surat tagihan pajak

19
PRESENTASI TENTANG PENAGIHAN PAJAK (STP) KELOMPOK 7 1406043057 [I WAYAN GEDE YOSSA V.R] 1406043067 [I GUSTI NGURAH ARYA DWIPAYANA] 1406043068 [IMANUEL EFA YABES HULU] UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN PERPAJAKAN

Upload: yabes-hulu

Post on 09-Aug-2015

119 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURAT TAGIHAN PAJAK

PRESENTASITENTANG

PENAGIHAN PAJAK (STP)

KELOMPOK 71406043057 [I WAYAN GEDE YOSSA V.R]

1406043067 [I GUSTI NGURAH ARYA DWIPAYANA]1406043068 [IMANUEL EFA YABES HULU]

UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN PERPAJAKAN

Page 2: SURAT TAGIHAN PAJAK

• Pengertian STP• Fungsi STP dan

Penerapannya• Tata cara pembayaran dan

kewajiban WP• Sanksi perpajakan• Kasus

RUMUSAN MASALAH

Page 3: SURAT TAGIHAN PAJAK

A. Pengertian STP (surat penagihan pajak)Berdasarkan Pasal 1 angka 20 UU KUP, Surat Tagihan

Pajak (disingkat STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. Yang menerbitkan STP adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat seseorang atau badan terdaftar sebagai Wajib Pajak.

Jenis-jenis penagihan pajaka. Penagihan Pajak Pasifb. Penagihan Pajak Aktif

PENGERTIAN STP

Page 4: SURAT TAGIHAN PAJAK

Hal-hal yang menyebabkan terbitnya STP diatur dalam Pasal 14 Ayat (1) UU KUP yaitu :

1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.2. dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah

tulis dan/atau salah hitung.3. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga.4. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak

membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu5. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak

mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.

6. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak

7. Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6a) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.

Penyebab Terbitnya STP

Page 5: SURAT TAGIHAN PAJAK

Setiap Surat Tagihan Pajak memiliki nomor unik atau disebut nomor kohir. Penomoran STP ini sama persis dengan penomoran SKP dengan format sebagai berikut :

AAAAA/BBB/CC/DDD/EE. AAAAA menunjukkan nomor urut dalam lima digit. Misalnya 00202. BBB meunjukkan kode untuk jenis pajak. Misalnya 106 untuk PPh Badan atau 107 untuk PPN. CC menunjukkan tahun pajak. Misal untuk tahun pajak 2007 kodenya adalah 07. DDD adalah kode KPP yang menerbitkan. Misalnya angka 059 menunjukkan KPP PMA Enam. EE menunjukkan tahun diterbitkannya STP tersebut. Misalnya jika STP diterbitkan tahun 2008 maka kodenya adalah 08. Nah, apabila semua kode di atas dirangkai maka penomoran STP tersebut adalah 00202/106/07/059/08.

Penomoran STP

Page 6: SURAT TAGIHAN PAJAK

1) Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutan menurut Surat Pemberitahuan (SPT) Wajib Pajak

2) Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda .

3) Sarana untuk menagih pajak

Fungsi Surat Tagihan Pajak adalah: 

Page 7: SURAT TAGIHAN PAJAK

TATA CARA PEMBAYARANMenggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) melalui bank

persepsi atau kantor pos persepsi. Tentu ada pembaca yang bertanya apa itu SSP, dan bank persepsi. SSP itu adalah formulir bukti pembayaran ( jika di bank kita mengenalnya sebagai slip) yang terdiri atas 5 rangkap kertas. Untuk memperolehnya dapat anda unduh di www.pajak.go.id di menu download -lainnya. Bank biasanya meminta SSP yang berkarbon, jika WP mencetak dari website informasikan untuk membawa kertas karbon sendiri. Ada pun bank persepsi adalah bank yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menerima pembayaran pajak. Berikut ini adalah ketentuan jika membayar dengan menggunakan SSP

Page 8: SURAT TAGIHAN PAJAK

• Bank persepsi: SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang didalamnya sudah tertera NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan NTB (Nomor Transaksi Bank).– SSP baru dianggap sah jika sudah tercantum NTPN dan NTB (Pasal 2

ayat (5) PER 148/PJ/2007). tetapi utk beberapa Bank terkadang validasi NTPN diberikan di lembaran tersendiri yang terpisah dari SSP.

