survey pasar.doc

43
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya, pasar yang sederhana atau sempit adalah tempat bertemunya calon penjual dan pembeli barang, yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan hidup konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, jenis dan karakteristik pasar semakin beragam. Salah bentuknya adalah pasar modern seperti swalayan, minimarket hingga hypermarket . Keberadaan pasar tradisional dan pasar modern menjadi menarik untuk dipelajari terlebih dalam bidang pemasaran hasil pertanian yang sangat erat kaitannya dengan pasar dan konsumen. Komoditas-komoditas hasil pertanian seringkali menjadi produk andalan baik di pasar tradisional maupun modern. Seperti halnya cabai dan kacang hijau. Kedua komoditas tersebut sangat popular di kalangan masyarakat sebagai konsumen. Hampir di setiap pasar, baik tradisional dan modern keberadaan kedua komoditas tersebut dapat ditemukan. Bila dilihat dari struktur pasarnya, pasar tradisional memiliki jumlah pedagang yang jumlahnya lebih banyak sehingga pembentukkan harga lebih cenderung beragam jika dibandingkan dengan pasar modern. Faktor-faktor yang menyebabkan pembentukan 1

Upload: precillya-grace

Post on 20-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

laporan survey pasar tradisional mergan tentang konsentrasi pasar cabai merah, rawit dan kacang hijau serta mekanisme penentuan harga yang terjadi pada pasar tradisional mergan dan carrefour malang.

TRANSCRIPT

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengertiannya, pasar yang sederhana atau sempit adalah tempat

bertemunya calon penjual dan pembeli barang, yang dibutuhkan sesuai dengan

kebutuhan hidup konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, jenis dan

karakteristik pasar semakin beragam. Salah bentuknya adalah pasar modern

seperti swalayan, minimarket hingga hypermarket.

Keberadaan pasar tradisional dan pasar modern menjadi menarik untuk

dipelajari terlebih dalam bidang pemasaran hasil pertanian yang sangat erat

kaitannya dengan pasar dan konsumen. Komoditas-komoditas hasil pertanian

seringkali menjadi produk andalan baik di pasar tradisional maupun modern.

Seperti halnya cabai dan kacang hijau. Kedua komoditas tersebut sangat popular

di kalangan masyarakat sebagai konsumen. Hampir di setiap pasar, baik

tradisional dan modern keberadaan kedua komoditas tersebut dapat ditemukan.

Bila dilihat dari struktur pasarnya, pasar tradisional memiliki jumlah

pedagang yang jumlahnya lebih banyak sehingga pembentukkan harga lebih

cenderung beragam jika dibandingkan dengan pasar modern. Faktor-faktor yang

menyebabkan pembentukan harga yang relatif signifikan perbedaannya itulah

yang menjadi menarik untuk dipelajari dan dianalisis.

Oleh karenanya, penulis mencoba melakukan analisis struktur pasar

melalui kegiatan survey pasar dengan mengambil sampel pasar Mergan sebagai

sampel pasar tradisional dan Carrefour sebagai pasar modern yang ada di wilayah

Malang. Variable penelitian yang digunakan adalah komoditas pertanian seperti

yang telah disebutkan sebelumnya yaitu cabai dan kacang hijau.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan dalam laporan survey pasar ini

bertujuan untuk membatasi analisis survey pasar yang dilakukan, diantaranya:

1

1. Bagaimana ketersediaan komoditas cabai dan kacang hijau pada

masing-masing pasar (Pasar Tradisional Mergan dan Carrefour)?

2. Bagaimana mekanisme penentuan harga pada kedua pasar tersebut

(Pasar Tradisional Mergan dan Carrefour)?

3. Adakah diferensiasi harga pada masing-masing pasar (Pasar

Tradisional Mergan dan Carrefour)?

4. Bagaimana struksur pasar pada kedua sampel pasar tersebut (Pasar

Tradisional Mergan dan Carrefour)?

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan survey pasar antara lain adalah:

1. Mengetahui struktur pasar dari masing-masing sampel pasar.

2. Mengetahui mekanisme penentuan harga pada masing-masing sampel

pasar.

3. Mengetahui diferensiasi harga pada masing-masing sampel pasar.

1.4 Manfaat

Kegiatan survey pasar ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang

terkait dalam kegiatan pemasaran:

Bagi pelaku pasar

Untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi tentang pasar

sehingga dapat meningkatkan volume produksi dan efisiensi dalam

menentukan harga jual produk.

Bagi mahasiswa

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pasar beserta struktur dan

mekanisme penentuan harga dalam pasar, baik tradisional maupun

modern.

2

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Komoditas

2.1.1 Cabai Merah

Cabai merah merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai

ekonomi. Pemanfaatan cabai merah sebagai bahan baku industri pengolahan

(makanan obat-obatan dan kosmetika) memberikan prospek yang cerah

sebagai sumber pertumbuhan di sektor pertanian (Hutabarat dkk., 1999).

Cabai merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Tanaman

ini berakar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Batangnya

tidak berbulu, tetapi banyak cabang, daunnya panjang dengan ujung runcing.

