sultan muhammad al fatih

16

Upload: bahrum-subagia

Post on 28-Nov-2014

556 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Sultan Muhammad Al Fatih
Page 2: Sultan Muhammad Al Fatih

1

Sang Penakluk: Sultan Muhammad Al Fatih

Penulis Abu Aisyah (www.KisahIslam.net) Penyunting B. Subagia Perwajahan Isi B.S. Gia Penata Letak Bahgia Desain Sampul Abu Zubair Penerbit Melek Pustaka Bogor: JL. KH. Sholeh Iskandar Km.2. Bogor 16162 Telp. 085813405685 e-mail: [email protected] cetakan pertama 1435 H

Melek adalah akronim dari Medium Intelektual yang awalnya sebuah komunitas

santri-santri Ulil Albaab Bogor. Komunitas ini terus berusaha memberikan

pencerahan-pencerahan kepada umat Islam menuju kejayaannya. Kami

berkomitmen untuk menebarkan ilmu-ilmu keislaman yang bermanfaat bagi kaum

muslimin.

Page 3: Sultan Muhammad Al Fatih

2

Daftar isi

Daftar isi ...................................................................................... 2

Sang Penakluk ............................................................................. 3

Kelahiran dan Pertumbuhan Sultan Al Fatih ................................. 4

Memimpin Pemerintahan ............................................................. 5

Penaklukan Konstatinopel ............................................................ 7

Penyempurnaan Penaklukan ......................................................... 8

Kematian Sulthan Muhammad II Al Fatih .................................. 11

Wasiat Sultan Muhammad II Al Fatih Sebelum Wafat ................ 14

Page 4: Sultan Muhammad Al Fatih

3

Sang Penakluk

Muhammad II bin Murad II bin Muhammad Jalbi

Julukan: Sultan Ghazi Muhammad Al Fatih

Tahun Kelahiran: 835 H / 1432 M

Tempat Kelahiran: Adranah – Turaqiya – Turki

Tahun Wafat: 886 H / 1481 M

Tempat Wafat: Dariqa – Kokali – Turki

Sultan Ghazi Muhammad Khan II Al Fatih adalah Sultan ke-7

Dinasti Utsmani dan keturunan keluarga Utsman. Selain gelar Al

Fatih beliau juga dijuluki ‘Abi Al Futuh’ dan ‘Abi Al Khairat’. Dan

setetlah penaklukan Konstatinopel beliau dijuluki ‘Qaisar’ dan

julukan itu disandarkan pula kepada sultan-sultan setelah beliau.

Sultan Al Fatih ini terkenal beliau adalah yang telah menghabisi

hingga akhir kekaisaran Bizantium setelah berlangsung lebih dari

11 abad.

Sultan Al Fatih memerintah kurang lebih 30 tahun. Selama itu

Sultan Al Fatih telah melakukan penaklukan-penaklukan di Asia,

menyatukan kerajaan-kerajaan di Anatolia, menyerang Eropa

sampai Belgrade. Salah satu yang menonjol dari system

pemerintahannya adalah integrasinya terhadap departemen-

departemen Byzantium lama dalam Dinasti Utsmani untuk

selanjutnya.

Page 5: Sultan Muhammad Al Fatih

4

Kelahiran dan Pertumbuhan Sultan Al Fatih

Sultan Muhammad II Al Fatih lahir pada 27 Rajab 835 H / 30

Maret 1432 M di kota Edirne. Modal Daulah Utsmaniyah

berikutnya. Ia tumbuh dalam naungan ayahandanya sendiri, Sultan

Murad II, Sultan ke-6 Daulah Ustmaniyah. Ayah Sultan Muhammad

II Al Fatih memperhatikan putranya dengan menjaga dan

mendidiknya, supaya nantinya pantas menjadi pemimpin dan bisa

memenuhi tanggung jawabnya. Sultan Muhammad II Al Fatih telah

menyelesaikan hafalan Qur’annya, membaca hadits, belajar ilmu

fikih, matematika, astronomi dan urusan perang. Disamping itu

semua, Sultan Muhammad II Al Fatih juga belajar bahasa Arab,

Persia, Latin dan Yunani.

