tani.

Tingkat pendidikan para pengrajin emping melinjo rnta-rata masih rendah.

Sebanyak 50 persen atau berjumlah 15 orang menamatkan sekolah SL TP dan 40

persen atau berjumlah l 2 orang tamatan SD, selebihnya tamatan SL TA.

Tabel 4.3. Sebaran Usia Pengrajin Emping Melinjo

No. Selang Umur Jumlah (orang) Persentase (%)

I. 15-20 8 26.70

2. 21-30 12 40.00

3. 31-40 10 33.30

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Pnmer d1olah, 2005

Pengrajin emping melinjo pada saat ini yang masih aktif bemsia 15-40

tahun, untuk menjadi pengrajin emping melinjo dibutuhkan tenaga fisik yang

cukup kuat mengingat pembuatan emping melinjo sangat mengandalkan kekuatan

tangan. Tabel 4.3 menjelaskan ilahwa sebagian pengrajin emping melinjo sekitar

12 orang atau 40 persen berada pada selang usia antara 21 sampai 30 tahun. Hal

ini dikarenakan pada usia tersebut tenaga dan fisik pengrajin emping relatif kuat

Page 53: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

36

tangga memiliki waktu Juang yang cukup banyak karena mereka sudah tidak

memiliki anak berusia balita.

Tabel 4.4. Sebaran Jenis Kelamin Pengrajin Emping Melinjo

No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

I. Pria 14 46.70

2. Wanita 16 53.30

J umlah 30 100.00

Sumber : Data Primer diolah, 2005

Pada Tabel 4.4 para pengrajin emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian

Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang Banten

dari 30 responden sebanyak 16 orang atau 53,3 persen wanita, ha! ini dikarenakan

kaum wanita lebih memliki waktu luang dan tidak mempunyai kerja sampingan.

Tabel 4.5. Tingkat Pekerjaan Pengrajin Emping Melinjo

No. Tingkat Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase ('Yo) .

I. Petani 6 20.00

2. Pedagang 15 50.00

3. Buruh Industri RT 9 30.00

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Pnmer d10Jah, 2005

Page 54: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

37

Pada Tabel 4.5 pekerjaan pengrajin emping melinjo di Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang sebanyak 50 persen atau berjumlah 15 ornng sebagai pedagang,

buruh industri rumah tangga, sebanyak 30 persen atau berjumlah 9 orang dan

selebihnya petani sebanyak 20 persen atau berjumlah 6 orang.

Tabel 4.6. Tingkat Pendapatan Pengrajin Emping Melinjo

No. Tingkat Pendapatan Jumlah (orang) Persentase (%)

I. < Rp. 100.000 7 23.30

2. Rp. I 00.000 - Rp. 500.000 21 70.00

3. > Rp. 500.000 2 6.70

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Primer diolah, 2005

Tingkat pendapatan para pengrajin emping melinjo sebanyak 2 l orang

atau 70 persen sebesar Rp. 100.000 sampai Rp. 500.000, 23,3 persen atau

berjumlah 7 orang kurang dari Rp. 100.000 dan 6, 7 persen atau berjumlah 2 orang

lebih dari Rp. 500.000.

Tab el 4. 7. Sebaran Status Usaha Pengrajin Em ping Melinjo

No. Status Usaha J umlah (orang) Persentase ('Yo)

I. Mata Pencaharian Utama 16 53.30

2. Mata Pencaharian Sampingan 14 46.70

Jumlah 30 100.00

Page 55: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

38

Status usaha pengrajin emping melinjo sebanyak 53,3 persen atau

berjumlah 16 orang merupakan mata pencaharian utama, sebanyak 16 dan 46, 7

persen atau berjumlah 14 orang merupakan mata pencaharian sampingan.

Tabel 4.8. Sebaran Jumlah Anggota Keluarga Pengra]in Emping Melinjo

No. Jumlah Anggota Kelu»rga Jumlah (orang) Persentase (%)

I. 1-2 6 20.00

2. 3-4 22 73.70

3. 5-6 2 6.70

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer d10lah, 2005

Sebaran jumlah anggota keluarga tiap pengrajin emping melinjo berbeda

satu sama lain yaitu sebanyak 22 orang atau 73, 7 persen mempunyai jumlah

anggota keluarga 3-4 orang, sebanyak 6 orang atau 20 persen mempunyai jumlah

anggota keluarga 1-2 orang da!l sebanyak 2 orang atau 6,7 persen mempunyai

jumlah anggota keluarga 5-6 orang.

Tabel 4.9. Sebaran Luas Lahan yang Dilmasai Pengrajin Emping Melinjo

No. Luas Lahan Jumlah (Orang) Persentase (%)

I. <1000 m2 28 93,30

2. 1000-2500 m2 2 6,70

Jumlah 30 100,00

' Sumber : Data Pruner diolnh, 2005.

Page 56: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

39

Sebaran luas Jahan yang dikuasai pengraJm empmg di Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten kurang dari 1000 m' sebanyak 93,3 persen atau berjumlah 28

orang dan sebanyak 2 orang atau 6, 7 persen I 000 sampai 2500 m'.

Tabel 4.10. Jenis Emping Melinjo yang Dihasilkan Pengrajin Ernping Melinjo

No. Jenis Emping Jumlah (orang) Persentase (%)

l. Remaja 2 6.70

2. Banci 4 13.30

3. Sa tu 18 60.00

4. Benggol 6 20.00

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Pruner d10Jah, 2005

Emping melinjo yang dihasilkan para pengraJm di Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten adalah jenis emping satu paling banyak dibandingkan dengan

jenis emping lainnya, yaitu sebanyak 18 orang atau 60 persen.

Page 57: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

40

Tabel 4.11. Jenis Emping Melinjo yang Lakn Dipa.sarkan Pengrajin

No. Jenis Emping Jumlah (orang) Persentase (%)

I. Kualitas I 13 43.30

2. Kualitas II 17 56.70

Ju ml ah 30 100.00

Sumber : Data Primer diolah, 2005

Jenis emping melinjo yang laku dipasarkan pengrajin di Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten

Pandeglang Banten adalah kualitas II sebanyak 56, 7 persen atau berjumlah I 7

orang, sedangkan emping kualitas I sebanyak 13 orang atau 43,4 persen.

Tabel 4.12. Tinglrnt Pemasaran Emping Melinjo yang Paling Laku

No. Jenis Emping Jumlah (orang) Persentase (%)

I. Rumah Tangga 16 53.30

2. RumahMakan 4 13.30

3. Pasar Swalayan 8 26.70

4. Dan lain-lain 2 6.70

Jumlah 30 100.00

Sumber : Data Pnmer d1olah, 2005

Untuk tingkat pemasaran emping melinjo yang paling laku adalah untuk

mmah tangga sebanyak 53,3 persen atau berjumlah 16 orang, pasar swalayan 8

orang atau 26, 7 persen, mmah makan 13,3 persen atau be1jumlah 4 orang dan

lain-lain 6 7 ') nr->r~Pn ~ta•• 1 .... "' ... : •• -t-'-,...,

Page 58: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

41

Tabel 4.13. Jenis Rasa yang Disukai dari Em ping Melinjo

No. Jenis Emping Jumlah (orang ) Persentase ('V.1)

I. Asin dan Gurih 28 93.30

2. Manis I 3.30

3. Pedas I 3.30

Jumlah 30 100.00

Sumber: Data Pmner d10lah, 2005.

Rasa yang paling disukai dari produk emping mdinjo adalah asin dan

gurih sebanyak 93,3 persen atau berjumlah 28 orang, sedangkan rasa manis dan

pedas masing-masing hanya 3,30 persen atau berjumlah I orang.

Page 59: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

BABV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Industri Kecil Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu produsen utama empmg

melinjo di Indonesia. Industri emping melinjo yang terdapat di Kabupaten

Pandeglang secara umum tergolong ke dalam industri kecil dan kerajinan rumah

tangga. Dari seluruh unit usaha yang terdaftar di Dinas Perdagangan,

Perindustrian dan Pasar Kabupaten Pandeglang terdapat hanya 3 unit usaha yang

memiliki surat ijin untuk usaha dan selebihnya tidak memiliki surat ij in

(Deperindagpas Kabupaten Pandeglang, 2002).

Pada saat ini industri kecil emping melinjo belum menerapkan manajemen

usaha yang modern, hal ini dikarenakan adanya pemisahan antara manajemen

usaha dan manajemen keluarga. Peralatan yang digunakan masih merupakan

peralatan yang sangat sederhana, disamping itu pula untuk rnemperlancar proses

produksi masih didominasi oleh tenaga kerja manusia. Berkenaan itu, maka

produktivitas industri kecil emping melinjo sepenuhnya tergantung dari

produktivitas tenaga kerja.