Untuk WP yang membayar PPh pasal 25, maka SSP yang didalamnya sudah tertera NTPN tersebut dianggap sebagai pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25, sehingga WP tidak perlu lagi melaporkan SSP yang sudah diterakan NTPN tsb ke KPP tempat WP terdaftar. (Pasal 4 ayat (1) PER 22/PJ/2008) Kantor

• Pos Persepsi : SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang yang didalamnya sudah tertera NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan NTP (Nomor Transaksi Pos) (Pasal 2 ayat (5) PER 148/PJ/2007).– Untuk WP yang membayar PPh pasal 25, maka SSP yang didalamnya

sudah tertera NTPN tersebut dianggap sebagai pelaporan SPT Masa PPh Pasal 25, sehingga WP tidak perlu lagi melaporkan SSP yang sudah diterakan NTPN tsb ke KPP tempat WP terdaftar. (Pasal 4 ayat (1) PER 22/PJ/2008)

Page 9: SURAT TAGIHAN PAJAK

1. Mendaftarkan diri dan/atau melaporkan usahanya (Pasal 2 ayat (1), (2) Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2000)

2. Mengambil dan mengisi SPT secara benar, lengkap, jelas serta menandatangani dan menyampaikannya ke KPP pada waktunya (Pasal 3 ayat (1), (2), (3), Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2000)

3. Menyampaikan penghitungan sementara pajak terutang dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak dalam hal Wajib Pajak menyampaikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan (Pasal 3 ayat (5) Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2000)

4. Dalam hal Wajib Pajak adalah badan, SPT harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi (Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2000)

5. Dalam hal SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib Pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus (Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2000)

6. Dan Seterusnya

KEWAJIBANWAJIBPAJAK

Page 10: SURAT TAGIHAN PAJAK

Jenis sanksi Dasar hukum dan besaran sanksiDenda Ps. 7 ayat (1) UU KUP

Terlambat melapor SPT Rp. 500.000 SPT Masa PPN Rp. 100.000 SPT Masa Lainnya Rp. 100.000 SPT Tahunan PPh OP Rp. 1.000.000 SPT Tahunan BadanPs. 14 ayat (4) UU KUP Tidak membuat FP atau tidak tepat waktu Tidak mengisi FP dengan lengkap Melaporkan FP tidak sesuai masa 2% DDP Faktur Pajak

Ps. 25 ayat (9) UU KUP Permohonan keberatan ditolak 50% dari pajak yg masih harus dibayarPs. 27 ayat (5d) UU KUP Permohonan Banding ditolak 100% dari pajak yg masih harus di bayar

Sanksi 

Page 11: SURAT TAGIHAN PAJAK

Bunga 2% per bulan Ps. 9 ayat (2a) UU KUP Terlambat membayar SPT Masa Normal

Ps. 9 ayat (2b) UU KUP Terlambat membayar SPT Tahunan Normal

Ps. 8 ayat (2a) UU KUP Terlambat membayar SPT Masa Pembetulan

Ps. 14 ayat (3) UU KUP maksimal 24 bulan PPh pasal 25 tidak/ kurang dibayar PPh pasal 29 salah tulis/hitung

Ps. 14 ayat (5) UU KUP PKP gagal berproduksi dan telah diberikan pengambilan Pajak Masukan