Sultan Muhammad II Al Fatih ditempatkan oleh ayahnya untuk

memerintah Magnesia (ketika itu ia masih kecil) untuk melatihnya

mengurusi urusan kenegaraan dan pengelolaannya di bawah

bimbingan sekelompok pembesar ulama masanya, seperti Syaikh

Aq Syamsudin dan al Mula al Kaurani. Merekalah yang membekali

terciptanya kepribadian sang pemimpin kecil, membangun arah

intelektualitas dan kulturanya dengan pondasi keIslaman yang

kokoh.

Perang Syaikh Aq Syamsudin tampak dalam pembentukan

kepribadian Muhammad Al Fatih. Ia telah mendoktrin dalam diri

Sultan Muhammad II Al Fatih sejak kecil tentang dua hal; Pertama,

melipatgankan gerakan berjihad untuk Utsmani. Kedua, selalu

memberitahukan kepada Sultan Muhammad II Al Fatih sejak kecil

bahwa ia adalah pemimpin yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi

Page 6: Sultan Muhammad Al Fatih

5

shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dalam kitab musnad

karya Imam Ahmad bin Hanbal yang artinya, “Sungguh nanti

Konstatinopel akan ditaklukan. Sebaik-baik pemimpin adalah

kepemimpinannya, dan, sebaik-baik pasukan adalah pasukannya.”

Oleh karena itu, Sultan Muhammad II Al Fatih berharap hadits Nabi

tersebut akan terealisasikan kepadanya. Ia tumbuh sebagai pemuda

yang berjiwa tekun, tinggi cita-citanya, bagus perangainya, tajam

daya peka dan perasaannya, berbudi luhur, ahli syair, serta

berpengetahuan tinggi tentang urusan perang dan politik. Ia sering

mengikuti ayahnya bersama-sama dalam peperagan dan

pertempurannya.

Memimpin Pemerintahan

Sultan Muhammad II Al Fatih memimpin kerajaan sepeninggal

ayahnya pada 5 Muharram 855 H / 7 November 1451 M. Ia

memulai mempersiapkan peralataan untuk menaklukan

Konstatinopel, agar mimpinya bisa terealisasi. Pada saat yang sama,

ia memudahkan kerajaan yang masih baru untuk melakukan

penaklukan-penaklukan di daerah Balkan. Sultan Muhammad II Al

Fatih menjadikan Negara tersebut bergandengan yang tidak bisa

dipisahkan oleh musuh yang hendak menyergapnya dan supaya

menjadi tempat kabar gembira kenabian. Sultan Muhammad II Al

Fatih menyiapkan siasat dan militer untuk penaklukan tersebut.

Termasuk salah satu siasatnya adalah memperbaharui perjanjian

dan kesepakatan gencatan senjata dengan semua tetangganya dan

orang-orang yang mempunyai hubungan tertentu dengan

kesultanan, seperti Serbia dan Ksatria Suci Johana (Khight of St

John) dan yang lain. Tujuannya adalah untuk mengisolasi kerajaan

Page 7: Sultan Muhammad Al Fatih

6

Byzantium dimulai dari tetangganya, baik dengan politik maupun

pertempuran. Kemudian Sultan Muhammad II Al Fatih

mempersiapkan lebih dari seperempat juta pasukan mengelilingi

Byzantium dari arah darat dan dilanjutkan pengepungan kota

selama 53 hari. Dan selama itu telah diselesaikan pembangunan

fasilitas militer yang sangat besar dan mendatangkan pakar militer

yang handal termasuk produsen terkenal dari Hungaria ‘Urban’ dan

orang yang mampu melakukan serangan balasan yang besar

dengan melemparkan bola-bola batu besar yang berapi. Byzantium

telah melakukan segala upaya untuk mempertahankan kota. Jumlah

yang besar dari pasukan Utsmani dapat dilihat dari proses-proses

persiapan penaklukan. Dan, yang menjadi hambatan paling pokok

yang berada di depan para pasukan Utsmani adalah rantai besar

yang digunakan pasukan Byzantium untuk mengendalikan pintu

masuk tanduk emas. Dan tidak mungkin bisa dibuka kecuali

melompati rantai ini namun gagal. Kemudian pasukan

memindahkan 70 perahu setelah mengaspal dan meratakan

tanahnya dalam waktu yang singkat. Setelah selesai, dituangkan

minyak di papan kayu dan diletakkan di jalan untuk memudahkan

jalannya perahu-perahu diatasnya sepanjang 3 mil dan semua ini

selesai dalam semalam dan jauh dari pengintai musuh.