Ada dua golongan tanaman cabai yang terkenal yaitu cabai besar (Capsicum

annum L) dan cabai kecil (Capsicum frustescens L). Jenis cabai yang termasuk

dalam golongan cabai besar adalah cabai merah (Capsicum annuum L. var

Longum L), cabai paprika (Capsicum annuum L. var grossum L.), cabai

bulat/udel/domba (Capsicum annuum L. var. abberiata Fingerhuth). Cabai

merah buahnya panjang dengan ujungnya runcing dan posisinya menggantung

pada ketiak daun. Ketika muda warna buahnya hijau, setelah tua berubah

menjadi mera. Cabai yang termasuk golongan cabai kecil adalah cabai rawit,

cabai cengek, cabai hias (Sunarjono, 2004).

Menurut Sunarjono (2004) cabai dapat ditanam, baik di dataran rendah

atau dataran tinggi. Syarat agar tanaman cabai tumbuh baik ialah tanah

berhumus (subur), gembur, dan PH tanah 5-6. tanaman cabai tidak tahan hujan

terutama pada waktu berbunga sehingga waktu tanam cabai yang baik ialah

pada awal musim kemarau.

Cabai besar termasuk tanaman semusim berbentuk perdu atau setengah

perdu yang mempunyai sistem perakaran agak menyebar. Batang utama

tumbuh tegak dan pangkalnya berkayu. Daun tumbuh secara tunggal dengan

3

bentuk sangat bervariasi yaitu lancip sampai bulat telur dan ujungnya runcing.

Cabai kecil dapat tumbuh dua sampai tiga tahun, termasuk tanaman perdu dan

berbunga majemuk. Tiap tandan bunga terdiri dari banyak bunga dan buah

bentuk ukurannya kecil tersusun bergerombol. Bentuk dan ukuran buahnya

bervariasi (Rukmana, 1994).

Nazaruddin (1999) menjelaskan bahwa cabai merah merupakan salah

satu jenis sayuran yang baik diusahakan di dataran rendah. Cabai merah

menghendaki ketinggian tempat 0-1.200 mdpl dengan intensitas matahari

tinggi dan kelembapan sedang. Cabai baik ditanam saat musim hujan, tetapi

harus diingat dahulu jenis lahannya. Untuk lahan bekas sawah, penanaman

dilakukan pada akhir musim hujan, sedangkan untuk lahan tegalan, dilakukan

pada awal musim hujan.

Terkait dengan pemasaran, harga cabai sangat fluktuatif tergantung

pasokan yang ada. Faktor yang menyebabkan harga cabai berfluktuasi adalah

1) harga cabai jatuh pada saat yang sama pada tahun-tahun sebelumnya yang

menyebabkan petani enggan menanam cabai sehingga pasokan tidak mampu

memenuhi permintaan pasar, 2) sentra-sentra penanaman cabai tidak mampu

menyuplai permintaan pasar akibat areal mengalami kebanjiran dimusim

hujan, 3) banyaknya areal penanaman cabai terserang penyakit (Prajnanta,

2005).

2.1.2 Cabai Rawit

Cabai rawit (Capsicum frutescens) memiliki ukuran buah yang kecil

dengan rasa yang pedas bila dibandingkan dengan cabai besar. Tanaman cabai

rawit dikenal sebagai tanaman cabai paling mudah beradaptasi dengan

lingkungan tempat tumbuhnya dan tanaman yang luwes dibudidayakan.

Namun daerah tumbuh yang paling cocok yaitu dataran dengan ketinggian 0-

500 meter dari permukaan laut. Kondisi tanah secara umum harus subur

dengan derajat keasaman (ph) tanah antara 6,0 ‐7,0. Kelembaban tanahnya

harus cukup dengan ditandai oleh kandungan air yang tidak berlebihan dan

tidak kekurangan. Tanah tersebut juga mempunyai suhu yang sedang, tidak

4

terlalu panas, dan tidak terlalu tinggi yaitu berkisar antara 15° ‐ 28 ° C. Hanya

saja, cabai rawit yang ditanam di tempat yang berbeda akan menghasilkan

produksi yang berbeda pula. Oleh karena itu, cabai rawit lebih unggul

dibandingkan dengan cabai besar. Keunggulan tersebut yaitu cabai rawit lebih

tahan terhadap hama penyakit khususnya penyakit layu bakteri, busuk buah,

dan bercak daun (Setiadi 1999).

Umumnya, para petani di Pulau Jawa mengenal tiga musim dalam

menanam cabai rawit, yaitu musim labuhan (saat hujan mulai turun), musim

marengan (saat hujan akan berakhir), dan musim kemarau. Pada situasi

lapang, kebanyakan petani melakukan pemanenan berdasarkan pada keadaan

pasar. Bila pasar cabai kurang menguntungkan, buah dipanen dalam keadaan

yang benar-benar tua. Sebaliknya bila keadaan pasar menguntungkan, petani

menanam cabai rawit dengan selang waktu pendek dengan warna yang belum

merah merata.

Cabai rawit memiliki beberapa varietas, salah satunya yaitu cakra

putih. Cakra putih merupakan varietas cabai rawit merah yang berwarna putih

kekuningan saat muda dan akan berubah merah cerah saat masak.

Pertumbuhan tanaman varietas ini sangat kuat dan membentuk banyak

percabangan. Posisi buah tegak ke atas dengan bentuk agak pipih dan rasa

sangat pedas. Cakra putih dapat dipanen pada umur 85-90 hari setelah tanam.

Keunggulan dari varietas ini yaitu tahan terhadap serangan penyakit

antraknose (Rukmana 2002).

2.1.3 Kacang Hijau

Komoditi kacang hijau mempunyai arti yang strategis karena

menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan

serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan kacang

hijau akan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk

dan berkembangnya industri pangan dan pakan.

