sunnatullah di alam semesta

6
Pengertian Sunnatullah Sunnatullah berarti tradisi Allah dalam melaksanakan ketetapanNya sebagai Rabb yang terlaksana di alam semesta atau dalam bahasa akademis disebut hukum alam . Sunnah atau ketetapan Allah antara lain: Selalu ada dua kondisi saling ekstrem (surga-neraka, benar-salah, baik-buruk) Segala sesuatu diciptakan berpasangan (dua entitas atau lebih). Saling cocok maupun saling bertolakan. Selalu terjadi pergantian dan perubahan antara dua kondisi yang saling berbeda. Perubahan, penciptaan maupun penghancuran selalu melewati proses. Alam diciptakan dengan keteraturan. Alam diciptakan dalam keadaan seimbang. Alam diciptakan terus berkembang. Setiap terjadi kerusakan di alam manusia, Allah mengutus seorang utusan untuk memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut. Sunnatullah terdiri dua suku kata, yaitu sunnah dan Allah. Sunnah artinya adalah kebiasaan. Jadi sunnatullah adalah kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan-ketetapan Allah. Kata sunnatullah dan yang sejenisnya seperti sunnatuna, sunnatu al-awwalin terulang sebanyak tiga belas kali dalam al-Qur'an. Jika dipukulratakan secara statistik, semua kata tersebut berbicara dalam konteks kemasyarakatan. Sunnatullah atau disebut juga dengan hukum alam, hukum kemasyarakat-an, atau ketetapan-ketetapan Allah menyangkut situasi kemasyarakatan, tidak dapat dialihkan dan diubah oleh siapapun. Sunnatullah ini sudah berlaku pada umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW dan berlaku secara umum serta terus-menerus terjadi. Hal ini dapat dilihat dalam al-Qur'an yang berbunyi ... لا يو ح ت ه ل ال ة ن س ل د ج ت ن ل لا و ي د ب ت ه ل ال ة ن س ل د ج ت ن ل ف ن لي و$ لاه ا ل ال ت ن س لا) ا رون, ظ ن تل ه ف. Artinya: …tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunah Allah, sekali-kali kamu tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.

Upload: abdul-ghofur-iswahyudi

Post on 18-Jan-2016

312 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sunnatullah Di Alam Semesta

 Pengertian Sunnatullah

Sunnatullah berarti tradisi Allah dalam melaksanakan ketetapanNya sebagai Rabb yang terlaksana di alam semesta atau dalam bahasa akademis disebut hukum alam. Sunnah atau ketetapan Allah antara lain:

      Selalu ada dua kondisi saling ekstrem (surga-neraka, benar-salah, baik-buruk)

      Segala sesuatu diciptakan berpasangan (dua entitas atau lebih). Saling cocok maupun saling bertolakan.

      Selalu terjadi pergantian dan perubahan antara dua kondisi yang saling berbeda.

      Perubahan, penciptaan maupun penghancuran selalu melewati proses.

      Alam diciptakan dengan keteraturan.

      Alam diciptakan dalam keadaan seimbang.

      Alam diciptakan terus berkembang.

      Setiap terjadi kerusakan di alam manusia, Allah mengutus seorang utusan untuk memberi peringatan atau memperbaiki kerusakan tersebut.

Sunnatullah terdiri dua suku kata, yaitu sunnah dan Allah. Sunnah artinya adalah kebiasaan. Jadi sunnatullah adalah kebiasaan-kebiasaan atau ketetapan-ketetapan Allah. Kata sunnatullah dan yang sejenisnya seperti sunnatuna, sunnatu al-awwalin terulang sebanyak tiga belas kali dalam al-Qur'an. Jika dipukulratakan secara statistik, semua kata tersebut berbicara dalam konteks kemasyarakatan.