Pengepungan kota telah sempurna dari segala sisi.

Hal yang paling menonjol dari yang telah dipersiapkan untuk

penaklukan penuh berkah ini adalah menuangkan perlawanan

dahsyat yang belum pernah terlihat di Eropa. Kemudian membuat

perahu-perahu jalan Dardaniel. Dan disamping Eropa dari arah

selat Bosporus dibangun benteng besar yang terkenal dengan

sebutan ‘Benteng Rumeli Hishar’ untuk menguasai Bosporus.

Page 8: Sultan Muhammad Al Fatih

7

Penaklukan Konstatinopel

Setelah selesai mempersiapkan semua sarana yang akan

digunakan untuk menaklukan Konstatinopel, Sultan Muhammad II

Al Fatih memberangkatkan pasukannya yang mencapai 265 ribu,

baik pasukan yang berjalan maupun yang berkuda. Mereka disertai

dengan perlawanan yang besar. Mereka menuju Konstatinopel pada

pagi hari ketiga bertepatan 20 Jumadil Ula 857H / 29 Mei 1453M.

Pasukan Sultan Muhammad II Al Fatih berhasil menyerbu benteng-

benteng Konstatinopel. Peristiwa ini sangat langka dalam sejarah,

sebab dilakukan hanya dalam satu kali operasi militer. Dari

penaklukan tersebut, Sultan Muhammad II Al Fatih mendapat gelar

‘Al Fatih’ dan beliau tidak dikenal kecuali dengan julukan tersebut.

Ketika Sultan Muhammad II Al Fatih masuk ke dalam kota ia

langsung loncat dari kudanya dan melakukan sujud syukur kepada

Allah ta’ala. Kemudian ia menuju gereja Aya Shofia dan

memerintahkan untuk membangun masjid di tempat

dimakamkannya sahabat Abi Ayyub Al Anshari orang yang berada

dalam jajaran pasukan awal yang pernah menaklukan kota tua.

Sultan Muhammad II menetapkan pengambilan Konstatinopel

sebagai ibukota dari Daulah Utsmaniyah dan memberinya nama

‘Islam Baul’ dalam bahasa Arab senada dengan Darul Islam,

kemudian diubah dan terkenal dengan ‘Istanbul’. Sultan

Muhammad II menerapkan kebijakan yang toleran terhadap

penduduk kota, memastikan mereka melakukan ibadah secara

bebas dan memaafkan orang-orang yang meninggalkan kota dalam

masa-masa pengepungan untuk kembali ke rumahnya.

Page 9: Sultan Muhammad Al Fatih

8

Penyempurnaan Penaklukan

Setelah menyelesaikan penaklukan yang telah direalisasikan

Sultan Muhammad II yang saat itu usianya belum melebihi 25

tahun, ia menuju Negara Balkan untuk menyempurnakan

penaklukannya. Sultan Muhammad II menaklukan Serbia tahun 863

H /1459 M, Morah di Yunani 865 H / 1460 M, Aflaq dan Baghdan

(Rumania) tahun 866 H / 1462 M, Albania sekitar tahun 867-884H

/ 1463 – 1479 M, Bosnia dan Herzegovina sekitar tahun 867-870 H

/ 1463-1465M. Ia juga berusaha menaklukan Hongaria tahun 881 H

/ 1476 M sebagaimana angan-angannya mengarah menuju Asia

kecil maka ia menaklukan Trabzon tahun 866 H / 1461 M.

Dan termasuk yang menjadi tujuan-tujuan Sultan Muhammad

II adalah ia ingin menjadi Kaisar di Roma, mengumpulkan pecahan

baru ke dalam wilayah penaklukannya, dan menjadikan

Konstatinopel sebagai benteng Byzantium. Untuk mewujudkan

keinginan tersebut, maka ia harus menaklukan Italia. Karena itu ia

harus mempersiapkan yang dijanjikan, mempersiapkan armada

besar dan mampu mengambil pasukannya dan jumlah yang besar

untuk melakukan perlawanan dari dekat kota ‘Autran’. Pasukan Al

Fatih berhasil menguasai benteng kota tersebut pada Jumadal Ula

885H / Juli 1480M.

Sultan Muhammad II berkeinginan untuk mengambil kota

tersebut sebagai pondasi yang digunakan tempat melajunya

pasukan dari arah utara menuju Roma, namun sebelum itu maut

telah menjemputnya pada 4 Rabi’ul Awal 886 H / 3 Mei 1481 M.

Page 10: Sultan Muhammad Al Fatih

9

Sultan Muhammad II: Sang Negarawan dan Pelindung

Peradaban

Medan jihad dan perang yang diperjuangkan oleh Sulthan

Muhammad II di tengah-tengah masa pemerintahannya, yang

mencapai 30 tahun, masih belum menunjukkan prestasinya,

dimana Dinasti Utsmaniyah bisa sampai melakukan peluasan yang

sangat besar yang belum pernah dilihat sebelumnya. Namun

Sulthan Muhammad II adalah seorang negarawan berkaliber tinggi

yang mampu mengelola kerjasama dengan Kara Manley

Mohammed Pasha. Sekretarisnya, Laits Zadeh Mohammed Chalabi

mengarang buku yang diberi judul dengan nama nya sendiri.

Muhammad Al Fatih berhasil meninggalkan prinsip-prinsip dasar

politik Daulah Utsmaniyah yang masih berjalan sampai tahun

1255H/1839M.

Sulthan Muhammad II terkenal sebagai seorang pelindung

peradaban dan sastra. Ia merupakan penyair yang bagus dan

mempunya buku kumpulan syair-syair. Orientalis Jerman J Jacobs,

telah menyebarkan syair-syairnya di Berlin pada tahun

1322H/1904M. Sulthan Muhammad II Al Fatih selalu belajar,

membaca sastra dan syair, bersama para ulama dan penyair, dan

memilih sebagian dari mereka dan menjadikannnya sebagai pejabat

kementrian.

Termasuk bukti cinta Sulthan Muhammad II Al Fatih pada syair

ia mempercayakan kepada Syehda, seorang penyair untuk

mengatur puisi epos yang menggambarkan sejarah Utsmani seperti

Syahnameh yang dilantunkan oleh al Firdausi. Sulthan Muhammad

II Al Fatih ketika mendengar ada seorang yang ahli dalam satu

Page 11: Sultan Muhammad Al Fatih

10

bidang keilmuan maka ia memanggilnya dan memberinya bantuan

dan pertolongan dengan harta atau membawanya ke kerajaan

untuk mengambil keuntungan dari keilmuannya sebagaimana

pernah dilakukan Sulthan Muhammad II Al Fatih bersama tokoh

ahli ilmu astronomi, Ali Qashja al Samarqandi. Setiap tahunnya

Sulthan Muhammad II Al Fatih mengirimkan harta yang banyak

kepada penyair Hindia, Khawaja Jehan, dan penyair dari Persia,

Abdurrahman Jabi.

Sulthan Muhammad II Al Fatih mendatangkan para pelukis dari

Italia ke gedung kerajaan untuk menyelesaikan lukisan-lukisan

kuno dan melatih sebagian orang kerajaan untuk mendalami bidang

melukis.

Dan selain sibuk mengurusi jihad, Sulthan Muhammad II Al

Fatih juga sibuk membangun dan merekonstruksi bangunan

modern. Pada masa jabatannya, ia melakukan pembangunan lebih

dari 300 masjid, diantaranya 192 masjid dan satu universitas di

Istanbul di samping itu juga membangun 57 sekolahan dan asrama

dan 59 kamar mandi umum.

Termasuk bangunan peninggalan Sulthan Muhammad II Al

Fatih yang paling terkenal adalah Masjid Sulthan Muhammad dan

Universitas Abu Ayyub Al Anshari.

Sungguh, Sulthan Muhammad II Al Fatih seorang muslim yang

teguh dengan hukum-hukum syariat Islam, bertakwa, dan wara’. Itu

semua karena keutamaannya yang tumbuh dan pengaruh yang

agung yang melekat dari ayahnya. Adapun perilaku militer yang

dilakukannya adalah perilaku yang sangat modern, yang belum

Page 12: Sultan Muhammad Al Fatih

11

pernah terlihat di Eropa pada abad pertengahan dan belum pernah

dikenal metode ketentraannya sebelumnya.

