summary bollinger bands
TRANSCRIPT
SUMMARY
MATEMATIKA PASAR MODAL
INDIKATOR BOLLINGER BANDS
Disusun Oleh:
MUH. IRSAN
101104056
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
BOLLINGER BANDS
A. Definisi dan Konsep
Bollinger Bands merupakan salah satu indikator pada transaksi diperdagangan
berjangka. Bollinger Bands sendiri diambil dari pembuatnya “John A. Bollinger” pada
awal tahun 1983. Bollinger Bands diciptakan untuk membantu membandingkan volatilitas
dan harga relatif dalam satu periode analisis. Bollinger Bands sendiri sebenarnya terdiri
atas tiga buah garis yang membentuk semacam sabuk pembatas terhadap pergerakan
harga. Namun dalam penerapannya garis tengah Bollinger Bands seringkali tidak
ditampilkan karena memang garis tengah tersebut hanyalah garis Moving Averages biasa.
Perhatikan gambar berikut ini:
Seperti yang diterangkan di atas, Bollinger Bands sendiri bentuknya menyerupai
sabuk yang menjadi pembatas pergerakan harga. Apabila terjadi ketidak seimbangan
antara demand dan supply, maka Bollinger Bands akan lebih melebar dibandingkan
kondisi seimbang.
Sebagai contoh dari gambar diatas, terjadi keadaan dimana supply lebih banyak dari
demand sehingga membuat harga turun dari 1.2185 menuju 1.2071 (114 point), maka
sabuk bolinger akan lebih melebar karena memang laju harga sedang meningkat.
Bandingkan dengan keadaan dimana demand dan supply cenderung sama seperti pada
pukul 12.00 dan setelahnya. Jika terjadi keseimbangan yang artinya pasar akan bergerak
dalam kondisi sideways maka Bollinger Bands akan lebih menyempit dari biasanya
karena memang laju harga tidak secepat ketika uptrend atau down trend.
Sebagai volatility indikator, sebenarnya Bollinger Bands tidak dapat berdiri sendiri.
Indikator ini biasanya digunakan hanya sebagai indikator awal untuk mengukur harga
relatif dan volatility (volatile = mudah berubah – volatility = tingkat kecepatan dalam
berubah). Bollinger Bands bukanlah indikator action, jadi disarankan jika menggunakan
indikator satu ini, gunakan juga indikator lain sebelum mengambil keputusan untuk buy
atau sell.
B. Kajian Teori
Untuk mulai mengambil manfaat indikator Bollinger Bands ini menurut John Bollinger
sendiri ada 15 aturan dasar yang perlu dipahami. Aturan-aturan tersebut tertuang dalam
bukunya: "Bollinger on Bollinger Bands". dari ke 15 aturan tersebut dapat dirangkum ke
dalam 4 kategori, sebagai berikut.
1. High dan Low
Bollinger Bands mampu menyediakan definisi relatif akan harga rendah (low)
dan harga tinggi (high) dari pergerakan harga. Harga tersebut dapat (dan biasanya)
bergerak naik ke arah upper band atau turun ke lower band. Jika harga ditutup di
bagian luar Bollinger Bands, hal tersebut tidak selalu berarti reversal, namun dapat
juga merupakan sinyal berlanjut, terutama ketika ketiga garis bergerak semakin
menyempit.
2. Kombinasi dengan Indikator
Definisi relatif (high dan low) Bollinger Bands, dapat digunakan untuk
membandingkan pergerakan harga dengan pergerakan indikator lain untuk
menghasilkan sinyal transaksi yang valid. Penggunaan indikator Bollinger Bands
sebagai sinyal konfirmasi dapat berasal dari momentum, volume, sentimen, open
interest atau data inter-market. Namun sebaiknya tidak merupakan indikator
golongan yang sama. Selain itu, penggunaan indikator volatilitas atau tren tambahan
tidak diperlukan karena dengan sendirinya sudah tercerminkan dalam Bollinger
Bands.
3. Pengenalan Pola Harga (Pattern Recognition)
Ketiga, Bollinger Bands dapat digunakan sebagai penjelas pola harga (price
pattern), seperti pola "M" pada puncak harga dan pola "W" pada dasar harga.
4. Nilai Default dan Penyesuaian
Nilai default Bollinger Bands adalah MA periode 20, plus 2 SD untuk upper
band dan minus 2 SD untuk lower band. Nilai aktual dari setiap instrumen dapat
berbeda-beda tergantung dari instrumennya dan time frame yang digunakan masing-
masing.
