suplementasi ekstrak herbal dalam pakan kambing p

4
SUPLEMENTASI EKSTRAK HERBAL DALAM PAKAN KAMBING PERAH PENGARUHNYA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SERTA KONSENTRASI VFA SECARA IN VITRO Susu kambing memiliki kandungan mudah dicerna (Sunarlim, 2009). Akan tetapi produktivitas kambing perah lokal dalam menghasilkan susu masih sangat rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kambing perah dalam menghasilkan susu adalah pakan. Pakan di dalam rumen akan mengalami fermentasi menjadi energi akibat kinerja bakteri rumen (Suharti dkk., 2009) dan secara tidak langsung menyebabkan penurunan ketersediaan mineral (Muhtarudin dan Liman, 2006). Didalam rumen terdapat protozoa yang pada kondisi pH rumen stabil akan memangsa bakteri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya kinerja bakteri pendegradasi serat sehingga terjadi penurunan efesien pakan. Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman herbal yang mampu menurunkan populasi bakteri metanogenik (Kongmun et al., 2011).Yang et al., (2007) menyatakan bahwa pemberian 250 ppm ekstrak bawang putih pada pakan sapi perah mampu meningkatkan kecernaan pakan. KECERNAAN BAHAN KERING (KBK) DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK (KBO) Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh (P<0,01) antara kontrol dengan perlakuan terhadap KBK dan KBO. Hal tersebut menandakan bahwa suplementasi ekstrak Sapindus rarak dan Allium sativum mampu mempengaruhi tingkat KBK dan KBO pada pakan kambing perah yang tercukupi selenium dan chromium organik serta zink-lysinat. Nilai rataan KBK berkisar 50,25-60,05%. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan antara pakan kontrol (R0) dengan pakan yang disuplementasi mineral mikro (R1) terhadap KBK (55.08 ± 0.79 vs 51.81 ± 0.10; R0 vs R1 P<0,05) dan terhadap KBO (39.12 ± 0.79 vs 35.30 ± 0.24; R0 vs R1 P<0,01). Data tersebut menunjukan penambahan Nama : Gilang Perdana Wisnu Aji NIM : D1E013035 Kelas : A/2013

Upload: gilangnetterpreneur

Post on 06-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgkuk

TRANSCRIPT

Page 1: Suplementasi Ekstrak Herbal Dalam Pakan Kambing p

SUPLEMENTASI EKSTRAK HERBAL DALAM PAKAN KAMBING PERAH PENGARUHNYA TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK SERTA KONSENTRASI VFA SECARA IN VITRO

Susu kambing memiliki kandungan mudah dicerna (Sunarlim, 2009). Akan tetapi produktivitas kambing perah lokal dalam menghasilkan susu masih sangat rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kambing perah dalam menghasilkan susu adalah pakan. Pakan di dalam rumen akan mengalami fermentasi menjadi energi akibat kinerja bakteri rumen (Suharti dkk., 2009) dan secara tidak langsung menyebabkan penurunan ketersediaan mineral (Muhtarudin dan Liman, 2006). Didalam rumen terdapat protozoa yang pada kondisi pH rumen stabil akan memangsa bakteri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya kinerja bakteri pendegradasi serat sehingga terjadi penurunan efesien pakan.

Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman herbal yang mampu menurunkan populasi bakteri metanogenik (Kongmun et al., 2011).Yang et al., (2007) menyatakan bahwa pemberian 250 ppm ekstrak bawang putih pada pakan sapi perah mampu meningkatkan kecernaan pakan.

KECERNAAN BAHAN KERING (KBK) DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK (KBO)

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh (P<0,01) antara kontrol dengan perlakuan terhadap KBK dan KBO. Hal tersebut menandakan bahwa suplementasi ekstrak Sapindus rarak dan Allium sativum mampu mempengaruhi tingkat KBK dan KBO pada pakan kambing perah yang tercukupi selenium dan chromium organik serta zink-lysinat. Nilai rataan KBK berkisar 50,25-60,05%.