Kematian Sulthan Muhammad II Al Fatih

Pada bulan Rabi’ul Awal 886H / 1481M, sulthan Muhammad II

Al Fatih pergi meninggalkan Konstatinopel diiringi pasukan yang

sangat banyak. Sebelum keberangkatannya, Sulthan Muhammad II

Al Fatih sudah mengalami sakit-sakitan namun tidak dia hiraukan

karena kecintaan dan kerinduannya terhadap jihad. Ia sendiri yang

keluar memimpin pasukannya. Termasuk kebiasaannya adalah

bersungguh-sungguh dalam laga pertempuran untuk mengobati

rasa sakit yang melandanya. Namun untuk kali ini rasa sakitnya

luar biasa. Ia mulai jalan tertatih-tatih, sehingga mengharuskannya

untuk mencari dokter. Pengobatan dan obat-obatan tidak

memberikan kesembuhan. Sultan Muhammad II Al Fatih meninggal

di tengah-tengah pasukannya pada hari Kamis, 4 Rabi’ul Awal 886H

/ 3 Mei 1481M. Ia wafat dalam usia 52 tahun setelah memimpin

kurang lebih selama 31 tahun.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui arah yang akan dituju

oleh Sultan Muhammad II Al Fatih dengan pasukan-pasukannya.

Pendapat orang-orang yang berbeda-beda; apakah Sultan

Muhammad II Al Fatih hendak menuju Roudes untuk menaklukan

jazirah ini, jazirah yang telah menolak komandan Sultan

Muhammad II Al Fatih, Masih Basya atau bersiap untuk menyusul

pasukannya yang telah masuk di Italia selatan dan setelah itu ia

merangsek sendiri menuju Roma, Italia Utara, Perancis dan

Spanyol. Semua itu masih tetap rahasia yang disimpan oleh Sultan

Page 13: Sultan Muhammad Al Fatih

12

Muhammad II Al Fatih di hatinya dan tidak diberitahukan kepada

seorang pun.

Termasuk kebiasan Sultan Muhammad II Al Fatuih adalah

selalu mempertahankan arah yang ditujunya, sangat menjaga

kerahasiaan, dan membuat musuh-musuhnya kalang kabut dan

bingung dengan urusan mereka sendiri. Tidak ada seorang pun

yang tahu kapan mereka mendapatkan serangan terlebih dahulu,

kemudian secepat kilat rahasia ini diikuti dengan kesigapannya

merealisasikan apa yang ia rahasiakan. Sultan Muhammad II Al

Fatih tidak membiarkan musuhnya untuk lebih dahulu waspada

dan bersiap. Beberapa kali salah satu qadhi bertanya kepada Sultan

Muhammad II Al Fatih, “Dimana Anda meletakkan pasukan anda?”

Sultan Muhammad II menjawab, “Jika rambut jenggot saya ini tahu

itu semua, maka pasti saya akan mencabut dan membuangnya ke

neraka.”

Termasuk beberapa misi Sultan Muhammad II Al Fatih adalah

meneruskan penaklukan-penaklukan Islam dari Italia selatan

sampai Italia Utara, kemudian melanjutkan penaklukan tersebut

menuju Perancis, Spanyol dan beberapa Negara, bangsa dan umat

yang lain.

Diceritakan bahwa Sultan Muhammad II Al Fatih dibunuh

dengan cara diracun oleh dokter pribadinya, Ya’qub Basya, yang

telah mendapat hasutan dari penduduk Venesia untuk membunuh

Sultan Muhammad II Al Fatih. Ya’qub Basya sejak lahir bukanlah

Muslim, ia berkebangsaan Italia, mengaku-ngaku mendapat hidayah

dan masuk Islam. Ya’qub memulai ujicoba memasukkan racun

kepada sang Sultan. Namun, ketika ia mengetahui rencana

Page 14: Sultan Muhammad Al Fatih

13

ekspedisi militer sang sultan, maka ia menambah dosisnya, sampai

sang sultan wafat setelah menyelesaikan masa kekuasaannya dalam

pertempuran-pertempuran yang berhubungan dengan penaklukan,

penguatan kesultanan dan memajukannya dan menyelesaikan

tujuan-tujuan baru disela-sela pertempuran.

Sultan Al Fatih telah menaklukan Konstatinopel, seluurh

kekuasaan dan daerah Asia kecil, Serbia, Bosnia, Albania dan Morh.

Ia telah merealisasikan banyak pencapaian-pencapaian yang

diinginkan dalam negeri, yang berjalan menuju kemakmuran,

Sultan Al Fatih membuka jalan bagi pemimpin-pemimpn berikutnya

untuk focus pada perluasan Negara dan daerah-daerah yang baru.

