sulfonamida antidiabetik

15
MAKALAH KIMIA FARMASI ANALISIS SULFONAMIDA SEBAGAI ANTIDIBETIK OLEH: KELOMPOK VIII Farmasi A HASRIANI MIFTAH ANNUR ADE IRMA DWIARTI F. ARMAILA FAHRU RAHMAN MUH. IRSYAD JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Upload: miftah-annur

Post on 24-Jul-2015

2.028 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sulfonamida antidiabetik

MAKALAH

KIMIA FARMASI ANALISIS

SULFONAMIDA SEBAGAI ANTIDIBETIK

OLEH:

KELOMPOK VIII Farmasi A

HASRIANI

MIFTAH ANNUR

ADE IRMA DWIARTI F.

ARMAILA

FAHRU RAHMAN

MUH. IRSYAD

JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2013

BAB I

Page 2: Sulfonamida antidiabetik

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air,

tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide.

Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus

amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri

sulfonamida. Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2,

sebuah gugu sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah

senyawa yang mengandung gugus tersebut.Beberapa sulfonamida dimungkinkan

diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan

gugus amina.

Dalam kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan

sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamida.

Sulfonamida merupakan kemoterapeutik yang pertama yg efektif

padaterapi penyakit sistemik. Sekarang, penggunaannya terdesak oleh

kemoterapeutik lain yg lebih efektif dan kurang toksik. Banyak organisme yg

menjadi resisten thdsulfonamida. Penggunaannya meningkat kembali sejak

ditemukan kotrimoksazolyaitu kombinasi trimetoprim dengan sulfametoksazol.

Dalam kimia, gugus fungsi sulfonamida dituliskan -S(=O)2-NH2, sebuah

gugus sulfonat yang berikatan dengan amina. Senyawa sulfonamida adalah

senyawa yang mengandung gugus tersebut. Beberapa sulfonamida dimungkinkan

diturunkan dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan

gugus amina.Dalam kedokteran, istilah “sulfonamida” kadang-kadang dijadikan

sinonim untuk obat sulfa, yang merupakan turunan sulfanilamida.

Sulfonamida bersifat amfoter, artinya dapat membentuk garam

dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil garam

alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai.

Sulfonamide berbentuk Kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air,tetapi

garam natriumnya mudah larut.

B. Rumusan Masalah

Page 3: Sulfonamida antidiabetik

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apa itu diabetes melitus ?

2. Definisikan tentang golongan Sulfonamida sebagai antidiabetik?

3. Jelaskan tentang mekanisme kerja obat antidiabetik golongan Sulfonilurea

(sulfonamida) ?

4. Jelaskan tentang identifikasi obat antidiabetik golongan Sulfonilurea

(sulfonamida) ?

Page 4: Sulfonamida antidiabetik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinik yang ditandai oleh

poliuri, polidipsi dan polifagi, disertai peningkatan kadar glukosa darah atau

hiperglikemia (glukosa puasa ≥ 126 mg/dl atau postprandial ≥ 200 mg/dl). Bila

DM tidak segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme lemak dan

protein, dan resiko timbulnya gangguan mikrovaskular atau makrovaskular

meningkat.

B. Golongan Sulfonilurea

Dikenal 2 generasi sulfonilurea, generasi 1 terdiri dari tolbutamid,

tolazamid, asetoheksamid. Generasi II yang potensi hipoglikemik lebih besar

seperti gliburid (glibenklamid). Glipizid, gliklazid dan glimepirid.

C. Mekanisme Kerja Obat Antidiabetik golongan Sulfonilurea

1. Mekanisme kerja

Golongan obat ini sering disebut insulin secretagogues, kerjanya

merangsang sekresi insulin dari granul sel-sel β langerhans pankreas.

Perangsangannya melalui nteraksinya dengan ATP sensitive K channel

pada membran sel-sel β yang menimbulkan depolarisasi membran dan

keadaan ini akan membuka kanal Ca maka ion Ca++ akan masuk sel β,

merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin

dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptida-C. Kcuali itu sulfonilurea

dapat mengurangi klirens insulin di hepar.