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan antara pakan kontrol (R0) dengan pakan yang disuplementasi mineral mikro (R1) terhadap KBK (55.08 ± 0.79 vs 51.81 ± 0.10; R0 vs R1 P<0,05) dan terhadap KBO (39.12 ± 0.79 vs 35.30 ± 0.24; R0 vs R1 P<0,01). Data tersebut menunjukan penambahan mineral mikro dapat meningkatkan KBK sebesar 6,3% dan KBO 10,8% dari kontrol. Peningkatan KBK dan KBO tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya pengaruh suplementasi mineral mikro organik (selenium, chromium dan zink-lysinat) yang efektif merangsang aktivitas bakteri rumen. Suplementasi 250 ppm ekstrak Allium sativum dalam pakan yang tercukupi mineral mikro (R2) menunjukan hasil yang tidak berbeda dengan kontrol terhadap KBK dan KBO (52.99 ± 0.67 vs 51.81 ± 0.10; 35,25 ± 2,87 vs 35,30 ± 0,24; R2 vs R0P>0,05). Penggunaan ekstrak Sapindus rarak pada taraf 0,325% dari pakan yang tercukupi mineral mikro (R3) mampu meningkatkan KBK 15,9% dan KBO 26,9% (60,05 ± 0,44 vs 51,81 ± 0,10; 44,79 ± 0,73 vs 35,30 ± 0,24; R3 vs R0 P<0,01).

Kombinasi antara 0,325% ekstrak Sapindus rarak dengan ekstrak Allium sativum pada level 125 ppm (R4), 250 ppm (R5) dan 375 ppm (R6) dalam pakan yang tercukupi mineral mikro menunjukan hasil yang berbeda dengan kontrol (P<0,01) dan mampu meningkatkan KBK dan KBO. Kombinasi antara ekstrak Sapindus rarak dengan ekstrak Allium sativum pada level 500 ppm dalam pakan yang tercukupi mineral mikro (R7)

Nama : Gilang Perdana Wisnu AjiNIM : D1E013035Kelas : A/2013

Page 2: Suplementasi Ekstrak Herbal Dalam Pakan Kambing p

menunjukan KBK dan KBO tidak berbeda dengan kontrol (50,25 ± 0,71 vs 51,81 ± 0,10; 33,62 ± 0,87 vs 35,30 ± 0,24; R7 vs R0 P>0,05). Meskipun terjadi peningkatan KBK dan KBO pada perlakuan kombinasi dengan suplementasi Allium sativum sampai level 375 ppm, penambahan ekstrak Allium sativum hingga level 500 ppm menurunkan KBK dan KBO.

Meskipun kombinasi ekstrak Sapindus rarak dan Allium sativum sampai level 375 ppm dalam pakan yang tercukupi mineral mikro (R6) dapat meningkatkan KBK dan KBO, akan tetapi suplementasi Allium sativum dalam penelitian ini kurang efektif dalam meningkatkan KBK dan KBO dibandingkan dengan pakan yang hanya disuplementasi 0,325% ekstrak Sapindus rarak (R3). Kombinasi ekstrak Sapindus rarak dan Allium sativum pada level 500 ppm (R7) menyebabkan penurunan KBK dan KBO.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh (P<0,01) dari perlakuan yang diberikan. Rataan konsentrasi VFA total pakan perlakuan berkisar antara 166,83-210,83 mM. Nilai tersebut sudah melebihi dari nilai kecukupan VFA. Suplementasi mineral mikro organik dan penambahan ekstrak Sapindus rarak serta Allium sativum dalam pakan kambing perah secara nyata mempengaruhi konsentrasi VFA total melalui peningkatan KBK dan KBO sehingga tersedia nutrien pakan dalam jumlah yang lebih banyak untuk diubah menjadi asetat, propionat, butirat dan valerat melalui proses metabolisme karbohidrat.

Rataan nilai konsentrasi VFA total perlakuan meningkat 3,9-31,4% dari kontrol (160,5 mM). Meskipun terjadi peningkatan KBK dan KBO dalam pakan yang disuplementasi mineral mikro (R1), penambahan 0,3 ppm selenium + 1,5 ppm chromium + 40 ppm zink-lysinat dalam pakan tidak berpengaruh terhadap peningkatan konsentrasi VFA total (186.17 ± 17.62 vs 160.50 ± 7.55; R1 vs R0 P>0,05).

