surabaya - sir.stikom.edusir.stikom.edu/id/eprint/220/7/bab iv.pdf · ujung kabel berbentuk peluru....
TRANSCRIPT
32
BAB VI
PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Masalah
Pembangunan kabel serat optik udara dan bawah tanah, selama ini dilakukan
oleh masing-masing pelaku usaha telekomunikasi (provider) secara tersendiri,
sehingga efisiensi dan efektifitas perlu dilakukan pengaturan pembangunan saluran
serat optik secara bersama. Selama ini Fiber Optic digelar oleh masing- masing
operator karena Pemerintah tidak siap menerima banyaknya permintaan tersedianya
kebel fiber optic dan hanya menyediakan izin penggalian fiber optic (Pos dan
Telekomunikasi Dinkominfo Surabaya).
4.1.1Kondisi Fiber Optic Saat ini.
Gmbar 4.1 dan gambar 4.2 di bawah ini di ambil langsung dari kamera
handphone ketika survei kerja praktek di Dinkominfo kota Surabaya. Pada gambar
4.1 menunjukkan kondisi jalan di jl.Mulyorejo Surabaya ,yaitu kondisi ketika kabel
serat optik belum di tanam. Proses penggalian ini sangatlah merusak pemandangan
dan estetika kota Surabaya. Selain merusak pemandangan dan estetika kota,
penggalian juga mengganggu pengguna jalan.
Gambar 4.2 menunjukkan kondisi di Jl.Ngagel Jaya, adalah proses
penggalian ulang kabel serat optik untuk penambahan serat kabel serat optik. Ini juga
di anggap merusak pemandangan dan estetika kota Surabaya.Selain merusak estetika
kota, penggalian ulang juga menghabiskan banyak biaya dan waktu.
STIKOM S
URABAYA
33
Gambar 4.1 Instalasi Kabel Fiber optic
Gambar 4.2 Penggalian ulang untuk penambahan Serat Optik
4.1.2 Perencanaan Penggantian Kabel Fiber Optic
Untuk menanangani permasalahan seperti gambar 4.1 dan 4.2 Dinkominfo
Surabaya mempunyai beberapa wacana mengenai penggantian kabel serat optik besar
yang dianggap mempunyai dampak seperti gambar 4.1 dan 4.2. Dinkominfo
Surabaya mempunyai perencanaan penggunaan teknologi dari Korea Selatan yaitu
microduct sebagai pengganti kabel fiber optik (Dinkominfo).
STIKOM S
URABAYA
34
Microducts adalah saluran kecil atau pipa kecil untuk instalasi serat optik
yang lebih kecil . Mereka memiliki ukuran mulai dari biasanya 3 sampai 16 mm dan
dipasang sebagai bundel dalam saluran yang lebih besar (e-knet.com).
Microduct sudah banyak di gunakan di negara-negara berkembang seperti
Amerika Serikat , Arab Saudi , Jepang , dan Korea Selatan (sumber : perwakilan dari
e-knet pada saat rapat terbuka bersama Mahasiswa Stikom yang sedang Kerja Praktek
di Dinkominfo) .
Microduct yang akan digunakan di Indonesia adalah microduct yang dikubur
atau ditanam, dan serat optik ditambahkan dengan metode blowing (peniupan). Jadi
penambahan setiap operator serat optik cukup ditambahkan dengan metode tiup. Hal
ini memudahkan karena tanpa harus membongkar badan jalan lagi yang telah di
tanam microduct.
Bahan microduct ini dikelilingi oleh pita metallic atau nonmetallic yang
berfungsi sebagai penghalang kelembaban dan dilindungi oleh lapisan luar yang
fleksibel terbuat dari bahan HDPE (High density polyethylene), Polietilena
berdensitas tinggi. Lapisan luar ini biasanya dibuat berwarna Orange, berbahan
Polietelina kasar, guna memberikan perlindungan yang baikdari lingkungan sekitar.
Berkat karakteristiknya ini, potensi kerusakan dapat dicegah (seperti pecah dan
perubahan bentuk) (www.e-knet.com).