Permintaan komoditas kacang hijau terus memperlihatkan peningkatan

seiring dengan semakin beragamnya pemanfaatan kacang hijau untuk berbagai

5

keperluan. Ekspor kacang hijau Indonesia sudah ada sejak tahun 1920 pada

waktu itu diekspor ke Singapura. Di samping ekspor, Indonesia juga

mengimpor kacang hijau dari Rangon. Jadi, jelaslah bahwa kacang hijau sudah

sejak lama mempunyai andil dalam perekonomian nasional.

Tanaman ini tumbuh baik pada tegalan dan sawah sebagai tanaman

penyelang padi, kacang hijau tumbuh baik bila ditanam pada musim kemarau,

karena jika terlalu banyak hujan penyakit tanaman akan berkembang serta

menurunkan mutu biji panenan.

Tumbuh baikpada berbagai jenis tanah yang berdrainase baik, tetapi

yang terbaik pada tanah liat berlemung dan tanah lempung yang mengandung

bahan organik tinggi, kemasaman tanah yang dikehendaki adalah pH 5,8 –

7,0, sedangkan yang paling baik adalah pH 6,7. curah hujan yang baik

diperlukan berkisar 50 – 200 mm / bulan dan ketinggian tempat 750 m dari

permukaan laut.

Dari sisi ekonomi, kacang hijau termasuk tanaman pangan yang

banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, harganya relatif stabil.

Hingga saat ini permintaan kacang hijau belum mencapai titik jenuh. Hal ini

terlihat dari permintaan yang setiap tahun terus mengalami peningkatan.

Namun, satu hal yang disayangkan, permintaan kacang hijau ini tidak diikuti

oleh perkembangan luas lahan tanamnya. Dengan demikian, kekurangan

permintaan tersebut terpaksa harus dipenuhi dengan mengimpor dari beberapa

Negara lain seperti India, Filiphina, dan Thailand.

Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis kacang

lain seperti kacang tanah dan kacang kedelai dari sisi agronomi dan ekonomi.

Dari sisi agronomi, kacang hijau termasuk jenis tanaman yang tahan

kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur. Artinya, kacang

hijau mampu hidup dan berbuah di daerah kering. Kacang hijau juga tahan

terhadap hama dan penyakit. Hal ini terlihat dari jenis hama dan penyakit yang

menyerang tanaman kacang hijau relatif lebih sedikit dibandingkan dengan

tanaman kacang-kacangan lain. Dengan demikian, resiko kegagalan panen

6

juga semakin kecil. Selain itu, sistem budidaya tanaman kacang hijau juga

relatif mudah.

2.2 Struktur Pasar

Pasar merupakan tempat terjadinya pemenuhan kebutuhan dan keinginan

dengan menggunakan alat pemuas kebutuhan yang berupa barang atau jasa,

dimana terjadi pemindahan hak milik antar penjual dan pembeli (Sudiyono, 2002).

Pasar menjadi penting artinya bagi produk pertanian karena tujuan dibangunnya

pasar yaitu untuk memberikan kesempatan kepada konsumen untuk membeli

produk pertanian dengan harga yang terjangkau dan agar fluktuasi harga yang

terjadi di pasar grosir merefleksikan harga di tingkat pasar eceran (Supari, 2001).

Dalam sistem pemasaran perilaku penjual dan pembeli pada suatu pasar

tertentu selalu dipengaruhi oleh petunjuk harga dan kemungkinan substitusi dari

pasar-pasar lain penyebaran dan pemanfaatan informasi antar pasar mengenai

komoditas bersangkutan bergerak secara bersamaan. Kondisi tersebut

memungkinkan adanya integrasi antar pasar yang merupakan salah satu indikator

pemasaran yang efisien (Heytens dalam Adiyoga dkk, 1999).

Secara ekonomi, kekuatan pembentukan harga akan berbeda antara suatu

tingkat pasar dengan tingkat yang lain, karena setiap pasar memiliki kurva

penawaran dan permintaan yang berbeda (Purnaita, 2001). Harga memegang

peranan yang penting dalam mengambil keputusan jangka panjang dan jangka

pendek. Dalam jangka panjang, harga-harga itu hendaknya memberi optimisme

untuk alokasi sumber-sumber daya dan kepuasaan konsumen. Dalam jangka

pendek, harga-harga harus memudahkan perdagangan dan arus peredaran barang

yang tepat pada waktunya (Anindita, 2004).

Menurut Kohls dan Uhls dalam Yogi dan Lihan (2000) dalam kondisi

tertentu semua harga pada pasar adalah seragam atau sama setelah diperhitungkan

penambahan biaya untuk kegunaan tempat, waktu dan bentuk. Pada realitasnya

harga tidak selalu seragam pada setiap pasar, sehinggga mereka menyatakan

perbedaan harga antar pasar sebanding dengan biaya pemindahan produk antar

pasar. Dengan demikian apabila biaya pemindahan antarpasar relatif tetap,

7

perbandingan harga antar pasar relatif tetap juga atau terjadi keterkaitan harga

antar pasar.

Secara konseptual pasar merupakan kelembagaan yang otonom. Dalam

bentuknya yang ideal, maka mekanisme pasar diyakini akan mampu mengatasi

persoalan-persoalan ekonomi dengan pengawasan politik dan social yang minimal

dari pemerintah dan komunitas. Pasar tak lagi bermakna sebagai tempat atau

lokasi belaka, namun sudah meluas sebagai bagian penentu aspek moral

kehidupan kolektif ditingkat desa hingga nasional. Dalam kehidupan sector

pertanian, terlihat fenomena otonomnya para pedagang hasil-hasil pertanian,

dimana mereka seakan-akan membangun dunianya sendiri, misalnya timbulnya

pedagang kaki tangan dan pedagang komisioner (Syahyuti, 2004).