5.1.1. Sistem Pengadaan Bahan Balm

Bahan baku merupakan faktor utama dan penting bagi kelangsungan hidup

dan berkembangnya industri. Kekurangan bahan baku selain akan menimbulkan

tidak terpakainya kapasitas produksi secara maksimal, juga merupakan kerugian

bagi perusahaan. Ketersediaan bahan baku ster."r" 1.-Ant;"'"' ~--•·····

Page 60: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

43

perkembangan industri emping melinjo. Ketersediaan bahan balm produk

pertanian tidak dapat tersedia sepanjang waktu, ha! in i dikarenakan produk

pertanian memilki sifat musiman, sehingga suatu saat produk pertanian akan

melimpah dan pada saat lain akan kekurangan bahkan akan sulit untuk di

dapatkan.

Bahan baku utama industri emping melinjo adalah biji melinjo. Biji

melinjo sebagai salah satu produk pertanian memilki sifat produksi musiman.

Pohon melinjo dalam satu tahun memiliki masa panen sebanyak dua kali. Panen

raya berkisar pada bulan Juli, Oktober dan Januari, sedangkan panen biasa bulan

April. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan untuk para pengusaha emping

melinjo, dikarenakan para pengusaha hanya bisa beke1ja secara efektif selama 4-6

bulan.

Seperti pada umumnya produk pertanian, biji melinjo memerlukan

perlakuan yang khusus agar dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup

lama. Penyimpanan yang baik untuk biji melinjo dapat bertahan selama 3-4

bulan.

Kebutuhan bahan baku di Pusat Kopersai Pertanian Gema Reformasi Desa

Menes disuplai dari berbagai sumber. Bagi pengrajin yang berskala kecil, melinjo

biasanya didapat dari hasil tanaman melinjo milik pengrajin sendiri, sedangkan

pengrajin yang mempunyai skala usaha yang cukup besar memperoleh bij i

melinjo dengan cara membeli dari para pengecer biji melinjo atau dari masyarakat

sekitar yang mempunyai tanaman melinjo. Pengrajin yang mempunyai skala

usaha yang besar memperoleh biji melinjo dari pedagang pengumpul biji melinjo.

Page 61: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

44

Produksi tanaman melinjo yang bersifat musiman menyebabkan harga bij i

melinjo di Desa Menes sangat berfluktuasi. Pada musim panen raya harga bij i

melinjo berkisar antara Rp. 4.000 - Rp. 4.500 per kilogr<tm, sedangkan pada

musim biasa harga tertinggi dapat mencapai Rp. 7.000 - Rp. 7.500 per kilogram.

Fluktuasi harga bahan baku bi.ii melinjo sangat berpengaruh terhadap fluktuasi

harga emping melinjo, karena sebagian besar biaya produksi emping melinjo

adalah biaya bahan baku. Perincian harga emping melinjo pada saat musim panen

raya dan musim panen biasa dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1. Harga Emping melinjo Pada Saat Mnsim Panen Raya dan Musim Panen Biasa (Harga Termasuk Kemasan)

No. Harga Pada Musim Panen Raya Harga Pada Mnsim Panen Biasa

I. Kualitas Ekspor (super) Kualitas ekspor (super)

Rp. 24.000/kg Rp. 28.000/kg

2. Kualitas baik (lokal) Kualitas baik (lokal)

Rp. 22.000/kg Rp. 24.000/kg

Sumber : Pusat Koperas1 Pertaman Gema Reformasi Desa Menes, 2005

5.1.2. Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan

Perlengkapan dan peralatan yang digunakan oleh pengusaha empmg

melinjo dalam proses produksi emping melinjo meliputi :

1. Batu landasan (umpak); merupakan landasan yang digunakan untuk

memipihkan biji melinjo yang terbuat dari batu kali/kayu berbentuk segi

em pat.

Page 62: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

45

2. Ancak atau ajang; merupakan tempat untuk menjemur emping melinjo yang

masih basah yang terbuat dari anyaman bambu berukuran sekitar 75 cm x 110

cm.

3. Palu atau martil; terbuat dari besi atau baja dengan garis tengah bi dang 6 - 8

cm dengan berat kira-kira 0,5 - l kilogram.

4. Kompor atau tungku; sebagai alat memanaskan biji melinjo.

5. Wajan; alat penyangrai biji melinjo.

6. Serokan; terbuat dari seng dengan pegangan terbuat dari kayu berguna untuk

mengambil biji melinjo yang sudah dipanaskan dari wajan.

7. Susuk; terbuat dari seng digunakan untuk mengambil emping basah dari batu

landasan.

5.1.2. Proses Produksi

Pembuatan emping melinjo adalah merubah bentuk fisik biji melinjo yang

berbentuk bulat panjang (kapsu1) menjadi bentuk pudar pipih. Proses pengolahan

emping melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes masih

bersifat konvensional. Proses pengolahan ini dimulai biji melinjo yang kulit

luarnya telah dikupas dipanaskan di alas kompor atau tungku dengan

menggunakan wajan yang diisi pasir halus. Penggunaan pasir dilakukan agar

pemanasan biji melinjo dapat merata dan rasa yang dihasilkan gurih apabila

dibandingkan dengan biji melinjo yang dikukus.

Pemanasan pada proses produl•si bertujuan juga aaar biji melinjo

mengeluarkan minyak dan cangkang serta kulit arinya mudah dilepaskan dari

Page 63: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

,.

46

lepas dari biji melinjo dan emping yang dihasilkan akan pecah-pecah. Pemanasan

yang berlebihan akan menyebabkan emping yang dihasilkan akan berwarna coklat

yang terlihat seperii gosong. Pemanasan yang baik adalah berkisar antara empat

sampai lima menit serta pemanasan terhadap biji melinjo tidak dilakukan secara

sekaligus tetapi secara bertahap dimana setiap pemanasan ti.dak lebih dari 40 atau

50 biji melinjo. Setelah melakukan pemanasan cangkang biji melinjo dipecahkan

dengan palu maupun batu kecil kemudian biji melinjo yang sudah dilepas

dibersihkan dipukul satu persatu, satu sampai tiga kali pukulan dengan

menggunakan palu secara hati-hati sehingga biji melinjo menjadi pipih. Untuk

menghasilkan emping melinjo dengan kualitas yang baik dan bentuk yang bagus

diperlukan keterampilan yang memerlukan banyak latihan.

Batu landasan yang telah dipenuhi dengan emping melinjo, kemudian

dipisahkan satu persatu dengan menggunakan susuk yang disusun kembali di atas

alat penjemuran dan selanjutnya dilakukan proses pengeringan yaitu ditekan di

tempat yang cukup untuk mendapat sinar matahari. Pengeringan hams optimal

agar emping tidak cepat berjamur dan tahan lama. Proses pemanasan dilakukan

berulang-ulang sehingga semua biji melinjo terolah menjadi emping melinjo.

Secara sederhana proses produksi emping melinjo dapat dilihat pada

Gambar 5. I.

Page 64: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Biji Melinjo

Pemanasan biji mel.injo (4 -5 menit J dengan biji melinjo 40-50 biji)

Pemipihan Biji Melinjo J ( satu-tiga kali pukulan dengan palu)

i Penjemuran dipisahkan satu persatu J dengan susuk yang ditekan ditempat

yang cukup sinar matahari

Penyimpanan harus optimal agar empir;;-i_ tidak cepat berjamur dan tahan lama _J

Gambar 5.1. Proses Produksi Emping Melinjo

5.2. Analisis Pemasaran

47

Pemasaran merupakan serangkaian proses kegiatan atau aktivitas yang

ditujukan untuk menyalurkan barang-barang atau jasa-jasa dari titik produsen

sampai ke konsumen. Dalam suatu pemasaran barang atau jasa terdapat

keterkaitan berbagai pihak, baik dalam bentuk perorangan maupun kelembagaan,

diantaranya produsen, konsumen dan lembaga perantara.

Penelaahan pemasaran emping melinjo pada penelitian ini diawali dari

pengrajin emping melinjo sebagai produsen sampai pedagang pengecer lokal yang

ada di daerah Pasar Labuan, Pasar Menes dan Pasar Penziarahan Caringin.

Pedagang pengecer luar dnernh bernda di pasar Cikarnn~1 Bekasi dan Jakarta

sampai pada konsumen akhir. Adapun pada penelitian dikaji mengenai saluran

Page 65: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

48

5.2.1. Saluran Pemasaran

Salah satu kegiatan pemasaran adalah melakukan pendistribusian atau

menyalurkan barang. Kegiatan tersebut melibatkan pelaku-pelaku pasar dalam

suatu saluran pemasaran. Saluran pemasaran emping melinjo di Pusat Koperasi

Pertanian Gema Reformasi Desa Menes meliputi beberapa lembaga pemasaran,

yaitu Pedagang Pengumpul Desa (PPD), Pengecer Loka.l dan Pengecer Luar

Daerah. Secara umum terdapat empat saluran pemasaran emping melinjo yang

terdapat di daerah penelitian seperti terlihat pada Gambar 5 .2.

I Pengrajin I . I I ' I Konsumen

I I PPD I Pengecer Lokal I I

'

2

0

Pengecer 0

Luar Daerah

·-

4 .

Gambar 5.2. Saluran Pemasaran Emping Melinjo d1i Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes

Keterangan :

• Angka 1 sampai 4 menunjukkan tingkat saluran pemasaran, yaitu :

I. Saluran Satu

2. Saluran Dua

3. Saluran Tiga

Pengrajin 7 Pedagang Pengumpul Desa 7 Pengecer

Lokal 7 Konsumen

Pengrajin 7 Pengecer Lokal 7 Konsumen

Pengrajin 7 Pedagang Pengumpul Desa 7 Pengecer Luar

Daerah 7 Konsumen

I

Page 66: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

49

Tabel 5.2. Responden Saluran Pemasaran Emping Melinjo

Saluran Respond en Pcngrajin PPD Pcngecer Pengcccr Konsumcn Perscntasc

Loi ml Luar

Dacrah

1,3 19 5 6 4 - 4

2 7 4 - 2 - 1

4 4 2 - - - 2

Sumber : Data Primer diolah, 2005

5.2.1.1. Saluran Pemasaran Satu (Pengrajin .+ Pedagang Pengumpul Desa .+ Pengecer Lokal .+Konsumen

(%)

63,3

23,4

13.3

Berdasarkan hasil penelitian terdapat sebanyak 63,3 persen pengrajin

emping melinjo menjual produknya ke Pedagang Pengumpul Desa. Prociuk

emping melinjo yang dihasilkan pengrajin ini dijual secara tunai kepada pedagang

pengumpul desa, sehingga pengrajin akan lebih cepat mendapatkan uang tunai

tanpa memikirkan pemasaran emping melinjo sampai ke tangan konsumen.

Penjualan emping melinjo pada pedagang pengumpul desa biasanya dilakukan

oleh pengrajin yang masih berskala keciL Pengrajin menjual emping ke pedagang

pengumpul desa dengan mengantarkan langsung ke rumah pedagang pengumpul

desa. Pedagang pengumpul desa ini berasal dari Desa Menes sendiri maupun desa

tetangga. Harga yang diterima oleh para pengrajin emping melinjo tersebut

berdasarkan harga pasaran dan kualitas emping yang dihasilkan. Pada kondisi ini

pengrajin tidak bisa menentukan harga jual dari produk yang mereka hasilkan.

Setelah melakukan transaksi pedagang pengumpul desa melakukan sortasi

serta penJemuran kembali entuk emping yang masih basah kemudian

Page 67: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

50

yang datang untuk membeli empmg melinjo langsung ke rumah pedagang

pengumpul desa. Pedagang pengecer lokal datang dari Pasar Labuan, Pasar Menes

dan Pasar Penziarahan Caringin.

5.2.1.2. Saluran Pemasaran Dua (Pengrajin ~ Pengecer Lolrnl ~ Konsumen)

Pada saluran pemasaran model dua, produsen menjual emping melinjo ke

pengecer lokal yang terdapat di Pasar Labuan, Pasar Penziarahan Caringin dan

Pasar Menes. Terdapat pula pengrajin yang menjual emping melinjo langsung ke

supermarket (Superbazar) yang terdapat di Pasar Labuan. Pengrajin dapat

memasarkan produk di supermarket dengan cara menawarkan langsung

produknya kepada manajer supermarket, sedangkan pembayaran akan dilakukan

jika barang yang mereka titipkan telah habis terjual. Selanjutnya pihak

supermarket akan memesan kembali ketika para pengrajin mengambil hasil

penjualan emping melinjo tersebut.

Pembayaran dengan sistem ini sebenarnya culcup merugikan pengraJm

emping melinjo, hal ini dikarenakan pengrajin tidak dapat membeli persediaan

bahan baku (kurangnya modal kerja) untuk melakukan produksi kembali. Namun

demikian pemasaran melalui supermarket ini cukup menjanjikan, karena produk

yang mereka titipkan relatif cepat habis dan harga yang diterima pengrajin lebih

tinggi jika dibandingkan dengan menjual emping ke lembaga pemasaran yang

lain. Pemasaran emping melinjo melalui supermarket dilakukan oleh pengrajin

yang mempunyai jumlah produksi cukup besar dan produk yang mereka hasilkan

mempunyai lrnalitas yang baik atau kualitas super.

Page 68: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

51

5.2.1.3. Saluran Pemasaran Tiga (Pengrajin _,.Bandar (PPD) _,. Pengecer Luar Daerah ~ Konsumen)

Pada saluran pemasaran model tiga pengrajin menjual emping melinjo

secara tunai di tempat dimana rnereka tinggal, selain itu pula terdapat pengrajin

yang mendatangi Pedagang Pengumpul Desa. Pada umumnya Pedagang

Pengumpul Desa akan mendatangi pengrajin emping melinjo untuk membeli

langsung emping melinjo jika pennintaan emping melinjo cukup tinggi dan

mereka tidak dapat memenuhinya dengan persediaan yang ada.

Emping melinjo yang ditampung oleh Pedagang Pengumpul Desa

biasanya masih mempunyai kadar kekeringan yang kurang optimal Namun

demikian pengeringan dilakukan kembali oleh Pedagang Pengumpul Desa agar

111encapa1 tingkat kekeringan yang optimal sehingga. ernping tersebut dapat

disirnpan dalarn jangka waktu yang lama tanpa diturnbuhi jarnur. Setelah

rnelakukan pengeringan ulang, Pedagang Pengumpul Desa rnelakukan sortiran

untuk memisahkan emprng yang mempunyai kualitas yang baik dan buruk.

Sebelurn melakukan pemasaran emping melinjo ke pengecer luar daerah, maka

Pedagang Pengumpul Desa melakukan pengemasan terlebih dahulu.

Emping melinjo dikemas dengan menggunakan kertas semen dengan

ukuran 10 kg dan 20 kg. Emping melinjo kemudian dijual ke pengecer luar daerah

yaitu daerah Bekasi, Pasar Cikarang dan Jakarta. Sistem pembayaran yang

dilakukan oleh pengecer luar daerah adalah tunai, namun terdapat pula yang

melakukan pembayaran diakhir atau pembayaran dilakukan ketika barang habis.

Hal tersebut dapat saja dilakukan jika pedagang pengumpul desa dan pengecer

Page 69: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

52

5.2.1.4. Saluran Pemasaran Empat (Pengrajin ~ Konsumen)

Pengrajin yang menggunakan saluran pemasaran empat sebanyak 13,3

persen atau 4 responden dari jumlah pengrajin responden. Dalam saluran

pemasaran model empat, pengrajin berperan sebagai pengecer yang menj1ial

langsung emping melinjo ke konsumen lokal maupun konsumen luar daerah yang

sedang melakukan perjalanan ke daerah Pandeglang, dimana konsumen

mendatangi langsung pengrajin emping melinjo untuk membeli produk. Pengrajin

emping melinjo setelah melakukan proses produksi tidak langsung menjual

produknya akan tetapi melakukan pengeringan hingga optimal, kemudian

menyimpannya di dalam rnmah.

5.2.2. Media Pengepakan

Dalam pemasaran suatu produk, pemberian wadah atau kemasan dapat

memainkan peran yang penting. Masalah kemasan didefinisikan sebagai kegiatan

merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Konsep

pengemasan mernpakan batasan bagaimana suatu kemasan itu seharnsnya dan

berfungsi bagi suatu produk. Untuk meningkatkan minat konsumen terhadap

emping, maka bentuk fisik kemasan akan dirnbah dan ditingkatkan sehingga

menjadi menarik. Disamping kualitas dan rasa emping, kemasan juga mernpakan

suatu aspek yang hams dijaga. Kemasan yang baik, tidak saja bentuknya yang

menarik, tetapi juga mengandung unsur estetika dan kesehatan juga sekaligus

memudahkan konsumen untuk mengenali produk.

Page 70: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

53

5.2.2.1. Perbedaan Emping Melinjo yang Memakai Kemasan dengan Em ping Melinjo yang Tidak Memakai Kemasan

Emping melinjo pada Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa

Menes terdiri dari dua jenis, yaitu jenis emping melinjo yang memakai kemasan

dan jenis emping melinjo yang tidak memakai kemasan. Kedua jenis emping

melinjo tersebut terdapat beberapa perbedaan diantaranya :

J. Barga

Barga empmg meJinjo yang memakai kemasan Rp. 32.000/kg, sedangkan

harga emping melinjo yang tidak memakai kemasan adalah Rp. 12.617,95/kg

dan Rp. 13. 000/kg.

2. Jangka Waktu Simpan

Emping melinjo yang memakai kemasan lebih tahan lama dan tidak cepat

berjamur dibandingkan dengan emping yang tidak memakai kemasan, yaitu

hanya dapat bertahan sekitar 4-5 bulan.