Sunnatullah atau disebut juga dengan hukum alam, hukum kemasyarakat-an, atau ketetapan-ketetapan Allah menyangkut situasi kemasyarakatan, tidak dapat dialihkan dan diubah oleh siapapun. Sunnatullah ini sudah berlaku pada umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW dan berlaku secara umum serta terus-menerus terjadi. Hal ini dapat dilihat dalam al-Qur'an yang berbunyi

تحويال ... الله لسنة تجد ولن تبديال الله لسنة تجد فلن األولين الله سنت إال ينظرون .فهلArtinya: …tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunah Allah, sekali-kali kamu tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunah Allah itu.

تبديال الله لسنة تجد ولن قبل من خلت قد التي الله سنة

Artinya: sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. Sebenarnya masih banyak lagi ayat al-Qur'an yang membahas masalah ini. Dan semua ayat tersebut berbicara dalam konteks kemasyaratan.

Page 2: Sunnatullah Di Alam Semesta

Al-Qur'an merupakan kitab pertama kali yang membicarakan tentang hukum alam (sunnatullah). Uraian al-Qur'an tentang hukum kemasyarakatan, hukum alam atau sunnatullah wajar, karena al-Qur'an merupakan kitab suci dan transenden yang berfungsi mengeluarkan manusia dari gelap-gulita (al-dhulumat) menuju terang benderang (al-nur).

2.2  Macam – Macam Sunnatullah

Sunnatullah terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyu yang tertulis dalam

bentuk lembaran atau dibukukan, yaitu Al-Qur’an.

2. Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa

kejadian atau fenomena alam. Contohnya, matahari terbit di ufuk timur dan

tenggelam di ufuk barat.

Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu

1.  Kedua-duanya berasal dari Allah swt.

2.  Kedua-duanya dijamin kemutlakannya.

3. Kedua-duanya tidak dapat diubah atau diganti dengan hukum lainnya.

Contohnya adalah hukum yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dalam Al Qur’an

dikatakan bahwa barang siapa yang beriman dan beramal saleh, pasti akan

mendapat balasan pahala dari Allah swt. Selain memiliki persamaan, keduanya

juga mempunyai perbedaan. Sunatullah yang ada di alam, dapat diukur. Lain

halnya dengan sunnatullah yang ada dalam AL-Qur’an. Walaupun hal itu pasti

terjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan waktunya.

2.3  Ciri – Ciri Sunnatullah

Wujud dan ciri hukum Allah/ sunnatullah

a. Hukum yang diwahyukan/ditulis

Hukum tertulis ini adalah yang diwahyukan Allah kepada para nabi dan rasul yang

terhimpun dalam kitab suci dengan ciri ciri :

1. Melibatkan manusia dengan hak pilihnya (yang baik dan yang buruk).

2. Time responsnya (cepat reaksi waktunya) panjang, mungkin lebih panjang dari

usia manusia, bahkan sampai masa kehidupan akhirat, oleh karena itu perlu

iman/percaya.

3. Dan sebagiannya, terlihat dari perjalanan sejarah kemanusiaan (bagaimana

akibat orang yang durhaka dan bagaimana dampaknya)

Page 3: Sunnatullah Di Alam Semesta

b. Hukum yang tidak diwahyukan/tidak tertulis

Hukum tak tertulis ini ialah hukum yang tidak diwahyukan oleh Allah kepada nabi

atau rasul, dengan ciri:

1. Tidak melibatkan manusia dalam proses berlakunya kemerdekaan manusia tidak

mempengaruhi hukum itu.

2. Time responnya pendek, lebih pendek dari manusia.

3. Dapat dibuktikan dengan pengamatan manusia dan dengan jalan eksperimen

(oleh karena itu, Allah mmerintahkan manusia untuk mengadakan penyelidikan

terhadap kejadian dan keadaan di alam ini).

2.4  Sifat-Sifat Sunnatullah

Ada tiga sifat utama sunnatullah yang disinggung dalam Al-Qur’an yang dapat ditemukan oleh ahli ilmu pengetahuan dalam penelitian.