Dinkominfo Postel ingin menerapkan microduct karena beberapa alasan yaitu:
1. Cabang mudah ditambahkan, setiap tempat setiap saat.
2. Biaya awal yang rendah.
3. Jaringan mudah di tambahkan sesuai permintaan.
STIKOM S
URABAYA
35
4. Penerapan microduct mudah karena langsung diterapkan di jalan protokol.
5. Mudah untuk mengganti kabel lama dengan serat optik microduct baru,karena
menggunakan metode blowing.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Penggunaan Microduct
Untuk menerapkan teknologi mikroduct yang akan di terapkan di Surabaya,
tentu harus ada prosedur dan cara menerapkan teknologi tersebut. Pemerintah Kota
Surabaya bersama Dinkominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) bagian Postel
(Pos Telekomunikasi) menimbang penuh dengan apa yang akan di terapkan di
Surabaya.
Pemerintah Kota pada akhirnya memilih dan berkonsentrasi penuh
menerapakan seperti Korea Selatan yang sudah terapkan. Korea Selatan menerapkan
melalui beberapa urutan yaitu :
1. Penggalian.
2. Pemasangan Kabel (Duct).
3. Pemasangan Serat Fiber menggunakan metode blowing
(www.e-knet.com).
4.2.2 Metode Yang Akan di Terapkan
1. Penggalian untuk tempat kabel.
Gambar 4.3 menunjukkan alat seperti truk mini yang digunakan untuk
menggali tanah , agar menghasilkan galian yang simetris. STIKOM S
URABAYA
36
Gambar 4.3 Truk untuk membuat galian
Sumber : http://www.e-knet.com/FTTX/mini-micro/mini-micro.html
Gambar 4.4 menjelaskan,selain menggunakan alat seperti mobil pada gambar
4.3 , langkah lain untuk penggalian adalah menggunakan mesin dan didorong tenaga
manusia dan bertujuan memperoleh hasil galian yang simetris (www.e-knet.com).
Gambar 4.4 Mesin dorong membuat galian
Sumber : https://community.ja.net/library/advisory-services/cardiff-university-
microduct-dark-fibre-link-cathys-park-main-campus
STIK
OM SURABAYA
37
Gambar 4.5 dan gambar 4.6 adalah hasil dari penggalian yang di ambil dari
http://a2bfiber.com/wp/?p=793 , karena sulit di dapatkannya foto hasil penggalian di
kota percobaan di Indonesia, yaitu Bandung. Hasil galian yang simetris ini sangat
mendukung di terapkannya pipa microduct, karena metode blowing hanya bisa
dikerjakan jika jalur pipa microduct berbentuk lurus dan simetris.
Gambar 4.5 Hasil Galian Simetris Gambar 4.6 Hasil Galian Simetris
Sumber : http://a2bfiber.com/wp/?p=793
2. Pemasangan Kabel
Gambar 4.7 adalah contoh cocoknya antara ukuran hasil galian dengan ukuran
pipa microduct. Pada gambar 4.8 menunjukkan petugas sedang memasang kabel duct
yang panjang untuk dimasukkan ke dalam galian yang telah di buat. Foto pada
gambar 4.7 dan 4.8 di ambil di situs resmi penyedia jasa microduct yaitu www.e-
knet.com karena tidak tersedianya foto di tempat percontohan penerapan microduct di
Bandung.
STIKOM S
URABAYA
38
Gambar 4.7 Microduct sesuai dengan galian
Sumber : http://www.e-knet.com/FTTX/mini-micro/mini-micro.html
Gambar 4.8 Pemasangan Kabel Microduct pada galian
Sumber : http://www.e-knet.com/FTTX/mini-micro/mini-micro.html
Pada Gambar 4.9 disini menjelaskan tempat sambungan untuk penambahan
serat optik di dalam microduct. Handhole tersebut digunakan petugas untuk
pengecekan jika ada sambungan yang lepas maupun bocor (www.e-knet.com).