Periode MA yang digunakan sebaiknya intermediate, dan tidak harus dicari
seakurat mungkin seperti halnya ketika menggunakan MA crossover. Jika periode MA
diatur lebih panjang, maka sebaiknya jumlah standar deviasinya juga turut
ditingkatkan. Misalnya, +/- 2,1 standar deviasi pada MA periode 50.
Demikian juga sebaliknya, standar deviasi diturunkan ketika menggunakan MA
periode lebih pendek, misalnya +/- 1,9 SD pada MA periode 10.
Bollinger Bands adalah indikator teknikal yang memiliki tiga garis utama yang
bergerak mengikuti rata-rata pergerakan harga sepanjang periode tertentu. Garis utama
Bollinger Bands yang berada di tengah gerakan (middle band) dan menjadi tolok ukur
merupakan garis rata-rata pergerakan harga yang dihitung secara sederhana (simple
moving average). Sementara dua garis lainnya ditempatkan pada bagian atas dan bawah
(upper & lower band) dihitung berdasarkan +/- 2 standar deviasi dari garis rata-rata (MA).
Gambar Bollinger Bands, MA 20 & STD 2
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, Bollinger Bands pada dasarnya terdiri dari
tiga garis. Yang timbul pada pikiran kita tentunya dari mana garis-garis ini berasal? Berikut
penjelasannya:
Jika harga menyentuh garis Upper Band maka kecenderungan harga akan bergerak
terus keatas sampai timbul tanda pembalikan. Hal ini perlu diperhatikan untuk melakukan
let profit run. Jangan jual jika harga menyentuh upper band. Jika harga menyentuh garis
upper band dapat dipakai sebagai tanda bahwa mata uang telah overbought. Garis Upper
Band bisa dianggap sebagai reisitance jika dibarengi adanya tanda pembalikan.
Jika harga menyentuh lower band maka harga akan cenderung turun terus sampai
timbul tanda pembalikan. Jadi jangan lakukan pembelian jika harga menyentuh lower And.
Jika harga menyentuh garis lower band dapat menandakan bahwa mata uang sedang
dalam keadaan oversold Garis lower band bisa dianggap sebagai support jika dibarengi
adanya tanda pembalikan.
Garis middle band dapat dijadikan patokan mata uang menjadi bullish atau bearish.
Jika harga memotong keatas garis middle band maka trend menjadi bullish, Sebaliknya
jika harga memotong kebawah garis middle band maka trend menjadi bearish.
Pada Bollinger Bands terdapat beberapa metodologi utama, di antaranya adalah
Playing The Bollinger Bands dan Bollinger Bands Breakouts.
1. Playing The Bollinger Bands
Playing the Band didasarkan pada pernyataan bahwa sebagian besar dari
semua Closed Price harus dilakukan dalam Bollinger Bands. Berdasarkan pernyataan
ini bahwa harga saham atau apapun akan jarang keluar dari Bollinger Bands, yang
umumnya berada di lingkar sabuk Simple Moving Average (SMA) periode 20.
Sinyal Beli (Buy Signal)
Setelah harga menyentuh lower band lalu ada tanda pembalikan dari
candlesticks maka terjadi tanda beli yang kuat. Lihat Stochasticnya. Dua tanda
tersebut hampir selalu diikuti oleh tanda stocahstic buy signal.
Middle band dapat dibuat sebagai support dan bisa dipakai untuk daerah beli
jika ada candle bottom reversal. Jangan sekali-kali beli jika tidak ada tanda
pembalikan tersebut.
Sinyal Jual (Sell Signal)
Sebaliknya jika harga menyentuh upper band dan diikuti oleh adanya tanda
pembalikan dari candlestick maka terjadi tanda jual yang kuat. Dua tanda tersebut
hampir selalu diikuti oleh tanda stochastic sell signal.
Setelah pembelian maka middle band dapat dibuat sebagai resistance untuk
bisa meletakan target profit. Lihat juga apakag disekitar situ ada tanda pembalikan
dari candle atau tidak. Jika tidak ada lakukanlah let profit rum
Gabungan Bollinger Bands, Candle dan Stochastic dapat digunakan dalam
seluruh time frame mulai dari yang terpendek sampai dengan yang terpanjang.
Sekuat-kuatnya sinyal beli atau jual yang ditimbulkan oleh tiga serangkai
indikator tersebut, bisa saja kenyataan mengatakan sebaliknya. Jadi jangan lupa
selalu untuk menetapkan stop loss.