Salah satu karakteristik komoditi pertanian yang sangat penting dalam

mempelajari struktur pasar adalah sifat homogen dan massal. Sifat homogen

mengindikasikan bahwa konsumen tidak bias mengindikasi sumber-sumber

penawaran disubstitusi secara sempurna oleh produsen lainnya. Sifat massal

memberikan indikasi bahwa jumlah komoditi pertanian yang dihasilkan seorang

produsen dianggap sangat kecil dibandingkan jumlah komoditi total yang

dipasarkan, sehingga produsen pertanian secara individual tidak dapat

mempengaruhi harga yang berlaku di pasar dan bertindak sebagai penerima harga

(price taker).

Terdapat empat karakteristik pasar yang perlu dipertimbangkan dalam

menentukan struktur pasar: (1) jumlah dan besar penjual dan pembeli, apakah

penjual relatif banyak sehingga tidak terdapat seorang penjual pun yang dapat

mempengaruhi harga; (2) keadaan produk yang diperjualbelikan, apakah produk

tersebut homogen, berbeda corak ataukah produk tersebut unik sehingga tidak ada

penjual lain yang dapat mensubstitusiikan produk yang dijual tersebut; (3)

kemudahan keluar dan masuk pasar; (4) pengetahuan konsumen terhadap harga

dan struktur biaya produksi. Pada umumnya karakteristik jumlah penjual dan

keadaan komoditi yang diperjualbelikan merupakan karakteristik utama dalam

menentukan struktur pasar (Sudiyono, 2002).

8

Untuk mengetahui market structure maka penggolongan tingkat

konsentrasi pasar didasarkan pada tingkat konsentrasi pasar yang diukur dengan

menggunakan rumusan Concretation Ratio (CR) dan The Herfindahl-Hirschman

Index (HHI). Pada umumnya, pengukuran ini lebih banyak dilakukan untuk

derajat struktur oligopoli yang terjadi. Struktur industri oligopoli ini semakin

penting dipelajari karena merupakan bentuk campuran antara struktur persaingan

sempurna dengan monopoli (Hasibuan, 1994).

2.2.1 Konsentrasi Pasar

Jumlah dan ukuran perusahaan adalah faktor penting yang menentukan

struktur pasar. Dimana jumlah dan ukuran pasar tersebut akan menentukan

tingkat konsentrasi dalam sebuah industri (Prasodjo, 1997).

2.2.1.1 Ukuran Pasar

1. Jumlah penjual

Faktor yang paling penting dalam menentukan kekuasaan

adalah jumlah penjual. Dimana, pasar persaingan sempurna

terdapat banyak penjual. Banyak disini berarti relatif, dimana

dengan banyaknya penjual mengakibatkan mereka tidak memiliki

kekuasaan pasar. Jumlah penjual akan mempengaruhi perilaku

karena jumlah akan mempengaruhi ekspektasi tiap perusahaan

terhadap perlikau pesaingnya.

2. Ukuran Perusahaan (Pangsa Pasar/ Market Share)

Pangsa pasar adalah perbandingan antara hasil penjualan suatu

produsen atau perusahaan dengan total penjualan dalam suatu

pasar. Pangsa pasar menggambarkan struktur pasar yang relatif

lebih baik dibandingkan dengan hanya melihat jumlah perusahaan

yang bersaing dalam industri yang bersangkutan.

Menurut Soekartawi (1993), ada beberapa cara untuk

menghitung konsentrasi pasar dengan menggunakan pangsa pasar,

antara lain:

a. The Lorenz Curve dan Koefisien Gini9

Pada kurva Lorenz, sumbu X menggambarkan perusahaan yang

diurutkan berdasarkan ukuran (pangsa pasar) dari yang terkecil

hingga terbesar, lalu dikumulatifkan. Sumbu Y adalah persentasi

kumulatif dari output perusahaan-perusahaan tersebut. Semakin

besar penyimpangan dari garis diagonal maka akan semakin besar

ketidakseimbangan dalam ukuran perusahaan.

Koefisien Gini adalah ukuran yang menggambarkan informasi

dalam kurva Lorenz. Ketika semua perusahaan memiliki pangsa

pasar yang sama maka Koefisien Gini dalam industri tersebut

adalah 0, sedangkan bila satu perusahaan menguasai semua output

maka Koefisien Gini sama dengan 1.

Keterangan:

R = koefisien gini

Pk = presentasi kumulatif jumlah pedagang dalam kelas ke-i.

Pk-1 = presentasi kumulatif jumlah pedagang sebelum kelas ke-i.

qk = presentasi kumulatif jumlah vol. pembelian dalam kelas ke-

i.

qk-1 = presentasi kumulatif jumlah vol. pembelian sebelum kelas

ke-i.

k = jumlah kelas pedagang

b. Rasio Konsentrasi (CR)

Rasio konsentrasi merupakan elemen struktur pasar yang sering

digunakan dalam studi ekonomi dalam menganalisa SCP.

Konsentrasi merupakan gabungan dari pangsa pasar beberapa

perusahaan terbesar (Leading Firm) di dalam suatu pasar. Biaya

10

konsentrasi ini diukur minimal pada dua perusahaan dan paling

banyak delapan perusahaan terbesar.