Ketiga sifat itu adalah : 1) Pasti, 2) Tetap, dan 3) Objektif

Sifat sunnatullah pertama adalah ketetapan, ketentuan, atau kepastian, sebagaimana diutarakan dalam Al-Qur’an berikut ini :

Q.S, Al-Furqon (25): 2, yang artinya :

“Dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”

Q.S At-Thalaq (65) : 3 yang artinya :

“Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan (kepastian) bagi tiap sesuatu”

Sifat sunnatullah yang pasti, tentu akan menjamin dan memberi kemudahan kepada manusia membuat rencana. Seseorang yang memanfaatkan sunnatullah dalam merencanakan satu pekerjaan yang besar, tidak perlu ragu akan ketetapan perhitungannya dan setiap orang yang mengikuti dengan cermat ketentuan-ketentuan yang sudah pasti itu bisa melihat hasil pekerjaan yang dilakukannya. Karena itu pula, keberhasilan suatu pekerjaan (usaha atau amal) dapat diperkirakan lebih dahulu. Jika dalam pelaksanaannya suatu rencana atau pekerjaan orang itu kurang atau tidak berhasil, dapat dipastikan perhitungannya yang salah bukan kepastian atau ketentuan yang terdapat dalam sunnatullah. Manusia yang salah membuat suatu perhitungan atau perencanaan dengan mudah dapat menelusuri kesalahan perhitungan dalam perencanaannya.

Sifat sunnatullah kedua yaitu tetap, tidak berubah-ubah.

Sifat ini diungkapkan dalam Al-Quran sebagai berikut :

Q.S Al-Isro (17): 77, yang artinya :

Page 4: Sunnatullah Di Alam Semesta

“Dan tidak akan kamu dapati perubahan bagi ketetapan Kami itu”.Sifat itu selalu terbukti dalam praktek, sehingga seseorang perencana dapat menghindari kerugian yang mungkin terjadi kalau rencana dilaksanankan. Dengan sifat sunnatullah yang tidak berubah-ubah itu seorang ilmuan dapat memperkirakan gejala alam yang terjadi dan memanfaatkan gejala alam itu. Karena itu seorang ilmuan dengan mudah memahami gejala alam yang satu dikaitkan dengan gejala alam yang lain yang senantiasa mempunyai hubungan yang konsisten.

Sifat sunnatullah yang ketiga adalah obyektif. Sifat ini tergambar pada firman Allah sebagai berikut :

Q.S. Al-Anbiya (21): 105, yang artinya :

“bahwasanya dunia akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh”

Q.S Ar-Rad (13): 11, yang artinya :

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada oleh mereka sendiri”.

Saleh, artinya baik atau benar. Orang yang baik dan benar adalah “orang yang bekerja menurut sunnatullah”. Jadi sunnatullah-lah yang menjadi ukuran kebaikan dan kebenaran itu. Orang yang berkarya sesuai atau menurut sunnatullah adalah orang yang “saleh“ atau orang yang baik dan benar. Kesalehan yang dikarenakan telah menepati sunnatullah merupakan kesalehan umum (universal). Kesalehan universal ini sebagai sifat objektif secara / keilmuan, yang biasanya sangat signifikan dijumpai dikalangan para pengembang IPTEK dan para intelektual lainnya. Mereka amat disiplin untuk mengikuti logika cerdas dan sehat dibantu dengan upaya pembuktiaan hipotesis yaitu penelitian (istiqra). Dengan demikian kebenaran yang terdapat dalam sunnatullah adalah kebenaran objektif, berlaku bagi siapa saja dan dimana saja. Untuk memperoleh predikat manusia saleh sekedar mentaati sunnatullah, berlaku pada semua manusia tidak terbatas bagi kaum agamis semata sebab, bagi yang tidak berkarya sebagaimana menurut keharusan aturan-aturan sunnatullah, seperti pemalas, tidak menempati prinsip kerja yang efektif-efisien-produktif dan lain-lain, tidak akan mendapat keberuntungan.

Dengan demikian sunnatullah itu berlaku objektif, karena tidak dipandang saleh bagi orang islam (misalnya) yang ingin kaya tapi pemalas. Karena orang islam tersebut tidak saleh terhadap sunnatullah.