Ps. 19 ayat (1) UU KUP Terlambat melunasi Ketetapan/Keputusan/Putusan

Ps. 19 ayat (2) UU KUP Mengangsur pembayaran pajak Ps. 19 ayat (3) UU KUP SPT Tahunan penundaan kurang bayar

Page 12: SURAT TAGIHAN PAJAK

Dasar hukum pengenaan STP Bunga/Denda Penagihan

1. Pasal 19 Ayat (1)2. Pasal 19 Ayat (2)3. Pasal 25 ayat (9)4. Pasal 27 Ayat (5d)

Page 13: SURAT TAGIHAN PAJAK

KASUSContoh berdasarkan penjelasan Pasal 19 Ayat (1) KUPJumlah pajak yang masih harus dibayar berdasarkan Surat Ketetapan Pajak

Kurang Bayar sebesar Rp 10.000.000,00 yang diterbitkan tanggal 7 Oktober 2008, dengan batas akhir pelunasan tanggal 6 November 2008. Jumlah pembayaran sampai dengan tanggal 6 November 2008 Rp 6.000.000,00. Pada tanggal 1 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak dengan perhitungan sebagai berikut:

Pajak yang masih harus dibayar = Rp 10.000.000,00Dibayar sampai dengan jatuh tempo pelunasan = Rp 6.000.000.00Kurang dibayar = Rp 4.000.000,00Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp4.000.000,00) = Rp 80.000,00

Page 14: SURAT TAGIHAN PAJAK

Dalam hal terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana tersebut pada huruf a, Wajib Pajak membayar Rp10.000.000,00 pada tanggal 3 Desember 2008 dan pada tanggal 5 Desember 2008 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi administrasi berupa bunga dihitung sebagai berikut:

Pajak yang masih harus dibayar = Rp 10.000.000.00Dibayar setelah jatuh tempo pelunasan = Rp 10.000.000.00Kurang dibayar = Rp 0,00Bunga 1 (satu) bulan (1 x 2% x Rp10.000.000,00)=Rp 200.000,00

Page 15: SURAT TAGIHAN PAJAK

Contoh berdasarkan penjelasan Pasal 19 Ayat (2) KUP

Wajib Pajak menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebesar Rp 1.120.000.00 yang diterbitkan pada tanggal 2 Januari 2009 dengan batas akhir pelunasan tanggal 1 Februari 2009. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar Rp 224.000,00. Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung sebagai berikut:

angsuran ke-1 : 2% x Rp1.120.000.00 = Rp 22.400,00.

angsuran ke-2 : 2% x Rp 896.000.00 = Rp 17.920,00.angsuran ke-3 : 2% x Rp 672.000,00 = Rp 13.440,00.angsuran ke-4 : 2% x Rp 448.000.00 = Rp 8.960.00.angsuran ke-5 : 2% x Rp 224.000,00 = Rp 4.480,00.

Page 16: SURAT TAGIHAN PAJAK

Contoh berdasarkan penjelasan Pasal 25 Ayat (9) KUP

Untuk tahun pajak 2008, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00 diterbitkan terhadap PT A. Dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, Wajib Pajak hanya menyetujui pajak yang masih harus dibayar sebesar Rp 200.000.000.00. Wajib Pajak telah melunasi sebagian SKPKB tersebut sebesar Rp200.000.000,00 dan kemudian mengajukan keberatan atas koreksi lainnya. Direktur Jenderal Pajak mengabulkan sebagian keberatan Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang masih harus dibayar menjadi sebesar Rp750.000.000,00. Dalam hal ini, Wajib Pajak tidak dikenai sanksi administrasi sebagaimana diatur dalam Pasal 19, tetapi dikenai sanksi sesuai dengan ayat ini, yaitu sebesar 50% x (Rp750.000.000.00-Rp200.000.000,00) = Rp275.000.000,00.

Page 17: SURAT TAGIHAN PAJAK

www.themegallery.com

Page 18: SURAT TAGIHAN PAJAK
Page 19: SURAT TAGIHAN PAJAK