STIKOM S
URABAYA
39
Gambar 4.9 Hand hole
Sumber : http://metrofibrewerx.com/index.php?section=oan
3. Pemasangan Serat Fiber menggunakan metode blowing
Gambar 4.10 dan 4.11 adalah persiapan simulasi pemasangan serat fiber
dengan metode blowing. Terlihat kabel di bentangkan memanjang. Gambar 4.10 dan
4.11 di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa barat yaitu
www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.10 Rute Simulasi Gambar 4.11 Sambungan antar kabel HDPE
Sumber: http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
Gambar 4.12 adalah pengecekan di sambungan antar duct atau pipa.Pada
sambungan di lihat ada kebocoran atau tidak. Jika tidak ada kebocoran proses dapat
STIKOM S
URABAYA
40
dilanjutkan. Sumber gambar 4.12 di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa
barat yaitu www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.12 Sambungan antara socket HDPE
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
Pengisian Lubricant dalam pipa duct, berfungsi sebagai pelumas lewat nya
serat optik. Terlihat pada gambar 4.13 cairan lubricant di tuang. Sumber gambar 4.13
di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu
www.diskominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.13 Lubricant dituang
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
STIKOM S
URABAYA
41
Gambar 4.14 menunjukkan cairan lubricant di tiup. Pipa duct dengan panjang
2 km dapat di tiup dengan waktu tempuh 2,5 menit. Alat peniup itu adalah cable
jetting. Sumber gambar 4.14 di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
yaitu www.diskominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.14 Cairan Lubricant ditiup
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
Gambar 4.15 adalah proses ujung kabel fiber optik di masukkan ke dalam
pipa duct. Ujung kabel berbentuk peluru. Sumber gambar 4.15 di ambil dari situs
resmi Pemerintah Provinsi Jawa barat yaitu www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.15 Ujung kabel dimasukkan
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
STIKOM S
URABAYA
42
Gambar 4.16 menunjukkan ujung kabel mulai masuk di mesin jetting. Setelah
masuk mesin jetting, serat fiber siap untuk di tiup atau blowing
(www.diskominfo.jabarprov.go.id).
Gambar 4.16 Ujung Kabel dimasukkan mesin blowing
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
Gambar 4.17 adalah terlihatnya indikator kecepatan jalannya serat kabel.
Terlihat pada indikator menunjukkan kecepatan yaitu 42 meter per menit. Sumber
gambar 4.17 di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa barat yaitu
www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.17 Mesin menunjukkan kecepatan
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
STIKOM S
URABAYA
43
Gambar 4.18 terlihat jalannya gulungan kabel serat optik yang berjalan dari
gulungan. Sumber gambar 4.18 di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa
barat yaitu www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.18 Kabel blowing mulai berputar
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
Gambar 4.19 menunjukkan indikator pada posisi 600 meter kecepatan
blowing masih konstan 40 meter per menit. Sumber gambar 4.19 di ambil dari situs
resmi Pemerintah Provinsi Jawa barat yaitu www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.19 Menunjukkan Kecepatan
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
STIKOM S
URABAYA
44
Gambar 4.20 terlihat petugas benar-benar teliti melakukan pengcekan pada
gulungan kabel. Sumber gambar 4.12 di ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi
Jawa barat yaitu www.dikominfo.jabarprov.go.id.
Gambar 4.20 Pengatur gulungan kabel
Sumber : http://diskominfo.jabarprov.go.id/teknologi-ducting-mulai-diterapkan-di-
bandung/#.Ul0LwVO583s
Gambar – gambar di atas adalah bagaimana proses percontohan metode
blowing yang sudah di terapkan di Kota Bandung. Pemerintah Kota Surabaya bagian
Dinkominfo Postel berencana akan menerapkan metode blowing untuk Kota
Surabaya.