Hasil yang tidak berbeda nyata dari kontrol (P>0,05) terhadap konsentrasi VFA total ditunjukan pada perlakuan kombinasi ekstrak Sapindus rarak dengan Allium sativum pada level 125 ppm (R4) dan 250 ppm (R5). Perlakuan kombinasi pada suplementasi 500 ppm ekstrak Allium sativum (R7) menunjukan hasil yang tidak berbeda dari kontrol terhadap konsentrasi VFA total (166.83 ± 2.31 vs 160.50 ± 7.55; R7 vs R0 P>0,05). Hal tersebut disebabkan karena tidak terjadi peningkatan KBK dan KBO dari pakan yang disuplementasi 500 ppm ekstrak Allium sativum (R7) sehingga konsentrasi VFA total tidak optimal. Suplementasi 250 ppm ekstrak Allium sativum dalam pakan yang tercukupi mineral mikro (R2) memberikan pengaruh terhadap peningkatan konsentrasi VFA total (201.17 ± 15.95 vs 160.50 ± 7.55; R2 vs R0 P<0,01).

Peningkatan konsentrasi VFA total juga terjadi pada pakan yang disuplementasi 0,325% ekstrak Sapindus rarak (R3) (194.17 ± 3.21 vs 160.50 ± 7.55; R3 vs R0 P<0,01). Efektivitas saponin asal buah lerak (sapindus rarak) dalam mengikat sterol pada dinding sel protozoa mengakibatkan pertumbuhan protozoa dan bakteri metanogenik tertekan sehingga kecernaan pakan meningkat dan meningkatkan konsentrasi VFA total.

Peningkatan konsentrasi VFA total dalam perlakuan kombinasi dicapai pada

Page 3: Suplementasi Ekstrak Herbal Dalam Pakan Kambing p

suplementasi ekstrak Allium sativum pada level 375 ppm dalam pakan yang tercukupi mineral mikro (R6) (210.83 ± 4.51 vs 160.50 ± 7.55; R6 vs R0 P<0,01). Hasil tersebut disebabkan karena efektivitas saponin dari Sapindus rarak dalam meningkatkan KBK dan KBO serta zat aktif allicin dari Allium sativum diduga mampu menekan aktivitas bakteri metanogenik sehingga konsentrasi VFA total meningkat.

Suplementasi mineral mikro (0,3 ppm Se + 1,5 ppm Cr + 40 ppm Zn-lysinat) belum optimal dalam meningkatkan konsentrasi VFA total sehingga perlu dikaji lebih lanjut terhadap konsentrasi pemberian mineral mikro yang tepat dalam pakan kambing perah. Suplementasi ekstrak Allium sativum (R2) dan Sapindus rarak secara terpisah (R3) serta kombinasi Allium sativum pada level 375 ppm (R6) memberikan hasil yang sama dalam meningkatkan konsentrasi VFA total. Ekstrak Allium sativum dan Sapindus rarak dalam pakan kambing perah yang tercukupi mineral mikro dapat bekerja baik secara individual maupun saling bersinergi dalam meningkatkan konsentrasi VFA total.

Suplementasi ekstrak herbal (ekstrak Sapindus rarak dan ekstrak Allium sativum secara terpisah atau kombinasi antara keduanya) dalam pakan kambing perah (Hijauan 60%, ampas tahu 35% dan konsentrat 5%) yang tercukupi mineral mikro (0,3 ppm Selenium + 1,5 ppm Chromium + 40 ppm zink-lysinat) mempengaruhi KBK dan KBO serta konsentrasi V FA total. Perlakuan terbaik penggunaan ekstrak herbal dalam pakan kambing perah terhadap KBK dan KBO serta konsentrasi VFA total dicapai pada pakan yang disuplementasi mineral mikro dengan penambahan 0,325% ekstrak Sapindus rarak.