Perhitungan konsentrasi untuk mengetahui bagaimana struktur

pasar suatu industri tertentu dapat dilihat dari penjumlahan nilai

penjualan perusahaan tertentu terhadap total penjualan industri,

atau yang lebih dikenal dengan market share.

Rasio Konsentrasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

CRX = ∑ Si

Keterangan:

CRx = Concentration Ratio dari X perusahaan terbesar dalam

industri

Si = persentase market share perusahaan ke-i

Nilai CR berkisar antara 0 sampai 100, dimana bila mendekati

0 berarti bahwa konsentrasi pasarnya kecil (mendekati pasar

persaingan sempurna) dan bila mendekati 100, berarti bahwa pasar

sudah mulai jenuh (mendekati monopoli atau oligopoly).

Perhitungan konsentrasi pasar dengan menggunakan CR

(Kirana, 1993) memiliki keunggulan dan kelemahan.

Keunggulannya adalah pengukuran akan menjadi lebih mudah

karena didukung oleh data-data. Sedangkan kelemahannya antara

lain pengukuran yang dilakukan hanya menggambarkan

perusahaan-perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar saja

sehingga tidak menunjukkan distribusi antar perusahaan dalam

industri tersebut, tidak memberikan informasi mengenai masuknya

pesaing-pesaing baru yang masuk ke dalam industri, tidak

memberikan informasi mengenai perubahan posisi dan rangking

perusahaan, dan tidak menjelaskan tipe perilaku perusahaan dalam

pasar.

11

c. Hirschman Herfindahl Index (HHI)

Indeks herfindahl adalah menghitung jumlah kuadarat dari

market share seluruh perusahaan dalam industri. Dengan

menggunakan HHI, data yang diperlukan adalah pangsa pasar dari

seluruh perusahaan dalam suatu industri. HHI dapat dirumuskan

sebagai berikut:

HHI = ∑ Si2

Keterangan:

HHI = Jumlah kuadrat dari market share seluruh perusahaan

dalam pasar.

Si = Persentase market share perusahaan ke-i

Nilai HHI berkisar antara 0 hingga 1. Jika nilai HHI mendekati

0 berarti pasar tersebut memiliki struktur persaingan sempurna.

Sebagai contoh, bila dalam suatu pasar terdapat ratusan atau

bahkan ribuan perusahaan yang bersaing, maka tiap perusahaan

memiliki market share yang sangat kecil bahkan mendekati 0%

sehingga nilai HHI yang diperoleh adalah 0. Sedangkan bila nilai

HHI mendekati 1 maka industri tersebut memiliki struktur

monopoli. Sebagai contoh, nila hanya terdapat satu perusahaan

dalam sebuah pasar, maka perusahaan tersebut menguasai pangsa

pasar sebesar 100% sehingga nilai HHI yang diperoleh adalah 1

yang mengindikasikan bahwa struktur tersebut adalah monopoli.

d. Rosenbluth Index

Indeks Rosenbluth adalah alat analisis untuk mengetahui

tingkat konsentrasi lembaga pemasaran yang terlibat dalam

pemasaran suatu komoditi pada suatu wilayah pasar (Kotler, 1997).

Indeks Rosenbluth didasarkan pada peringkat setiap perusahaan

dan pangsa pasarnya, dengan rumus sebagai berikut:

12

Dimana, R merupakan indeks Rosenbluth dan Si adalah pangsa

pasar (market share) perusahaan ke-i. Nilai indeks Rosenbluth

berkisar antara 1/n ≤ R ≤ 1. Jika nilai yang diperoleh cenderung

mendekati batas minimum maka struktur pasar yang terbentuk

cenderung pasar persaingan sempurna, sedangkan apabila

mendekati batas maksimum maka struktur pasar yang terbentuk

cendrung pasar oligopoly.

2.2.1.2 Penyebab Konsentrasi Pasar

Konsentrasi pasar (Kotler, 1997) yang terjadi dalam sebuah

industri disebabkan oleh beberapa faktor teknis antara lain:

1. Ukuran Pasar

Ukuran pasar memberikan pengaruh yang sangat penting

dalam menentukan angka konsentrasi. Dalam pasar yang luas

(diukur berdasarkan volume bisnis ataupun jumlah pembeli)

akan memberikan lebih banyak bila dibandingkan dengan pasar

yang lebih kecil.

2. Skala Ekonomis

Ukuran pasar saja tidak cukup untuk mendapatkan pangsa

pasar yang besar, selain itu diperlukan sebuah efesiensi.

Dimana perusahaan yang lebih efisien cenderung untuk dapat

memperbesar pangsa pasarnya sehingga pasar akan lebih

terkonsentrasi.

3. Kelangkaan Sumber Daya

Kelangkaan sumber daya dapat menjadi salah satu

hambatan masuk. Sehingga industri dengan sumber daya yang

13

terbatas akan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi.

4. Pertumbuhan Permintaan Pasar

Pertumbuhan permintaan pasar yang cukup besar akan

mengurangi konsentrasi karena jika sebuah pasar tumbuh maka

perusahaan yang sudah ada di dalamnya akan berada dalam

kedudukan yang sama sedangkan di sekitarnya muncul

pendatang baru.

3. PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Produk

Dari kegiatan survey yang dilakukan pada Pasar Tradisional Mergan,

Malang dapat ditarik kesimpulan bahwa komoditas cabai merah dan cabai rawit

merupakan komoditas yang bersifat vital. Artinya, seberapapun tingkat harga

yang ditentukan oleh penjual, konsumen akan tetap membeli produk tersebut. Hal

tersebut dikarenakan tidak adanya produk substitusi yang dapat menggantikan

keberadaan cabai merah dan cabai rawit. Seluruh pedagang yang menjadi sampel

dalam survey pasar ini melakukan pembelian komoditas cabai merah dan cabai

besar per hari dengan volume pembelian minimal 5 kilogram per pedagang.

Berbeda halnya dengan keberadaan komoditas cabai merah dan cabai rawit yang

berada di pasar modern Carrefour di daerah Alun-alun Kota Malang. Komoditas

cabai merah dan cabai rawit jumlahnya terbatas. Harga yang terbentuk juga lebih

mahal jika dibandingkan dengan yang ada di pasar tradisional Mergan.

Untuk komoditas kacang hijau, keberadaannya baik di pasar tradisional

Mergan maupun di pasar modern Carrefour cenderung sulit untuk dijumpai karena

jumlahnya yang sangat terbatas. Hanya beberapa pedagang besar di pasar Mergan

yang menjual kacang hijau. Penyebabnya karena harga komoditas kacang hijau

yang tinggi dan kurang peminatnya. Dalam hal harga, sama halnya dengan cabai,

harga kacang hijau yang dijual di Carrefour jauh lebih tinggi dibanding dengan

harga yang ada di pasar Mergan.

14

3.2 Penentuan Harga dalam Pasar

Harga yang terbentuk di pasar Mergan merupakan hasil tawar-menawar

antara harga yang diinginkan pedagang dengan harga yang diinginkan pembeli.

Pedagang menentukan batas harga bawah dalam menjual komoditas cabai merah

dan cabai rawit, sehingga ketika pembeli melakukan penawaran, pedagang sudah

memiliki penawaran terendah yang bias diperoleh oleh pembeli. Untuk komoditas

kacang hijau, beberapa pedagang menetapkan harga pasti yang tidak bias ditawar

oleh pembeli. Hal ini disebabkan oleh kualitas kacang hijau yang dijual

merupakan kualitas super dan harga yang dijual sudah merupakan harga yang

terendah. Untuk harga yang ada di Carrefour merupakan harga paten yang

dibentuk oleh produsen, baik untuk komoditas cabai maupun komoditas kacang

hijau.

3.3 Diferensiasi Harga antar Pasar

15

3.4 Struktur Pasar

Untuk menentukan struktur pasar suatu komoditas dapat dihitung melalui beberapa metode. Dalam laporan survey pasar ini, untuk

menentukan struktur pasar sampel digunakan alat analisis Indeks Herfindahl, Concentration Ratio 4, Koefisien Gini dan Indeks Rosenbluth.

Data-data yang diperoleh melalui kegiatan survey langsung adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data Pedagang Pengecer Cabai di Pasar Mergan

NoNama Pedagang

Volume Pembelian Harga Beli Harga Jual

Asal Komoditas

JangkaWaktu Pembelian

Cabai Merah

Besar (kg)

Cabai Rawit (kg)

Cabai Merah Besar

(Rp/kg)

Cabai Rawit

(Rp/kg)

Cabai Merah Besar

(Rp/kg)

Cabai Rawit

(Rp/kg)

1 Ibu Kasmi 10 10 20.000 15.000 22.000 18.000 Pasar Gadang 1 hari2 Ibu Hj. Nur Aini 30 30 22.000 15.000 24.000 17.000 Pasar Besar 1 hari3 Ibu Murtini 5 5 20.000 16.000 25.000 18.000 Pasar Gadang 1 hari4 Ibu Rustin 10 20 20.000 15.000 23.000 16.000 Pasar Gadang 1 hari5 Bapak Andre 5 5 18.000 16.000 20.000 18.000 Pasar Gadang 1 hari6 Ibu Kasmini 10 6 20.000 14.000 21.000 15.000 Pasar Gadang 1 hari7 Ibu Ina 20 20 18.000 15.000 20.000 18.000 Pasar Besar 1 hari8 Ibu Tutik 20 20 20.000 15.000 22.000 16.000 Pasar Gadang 1 hari

3.4.1 Cabai Merah

3.4.1.1 Komoditas Cabai Merah di Pasar Mergan

Hasil survey pasar yang dilakukan di Pasar Tradisional Mergan pada komoditas cabai merah diperoleh data pembelian

sebagai berikut:

Tabel 2. Data Volume Pembelian Cabai Merah di Pasar Mergan

No. Pedagang PengecerVolume Pembelian Cabai

Merah Besar (kg)1 Ibu Hj. Nur Aini (1) 302 Ibu Ina (2) 203 Ibu Tutik (3) 204 Ibu Kasmi (4) 105 Ibu Rustin (5) 106 Ibu Kasmini (6) 107 Ibu Murtini (7) 58 Bapak Andre (8) 5

Total 8 110

Data volume pembelian diatas diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang yang menjadi sampel dalam kegiatan

survey pasar. Pembelian diatas dilakukan setiap hari oleh para pedagang dengan minimal pembelian 5 kilogram per hari. Pedagang

pengecer diatas memperoleh barang (cabai merah) dari pedagang besar di Pasar Besar Kota Malang. Secara kuantitatif, struktur

pasar dapat diketahui dengan menghitung derajat konsentrasi pembeli, sehingga dapat diketahui secara umum gambaran

imbangan kekuatan posisi tawar cabai merah. Perhitungan pangsa pasar dan konsentrasi pembeli cabai merah di pasar Mergan

disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Perhitungan IH dan Konsentrasi Rasio Cabai Merah di Pasar Mergan

Market share Indeks Herfindahl Concretation for Biggest 4

Kosentrasi rasio

Nilai market

share (%)

Kosentrasi kumulatif

dari market share (%)

(Kr1)2 + (Kr2)2 + . . .