2. Bollinger Bands Breakouts
Bollinger Bands Breakouts pada dasarnya merupakan kebalikan dari Playing
The Bollinger Bands. Breakout terjadi setelas periode konsolidasi, setelah Closed
Price di luar Bollinger Bands. indikator lain seperti garis support dan resistan dapat
memberikan manfaat ketika ingin memutuskan apakah ingin membeli atau menjual ke
arah breakout atau tidak.
Grafik di bawah ini akan menunjukkan dua contoh Bollinger Bands Breakouts:
C. Formula Matematis
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Bollinger Bands terdiri dari 3 garis, yaitu
Upper Band, Middle Band dan Lower Band. Middle Band sendiri merupakan garis Simple
Moving Average, dan yang sering digunakan adalah Simple Moving Average periode 20.
Upper band merupakan garis yang berada di atas middle band, yang berada 2 kali
standar deviasi di atas middle band, atau biasa dirumuskan:
Upper Band = SMA + 2 x s
Lower band sendiri merupakan kebalikan dari upper band. Garis ini berada 2 kali di
bawah middle band, atau bisa dirumuskan:
Lower Band = SMA – 2 x s
Standar deviasi merupakan perhitungan statistik biasa yang digunakan untuk
mengukur besarnya penyimpangan pada tiap-tiap data. Rumusnya adalah sbb:
𝑠 = √∑ (𝑥𝑖 − �̅�)2𝑛
𝑖=1
∑ 𝑥𝑖𝑛𝑖=1
Dengan 𝑥𝑖 = data ke-𝑖
�̅� = rata-rata
Data yang kita gunakan dalam perhitungan ini bukan hanya closed price saja seperti
pada SMA biasa. Pada Bollinger Bands, data yang dipakai adalah gabungan antara
high,low dan closing price. Ada dua jenis pengambilan data pada middle band yaitu
dengan memakai Typical Price dan Weighted Price.
𝑇𝑦𝑝𝑖𝑐𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 =ℎ𝑖𝑔ℎ + 𝑙𝑜𝑤 + 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒
3
𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 =ℎ𝑖𝑔ℎ + 𝑙𝑜𝑤 + 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒 + 𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒
4
Namun, yang paling sering digunakan adalah typical price.
D. Karakter Bollinger Bands
Setiap indikator tentulah punya karakter masing-masing. Begitu juga dengan indikator
Bollinger Bands. Satu hal yang unik yang dimilikinya adalah Bollinger Bands
memampukan tiap-tiap orang menginterpretasikan indikator ini dengan caranya masing-
masing. Bahkan John Bollinger sendiri, pencipta indikator ini mengatakan bahwa hal yang
paling menarik dalam analisa menggunakan Bollinger Bands adalah memperhatikan
bagaimana setiap orang menggunakannya. Meski ada beberapa aturan baku dalam
Bollinger Bands, tetapi bisa saja trader satu dengan trader lainnya memiliki cara yang
berbeda dan penggunaan yang berbeda dalam memakai Bollinger Bands. Berikut adalah
karakter umum yang berlaku pada Bollinger Bands:
Bollinger Bands adalah indikator awal yang tidak dapat dipakai sebagai indikator
action.Harus dipakai bersama indikator lainnya. Tentukan salah satu indikator yang
terbaik bagi Anda sebagai indikator action, namun jangan memakai indikator action
lebih dari satu. Beberapa indikator action yang baik adalah RSI, Stochastic ataupun
momentum.
Pada umumnya harga akan bergerak dalam sabuk, namun demikian dapat juga
harga bergerak diluar dari sabuk. Ini dapat berarti akan terjadi reversal atau malah
sebaliknya penguatan trend yang sedang berlangsung. Untuk mengetahuinya kita
dapat melihat indikator action yang kita pakai.
Penentuan periode dalam Bollinger Bands juga berpengaruh disini. Semakin kecil
periode yang dipakai maka lebar sabuk akan semakin kecil dan demikian sebaliknya.
Jika Bollinger Bands kita gabungkan dengan RSI, demikian hasilnya:
Bila harga berada diluar upper band atau sama, sementara RSI masih berada
dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang
terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea overbought dan sedang
meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam
beberapa candle kedepan.