3. Sortir

Penyortiran pada emping yang memakai kemasan lebih bersih dan menarik,

sedangkan penyortiran pada emping yang tidak memakai kemasan kurang

bersih dan tidak menarik.

4. Kemasan

Emping melinjo yang memakai kemasan dikemas dengan menggunakan

plastik, kardus, kertas semen, sedangkan emping melinjo yang tidak memakai

kemasan dikemas dengan kantong plastik.

Page 71: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

54

5.2.2.2. Hubungan Kemasan Terhadap Keuntnngan

Emping melinjo yang memakai kemasan dapat berpengaruh besar terhadap

keuntungan, karena dengan adanya kemasan tersebut bisa memenuhi dan

melayani kebutuhan konsumen yang berada di luar Kabupaten Pandeglang.

Seperti telah dijelaskan pada awal Bab V harga emping melinjo setelah memakai

kemasan baik pada musim panen raya maupun pad a musim panen biasa jauh lebih

mahal dibandingkan sebelum memakai kemasan. Harga emping melinjo yang

tidak memakai kemasan rata-rata Rp. 13.000/kg, sedangkan harga emping melinjo

setelah memakai kemasan rata-rata Rp. 24.000/kg - Rp. 28.000/kg untuk emping

yang berkualitas ekspor dan Rp. 22.000/kg - Rp. 24.000/kg untuk emping yang

berkualitas biasa, dengan demikian keuntungan industri emping melinjo

meningkat Rp. 4.000/kg atau Rp. 7.000/kg, seperti terlihat pada Tabel 5.1.

5.2.3. Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang terjadi pada setiap

lembaga pemasaran. Besarnya marjin pemasaran dihitung dengan menjumlahkan

biaya-biaya pemasaran dengan besarnya keuntungan pada setiap lembaga

pemasaran yang terlibat dalam jalur tataniaga tersebut. Marjin ini dapat pula

ditunjukkan oleh selisih harga pembelian dengan harga penjualan pada Jembaga

yang bersangkutan.

Page 72: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

55

5.2.3.1. Saluran Pemasaran Satu

Pengrajin emping mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp. 12.617,95/kg.

Biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya tenaga

kerja luar keluarga, biaya tenaga kerja keluarga dan biaya penyusutan.

Keuntungan pengrajin pada saluran pemasaran satu sebesar Rp. I.697,84/kg yang

mempakan keuntungan terkecil yang diterima pengrajin dibandingkan dengan

saluran pemasaran lain. Pedagang Pengumpul Desa memperjualbelikan emping

melinjo sebanyak 500 kilogram per hari dan harus mengeluarkan biaya sebesar

Rp. 763, 78/kg yang dipergunakan untuk mengupah tenaga kerja sebanyak 3 orang

untuk melakukan penyortiran, pengemasan dan pengangkutan.

Emping melinjo yang sudah ditampung pedagang pengumpul desa

biasanya mengalami penyusutan sebanyak 5 persen sehingga tidak terjual oleh

Pedagang Pengumpul Desa. Penyusutan ini terjadi karena kadar kekeringan yang

tidak optimal serta emping meJinjo yang berkualitas jelek seperti emping gosong

atau terdapat bercak hitam. Keuntungan yang diperoleh Pedagang Pengumpul

Desa sebesar Rp. 920,43/kg, sedangkan keuntungan yang diperoleh pengecer

lokal sebesar Rp. 898,00/kg. Pengecer Iokal memperoleh keuntungan yang paling

kecil karena pengecer lokal tidak bisa menetapkan harga yang tinggi, sedangkan

mereka hams mengeluarkan biaya transportasi, biaya restribusi, biaya

pengemasan dan sewa kios sebesar Rp. 102,00/kg.

Pengecer lokal hanya memperjualbelikan emping melinjo 15 kg per hari

dan mereka tidak bisa menetapkan harga tinggi karena pengecer lokal jumlahnya

sangat banyak. Total biaya pemasaran pada saluran satu sebesar Rp. 865,78/kg

Page 73: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

56

komponen biaya yang paling besar dimiliki oleh Pedagang Pengumpul Desa yaitu

sebesar Rp. 763 ,78/kg dimana alokasi terbesar terjadi pad a bi a ya penyusutan

sebes:ii· 5 persen yaitu Rp. 715,78/kg serta biaya tenaga kerja Rp. 48,00/kg. Dalam

saluran satu pengecer lokal harus mengeluarkan biaya transportasi Rp. 25,00/kg.

Dalam penjualan ke konsumen pengecer lokal menggunakan plastik dengan biaya

Rp. 15,00/kg.

Pada saluran satu marjin terbesar dimiliki oleh pengrajin emping melinjo

yaitu sebesar 9,98 persen, disusul oleh Pedagang Pengumpul Desa sebesar 9,96

persen dan pengecer lokal 5,90 persen. Besarnya marjin pemasaran pada pengrajin

emping melinjo karena adanya keuntungan yang besar. Tingginya keuntungan

disebabkan pengrajin tidak menge!uarkan biaya pemasaran tetapi hanya

mengeluarkan biaya produksi. Besarnya marjin yang diperoleh Pedagang

Pengumpul Desa disebabkan banyaknya per!akuan yang dilakukan oleh Pedagang

Pengurnpul Desa dibandingkan dengan lembaga pemasaran lainnya. Total marjin

pemasaran pada saluran satu sebesar Rp. 4.382,05/kg atau 25,7 persen dari harga

jual pengecer lokal. Perincian sebaran marjin emping melinjo di Pusat Koperasi

pertanian Gema Reformasi Desa Menes dapat dilihat secara Jebih detail pada

Lampiran 2.

Page 74: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

57

Tabel 5.3. Marjin Sah;ran Pemasaran Tingkat Satu (Rp. 000)

No. Uraian Pengrajin Pedagang Pengecer (Rp/Kg) Pengumpul Desa Lokal (Rp/Kg)

(Rn/K!!) 1. Biaya Produksi 12617,95 - -

2. Biaya Tetap dan - 763,78 102,00

Tidak Tetao 3. Harn:a Beli - 14315,79 16000,00 4. Harga Jual 14315,79 16000,00 17000,00 5. Keuntungan 1697,84 920,43 898,00 6. Mari in 1697,84 1684,21 1000,00

Sumber : Data Primer diolah, 2005

Tabel 5.4. Marjin Saluran Pemasaran Tingkat Dna (Rp. 000)

No. Uraian Pengraiin (RP/Kg) Penf'ecer Lokal (Rp/K!:!l 1. Biaya Produksi 13285,70 -2.

Biaya Tetap dan 100,00 77,00

Tidak Tetan " Harn:a Beli - 15857,14 J.

4. Harga Jual 15857,14 18500,00 5. Keuntungan 2471,44 2565,86 6. Mari in 2571,44 2642,86

Surnber : Data Primer diolah, 2005

5.2.3.2. Saluran Pemasaran Dua

Pengrajin harus mengeluarkan bi a ya sebesar Rp. I 00,00/kg yang

digunakan untuk biaya transponasi. Pada saluran dua pengrajin yang mendatangi

pengecer lokal. Pengrajin menjual emping melinjo dengan harga rata-rata

Rp. 15.857,14/kg kepada pengecer lokaL Keuntungan pengrajin pada saluran dua

Rp. 2.471,44/kg merupakan keuntungan terbesar diantara saluran pemasaran yang

lainnya. Keuntungan tersebut disebabkan tingginya harga jual emping melinjo,

karena emninQ mr:linin v~nrr ~jh,,,,..;11,..,.. ..... -~------~'---

Page 75: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

..

58

Total biaya yang dikeluarkan pengecer lokal sebesar Rp. 77,00/kg dengan

keuntungan Rp. 2.565,86/kg. Biaya terbesar yang dikeluarkan pengecer lokal

adalah biaya sewa kios sebesar Rp. 52,00/kg. Saluran pemasaran dua mempunyai

total marjin Rp. 5.214,30/kg. Dalam saluran pemasaran dua, emping melinjo

mempunyai harga jual tertinggi dibandingkan dengan saluran lain· yaitu sebesar

Rp. 18.500/kg. Hal ini disebabkan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan

dengan saluran lain.

Tabel 5.5. Marjin Saluran Pemasaran Tingkat Tiga (Rp.000)

No. Uraian Pengrajin Pedagang Pengecer Luar

(Rp/Kg) Pengumpul Desa Daerah (Rp/Kg)

(Rp/Kg)

I. Biaya Produksi 12617,95 - -2. Biaya Tetap dan - 1010,78 318,90

Tidak Tetap

3. Barga Beli - 14315,79 17500,00

4. Barga Jual 14315,79 17500,00 20000,00

5. Keuntungan 1697,84 2173,43 2181,10

6. Marj in 1697,84 3184,21 2500,00

Sumber : Data Primer diolah, 2005

5.2.3.3. Saluran Pemasaran Tiga

Emping melinjo yang dijual Pedagang Pengumpul Desa pada saluran tiga

sudah dikemas dengan menggunakan kertas semen. Total biaya yang harus

dikeluarkan Pedagang Pengumpul Desa sebesar Rp. I. 0 I 0, 78/kg. Bia ya ini

dipergunakan unti1k mengupah tenaga kerja dnn kertns semen sebagai kemasan.