2.5  Sunnatullah dan Alam Semesta

Takdir Allah pada Alam (Sunnatullah tentang alam) : Akurasi Ketundukan Positif. Taqdir Allah pada alam berupa sunnatullah (hukum Allah) yaitu ketentuan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa tentang alam yang dapat dibaca ayat-ayat-Nya (tanda-tandanya) pada ketundukan alam dan pada ketentuan Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa itu.

TسVم Xالش Tر Xخ TسTو الXيVل] عTلTى Tار TهXالن ر aوT يك Tو ار] TهXالن عTلTى TلVيXال ر aوT يك aق TحVب]ال Tض VرTألVا Tو مTوTات] Xالس TقTل Tخ

ار XفTعغVال يVز الVعTز] TهوTالTأ مmى Tمس nل TجTر]ى أل VجTي rكل TرTم TقVال Tو

Page 5: Sunnatullah Di Alam Semesta

Dia menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dia melingkupkan malam atas siang dan melingkupkan siang atas malam. Dia menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada kadar waktu yang telah ditentukan. Ingatlah ! Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. 39/Az-Zumar : 5)

الVعTل]يVم] يVز] الVعTز] د]يVر VقTت Tل]كT ذا ا TهTل xر TقTت Vل]مس ر]ى VجTت مVس XالشTو

Dan matahari bergerak pada garis edarnya. Demikian itu taqdir Allah yang Mahakuasa lagi Maha Mengetahui(QS. 36: Yaasiin Ayat : 38)

الVقديVم] جون] VعرVالTك TادTع تXى Tح Tاز]لTن Tم نTاه` VرXقد TرTم TقVال Tو

Dan bulan Kami taqdirkan pula tempat-tempat edarnya. Sehingga manakala ia sampai ke tempat edar yang terakhir, ia kembali mengecil, melengkung seperti tandan tua (QS. 36: Yaasiin Ayat : 37)

TنVحوTب VسTي nكTل Tف ف]ى rكلTار]و TهXالن اب]ق Tس اللXيVل TالTو TرTم TقVال Tر]كVتد VنTأ ا TهTل يTنVبTغ]ى مVس XالشTال

Tidak mungkin matahari mencuri langkah mencapai kecepatan bulan, dan tanda-tanda malampun tidak dapat mendahului tanda-tanda siang. Masing-masing pada garis edarnya bertasbih (QS. 36: Yaasiin Ayat : 39)

Bertasbihnya alam sebagaimana matahari bergerak pada garis edarnya adalah ketundukan akurat pada ketentuan taqdir (sunnatullah) tentang alam. Ketundukan alam sedemikian itulah akurasi ketundukan positif pada taqdir Allah. Itu pula shalatnya alam kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa.

TنVآئ]ع]يTاطTنVيTت� أ الTتTا Tق ا ه� VرTك VوTأ ائVت]يTاطTوVع�ا ض] Vر

TألV[ل Tو ا TهTل Tال Tق Tف �ان Tدخ Tه]يTو آء] Tم Xالس ىإ]لTى TوTت Vاس Xثم

Kemudian Dia menyempurnakan penciptaan langit, ketika itu masih merupakan gas seperti awan. Lalu Allah Subhaanahu wa Ta'aalaaberfirman kepadanya dan kepada bumi sekaligus : "Datanglah kalian keduanya baik dengan jalan taat maupun dalam keadaan terpaksa" Keduanya menjawab : "Kami datang dengan taat" (QS. 41/Fushshilat : 11).

الTتTه Tص Tل]مTع Vد Tق كل� nات Xآف Tص وTالطXيVر ض] VرTألVا Tو ماوTات] Xالس ف]ى VنTم لTه بaح Tيس Tالله XنTأ TرTت VمTلT أ

TنVلوTع VفTاي Tب]م �عTل]يVم الله Tو ه TحVب]ي VسTت Tو

Apakah kau tidak (mau) tahu bahwasanya Allahlah yang pada-Nya segala yang ada di langit dan di bumi bertasbih memahasucikan. Juga burung burung dengan mengembangkan sayapnya di udara. Masing-masingnya sungguh tahu shalat dan tasbihnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (QS/24 : An-Nuur : 41).