Bila harga berada diluar lower band atau sama, sementara RSI masih berada
dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang
terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea oversold dan sedang meninggalkan
area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle
ke depan
Perhatikan gambar berikut
Perhatikan area yang dilingkari dan besar smoothing RSI. Pada 1.1932, besar
smoothing RSI adalah 39.9429 dan harga telah menembus upper band dua kali secara
berturut-turut. Ini mengindikasikan bahwa akan terjadi penerusan trend yang baru saja
dimulai. Dalam kenaikan harga, tercatat beberapa kali juga harga menembus upper band
namun RSI belum juga meninggalkan overbought area. Ini berarti trend masih akan terus
terjadi sampai RSI meninggalkan overbought area.
Sekarang bandingkan dengan gambar berikut ini:
Pada area yang dilingkari smoothing RSI bernilai 31.7379 dan harga telah menembus
lower band tiga kali dengan bullish candle. Dengan demikian diperkirakan akan terjadi
pembalikan trend seperti terlihat pada candle berikutnya. Kenapa saya dapat
memberikan perkiraan bahwa akan terjadi pembalikan trend dari bearish menuju bullish?
Itu karena selain indikator action saya menunjukan harga telah meninggalkan oversold
area dan mengarah menuju overbought area.
Dapat disimpulkan dari penggunaan contoh disini, sebenarnya pemaduan Bollinger
Bands dengan indikator lainnya dapat kita lakukan bila kita memahami penggunaan
indikator lain tersebut dengan benar. Penggunaan indikator yang tepat akan
menghasilkan keputusan yang saling menguatkan dan menunjang sehingga diperoleh
berbagai keuntungan. Semakin kita memahami penggunaan indikator action maka
semakin besar kesempatan kita memanfaatkan Bollinger Bands sebagai volatilitiy
indikator.
E. Pemakaian Bollinger Band
Walaupun Bollinger tidak dapat digunakan sendiri, namun ada beberapa indikasi open
Buy/Sell yang masih kita bisa peroleh melalui Bollinger Bands terutama melalui middle
band. Ingat, pada dasarnya middle band adalah indikator Simple Moving Average. Ini
berarti apa yang berlaku pada SMA juga berlaku pada middle band:
Middle band berada di bawah harga, maka ini mengindikasikan Bullish trend.
Middle band berada di atas harag, indikasi Bearish trend.
Perpotongan antara middle band dan harga, indikasi peralihan trend.
Double bottom buy. Ini akan terjadi ketika harga menembus lower band dua kali
berturut-turut. Adanya double bottom merupakan indikasi akan terjadi peningkatan harga.
Namun untuk memastikannya, diperlukan konfirmasi harga menembus middle band. Jika
telah menembus middle band, maka bisa diperkirakan akan terjadi uptrend dimana kita
harus membuka posisi buy.
Kebalikan dari double bottom buy adalah double top sell yaitu keadaan dimana harga
menembus upper band dan divalidasi dengan penembusan middle band juga. Ini berarti
akan terjadi penurunan harga dimana kita harus membuka posisi sell terlebih dahulu
guna memperoleh keuntungan.
F. Kesimpulan
1. Kelebihan
Mampu menyediakan definisi relatif akan harga turun dan harga naik
Dapat dikombinasikan dengan indikator yang lain.
Dapat digunakan sebagai penjelas pola harga
2. Kelemahan
Tidak dapat berdiri sendiri
Bukan merupakan indikator Action
Membutuhkan indikator lain sebagai indikator Action agar dapat dimanfaatkan
3. Rekomendasi
Bollinger Bands bukan merupakan indikator Action, jika ingin menggunakan
indikator Bollinger Bands, gunakan indikator lain sebelum mengambil keputusan
untuk Buy atau sel
Jika ingin menggunakan indikator Bollinger Bands, sebaiknya memahami terlebih
dahulu indikator lain yang akan digunakan sebagai indikator Action.
DAFTAR PUSTAKA
. 2012. Bollinger Bands. Diakses pada tanggal 25 Februari 2013, pukul 11.00 WITA
(http://belajarforex.com/indikator-teknikal/bollinger-bands.html)
. 2012. Bollinger Bands. Diakses pada tanggal 4 Maret 2013, pukul 10.30 WITA
(http://www.hif.co.id/in/edukasi/analisa-teknis/bands-bolinger)
. 2011. Bollinger Bands dan Pendukungnya. Diakses pada tanggal 4 Maret 2013,
pukul 10.30 WITA (http://indo.mt5.com/showthread.php?4193-Bollinger-Bands-dan-
pendukungnya)
Rohedi, Cucun. 2012. Bollinger Bands. Diakses pada tanggal 4 Maret 2013, pukul 10.30 WITA (http://www.tradingcermat.net/2012/09/bollinger-bands.html)