Setelah emping melinjo melalui penyortiran, terjadi penyusutan sebanyak 5 persen

Page 76: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

59

rnengangkut ernping rnelinjo ke Pasar Bekasi rnenggunakan minibus (colt diesel)

kapasitas 1 ton dengan biaya trnnsportasi Rp. 215.000/kg sehingga biaya yang

harus dikeluarkan sebesar Rp. 215,00/kg. Pada saluran tiga Pedagang Pengumpul

Desa memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2. 173,43/kg.

Keuntungan berturut-turut dirniliki oleh lembaga pemasaran yaitu

pengrajin Rp. 1.697,84/kg, Pedagang Pengurnpul Desa Rp. 2. 173,43/kg dan

pengecer luar daerah Rp. 2. 181, 10/kg. Pengecer luar daerah rnernpunyai

keuntungan yang paling besar karena pengecer luar daerah rnenetapkan harga

yang tinggi, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran sangat kecil.

Pengecer luar daerah hanya memperjualbelikan emping melinjo 20-30 kg per hari

sehingga untuk rnernperoleh ke'.lntungan yang besar pengecer rnenetapkan harga

yang tinggi.

Pengrajin rnemperoleh keuntungan yang paling kecil disebabkan biaya

produksi yang dikeluarkan cukup besar. Total biaya pada saluran pemasaran tiga

sebesar Rp. 1.329,68/kg. Komponen biaya terbesar dimiliki oleh Pedagang

Pengumpul Desa yaitu sebesar Rp. 1.010,78/kg dirnana alokasi terbesar pada

biaya penyusutan sebesar 5 persen sebesar Rp. 715, 78/kg serta biaya transportasi

Rp. 215,00/kg. Dalam saluran tiga Pedagang Pengumpul Desa yang datang pada

pengecer luar daerah, dengan demikian pengecer luar daerah tidak rnengeluarkan

biaya transpo1tasi.

Total biaya pada saluran tiga paling besar jika dibandingkan dengan

lembaga lainnya yaitu sebesar Rp. 1.329,68/kg, begitu pula ·dengan total

keuntungan sebesar Rp. 6.052,37/kg yang menyebabkan total marjin pemasaran

Page 77: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

60

Tabel 5.6. Marj in Saluran Pemasaran Tingkat Empat (Rp.000)

No. Uraian Pengrajin (Rn/K2) I. Biaya Produksi 13000,00

2. Harga Jual 2000,00

' Keuntungan 2000,00 .) .

4. Ma1jin 15000,00

Sumber : Data Pruner d1olah, 2005

5.2.3.4. Saluran Pemasaran Empat

Pada saluran pemasaran empat, pengraJm langsung menjual empmg

melinjo hasil produksinya ke konsumen. Pengrajin menjual emping melinjo

tersebut bukan di pasar melainkan di rumah mereka sendiri, konsumen yang

membutuhkan emping melinjo mendatangi pengrajin ke rumahnya. Konsumen

yang datang merupakan konsumen yang sudah memesan terlebih dahulu emping

melinjo. Pada saluran empat tidak terdapatnya biaya pemasaran. Total biaya yang

dikeluarkan pengrajin adalah total biaya produksi sebesar Rp. 13.000/kg dengan

harga jual Rp. 15.000/kg sehingga keuntungan yang diperoleh pengrajin sebesar

Rp. 2.000/kg. Tidak adanya peran lembaga pemasaran pada saluran empat

menyebabkan marjin pemasaran dan keuntungan yang diterima pengrajin sama

besar yaitu sebesar Rp. 2.000/kg atau sebesar 13,3 persen.

Page 78: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

6.1. Kesimpulau

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

I. Hasil penelitian menunjukau bahwa saluran pemasaran emping melinjo yang

terdapat di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes dapat

diidentifikasi menjadi empat saluran pemasaran, yaitu :

Saluran I

Saluran 2

Saluran 3

Pengrajin ' Bandar (PPD) 'Pengecer Lokal ' Konsumen

Pengrajin ' Pengecer Lokal ' Konsumen

Pengrajin ' Bandar (PPD) ~ Pengecer Luar Daerah '

Konsumen

Saluran 4 : Pengrajin ' Konsumen

2. Hubungan kemasan terhadap keuntungan sangat berpengaruh besar, karena

dengan adanya kemasan kebutuhan konsumen akan emping melinjo yang

berada di luar Kabupaten Pandeglang bisa terpenuhi dan keuntungan industri

emping melinjo meningkat Rp. 4.000/kg atau Rp. 7.000/kg.

3. Marj in pemasaran yang paling efisien terbentuk pada saluran pemasaran

empat yaitu sebesar Rp. 2.000/kg karena tidak adanya peran lembaga

pemasaran dan rantai tataniaga yang dilakukan paling pendek.

Page 79: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

62

6.2. Saran

Hasil penelitian rnenunjukan bahwa ada beberapa ha! yang perlu

diperhatikan dan diperbaiki dalarn upaya rneningkatkan produktivitas dan

keuntungan usaha emping rnelinjo ini, diantaranya :

I. Koperasi sebaiknya memperluas jaringan pernasaran dan distribusi emping

rnelinjo yang dihasilkannya dan tidak hanya menjualnya secara langsung. Hal

ini bisa dilakukan diantaranya dengan pernbukaan outlet baru, kerjasa:rna

dengan agen penjual ernping rnelinjo, mernasok ernping ke toko-toko, pasar

swalayan dan berbagai pasar tradisional dengan tujuan untuk meningkatkan

penjualan dan rnengurangi jurnlah produk yang tidak terjual.

2. Untuk rnenjarnin pasokan bahan baku rnelinjo, koperasi seharusnya

rnengikutsertakan para petani rnelinjo dalarn keanggotaan koperasi.

3. Pernbangunan fasilitas gudang yang baru diharapkan dapat segera

dilaksanakan. Pernbangunan gudang baru ini bertujuan agar kontinuitas

persediaan bahan baku dapat terpenuhi, sehingga kapasitas produksi dapat

ditingkatkan.

Page 80: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

DAFTAR PUSTAKA

Aris Firmansyah, 2003. Analisis Strategi Pemasaran Emping Melinjo Pada Pusat Koperasi Pertanian (PUSKOPTAN) Pengembangan Banten. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2003

Atmakusuma, 1984. Komponen Biaya Pemasaran. (Jakrta : Cv. Yasaguna, 1984)

Azzaino, Z, 1981. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu Sosek Pertanian. Fakultas Pertanian, IPB Bogor.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2002. Luas Areal Tanaman Melinjo di Kabupaten Pandeglang (Pandeglang, 2002)

Bucklin, 1966. A TheOJy of Distribution Channel Structure (Berkeley : University of California, 1966)

Dahl, Dale C. and Jerome W Hammond, 1977. Market and Price Analysis. Mc Grow Hill Inc. United States

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang, 2005. Data Jumlah Unit Usaha, Jumlah Tenaga Ke1.1a, Data Nilai Bahan Baku dan Nilai Produksi Usaha Emping Melinjo Berdasarkan KecamatanTahun 2003-2004 (Pandeglang, 2005)

Dwi Arie Isdiyanto, 2002. Analisis Saluran Pemasaran Ayam Kampung (Gallus domesticus) di Jakarta Se!atan, Propinsi DK! Jakarta. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2002

Dwi Ria Safitri, 2003. Analisis Efisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus : Pemasaran PUSRI Daerah Jawa Timur). [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pe1tanian, 2003

Hidayati, Asri, 2000. Analisis Kine1.1a Sistem Pemasaran dan Lembaga Pemmjang Pemasaran Kaitannya dengan Pengembangan Produksi Rumput Laut di Kah. Lombok Timur. Tesis. Program Pascasarjana, !PB Bogor

http://warintek.progresio.or.id. Melinjo (Gnetum gnemon)

http://www.belitungisland.com. Proyek Perkebunan Me/injo dan Jndustri Melinjo

Page 81: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

64

Junandar, Uun, 2002. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Jndustri Kecil Emping Melinjo di Desa Dahu Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang. (Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2002

Juwita, Tarigan, 2002. Analisis Pemasaran Jeruk Siam Medan di Desa Payung Kecamatan Payung Kabupaten Karo, Sumatera Utara. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2002