2. Farmakodinamik

Penurunan kadar glukosa darah setelah pemberian sulfonilurea

disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin di pankreas. Obat ini

bermanfaat pd penderita DM dewasa yg pankreasnya masih mampu

Page 5: Sulfonamida antidiabetik

memproduksi insulin. Pada penderita dengan kerusakan sel β pulau

Langerhans pemberian obat derivat sulfonilurea tidak bermanfaat.

3. Farmakokinetik

Berbagai sulfonilurea mempunyai sifat kinetik berbeda , tetapi

absorpsi melaui saluran cerna cukup efektif. Makanan dan keadaan

hiperglikemia dapat mengurangi absorpsi. Untuk mencapai kadar optimal

di plasma, sulfonilurea dengan masa paruh pendek akan lebih efektif bila

diminum 30 menit sebelum makan. Dalam plasma sekitar90-99 % terikat

protein plasma terutama albumin, ikatan ini paling kecil untuk

klopropamid dan paling besar untuk gliburamid.

Masa paruh dan metabolisme sulfonilurea generasi I sangat

bervariasi. Masa paruh tolbutamid dan tolazamid sekitar 4-5 jam. Sekitar

10 % dari metabolismenya diekskresi melalui empedu dan keluar bersama

tinja.

Mula kerja tolbutamid cepat, masa aruhnya sekitar 4-7 jam.

Dalam plasma 91-96 % tolbutamid terikat protein plasma dan di hepar

diubah menjadi karboksitolbutamid. Ekskresinya melalui ginjal.

Tolazamid, absorpsinya lebih lambat dari yang lain, efeknya pada

glukosa darah belum nyata untuk beberapa jam setelah obat diberikan.

Masa paruh sekitar 7 jam. Di hepar diubah menjadi senyawa p-

karboksitolazemid, 4-hidroksimetiltolazamid dan senyawa lain, yang

diantaranya memiliki sifat hipoglikemik cukup kuat.

Glipizid, mirip sulfonurea lain, kekuatannya 100 x lebih kuat dp

tolbutamid, tetapi efek hipoglikemia maksimal mirip dg sulfonilurea lain.

Dg dosis tunggal pagi hari terjadi peninggian kadar insulin selama 3 x

makan, tetapi insulin puasa tdk meningkat. Glipizid diabsorpsi lengkap

sesudah pemberian oral dan dg cepat dimetabolisme dlm hati menjadi tdk

aktif.

Page 6: Sulfonamida antidiabetik

Gliburid (glibenklamid) cara kerjanya sama dg sulfonilurea lain,

200x lebih kuat dari pada tolbutamid, tetapi efek hipoglikemia maksimal

mirip sulfonilurea lain, masa paruhnya sekitar 4 jam. Gliburid

dimetabolisme dlm hati, hanya 25% metabolit diekskresi melalui urin dan

sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja. Gliburid efektif dg pemberian

dosis tunggal. Bila pemberian dihentikan obat akan bersih dari serum

sesudah 36 jam.

Asetoheksamid dlm tubuh cepat sekali mengalami

biotransformasi, masa paruh plasma hanya ½ -2 jam. Tetapi dlm tubuh

obat ini diubah menjadi 1-hidroksiheksamid yg ternyata lebih kuat efek

hipoglikemianya daripada asetoheksamid sendiri. Selain itu 1-

hidroksiheksamid juga memperlihatkan masa paruh lebih panjang, kira-

kira 4-5 jam, shg efek asetoheksamid lebih lama daripada tolbutamid.

Kira-kira 10% dari metabolit asetoheksamid diekskresi melalui empedu

dan dikeluarkan bersama tinja.

D. Identifikasi Obat Antidiabetik Golongan Sulfonamida

1. Glimepiride

Organoleptik: Sebuah bubuk hampir tidak berbau putih kekuningan-putih

kristal. Titik lebur 207 ° C.

Kelarutan: praktis tidak larut dalam air.

Analisis kualitatif : Glimepirid dapat dianalisis dengan menggunakan

HPLC, dan spektrometri ultraviolet.

Page 7: Sulfonamida antidiabetik

2. Gliclazid

Organoleptik : Kristal memadat, titik lebur : 181o

Tes warna : Liebermann's Test, hasil posistif berwarna kuning; Mercurous

Nitrate dengan hasil positif hitam.

Metode Analisis kualitatif : Thin layer Chromatography, Gas

Chromatography, High Performance Liquid Chromtography (HPLC), Spektro

UV, dan Spektro IR.

3. Tolbutamid

Organoleptik : serbuk Kristal putih, titik lebur : 129o

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 10 bagian etanol dan 3

bagian aseton, larut dalam kloroform, sedikit larut dalam eter.

Tes warna : Koppanyi–Zwikker testhasil positif warna violet; Mercurous

nitrate positif berwarna hitam.

Metode Analisis kualitatif : Kromatografi lapis tipis, Kromatografi gas, High

Performance Liquid Chromatography, Spektro UV, Spektro Infra Merah, dan

spektro Mass.

Page 8: Sulfonamida antidiabetik

4. Tolazamid

Organoleptik : Serbuk kristal putih, Titik lebur 170-173o

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, larut

dalam aseton, sangat mudah larut.

Metode analisis kualitatif : Kromatografi lapis tipis, Kromatografi gas, High

Performance Liquid Chromatography, Spektro UV, Spektro Infra Merah, dan

spektro Mass.

5. Asetohexamid

Organoleptik : Serbuk Kristal putih, titik lebur 182 ° sampai 187 °.

Kelarutan :. Praktis tidak larut dalam air dan eter, larut dalam 230 bagian

etanol dan 210 bagian kloroform, larut dalam piridin dan dalam larutan encer

hidroksida alkali.

Tes Warna : Koppanyi– Zwikker Test dengan hasil positif violet

Metode analisis kualitatif : Kromatografi Lapis Tipis, high Performance Liquid

Kromatografi, Spektro UV, Spektro Infra merah.

Page 9: Sulfonamida antidiabetik

6. Gliquidone

Organoleptik : Kristal putih atau agak kuning. Titik lebur 178o

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol dan metanol,

larut dalam aseton dan kloroform.

Tes Warna : Koppanyi– Zwikker Test dengan hasil positif violet

Metode analisis kualitatif : Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi gas, high

Performance Liquid Kromatografi, Spektro UV, Spektro Infra merah.

7. Glipizide

Organoleptik : Serbuk putih, Titik lebur 205o

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan etanol, larut dalam kloroform,

dimetilformamida, dan encer solusi hidroksida alkali, sedikit larut dalam

aseton.

Tes warna : Mercurous Nitrate dengan hasil positif berwarna hitam.

Page 10: Sulfonamida antidiabetik

Metode analisis kualitatif : Kromatografi Lapis Tipis, Kromatografi gas, high

Performance Liquid Kromatografi, Spektro UV, Spektro Infra merah, dan

spektro massa.

Page 11: Sulfonamida antidiabetik

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Obat antidiabetik golongan sulfonamida adalah glimepirid, gliclazid,

tolbutamid, tolazamid, asetoheksamit, glikuidon, dan glipizid. Obat-obat

tersebut termasuk kedalam golongan sulfonamida karena memiliki gugus

sulfanilamide

B. Saran

Dengan adanya makalah sederhana ini, kami mengharapkan agar para

pembaca dapat memahami materi obat antidiabetik golongan sulfonamida.

Saran dari kami agar para pembaca dapat menguasai materi ini dengan

baik, dan juga dapat mengetahui beberapa senyawa farmasi lainya yang

ada di ilmu farmasi.

Page 12: Sulfonamida antidiabetik

DAFTAR PUSTAKA

Syarif, dkk. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5.Jakarta: Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI

Abernethy et al. 2007. USP NF. Amerika: The Official Compendia Of Standards

Moffat, Anthony. 2005. Clarke’s Analysis of Drug and Poison. London: Pharmaceutical Press