Kedok Ya’qub Basya terbongkar kemudian, ma ia dijatuhi

hukuman mati. Kabar kematian Sultan Muhammad II Al Fatih

sampai ke penduduk Venesia setelah 16 hari, dimana kabar itu

datang dalam bentuk pesan politik yang ditujukan ke kedutaan

Venesia di Konstatinopel dan pesan tersebut berisi kalimat berikut,

“Elang besar sungguh telah mati.” Kabar itu menyebar di Venesia

kemudian keseluruh daratan Eropa. Gereja-gereja di Eropa gembira

dan membunyikan lonceng selama tiga hari atas perintah Paus.

Sultan Muhammad II Al Fatih dimakamkan di pemakaman

khusus yang dibangun di salah satu universitas yang berada di

Astana. Ia meninggalkan reputasi yang mengesankan di kalangan

orang Islam dan Kristen.

Page 15: Sultan Muhammad Al Fatih

14

Wasiat Sultan Muhammad II Al Fatih Sebelum Wafat

Wasiat Sultan Muhammad II Al Fatih kepada putranya, Bayazid

II, ketika menjelang ajalnya, ia mengungkapkan pelajaran yang

paling benar tentang caranya dalam menjalani hidup, nilai-nilai dan

dasar-dasar yang diyakininya dan yang diharapkan bagi pemimpin-

pemimpin setelahnya untuk berjalan di atasnya. Dalam wasiatnya,

Sultan Muhammad II Al Fatih berkata, “Sebentar lagi aku mati,

namun aku tidak menyesal karena aku meninggalkan sepertimu.

Jadilah orang yang adil, baik dan penyayang. Utamakanlah rakyat

yang menolongmu tanpa diskriminasi (pilah pilih). Sebarkanlah

Islam, karena ini adalah kewajiban bagi semua pemimpin di bumi

ini. Dahulukan kepentingan urusan agama di atas segala-galanya

dan janganlah kamu tinggalkan untuk terus mengurusnya. Jangan

menjadikan pemimpin, orang yang tidak menganggap penting

urusan agama, orang yang tidak meninggalkan dosa-dosa besar dan

orang-orang yang tenggelam dalam perbuatan keji. Tinggalkan

bid’ah yang merusak dan jauhilah orang-orang yang menghasutnya.

Luaskanlah petak Negara dengan jihad. Jagalah harta Baitul Maal

dari orang-orang yang ingin mengacaukannya. Takutlah kamu

untuk tidak mengulurkan tanganmu (mengambil) harta salah satu

rakyatmu, kecuali dengan hak Islam! Jaminlah makanan orang yang

membutuhkannya. Serahkanlah kemuliaanmu kepada yang berhak.

Ulama adalah tembok kekuatan bagi Negara. Maka

agungkanlah peran mereka dan doronglah keberanian mereka. Jika

kamu mendengar slah satu diantara ulama itu ada yang tinggal di

Negara lain, maka datangkanlah kepadamu dan muliakanlah

mereka.

Page 16: Sultan Muhammad Al Fatih

15

Waspadalah, jangan sampai kami terbuai oleh harta dan

kekuatan tentaramu! Takutlah jika kalian dijauhkan oleh para

ulama yang ahli dalam hukum syariat! Takutlah jika kamu malah

cenderung melakukan sesuatu yang bersebrangan dengan hukum

syariat! Karena agama adalah tujuan kita. Hidayah adalah manhaj

kita, dan dengan itu semua kita menang.

Ambillah dariku suri taulan ini! Aku datang ke negeri ini

bagaikan semut yang kecil, kemudian Allah subhanahu wa ta’ala

memberiku nikmat yang mulia ini. Maka tetaplah pada jalanku,

contohlah aku, lakukan untuk memuliakan agama ini dan

mengagungkan pemeluknya, jangan kamu gunakan harta Negara

dalam kemewahan, kesenangan atau melebihi kadar kewajaran,

karena semua itu adalah sebab yang paling besar menuju jurang

kehancuran…”

Sumber: Dikutip dari ‘Para Penakluk Muslim Yang Tak

Terlupakan’, Tamir Badar, Pengantar: Dr.Raghib As Sirjani, Penerbit

al Kautsar