Kohls, R. L, 1987. Marketing of Agricultural Products. The Macmillan Company

Kotler, Phillip, 1985. Manajemen Pemasaran. Analisis Perencanaan dan Pengendalian (Jakaita : Prenhallindo, 1985)

_______ , 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Sembilan (Jakarta : PT Indeks, 1996)

______ , 1997. Manajemen Pemasaran, Perencanaan, Jmplementasi dan Kontrol. Edisi Indonesia ( Jakarta : Prenhallindo, 1997)

Kotler & Armstrong, 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi. Sembilan (Jakarta : PT Indeks, 2004)

Krisnamurthi, Bayu, 2000. Pengertian dan Ruang Lingkup Agribisnis. Laboratorium Ekonomi dan Manajeman Agribisnis, IPB

Limbong W.H. & P. Sitorus. 1987. Pengantar Tata Niaga Pertanian. Jurusan Ilmu-ilmu Sosek Pertanian. Fakultas Pertanian, IPB Bogor

Mirawati, 2000. Kajian Pengembangan Manajemen Jndustri Kecil Emping Melinjo di Kabupaten Pandeg!ang. [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian, 2002

Mosher, A. T, 1981. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Disadur oleh Ir. S. Krisnandhi dan Bahrin Smad. Cetakan ke-7. Penerbit Cv. Yasaguna, Jakarta

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit LP3ES, Jakarta

Profil Desa, 2004. Dajtar lsian Data Dasar Projil Desa Menes Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang (Banten : Profil Desa, 2004)

____ , 2004. Letak elem Luas Wt/ayah Desa Menes

____ , 2004. Keadaan Alam Desa Menes

Page 82: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

65

____ , 2004. Komposisi Penduduk Desa Menes Menurut Pekerjaan dan U~ia Ta/nm 2004

____ , 2004 . .Jenis Penggunaan Tanah di Desa Menes Ta/nm 2004

Sutanto, Hatta, l 994. Budidaya Melin.Jo dan Usaha l'roduksi Emping Me/injo. Kanisius, Y ogyakarta

Thomek, W and Keneth, L. Robinson, 1990. Agricultural Product Price. Third Edition. Printing Corne! University Press. Ithaca

Thomsen, L. F and Forte, R. J, 1951. Agricultural Price. McGrow-Hill Book Company. New York

Umar, Husein. Rise! Pemasaran dan Peri/a/w Konsumen (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2000)

Undang, 2002. Budidaya Produksi Emping Melin.Jo Kecamalan Menes Kabupaten Pandeg/ang (Banten : Pusat Koperasi Pertanian, 2002)

Page 83: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI
Page 84: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

.OAJJ f\l'i I I KETUA I ' I PEN GA WAS

PENGAWASAN

WAKILKETUA I INTERN

,;, , . . ,

' I

SEKRETARIS ( BENDAHARA I

I I g Bagian U111un1 Bagian Bagian Bagian Bagian Penjualan/ ~an Administrasi/ Pembelian Persediaan Produksi Pernasaran

Akunting

,J_, I I I I I

Pembelian di Koord Pembelian Persediaan Persediaan Pemasak Pengrajin Koord Show Penjualan Kecamatan di Tangkil Emping Kp. Menes Em ping Pengrajin Room Curah/

Menes Kecamatan Lain Kee. Menes Kee. Lain Pasar

I

I I I Ko ordinator I Koordinator I

Kecamatan Kelompok Menes Pengrajin

I I I I I I I

ELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK KETUA KELOMPOK

iRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN PENGRAJIN .

:O:NGRAJIN DI KECAMAT AN LAINNY A (SELAIN KECAMAT AN MENES) DI WILA Y AH KABUP ATEN P ANDEGLANG

Page 85: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Lampiran 2. Sebaran Marj in Pemasaran Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian

Gema Reformasi Desa Menes Kecamatan Menes Kabnpaten Pandeglang Banten

68

1bag11 Uraian Saluran 1 Saluran 2 Saluran 3 Saluran 4 1asaran Rn/kf1 % Rn/Im % I Rn/Im % Rn/Im grajin Biava Produksi 12617,95 74,2 13285,70 71,8 I 12617,95 63 13000,00

Bia ya 100,00 0,5

I Tranno1tasi Keuntung:an 1697,84 9,9 2471,44 13,4 1697,84 8,5 2000,00 Mari in 1697,84 9,9 2571,44 13,8 1697,84 8,5 2000,00 1-lar!.!a Jual 14315.79 84,2 15857,14 85,7 14315,79 71,6 J 5000,llll

11gang Haroa BcE 14315,79 84,2 14315,79 71,6 gun1pul Biava 763,78 4,5 1010,78 5,1 l Keuntunnan 920,43 5,4 I 2173,43 10,8

Mnriin 1684,21 9,9 i 3184,21 15,9 Harna Jual 16000,00 94,1 17500,00 87,5

gcccr Har!!.a Beli 16000,00 94,1 15857, 14 85,7 al Biava 102,00 0,6 77,00 0,4 I

Keuntungan 898,00 5,3 2565,86 13,8 Mari in 1000,00 5,9 2642,86 14,2 I

L-J-Iarna Jual 17000,00 JOO 18500,00 100

r1cccr "

Han1a Beli 17500,00 87,5 r , Biava 318,90 1,7 r:1h Keuntungan 2181,10 10,9

Mari in 2500,00 12,5 1-Ian!a Jual 20000,00 100

11 Biava 865,78 177,00 1329,68 0 11 3516,27 5037,30 6052,37 2000 ntunrran 11 4382,05 5214,30 7382,05 2000 ·iin

ber : Data Primer diolah, 2005

~rangan :

t1garajin pada saluran pe111asaran satu, tiga clan e1npat tidak 1ne1npunyai biaya transportasi. Hal ini

•arenakan le1nbaga pe1nasaran yang 1nelakukan kegiatan pe1nasaranhnenyalurkan etnping 1neliitjo adalah

:lagang pengu1npl1l desa, sehingga yang 1nengeluarkan biaya transportasi bukannya pengrajin tetapi le1nbaga .._ . ~-.

tnasaran lainnya.

11grajin pada saluran pernasaran dua 111e1npunyai biaya transporlasi karena dala111 n1enyalurkan e1nping

~lirtjC: pengrajin 1nendatangi langsung pengecer lokal, sehingga han1s n1engeluarkan biaya sebesar Rp.

ll,00/kg ym1g dipcl'g1mnlrnn umuk tnmsponnsi.

% 86,7

13,3 13,3 100

Page 86: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

No.

I.

2.

3. 4. 5. 6.

69

Lampiran 3. Komponen Biaya Produksi, !liaya dan Marjin Saluran lPemasaran Tingkat

Satu Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes (Rp.000)

Uraian Pengrajin Pedagang Pengumpul Pengecer Lokal (Rn/K") Desa (Rp!_!(<J) <Rn/K<>)

Biava Produksi a. Biava Bahan Baku 7806,17 b. Biaya Bahan Bakar 4000,00 c. Biaya TK Luar Keluarga 48,00 d. Biava TK Keluarga 48,00 e. Biaya Penyusutan 715,78 Total Biava Produksi 12617,95 Biava Tetap dan Tidak Tetap a. Uoah TK 48,00 b. Penvusutan 5 % 715, 78 c. Transportasi 25,00 d. Sewa Kios 52,00 e. Restribusi 10,00 f. Plastik 15,00 Total Biava 763,78 102,00 Harga Beli 14315,79 16000,00 Harga Jual 14315,79 J 6000,00 17000,00 Keuntungan 1697,84 920,43 898,00 Mariin 1697,84 1684,21 1000,00

umber : Data Pnmer d1olah, 2005

Page 87: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

70

Lampiran 4. Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marjin Saluran Pemasaran Tinglrnt

Dua Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes (Rp.000) ·t,.,

No. Uraian Pengrajin Pengecer Lokal (Ro/K<>) (Ro/[(<>)

L Biava Produksi a. Biava Bahan Baku 8907,30 b. Biaya Bahan Bakar 4000,00 c. Biaya TK Luar Keluarga 48,00 d. Biaya TK Keluarna 48,00 e. Biaya Penvusutan 282,40 Total Biava Produksi 13285,70

2. Biava Tetap dan Tidak Tetap a. Upah TK b. Penyusutan 5 % c. Transportasi 100,00 d. Sewa Kios 52,00 e. Restribusi 10,00 f. Plastik 15,00 Total Biava 100,00 77,00

3. Harga Beli 15857,14 4. Harna Jual 15857,14 18500,00 5. Keuntungan 2471,44 2565,86 6. Mariin 2571,44 2642,86

Sumber : Data Pnmer d1olah, 2005

Page 88: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

No.

I.

2.

3. 4. 5. 6.

71

Lampiran 5. Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marjin Saluran F'emasaran Tinglrnt

Tiga Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes (Rp.000) '\.,

Uraian Peng raj in Pedagang Pengumpul Pengecer Lokal (Rp/K!!) Desa (R11/K!!) <Rn/K"l

Biava Produksi a. Biava Bahan Baku 7806, 17 b. Biava Bahan Bakar 4000,00 c. Biaya TK Luar Keluarga 48,00 d. Biaya TK Keluarna 48,00 e. Biaya Penvusutan 715,78 Total Biava Produksi 12617,95 Biava Tetap dan Tidak Tetap a. Upah TK 48,00 b. Penyusutan 5 % 715,78 c. Transportasi 25,00 d. Sewa Kios 52,00 e. Restribusi 10,00 f Plastik 15,00 Total Biava 763,78 102,00 Harga Beli 14315,79 16000,00 Harna Jual 14315,79 16000,00 17000,00 Keuntungan 1697,84 920,43 898,00 Mari in 1697,84 1684,21 1000,00

umber : Data Primer d1olah, 2005

Page 89: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

72

Lampiran 6 Komponen Biaya Produksi, Biaya dan Marj in Pemasaran Tingkat Empat

Emping Melinjo di Pusat Koperasi Pertanian Gema Reformasi Desa Menes (Rp. 000)

No. Uraian Pcmgraiin (Rp/Kv)

I. Biava Produksi a. Biava bahan baku 8188,22 b. Biava bahan bakar 4000,00 c. Biava TK luar keluarga 48,00 d. Biava TK keluarga 48,00 e. Biava penyusutan 715, 78 Total Biava Produksi 13000,00

2. Harga Jual 15000,00 3. Keuntungan 2000,00 4. Marj in 2000,00

Sumber : Data Primer diolah, 2005

Lampiran 7. Data Jumlah Unit Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja Usaha Emping Melinjo

di Kecamatan Menes Tahun 2002-1.004

No. Uraian Tahun

2002 20113 2004 I. Jumlah Unit Usaha 959 959 960 2. · Jumlah Tenaga Kerja 1.936 1.936 1.942

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang, 2005

' ~ ..

Page 90: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Lampiran 8. Data Nilai Bahan Balm dan Nilai Produksi Usaha Emping Melinjo di

Kecamatan Menes Tahun 2002-2004

73

·1---.

No. Uraian Tahun

2002 2003 2004 1. Nilai Bahan Baku (Rp.000) 6.150.900 6.150.900 6.150.900 2. Nilai Produksi (Ro.000) 8.602.500 8.602.500 8.602.500

Sumber : Dinas Penndustnan, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang, 2005

Lampiran 9. Banyaknya Tanaman yang Menghasilkan dan Produks.i Buah Melinjo di

Kecamatan Menes Tahun 2000-2003

No. Uraian Tahun

2000 2001 2002 2003 1. Produksi (Kwintal) 242 107 - 4.735 2. Banyaknya Tanaman 905 2.612 - 7.005

Sumber : Dmas Pertaman Kabupaten Pandeglang, 2005

. -.

Page 91: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

74

Lampiran 10. Banyaknya Bahan Balm dan Nilai Bahan Balm yang Dipakai Perusahaan

lndnstri Mennrut Jenis Produksi di Kabupaten Pandeglang Tahun 2000-2003

No. Uraian Tahun

2000 2001 2002 2003 I. Produksi (Ton) 4.923,49 4.923,50 316.307,00 4.968,40 2. Nilai (Ro.000) 29.450.946,00 29.665.321,00 44.282.930,00 29.810.946,00

Sumber : Dinas Pertaman Kabupaten Pandeglang, 2005

Lampiran 11. Banyaknya Produksi dan Nilai Produk~i pada Perusahaan lndustri

Menumt Jenis Produksi di Kabupaten Pandeglang 1['ahun 2000-2003

No. Uraian Tahun

2000 2001 2002 2003 I. Produksi (Ton) 2.952,20 2.952,20 3.000,20 2.976,19 2. Nilai (Rp.000) 44.282.930,00 46.707.076,00 47.466.488,00 44.642.930,00

Sumber : Dmas Pertaman Kabupaten Pandeglang, 2005

Page 92: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

,:(.,. •,

Cap

Page 93: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

t.• ..

\ t I l cf)>.')( I © > I

... /

~ -- - .. =

c,

J ·~ 0 @§

,J.· ,j

' '

....... _______ _ I

'-0g :c

i I.

-- -----.......... ,, . " ' '

'L-~---

), ., "' " "

• . .. -'

"0> -'

·"

Page 94: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

NAM !1

•l(C<· "--" . ..

"\.·-·

DEPARiTEMEN KOPERASI PENGUSAH/\ KECIL DAN MENENGAH REPUBU~ INDONESIA

~rzis~ Ver\rzln~1Hi "fi'f:.M/\ RtfORW~Sl '' Kteiwl~t\tt ~ri~s.

f\LAMAT/Tl:MI 'f,T

KEDUDUKAl•J 1~\J· ~VwM+\«J1n0ariQ Tu)ti- 11\ie;ru;s ~ttc, ttw1~s \~~:,~n 1'~1t1'121lGfu.tut

DIDAFTAR DALAM BUl<U DAFTAF! UMUM -DEPARTEMEN !<OPERAS!, PENGUSAHA KECIL. DAN MENENGAH - ;

REPUBLll< INDONESIA ' KA~JTOR DEPARTEMEf\J l<AGUP;\TEN P/l,NDEGLANG

Page 95: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

DEJ>,1.;,1EMEN KOPJi:l~J\Sl, I'ENCUSAllA l\.l•:Cll, llAN l\!li:Nl•:l'H;All 1\.1.

-:; )

/ i I : c ~ , . ' t

KANTOR WI LAY All l'ROI'J.N~L JA \VA llARAT KANTOR DEPARTEMEN KABUPA'T EN PANDEGLANG

Alamat : JJ. YusufMarta.dihiga No. 5 T~lp.(0253) 21121 Kod~ Pos 42: 12 - P?~:.hg1it,1g

I . ~ I ' ' I

j ' i ~ . I I ;_ - •

i ~·:.· :,.

UJ '\: ,:~r1~ ;. Ll ·11r,t

!·'!.' r,11_.,J.J~'.f'tl Jt"1

i 1 i; 11: 11 H : . J r 1

., '1.'.

, l I J , .,I,'._,

.;·.I. r 1 t I 'I f I l} ;/ l I ' "

j ,., .,

"\.,

·~- '..,· :,

! I

;,:•

" ' p l ~

. ,, q 'f 11' ( ;i / ,, ' f 'i

j

;-.(,I .- ) ; ·, I ' -' ~ '. ·, ! , i ''

,- '"• :'' '·' -' '; . ,I:

' " .,.., ! ' ( ':.' •· 1

(i·:·1

s- .-- . - .!

! r1riC•f"li-·: l ,-, l·lc•r:·1-::•r

•I•!·:·,- 1 1 I Jc,9 .:~f

'''·"

:•_J

''-',

. -:::-:

I . I ' !',."• •: >' il ) ::·!!··ti!

\ l ·.'i,'{•'-';' l j 1.

D·-~Z-j•l.'..'>1::..1 . .J,·.:·. i .. i.:-;

! ' •":"I ~ :_ '' i t c • I I • F i

'" l .. J, I ' I" I) I

I ! 1. ,, 1 , I '· .i t •

\ j 1 I \ _·,I' < ! • ! F

• I ';'"

i '. ,,.

I . ;

) I ' i! • J 1,"'

:.·.1

: j._-, _ ' '

·>' ,.

I ~ - [ ·

,:. ·.),,;

• ••.!' ,;· ;1r

!) I·;

11·!•• 1 1 I,,, , .. ,,

·I' !.!I ·•.<1 ;,,,, ",11

" ' '

'.

[ ,l ·~ l \ · 1,• t •,I' • ·:·!·'. t" :,: l.

,,

_, .

i-: .. :-i,·:_:u: .. 1

\' ·1 · 1!• I

" ' '' ,, '

'" ,,

Page 96: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

ERTAMf.\

E fl t l Pr

: f j GA

LJMA

M E M Li T LI S K A N

l'j!.'!T'IQC'=·.'.'1h/.;;:1n {)fi.·t~i f'C.:1nl.l.ir-i11r, l(cq:•C'l.i1!£.j f-1 f;'rt.:.1n~i:1n [;[/'Ii'\ id .. FClf\l•J(..)SJ ~:.ec~rri~1t;1r1 l·Jr:·n~::~ d.l ~::i1t11.1p.:1tf.:-ri fJ~11·1cJr::,qJtir1n •.111 1.•il.

~·.r:·l•1ri iut11·,-.-r di! c·liut 1.~_q1t'' iP·l (;[:fJI-) f.iJ:r£1l<1•i/1:.;1 ·,:o1i1-,·~:1 {•":' ,·1lc1111 1 1lll".1201pi.1! kc·du1Juh;1n di i.11111ri1.nq K;:~dul ornbcinci L1~·~-t1 /·!·::111.·~-·

!l1·11<1,·111 di•·.,-d1J..J•,t11r1·1.1 r"il- t '-•t i't·r1d1r.i.:o) Ji,tq1.· __ •J 1\~.J • .. t:Li,t(_!,!JIJ•clfl

cJJiH<:1k~.ud d.ihtuf/1 F'l:fi-IH/'lrl, .rt1dt.:;;1 f;c•per;;1·;:.j ter:.:.e·but if1::rr•r·.::·1-­

ciJ eh =·t ritu:. B21dcin Huh:u111. -------------·-·-------------- -- --·-···

t-ic11nc1r dc1f-1 t;1ri99nl ~:uri1t };;eputu!: . .:1n (1/.:t,:1 Pc,ndir.i.:1n he1.::.c:•rt<-1 T"1t:Hl1i:1, illi"lll!;1l!l.{'fll!J1-!I l·<:duClL!l1;,-111 1.:(.ij){;'/"\1':!.

ULil &:1f/1 lh1Ji.u !):::11 t ;:ir l.lrnum dc,11q1:1n /IJ~'n!,;gt-11·1r1J..t1n r1!:i,·11~::i,.

><c:·pultt!::·i"in ir1.i c!.i!; . .:unpo:1ili', .. ,o) djJ~0ti1~1t1i.--·-----·--·------

J1.epi'1dz1

1::npr:'l"t1!:.i d ! ( ·1l .. :1i

U/"U l,

Agar setiap or~ng {'!'.(ti l'1,-11dt1 I.Ill ) 11/'~,'I ,1'·! l 111 d111 .. 1 ,,

_111c.•no1u11t111d:. tin

Llc·r 1 I i:1 f~.i::t1.t-1 r 1:1

r 1r·nqcn· .d 1.11 t

l \ t! r.• 1._t ! ' I l :

J ,-;do1·1r:-~ . .i £"1. ---· ·· - ---· - - -·

J ! I ( : ' ~. , t I d·. ,- JI 1 d t r·r,1.Jt;1·t.:a ;-,/.)(\, I . ' I ' j . f I . ~ ' I " I '· 1 ' \ l t"1,' 1'f Uh't1;,;.·1 t'·,· 1,:.-,

11,/·i.f'I /-ill 1-:J !.(1; ! l~/1~:·J ~

f·· Ll ~::.."'L:~.f.:.j-{{-i .I·.!. Cl L [)f-11·1 l'iEl -iEl·,(;.-:·11--1

~r.;21/.: f•1enter1 h.C1f:·t21-cis ... 1 ~P·~·n·;~ 1.1;:;.;;;f·1::< ·2~:1 _i dr-:r·r f•;£:•nr~-ri~1nh ~*S2J<.1~etrq·}-::. Jt:r-·d!?1-;4J UcpJ,:or·~ r·; d,.,,, l·i '~I di .J.:th;;u·t.t:t; ~Ptth·. £>.ir_is;:11 1:cq:-ic:rii!;._i f1vr1i·C•l•, f'I di.di !'I I·.'! .:Ji J~ik£·;r tc.i; 1pc1k ViiJ .. .-111~1il Pt:·f.d .. c1i.1~ J·') .. d11ii :·I r•,-c11•.Ji·,11,'11· cli !:li"'(ndurii:,1; ,- i ·--··-------·~--·-·--····-·-······

Page 97: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

SURAT !JIN TEMPJ\T US/tHA PETJKA N:

TAPEM / 19 9:l :Serie A

---·--·--.. GCLONGAN I N '.' 000469

'IUP,\TJ KEPAL\ DM'RAH_TINGKAT II PA1'DEGLANG

n1berikan ljin Tt:111pa! L:iaha kcpada:

45 TAHUN ___ , PF.I\!! L! K PER USA I fAAN

JENJS PERUS.-\H.-\·\N

NM,/A PERUS1\llAAN

r1:.\IPAT PERUSAllAAN Kl-. J J L, K,.DlJ KOViiJONG DESA / KELURAf/AN .r.li!:X&S KECAMATAN

KABUl'ATl'N D1\ERA!-[ TINGKAT Tl PANDEGLANG

l'GA'l !(ETENTUAN Sllll.: , -.---.. . . -----: 26 APP. JL 2082 3 ( 'L'iga)

SunH l.1111 1n1 b~rlak\l 1;an1j~iil dcngnntanggal ; -------------·- brrl<lku __ ···---~··- tnhun ..1;111 ~lapat diperp:lnJang upabila pcn1s:ih:i:111 bc15angkutan n1crncnuhi pcrsyaratun bcrdas:irkan kctcntuan Peraturan Pcrundang-undangan ::ang bt:rlaku, dcngan n1cngajuknn pcrn1ohonan kc1nbali.

Pengusaha Ji;.iru~ 111e1nbayar· Pa1:i.K Pend:1r1:1r:tn pcru~ahaan d~:n Rctribusi .Hak Tetap bagi Peinegang Jjin Ganggua11, bi!rdasarkan Pcrda Kabupalen Dati II Pandeglang No1nor 4 rahun 1992 ~cbi:sar Rp. 22.5c0,- setiap tahun.

Pcngusaha harus mcn1iliki 31UP dan TOP yang dikeluarkan Dcpartcmcn Pcrindustrian & Per­cl<1gangan Kabupatcn Pandeglang, berdt·sarka.:i u!lda:1g-undang Nomor 3 tahun 1982 dan diharusk:tn n1endapa 1.ka l Rekon1cr,dasi dari Jnstansi tcrkait scsuai dengan jcnis Pcrusahaan bc.rsangkutan.

l'Ei,GUSAHA J-IAR 1JS Ml:Ml'ER!-IATIKAN.

<1.~~1-:~1-~n!n______ B<lngun<1n hurus 'crhuat dari baban yu.r:~ tidak nn1dah tcrbakaf, hanis n1cnyedi:\ka11 alat pen1ac!an~ kcbakaran scrta mcntaati kctcntuan; kC'&da-

111at:.\n kcrja d,1n llarus tcrscdia g..Jdang yang 1ncn1cnuhi syarat untuh. renyi1npanan baning.

b. Kctcrtiban Pcnyin1p~inan nnrang harus tenib, rapih tidak mi.:ngganggu lalu lintas dan ------·-- kcind;1han, harus mcntuati ketentuan jan1 kcrja serta pcndirian- bangunan

ha··11,~ :,csu<ii (kng;1n l;ctcntuan yang ditetapkan oh:h Pcmcrintah Oaerah Tirgk;1 t . f Pandcglang.

l'. Kcbcrsih~111 l~ Keschata:1: Pcrusohaan han1s n1enjag:i dan 1nc1nc!ihara kebcrsihan Jingkungan, 1\1enyediaka11 1e1npat pcn1buangan sampah dan atau sarana pengolaban li111Dah, n1cnjaga kcnn1ngkinao tin1bu!nya penccmaran lingkungt1n.

Bagi Pen1sahaan ya,1g tijak 1nentaati kctentuan tcrsebut diatas sesuai dengan jcnis usahanya aknn di:tn1~1il tindakan l crda::<ukan huku111 yang bcrlaku, scrta akan dicabut Jjin Tcn1pa! UsahnnyH<

Pandcglang, __ 26 -=-:'.Pril__:::___ 19 _29

BUPAT! KEPALA D,\ERAH TINGKAT Jl

'"

..

"' 1::' >

'

·' I

). ' '• ;

' ·~

).

--

t' ' ~· '

;

' .. '

' ..

'

'i,. , ..

'

:·,.,

' ,;::

' " } Ii

•,\ '

I I 1

l

Page 98: SUSI NURASIAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12543/1/SUSI... · Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Lampiran 16. Jumlah Unit Usaha yang Memiliki Snrat Izin Usaha

No. Nam a No. Ijin & Tgl Lokasi Pernsahaan Jen is Jenis Jumlah Kapasitas Perusahaan/Pemilik Pendaftaran Perusahaan Produksi TK Produksi/thn

1. PD. Sari Jaia/ 503/150-indagpas Kp. Bojong Canar lndustri Emping 187 30 ton H. Jasari B. Sanjaya 21 Feb 2003 Ds. Cipicung kerupuk dan melinjo

Kee. Menes seJemsnya 2. Yayasan YPC Budi 503/ I 50-indagpas Kp. Pabuaran lndustri Emping 2 3,6 ton

Asih/ 16 Agustus 2003 Ke!. Pagadungan kerupuk dan melinjo Ahmad Sahrani Kee Karang Tanjung Seje11IS!1ya

3. PD. Mekar Sri Sakti/ 503/284-indilgpas Kp. Kadu Hapa Industri Emping 2 4,5 ton Upi Jupri 21 Juli 2004 Ds. Babakan Lor pembuatan melinjo

Kee. Cikedal en1p1ng Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pandeglang, 2005