+ (Krn)2

IHMs1 + . . . + Ms4 x 100%

Ms CR4

0,2727 27,27 27,27 (0,2727)2 +

0,16940,2727 + 0,1818 + 0,1818 +

0,0909 x 100 % 1

72,72

0,1818 18,18 45,45 (0,1818)2 +0,1818 18,18 63,63 (0,1818)2 +0,0909 9,09 72,72 (0,0909)2 +0,0909 9,09 81,81 (0,0909)2 +0,0909 9,09 90,90 (0,0909)2 +0,0454 4,54 95,44 (0,0454)2 +0,0454 4,54 99,98 (0,0454)2

1,0089 100,89

Dari data diatas dapat diketahui bahwa menurut perhitungan alat analisa pangsa pasar, market share ditingkat

pedagang pengecer terjadi sistem pemasaran cabai merah yang bersifat oligopoli dengan konsentrasi ketat, hal ini terbukti

dengan empat orang tengkulak terbesar memiliki market share 72,72% dari market share total, dimana untuk oligopoli ketat

mempunyai range antara lebih dari 60% sampai 100%. Sedangkan untuk nilai IH sebesar 0,1694 maka pangsa pasar yang terjadi

pada pedagang pengecer cabai merah yang ada di pasar Mergan merupakan persaingan oligopoly atau oligopsoni.

Indeks Gini

Tabel 4. Kategori Volume Pembelian Cabai Merah di Pasar Mergan

Kelas Jumlah pedagangJumlah volume

pembelian< 10 2 10

10 – 20 5 70˃ 20 1 30

8 110

(Ren, ini tolong dijelasin pembagian kelas itu berdasarkan apanya yaaa)

Tabel 5. Perhitungan Indeks Gini Cabai Merah di Pasar Mergan

Pedagang Volume Pembelian% Absolut % Kumulatif % Absolut % Kumulatif

25 25 9,09 9,0962,5 87,5 63,64 72,7312,5 100 27,27 100

R = { (25 x 72,73 – 87,5 x 9,09) + ( 87,5 x 100 – 100 x 72,73) } x 1

10.000

= {1022,875 + 1477} x 1

10.000

= 2499,875

10.000

= 0,25

(Yang ini tolong diintrepretasikan yaaa, aku bingung kata-kata buat intrepretasi ini)

Indeks Rosenbluth

=

=

= 0,0016

(yang ini juga ya hehehe :D)

3.4.1.2 Komoditas Cabai Rawit di Pasar Mergan

Hasil survey pasar yang dilakukan di Pasar Tradisional Mergan pada komoditas cabai rawit diperoleh data pembelian

sebagai berikut:

Tabel 6. Data Volume Pembelian Cabai Rawi di Pasar Mergan

No. Pedagang PengecerVolume Pembelian Cabai

Merah Besar (kg)1 Ibu Hj. Nur Aini (1) 303 Ibu Tutik (2) 205 Ibu Rustin (3) 202 Ibu Ina (4) 204 Ibu Kasmi (5) 106 Ibu Kasmini (6) 67 Ibu Murtini (7) 58 Bapak Andre (8) 5

Total 8 116

Data volume pembelian diatas diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang yang menjadi sampel dalam kegiatan

survey pasar. Pembelian diatas dilakukan setiap hari oleh para pedagang dengan minimal pembelian 5 kilogram per hari. Pedagang

pengecer diatas memperoleh barang (cabai merah) dari pedagang besar di Pasar Besar Kota Malang. Secara kuantitatif, struktur

pasar dapat diketahui dengan menghitung derajat konsentrasi pembeli, sehingga dapat diketahui secara umum gambaran

imbangan kekuatan posisi tawar cabai rawit. Perhitungan pangsa pasar dan konsentrasi pembeli cabai merah di pasar Mergan

disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 7. Perhitungan IH dan Konsentrasi Rasio Cabai Rawit di Pasar Mergan

Market share Indeks Herfindahl Concretation for Biggest 4

Kosentrasi rasio

Nilai market share (%)

Kosentrasi kumulatif

dari market share (%)

(Kr1)2 + (Kr2)2 + . . . +

(Krn)2

IHMs1 + . . . + Ms4 x 100%

Ms CR4

0,2586 25,86 25,86 (0,2586)2 +

0,16980,2586 + 0,1724 + 0,1724 +

0,1724 x 100 % 1

77,58

0,1724 17,24 43,1 (0,1724)2 +0,1724 17,24 60,34 (0,1724)2 +0,1724 17,24 77,58 (0,1724)2 +0,0862 8,62 86,2 (0,0862)2 +0,0517 8,62 91,37 (0,0517)2 +0,0431 4,31 95,68 (0,0431)2 +0,0431 4,31 99,99 (0,0431)2

0,9999 99,99

Dari data diatas dapat diketahui bahwa menurut perhitungan alat analisa pangsa pasar, market share ditingkat

pedagang pengecer terjadi sistem pemasaran cabai rawit yang bersifat oligopoli dengan konsentrasi ketat, hal ini terbukti

dengan empat orang tengkulak terbesar memiliki market share 72,58% dari market share total, dimana untuk oligopoli ketat

mempunyai range antara lebih dari 60% sampai 100%. Sedangkan untuk nilai IH sebesar 0,1698 maka pangsa pasar yang terjadi

pada pedagang pengecer cabai rawit yang ada di pasar Mergan merupakan persaingan oligopoli atau oligopsoni.