4.2.3 Konsep Perencanaan Penataan Microduct di Surabaya
Setelah semua konsep – konsep penerapan microduct di pelajari, selanjutnya
yaitu pemilihan tempat dimana microduct akan ditempatkan di jalan-jalan kota
Surabaya. Dinkominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Kota Surabaya
berkeinginan menerapkan di pusat kota terlebih dahulu. Untuk merealisasikan di
pusat kota, artinya penerapan penggalian dan pemasangan kabel di lakukan di jalan
protokol kota Surabaya.
STIKOM S
URABAYA
45
Berikut adalah beberapa jalan protokol di Surabaya yang telah di capture oleh
kami selaku Mahasiswa yang melakukan kerja praktek di Dinkominfo Kota Surabaya.
Gambar 4.21 Jl. Raya Darmo
Gambar 4.22 Jl.Raya Wonokromo
STIKOM S
URABAYA
46
Gambar 4.23 Jl. A.Yani
Gambar 4.24 Jl. Mayjend Sungkono
STIKOM S
URABAYA
47
4.2.4 Sketsa Implementasi Microduct
Setelah proses capture jalan protokol yang telah di tentukan, selanjutnya
adalah membuat sketsa. Yaitu sketsa jalan ketika microduct dan micro cell di
terapkan di jalan protokol Kota Surabaya.
Berikut ini adalah hasil dari sketsa yang telah dibuat oleh kami selaku
Mahasiswa yang sedang Kerja Praktek di Dinkominfo Kota Surabaya. Gambar 4.25
menunjukkan hasil sketsa dengan keterangan yang lebih detil, sebagai berikut :
a. Tiang pole microcell, yaitu ditempatkannya antena pemancar jaringan telfon
selluler.
b. Lampu, sebagai penerangan jalan protokol.
c. Handhole, tempat penempatan sambungan kebel microduct dan sebagai
penghubung antara kabel microduct dengan tiang pole.
d. Garis kuning, rencana ditempatkannya kabel microduct.
e. Lambang Kota Surabaya dan box berisi peralatan microcell.
f. Tiang Pole microcel yang mempunyai ketinggian 18 meter (tinggi microcell
ideal).
STIKOM S
URABAYA
48
Gambar 4.25 Hasil implementasi Jl.Raya Darmo
Hasil Gambar 4.25, gambar 4.26, gambar 4.27 dan gambar 4.28 adalah hasil
sketsa saluran microduct yang akan di terapkan di jalan protokol kota Surabaya. Garis
kuning pada hasil sketsa gambar menunjukkan jalur lurus dimana microduct akan di
terapkan. Sementara tiang lampu dan lampu menujukkan dimana tiang microcell akan
di terapkan.
STIKOM S
URABAYA
49
Gambar 4.26 Hasil implementasi jl.Raya Wonokromo
Gambar 4.27 Hasil implementasi Jl. Raya A.Yani
STIKOM S
URABAYA
50
Gambar 4.28 Hasil Impementasi Jl. Mayjend Sungkono
Jika teknologi ini bisa diterapkan di Kota Surabaya, akan mempunyai banyak
keuntungan di Masyarakat, Pemerintah Kota Surabaya dan Provider.
Keuntungan masyarakat yaitu :
1. Masyarakat Surabaya tidak perlu khawatir tentang bahaya menara selluler
yang besar dan tinggi yang bisa menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Masyarakat bisa menikmati kemudahan berkomunikasi karena akses
komunikasi selluler yang mudah.
Keuntungan pada pemerintah Kota Surabaya yaitu :
1. Pemerintah dimudahkan merawat estetika kota Surabaya
2. Izin penambahan jaringan baru juga bisa lebih mudah karena banyaknya
microcell yang bisa diisi oleh banyak provider telefon. STIKOM S
URABAYA
51
3. Pemerintah Kota Surabaya mudah mengatur pertumbuhan jaringan yang ada
di Surabaya.
Keuntungan pada Provider yaitu :
1. Mempunyai keuntungan,akses jaringannya yang mudah.
2. Penambahan jaringan yang lebih mudah.
3. Benefit yang lebih besar.
STIKOM S
URABAYA