Indeks Gini

Tabel 8. Kategori Volume Pembelian Cabai Rawit di Pasar Mergan

Kelas Jumlah pedagangJumlah volume

pembelian< 10 3 16

10 – 20 4 70˃ 20 1 30

8 116

(Ren, ini tolong dijelasin pembagian kelas itu berdasarkan apanya yaaa)

Tabel 9. Perhitungan Indeks Gini Cabai Rawit di Pasar Mergan

Pedagang Volume Pembelian% Absolut % Kumulatif % Absolut % Kumulatif

37,5 37,5 13,79 13,7950 87,5 60,34 74,13

12,5 100 25,86 99,99

R = { (37,5 x 74,13 – 87,5 x 13,79) + ( 87,5 x 99,99 – 100 x 74,13) } x 1

10.000

= {1573,25 + 1336,125} x 1

10.000

= 2909,375

10.000

= 0,29

(Yang ini tolong diintrepretasikan yaaa, aku bingung kata-kata buat intrepretasi ini)

Indeks Rosenbluth

=

=

= 0,0016

(yang ini juga ya hehehe :D)

3.4.1.3 Komoditas Kacang Hijau di Pasar Mergan

Hasil survey pasar yang dilakukan di Pasar Tradisional Mergan pada komoditas kacang hijau diperoleh data pembelian

sebagai berikut:

Tabel 10. Data Volume Pembelian Kacang Hijau di Pasar Mergan

No. Pedagang PengecerVolume Pembelian Kacang

Hijau (kg)1 Ibu Hj. Fauziah 252 Bapak Sukur 253 Bapak Faudi 254 Ibu Rustin 255 Bapak Mujiono 206 Ibu Neng 57 Bapak Bambang 58 Bapak Hadi 5

Total 8 135

Data volume pembelian diatas diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang yang menjadi sampel dalam kegiatan

survey pasar. Sama hanlnya dengan cabai, pembelian kacang hijau dilakukan oleh para pedagang dengan minimal pembelian 5

kilogram dalam jangka waktu 2 hingga satu bulan. Secara kuantitatif, struktur pasar dapat diketahui dengan menghitung derajat

konsentrasi pembeli, sehingga dapat diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi tawar cabai merah.

Perhitungan pangsa pasar dan konsentrasi pembeli kacang hijau di pasar Mergan disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 11. Perhitungan IH dan Konsentrasi Rasio Kacang Hijau di Pasar Mergan

Market share Indeks Herfindahl Concretation for Biggest 4

Kosentrasi rasio

Nilai market

share (%)

Kosentrasi kumulatif

dari market

share (%)

(Kr1)2 + (Kr2)2 + . . .

+ (Krn)2

IHMs1 + . . . + Ms4 x 100%

Ms CR4

0,1852 18,52 18,52 (0,1852)2 +

0,16330,1852 + 0,1852 + 0,1852 +

0,1852 x 100 % 1

74,08

0,1852 18,52 37,04 (0,1852)2 +0,1852 18,52 55,56 (0,1852)2 +0,1852 18,52 74,08 (0,1852)2 +0,1482 14,82 88,90 (0,1482)2 +0,0370 3,70 92,60 (0,0370)2 +0,0370 3,70 96,30 (0,0370)2 +0,0370 3,70 100 (0,0370)2

1,00 100,00

Dari data diatas dapat diketahui bahwa menurut perhitungan alat analisa pangsa pasar, market share ditingkat

pedagang pengecer terjadi sistem pemasaran kacang hijau yang bersifat oligopoli dengan konsentrasi ketat, hal ini terbukti

dengan empat orang tengkulak terbesar memiliki market share 72,08% dari market share total, dimana untuk oligopoli ketat

mempunyai range antara lebih dari 60% sampai 100%. Sedangkan untuk nilai IH sebesar 0,1633 maka pangsa pasar yang terjadi

pada pedagang pengecer kacang hijau yang ada di pasar Mergan merupakan persaingan oligopoly atau oligopsoni.

Indeks Gini

Tabel 12. Kategori Volume Pembelian Kacang Hijau di Pasar Mergan

Kelas Jumlah pedagangJumlah volume

pembelian< 10 3 15

10 – 20 1 20˃ 20 4 100

8 135

(Ren, ini tolong dijelasin pembagian kelas itu berdasarkan apanya yaaa)

Tabel 13. Perhitungan Indeks Gini Kacang Hijau di Pasar Mergan

Pedagang Volume Pembelian% Absolut % Kumulatif % Absolut % Kumulatif

37,5 37,5 11,11 11,1112,5 50 14,82 25,9350 100 74,07 100

R = { (37,5 x 25,93 – 50 x 11,11) + ( 50 x 100 – 100 x 25,93) } x 1

10.000

= {416,875 + 2407} x 1

10.000

= 2823,875

10.000

= 0,28

(Yang ini tolong diintrepretasikan yaaa, aku bingung kata-kata buat intrepretasi ini)

Indeks Rosenbluth

=

=

= 0,0015

(yang ini juga ya hehehe :D)

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran